• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN VETERINER UDAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BULETIN VETERINER UDAYANA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 9 No.1 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712

BULETIN VETERINER UDAYANA

➢ Infeksi Coccidia dan Strongyloides pada Sapi Bali Pasca Pemberian Mineral

➢ Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu

➢ Aktivitas Enzim Tikus Putih yang Diberi Buah Pinang

➢ Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali

➢ Total Bakteri pada Air minum di Peternakan Ayam Pedaging

➢ Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia

➢ Nilai Gizi dan Kualitas Fisik Daging Sapi Bali

➢ Respon Imun Primer Ayam Petelur Pasca Vaksinasi Egg Drop Syndrome

➢ Efek Pemberian Viusid

©

Pet Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Makrofag

➢ Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina

➢ Vitamin E terhadap Efek Samping Deksametason pada Paru-Paru Tikus

➢ Prevalensi Nematoda Gastrointestinal Bibit Sapi Bali di Nusa Penida

➢ Efektivitas Ekstrak Ethanol, Partisi N-Heksana dan Fraksi Kromatografi Momordica charantia Dalam Menurunkan Glukosa Darah

➢ Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus durans

DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

VOL 9 NO. 2 AGUSTUS 2017

(2)

Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan

Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan Agustus Yang Bekerjasama Antara

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)

Cabang Bali

(3)

Trenggiling adalah mamalia dari ordo Pholidota, mempunyai empat spesies yang hidup di Asia. Trenggiling memakan serangga atau semut dengan cara menjulurkan lidah untuk menangkap mangsanya.

Redaksi:

Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua : Ni Ketut Suwiti, Sekretaris: I Wayan Sudira, Penyunting/editor: I Nengah Kerta Besung, Iwan Harjono Utama, Wayan Bebas, Kadek Karang Agustina Luh Gde Sri Surya Heryani, I Gusti Ayu Agung Suartini, Ida Ayu Pasti Apsari, Ida Bagus Ngurah Swacita, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, Ida Bagus Oka Winaya, I Gusti Made Krisna Erawan.

Copy Editor: I Made Merdana, I Wayan Sudira, Putu Suastika. Layout Editor: I Wayan Nico Fajar Gunawan, Made Kardena, Luh Made Sudimartini. Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email:buletinvet@gmail.com.

Web: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana

BULETIN VETERINER UDAYANA

(4)

Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS

Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D

Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram

drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D

Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.

Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati,M,Kes

Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Ir. I Nengah Sujaya , M.Agr.Sc Ph.D

Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D

Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana

Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi

Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA

(5)

Buletin Veteriner Udayana

Terbit sejak: 1 Pebruari 2009

Naskah asli Original article

Infeksi Coccidia dan Strongyloides Pada Sapi Bali Pasca Pemberian Mineral

(THE INFECTION OF COCCIDIA AND STRONGYLOIDES IN BALI CATTLE POST-MINERAL ADMINISTRATION)

Komang Yogie Suryana Putra, Ida Ayu Pasti Apsari, Ni Ketut Suwiti ... 117

Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu

(BEEF PHYSICAL CHARACTERISTICS OF BALI AND WAGYU CATTLE)

Ni Ketut Suwiti, Ni Nyoman Citra Susilawati, Ida Bagus Ngurah Swacita ... 125

Aktivitas Enzim Alanine-Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Ekstrak Buah Pinang

(THE ACTIVITIES OF ALANINE AMINOTRANSFERASE AND ASPARTATE

AMINOTRANSFERASE ENZYMES IN MALE WHITE RATS TREATED WITH EXTRACT ARECA NUT TREATMENT)

Anak Agung Sagung Kendran, Anak Agung Gde Arjana, Anak Agung Sagung Istri

Pradnyantari ... 132

Perbandingan Jumlah Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharan

(COMPARISON OF NON-COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE FAECES BASED ON LEVEL OF MATURITY AND MAINTENANCE PATTERN)

Kadek Andre Sulaksana, I Gusti Ketut Suarjana, I Nengah Kerta Besung ... 139

Total Bakteri pada Air minum di Peternakan Ayam Pedaging Desa Mengesta Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan

(TOTAL BACTERIA IN BROILER FARMING WATER IN MENGESTA VILLAGE, PENEBEL DISTRICT, TABANAN REGENCY)

I Nengah Kerta Besung, I Putu Yasmanta Primarta Putra, I Gusti Ketut Suarjana ... 145

Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia

(OCULAR SONOGRAM OF INDONESIAN STRAY CAT EYES)

Mokhamad Fakhrul Ulum, Deni Noviana ... 150

Nilai Gizi dan Kualitas Fisik Daging Sapi Bali berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur (NUTRITION LEVEL AND PHYSICAL QUALITY OF BALI BEEF ACCORDING TO THE SEX AND AGE OF CATTLE)

Mas Kadek Karang Agustina, I Made Ricky Dwi Cahya, Gusti Made Widyantara, Ida Bagus Ngurah Swacita, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Mas Djoko Rudyanto ... 156

DAFTAR ISI

(6)

Respon Imun Primer Ayam Petelur Pasca Vaksinasi Egg Drop Syndrome

(PRIMARY IMUNE RESPON OF LAYER POST VACCINATED WITH THE EGG DROPS SYNDOME VACCINE)

Gusti Ayu Yuniati Kencana, I Nyoman Suartha,I Putu Wira Adi Wibawa ... 164

Efek Pemberian Viusid© Pet Terhadap Aktivitas Dan Kapasitas Makrofag Pada Mencit (THE EFFECT OF VIUSID© PET TO ACTIVITY AND CAPASITY OF MACROPHAGES IN MICE) Yoga Pratama Nuradi, I Nyoman Suartha, Ida Bagus Komang Ardana ... 171

Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina

(GROWTH PATTERNS OF THE LOCOMOTOR LENGTH DIMENSIONS THE FEMALE BALI DUCKS)

I Made Edi Suryawan, I Putu Sampurna, I Ketut Suatha ... 178

Pengaruh Suplementasi Vitamin E terhadap Efek Samping Deksametason pada Paru- Paru Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)

(THE EFFECT OF VITAMIN E SUPPLEMENTATION TO THE SIDE EFFECT OF DEXAMETHASONE ON THE LUNG OF MALE WHITE RATS)

Bina Ichsantya, I Ketut Berata, Samsuri, I Made Merdana ... 188

Prevalensi Nematoda Gastrointestinal bibit Sapi Bali Di Nusa Penida

(THE PREVALENCE OF GASTROINTESTINAL NEMATODES OF BALI CATTLE BREEDERS IN NUSA PENIDA)

I Putu Agus Trisna Kusuma Antara, Ni Ketut Suwiti, Ida Ayu Pasti Apsari ... 195

Efektivitas Ekstrak Ethanol, Partisi N-Heksana dan Fraksi Kromatografi Momordica charantia Dalam Menurunkan Glukosa Darah

(THE EFFECTIVENES OF ETANOL EXTRACT, PARTITION N-HEKSANA, AND

CROMATHOGRAPHY FRACTION OF MOMORDICA CHARANTIA L. TO LOWER BLOOD GLUCOSE LEVEL)

Ni Luh Putu Kusuma Clara Dewinda, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini ... 202

Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus durans Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali

(PHYSICHOCHEMICAL CHACTERIZATION OF BACTERIOCIN PRODUCING ENTEROCOCCUS DURANS ISOLATED FROM COLON’S BALI CATTLE)

I Wayan Suardana, Hana Kristal Alamanda Septiara, I Nyoman Suarsana ... 209

(7)

Dr. Sagung Chandra Yowani,S.Si.,Apt.,M.Si

Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. dra. Tyas Rini Saraswati,M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.

Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.

Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.

Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi

Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.

Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Kadek Karang Agustina, MP.

Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Made Sudimartini, MP

Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si

Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.

Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Dr. drh. Maxs U E Sanam.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.

Prof. Dr. drh. Pudji Astuti

Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.

Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.

Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,

Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. Michael Haryadi, MP.

Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.

Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.

Drh. Ni Made Restiati, Mphil.

Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Siti Komariah

Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia MITRA BESTARI TAMU

(8)

Buletin Veteriner Udayana

Vol. 9 No.1- 2 Tahun 2017

Air Minum 145 ALT 132 Ampisilin, 60 Antioksidan 9,47,94 Antiulkus, 94 AST 132

Ayam Pedaging 60 Ayam Pedaging 145 Ayam Petelur 164 Babi Landrace 1, 67 Bakteri 73

Bakteri Asam Laktat 209 Bakteriosin 209

Burung Puyuh 54 Coccidia 117 Coliform, 81 Daging 156 Daging Babi 34 Daging Sapi Bali 125 Daging Sapi Wagyu 125 Daging Sapi, 16

Daun Salam, 34 Daya Ikat Air 16 Daya Tahan 34 Deksametason 47,187 Dermatofitosis, 106 Diabetes mellitus 202 E. coli 60

Eceng Gondok, Timbal (Pb) 1, 67 Egg Drop Syndrome 164

Escherichia Coli, 81 Esktrak Buah Pinang 132 Feses 139

Fisikokimia 209

Fraksi kromatografi 202 Gastrointestinal 195

Ginjal. 1,9

Glukosa darah 202 Hati (Hepar) 1,87 Hiperglikemia, 22 Histopatologi 1, 47, 187 Isolasi 73

Itik 178

Jenis Kelamin 156 Kadar Hemoglobin, 67 Karakteristik Fisik 125 Karakteristik Semen 54 Kerbau Lumpur, 100 Koliseptikemia 60 Konsumsi Pakan, 29 Konversi Pakan, 29 Kualitas 134, 156 Kualitas Air, 81 Kualitas Daging, 16 Kucing Liar Indonesia 150 Lambung 94

Leukosit 106 Makrofag 171 Mastitis Klinis 73 Mata kucing 150 Mencit 171 Mineral 117

Momordica Charantia, 22 Morfometri, 100

Nematoda 195 Nilai Hematocrit 67 Nilai Ph, 16

Non Coliform 139 Nusa Penida 195

Nusa Tenggara Barat, 42 Nutrisi 156

Oksitetrasiklin, 60

Orgacid™ 29

Parasetamol 9, 87, 94 Pare 202

partisi n-heksana 202 Paru-Paru 187

Pemeriksaan Makroskopik, 54 Pemeriksaan Mikroskopik 54 Pencemaran 145

Pertambahan Bobot Badan, 29 Peternakan Ayam 145

Peternakan Ayam Broiler. 81 Pola Pertumbuhan 178 Prevalensi 195

Propolis 9,87,94 Radikal Bebas 9 Rattus Norvegicus 22 Respon Primer 164 Sapi 42

Sapi bali 106, 117, 139, 156, 195 Septicaemia Epizootica, 42 Somatometri 100

Sonogram 150 Strongyloides 117 Sulfametoksasol 60 Tikus Putih Jantan 132 Titer 164

Titik Infleksi 178 Toksisitas 132 Total Eritrosit, 67 TPA Suwung 139 Umur 156 Usus Halus 47 Vaksinasi 164 Vitamin E 147, 187 Viusid© Pet 171 INDEKS SUBJEK

(9)

Buletin Veteriner Udayana

Vol. 9 No.1- 2 Tahun 2017

Agung IGMSSN 29 Agustina KK 34, 156 Antara PATK 195 Anthara SM 22 Apsari IAP 117, 195 Ardana IBK 29, 171 Arjana AAG 132 Arjentinia IPGY 106 Bebas W 54

Berata IK 9,47,87,94, 187 Besung INK 42, 139, 145 Budaarsa K 67

Cahya IMRD 156 Dewi NKNL 1

Dewinda NLPKC 202 Dharmawan NS 1, 67

Dharmayudha AAGO 22, 156 Febilani E 9

Ichsantya B 187 Isnan MH 73 Kardena IM 94 Kencana GAY 164 Kendran AAS 132 Lesmono DSA 54 Luhung YGA 60 Lusandika EH 81 Manurung DSB 100 Maria N 94

Merdana IM 9, 87, 187 Noviana D 150

Nuradi YP 171 Nurani NN 106 Pakpahan YPC 22

Pradnyantari AASI 132 Putra IPYP 145

Putra KYG 117 Putri PVC 67

Putriningsih PAS 106 Rudyanto MD 156 Sampurna IP 178 Samsuri 9,47,87,94, 187 Sari PH 34

Septiara HKA 209 Setiawan SY 16 Suada IK 16,29,34,81 Suardana IW 209

Suarjana IGK 42,60,73,81, 139, 145 Suarsana IN 209

Suartha IN 22, 164, 171, 202 Suatha IK 100, 178

Sudimartini LM 9, 22, 202 Sudira IW 47

Sulaksana KA 139 Suryawan IME 178 Susilawati NYC 125

Suwiti NK 42, 117, 125, 195 Swacita IBN 16, 125, 156 Tono PG 42, 60, 73 Trilaksana IGNB 54 Ulum MH 150 Utami AR 87 Wandia IN 100 Wibawa IPWA 164 Widyantara GM 156 Wijayanthi KKD 47 Winaya IBO 1 INDEKS PENULIS

(10)

1. Ketentuan Umum

a. BuletinVeteriner Udayana memuat tulisan ilmiah dalam bidang Kedoteran Hewan dan Peternakan, berupa hasil penelitian, artikel ulas balik (review).

b. Naskah/makalah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan. Apabila diterima untuk dimuat dalam Buletin Veteriner Udayana, maka tidak boleh diterbitkan dalam majalah atau media yang lain.

2. Naskah ilmiah dicetak dengan kertas ukuran A4. Naskah diketik dengan spasi menggunakan program olah kata word for windows, huruf Times New Roman ukuran huruf 12.

3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan sebagai berikut: Judul, Identitas penulis, Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan terimakasih dan Daftar Pustaka.

Upayakan dicetak hitam putih, dan keseluruhan naskah tidak lebih tidak kurang dari 10- 15 halaman.

a. Judul: Singkat dan jelas.

b. Identitas penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila penulis lebih dari seorang, dengan alamat, instansi yang berbeda, maka di belakang setiap nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis ditulis di bawah nama penulis mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan nomer telepon/faksimili dan Email. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat diajak berkorespondensi (corresponding author).

c. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan bahasa Inggris bila naskah dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata kunci (keywords) yang diurut berdasarkan kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba merinci setiap bagiannya. Hindari menggunakan singkatan.

d. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat penelitian. Bagian ini hendaknya memberikan latar belakang agar pembaca dapat memahami dan menilai hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung pembahasan.

e. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan yang digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara kerja yang disampaikan hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga memungkinkan penelitian dapat diulang dengan berhasil.

f. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas hasil-hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam naskah, tabel, atau gambar. Kurangi penggunaan grafik jika hal tersebut dapat dijelaskan naskah. Batasi pemakaian foto, sajikan foto yang jelas menggambarkan hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi nomor dan dikutip dalam naskah. Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang diperoleh dan bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari mengulang pernyataan yang telah disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain yang telah disajikan pada pendahuluan.

g. Simpulan dan Saran: Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.

KETENTUAN UNTUK PENULISAN NASKAH

(11)

h. Ucapan Terimakasih: Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang mendanai penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada Lembaga maupun perseorangan yang telah membantu penelitian atau proses penulisan.

i. DaftarPustaka: Disusun secara alfabetis menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang dapat dipakai oleh masing-masing jurnal.

Proporsi daftar pustaka jurnal/majalah ilmiah sedikitnya 60%, dan teks book 40%.

Contoh penulisan daftar pustaka:

Jurnal/majalah

Cowle SM, Horae S, Mosselman S, Parker MG.1997. Estrogen receptor alpha and beta for heterodimeson DNA. J Biol Chem, 272(1):158-162.

Buku

Gordon I. 1997. Controlled reproduction in sheep and goats. Controlled reproductionin farm animal series. 2nd Ed. Cab. Internationa. Ireland

Bab dalam Buku

Lukert PD, Saif YM. 1997. Infectious bursal disease. In: Diesease of Pultry. 10th Ed.

Calnek BW, Barness HJ, Beard CW, McDaugrad LR, Saif YM. (eds). Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA. Pp. 721-738.

Prosiding

Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitosan: Unique cationic polysaccharides, In:

Proceeding Sympotium Towards a Carbohydrate Based Chemistry. Ames, France, 23-26 Oct. 1989. Pp. 199-231.

Disertasi/Tesis

Said S. 2003.Studies on Fertilization of rat soocytes by intra cytoplasmic sperm injection. (Disertation). Okayama: Okayama University.

Website

Gorman C. 1997. The new Hongkong Flue. http://www.pathfinder.com/time/

magazine/1997/dom/971229/heatlh.thenewhong_html

4. Pengiriman naskah dapat dilakukan setiap saat dalam bentuk cetakan (printout) sebanyak dua eksemplar dan satu softcopy kepada:

Redaksi BuletinVeteriner Udayana

Alamat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl.PB Sudirman Denpasar

Telp. (0361) 223791; Fax.(0361) 223791 Email:buletinvet@gmail.com/bulvet@unud.ac.id

5. Terhadap naskah/makalah yang dikirim, redaksi berhak untuk: memuat naskah/makalah tanpa perbaikan, memuat naskah/makalah dengan perbaikan, menolak naskah/makalah.

Semua keputusan redaksi tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat untuk keperluan itu.

6. Setiap naskah yang dikirim ke redaksi untuk dipublikasikan dalam Buletin Veteriner Udayana akan dipandang sebagai karya asli penulis dan bila diterima, naskah tersebut tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan ataupun sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana.

(12)

Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791

BULETIN VETERINER UDAYANA

(13)

139

Perbandingan Jumlah Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharan

(COMPARISON OF NON-COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE FAECES BASED ON LEVEL OF MATURITY AND MAINTENANCE PATTERN)

Kadek Andre Sulaksana1*, I Gusti Ketut Suarjana2, I Nengah Kerta Besung2

1Praktisi Dokter Hewan di Denpasar, 2Laboratorium Mikrobiologi Veteriner.

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman Denpasar-Bali telp. 0361-223791.

*Email: kadekandresulaksana@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah bakteri non-coliform pada feses sapi bali berdasarkan tingkat kedewasaan dan tipe pemeliharan yang diisolasi dari feses sapi bali. Sampel yang digunakan adalah feses sapi bali dengan total keseluruhan 24 sampel. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2x3 yaitu dua tipe pemeliharaan (TPA Suwung dan Sobangan) dan tiga tingkat kedewasaan sapi (pedet, dara, dewasa) dengan kelompok berdasarkan waktu pengambilan sampel. Data yang diperoleh diuji dengan Analisis Ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri non coliform pada feses sapi bali dewasa lebih tinggi bila dibandingkan dengan sapi dara dan pedet. Jumlah bakteri non coliform pada sapi bali di Tempat Pembuangan Akhir lebih tinggi bila dibandingkan dengan sapi yang dikandangkan secara normal di Sentra Pembibitan Sapi Bali di Desa Sobangan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

Kata kunci : sapi bali; TPA Suwung; non coliform; feses ABSTRACT

This study aim was to determine the effect of maintenance type and maturity level of bali cattle to the total of non coliform bacteria in bali cattle. A total of 24 samples of bali cattle’s feces were used. This study was a Factorial 2 x 3 of group-randomised design, contained of two type maintenance (TPA Suwung and Sobangan) and three levels of cattle maturity (calves, heifers, and adult). The groups were based on time sampling. The data then analyzed using Analysis of Variance Test and continued by using Least Significant Different test. The results showed that the amount of non-coliform bacteria in adult bali cattle feces were higher then heifers and calves. Total of non coliform bacteria in bali cattle in landfill was higher then the cattle that reared in captivity in Bali Cattle Breeding Center, the Sobangan village of Mengwi Badung regency.

Keywords: bali cattle; TPA Suwung; non coliform bacteria; feces

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan swasembada daging sejak tahun 2005, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, sampai saat ini swasembada daging sapi masih belum tercapai. Salah satu upaya untuk mencapai swasembada daging sapi adalah dengan menggiatkan peternakan rakyat untuk meningkatkan kuantitas populasi sapi lokal, salah satunya adalah

sapi bali. Sapi bali merupakan plasma nuftah asli Indonesia asal Bali, sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Sapi bali ini sudah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia dan mendominasi spesies sapi di Indonesia khususnya Indonesia Timur.

Peternakan sapi bali di Bali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat petani di Bali dan sudah dipelihara secara

(14)

140

turun menurun oleh masyarakat petani sejak jaman dahulu (Dewantari et al., 2016).

Beberapa keunggulan karakteristik sapi bali antara lain: mempunyai fertilitas tinggi bila dibandingkan dengan jenis sapi yang lain. Selain itu sapi bali juga memiliki keunggulan seperti cepat berkembang biak, cepat beradaptasi pada pemberian pakan berkualitas rendah, kandungan lemak karkas rendah, tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik dan memiliki daya adaptasi tinggi pada daerah dataran tinggi, berbukit dan dataran rendah (Kadarsih, 2004; Soares dan Dryden, 2011). Dibalik keunggulan yang ada pada sapi bali tersebut, terdapat hambatan dalam memeliharanya.

Hambatan yang paling signifikan adalah gangguan kesehatan akibat penyakit dan ketersediaan pakan. Penyakit yang muncul pada sapi bali biasanya disebabkan oleh virus, parasit, dan bakteri dengan gejala ringan sampai parah.

Umur sapi berperan penting dalam pemeliharaan ternak. Umur ini berpengaruh terhadap pertumbuhan badan sapi dan ketahanan terhadap penyakit infeksi. Secara umum sapi digolongkan menjadi tiga kategori yaitu sapi pedet, sapi dara dan sapi dewasa. Umur sapi bali dapat diketahui dengan melihat gigi permanennya. Sapi dengan gigi tetap atau permanen satu pasang berumur 1,5-2 tahun, dua pasang berumur 2,5 tahun, tiga pasang, sapi berumur 3-3,5 tahun, empat pasang berumur empat tahun atau lebih (Pradana et al., 2014). Sapi bali dikategorikan dewasa apabila sudah melahirkan anak pertama yaitu berumur sekitar tiga tahun ke atas.

Huyen et al. (2011) menyatakan bahwa performa sapi sangat dipengaruhi oleh manajemen pakan dan bangsa sapi.

Sapi muda membutuhkan pakan yang mempunyai kandungan protein dan energi tinggi, karena digunakan untuk pertumbuhan otot, tulang dan lemak. Perubahan ukuran meliputi perubahan bobot hidup, bentuk,

komposisi tubuh, termasuk pula perubahan pada komponen tubuh antara lain otot, lemak, tulang dan organ serta komponen kimia, terutama air, lemak, protein dan abu.

Pertumbuhan ternak merupakan kumpulan dari pertumbuhan bagian-bagian komponennya (Montiel dan Ahuja, 2005).

Pemeliharaan sapi bali beraneka ragam, ada yang dikandangkan, dikandangkan berkelompok dalam bentuk koloni, diikat tanpa kandang, dan dilepas.

Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seperti di Desa Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, sapi dilepas dipadang pengembalaan untuk mencari makanan sendiri. Hal ini karena sulitnya peternak mendapatkan rumput untuk pakan sapi, sedangkan di tempat tersebut banyak persediaan pakan sapi dari hasil limbah yang dibuang oleh masyarakat. Menyempitnya lahan peternakan menyebabkan peternak memindahkan lokasi ternak ke tempat pembuangan akhir (Reddy et al., 2014).

Permasalahan penyediaan pakan ternak sering mendapat kendala, baik dari strategi pemberiannya maupun kesesuaian zat gizi yang dibutuhkan ternak. Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap kadar mineral pada sapi yakni: jumlah mineral yang dikonsumsi, banyaknya mineral yang dapat dimetabolisme tubuh dan ketersediaan mineral di lingkungan (Besung, 2013).

Perubahan komposisi pakan pada saluran pencernaan akibat suplemen ini akan berpengaruh terhadap bakteri non coliform dan total bakteri yang ada di saluran pencernaan sapi bali. Bakteri yang ada di dalam rumen atau usus membutuhkan sejumlah mineral untuk kebutuhan metabolismenya (Pramita et al., 2016).

Das dan Qin (2012) mengemukakan bahwa bakteri yang normal berada di saluran pencernaan adalah bakteri golongan Enterobactericeae (Escherichia coli, Proteus, Nitrobacter, Citrobacter, Shigella) bakteri pencerna selulosa

(15)

141

(Bacteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrivibrio fibrisolvens), bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens, Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp), bakteri pencerna pati (Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica), bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus), dan bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis). Bakteri ini hidup secara normal di saluran pencernaan dari rumen, usus halus, usus besar sampai ke kolon (Pramita et al., 2016).

Sapi yang dipelihara di tempat pembuangan sampah mengkonsumsi pakan yang tidak sesuai standar pakan yang seharusnya diberikan. Sapi tersebut mengkonsumsi sampah limbah rumah tangga dan limbah-limbah dapur lainnya.

Tumpukan berbagai macam sampah yang terdapat di TPA seperti limbah rumah tangga maupun limbah pabrik menjadi tempat berkumpulnya mikroorganisme.

Beberapa jenis bakteri non coliform merupakan flora normal dalam saluran pencernaan sapi bali. Meningkatnya jumlah bakteri dalam saluran pencernaan, yang melebihi kapasitas normal, akan berakibat buruk terhadap pertumbuhan sapi tersebut.

Sejauh ini pengaruh terhadap jumlah bakteri non coliform di saluran pencernaan sapi bali akibat konsumsi pakan sampah dan limbah rumah tangga belum pernah dilaporkan.

METODE PENELITIAN Materi Penelitian

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah feses sapi bali segar yang berasal dari sapi pedet, sapi dara dan sapi dewasa. Sebanyak 24 sampel feses diambil dari peternakan sapi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Suwung Kecamatan Denpasar Selatan dan di Sentra Pembibitan Sapi Bali di Desa Sobangan, Kecamatan

Mengwi, Kabupaten Badung. Sampel feses diambil sebanyak 10 gram melalui palpasi rektal, kemudian ditempatkan pada boks berisi es.

Metode Penelitian

Sebanyak satu gram feses dari masing- masing sampel diencerkan kelipatan sepuluh sampai pengenceran 10-4. Kemudian sebanyak 0,1 ml dari masing-masing pengenceran ditanam pada Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) produk “Criterion”, dengan menggunakan metode sebar. Media biakan lalu diinkubasi selama 18-24 jam.

Penghitungan bakteri dilakukan dengan metode secara langsung. Koloni yang dihitung adalah koloni yang transparan atau tidak berwarna.

Analisis Data

Untuk menghitung jumlah koloni per gram feses digunakan rumus:

Jumlah Bakteri= ∑ koloni x

Data jumlah bakteri non coliform dianalisis dengan analisis varian untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan dari beberapa perlakuan. Jika perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian perbandingan jumlah bakteri non coliform feses sapi bali menurut tingkat kedewasaan dan tipe pemeliharaan pada 24 sampel, didapatkan jumlah bakteri non coliform yang berbeda setiap pemeriksaannya. Data hasil uji rataan jumlah bakteri non coliform feses sapi bali disajikan pada Gambar 1.

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan rataan pada masing-masing tingkat kedewasaan dan tipe pemeliharaannya terhadap jumlah bakteri non coliform feses sapi bali.

(16)

142

Gambar 1. Jumlah Bakteri non coliform Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharaannya.

Rataan masing-masing tingkat kedewasaan sapi bali pada TPA Suwung yaitu berturut-turut pada sapi pedet 4.925.000±525.000 CFU/gr; pada sapi dara 7.000.000±1.254.000 CFU/gr dan pada sapi dewasa 12.100.000±4.922.000 CFU/gr.

Sedangkan pada tipe pemeliharaan di Sobangan menunjukkan rataan bakteri non coliform feses sapi pedet 4.325.000±359.000 CFU/gr, sapi dara 5.250.000±754.000 CFU/gr dan pada sapi dewasa 7.250.000±1.258.000 CFU/gr.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pemeliharaan sapi bali di Sobangan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pemeliharaan di TPA Suwung.

Jumlah rataan bakteri non coliform feses sapi bali di TPA Suwung lebih besar yaitu 8.008.000±4.126.000 CFU/gr bila dibandingkan dengan tipe pemeliharaan di sobangan dengan rataan sebesar 5.608.000±1.499.000 CFU/gr. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sapi yang dipelihara di TPA Suwung memiliki rataan jumlah bakteri non coliform yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di Sentra Pembibitan Sapi Sobangan. Hal ini dikarenakan sapi bali yang dipelihara di TPA mengkonsumsi pakan berupa sampah yang telah terkontaminasi berbagai jenis mikroorganisme yang terdapat pada tumpukan sampah di TPA ini antara lain bakteri, jamur, ragi dan actinomycetes (Tchnobanoglous et al., 1977). Rataan jumlah bakteri non coliform feses sapi bali

berdasarkan tingkat kedewasaan disajikan pada Tabel 2. berikut:

Tabel 1. Rataan jumlah Bakteri non Coliform Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharaannya.

Perlakuan

Dewasa (x105 CFU/g)

Pedet (x105 CFU/g)

Dara (x105 CFU/g) Rataan 96,75 46,25 61,25

±SD ±42,17 ±5,26 ±13,39 Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa jumlah rataan bakteri non coliform pada sapi dewasa paling besar yaitu 9.675.000±4.217.000 CFU/gr, sedangkan pada sapi pedet menunjukkan rataan lebih kecil sebesar 4.625.000±526.000 CFU/gr bila dibandingkan dengan sapi dara yaitu 6.125.000±1.339.000 CFU/gr. Hal ini menunjukkan bahwa sapi yang lebih tua rataan jumlah bakteri non coliform lebih besar bila dibandingkan dengan sapi muda.

Bakteri non coliform merupakan kelompok bakteri dari golongan Enterobacteriaceae yang tidak memfermentasi laktosa.

Kelompok bakteri ini meliputi Salmonella, Proteus dan Shigella. Bakteri Proteus mirabillis telah dilaporkan dapat sebagai penyebab beberapa kasus infeksi pada manusia, termasuk infeksi nasokomial.

Infeksi Proteus mampu menyebabkan derajat kerusakan sel yang lebih parah bila dibandingkan dengan infeksi E.coli (Manos dan Belas, 2006).

Pada pemeliharaan sapi bali dibutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik dan benar seperti penanganan pakan, minum yang baik, dan pemeliharaan yang baik sehingga nantinya dapat menghasilkan sapi yang berkualitas baik dan layak dikonsumsi. Contohnya di Sentra Pembibitan Sobangan sapi bali dikandangkan dengan sistem manajemen perkandangan yang baik dan dengan jadwal pemberian pakan yang memperhatikan kualitas nutrisi dan gizi yang baik serta

(17)

143

pemberian minum yang teratur sesuai kebutuhan sapi bali.

Penggembalaan sapi bali di TPA Suwung menjadi perhatian kalayak umum.

Dikarenakan sapi-sapi tersebut dibiarkan bebas dan mengkonsumsi sampah sebagai pakan utamanya. Tak jarang sapi-sapi tersebut berkubang dan minum air kubangan yang kotor dan berwarna hitam pekat. TPA Suwung beroperasi dengan sistem open dumping (sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun) sehingga berpotensi untuk mencemari air tanah dangkal di sekitarnya. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan sekitarnya, khususnya kualitas air yang berada sekitar TPA Suwung (Arbain et al., 2008).

Sapi bali membutuhkan mikroba saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan pakan padat khususnya komponen serat. Bakteri berperan penting dalam pencernaan serat kasar, karena banyak diantaranya yang memproduksi enzim selulase, amilase dan polisakaridase lainnya yang berperan dalam proses pencernaan pakan (Suhartanto et al., 2000).

Suraini (2011) melaporkan bahwa terdapat lima jenis bakteri yang terdapat pada permukaan tubuh lalat yang terdapat di TPA yang terdiri atas empat jenis bakteri Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter aerogenes, Escherichia coli, Proteus sp. dan Serratia marcescens serta satu jenis bakteri basil dari genus Bacillus sp. Dari kelima jenis bakteri yang ditemukan salah satunya merupakan bakteri dari golongan non coliform yaitu Proteus sp. Bakteri yang ada di dalam tumpukan sampah tersebut dapat berpindah pada tubuh sapi yang mengkonsumsi pakan sampah tersebut, hal ini dapat menyebabkan jumlah bakteri non coliform pada sapi yang dipelihara di TPA lebih tinggi bila dibandingkan dengan sapi

yang dipelihara di Sentra Pembibitan Sapi Sobangan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Jumlah bakteri non coliform pada feses sapi bali dewasa lebih tinggi bila dibandingkan dengan sapi dara dan pedet.

Jumlah bakteri non coliform pada sapi bali di Tempat Pembuangan Akhir lebih tinggi bila dibandingkan dengan sapi yang dikandangkan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai identifikasi jenis-jenis bakteri non coliform yang lebih spesifik yang terdapat dalam feses sapi bali.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan dan Sentra Pembibitan Sapi Bali di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang telah memberikan izin dalam pengumpulan data dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arbain, Mardana NK, Sudana IB. 2008.

Pengaruh air Limbah tempat pembuangan akhir sampah Suwung terhadap kualitas air tanah dangkal di sekitarnya di Kelurahan Pedungan Kota Denpasar. Ecotrophic 3(2): 55- 60.

Besung INK. 2013. Analisis faktor tipe lahan dengan kadar mineral serum sapi bali. Buletin Veteriner Udayana 5(2):

96-107.

Das KC, Qin W. 2012. Isolation and characterization of superior rumen bacteria of cattle (bos taurus) and potential application in animal feedstuff. J Anim Sci 2(4): 224-228.

(18)

144

Dewantari NRA, Besung INK, Sampurna IP.

2016. Pengaruh pemberian mineral terhadap jumlah bakteri Eschericia coli dan Coliform Pada Sapi Bali di dataran tinggi dan dataran rendah.

Buletin Veteriner Udayana 8(1): 71- 78.

Huyen LTT, Herold P, Markemann A, Zarate AV. 2011. Resource use, cattle performance and output patterns on different farm types in a mountainous province of Northern Vietnam. Anim Prod Sci 51(7): 650-661.

Kadarsih S. 2004. Performans sapi bali berdasarkan ketinggiantempat di daerah transmigrasi Bengkulu: I.

Performance Pertumbuhan. J Ilmu Pertanian Indonesia 6(1):50-56.

Manos J, Belas R. 2006. The Genera Proteus, Providencia, and Morganella.

Prokaryotes 6: 245-269.

Montiel F, Ahuja C. 2005. Body condition and suckling as factor influencing the duration of prostpartum anestrus in cattle a review. Anim Reprod Sci 85(1- 2): 1-26.

Pradana W, Rudyanto MD, Suada IK. 2014.

Hubungan umur, bobot dan karkas sapi bali betina yang dipotong di Rumah Potong Hewan Temesi.

Indonesia Medicus Veterinus 3(1):37- 42.

Pramita IDADP, Besung INK, Sampurna IP.

2016. Jumlah non coliform dan total bakteri pada sapi bali di dataran tinggi dan dataran rendah di bali pasca pemberian mineral. Buletin Veteriner Udayana 8(1): 52-58

Reddy R, Asha L, Reddy S. 2014. Review on metallic and non-metallic foreign bodies a threat to livestock and environment. Int J Food Agric Vet Sci 4(1): 6-14.

Soares FS, Dryden GM. 2011. A body condition scoring system for bali cattle. Asian-Aust J Anim Sci 24(11):

1587-1594.

Suhartanto, Kustantinan, Padmowijoto.

2000. Degradasi in sacco bahan organik dan protein kasar empat macam bahan pakan diukur menggunakan kantong inra dan rowet research institute. Buletin Peternakan, 24(2) : 82-93.

Suraini. 2011. Jenis-jenis lalat (diptera) dan bakteri enterobacteriaceae yang terdapat di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) kota padang. (Tesis).

Pascasarjana Universitas Andalas, Padang.

Tchnobanoglous G, Theisen H, Eliassen R.

1977. Soild wastes: engineering principles and management issues.

Tokyo: McGraw Hill, Inc. Pp: 52-327.

(19)

FINAL GRADE

/0

Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharan

GRADEMARK REPORT

GENERAL COMMENTS

Instructor

PAGE 1 PAGE 2 PAGE 3 PAGE 4 PAGE 5 PAGE 6

(20)

14 %

SIMILARIT Y INDEX

14 %

INT ERNET SOURCES

2 %

PUBLICAT IONS

3 %

ST UDENT PAPERS

Exclude quotes On Exclude bibliography On

Exclude matches Of f

Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharan

ORIGINALITY REPORT

MATCH ALL SOURCES (ONLY SELECTED SOURCE PRINTED)

2%

fr.scribd.com

Int ernet Source

Gambar

Gambar  1.  Jumlah  Bakteri  non  coliform  Feses  Sapi  Bali  Menurut  Tingkat  Kedewasaan dan Tipe Pemeliharaannya

Referensi

Dokumen terkait

penurunan tanah dasar dibawah timbunan baru dengan mengunakan penurunan tanah dasar dibawah timbunan baru dengan mengunakan PVD ,sehinga pada saat konstruksi jalan berdiri

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa omset penjualan barang elektronik dan furniture tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya.. Untuk hasil

Waktu untuk taxi-out (taxi-out time) dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan pesawat udara mulai dari pushback dari gate sampai dengan lepas landas dari

Pada kategori rendah dimaksudkan bahwa pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya tidak memerlukan banyak tenaga kerja karena produk yang dihasilkan bersifat umum

Pengujian korelasi yang digunakan adalah korelasi produk moment, digunakan untuk mengetahui sejauh mana dan kuat tidaknya hubungan antara variabel (X) yaitu

Direktur SMMA Kurniawan Udjaja mengatakan, SMMA melakukan penyertaan modal sebesar Rp 45 miliar untuk membeli 45.000 saham Century Tokyo.. Jumlah penyertaan modal tersebut

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah yang telah memberikan beasiswa Program Pascasarjana (S2) sehingga penulis dapat melanjutkan studi S2 di IAIN Walisongo

Lebih lanjut tour operator atau biro perjalanan wisata adalah suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan orang-orang untuk