• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULLYING KARYA TULIS INI MERUPAKAN TUGAS PROSPEKTIV 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BULLYING KARYA TULIS INI MERUPAKAN TUGAS PROSPEKTIV 2021"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BULLYING

KARYA TULIS INI MERUPAKAN TUGAS PROSPEKTIV 2021

MENTOR :

DWI FITRI RAMADHANTI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 PULAU SAPARUA : ADHALIZA SALSABILA ARNITA 2110111002 GRYSCELLA MEINETA PRISCILLA 2110111146 HASAN BAIHAQI 2110111249 UTAMI REYDIANA PUTRI 2110111042

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA JAKARTA, 28 NOVEMBER 2021

(2)

ABSTRAK

Penindasan (bullying) dapat diartikan sebagai penggunaan ancaman berupa kekerasan maupun paksaan dengan tujuan mengintimidasi pihak lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan faktor apa saja yang bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan bullying. Pentingnya edukasi mengenai bullying juga sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus, agar tidak ada lagi korban dari tindakan penindasan (bullying). Metode penelitian yang digunakan adalah studi Pustaka dengan cara mempelajari referensi-referensi di artikel, jurnal, dan browsing internet. Bullying atau perundungan sendiri mememiliki beberapa bentuk diantaranya yaitu bentuk kekerasan fisik, verbal, psikologis, dan cyber bullying.

Terdapat juga beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya bullying ada faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal diantaranya dari keluarga, sekolah, faktor teman sebaya, dan tontonan atau tayangan televisi dan faktor internal yaitu karakteristik kepribadian anak. Seseorang yang pernah menjadi korban bullying biasanya akan merasakan depresi dan gangguan kecemasan, hal ini dapat berpengaruh besar terhadap masa depan orang tersebut.

Ada beberapa metode – metode yang bisa dilakukan untuk menangani tindakan bullying seperti mengenali karakter anak, membanguun komunikasi dengan anak, dan mengajarkan dasar tentang keberanian kepada sang anak. Dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan tindakan negative yang harus dijauhi. Banyak dampak negative yang akan diterima oleh korban dari bullying diantaranya seperti masalah fisik, emosional, dan akademik.Dengan menanamkan apa arti dari bullying itu sendiri dan dampak yang akan diterima, kami harap dapat mencegah terjadinya tindakan bullying.

Kata Kunci: bullying, tindakan, korban, dampak

(3)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Permasalahan penindasan (bullying) sering dijumpai sampai saat ini. Pengertian penindasan dapat diartikan sebagai penggunaan ancaman berupa kekerasan maupun paksaan dengan tujuan mengintimidasi pihak lain. Salah satu contoh kasus bullying yang terjadi di Indonesia dan mendapat perhatian dari masyarakat setempat, terjadi di SMP Negeri 16 Malang hingga Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah dicopot dari jabatan. Seorang siswa (MS) menjadi korban perundungan dan penganiayaan yang dilakukan oleh teman sekolahnya, bahkan harus kehilangan dua ruas jari tengah tangan kanan akibat dibanting ke paving.

Fenomena tersebut terjadi karena kurangnya ketegasan terhadap penerapan pada Pasal 80 ayat 2 Undang-Undang No 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Sehingga perhatian dari pihak sekolah tentang lingkungan sekolah yang aman, serta pola pendidikan orangtua mengenai sikap siswa yang mengarah pada tindakan kriminal, harus dihindari sejak dini.

Pentingnya edukasi mengenai bullying sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus, sehingga tidak ada lagi korban yang dirugikan atas kejadian tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana bentuk-bentuk dari bullying?

b. Bagaimana faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bullying?

c. Mengapa seseorang bisa menjadi pelaku bullying?

d. Bagaimana dampak yang dirasakan oleh korban bullying?

e. Bagaimana upaya untuk mengatasi bullying yang telah terjadi?

f. Bagaimana tindakan untuk mencegah terjadinya bullying?

3. Tujuan Karya Tulis

a. Untuk menjabarkan bentuk-bentuk dari bullying.

b. Untuk menganalisis faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bullying.

c. Untuk menganalisis alasan seseorang bisa menjadi pelaku bullying.

(4)

d. Untuk menjelaskan dampak yang dirasakan oleh korban bullying.

e. Untuk menjabarkan upaya untuk mengatasi bullying yang telah terjadi.

f. Untuk mengetahui tindakan untuk mencegah terjadinya bullying.

4. Manfaat Karya Tulis

Karya tulis ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan wawasan penulis mengenai bullying dengan cara mengatasi serta pencegahannya pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

(5)

ISI

Setiap kali ribuan remaja muncul ketakutan untuk pergi ke sekolah. Bullying adalah masalah yang melibatkan jutaan siswa, dan membuat semua orang prihatin, tidak hanya anak- anak yang menerimanya. Namun karena orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya biasanya tidak mempercayainya, mereka mungkin tidak melihat seberapa intens intimidasi akan terjadi.

Untuk melihat dari mana tindakan agresif tersebut berasal, kita bisa melihat fenomena ini di berbagai tingkatan. Yang mana hal itu awalnya adalah mendefinisikan tindakan agresif.

Agresif adalah sifat yang sulit diukur, tetapi sesuatu yang akan kita semua percaya dan kita kenali ketika kita menemukannya. Beberapa dari kita telah mengetahui intimidasi secara langsung, dan sebagian besar dari kita telah melihatnya pada akhirnya. Namun demikian, untuk memeriksa atribut atau kekhasan apa pun, pertama-tama kita harus menentukan apa itu, dan tidak terkecuali bullying.

Bullying atau perundungan yang dilakukan oleh pelaku mememiliki beberapa bentuk diantaranya bentuk kekerasan fisik, verbal, psikologis, dan cyber bullying. Bentuk bullying kekerasan fisik yaitu pelaku melakukan kontak fisik dengan korbannya. Bentuk kekerasan fisik yang biasanya diberikan seperti, memukul, menampar, menendang, mengigit, melempar barang, mencubit, mecakar dan meludahi korbannya. Ada pula bentuk bullying secara verbal yang sering kita temui. Bullying verbal biasanya akan menghina, meneriaki, memaki, menyoraki, dan meneriaki korbannya. Selain itu, terdapat bentuk bullying psikologis yang paling berbahaya karena sering kali tidak terdeteksi karena bentuk bullying ini tidak melakukan kontak fisik ataupun secara verbal. Bentuk bullying ini contohnya melihat korban sinis, menjulurkan lidah, mengacungkan jari tengah, mengucilkan, mengabaikan ataupun menampilkan mimik wajah yang terkesan meledek korban. Cyber bullying merupakan salah satu bentuk bullying yang dilakukan dengan sarana media sosial contoh bentuk cyber bullying yaitu dengan pencemaran nama baik di media sosial.

Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya bullying ada faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal diantaranya dari keluarga, sekolah, faktor teman sebaya, dan tontonan atau tayangan televisi. Keluarga mempunyai peran penting dalam perkembangan anak, orang tua juga menjadi contoh bagi anak jika orang tua menunjukan kekerasan fisik atau kekerasan verbal bisa menjadi pemicu seseorang anak melakukan bullying dan keluarga seharusnya mengawasi dan mendidik anak kearah yang lebih baik. Faktor eksternal selanjutnya berasal dari sekolah karena sekolah mempunyai peranan penting kedua setelah keluarga.

(6)

Kurangnya pengawasan guru dan kurangnya sanksi yang tegas bagi murid yang melanggar aturan bagi anak yang melakukan bullying. Selanjutnya, teman sebaya yang dapat mempengaruhi anak untuk melakukan bullying karena ingin terlihat kuat dan hebat sehingga melakukan bullying. Selain itu, tontonan dan tayang televisi yang ditonton anak harus diawasi karena anak dapat meniru adegan-adegan tidak benar.

Faktor internal penyebab terjadinya bullying salah satunya adalah karakteristik kepribadian anak. Menurut (Yinger & Cuber Rafdi, 2012) kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seseorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi. Kepribadian yang baik akan membawa perkembangan pertumbuhan dan karakteristik anak atau sebaliknya kepripadian buruk akan membawa anak kepada pertumbuhan dan karakteristik anak yang buruk. Faktor selanjutnya adalah pengalaman masa lalu anak yang buruk jika seorang anak sebelumnya pernah mengalami bullying maka kemungkinan besar anak tersebut akan menjadi pelaku bullying. Selanjutnya, pola asuh anak menurut (Brooks, 2011) pola asuh merupakan suatu proses perlakuan yang diaplikasikan oleh orang tua kepada anak yang terbentuk oleh budaya dan lingkungan sekitar yang berlangsung seumur hidup, berproses, terikat, penuh kasih sayang, dan setulus hati. Jika pola asuh tidak baik maka perkembangan karakteristik anak menjadi tidak baik.

Seorang anak yang pernah menjadi korban bullying tentunya akan mengalami mental breakdown namun tindakan bullying ini tak hanya menyerang mental saja namun juga dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, emosional, dan juga akademik. Sebagian besar korban bullying akan merasakan depresi dan gangguan kecemasan, hal ini dapat berpengaruh besar terhadap masa depan sang anak karena depresi dapat mengubah pola tidur, makan, bahkan membuat anak merasakan kepanikan jika berada di tempat umum hal ini sangat serius karena bisa berdampak hingga dewasa. Dampak lain yang dapat dialami korban bullying adalah gangguan kesehatan hal ini dapat terjadi karena semakin menurun nya minat sang korban dalam melakukan berbagai hal, contohnya apabila sang anak tidak berminat untuk makan tentunya ia akan sakit.

Meskipun bullying bukan hal mudah untuk ditangani namun hal ini bisa dikonsultasikan kepada pihak yang sudah berpengalaman tinggi contohnya psikiater anak.

Namun penanganan bullying juga dapat diterapkan melalui metode – metode kecil seperti mengenali karakter anak, membangun komunikasi dengan anak, dan mengajarkan dasar tentang keberanian kepada sang anak. Apabila metode tersebut tidak menunjukan hasil yang baik terhadap anak maka sangat disarankan untuk mengunjungi psikolog anak.

(7)

Tidak ada yang benar-benar bisa sepenuhnya bergerak melangkah untuk mengatasi bullying yang terjadi secara fisik, itulah sebabnya perlu ada lebih banyak bala bantuan dalam cara mencegah pelecehan fisik. Dalam kasus bullying dan pelanggaran lainnya, ada cara untuk menghentikan bullying dan jenis pelanggaran lainnya. Bullying verbal dapat dihentikan hanya dengan melapor ke otoritas yang lebih tinggi.

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya bullying, atau cyber bullying. Pertama, memulai kampanye pendidikan dengan anak-anak dan remaja, dan menginformasikan kepada orang lain apa sebenarnya perundungan cyber dan langkah-langkah untuk mencegahnya terjadi pada mereka. Mengajari kaum muda bagaimana tidak secara tidak sengaja menjadi bagian dari perundungan dunia maya akan membantu memperlambat penindas dunia maya. Pendidik dan administrator perlu mendidik siswa dan orang tua tentang mengidentifikasi tindakan intimidasi, serta efek dari intimidasi. Orang tua dan siswa juga harus didorong untuk melaporkan tindakan bullying. Untuk memastikan bahwa pencegahan cyber-bullying dan bullying di lingkungan lembaga pendidikan formal maupun non-formal, sekolah dan universitas perlu menegakkan aturan cyber-bullying dan menetapkan konsekuensi bagi mereka yang melanggar aturan tersebut.

Untuk mencegah terjadinya bullying pada lingkungan anak ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, mulailah terbuka pada anak hal ini dapat membuat kita tahu hal – hal apa saja yang dia alami dalam seharian penuh, orang tua juga harus memahami gejala –gejala apa saja yang dialami oleh korban bullying dengah ini maka orang tua dapat memproteksi anak nya dari tindakan bullying. Untuk pencegahan tindak bullying dalam lingkungan sekolah bisa dimuali dari mengadakan penyuluhan anti bullying kepada para pelajar agar mereka memahami apa saja dampak yang di rasakan oleh korban maupun pelaku dari bullying.

Seiring dengan berjalannya waktu, orang yang menjadi korban bullying tidak perlu melawan dengan cara membalas perlakuan yang sama kepada pelaku bullying. Hampir selalu ada cara yang lebih efektif untuk menangani pelaku bullying, cara yang lebih baik dan terbaik menurut versi korban yang mengalami bullying. Apabila korban bullying membalas tindakan bullying dengan tindakan yang sama, maka siklus atau lingkaran tindakan buruk tersebut akan berulang-ulang tanpa ada akhirnya. Meskipun korban bullying pernah merasakan pengalaman pahit dan buruk serta sangat amat tidak menyenangkan, hal tersebut tidak bisa mnejadi alasan mendasar dan “kunci” bahwa korban memiliki “hak istimewa” untuk melakukan hal yang sama agar orang lain juga dapat merasakan posisinya kala itu. Hal tersebut tidaklah bijaksana untuk

(8)

dilakukan. Jangan pernah lupa bahwa setiap orang berhak untuk merasa aman dan bahagia.

Masalah hari ini sudah bukanlah hanya sekadar perilaku bullying itu sendiri yang telah ada selama berabad-abad. Namun tindakan “balas dendam” akibat perlakuan buruk di masa lalu dari orang lain yang dilampiaskan kepada orang lain itulah yang perlu lebih ditangani di masa kini agar permasalahan bullying tidak terus menerus terbaharukan dengan kasus baru dari akar permasalahan yang sama.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

Dari beberapa paparan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa penidasan (bullying) merupakan tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara yang tidak baik. Bullying dibagi menjadi 4 bentuk diantaranya bentuk kekerasan fisik, verbal, psikologis dan cyber bullying. Bullying juga terbagi menjadi beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal,

Pada umumnya korban dari bullying akan merasa tertekan, terancam, cemas, dan depresi. Kebanyakan pelaku bullying disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan yang membentuk kepribadiannya menjadi agresif dan kurang mampu mengendalikan emosi, dan dapat juga diakibatkan oleh tayangan televisi yang mempengaruhi mental.

Mencegah terjadinya bullying terhadap anak adalah solusi terbaik daripada menanggulangi akibat dari bullying, maka untuk itu penulis harap peran orang tua, sekolah dan pendidikan lain diluar sekolah memfokuskan juga pembelajaran dan pemahaman kepada ana k atas dampak apa saja dari tindakan bullying. Kita juga harus lebih peka, lebih berani dan mau untuk menghentikan tindakan bullying, jangan hanya diam saja, menonton atau bahkan ikut tertawa ketika menyaksikan bullying. Bantu korban, dan nasihati pelaku agar tindakan bullying ini dapat dihentikan dan tidak berakibat fatal bagi masa depan korban.

(10)

REFERENSI

(CMC), C. M. (2021). 10 Cara Mencegah Bullying Sekolah. Retrieved from www.ciputramedicalcenter: https://www.ciputramedicalcenter.com/10-cara- mencegah-bullying-sekolah/

Halidi, R. (2021, Januari 09). Ketahui Dampak Bullying Pada Pelaku, Korban, dan Orang yang Menyaksikannya. Retrieved from www.suara.com:

https://www.suara.com/health/2021/01/09/070500/ketahui-dampak-bullying-pada- pelaku-korban-dan-orang-yang-menyaksikannya?page=all

Hertinjung, W. S. (2013). BENTUK-BENTUK PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DASAR. publikasiilmiah.ums, 450-458.

Hidayatsrf. (2021). Penindasan. Retrieved from id.m.wikipedia:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penindasan

NOVELIA, E. (2013, august 27). ESTHER NOVELIA. Retrieved from

esthernovelia.blogspot: https://esthernovelia.blogspot.com/2013/08/makalah-bullying- dan-maknanya.html

Pravitri Retno W, T. J. (2020, Februari 6). POPULER: Kronologi Siswa SMPN 16 Malang Jadi Korban Bully hingga Dirawat, Jari Tengahnya DIamputasi. Retrieved from Tribunnnews.com:

https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/regional/2020/02/06/populer- kronologi-siswa-smpn-16-malang-jadi-korban-bully-hingga-dirawat-jari-tengahnya- diamputasi

(11)

Rachmawati. (2020, 02 12). Kasus Bully Siswa SMP di Kota Malang, Kepala Sekolah Dipecat, 2 Siswa Ditetapkan Tersangka. Retrieved from regional.kompas:

https://regional.kompas.com/read/2020/02/12/11220021/kasus-bully-siswa-smp-di- kota-malang-kepala-sekolah-dipecat-2-siswa?page=all#page2

Safitri, A. (2021). Ini Dia 8 Langkah Tepat Mengatasi Korban Bullying! Retrieved from pelatihanhomeschooling: https://pelatihanhomeschooling.com/cara-mengatasi-korban- bullying/

Referensi

Dokumen terkait

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Berkaitan dengan konsep relasi dalam pandangan Jawa, orientasi bangunan pada struktur ruang kampung Kauman Yogyakarta dan Semarang dapat dijelaskan sebagai

Pada Tabel 4, uji stratifikasi terhadap variabel yang ada hubungan, dengan uji Mantel-Hanszel, tampak bahwa kadar MDA t 2,90 ng/dL dengan memperhitungkan interaksi terhadap GPx

• Guru meminta siswa untuk melihat susuatu yang berhubungan dengan Perakitan Komputer (PC)2. • Guru menugaskan siswa membaca buku tentang

Pemeliharaan modal keuangan (financial capital maintenance) dalam satuan moneter nominal (nominal monetary units) sendiri dalam periode inflasi dan deflasi adalah suatu

Di njau dari manajemen satuan pendidikan, maka penyusunan model inspirasi diversifi kasi kurikulum esensi dan muaranya adalah terwujudnya Kurikulum ngkat satuan