BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Persaingan Bisnis
Pada suatu dunia bisnis diperlukan strategi untuk meraih pangsa pasar dan memenangkan persaingan. Maka diperlukan analisa mengenai gambaran umum persaingan bisnis. Analisa yang mendukung adalah analisa Porter yang bermanfaat bagi Citilink untuk memahami pesaing yang ada, mengamati lingkungan persaingan dan dapat menggunakan stategi bisnis untuk memenangkan persaingan di pangsa pasar.
3.1.1 Analisa Porter
1. Persaingan perusahaan sejenis
Persaingan bisnis antara penerbangan domestik semakin ketat yang ditunjukkan dengan masuknya pesaing yang baru, yang memakai harga yang lebih murah dari penerbangan yang sudah ada pada saat ini. Persaingan Citilink dengan perusahaan penerbangan yang lain mengakibatkan Citilink harus mencari langkah yang tepat untuk memenangkan persaingan melalui peningkatan mutu dan pelayanan dan peningkatan teknologi.
Pada saat ini persaingan perusahaan sejenis seperti:
a) Lion Airlines b) Star Air c) Adam Air d) Jatayu
e) Perusahaan penerbangan yang sejenis
2. Ancaman pendatang baru
Pendatang baru dapat membahayakan perusahaan – perusahaan yang ada.
Pendatang baru yang mempunyai modal yang besar, mutu dan layanan yang baik serta harga yang menjangkau akan mengancam perusahaan penerbangan yang ada.
Dengan hadirnya pendatang baru di dalam perusahaan penerbangan maka Citilink mempersiapkan langkah untuk tetap menjangkau pangsa pasar yaitu dengan cara promosi di media cetak maupun di media elektronik yang mengajak konsumen untuk membeli tiket melalui reservasi berbasis teknologi informasi.
3. Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli akan lebih suka membeli produk dengan harga yang rendah tetapi juga mempunyai mutu dan layanan yang baik dan kemudahan dalam bertransaksi.
Perusahaan akan berusaha agar produk atau jasanya dapat dibeli oleh pembeli untuk meningkatkan pendapatan dan mencapai keuntungan atau laba yang besar.
kekuatan tawar menawar pembeli Citilink terletak pada harga tiket yang terjangkau dan mudah didapat. Citilink menjangkau segmen pasar budget traveler atau konsumen dengan kelas ekonomi.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Citilink mempunyai pemasok dalam penyewaan pesawat yang berasal dari Norwegia yaitu Gecass. Selain itu pesawat Citilink juga memasok bahan bakar dari Pertamina.
5. Ancaman produk / jasa pengganti
Ancaman jasa pengganti adalah pesaing yang dapat memberikan jasa yang sama dengan Citilink namun jasa tersebut lebih diminati oleh konsumen. Hal ini
dapat disebabkan oleh tarif jasa yang ditawarkan lebih murah, pelayanan jauh lebih memuaskan dan rute perjalanan lebih luas.
Gambar 3.1 Analisa Porter
3.1.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT yang terdiri dari Strength, Weakness, Opportunities dan Threats digunakan mengetahui posisi strategis pada Citilink dengan mengambil kesempatan dalam dunia bisnis dan menghindari ancaman yang ada. Analisa SWOT digambarkan sebagai berikut:
1) Strengths
Memudahkan pelanggan dengan adanya satu harga.
Potential New Entrance
• Batavia Air
• Express Air
Bargaining Power of Supplier
• Gecass
• Pertamina
Industry Competitor
• Lion Air
• Star Air
• Adam Air
• Jatayu
• Perusahaan penerbangan yang sejenis
Bargaining of Buyer
• Budget traveler
Substitute Product / Service Pesaing yang memberikan jasa yang
sama
1. Harga tiket untuk rute Jakarta – Yogyakarta Rp170.000 2. Harga tiket untuk rute Jakarta - Denpasar Rp 300.000 3. Harga tiket untuk rute Kendari - Makasar Rp 250.000 Memiliki sistem reservasi berbasis teknologi informasi.
Dapat reservasi melalui http://www.ga-citilink.com Toll Free.
Dapat booking pada nomor 0807-1-454545 (pulsa lokal).
Memiliki aksessibilitas dengan adanya pembelian voucher via ATM, call center dan booking confirm via internet.
Adanya tata cara pembelian:
1. Booking melalui call center Citilink / website Citilink.
2. Citilink merekomendasikan pembelian pin Citilink melalui ATM (BCA dan Bukopin) / fasilitas klik BCA.
3. Penumpang diharuskan untuk menghubungi kembali call center untuk mengkonfirmasi nomor pin yang tertera pada kupon Citilink / struk ATM tersebut.
Memakai sistem ticket less.
Kartu Citilink adalah bukti bayar (bukan tiket) yang memiliki nomor seri dan nomor identifikasi pribadi (pin) yang digunakan untuk menetapkan penerbangan. Kartu Citilink berlaku selama 30 hari sejak tanggal pembelian.
2) Weakness
Masih ada armada aircraft yang relatif lama.
Penggunaan aircraft tipe Fokker F – 28 yang berjumlah sekitar 3.
Tidak sesuai antara kapasitas aircraft dengan demand pada rute – rute tertentu.
Kapasitas seat pada pesawat Boeing B737 – 300 adalah 148 dan pada peak season, kapasitas seat tidak mencukupi permintaan pelanggan untuk memakai jasa Citilink. Maka kapasitas pesawat berpengaruh pada pergerakan Citilink untuk dapat meraih pangsa pasar.
Belum mempunyai specific culture.
Citilink belum mempunyai ciri khas yang menunjukkan brand image kepada konsumen. Contohnya adalah dalam pelayanan jasa ke konsumen, Citilink belum memuaskan, maka akan terdapat rencana untuk mengadakan sales on board untuk membentuk brand image Citilink.
Belum disosialisasikan tata cara penerbangan dengan Citilink.
Pada saat ini Citilink menggunakan jasa agen didalam menawarkan jasanya dan kurangnya promosi dengan memberikan petunjuk tata cara penerbangan via internet, klik BCA dan ATM BCA dan Bukopin.
3) Opportunities
Demand akan tipe aircraft baru naik.
Tipe aircraft Boeing B737 – 400 yang mempunyai kapasitas seat yang berjumlah 156 sehingga dapat menambah pendapatan Citilink.
Adanya peluang implementasi segera penggunaan teknologi pada cara reservasi maupun check in.
Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat sehingga reservasi dan check in tidak hanya melalui internet dan ATM, tetapi juga dapat menggunakan SMS booking confirm.
Peluang peningkatan trafik yang potensial dengan adanya otonomi daerah.
Pada saat ini Citilink membuka trafik penerbangan yang baru yaitu rute 1. Rute penerbangan Jakarta – Medan.
2. Rute penerbangan Jakarta – Padang.
3. Rute penerbangan Jakarta – Ampenan.
Penjualan melalui agen.
Agen yang bekerja sama dengan Citilink, diantaranya adalah:
Jakarta: 1. Wisma Dharmala Sakti
Jl. Jend Sudirman kav 32, phn: (021) 2512286, 2512288 2. Menara Bidakara
Jl. Gatot Subroto kav 70-73, phn: (021) 83700820, 83700821 3. Hotel Dusit Mangga Dua Raya
Jl. Arteri Mangga Dua Raya, phn: (021) 6127745, 6127748 Surabaya: 1. Jl. Tunjungan No 29, phn: (031) 5344082, 5349739 2. Bandara Juanda, phn: (031) 8688438, 8688439 Balikpapan: Jl. Jend A Yani No 31, phn: (0524) 422300, 422301 Yogyakarta: Hotel Ambarukmo
Jl. Laks Adisucipto, phn: (0274) 513818 Adanya kartel.
Perjanjian / kesepakatan yang dilakukan kantor cabang Citilink di daerah dengan perusahaan penerbangan lainnya. Seperti kerja sama Citilink dengan perusahaan penerbangan yang berada di daerah Gorontalo.
4) Threats
Krisis berkelanjutan di Indonesia.
Perekonomian Indonesia sedang mengalami krisis, diantaranya adalah jumlah pengangguran bertambah, nilai rupiah menurun dan berkurangnya penanam modal asing. Hal tersebut dapat menghambat Citilink dalam mempromosikan jasanya kepada konsumen.
Pelanggan belum mengerti tata cara reservasi dengan menggunakan komputer (teknologi literate).
Cara yang digunakan konsumen dalam mereservasi kursi penerbangan adalah menggunakan call center dan ATM bahkan memesan secara langsung ke agen yang bekerja sama dengan Citilink.
Teknologi tinggi berkembang dengan cepat.
Perkembangan teknologi yang cepat mengharuskan Citilink untuk mengikuti trend yang ada. Contohnya kemajuan teknologi mobile communication dapat digunakan untuk reservasi kursi penerbangan melalui sms.
Masuknya pesaing baru.
Pesaing baru yang mengancam Citilink adalah Batavia Air dan Express Air.
Perang harga.
Perbandingan harga rute penerbangan Citilink dengan perusahaan penerbangan lain:
Harga rute Citilink * Harga rute Lion Air
Jakarta – Balikpapan Rp 500.000 Jakarta – Balikpapan Rp 389.000 Jakarta – Yogyakarta Rp 170.000 Jakarta – Yogyakarta Rp 289.000 Jakarta – Surabaya Rp 160.000 Jakarta - Surabaya Rp 259.000
* salah satu pesaing Citilink
Tabel 3.1 Matrik IFAS dan EFAS
Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
No Faktor – Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Strength
1 Memudahkan pelanggan dengan adanya satu harga 0.12 2 0.24 2 Memiliki sistem reservasi berbasis teknologi informasi 0.28 4 1.12
3 Toll Free 0.12 2 0.24
4 Memiliki aksessibilitas dengan adanya pembelian voucher via ATM, 0.28 4 1.12 call center dan via internet
5 Memakai sistem ticket less 0.2 3 0.6
Total 1 3.32
Weakness Bobot Rating Bobot x Rating
1 Masih ada armada aircraft yang relatif lama 0.25 -2 -0.5 2 Tidak sesuai antara kapasitas aircraft dengan demand pada rute tertentu 0.13 -1 -0.13
3 Belum punya specific culture 0.25 -2 -0.5
4 Belum disosialisasikan tata cara penerbangan dengan Citilink 0.37 -3 -1.11
Total 1 2.24
Matriks Faktor Strategi Eksternal
No Faktor – Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Opportunities
1 Demand akan tipe aircraft yang baru naik 0.14 2 0.28 2 Adanya peluang implementasi penggunaan teknologi pada cara reservasi 0.34 4 1.36
maupun check in melalui ATM
3 Peluang peningkatan trafik yang potensial dengan adanya otonomi daerah 0.24 3 0.72
4 Penjualan melalui agen 0.14 2 0.28
5 Adanya Kartel 0.14 2 0.28
Total 1 2.92
Threats Bobot Rating Bobot x Rating
1 Krisis berkelanjutan di Indonesia 0.05 -1 -0.05 2 Pelanggan belum mengerti tata cara reservasi dengan menggunakan 0.33 -4 -1.32
komputer (teknologi literate) 3 Teknologi tinggi yang berkembang dengan cepat 0.24 -3 -0.72
4 Masuknya pesaing baru 0.14 -2 -0.28
5 Perang harga 0.24 -3 -0.72
Total 1 -3.09
* Perhitungan Matrik IFAS dan EFAS Dapat Dilihat di Lampiran 1 ( L1)
Setelah mendapatkan hasil dari matrik IFAS dan EFAS maka dapat digambarkan posisi strategi dengan perhitungan di bawah ini:
Posisi X
Kekuatan = 3.32 Kelemahan = 2.24 Hasil= kekuatan - kelemahan
= 3.32 – 2.24 = 0.98 Posisi Y
Peluang = 2.92 Ancaman = -3.09 Hasil= peluang - ancaman
= 2.29 – (-3.09) = -0.17
3 2 1
3 2 1 1 2 3
(0.98; -0.17)
-1
Mendukung strategi diversifikasi -2
-3
Gambar 3.2 Posisi Strategi SWOT Berbagai ancaman
Kelemahan internal Kekuatan internal
Berbagai peluang
Keterangan:
Kuadran 1: Mendukung strategi agresif
Ini merupakan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan yang memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran 2: Mendukung strategi diversifikasi
Meskipun menghadapi ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk / pasar).
Kuadran 3: Mendukung strategi turn around
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi menghadapi beberapa kendala / kelemahan internal. Strategi yang diterapkan adalah meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4: Mendukung strategi defensif
Ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan sehingga perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Berdasarkan analisis faktor strategi internal dan ekternal dapat disimpulkan bahwa Citilink berada pada posisi kuadran 3 yang mendukung strategi diversifikasi yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
Matrik SWOT yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Matrik SWOT
Internal
Eksternal
Strengths
1. Memiliki sistem reservasi berbasis internet
2. Toll Free
3. Memiliki aksebilitas dengan adanya pembelian voucher via ATM, adanya call center dan booking confirm via internet 4. Memudahkan
pelanggan dengan adanya satu harga
5. Memakai sistem ticket less
Weakness
1. Masih ada armada aircraft yang relatif lama
2. Tidak sesuai antara kapasitas aircraft dengan demand pada rute tertentu
3. Belum punya specific culture
4. Belum disosialisasikan tata cara penerbangan dengan Citilink
Opportunities
1. Demand akan tipe aircraft baru naik
2. Adanya peluang implementasi
penggunaan teknologi pada cara reservasi maupun check in melalui ATM
3. Peluang peningkatan trafik yang potensial dengan adanya otonomi daerah
4. Penjualan melalui agen 5. Adanya kartel
Strategi SO
1. Memperluas market
share dengan membuka jalur penerbangan di daerah yang potensial
2. Memperluas jalur distribusi pemasaran melalui kerja sama dengan bank – bank yang berpotensi agar konsumen dapat memperoleh tiket secara mudah melalui ATM
Strategi WO
1. Penggantian aircraft yang lama dengan aircraft yang baru
2. Kegiatan promosi melalui agen / iklan agar Citilink semakin dikenal masyarakat
Threats
1. Krisis berkelanjutan di Indonesia
2. Pelanggan belum mengerti tata cara reservasi dengan menggunakan komputer (teknologi literate) 3. Teknologi tinggi
berkembang dengan cepat
4. Masuknya pesaing baru 5. Perang Harga
Strategi ST
1. Pemesanan reservasi kursi penerbangan berbasis teknologi informasi
2. Perubahan harga yang fleksibel untuk mengantisipasi
perubahan kebijakan pesaing
Strategi WT
1. Memperkenalkan cara baru membeli tiket melalui ATM dan internet
2. Menonjolkan specific
culture melalui pelayanan yang lebih dibandingkan para pesaing
Keterangan:
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Berdasarkan hasil dari gambaran posisi matrik SWOT, Citilink berada pada strategi ST yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3.1.3 Cara Perhitungan SWOT
Beri bobot masing – masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor – faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika “nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.
Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya adalah 4”.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor - faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
3.1.4 Analisis Value Chain
Aktivitas primer pada Citilink meliputi:
a. Logistik ke dalam
Pemesanan suku cadang oleh bagian maintenance untuk memenuhi kebutuhan perawatan pesawat terbang. Lalu bagian maintenance memesan suku cadang kepada pemasok dan membayarnya secara langsung. Suku cadang di bungkus lalu dikirimkan oleh pemasok kepada bagian hangar.
Bagian hangar memeriksa apakah spesifikasi suku cadang sesuai dengan
yang dipesan, jika tidak sesuai maka bagian hangar akan mengembalikan ke pemasok.
b. Operasi
Terdapat 3 tahapan dalam kegiatan operasi, yaitu:
Preflight. Dikoordinasikan oleh Ramp handling / operation control.
Pada bagian ini Ground Handling bertugas menangani pesawat yang datang dan siap untuk berangkat kembali, menentukan apakah pesawat bisa berangkat atau tidak, dan menangani dari penumpang tiba di airport, checking, boarding sampai naik pesawat.
Inflight. Pada bagian ini awak kabin / pramugari lebih berperan aktif, dalam membantu mencari tempat duduk untuk penumpang, memberitahu para penumpang prosedur keberangkatan, prosedur keselamatan (jika terjadi sesuatu) dan prosedur mendarat.
Postflight. Pada bagian ini tugas kembali dikerjakan oleh Ground Handling, mereka bertugas:
Membantu penumpang turun Membersihkan pesawat Unloading bagasi / cargo Loading bagasi / cargo Mengisi bahan bakar
Memeriksa keadaan pesawat
Semua kegiatan Pre Flight dan Post Flight, dilakukan selama kurang dari 40 menit yang sudah menjadi ketentuan internasional. Jika dalam melakukan pre flight dan post flight lebih dari 40 menit maka
akan diumumkan bahwa pesawat mengalami delay sampai pesawat tersebut layak untuk berangkat.
c. Logistik keluar
Konsumen melakukan transaksi pembelian tiket melalui via internet atau ATM (disarankan pembelian Pin Citilink melalui ATM). Setelah mendapatkan struk ATM maka menghubungi call center untuk mengkonfirmasi no Pin yang tertera di struk ATM. Lalu melakukan check in dengan menukar kartu Citilink dengan boarding pass maka konsumen dapat melakukan perjalanan dengan pesawat Citilink.
d. Pemasaran dan penjualan
Citilink memasarkan jasa penerbangan melalui agen perjalanan wisata, website dan ATM. Langkah dalam pemasaran dan penjualan yaitu:
Langkah 1: Calon penumpang melakukan booking melalui call center Citilink pada nomor 0807-1-454545 (pulsa lokal) atau (021) 23500109. Booking dapat juga dilakukan melalui website Citilink (www.ga-citilink.com)
Langkah 2: Citilink sangat merekomendasikan pembelian Pin Citilink melalui ATM (saat ini baru ATM BCA dan Bukopin, segera tersedia pada ATM bank lainnya) atau internet banking (Klik BCA)
Langkah 3: Dalam waktu maksimum 6 jam setelah booking calon penumpang agar dapat menghubungi call center Citilink kembali atau melalui website Citilink untuk mengkonfirmasikan nomor PIN Citilink yang telah dibeli.
e. Service
Aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh Citilink adalah menstandarisasi dan menvalidasi petunjuk pelaksanaan tata cara penerbangan Citilink, menentukan spesifikasi uplift crew meal, food dan beverage, dan menangani keluhan penumpang.
Aktivitas pendukung terdiri dari:
a. Pembelian
Pembelian yang umumnya dilakukan oleh Citilink adalah pembelian perlengkapan barang yang ada di pesawat, pembelian seragam awak kabin dan pramugari, pembelian perlengkapan keselamatan penerbangan, pembelian bahan bakar, pembelian inventaris kantor dan pembelian barang promosi (spanduk, brosur).
b. Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologi yang dikembangkan oleh Citilink adalah mengembangkan pembelian tiket melalui reservasi berbasis teknologi informasi seperti melalui internet dan pembayaran melalui melalui ATM BCA dan Bukopin. Pengembangan teknologi yang dilakukan selanjutnya adalah reservasi melalui teknologi selular (contoh: SMS booking confirm)
c. Manajemen sumber daya
Manajemen sumber daya di Citilink melakukan perekrutan, pelatihan, pengangkatan, pengembangan, rotasi jabatan, dan pemberhentian karyawan Citilink.
d. Infrastruktur perusahaan
Kegiatan infrastruktur pada Citilink meliputi manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntansi, pemeliharaan, dan manajemen mutu.
Kegiatan pendukung
Margin
Kegiatan utama
Gambar 3.3 Analisis Value Chain
3.2 Gambaran Umum Perusahaan
Citilink adalah Unit Strategi Bisnis yang mandiri dari PT. Garuda Indonesia Airlines. Citilink lebih ditujukan untuk individual penumpang yang tidak memerlukan full frills service, dalam arti Citilink hanya memberikan “basic service”
yang benar – benar dibutuhkan penumpang (tiba ditempat tujuan dengan aman dan tepat waktu). Produk layanan Citilink yang hanya memberikan basic service ini, disiapkan untuk penerbangan point to point dimana alokasi seatnya adalah “all economy” dan saat ini hanya ada satu harga pada setiap penerbangan Citilink, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi penumpang dari segi ketersediaan seat dibanding airline lain yang menerapkan subclasses (biasanya seat dengan harga terjangkau dibatasi ketersediaannya).
Infrastruktur perusahaan
Seleksi, rekrut, pelatihan, pengangkatan pengembangan, rotasi jabatan Pengembangan ticket less melalui internet, ATM dan SMS
Pembelian Penerimaan suku cadang
Pre flight, in flight dan post flight
Penerimaan no PIN dan boarding pass oleh
penumpang
Pemasaran dan
penjualan
Pelayanan jasa
Citilink bergerak dalam layanan penerbangan domestik yang meliputi Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Tarakan, Makasar, Gorontalo, Denpasar, Kendari, dan Palu dengan harga kelas ekonomi. Citilink didirikan pada tanggal 16 Juli 2001 yang pada saat itu yang menjabat pimpinan adalah Abdul Gani. Citilink berlokasi di Jl Merdeka Selatan No13 Jakarta.
Seiring dengan perkembangan dunia usaha penerbangan maka Citilink memperluas usahanya dengan membuka cabang di Surabaya, Makasar, dan Balikpapan. Didalam pengoperasiannya Citilink menggunakan 2 jenis pesawat Fokker F – 28 dan Boeing B737 – 300. Citilink mempunyai motto yaitu “take simplicity, get fly” yang ditujukan kepada budget traveler / kelas ekonomi dengan harga tiket sekitar 30% lebih murah dari tiket Garuda Indonesia secara normal.
Citilink dalam melayani penumpang didalam pembelian tiket menggunakan ATM dan internet banking, kemudian penumpang Citilink akan mendapat no Pin Citilink untuk dilanjutkan di Bandara untuk mendapatkan boarding pass. Ini tersedia di outlet – outlet Citilink di kota yang tersedia.
3.2.1 Visi
Visi Citilink yaitu meningkatkan kepuasan konsumen dengan cara peningkatan pada performa ketepatan waktu, kenyamanan konsumen, teknologi keselamatan dan harga yang terjangkau dan siap dalam menghadapi persaingan.
3.2.2 Misi
Misi dari Citilink yaitu meraih pangsa pasar domestik yang sudah direbut oleh pesaingnya dan melayani rute penerbangan domestik (point to point).
3.2.3 Goal
Goal merupakan target spesifik yang diharapkan akan dicapai oleh suatu perusahaan pada suatu kurun waktu tertentu yang terdiri dari:
Goal jangka pendek (1 – 2 tahun)
o Memberikan basic service kepada penumpang dengan harga yang terjangkau, one price dan one class only satu penerbangan.
o Penambahan armada pesawat untuk kegiatan operasional.
o Konsilidasi bisnis domestik dan pertumbuhan bisnis internasional.
Goal jangka panjang (sekitar 5 tahun)
o Meningkatkan kerja sama bisnis yang baru dan partnership.
o Menjadikan bisnis lebih menarik bagi investor di masa – masa yang akan datang.
o Meningkatkan market share.
o Menjadi anak perusahaan.
o Maximaxing stackholder (semua karyawan, konsumen, pemegang saham, pemerintah yang berkepentingan dengan Citilink).
3.2.4 Lokasi Citilink
Kantor Pusat: Jl Merdeka Selatan No 13 Jakarta 10110, phn (021) 2311801 Kantor Cabang:
Surabaya: Jl. Tunjungan No.29, phn: (031) 5344082, 5349739, 5349740 Makasar: Jl. Andi Pangeran Pettarani No.18 B – C, phn: (0411) 437677,
437675
Balikpapan: Jl. Jend A. Yani No.31, phn: (0524) 422301, 735194
3.2.5 Analisis Critical Success Factor / CSF
Faktor – faktor yang paling penting yang menjadi penentu keberhasilan adalah Citilink diantaranya adalah:
1) Safety (keamanan)
Keamanan penumpang di pesawat hingga sampai pada tujuan merupakan fokus utama di dalam menjaga reputasi Citilink.
2) Tepat waktu
Waktu pemberangkatan jadwal pesawat on time dan tidak tertunda.
3) Harga terjangkau
Harga tiket dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.
4) Simple fare structure (struktur harga sederhana) Penggunaan harga yang ekonomis dan sederhana.
5) Satu kelas pelayanan
Semua pelayanan di pesawat sama yaitu kelas ekonomi.
6) Frekuensi
Frekuensi pengoperasian pesawat dipakai dalam satu hari selama 10 jam, karena untuk mencapai pendapatan yang tinggi.
7) Direct selling / penjualan langsung
Menjual atau menawarkan tiket secara langsung dengan menggunakan fasilitas internet, automatic teller machine (ATM). Sehingga keterlibatan agen perjalanan dapat berkurang dan biaya komisi untuk agen dapat dikurangi.
8) Technology / teknologi
Teknologi yang dipakai untuk mempermudah dalam kegiatan transaksi pembelian tiket adalah internet, automatic teller machine / anjungan tunai mandiri (ATM).
9) Point to point
Citilink hanya melayani penerbangan antara 1 kota dengan 1 kota yang lain (contoh: Jakarta ke Surabaya, Jakarta ke Denpasar) sehingga dapat mengurangi biaya operasi.
10) Minimum frills
Harga yang disesuaikan dengan kelas ekonomi maka tidak terdapat pelayanan seperti penerbangan lainnya, contohnya: pelayanan yang diberikan hanya diberikan minuman dan permen saja.
11) Secondary airport
Menggunakan bandara yang biaya maintenance / perawatan pesawat lebih murah, contohnya di Halim Perdana Kusuma.
12) One type aircraft
Dari segi pemeliharaan, biaya untuk pemeliharaan pesawat di perkecil.
13) Corporate culture
Budaya perusahaan Citilink mempunyai ciri khusus seperti memperkerjakan orang – orang muda karena bersemangat dan kreatif.
3.2.6 Analisis Subjek Data
Subjek data adalah sekumpulan entitas yang menjadi sumber / masukan bagi data yang dibutuhkan di dalam sistem yang dikelompokkan menjadi suatu kelompok tertentu.
Subjek Data:
1. Pesawat 2. Harga 3. Rute 4. Pin
5. Seat Number 6. Surat klaim 7. Pesaing 8. Penumpang 9. Purchase Order 10. Pasar
11. Karyawan 12. Kritik 13. Pajak
14. Asuransi penumpang 15. Pelatihan
16. Laporan SLF 17. Gaji
18. Laporan penjualan 19. Laporan pendapatan
20. Absensi
21. Jadwal penerbangan 22. Bukti pembayaran 23. Komisi
24. No Boarding pass 25. Pemasok
26. Budged 27. Sewa
28. Suku cadang 29. Kartu Citilink 30. Bagasi
31. Jalur distribusi 32. Reservasi 33. Petty Cash
34. Laporan keuangan 35. General Ledger 36. Faktur Pembelian 37. Pembelian
38. Penjualan
39. Surat Permintaan pencetakan Citilink card
40. Jadwal pemeliharaan pesawat
3.3 STRUKTUR ORGANISASI
Pada saat ini struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi diperlukan untuk menggambarkan suatu bentuk organisasi yang ada dalam perusahaan dan menjelaskan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap divisi.
Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas, dan akuntabilitas seluruh organisasi. Perusahaan mencapai seluruh tujuannya dengan membangun tujuan yang dapat diukur secara keuangan untuk unit – unit operasionalnya.
Pemahaman akan distribusi tanggung jawab, otoritas merupakan hal yang mendasar untuk menilai kebutuhan informasi pemakai.
Struktur organisasi dapat berubah karena untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan tersebut, meningkatkan kinerja karyawan dalam, mengerjakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
Struktur organisasi Citilink dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Struktur organisasi Citilink dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Citilink
Chief Executive Officer
Executive Vice President Commercial EVP
Finance EVP
Operation
Manager Service Management
EVP Maintenance
Manager Performance Management EVP Strategy
& Corp
Affairs
Manager Network &
Marketing Management
Service Specialist Marketing
Specialist
Performance Specialist
General Manager
Manager
Finance Manager
Operation
Finance Staff
Ramp Handling
Manager Maintenance
Operation Control
Technical Handling Manager
HRD
HRD Staff
3.3.1 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Bagian – bagian dalam perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab masing – masing. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis ke Citilink, diperoleh informasi mengenai tugas dan tanggung jawab dari masing – masing bagian sebagai berikut:
1. CEO mempunyai tugas untuk
Menentukan dan menetapkan berbagai kebijaksanaan perusahaan secara umum.
Bertanggung jawab kepada shareholder (pemegang saham).
Menetapkan tujuan, rencana dan kebijaksanaan perusahaan secara umum.
Memonitor perkembangan perusahaan.
2. Executive Vice President Strategy and Corporate Affairs
Merencanakan kegiatan jangka panjang perusahaan dari segi perencanaan perusahaan, SDM, komunikasi dan keamanan.
3. Executive Vice President Finance
Menangani keuangan perusahaan yang berhubungan dengan manajemen treasury, akuntansi dan pengendalian keuangan.
4. Executive Vice President Commercial
Bertanggung jawab atas kegiatan niaga perusahaan seperti pengembangan dan perencanaan pemasaran, manajemen jaringan, pelayanan penumpang, manajemen pendapatan dan manajemen kontrol.
5. Executive Vice President Maintenance
Bertanggung jawab atas merawat dan pemeliharaan perusahaan, memeriksa keadaan pesawat serta mengendalikan semua penerbangan Citilink dan mengendalikan jika terjadi kerusakan pesawat.
6. Executive Vice President Operation
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan, pelayanan kabin, keselamatan penerbangan, mengawasi dan merencanakan kegiatan operasional.
Didalam hierarki ini General Manager Citilink hanya bertanggung jawab kepada EVP Commercial, sedangkan untuk EVP yang lain tidak mempunyai hubungan dengan Citilink melainkan kepada Garuda.
7. General Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengelola, mengembangkan, membina Citilink dengan konsep “Low Cost Operating – basic service delivery” dapat diterapkan dengan tujuan memudahkan penumpang melakukan perjalanan udara.
8. Network & Marketing Management Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengelola dan mengembangkan fungsi network dan marketing manajemen Citilink yang meliputi routing, scheduling, product, promotion, pricing dan alternative distribution channel agar konsep “basic service delivery” dapat diterapkan dengan tujuan memudahkan penumpang melakukan perjalanan udara.
9. Service Management Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengelola dan mengembangkan fungsi layanan Citilink yang meliputi: call center, jalur distribusi, Ground services dan in flight agar konsep “basic service delivery” dapat diterapkan dengan inovasi yang bertujuan memudahkan penumpang melakukan perjalanan udara.
Membuat rencana kerja dan anggaran manajemen pelayanan.
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan operasional dengan cabang, unit terkait dan pihak III.
10. Performance Management Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan semua kinerja Citilink.
Mengembangkan CIS (Citilink Integrated System) sebagai sistem administrator pembukuan penumpang.
Pembuatan anggaran Citilink dengan menganalisa pemakaian dan pengalokasian.
11. Marketing Specialist
Memberi masukkan serta koordinasi dengan semua BO (branch office) Citilink dalam mengambil kebijaksanaan serta mengusulkan perubahan harga.
Menganalisa dan mengevaluasi perubahan harga yang dilakukan oleh kompetitor Citilink pada rute yang sama.
Mengusulkan serta mengusulkan perubahan harga satu atau beberapa rute yang dipandang perlu kepada manager Citilink Network & Marketing management.
12. Performance Specialist
Mengembangkan aplikasi web untuk umum dan call center.
13. Service Specialist
Menentukan spesifikasi dan persyaratan ground handling.
Menentukan spesifikasi barang cetak Citilink.
Mengkoordinasikan spesifikasi, persyaratan dan seragam awak kabin dan cockpit.
Menentukan spesifikasi dan standar crew meal, food dan beverage.
14. Finance
Melakukan koordinasi dengan semua unit di financial accounting.
Mengelola dan menganalisa data keuangan.
Mengelola pendistribusian pelaporan kinerja.
Memonitor penyelesaian penyusunan konsep laporan keuangan Citilink.
Menganalisis keakuratan laporan keuangan CSR (Citilink Sales Report).
Mencatat penjualan via bank.
Mengontrol kesesuaian laporan penjualan bank terhadap rekening koran.
Kontrol pencapaian budget pendapatan Citilink.
15. Maintenance
Bertanggung jawab menangani perawatan dan perbaikan pesawat jika terjadi kerusakan.
16. Operation
Mengendalikan semua penerbangan Citilink supaya dapat berjalan dengan tepat waktu serta mengendalikan jika terjadi irregularities.
3.3.2 Analisa Fungsi Area, Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis
Fungsi area mencakup bagian – bagian utama yang menjalankan aktifitas bisnis perusahaan. Fungsi bisnis mencakup sekumpulan aktivitas di dalam perusahaan yang berguna untuk mendukung pencapaian misi perusahaan di masa mendatang. Fungsi proses bisnis mencakup tindakan – tindakan khusus yang spesifik yang dilakukan secara bertahap / berurutan.
Tabel 3.3 Analisa Fungsi Area, Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis Fungsi Area Fungsi Bisnis Proses bisnis
Penentuan rute penerbangan
Menganalisa rute penerbangan yang potensial
Mengidentifikasi lokasi rute yang akan dituju
Membuat laporan rencana rute
Menentukan frekuensi penerbangan
Promosi Membuat rencana
promosi
Menganalisa media promosi yang tepat
Memasang iklan
Membagikan souvenir kepada penumpang Menentukan harga jual
tiket
Memantau harga jual pesaing
Menganalisa harga jual yang akan Cilink pasarkan
Menganalisa
permintaan peak / low penumpang
Membuat laporan harga
Network & Marketing
Analisa pasar Analisa konsumen Analisa trend Analisa pesaing
Analisa peluang di pangsa pasar
Pengembangan Citilink Integrated System
Mengupdate sistem pembukuan
penumpang
Mengupdate departure control
Mengupdate profil dan akses pengguna (user) Mengembangkan
modul RMS Performance Manager
Menganalisa kinerja
Citilink Memonitor kinerja
Citilink Menganalisa
profitabilitas Mengaudit
Melaporkan kinerja Citilink
Penerimaan kompensasi keluhan penumpang
Menerima laporan keluhan penumpang
Cross check ke lapangan (lost in phone)
Mengirimkan surat kompensasi
Memberi kompensasi dari sejumlah barang yang hilang
Menolak / menyetujui permohonan penyelesaian kasus pembelian citilink card via ATM
Menerima laporan keluhan penumpang
Cross check transaksi pembelian
Mengirimkan surat klaim
Menyetujui / menolak pembelian Citilink card via ATM
Service Manager
Penyelesaian kasus via call center
Menerima keluhan penumpang
Cross check ke provider
Mengirimkan surat klaim
Marketing Specialist Peramalan seat load factor
Menganalisa seat load factor dari semua Citilink setiap hari
Memprediksi 2 – 3
bulan kedepan kemungkinan adanya permintaan pasar sehubungan dengan hari libur nasional
Memprediksi 2 – 3
bulan kedepan penurunan permintaan
pasar sehubungan dengan hari libur nasional
Membuat laporan seat load factor
Marketing Specialist Memperluas jalur distribusi
Menganalisa bank – bank yang potensial Menentukan bank –
bank yang potensial Mengajukan
permohonan bekerja sama / bermitra
Bekerja sama dengan bank – bank yang potensial
Mensosialisasikan
bentuk pembelian / penjualan Citilink melalui ATM
Service Specialist Penentu standar Ground Handling
Menemukan standar ground handling dengan pihak ketiga Pelaksanaan standar
ground handling dilapangan oleh pihak ketiga
Menerima laporan ground handling dari lapangan
Melaporkan laporan ground handling
Service Specialist Legal (perjanjian) Menentukan pihak ketiga untuk diajak bekerja sama
Mengidentifikasi pihak ketiga
Mengajukan
permohonan untuk bekerja sama
Mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga Performance Specialist Pengembangan web Mengembangkan
aplikasi web untuk umum dan call center
Finance Pencatatan akuntansi Mengaudit keuangan
dalam akuntansi
Melaksanakan kegiatan akuntansi
Menganalisis laporan keuangan
Pencatatan transaksi
Membuat laporan keuangan
Perencanaan karyawan Merencanakan
penambahan dan pengurangan karyawan
Merencanakan
pemasangan di iklan lowongan
Menyusun rencana kebijakan tenaga kerja Perekrutan karyawan Mengadakan tes dan
wawancara
Melakukan penerimaan
dan penempatan karyawan baru
HRD
Pelatihan karyawan Melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan
Penilaian kinerja karyawan
Administrasi Menangani data karyawan
Memperbaharui
struktur organisasi dan susunan karyawan Menyusun daftar gaji
dan insentif karyawan
Perawatan Mengecek mesin
pesawat sebelum berangkat
Memeriksa mesin pesawat sesudah melakukan
penerbangan
Mengisi bahan bakar Memarkir pesawat Maintenance
Perbaikan Menerima laporan
pesawat yang rusak Memarkir pesawat di
hangar
Memperbaiki pesawat yang rusak
Membuat laporan pesawat yang sudah diperbaiki
Pengontrolan jadwal Mengendalikan jadwal penerbangan Citilink agar tepat waktu
Menghandle
penerbangan VVIP, Carter dan ekstra
Operation
Pengontrolan lapangan Reservation control Crew control Flight permit Flight dispatch
3.4 Menentukan Ruang Lingkup Proyek
Tahap 0: Menentukan konteks dan Ruang Lingkup
Citilink merupakan suatu unit strategi Bisnis yang mandiri dan sudah mempunyai misi dan visi yang jelas. Citilink merupakan unit usaha dari Garuda Indonesia yang melayani penerbangan domestik. Dalam pemasarannya Citilink menjangkau budged travelers atau kelas ekonomi ke bawah dengan konsep pelayanannya basic service.
Strategi yang dipakai Citilink adalah strategi point to point, yang melayani rute penerbangan domestik dari kota ke kota dengan memberikan basic service. Layanan basic service berdasarkan pada prinsip low cost airline, no catering on board. Dengan pelayanan tersebut maka harga jual yang ditawarkan relatif lebih murah.
Strategi lain yang mendukung keberhasilan Citilink adalah strategi product and pricing yang terdiri dari:
Penggunaan 4 Boeing B737 – 300 untuk Citilink pada bulan desember 2003 – juni 2004.
Penambahan 6 Boeing B737 – 300 untuk sampai tahun 2004 untuk mengganti 3 Fokker F – 28.
Melayani masyarakat low yield dengan basic service.
Citilnk memberikan harga yang terjangkau bagi pelangan dengan one price dan one class only dalam satu penerbangan.
Goal yang ingin dicapai oleh Citilink adalah:
Dapat melayani 34 frekuensi penerbangan domestik setiap hari dan diharapkan dapat meningkatkan market share Citilink sebesar 60%.
Pertumbuhan kerja sama bisnis yang baru, aliansi strategis dan partnership.
Konsolidasi bisnis domestik dan pertumbuhan bisnis internasional.
Dalam kegiatan operasional Citilink juga didukung dengan sistem informasi dan teknologi informasi. Sistem informasi yang digunakan adalah CIS (mendukung kegiatan marketing & network, performance dan service), SAP (mendukung kegiatan finance dan HRD) dan ROC (mendukung kegiatan operasi).
Sistem informasi tersebut diimplementasikan pada tahun 2001. Pemanfaatan teknologi informasi adalah implementasi sistem ticketless (pembayaran melalui ATM) dan reservasi melalui internet atau klik BCA.
Adapun pengembangan teknologi yang akan dilakukan yaitu booking confirm lewat SMS. Dengan melalui sms booking confirm maka dapat memudahkan konsumen dalam mereservasi kursi penerbangan.
Pada Citilink semua komputer memakai komputer IBM dengan software – software yang mendukung aplikasi CIS, SAP dan ROC. Komputer tersebut digunakan oleh masing – masing divisi untuk kegiatan administratif.
Pada setiap unit divisi di Citilink mempunyai fungsi yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda – beda. Setiap fungsi dari masing – masing divisi mempunyai objektif dan yang didukung oleh critical success factor.
Critical success factor ini berpengaruh baik untuk pihak internal maupun eksternal. Tolak ukur keberhasilan dari critical success factor adalah key performance indicator yang didukung oleh informasi bisnis dan dukungan yang diperlukan.
Setelah menentukan konteks dan ruang lingkup, maka terdapat rangkuman wawancara bisnis yang dapat dilihat di bawah ini:
Rangkuman Wawancara Bisnis Tahap 1
Tabel 3.4 Rangkuman Wawancara Bisnis
Fungsi Objektif CSF Ext /
Int Able
to infl Key performance
indicator Business information
& support needs Prty Penentuan rute
penerbangan Dapat meningkatkan frekuensi
pengoperasian pesawat
Frekuensi I Y Laporan history call
rute penerbangan Sistem CIS Informasi lokasi rute yang baru melalui
H
Peramalan
Seat Load Factor
Dapat menganalisa frekuensi jam penerbangan pada kondisi peak dan low season
Frekuensi I Y Penggunaan laporan
analisa SLF (low / peak season)
Grafik yang menggambarkan low /
peak season
H
Perluasan pembelian voucher Citilink melalui ATM
Implementasi
teknologi reservasi yang dikembangkan oleh Citilink
Teknologi E Y Laporan implementasi pembelian voucer via
ATM
Sistem keamanan pembayaran bank
VH
Penerimaan kompensasi keluhan penumpang
Menjamin keamanan penumpang
Safety E Y Laporan penyelesaian
klaim
CIS yang menyediakan
informasi mengenai baggage fare
H
Analisa kerja
Citilink Mengetahui kinerja Citilink dalam melayani penumpang
Minimum frill E Y Laporan kinerja
Citilink Sistem RMS yang menyajikan informasi pendapatan Citilink
H
Perekrutan Memperkerjakan karyawan masih muda karena bersemangat dan kreatif
Corporate culture I Y Laporan kinerja
karyawan SAP yang berisi informasi data karyawan
M
Perawatan pesawat
Biaya perawatan pesawat dapat diperkecil
One type aircraft I Y Laporan frekuensi
pemakaian pesawat
Prosedur kelayakan pemakaian pesawat
H
Pengkontrolan jadwal penerbangan
Kontrol jadwal penerbangan dapat lebih mudah
Point to point I Y Laporan one type
performance Sistem ROC yang
tersedia informasi status pesawat
H
3.4.1 Konsolidasi Informasi Bisnis dan Dukungan Yang Dibutuhkan
Tabel 3.5 Konsolidasi Informasi Bisnis & Dukungan
Information level Marketing & Network Service Performance Finance HRD Maintenance Operation
Strategy Promosi Perluasan market Perubahan harga
Basic delivery service
Menjadwal penerbangan yang strategis
Pencatatan tramsaksi yang benar dan akurat
Mencari SDM yang bermutu dan berkualitas
Menjadwal
perawatan dan perbaikan
pesawat
Mencapai one type performance Planning &
Analysis
Demand forecasting Rencana
kebutuhan pesawat
Rencana kerja &
anggaran
marketing &
network Menganalisa
pesaing
Perencanaan kedai udara with street price
Analisa
pemakaian &
pengalokasian biaya Analisa
profitability Pembuatan
budged
Perencanaan anggaran dan keuangan
Perencanaan seleksi awak
Merencanakan pembelian suku cadang
Analisa kerusakan pesawat
Perencanaan jumlah pesawat yang terbang Perencanaan
cadangan pesawat
Monitoring &
Control
Memonitor
peluang dari pangsa pasar
Memonitor pergerakan pesaing Kontrol
perubahan harga
Memonitor keluhan penumpang Persiapan
awak kabin
Memonitor kinerja Citilink Kontrol audit
Memonitor dan masuk dan keluar
Pelatihan khusus awak kabin
Absensi
Perawatan dan perbaikan
pesawat
Kontrol kinerja pesawat
Kontrol awak kabin Kontrol
reservasi Kontrol
keselamatan penerbangan Transaction Transaksi
penjualan Transaksi
service Transaksi
pendapatan Transaksi penjualan Transaksi pendapatan General ledger
Transaksi gaji
personel Transaksi
pembelian suku cadang
Transaksi pembelian bahan bakar pesawat Transaksi
post flight dan pre flight Operational
Support
Dukungan jalur distribusi
Dukungan data layanan penumpang
Dukungan
fasilitas dan jaringan
Masukkan data akuntansi
Dukungan awak kabin
Dukungan alat – alat teknis
Dukungan air traffic control
3.5 Penilaian Sistem Yang Berjalan
Sistem yang terdapat pada Citilink dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.6 Penilaian Sistem yang Berjalan / Current System (tahap 2.1)
Sistem Informasi
Aplikasi Hardware & software environment
Pemakai user (output) Siapa yang entry (input)
Subjek data / file Keterangan (lokasi / akses)
Marketing &
Network
CIS (Citilink Integrated System)
Windows 2000 Office 2000 Notebook Compaq IBM desktop
Marketing manager Marketing
specialist
Branch office Data entry
Customer Database Harga pesaing Laporan CSF Penjualan
Database
Akses online (cth:
data penumpang) Akses manual (cth:
menganalisa harga pesaing)
Performance CIS (Citilink Integrated System)
MS Office 2000 Notebook Compaq IBM desktop
Performance manager Specialist performance
Data entry Jumlah
penumpang Database History call price
Akses online
Service CIS (Citilink Integrated System)
MS Office 2000 MS Power point 2000 IBM desktop
Service manager
Specialist service Sekretaris Nama Customer Database
Alamat customer Database
Jenis penerbangan Database
Akses online (via email)
Akses manual (surat menyurat)
Finance SAP General ledger
IBM desktop Unit akuntansi Unit anggaran Unit commerce Board of director
Accounting manager Staff accounting
Vendor Database Customer
Database
Akses online
HRD SAP MS Office
IBM desktop
Unit HRD Service manager Marketing
manager Finance manager
Data entry Pegawai darat database
Pegawai udara database
Akses online
Operation ROC IBM Desktop Unit teknik Data entry Jadwal
penerbangan database Status pesawat Crew scheduling
Akses online
3.5.1 Membangun Arsitektur Informasi Tahap 2.2:
Arsitektur Informasi sebagai Master plan.
Blue print yang meliputi sistem saat ini dan yang akan datang yang berkaitan dengan informasi.
Sebagai dasar untuk melakukan perubahan di masa mendatang.
Arsitektur informasi mempunyai ciri khusus yaitu mudah untuk dikembangkan dan dirawat dan membutuhkan ketrampilan khusus dan teknik untuk formulasinya.
Untuk membangun arsitektur informasi, kami memilih menggunakan teknik analisis fungsi.
Tabel 3.7 Relevan Teknik dan Tipe Arsitektur Architecture Type
Technique
Bussiness Data Application Technical Organization Fungsional
analysis
High Medium High Medium High
Kesimpulan:
Pada teknik analisis fungsional terhadap bisnis tinggi.
Pada teknik analisis fungsional terhadap data sedang.
Pada teknik analisis fungsional terhadap aplikasi tinggi.
Pada teknik analisis fungsional terhadap teknik sedang.
Pada teknik analisis fungsional terhadap organisasi tinggi.
Gambaran arsitektur informasi dapat dilihat di bawah ini:
3.5.2 Analisis Audit Grid
A. Sistem Informasi Marketing & Network (CIS)
Tabel 3.8 Kualitas Bisnis Marketing & Network 3 2 1 Kualitas Bisnis
Ya Ragu – ragu Tidak
Responden Nilai Rata - rata Apakah sistem CIS
mendukung kegiatan bisnis
3 2 - 5 13 2,6
Apakah user mengalami
kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi
- 2 3 5 7 1,4
Apakah user sudah merasa puas terhadap hasil output sistem CIS pada saat ini
1 1 3 5 8 1,6
Apakah sistem CIS digunakan setiap hari
5 - - 5 15 3
Apakah perlu menerapkan sistem aplikasi yang baru
5 - - 5 15 3
Total 11,6
Rata – rata 2,32
Tabel 3.9 Kualitas Teknis Marketing & Network 3 2 1 Kualitas Teknis
Ya Ragu – ragu Tidak
Responden Nilai Rata - rata Apakah sistem CIS sering
mengalami error
3 2 - 5 13 2,6
Apakah respon sistem kepada user lambat
5 - - 5 15 3
Apakah sistem didalam memberikan output kepada user cepat
- 2 3 5 7 1,4
Apakah sistem aplikasi disediakan fasilitas back up
- 3 2 5 8 1,6
Apakah hardware mendukung sistem aplikasi
2 3 - 5 12 2,4
Total 11
Rata – rata 2,2
B. Sistem Informasi Performance (CIS)
Tabel 3.10 Kualitas Bisnis Performance 3 2 1 Kualitas Bisnis
Sudah Ragu – ragu Belum
Responden Nilai Rata - rata Apakah sistem CIS
mendukung kegiatan bisnis
4 1 - 5 14 2,8
Apakah user mengalami
kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi
- 2 3 5 7 1,4
Apakah user sudah merasa puas terhadap hasil output sistem aplikasi pada saat ini
1 2 2 5 9 1,8
Apakah sistem aplikasi digunakan setiap hari
5 - - 5 15 3
Apakah perlu menerapkan sistem aplikasi yang baru
4 1 - 5 14 2,8
Total 11,8
Rata – rata 2,36
Tabel 3.11 Kualitas Teknis Performance 3 2 1 Kualitas Teknis
Ya Ragu – ragu Tidak
Responden Nilai Rata - rata Apakah sistem CIS sering
mengalami error
3 2 - 5 13 2,6
Apakah respon sistem kepada user lambat
5 - - 5 15 3
Apakah sistem didalam memberikan output kepada user cepat
1 2 2 5 9 1,8
Apakah sistem aplikasi disediakan fasilitas back up
- 3 2 5 8 1,6
Apakah hardware mendukung sistem aplikasi
2 3 1 5 12 2,4
Total 11,4
Rata – rata 2,28
C. Sistem Informasi Service (CIS)
Tabel 3.12 Kualitas Bisnis Service 3 2 1 Kualitas Bisnis
Ya Ragu – ragu Tidak
Responden Nilai Rata - rata Apakah sistem CIS
mendukung kegiatan bisnis
3 2 - 13 5 2,6
Apakah user mengalami
kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi
- 2 3 5 7 1,4
Apakah user sudah merasa puas terhadap hasil output sistem aplikasi pada saat ini
1 3 1 5 10 2
Apakah sistem aplikasi digunakan setiap hari
5 - - 5 15 3
Apakah perlu menerapkan sistem aplikasi yang baru
3 2 - 5 13 2,6
Total 11,6
Rata – rata 2,32
Tabel 3.13 Kualitas Teknis Service 3 2 1 Kualitas Teknis
Ya Ragu – ragu Tidak
Responden Nilai Rata - rata Apakah sistem CIS sering
mengalami error
2 3 - 5 12 2,4
Apakah respon sistem kepada user lambat
2 3 - 5 12 2,4
Apakah sistem didalam memberikan output kepada user cepat
2 2 1 5 11 2,2
Apakah sistem aplikasi disediakan fasilitas back up
2 3 - 5 12 2,4
Apakah hardware mendukung sistem aplikasi
3 2 - 5 13 2,6
Total 12
Rata – rata 2,4