1
SKRINING JAMUR PENDEGRADASI PLASTIK LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE)
Afni Zuliani1), Atria Martina2)
1)Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
2)Dosen Bidang Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau [email protected]
*corespondent author : [email protected]
ABSTRACT
The use of plastic bags made from low density polyethylene (LDPE) is one of the main sources of environmental pollution, because it degrades very slowly in nature so that it accumulates in large quantities in the environment. Biodegradation is an important approach to waste reduction that relies on biological processes to break down plastic pollutants. This study screened fifteen Riau local fungi isolates for their ability to degrade Low-density polyethylene (LDPE) plastic. Fungi capable of degrading this polymer showed the presence of fungal growth on selective media, namely MSA with the addition of 0.1%
w-/-v LDPE powder. The results showed that all isolates could grow on the medium with the largest growth diameter found in Aspergilllus fumigatus KP (8,13 cm) and the smallest in Penicillium PN4 (1,22 cm) within 3 days of incubation.
Keywords : Plastic waste, low density polyethylene, biodegradation, fungi
ABSTRAK
Penggunaan kantong plastik berbahan dasar polietilen densitas rendah (LDPE) menjadi salah satu sumber utama pencemaran lingkungan, hal ini dikarenakan sifatnya yang sangat lambat terdegradasi di alam, sehingga terakumulasi di lingkungan dalam jumlah besar.
Biodegradasi adalah pendekatan penting untuk pengurangan limbah yang bergantung pada proses biologis dalam mengurai polutan plastik. Penelitian ini menyeleksi lima belas isolat jamur lokal Riau untuk mengetahui kemampuanya dalam mendegradasi plastik Low-density polyethylene (LDPE). Jamur yang mampu mendegradasi polimer ini akan menunjukkan adanya pertumbuhan jamur pada medium selektif yaitu MSA dengan penambahan 0,1 % w/v bubuk LDPE. Hasil penelitian menunjukkan semua isolat dapat tumbuh pada medium tersebut dengan diameter pertumbuhan paling besar oleh Aspergilllus fumigatus KP 8,13 cm dan yang terkecil Penicillium PN4 1,22 cm dalam waktu inkubasi 3 hari.
Kata kunci : Limbah plastik, polietilen densitas rendah, biodegradasi, jamur
2 PENDAHULUAN
Plastik adalah polimer sintetik dari karbon, hidrogen dan oksigen yang berasal dari petrokimia (Shimao 2001).
Sekitar 12,7 juta metrik ton plastik mencemari laut setiap tahun, dan jumlah ini setara dengan sekitar 4,6% dari total sampah plastik yang dihasilkan dari 192 negara (Jambeck et al. 2015). Plastik jenis low density polyethylene (LDPE) merupakan plastik yang terbuat dari sintesis minyak bumi, mudah dibentuk ketika panas, dan termasuk plastik dengan kualitas serta mutu yang tinggi (Widiyatmoko et al. 2016). Plastik tersusun oleh polimer berlapis yang memiliki hidrofobisitas, rantai hidrokarbon yang panjang, ukuran molekul yang tinggi dan tambahan senyawa kimia lain untuk memperoleh sifat-sifat tertentu (Rodrigo & Greus 2002). Hal tersebut mengakibatkan plastik sangat sulit terurai dan membutuhkan waktu yang lama untuk terdegradasi di alam (Singh & Gupta 2014).
Pengolahan limbah plastik yang diterapkan di Indonesia saat ini seperti pembakaran, penimbunan dan daur ulang dinilai tidak efisien dan tidak ramah lingkungan. Salah satu contohnya yaitu, saat proses pembakaran, menghasilkan beberapa gas yang bersifat karsinogenik seperti furan dan dioksin. Dioksin dapat mengganggu aktivitas endokrin, imunitas, cacat lahir, dan perkembangan reproduksi manusia serta dapat menyebabkan kanker (Pavani & Rajeswari 2014).
Biodegradasi dianggap sebagai metode yang paling sesuai dengan keberlanjutan lingkungan dan murah untuk pengolahan limbah plastik karena dapat mengurangi berat molekul polimer
yang terjadi secara alami oleh mikroorganisme. Melibatkan langkah- langkah seperti biodeteriorasi, depolimerisasi, asimilasi, dan mineralisasi (Gu 2003). Mikroorganisme mampu memanfaatkan polimer kompleks pada plastik sebagai sumber karbon yang dapat bertransformasi menjadi unit yang lebih sederhana (Bhardwaj et al. 2012).
Jamur merupakan mikroorganisme yang mampu melakukan degradasi plastik LDPE karena kemampuannya untuk membentuk protein enzim hidrofobik.
Protein tersebut berfungsi sebagai surfaktan yang mampu menurunkan hidrofobisitas polimer pada plastik dan meningkatkan efektivitas degradasi (Bayry et al. 2012). Selain itu pertumbuhan jamur ditanah lebih cepat dibandingkan dengan bakteri, dan hifa yang ada pada jamur mampu berpenetrasi menjangkau senobiotik (Gajendiran et al.
2016).
Beberapa jamur diketahui dapat tumbuh di medium yang diberi perlakuan plastik LDPE, seperti yang dilakukan oleh Deepika & Madhuri (2015) yaitu Aspergillus flavus, A. fumigatus, A. niger, A. brasiliensis dan A. ornatus tumbuh setelah diinkubasi 4-5 hari pada medium Mineral Salt Agar (MSA) yang ditambahkan bubuk LDPE konsentrasi 0.1% w/v. Das & Kumar (2014) mengisolasi jamur yang berasal dari tanah limbah plastik, mendapatkan 5 isolat jamur, setelah diidentifikasi 4 isolat jenis Aspergillus sp dan 1 isolat Fusarium sp dapat tumbuh pada medium MSA yang ditambahkan 3% bubuk LDPE dan memanfaatkan bubuk plastik tersebut sebagai sumber karbon. Thilagavathi et al. (2018) melaporkan bahwa jamur Xylaria sp yang diisolasi dari sarang
3 rayap mampu tumbuh pada medium MSA
yang ditambahkan bubuk LDPE konsentrasi 0,1 w/v dan menghasilkan zona bening setelah diinkubasi selama 2-4 minggu. Penelitian ini menggunakan lima isolat jamur indigenus Riau diisolasi dari lahan gambut dan bersifat termotoleran serta 10 isolat jamur yang diisolasi dari tanah tercemar minyak bumi. Semua isolat sebelumnya sudah diuji kemampuannya oleh Jadmika (2015) dan Ningsih (2015) dalam mendegradasi minyak bumi. Namun, kemampuannya dalam mendegradasi plastik belum diketahui. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian yaitu menguji kemampuan isolat untuk tumbuh pada media yang diberi plastik LDPE.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Oktober 2020, di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau, Pekanbaru. Isolat jamur yang digunakan berasal dari Koleksi kultur Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau.
Preparasi Bubuk LDPE
Butiran LDPE ditimbang kemudian dilarutkan kedalam 150 ml xylene menggunakan beaker glass, lalu diaduk selama 30 menit didalam water bath hinga campuran tersebut mengental.
Setelah dingin campuran dibilas dengan alkohol 96% dan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 40-60°C selama 24 jam. Gumpalan plastik berbentuk granula kasar dihaluskan dengan blender kemudian disaring dengan saringan
bertingkat, diameter lubang ayakan berukuran 150 µm (Hikmah et al. 2018).
Pembuatan Medium PDA
PDA digunakan untuk peremajaan isolat. Kentang seberat 200 g, dikupas dan dipotong kecil-kecil membentuk dadu. Potongan lalu dimasukkan kedalam 500 ml akuades steril kemudian direbus.
Ekstrak kentang yang diambil sebanyak 250 ml lalu ditambahkan dengan dekstrosa 20 g dan agar 15 g, dan dilarutkan kedalam akuades hingga mencapai 1 L (Gandjar et al. 1999).
Pembuatan Media Mineral Salt Agar (MSA)
Medium MSA digunakan untuk skrining jamur pendegradasi plastik.
MSA yang diberi penambahan bubuk LDPE konsentrasi 0.1 w/v dengan komposisi K2HPO4 0.2 g, NaCl 1 g, CaCl2.2H2O 0.002 g, (NH4)2SO 1 g, MgSO4. 7H2O 0.5 g, CuSO4. 5H2O 0.001, ZnSO4. 7H2O 0.001 g, MnSO4. H2O 0.001 g, dan FeSO4.7H2O 0.01 g, dilarutkan kedalam 1000 ml akuades (Hikmah et al. 2018), dan ditambahkan 100 mg bubuk LDPE pH pada media diatur menjadi 6, lalu disonikasi selama 1 jam pada kecepatan 120 rpm dan disterilkan pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi selama 20 menit (Pramila &
Ramesh et al. 2011).
Peremajaan Isolat
Isolat jamur diremajakan kembali dengan cara mengambil 1 ose, lalu digores secara zig-zag pada medium PDA miring dan dicawan petri, dan diinkubasi pada suhu ruang hingga koloni terbentuk.
4 Preparasi Inokulum
Isolat yang ditumbuhkan pada medium PDA umur 7 hari, diambil bagian pinggir koloninya, diameter 5 mm menggunakan yellow tip. Potongan disk inokulum digunakan untuk uji pertumbuhan pada medium MSA dengan penambahan bubuk LDPE.
Uji Pertumbuhan Jamur Pendegradasi Plastik LDPE.
Potogan disk inokulum diambil dan dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi medium. Masing-masing cawan petri diisi tiga disk inokulum dan diinkubasi pada suhu ruang. Diameter pertumbuhan diamati selama 3 hari berturut-turut. Pengukuran diameter koloni dengan menggunakan jangka sorong dilakukan sebanyak 4 kali pada posisi yang berbeda.
Analisis Data
Data yang telah didapatkan pada penelitian ini disajikan secara kualitatif dengan menggunakan Microsoft Excel versi 2013. Penelitian ini menggunakan dua ulangan untuk setiap perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebanyak lima belas isolat jamur lokal Riau, diuji kemampuannya untuk tumbuh pada media MSA, penambahan bubuk LDPE yaitu sebagai sumber karbon Berdasarkan hasil yang didapat pada Tabel 1, semua isolat mampu tumbuh pada medium MSA mengandung bubuk LDPE dan semua isolat juga dapat tumbuh di medium MSA tanpa pemberian bubuk LDPE (kontrol).
Pertumbuhan diameter setiap jenis isolat pada medium bervariasi.
Hal ini dapat disebabkan karena setiap jamur memiliki karakteristik serta kemampuan berbeda, sehingga proses degradasi yang terjadi akan bervariasi antara isolat lainnya dan memiliki pertumbuhan optimalnya sendiri (Mahalakshmi & Andrew 2012). Jamur yang mampu tumbuh pada medium yang minim nutrisi seperti medium MSA dengan penambahan bubuk LDPE, akan mampu memanfaatkan bubuk tersebut sebagai sumber karbon. Hal ini karena kemampuan jamur menghasilkan enzim ekstraseluler dalam jumlah yang berbeda yang digunakan untuk perlekatan pada permukaan polimer. Polimer sebagai bahan organik akan didepolimerisasi dan akan mengalami proses mineralisasi menjadi CO2, H2O atau metana (CH4) (Singh & Gupta 2014).
Isolat yang memiliki diameter pertumbuhan koloni tertinggi yaitu A.
fumigatus KP mencapai 8.12 cm dalam waktu inkubasi 3 hari. Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan Alshehrei (2017), isolat jamur asal Laut Merah ditumbuhkan di medium Czapek dox agar dengan bubuk LDPE 0.1 w/v.
Pertumbuhan koloni tertinggi terdapat pada isolat A.niger mencapai 9,50 cm, A.
fumigatus 8,20 cm, Penicillium sp 7,00 cm dan A. terreus 8,50 cm yang diinkubasi dalam waktu 5 hari. A.
fumigatus juga termasuk spesies yang telah diteliti kemampuannya untuk mendegradasi polietilen dan polimer lainnya. Isolat ini merupakan biodegradator terbaik dibandingkan dengan A. terreus dan Fusarium solani (Zahra et al. 2010).
Chaetomium sp dan A. flavus hasil isolasi dari tanah TPA. Isolat dapat tumbuh pada medium MSA dengan
5 penambahan 0,5 g bubuk LDPE.
Pertumbuhan diameter Chaetomium sp mencapai 9,00 cm dan A. flavus adalah 8,00 cm pada waktu inkubasi 4 hari.
(Sowmya et al. 2012).
Pada penelitian ini, Penicilllium PN4 menghasilkan diameter pertumbuhan koloni terendah yaitu 1,22 cm. Hal ini diduga enzim yang dihasilkan oleh jamur tersebut tidak optimal dalam mengubah senyawa hidrokarbon kompleks yang
terdapat pada bubuk LDPE sebagai sumber karbon.
Namun masih dapat beradaptasi pada medium tersebut. Genouw et al. (1994) menyebutkan mikroorganisme merupakan biodegradator kerena kelimpahannya, variasi spesies, fleksibelitas katabolik, dan anaboliknya, serta kemampuannya untuk beradaptasi dibawah pengaruh kondisi lingkungan yang minim nutrisi cendrung berbeda.
Tabel 1. Pertumbuhan jamur pada medium MSA inkubasi 3 hari.
Jenis Isolat
Perlakuan Diberi bubuk LDPE ±
SD (cm)
Tanpa bubuk LDPE ± SD (cm)
Penicillium PN4 1.22±0.27 1.02±0.08
Penicillium PN6 1.89±0.30 1.47±0.27
LM-B02 2.46±0.02 2.18±0.13
Trichoderma PN4 2.59±0.11 3.73±0.17
Aspergillus terreus II RTA 2.60±0.05 1.83±0.00
LM-A02 2.64±0.15 1.11±0.13
LM-A04 2.69±0.06 2.38±0.03
LM-B04 2.77±0.08 1.47±0.05
LM-B05 3.05±0.01 2.16±0.08
LL-B07 3.12±0.11 2.32±0.12
LM-B07 3.19±0.19 2.27±0.08
LM-A03 3.27±0.04 2.64±0.10
LM-A05 3.69±0.00 2.47±0.03
Aspergillus fumigatus KK 4.75±0.54 8.13±0.00
Aspergilllus fumigatus KP 8.13±0.00 8.13±0.00
Diameter pertumbuhan koloni jamur pada medium MSA tanpa pemberian bubuk LDPE (kontrol) lebih kecil jika dibandingkan dengan yang diberi bubuk LDPE. Secara makroskopis pertumbuhan jamur pada kontrol, menghasilkan miselium yang lebih sedikit dan tipis,
serta pertumbuhannya lebih lama (Gambar 1).
Pertumbuhan dan pembentukan konidia isolat pada medium yang mengandung LDPE lebih cepat sehingga warna koloni lebih cepat terbentuk.
Menurut Munir et al. (2018) perbedaan pertumbuhan jamur pada medium yang
6 diberi bubuk dan tidak diberi bubuk
LDPE, diduga karena jamur mampu memanfaatkan bubuk plastik sebagai sumber karbon sehingga pertumbuhannya lebih baik dari kontrol.
Biodegradasi plastik akibat aktivitas enzim tertentu dapat menyebabkan putusnya rantai polimer. Keterlibatan enzim dalam degradasi polietilen yang sudah diteliti pada penelitian sebelumnya yaitu lakase dan esterase (Lucas et al.
2008). Sepuluh isolat jamur dari tempat pembuangan sampah Dandora, Nairobi.
Isolat ini mampu menghasilkan enzim lakase dan esterase yang bervariasi. A.
oryzae strain A5.1 merupakan biodegrader LDPE tertinggi dan mampu menghasilkan enzim esterase dan lakase tertinggi. Isolat A. fumigatus strain B2.2 juga menghasilkan lakase tertinggi tetapi esterase lebih rendah (Muhonja et al.
2018).
Gambar 1. Pertumbuhan beberapa isolat pada medium mengandung LDPE dan tanpa LDPE (A). Kontrol. (B). MSA+LDPE. (a). A. fumigatus KP (b) A. terreus II RTA (c).
LM-A3.
Mekanisme biodegradasi diawali dari kolonisasi primer oleh jamur. Menurut Bayry et al. (2012) jamur memiliki kemampuan untuk berpenetrasi karena memiliki protein hidrofobik, protein tersebut berfungsi sebagai surfaktan yang dapat menurunkan hidrofobisitas polimer.
Arutchelvi et al. (2008) menyatakan bahwa kolonisasi mikroorganisme akan
menyebabkan penyisipan gugus hidrofilik seperti gugus karbonil atau gugus hidroksil yang lebih rentan terhadap degradasi pada permukaan polimer sehingga menurunkan tegangan permukaan polimer. Hal tersebut disebabkan oleh metabolisme jamur saat terpapar pada media dengan sumber karbon yang sedikit. Bubuk polietilen A
B
a b c
7 yang terdispersi secara homogen dalam
media solid MSA akan dihidrolisis oleh enzim ektraseluler yang jamur sekresikan sehingga polimer menjadi larut dalam air (Tokiwa et al. 2009).
Setiap enzim memiliki pH optimum untuk bekerja secara efektif. Penelitian ini menggunakan pH 6, pada penelitian Rohmah et al. (2018) nilai pH tersebut adalah pH yang optimal untuk pertumbuhan jamur dan menghasilkan degradasi plastik tertinggi. Menurut Artham & Doble (2008) pada kondisi stress dengan pH yang rendah, jamur akan mengeluarkan enzim ekstraseluler yang digunakan dalam mendegradasi senyawa organik kompleks.
PENUTUP Kesimpulan
Lima belas isolat mampu tumbuh pada medium MSA baik dengan dan tanpa perlakuan bubuk LDPE 0.1 w/v. Isolat yang menunjukkan pertumbuhan tertinggi yaitu A. fumigatus KP dengan diameter 8,12 cm dan terendah adalah adalah Penicillium PN4 yaitu 1,22 cm yang diinkubasi selama 3 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Alshehrei F. 2017. Biodegradation of low density polyethylene by fungi isolated from Red Sea Water.
International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences.
6(8):1703-1709.
Artham T., dan Doble M. 2008.
Biodegradation of aliphatic and aromatic polycarbonates. Macromol Biosci. 8: 14- 24.
Arutchelvi J., Shudakar M., Arkatkar A., Doble M., Bhaduri S, dan Uppara PV. 2008. Biodegradation of polyethylene and polypropylene.
Indian Journal of Biotechnology. 7:9- 22.
Bayry J., Aimanianda V., Guijarro JI., Sunde M, dan Latge JP. 2012.
Hydrophobins-unique fungal proteins. Plos Pathogens. 8(5):1-4 Bhardwaj H, Gupta R, Tiwari A. 2012 –
Microbial population associated with plastic degradation. Scientific Reports 5, 272–274.
Das MP., dan Kumar S. 2014. Microbial Deterioration of Low Density Polyethylene by Aspergillus and Fusarium sp. International Journal of ChemTech Research. (6)1:299-305 Deepika S., dan Madhuri J.R. 2015.
Biodegradation of low density polyethylene by microorganisms from garbage soil. Journal of Experimental Biology and Agricultural Sciences.
3(1):16-20
Gajendiran A., Krishnamoorthy S, dan Abraham J. 2016. Microbial degradation of low-density polyethylene (LDPE) by Aspergillus clavatus strain JASK1 isolated from landfill soil. Biotechnology. 6(52) Gandjar I, Robert AS, Karin VD, Ariyanti
O, Iman S. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Obor.
Genouw G., Naeyer F., Van Meenen P., Van de Werf H., Nijs W, dan Verstraete
8 W. 1994. Degradation of oil sludge by
landfarming – a case-study at the Ghent harbour. Biodegradation (5) 37-46.
Hikmah M., Setyaningsih R, dan Pangastuti.
2018. The potential of lignolytic Trichoderma isolates in LDPE (Low Density Polyethylene) plastic biodegradation. IOP Conf. Series:
Materials Science and Engineering 333 : 1-7.
Jadmika SE. 2015. Uji kemampuan isolat lokal jamur ligninolitik dalam mendegradasi hidrokarbon minyak bumi [Skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau.
Jambeck, J.R., Geyer, R., Wilcox, C., Siegler, T.R., Perryman, M., Andrady, A., Law, K.L. (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean.
Science, 347(6223), 768.
Gu J. D., 2003.Microbiological deterioration and degradation of synthetic polymeric materials: recent research advances, International Biodeterioration and Biodegradation, vol. 52, no. 2, pp. 69–91.
Mahalakshmi V., dan Andrew SN. 2012.
Assessment of Physicochemically treated plastic by fungi. Annals of Biol. Res. 3(9): 4374-4381.
Muhonja CN., Magoma G., Imbuga M., and Makonde HM., .2018. Molecular Characterization of Low-Density Polyethene (LDPE)Degrading Bacteria and Fungi from Dandora Dumpsite, Nairobi, Kenya.
International Journal of Microbiology. 416 : 1-10
Munir E., Harefa RSM., dan Priyani N.
2018. Plastic degrading fungi Trichoderma viride and Aspergillus nomius isolated from local landfill soil in Medan. IOP Conference Series:
Earth and Environmental Science 126:1-7.
Ningsih G. 2015. Isolasi fungi pendegradasi hidrokarbon minyak bumi dari sampel tanah tercemar tumpahan minyak bumi [Skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau.
Lucas N., Bienaime C., Belloy C., Queneudec M., Silvestre F., and Nava-saucedo J.. 2008. Chemosphere Polymer biodegradation: mechanisms and estimation techniques.
Chemosphere. vol. 73, no. 4, pp. 429–
442.
Ojha N., Pradhan N., Singh S., Barla A., Shrivastava A., Khatua P., Rai V, dan Bose S. 2017. Evaluation of HDPE and LDPE degradation by fungus, implemented by statistical optimization. Scientific Reports.
7:39515.
Pavani P., dan Rajeswari TR. 2014. Impact of plastics on environmental pollution.
Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences. 3:87-93.
Pramila R. dan Vijaya RK., 2011.
Biodegradation of low density polyethylene (LDPE) by fungi
9 isolated from municipal landfill area.
J. Microbiol. Biotech. 1 (4):131-136.
Rodrigo LC., dan Greus AR. 2002.
Biodegradation studies of LDPE filled with biodegradable additives:
Morphological changes. Journal of Applied Polymer Science. 83:1683–
1691.
Rohmah UM., Shovitri M., dan Kuswytasari ND. 2018. Degradasi plastik oleh jamur Aspergillus terreus (LM 1021) pada pH 5 dan 6; serta suhu 25o C dan 35o C. Jurnal Sains dan Seni ITS 7(2):
2337-3520.
Shimao, M, (2001) biodegradation of plastics. Curr. Opin. Biotechnol., 12:
242-247.
Singh J., dan Gupta K.C. 2014. Screening and identification of low density polyethylene (ldpe) degrading soil fungi isolated from polythene polluted sites around Gwalior city (M.P.).
International Journal Current Microbiology and Applied Sciences.
(3)6: 443-448.
Sowmya HV., Ramalingappa., dan Krishnappa M. 2012. Degradation of polyethylene by Chaetomium sp. and Aspergillus flavus. International
Journal of Recent Scientific Research.
3(6): 513 – 517.
Thilagavathi SS., Gomathi V., dan Kumar K. 2018. An approach to Low density polyethylene (LDPE) biodegradation by Xylaria sp. from termite garden.
Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 7(2): 2408-2411.
Tokiwa, Y., Calabia, B.P., Ugwu, C.U., dan Aiba, S. 2009. Biodegradability of Plastics. International Journal of Molecular Sciences, 10(9), 3722–
3742.
Widiyatmoko H., Purwaningrum., dan Arum PFP. 2016. Analisis karakteristik sampah plastik di permukiman kecamatan tebet dan alternatif pengolahannya. Jurnal Teknik Lingkungan. 7(1): 24-33.
Zahra S., Abbas S S., Mahsa M T., dan Mohsen N. 2010. Biodegradation of low density polyethylene (LDPE) by isolated fungi in solid waste medium.
Waste Management. 30: 396–401.