• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN

No. 32, 2012 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN.

Pedoman Penyelenggaraan Reklame.

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 32 TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyampaikan informasi, pesan atau iklan kepada masyarakat luas setiap orang atau badan diberikan hak untuk menyelenggarakan reklame sesuai kepentingannya;

b. bahwa dalam rangka mengatur penyelenggaraan reklame di wilayah Kota Tangerang Selatan supaya tercipta keindahan, keselamatan, kenyamanan keserasian dan lingkungan, maka perlu dilakukan penataan dalam desain, bentuk, ukuran, struktur konstruksi dan tata letak reklame;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan tentang Pedoman Penyelenggaraan Reklame;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4441);

5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4935);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

(3)

10. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan

Reklame (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2007 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 17);

11. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat

Daerah Kota Tangerang Selatan (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0610);

12. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah (Lembaran

Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 710);

13. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan dan

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 14);

14. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15);

15. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 9 Tahun 2012 tentang Ketertiban Umum dan

Ketentraman Masyarakat (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 912);

Memperhatikan : 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di kawasan Perkotaan;

(4)

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;

3. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pemberlakuan Peraturan

Daerah Kabupaten Tangerang dan Peraturan Bupati Tangerang di Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Nomor 46);

4. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok Fungsi dan

Tata Kerja Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 08);

5. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 16 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok Fungsi dan

Tata Kerja Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 16);

6. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 23 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok Fungsi dan

Tata Kerja Badan Pelayanan, Perizinan Terpadu Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 23);

7. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok Fungsi dan

Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 30);

8. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 78 Tahun 2011 tentang Nilai Sewa Reklame

(Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 78);

9. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 79 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Nama

Pengenal Usaha (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 79);

(5)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REKLAME

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.

2. Pemerintah Daerah adalah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.

4. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, organisasi, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

5. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman yang selanjutnya disingkat DKPP adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berwenang melaksanakan tugas dibidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman.

6. Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman yang selanjutnya disingkat DTKBP adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berwenang melaksanakan tugas dibidang Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman.

7. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnya disingkat BP2T adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berwenang melaksanakan tugas dibidang Pelayanan Perizinan.

8. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

9. Tim Pengendalian adalah Tim yang bertugas mengendalikan bangunan reklame agar diselenggarakan berdasarkan aspek tata ruang, lingkungan hidup, estetika kota atau kelayakan konstruksi.

10. Tim Koordinasi Pengawasan Perizinan adalah Tim yang bertugas melakukan pengawasan terhadap keabsahan dan masa berlaku dokumen perizinan.

(6)

11. Tim Penertiban Reklame adalah Tim yang bertugas menertibkan reklame yang tidak sesuai dengan ketentuan Penyelenggaraan Reklame.

13. Reklame adalah benda, alat perbuatan atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersil memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, dan untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

14. Penyelenggaraan Reklame adalah rangkaian kegiatan dan pengaturan yang meliputi perencanaan, perizinan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan penertiban reklame dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang kota yang serasi.

15. Penyelenggara Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

16. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan agar desain, pelaksanaan pembangunan dan bangunan sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan/atau ketinggian bangunan yang ditetapkan.

17. Retribusi IMB adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemberian izin mendirikan bangunan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan umum, orang pribadi atau badan hukum.

18. Pajak Reklame adalah pajak atas Penyelenggaraan Reklame.

19. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemberian izin sewa pemanfaatan lahan untuk Penyelenggaraan Reklame di atas sarana dan prasarana umum yang dimiliki dan atau dikuasai Pemerintah dalam kurun waktu tertentu.

20. Bangunan Reklame adalah media untuk menempatkan reklame yang terdiri dari gelagar bidang reklame berikut komponen struktur konstruksi yang memikulnya termasuk pondasi dan tiang.

21. Gelagar Bidang Reklame adalah bagian atau muka reklame yang dimanfaatkan untuk tempat penyajian pesan-pesan berupa gambar, logo dan atau kata-kata oleh Penyelenggara Reklame.

22. Tipologi Reklame adalah pengelompokan fisik reklame yang meliputi desain, bentuk, ukuran, struktur konstruksi, bahan, dan warna.

(7)

23. Struktur Konstruksi Bangunan adalah sesuatu yang berhubungan erat dengan konstruksi dan sistem pembebanan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan sehingga suatu bangunan dapat berdiri kokoh tanpa ada kerusakan yang berarti akibat beban-beban tersebut.

24. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

25. Tata Letak Reklame adalah tempat titik reklame ditempatkan atau diletakkan.

26. Titik Reklame adalah tempat bangunan reklame didirikan atau ditempatkan.

27. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

28. Sarana dan prasarana umum adalah tanah dan/atau bangunan milik Pemerintah yang berfungsi sosial dan estetik yang dapat menunjang/mendukung kegiatan masyarakat umum.

29. Persil adalah bidang tanah dengan ukuran tertentu, termasuk didalamnya adalah bangunan/gedung.

30. Jalur hijau adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lanskap lainnya yang terletak di dalam ruang milik jalan maupun di dalam ruang pengawasan jalan.

31. Reklame billboard adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan rangka dan plat besi/alumunium atau vinil atau bahan lain yang sejenisnya dengan memakai lampu penerangan/tidak dan menggunakan konstruksi tiang pada pipa besi dipasang pada suatu titik yang telah ditentukan.

32. Reklame Videotron/Megatron/Large Elektronik Display (LED) adalah reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar dengan gambar dan/atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah, terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik.

(8)

33. Reklame Papan Nama adalah reklame yang diselenggarakan untuk memperkenalkan, mengajukan, menguji atau mempromosikan nama usaha atau profesi, pemasangannya menempel di dinding bangunan atau berdiri sendiri dengan jenis konstruksi berbentuk neon box, neon sign atau tine plate.

34. Reklame Papan Merk adalah reklame yang diselenggarakan untuk memperkenalkan, mengajukan, menguji atau mempromosikan suatu merk produk dagang, pemasangannya menempel di dinding bangunan atau berdiri sendiri dengan jenis konstruksi berbentuk neon box, neon sign atau tine plate.

35. Reklame Neon Box/ Neon Sign adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan plastik atau serat gelas (fiberglass) atau jenis visual atau yang sejenisnya, dengan rangka atau plat besi/alumunium serta diberi penerangan lampu neon pada bagian dalamnya.

36. Reklame Baligho/Banner adalah reklame yang diseleggarakan dari bahan kain, plastik, vinil dan sejenisnya yang disablon/dicetak, dengan peletakan menggunakan rangka besi atau alumunium yang tidak permanen dengan jangka waktu pemasangan isi reklame paling lama 7 (tujuh) hari dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 7 (tujuh) hari.

37. Reklame Kain/Spanduk/Umbul-umbul adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenisnya yang dipasang atau digantung horizontal/vertikal yang berisikan tulisan dan/atau gambar- gambar.

38. Reklame melekat/stiker adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda.

39. Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempel, dilekatkan, dipasang atau digantungkan pada suatu benda lain.

40. Reklame Branding adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara menempelkan stiker ukuran besar pada dinding/kaca bangunan atau mengecat bangunan dengan bahan cat tembok, cat minyak dan sejenisnya.

(9)

41. Reklame Berjalan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara ditempatkan/ditempel pada kendaraan bermotor/tidak atau membawa reklame secara berkeliling oleh orang yang berjalan kaki dengan tujuan komersial.

42. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan balon atau bahan lainnya yang diisi dengan gas.

43. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan alat.

44. Reklame Film/Slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise berupa kaca atau film, atau bahan-bahan yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan/atau dipancarkan pada layar atau benda lain di dalam ruangan.

45. Reklame Peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Maksud dari penyusunan Peraturan Walikota ini adalah untuk menata Penyelenggaraan Reklame agar tercipta keindahan, keselamatan, kenyamanan dan lingkungan, maka perlu dilakukan penataan dalam desain, bentuk, ukuran, struktur konstruksi dan tata letak reklame.

Pasal 3

Tujuan dari penyusunan Peraturan Walikota ini adalah untuk menyediakan pedoman teknis dalam rangka Penyelenggaraan Reklame yang memenuhi aspek:

a. Keindahan, yaitu nyaman, asri, rapi, sopan, teratur penempatannya menurut tipologinya/tidak saling menghalangi dan harmonis dengan lingkungan baik ukuran, bentuk, tinggi maupun penempatannya tidak mengganggu obyek lainnya.

b. Keselamatan, yaitu tidak mengganggu aktifitas pejalan kaki dan pengendara serta aman/tidak membahayakan bagi lingkungan di sekitar media reklame itu berada.

c. Fungsional, yaitu mudah dilihat dan dibaca.

d. Fiskal, yaitu dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

(10)

BAB III RUANG LINGKUP

Pasal 4 Ruang Lingkup Peraturan Walikota ini Meliputi:

a. Jenis Reklame;

b. Tipologi Reklame;

c. Tata Letak Dan Pemanfaatan Titik Reklame;

d. Ketentuan Dan Larangan;

c. Perizinan;

d. Pembatalan Dan Pencabutan Izin;

e. Penyelenggaraan Reklame;

f. Pengendalian, Pengawasan Dan Penertiban Reklame; dan g. Sanksi Administrasi.

BAB IV JENIS REKLAME

Pasal 5 Jenis reklame meliputi :

a. Reklame billboard;

b. Reklame billboard JPO;

c. Reklame videotron/megatron/LED;

d. Reklame papan nama, yaitu neonbox, neonsign, dan tineplate;

e. Reklame papan merk, yaitu neonbox, neonsign, dan tineplate;

f. Reklame kain, yaitu spanduk, umbul-umbul, banner, dan baligho;

g. Reklame melekat, yaitu poster dan stiker;

h. Reklame selebaran, yaitu brosur dan pamflet;

i. Reklame berjalan, yaitu pada kendaraan;

j. Reklame udara;

k. Reklame apung;

l. Reklame suara;

m. Reklame film/slide, dan n. Reklame peraga.

(11)

BAB V

TIPOLOGI REKLAME Pasal 6

(1) Setiap penyelenggaraan bangunan reklame billboard, videotron/megatron/LED, papan nama, papan merk, dan reklame kain sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 harus memperhatikan tipologi reklame.

(2) Tipologi reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi beberapa tipe reklame bertujuan untuk memberi keseragaman pada desain, bentuk, ukuran, struktur konstruksi, bahan, warna dan penyajian sebagai salah satu upaya menjaga keindahan, keselamatan dan kenyamanan lingkungan.

(3) Tipologi reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi beberapa tipe reklame sebagai berikut:

a. Reklame billboard Tipe B1;

b. Reklame billboard Tipe B2;

c. Reklame billboard Tipe B3;

d. Reklame billboard Tipe B4;

e. Reklame billboard Tipe B5;

f. Reklame billboard Tipe B6 untuk JPO;

g. Reklame billboard Tipe B7 untuk JPO;

h. Reklame billboard Tipe B8;

i. Reklame videotron;

j. Reklame Papan Nama/Merek Pada Komplek Ruko;

k. Reklame Papan Nama/Perbankan/Showroom;

l. Reklame Papan Nama Tipe Toko/Kantor;

m. Reklame Papan Nama Tipe PN 6/Papan Merek Tipe PM 4;

n. Reklame Papan Nama Tipe Gerbang In – Out;

o. Reklame billboard/Papan Nama Tipe Bentuk Khusus;

p. Reklame Baligho;

q. Reklame Banner;

r. Reklame Banner pada tiang lampu PJU;

s. Reklame Panggung Spanduk;

t. Reklame Kain Umbul-umbul pada Base;

u. Reklame Poster;

v. Reklame Poster pada halte/ Shelter;

w. Reklame Papan Nama Pom Bensin (SPBU);

x. Reklame Baligho Tidak Permanen;

y. Reklame pada Pot Tanaman.

(12)

(4) Pengaturan tipologi dan contoh model reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Walikota ini.

BAB VI

TATA LETAK DAN TITIK REKLAME Pasal 7

(1) Tata letak reklame di harus memperhatikan etika, estetika, keselamatan, keamanan, keserasian bangunan dan lingkungan sesuai dengan RTBL.

(2) Tata letak reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dirinci menjadi titik-titik reklame.

(3) Penentuan titik reklame yang tidak tercantum dalam RTBL diusulkan oleh Tim Pengendalian kepada Walikota.

(4) Walikota dapat mendelegasikan keputusan penentuan titik reklame yang tidak tercantum dalam RTBL.

(5) Keputusan penentuan titik reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat bersifat parsial atau masal.

Pasal 8

(1) Titik-titik reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), dapat ditempatkan pada :

a. lingkungan persil.

b. sarana dan prasarana umum.

(2) Lingkungan persil yang dapat dimanfaatkan untuk titik reklame meliputi : a. halaman atau RTH bangunan.

b. Bangunan.

(3) Pemanfaatan lingkungan persil sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus seizin pemilik atau pengelola persil.

(4) Sarana dan prasarana umum yang dapat dimanfaatkan untuk titik reklame meliputi :

a. jembatan penyeberangan orang (JPO).

b. tiang lampu penerangan jalan umum (PJU).

c. Halte.

d. RTH Kota.

(5) Pemanfaatan sarana dan prasarana umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) harus mendapat rekomendasi dan izin pemanfaatan lahan dari Pemerintah daerah dan instansi sesuai dengan kewenangannya.

(6) Izin pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud ayat (5), diberikan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(13)

Pasal 9

Setiap pemanfaatan titik pada sarana dan prasarana umum untuk Penyelenggaraan Reklame dikenakan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

BAB VII

KETENTUAN DAN LARANGAN Bagian Kesatu

Ketentuan Pasal 10

Setiap Penyelenggaraan Reklame harus memenuhi standar penyelanggaraan reklame sebagai berikut:

a. Standar etik, yaitu isinya tidak bertentangan dengan unsur sara dan menjaga norma kesopanan.

b. Standar estetis, yaitu bentuk dan penampilan memperhatikan aspek keindahan.

c. Standar teknis, yaitu reklame yang dipasang memenuhi standar kelayakan konstruksi.

d. Standar fiskal, yaitu reklame yang dipasang telah memenuhi seluruh kewajiban perpajakan dan/atau retribusi.

e. Standar administrasi, yaitu reklame yang dipasang memenuhi persyaratan perizinan sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Standar keselamatan, yaitu reklame yang dipasang tidak mengganggu lalu lintas dan tidak membahayakan masyarakat disekitarnya.

Pasal 11

Untuk keamanan dan keselamatan pengguna jalan, bangunan reklame harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Harus terbuat dari bahan yang bersifat tahan lama atau tahan karat yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia.

b. Rangka utama harus berupa konstruksi baja atau beton yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia.

c. Bentuk dan ukuran reklame disesuaikan dengan ruang yang tersedia.

d. Sudut pandang reklame harus menghadap arah jalur/jalan baik untuk kendaraan atau pejalan kaki yang membentuk sudut tertentu.

Pasal 12

(1) Konstruksi bangunan reklame harus dirancang sehingga apabila bangunan reklame mengalami kerusakan atau runtuh (roboh) tidak membahayakan pengguna jalan dan tidak merusak konstruksi dan bangunan pelengkap jalan.

(14)

(2) Konstruksi bangunan reklame tidak boleh berupa portal dan/atau jenis konstruksi lainnya yang melintang diatas jalan, yang khusus dimaksudkan untuk reklame.

(3) Untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna jalan, konstruksi bangunan reklame dan instalasi listrik pada bangunan reklame harus memenuhi peraturan teknis yang paling kurang meliputi:

a. Peraturan mengenai pembebanan bangunan;

b. Peraturan mengenai perencanaan bangunan baja;

c. Peraturan mengenai bahan bangunan;

d. Peraturan mengenai perencanaan bangunan beton; dan e. Peraturan mengenai instalasi listrik.

(4) Jaminan keamanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus dituangkan dalam gambar kerja yang dilengkapi dengan perhitungan struktur konstruksi yang ditandatangani oleh ahli struktur bangunan.

(5) Setiap Penyelenggaraan Reklame yang wajib memiliki IMB harus diasuransikan.

Pasal 13

(1) Reklame dapat menggunakan penerangan lampu dengan ketentuan intensitas cahaya lampu dan pantulan cahaya lampu tidak menyilaukan pengguna jalan.

(2) Huruf dan warna iklan pada reklame harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. bentuk huruf atau symbol yang digunakan tidak boleh sama atau menyerupai bentuk huruf dan simbol rambu–rambu lalu lintas; dan b. kombinasi warna yang digunakan tidak boleh sama atau menyerupai

warna yang digunakan untuk rambu–rambu lalu lintas.

Pasal 14

(1) Gelagar bidang reklame Billboard harus diletakkan pada ketinggian batas bawah paling kurang 5 (lima) meter dari permukaan jalan tertinggi.

(2) Reklame dapat dipasang pada struktur JPO paling kurang 1,5 (satu koma lima) meter dari lantai JPO tanpa membahayakan konstruksi dan keselamatan pengguna jalan.

Pasal 15

(1) Saat pengerjaan bangunan reklame, pemohon harus memperhatikan mobilisasi dan penyimpanan bahan bangunan reklame, penyediaan bahan konstruksi jalan, pelaksanaan penggalian, pemasangan, dan pengembalian konstruksi jalan, serta rencana pengaturan lalu lintas.

(15)

(2) Pemohon wajib melaksanakan pengaturan lalu lintas selama pelaksanaan konstruksi bangunan reklame agar gangguan terhadap kelancaran lalu lintas sekecil mungkin.

(3) Pemohon wajib menjaga, memelihara, dan bertanggungjawab terhadap segala kerusakan jalan yang disebabkan oleh Penyelenggaraan Reklame selama jangka waktu perizinan.

Bagian Kedua Larangan

Pasal 16 (1) Pemasangan reklame dilarang:

a. Menempelkan atau menggunakan lokasi/tempat pemasangan reklame yang tidak sesuai dengan ijin yang dimiliki.

b. Menggunakan ukuran dan bahan reklame yang tidak sesuai dengan ijin yang dimiliki.

c. Merusak kelestarian lingkungan tempat pemasangan reklame.

d. Memasang reklame dengan cara melintang diatas jalan.

e. Memasang reklame yang tidak memenuhi standar Penyelenggaraan Reklame.

f. Memasang reklame secara menempel pada pagar bangunan atau taman.

g. Memasang tiang penyangga umbul-umbul dan banner menempel dan atau dipaku pada batang pohon.

h. Memasang/menempatkan reklame yang menghalangi pandangan reklame lainnya.

i. Memasang tiang reklame di atas saluran drainase dan trotoar.

j. Menyelenggarakan reklame dengan cara mengecat dinding atau atap bangunan (branding).

(2) Dilarang menyelenggarakan reklame permanen yang bersifat komersial pada :

a. Gedung dan/atau halaman kantor milik Pemerintah Pusat/Daerah.

b. Gedung dan/atau halaman tempat pendidikan/sekolah dan tempat- tempat ibadah.

c. Tempat-tempat lain yang ditetapkan oleh Walikota.

(16)

BAB VIII PERIZINAN Bagian Kesatu

Izin Mendirikan bangunan (IMB) Reklame Pasal 17

(1) Setiap pendirian bangunan reklame harus terlebih dahulu mendapat IMB reklame dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Setiap permohonan IMB dikenakan retribusi IMB.

(3) Bangunan reklame yang diwajibkan untuk memiliki IMB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a. Billboard untuk ukuran 6 m² (enam meter persegi) atau lebih.

b. Videotron yang berdiri sendiri.

(4) Struktur konstruksi reklame ukuran kurang dari 6 m² (enam meter persegi) tetap harus mendapatkan rekomendasi teknis dari instansi terkait dan/atau Tim Pengendalian.

(5) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis oleh pemohon dan disampaikan kepada Walikota melalui BP2T.

(6) Permohonan izin dapat diajukan oleh perseorangan atau badan.

(7) Permohonan izin harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis.

Pasal 18

(1) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (7) meliputi :

a. Formulir permohonan IMB reklame.

b. Fotokopi KTP pemohon dan identitas perusahaan apabila diajukan oleh perusahaan.

c. Fotokopi bukti kepemilikan lahan apabila memanfaatkan lahan pribadi atau surat perjanjian/sewa pemanfaatan lahan dalam hal lahannya milik pihak lain.

d. Surat ijin pemanfaatan lahan dari Walikota/Gubernur/Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional apabila memanfaatkan ruang milik jalan Kota/Provinsi/Negara, sesuai kewenangannya.

e. Surat pernyataan bermaterai cukup perihal kesediaan bertanggungjawab atas kewajiban memelihara dan menjaga bangunan reklame untuk keselamatan umum dan menanggung segala resiko atas segala akibat yang mungkin ditimbulkan dari kerusakan yang terjadi atas bangunan reklame, serta kesediaan untuk mengasuransikan bangunan reklame.

(17)

f. Fotokopi akte pendirian perusahaan.

g. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

h. Peta lokasi/gambar titik lokasi pemasangan reklame.

i. Rekomendasi dari Tim Pengendalian.

(2) Rekomendasi dari Tim Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf i meliputi:

a. Rekomendasi tipologi bangunan reklame.

b. Rekomendasi tata letak dan konstruksi bangunan.

(3) Dalam hal penyelenggaraan Reklame billboard/Papan Nama Tipe Bentuk Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf o, diusulkan oleh Tim Pengendalian kepada Walikota, untuk dijadikan pertimbangan yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Pasal 19

Persyaratan teknis untuk mendapatkan rekomendasi dari Tim Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) meliputi :

a. Gambar desain, terdiri dari gambar denah/letak reklame, gambar tampak muka dan samping, dan gambar potongan.

b. Gambar kerja, terdiri dari gambar detail dan kelistrikan.

c. Perhitungan struktur yang ditandatangani oleh ahli struktur bangunan.

Pasal 20

Izin Mendirikan Bangunan reklame dapat diberikan apabila:

a. Telah melengkapi persyaratan administrasi dan teknis.

b. Telah membayar retribusi IMB reklame.

c. Telah menjaminkan bangunan reklame dalam program asuransi kesehatan/jiwa untuk keamanan dan keselamatan umum.

Pasal 21

Izin mendirikan bangunan reklame tidak boleh dipindahtangankan kepada pihak lain dengan cara apapun.

Bagian Kedua

Izin Penyelenggaraan Reklame Pasal 22

(1) Setiap Penyelenggaraan Reklame harus terlebih dahulu mendapat izin dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis oleh pemohon dan disampaikan kepada Walikota melalui BP2T.

(3) Walikota dapat mendelegasikan pemberian izin Penyelenggaraan Reklame.

(18)

(4) Setiap Penyelenggaraan Reklame dikenakan Pajak Reklame.

(5) Jangka waktu izin Penyelenggaraan Reklame diberikan selama 1 Tahun dan dapat diperpanjang.

(6) Permohonan izin dapat diajukan oleh perorangan atau badan.

(7) Permohonan izin harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi dan persyaratan teknis.

Pasal 23

(1) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (7) meliputi :

a. Formulir permohonan izin Penyelenggaraan Reklame.

b. Fotokopi KTP pemohon dan identitas perusahaan apabila diajukan oleh perusahaan.

c. Fotokopi IMB reklame yang masih berlaku.

d. Fotokopi bukti kepemilikan bangunan reklame apabila memanfaatkan bangunan reklame milik sendiri atau surat perjanjian/sewa pemanfaatan bangunan reklame dalam halbangunan reklame milik pihak lain.

e. Fotokopi polis asuransi bangunan reklame apabila memanfaatkan bangunan reklame yang berdasar ketentuan harus diasuransikan.

f. Surat ijin pemanfaatan lahan dari Walikota/Gubernur/Menteri Pekerjaan Umum apabila memanfaatkan sarana dan prasarana umum Kota/Provinsi/Negara, sesuai kewenangannya.

g. Surat pernyataan bermaterai cukup perihal bertanggungjawab atas kewajiban memelihara dan menjaga keindahan reklame dan menanggung segala resiko atas segala akibat yang mungkin ditimbulkan dari kerusakan yang terjadi.

h. Peta lokasi atau gambar titik lokasi pemasangan reklame.

(2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (7) meliputi:

a. Foto/gambar bangunan reklame.

b. Foto/gambar/desain materi reklame.

c. Foto/gambar denah titik reklame.

d. Perhitugan oleh ahli struktur bangunan atau pengecekan struktur konstruksi oleh Tim Pengendalian.

(19)

Pasal 24

Izin Penyelenggaraan Reklame untuk pertama kali dan perpanjangan dapat diberikan apabila:

a. Telah melengkapi persyaratan administrasi dan teknis.

b. Telah membayar Pajak Reklame.

Pasal 25

(1) Kewajiban membayar pajak tidak berlaku terhadap Penyelenggaraan Reklame :

a. Melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;

b. Label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;

c. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi.

d. Oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang semata-mata hanya memuat nama atau informasi pemerintah/penyuluhan;

e. Diselenggarakan oleh Perwakilan Diplomatik, Perwakilan Konsulat, Perwakilan PBB serta badan-badan khususnya badan-badan atau lembaga organisasi internasional;

f. Semata-mata memuat nama tempat ibadah, tempat pendidikan, sarana olahraga, panti asuhan, yayasan sosial;

g. Diselenggarakan oleh organisasi politik dan atau organisasi kemasyarakatan yang semata-mata hanya memuat nama atau informasi organisasi yang bersangkutan.

(2) Nama pengenal usaha atau profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. ketinggian 0-8 meter, luas reklame tidak lebih dari 1 meter persegi;

b. ketinggian 8,1-16 meter, luas reklame tidak lebih dari 1,50 meter persegi;

c. ketinggian 16,1-24 meter, luas reklame tidak lebih dari 2 meter persegi;

d. ketinggian lebih dari 24 meter, luas reklame tidak lebih dari 2,50 meter persegi;

e. tidak mencantumkan suatu merk produk komersial;

(3) Penyelenggaraan Reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus tetap memperhatikan keindahan, keselamatan dan kenyamanan lingkungan.

(20)

BAB IX

PEMBATALAN DAN PENCABUTAN IZIN Pasal 26

(1) Izin Penyelenggaraan Reklame dapat dibatalkan apabila:

a. Terdapat perubahan kebijakan Pemerintah Pusat/Daerah.

b. Atas keinginan sendiri Penyelenggara Reklame.

(2) Izin Penyelenggaraan Reklame dapat dicabut apabila :

a. Pada reklame terdapat perubahan antara lain ukuran, konstruksi, penyajian, dan pesan sehingga tidak sesuai lagi dengan izin yang telah diterbitkan.

b. Menurut pertimbangan Walikota ternyata pada saat Penyelenggaraan Reklame tidak sesuai lagi dengan syarat-syarat tentang norma keagamaan, keindahan, kesopanan, ketertiban umum, kesehatan, kesusilaan, keamanan dan lingkungan.

c. Penyelenggara Reklame tidak memelihara reklame dalam keadaan baik, sehingga dapat mengganggu keindahan dan keselamatan masyarakat.

d. Penyelenggara Reklame tidak melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 27

(1) Terhadap pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (1) huruf a, maka terhadap Penyelenggaraan Reklame yang terpasang harus dipindahkan ke lokasi lain dari sisa waktu yang belum dimanfaatkan dan biaya pemindahan dibebankan pada Penyelenggara Reklame.

(2) Terhadap pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 26, ayat (1) huruf b, kewajiban yang telah dipenuhi dalam perizinan tidak dapat dimintakan kembali.

(3) Terhadap pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (2), maka reklame yang terpasang dapat dibongkar oleh Pemerintah Daerah.

BAB X

PENYELENGGARAAN REKLAME Pasal 28

(1) Penyelenggara Reklame adalah:

a. Pemilik bangunan reklame.

b. Perusahaan jasa periklanan atau biro reklame.

(2) Pemilik bangunan reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame untuk dan atas namanya sendiri.

(21)

(3) Perusahaan jasa periklanan atau biro reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, adalah badan yang bergerak dibidang jasa periklanan yang menyelenggarakan reklame untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

Pasal 29 Penyelenggara Reklame berkewajiban:

a. menempelkan stiker atau tanda lain pada reklame dan masa berlaku izin.

b. mencantumkan nama biro/Penyelenggara Reklame dan nomor telepon serta nama jalan lokasi bangunan reklame.

c. menyediakan ruang untuk menampilkan pesan pemerintah/layanan masyarakat, khusus untuk bangunan reklame yang wajib IMB.

d. menyelenggarakan reklame yang dapat dibaca dengan mudah dan jelas.

e. memelihara benda-benda dan alat-alat yang dipergunakan untuk reklame agar selalu berada dalam keadaan baik.

f. membongkar reklame beserta bangunan konstruksi segera setelah berakhirnya izin atau setelah izin dicabut dalam jangka waktu 3 x 24 jam.

g. menanggung segala akibat yang disebabkan Penyelenggaraan Reklame yang menimbulkan kerugian pada pihak lain.

h. mengasuransikan bangunan reklame untuk mengantisipasi kejadian yang menimbulkan kerugian pada pihak lain.

BAB XI

PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN PENERTIBAN REKLAME Bagian Kesatu

Pengendalian Pasal 30

(1) Setiap Penyelenggaraan Reklame dilakukan pengendalian berdasarkan aspek tata ruang, lingkungan hidup, estetika kota dan kelayakan konstruksi.

(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Tim Pengendalian yang dibentuk melalui Keputusan Walikota.

(3) Tata cara pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. Apabila ditemukan bangunan reklame yang berdasarkan aspek tata

ruang, lingkungan hidup, estetika atau kelayakan konstruksi tidak memenuhi syarat untuk diselenggarakan/dipasang maka Tim Pengendalian memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender kepada Penyelenggara Reklame untuk dilakukan perbaikan atau pembongkaran sendiri.

(22)

b. Untuk kondisi mendesak/membahayakan keselamatan umum, jangka waktu masing-masing surat teguran adalah 2 (dua) hari untuk ditindaklanjuti.

c. Apabila sampai batas waktu teguran kedua belum ditindaklanjuti, maka akan dilakukan pembongkaran oleh Tim Penertiban Reklame atas biaya Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua Pengawasan

Pasal 31

(1) Setiap Penyelenggaraan Reklame dilakukan pengawasan terhadap keabsahan dan masa berlaku dokumen perizinan Penyelenggaraan Reklame.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Tim Koordinasi Pengawasan Perizinan yang dibentuk melalui Keputusan Walikota.

(3) Tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah : a. Apabila ditemukan bangunan reklame yang tidak berizin maka Tim

Koordinasi Pengawasan Perizinan menempelkan stiker tidak berizin pada media reklame dan menyampaikan pemberitahuan kepada Penyelenggara Reklame.

b. Menyampaikan laporan kepada Tim Penertiban Reklame untuk dilakukan penertiban lebih lanjut.

Bagian Ketiga Penertiban

Pasal 32

(1) Penertiban reklame dilakukan terhadap setiap Penyelenggaraan Reklame apabila:

a. Tanpa izin;

b. Telah berakhir masa izinnya dan tidak diperpanjang sesuai ketentuan yang berlaku;

c. Tanpa stiker/tanda pelunasan pajak;

d. Terdapat perubahan, sehingga tidak sesuai lagi dengan izin yang telah diberikan;

e. Peletakannya tidak sesuai pada titik reklame yang telah ditetapkan dalam gambar RTBL dan/atau ditolak oleh Tim Pengendalian;

f. Tidak sesuai lagi dengan rekomendasi teknis konstruksi;

g. Bangunan reklame sudah tidak layak dan membahayakan keselamatan.

(23)

(2) Penertiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Tim Penertiban Reklame yang dibentuk melalui Keputusan Walikota.

(3) Dalam hal Penyelenggaraan Reklame tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka Walikota melalui Tim Penertiban Reklame berwenang membongkar bangunan reklame atas biaya Pemerintah Daerah, dengan terlebih dahulu memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender kepada Penyelenggara Reklame.

(4) Untuk kondisi mendesak/membahayakan keselamatan umum, jangka waktu masing-masing surat teguran adalah 2 hari untuk ditindaklanjuti.

(5) Bangunan reklame yang dibongkar sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), keamanannya menjadi tanggung jawab Penyelenggara Reklame dan harus diambil oleh Penyelenggara Reklame selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak tanggal pembongkaran.

(6) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) telah terlampaui maka bongkaran reklame tersebut menjadi milik Pemerintah Daerah dan akan ditindaklanjuti dengan pelelangan barang bongkaran.

(7) Mekanisme pelelangan bongkaran reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

(8) Atas pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sampai dengan huruf g, maka terhadap Penyelenggara Reklame dikenakan sanksi administrasi.

BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 33

Sanksi administrasi berupa:

a. Pencabutan izin Penyelenggaraan Reklame.

b. Penundaan pemberian izin kepada Penyelenggara Reklame selama 1 (satu) tahun terhitung sejak pencabutan izin.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 34

Untuk reklame yang sudah terpasang dan memiliki izin Penyelenggaraan Reklame sebelum Peraturan Walikota ini berlaku, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Walikota ini dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

(24)
(25)

TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REKLAME PENGATURAN TIPOLOGI DAN CONTOH MODEL REKLAME

A. Tabel Pengaturan Tipologi Reklame

NO JENIS MEDIA PASANG TIPE UKURAN (M) TATA LETAK TITIK REKLAME KETERANGAN

1 BILLBOARD Tiang tunggal B1 8X4

Diatur dalam RTBL

Pinggir

jalan/Median/Persil

B3 6X4

Diatur dalam RTBL

Pinggir

jalan/Median/Persil

B4 10X5

Diatur dalam RTBL

Pinggir

jalan/Median/Persil

B5 12X6

Diatur dalam RTBL

Pinggir

jalan/Median/Persil

B8 3X4

Ditentukan Tim

Pinggir

jalan/Median/Persil

Tiang ganda B2 4X8

Diatur dalam RTBL

Pinggir

jalan/Median/Persil

2

BILLBOARD JPO

Dinding

bangunan JPO B6 4x18

Diatur dalam

RTBL JPO

(26)

3 VIDEOTRON Tiang tunggal VD1 3x6

Ditentukan Tim

Pinggir

jalan/Median/Persil

Tiang ganda VD2 5x10

Diatur dalam RTBL

Pinggir

jalan/Median/Persil

Dinding

bangunan VD3 Menyesuaikan

Ditentukan

Tim Persil

4 PAPAN NAMA Tiang tunggal Toko/Kantor

1x1,5/ 1,5x2/

1,5x3/ 2X3

Ditentukan

Tim Pinggir jalan/Persil Neonbox/Sign/Tineplate

ATM 2x1,2

Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil

Neonbox

Tiang ganda

Kompleks ruko

3x1,5 / 4x2 (masal)

Ditentukan

Tim Pinggir jalan/Persil Neonbox

Pom bensin 8x2/ 8x1,2

Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil

Neonbox

Perbankan 8x2/ 8x1,2

Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil

Neonbox

(27)

Gerbang in-

out 1,5x1,2

Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil

Neonbox

Dinding bangunan

PN1 1x1 Ditentukan

Tim

Bangunan Neonbox/Sign/Tineplate , Ketinggian gedung 0 - 8 m

PN2 1x1,5 Ditentukan

Tim

Bangunan Neonbox/Sign/Tineplate , Ketinggian gedung 8,1 - 16 m

PN3 1x2 Ditentukan

Tim

Bangunan Neonbox/Sign/Tineplate , Ketinggian gedung 16 - 24 m

PN4 1x2,5 Ditentukan

Tim

Bangunan Neonbox/Sign/Tineplate , Ketinggian gedung diatas 24 m

PN5 1xlebar gedung

Ditentukan Tim

Bangunan Neonbox/Sign/Tineplate

(28)

gedung

5 PAPAN MERK Tiang tunggal

PM1 1x1,5/ 1,5x2/

1,5x3/ 2x3

Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil Neonbox/Sign/Tineplate

Tiang ganda

PM2 3x4/ 5x6 Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil Neonbox/Sign/Tineplate

Dinding Bangunan

PM3 1xlebar gedung

Ditentukan Tim

Bangunan Neonbox/Sign/Tineplate

PM4 Maks 60%

luas muka gedung

Ditentukan Tim

Bangunan Neonbox/Sign/Tineplate

6 BALIGHO Tiang ganda

BL1 3x2 Ditentukan

Tim

Pinggir

jalan/Median/Persil

BL2 4X4 Ditentukan

Tim

Pinggir

jalan/Median/Persil

7 BANNER Tiang tunggal BN1 2,5x0,5

Ditentukan Tim

Pinggir

jalan/Median/Persil

Tiang Lampu PJU BN2 2,5x1

Ditentukan Tim

Pinggir

jalan/Median/Persil

Dua banner bersebelahan

(29)

8 SPANDUK Tiang ganda SP1 Ukuran bangunan 4x3

untuk spanduk ukuran 1x3

Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil Selain dipasang pada panggung spanduk, reklame spanduk dapat dipasang pada

bangunan gedung, tidak boleh dipasang pada pagarnya

SP2 Ukuran

bangunan 5x4 untuk spanduk ukuran 1x4

Ditentukan Tim

Pinggir jalan/Persil

9 UMBUL - UMBUL

Base Ukuran pot

0,4x0,4 untuk umbul-umbul ukuran 3x0,5

Ditentukan Tim

Pinggir

jalan/median/Persil

Dapat juga digunakan untuk pemasangan bendera/atribut parpol

10 POSTER Tiang tunggal PS1 1x1,5

Ditentukan

Tim Pinggir jalan/Persil

Dinding

bangunan PS2 1x1,5 Ditentukan

Tim Bangunan

(30)

11 Desain Khusus bangunan yang ada Tim jalan/Median/Persil

12 Halte/Shelter Tiang ganda

Disesuaikan dengan media yang ada

Ditentukan

Tim Pinggir jalan/Persil

13 Pot Tanaman Pot Tanaman

Disesuaikan dengan media yang ada

Ditentukan Tim

Pinggir

jalan/Median/Persil

Keterangan:

1. Penulisan ukuran dibaca vertikal x horizontal atau tinggi x lebar.

2. Tim adalah Tim Pegendalian Reklame.

3. Papan nama tipe PN1, PN2, PN3 dan PN4 tidak dikenakan pajak.

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Selasa tanggal tiga belas bulan Juni tahun Dua Ribu Tujuh Belas pukul 10.00 wib kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa kegiatan tersebut diatas, telah

Halaman 1 RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang digunakan pada usahatani kedelai untuk satu kali musim tanam, yang berupa masukan luas lahan,

─ : perlakuan (treatment) model pembelajaran langsung Prosedur Penelitian: (1) tahap awal dalam tahap awal ini sebagai persiapan untuk mengumpulan data yang dilakukan dalam

7. Kebijakan pengembangan KEK diharapkan dapat meningkatkan daya saing nasional melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis yang berfungsi

Kamu juga perlu menyampaikan kritik atas tindakan orang lain yang tidak tepat?. Tahukah kamu cara menyampaikan kritik

Fokus penelitian adalah pada perbedaan dan kesamaan properti sastra, bahasa dan artistik dalam buku cerita bergambar Indonesia dan trnggris. Melalui perbandingan

fungsi tekstual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang frame pidato Obama dan kaitannya dengan ideologi, penggunaan kosa kata, dan struktur