• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

P U T U S A N Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Salatiga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam peradilan tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:

1. Nama Lengkap : TERRY SAVANO Bin KASMAN SAHARUDDIN (Alm) 2. Tempat Lahir : Sampit

3. Umur/tanggal lahir : 46 tahun/ 14 Februari 1973 4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Kebangsaan : Indonesia

6. Tempat tinggal : Perum Sehati Blok A Nomor 3 RT. 03 RW. 14 Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga

7. Agama : Kristen

8. Pekerjaan : Karyawan Swasta (Satuan Pengamanan/Satpam)

Terdakwa ditangkap pada tanggal 27 November 2019;

Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh:

1. Penyidik Kepolisian Resor Salatiga sejak tanggal 27 November 2019 sampai dengan tanggal 16 Desember 2019;

2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 17 Desember 2019 sampai dengan tanggal 19 Januari 2020;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 20 Januari 2020 sampai dengan tanggal 27 Januari 2020;

4. Majelis Hakim sejak tanggal 28 Januari 2020 sampai dengan tanggal 26 Februari 2020;

5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Salatiga sejak tanggal 27 Februari 2020 sampai dengan tanggal 26 April 2020;

Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum 1. Heni Dwi Anggreani, S.H., 2. Ari Citra Kurniawan, S.H., M.H., 3. Desi Mustika Sari, S.H., M.H., dan 4. Muchibur Rohman, S.H., beralamat di Dk. Jagalan RT. 02, RW. 05, Kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 17.1/SK/LBH- GUMILANG/Pid/II/2020 tanggal 17 Februari 2020 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Salatiga dengan register Nomor:

17/SK.Pid/2/2020/PN Slt pada tanggal 17 Februari 2020;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca:

- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Salatiga Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt tanggal 28 Januari 2020 tentang penunjukan Majelis Hakim;

- Penetapan Majelis Hakim Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt tanggal 28 Januari 2020 tentang penetapan hari sidang;

- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah mendengar keterangan Saksi-Saksi dan Terdakwa serta memperhatikan bukti surat yang diajukan di persidangan;

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yan g pada pokoknya sebagai berikut:

1. Menyatakan terdakwa TERRY SAVANO BIN (ALM) KASMAN SAHARUDDIN bersalah melakukan tindak pidana “Penganiayaan“, sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP sesuai dalam Dakwaan;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa TERRY SAVANO BIN (ALM) KASMAN SAHARUDDIN dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan dikurangi masa tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan;

3. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.

2.000,- (dua ribu rupiah);

Setelah mendengar pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa yang dibacakan di persidangan pada hari Senin tangal 2 Maret 2020 yang pada pokoknya tidak sependapat dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan mohon keringanan hukuman dengan alasan Terdakwa telah mengakui kesalahannya, menyesali perbuatannya, selain itu Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;

Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang disampaikan secara tertulis pada persidangan hari Senin tanggal 2 Maret 2020 yang pada pokoknya memohon keringanan hukuman dengan alasan bahwa Terdakwa sangat menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya serta Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor: Reg. Perk.: PDM- 28/SALTI/Eku.2/12/2019 tertanggal 22 Januari 2020 yang dibacakan di muka persidangan pada tanggal 10 Februari 2020 sebagai berikut:

DAKWAAN:

Bahwa ia terdakwa TERRY SAVANO BIN (ALM) KASMAN SAHARUDDIN pada hari Senin tanggal 18 bulan November tahun 2019 sekira pukul 13.00 Wib atau

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

setidak-tidaknya pada suatu waktu di bulan November tahun 2019 di jalan Merdeka Utara II Nomor 8 Rt.01 Rw.14 Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga atau setidak- tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Salatiga yang berwenang memeriksa dan mengadili, telah dengan sengaja melakukan penganiayaan yang mengakibatkan luka ringan, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

− Kejadian berawal pada hari Senin tanggal 18 bulan November tahun 2019 sekira jam 08.00 Wib, saksi SRIYATI BINTI MUH. JAJURI yang tidak lain adalah asisten rumah tangga dari korban SETYO RINI BINTI SOENGKONO datang kerumah korban SETYO RINI, kemudian saksi SRIYATI bercerita bahwa keluarga kakak dari suami korban SETYO RINI mengancam akan membinasakan keluarga korban SETYO RINI dan keluarga besar korban;

− Bahwa sekira jam 11.00 Wib, suami korban SETYO RINI menelphone dengan maksud meminta uang dan minta diantar kontrol, kemudian korban menjawab:

"kalau kita memang baik, tolong keluargamu di nasehati supaya tidak ikut campur", lalu suami korban berkata: " ikut campur apa lagi?", kemudian korban menjawab:

"lha itu kakakmu malah mau bunuh aku dan keluargaku", lalu suami korban berkata: "kalau tidak tahu apa-apa";

− Bahwa sekira jam 13.00 Wib, terdakwa datang ke rumah korban, saat terdakwa datang, korban sedang berada di depan pintu garasi, kemudian korban langsung memberi uang kepada terdakwa dikarenakan pada pagi harinya suami korban menelphone untuk meminta uang, dan korban berfikir, terdakwa datang kerumah korban untuk mengambil uang karena disuruh oleh suami korban;

− Bahwa kemudian terdakwa menolak uang yang korban berikan, namun tiba- tiba terdakwa marah kepada saksi SRIYATI sambil berkata: "ngarang- ngarang cerita!", lalu saksi SRIYATI: menjawab: "gak kok saya ndak ngarang- ngarang, saya ingat kalau nenek (ibu dari terdakwa) bilang seperti itu!";

− Bahwa korban berkata kepada terdakwa: "jangan teriak- teriak di rumah saya, tolong hargai saya selaku pemilik rumah, yang sopan, kalau gak sopan silahkan keluar!", kemudian terdakwa tidak menjawab, dengan muka garangnya, terdakwa melakukan penganiayaan dengan cara memukul korban mengenai pipi kiri dekat telinga sebanyak 1 (satu) kali menggunakan tangan kanan, lalu korban terdiam, kemudian korban langsung balik badan untuk menuju kearah kamar korban, namun belum sampai ke kamar, terdakwa memukul terdakwa dari belakang sebanyak 3 (tiga) kali mengenai kepala belakang korban dengan menggunakan tangan kanan dan kiri;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

− Bahwa tiba- tiba korban NABITHA MARIA ANGEL HANNA BINTI JOHN PATRIA yang tidak lain adalah anak dari korban SETYO RINI masuk kerumah dengan maksud untuk melindungi korban SETYO RINI, namun korban NABITHA didorong oleh terdakwa hingga terjatuh, kemudian korban NABITHA memegangi kaki terdakwa agar tidak memukul korban SETYO RINI lagi, namun korban NABITHA malah dipukul dengan tangan kanan terdakwa sebanyak 1 (satu) kali mengenai hidungnya hingga berdarah, lalu korban NABITHA terjatuh, dan posisi korban SETYO RINI yang sudah terjatuh, lalu korban NABITHA dan korban SETYO RINI berpelukan, namun terdakwa masih memukul kepala bagian belakang korban SETYO RINI sebanyak 2 (dua) kali dan menginjak kepala bagian belakang korban SETYO RINI sebanyak 1 (satu) kali menggunakan kaki kanan;

− Bahwa saksi SRIYATI BINTI MUH. JAJURI pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah terdakwa, dan ibu terdakwa pernah berkata bahwa akan membinasakan korban, tetapi sekarang saksi SRIYATI BINTI MUH. JAJURI bekerja di rumah korban;

− Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa, korban SETYO RINI mengalami luka memar pada kepala belakang, pusing, badan gemetar, memar di bagian pipi dekat telinga sebelah kiri, memar di bagian tangan kiri dan kaki kiri sehingga aktifitas korban sedikit terganggu;

− Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa, korban NABITHA MARIA ANGEL HANNA mengalami luka memar pada bagian hidung dan sampai saat ini masih sakit karena saat kejadian mengeluarkan darah, bagian lengan terdapat luka panjang karena terbentur meja dispenser hingga terasa perih, tetapi masih bisa menjalankan aktifitas sehari- hari;

− Berdasarkan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3332/402.1 tanggal 21 November 2019 yang di keluarkan oleh UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Salatiga yang ditandatangani oleh Dokter Forensik dr.

Wian Pisia Anggreliana, M.H.,Sp.FM dan dokter yang memeriksa dr. Richa Puji Astutiningsih yang telah memeriksa atas nama SETYO RINI, umur 46 tahun, jenis kelamin perempuan, dengan hasil kesimpulan sebagai berikut:

➢ Berdasarkan temuan- temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas korban tersebut maka saya simpulkan bahwa korban seorang perempuan, umur empat puluh tahun sebelas bulan, sadar penuh. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada kepala, leher dan tungkai anggota gerak bawah kiri.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

Luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari untuk sementara waktu.

− Berdasarkan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3333/402.1 tanggal 21 November 2019 yang di keluarkan oleh UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Salatiga yang ditandatangani oleh Dokter Forensik dr.

Wian Pisia Anggreliana, M.H.,Sp.FM dan dokter yang memeriksa dr. Richa Puji Astutiningsih yang telah memeriksa atas nama NABITHA MARIA ANGEL HANNA, umur 18 tahun, jenis kelamin perempuan, dengan hasil kesimpulan sebagai berikut:

➢ Berdasarkan temuan- temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas korban tersebut maka saya simpulkan bahwa korban seorang perempuan, umur delapan belas tahun satu bulan, sadar penuh. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada hidung dan luka lecet pada lengan atas kanan dan bibir atas. tungkai. Luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari untuk sementara waktu.

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHPidana;

Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Terdakwa menyatakan telah mengerti maksud dan isinya serta tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa selama persidangan untuk mendukung kebenaran surat dakwaannya Penuntut Umum mengajukan Saksi-Saksi yang sebelum memberikan keterangannya telah disumpah / dijanji terlebih dahulu menurut Agama yang dianutnya, dan masing-masing saksi pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut:

1. Saksi Setyo Rini Binti Wijayanti dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Saksi pernah diminta untuk memberikan keterangan di Kepolisian dan keterangannya tersebut yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kepolisian adalah benar;

- Bahwa pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di rumah Saksi Setyo Rini yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Saksi dan anak Saksi yaitu Saksi Nabitha Maria Angel Hanna telah dipukul, ditendang dan diinjak oleh Terdakwa;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

- Bahwa kronologis kejadiannya bermula pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 08.00 WIB dimana pembantu rumah tangga (PRT) Saksi yaitu Saksi Sriyati datang ke rumah Saksi yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga dan menceritakan kepada Saksi bahwa Saksi Emely Tertine (mertua Saksi) mengatakan akan mengancam untuk membinasakan Saksi dan keluarga besar Saksi;

- Bahwa kemudian dihari yang sama sekitar pukul 11.00 WIB, suami Saksi menghubungi Saksi melalui telepon untuk meminta uang dan diantar kontrol kesehatannya karena sedang sakit, kemudian Saksi menjawab, “Kalau kita memang baik tolong keluargamu dinasihati supaya tidak ikut campur” kemudian suami Saksi menjawab, “Ikut campur apa lagi?” dan Saksi menjawabnya, “Lha itu kakakmu malah mau membunuh aku dan keluargaku”, kemudian suami Saksi menjawab dirinya tidak mengetahui apa-apa dan Saksi kemudian menutup teleponnya;

- Bahwa kemudian masih dihari yang sama sekitar pukul 13.00 WIB, Terdakwa bersama Saksi Emely Tertine (ibu Terdakwa) datang ke rumah Saksi dan pada saat kedatangan mereka, Saksi posisinya sedang berada di garasi rumah, kemudian Saksi memberikan uang kepada Terdakwa karena Saksi berpikir Terdakwa dan Saksi Emely Tertine datang untuk mengambil uang yang tadi diminta oleh suaminya melalui telepon. Namun, Terdakwa menolak uang yang Saksi berikan sehingga uang tersebut dimasukkan kembali ke dalam kantong baju Saksi, dan pada saat itu secara tiba-tiba Terdakwa marah-marah kepada Saksi Sriyati (PRT Saksi) dengan berkata, “ngarang-ngarang cerita”, kemudian Saksi Sriyati menjawab, “gak kok saya tidak mengarang-ngarang cerita, saya ingat kalau nenek (Saksi Emely Tertine/Ibu Terdakwa) bilang seperti itu (dalam arti membinasakan keluarga Saksi)”;

- Bahwa Saksi yang melihat dan mendengar Terdakwa marah-marah di rumah Saksi kemudian meminta Terdakwa untuk tidak berteriak-teriak di rumah Saksi dengan kalimat, “Jangan teriak-teriak di rumah saya, tolong hargai saya sebagai pemilik rumah, yang sopan, kalau tidak sopan silahkan keluar.” Namun, Terdakwa tidak menjawab dan dengan muka garang langsung memukul pipi Saksi pada bagian sebelah kiri dekat telinga sebanyak 1 (satu) kali, Saksi hanya diam dan berbalik badan menuju ke dalam kamar tetapi sebelum sampai di kamar, Terdakwa memukul Saksi dari belakang sebanyak 3 (tiga) kali dan pukulan tersebut mengenai kepala bagian belakang Saksi;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

- Bahwa anak Saksi yaitu Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang berada di depan rumah karena melihat kejadian tersebut kemudian masuk ke dalam rumah bermaksud melindungi Saksi namun Saksi Nabitha Maria Angel Hanna malah didorong oleh Terdakwa hingga terjatuh, kemudian Saksi Nabitha Maria Angel Hanna masih berusaha melindungi Saksi dengan memegang kaki Terdakwa sehingga Terdakwa memukul Saksi Nabitha Maria Angel Hanna dan pukulan tersebut mengenai bagian hidungnya sampai mengeluarkan darah, akhirnya Saksi dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna sama-sama dalam posisi terjatuh dan mereka berpelukan untuk melindugi diri, namun Terdakwa masih juga memukul kepala Saksi sebanyak 2 (dua) kali dan juga menginjak kepala belakang Saksi sebanyak 2 (dua) kali;

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut, Saksi merada tidak terima dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Salatiga;

- Bahwa akibat kejadian tersebut Saksi Nabitha Maria Angel Hanna berdarah pada bagian hidurng dan Saksi mengalami memar dan lecet;

- Bahwa setelah kejadian pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa, uang sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) yang tadinya diberikan kepada Terdakwa namun ditolak, diambil namun Saksi tidak mengatahui siapa yang mengambil, Saksi hanya mendengar Terdakwa berkata “ambil uangnya”.

- Bahwa setelah kejadian, kalung Saksi juga terlepas dari leher Saksi namun sudah ditemukan kembali;

- Bahwa Saksi telah melakukan Visum et Repertum dengan hasilnya yaitu Surat Visum et Repertum Nomor 370/3332/402.1 atas nama Setyo Rini yang dibuat oleh dokter pemeriksa dr. Richa Puji Astutiningsih pada tanggal 21 November 2019;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat bahwa ada keterangan Saksi Setyo Rini yang tidak tepat, yaitu:

- Bahwa Terdakwa tidak mengambil uang dari Saksi Setyo Rini setelah kejadian, namun uang telah dipegang oleh Terdakwa sebelum kejadian;

- Bahwa Terdakwa tidak menginjak kepala Saksi Setyo Rini;

2. Saksi Nabitha Maria Angel Hanna Binti John Patria dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Saksi pernah diminta untuk memberikan keterangan di Kepolisian dan keterangannya tersebut yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kepolisian adalah benar;

- Bahwa pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di rumah Saksi Setyo Rini yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Saksi dan anak Saksi Setyo Rini dipukul, ditendang dan diinjak oleh Terdakwa;

- Bahwa awalnya pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB Saksi yang baru saja pulang dari kuliah bersama temannya yaitu Saksi Sandra Junita bermain bersama di depan rumah menemani adik Saksi, kemudian Terdakwa bersama dengan Saksi Emely Tertine datang mencari Saksi Sriyati dan marah-marah kepada Saksi Sriyati kemudian Saksi Setyo Rini yang melihat dan mendengarnya mengatakan untuk jangan teriak-teriak dirumah Saksi Setyo Rini dan meminta Terdakwa keluar rumah apabila ingin marah-marah, setelah Terdakwa ditegur oleh Saksi Setyo Rini, kemudian Saksi melihat Terdakwa memukul Saksi Setyo Rini sehingga Terdakwa masuk ke dalam rumah bermaksud untuk melerai dan melindungi Saksi Setyo Rini dari pukulan Terdakwa namun Saksi juga ikut dipukul mengenai bagian hidung kemudian Saksi ditendang oleh Terdakwa hingga Saksi terjatuh dengan posisi jatuh di bawah meja makan yang mana sebelum terjatuh terlebih dahulu kepala Saksi terbentur meja dispenser, setelah itu Saksi dipeluk oleh Saksi Setyo Rini;

- Bahwa Saksi telah melakukan Visum et Repertum dengan hasilnya yaitu Surat Visum et Repertum Nomor 370/3333/402.1 atas nama Nabitha Maria Angel Hanna yang dibuat oleh dokter pemeriksa dr. Richa Puji Astutiningsih pada tanggal 21 November 2019;

- Bahwa selain menendang Saksi, Terdakwa juga menendang kepala Saksi Setyo Rini pada bagian kepala sebanyak lebih dari 1 (satu) kali;

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi mengalami pusing dan bagian hidung terasa tersebumbat serta sekitar 1 (satu) minggu setelah kejadian masih mengeluarkan darah;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan;

3. Saksi Sriyati Binti Muh Jajuri dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Saksi pernah diminta untuk memberikan keterangan di Kepolisian dan keterangannya tersebut yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kepolisian adalah benar;

- Bahwa pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di rumah Saksi Setyo Rini yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Saksi Setyo Rini dan anak Saksi yaitu Saksi Nabitha Maria Angel Hanna telah dipukul, ditendang dan diinjak oleh Terdakwa;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

- Bahwa awalnya pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB ketika Saksi sedang membuka gerbang rumah Saksi Setyo Rini yang akan pergi berbelanja, Terdakwa dan Saksi Emely Tertine datang dan marah-marah kepada Saksi kemudian Saksi Setyo Rini yang melihat dan mendengarnya merasa tidak berkenan sehinggga meminta Terdakwa untuk tidak teriak-teriak di rumahnya namun Terdakwa malah memukul Saksi Setyo Rini hingga terjatuh di lantai, kemudian Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang melihat kejadian tersebut yang tadinya bermain didepan rumah bersama teman dan adiknya langsung masuk ke dalam rumah untuk berusaha melerai dan melindungi Saksi Setyo Rini akan tetapi Saksi Nabitha Maria Angel Hanna malah ikut dipukul oleh Terdakwa hingga jatuh dalam posisi duduk di lantai dan tangan kanannya mengenai meja dispenser, setelah Saksi Nabitha Maria Angel Hanna dan Saksi Setyo Rini keduanya terjatuh, Terdakwa kemudian menendang mereka dengan menggunakan kakinya mengenai kepala bagian belakang mereka dan setelah itu Terdakwa pergi bersama Saksi Emely Tertine;

- Bahwa Saksi sebelum bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di rumah saksi Setyo Rini, Saksi bekerja di rumah Saksi Emely Tertine yang mana pada saat itu pernah mendengar Saksi Emely Tertine bercerita bahwa kakak dari suami Saksi Setyo Rini akan membinasakan Saksi Setyo Rini dan keluarga besarnya;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan;

4. Saksi Sandra Junita Binti Wirawan dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Saksi pernah diminta untuk memberikan keterangan di Kepolisian dan keterangannya tersebut yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kepolisian adalah benar;

- Bahwa pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di rumah Saksi Setyo Rini yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Saksi Setyo Rini dan anak Saksi yaitu Saksi Nabitha Maria Angel Hanna telah dipukul, ditendang dan diinjak oleh Terdakwa;

- Bahwa awalnya pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB Saksi sedang bermain di rumah Saksi Setyo Rini karena diajak oleh Saksi Nabitha Maria Angel Hanna sepulang kuliah, kemudian ketika Saksi sedang berada di depan rumah datang Terdakwa naik sepeda motor kemudian turun dan masuk ke rumah Saksi Setyo Rini, saat Terdakwa sudah berada di dalam rumah terdengar suara seorang perempuan yang meminta tolong dari dalam rumah, namun Saksi tidak masuk karena takut dan memutuskan tetap berada di depan rumah menjaga

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

adik dari Saksi Nabitha Maria Angel Hanna. Setelah itu kurang lebih 10 (sepuluh) menit kemudian, keluar Saksi Sriyati dan juga Terdakwa yang mengatakan, “tidak usah bicara ke orang-orang” kemudian Terdakwa kembali masuk ke dalam rumah mengatakan bahwa Terdakwa tidak takut untuk dilaporkan ke Polisi kemudian Terdakwa pergi meninggalkan rumah Saksi Setyo Rini;

- Bahwa setelah kejadian tersebut, Saksi Setyo Rini melaporkan perbuatan Terdakwa ke kantor polisi dan Saksi langsung pulang ke kost Saksi;

- Bahwa setelah kejadian tersebut, Saksi melihat kondisi Saksi Nabitha Maria Angel Hanna hidung berdarah, tangannya luka lecet, sedangkan Saksi Setyo Rini kondisinya tidak diperhatikan oleh Saksi namun rambutnya terlihat kacau dan berantakan;

- Bahwa Saksi Nabitha Maria Angel Hanna dan Saksi Setyo Rini pada saat kejadian keduanya menangis;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum tidak mengajukan Ahli meskipun telah diberikan kesempatan untuk itu oleh Majelis Hakim;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan alat bukti surat di persidangan sebagai berikut:

− Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3332/402.1 tanggal 21 November 2019 yang di keluarkan oleh UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Salatiga yang ditandatangani oleh Dokter Forensik dr. Wian Pisia Anggreliana, M.H.,Sp.FM dan dokter yang memeriksa dr. Richa Puji Astutiningsih yang telah memeriksa atas nama SETYO RINI, umur 46 tahun, jenis kelamin perempuan, dengan hasil kesimpulan sebagai berikut:

➢ Berdasarkan temuan- temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas korban tersebut maka saya simpulkan bahwa korban seorang perempuan, umur empat puluh tahun sebelas bulan, sadar penuh. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada kepala, leher dan tungkai anggota gerak bawah kiri. Luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari untuk sementara waktu.

− Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3333/402.1 tanggal 21 November 2019 yang di keluarkan oleh UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Salatiga yang ditandatangani oleh Dokter Forensik dr. Wian Pisia Anggreliana, M.H.,Sp.FM dan dokter yang memeriksa dr. Richa Puji Astutiningsih

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

yang telah memeriksa atas nama NABITHA MARIA ANGEL HANNA, umur 18 tahun, jenis kelamin perempuan, dengan hasil kesimpulan sebagai berikut:

➢ Berdasarkan temuan- temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas korban tersebut maka saya simpulkan bahwa korban seorang perempuan, umur delapan belas tahun satu bulan, sadar penuh. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada hidung dan luka lecet pada lengan atas kanan dan bibir atas. tungkai Luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari untuk sementara waktu.

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa Terdakwa pernah diminta untuk memberikan keterangan di Kepolisian dan keterangannya tersebut yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Kepolisian adalah benar;

- Bahwa pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di rumah Saksi yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Saksi Setyo Rini dan anak Saksi yaitu Saksi Nabitha Maria Angel Hanna telah dipukul, ditendang dan diinjak oleh Terdakwa;

- Bahwa pada awalnya hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB Terdakwa bersama dengan Saksi Emely Tertine (Ibu Terdakwa) datang ke rumah Saksi Setyo Rini yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga untuk megambil uang dari Saksi Setyo Rini atas permintaan kakak Terdakwa (suami Saksi Setyo Rini) dan ketika sampai dirumahnya posisi Saksi Setyo Rini sedang berada di garasi rumah dan dari posisinya tersebut Saksi Setyo Rini memberikan uang kepada Terdakwa dan Terdakwa terima, kemudian Terdakwa berbicara dengan Saksi Sriyati (PRT Saksi Setyo Rini) untuk melakukan klarifikasi dan saat Terdakwa sedang bicara dengan Saksi Sriyati, Saksi Setyo Rini yang melihat dan mendengarnya kemudian mengusir Terdakwa agar pergi dari rumahnya sambil berkata, “keluargamu mau membinasakan keluarga saya”. Mendengar perkataan tersebut spontan Terdakwa merasa emosi dan memukul pipi sebelah kiri Saksi Setyo Rini sebanyak 1 (satu) kali, setelah dipukul oleh Terdakwa, Saksi Setyo Rini masuk ke dalam rumah diikuti Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang bermaksud melindugi Saksi Setyo Rini dari pukulan Terdakwa tetapi Saksi Nabitha Maria Angel Hanna tidak sengaja terdorong oleh Terdakwa hingga jatuh, setelah itu Terdakwa dan Saksi Emely Tertine pulang ke rumah;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

- Bahwa Saksi Setyo Rini adalah kakak ipar Tedakwa yaitu istri dari kakak Terdakwa yang bernama John Patria;

- Bahwa Terdakwa datang ke rumah Saksi Setyo Rini ingin bertemu dengan Saksi Sriyati untuk melakukan klarifikasi karena kakak Terdakwa menyampaikan kepda Terdakwa dan Saksi Emely Tertine bahwa Saksi Sriyati mengatakan pada Saksi Setyo Rini bahwa keluarga Terdakwa mau membinasakan keluarga besar Saksi Setyo Rini;

- Bahwa pada saat datang di rumah Saksi Setyo Rini, Saksi Setyo Rini memberikan uang sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), setelah menerima uang tersebut Terdakwa kemudian berbicara dengan Saksi Sriyati untuk melakukan klarifikasi namun Saksi Setyo Rini marah-marah sambil mengusir Terdakwa dan Ibu Terdakwa (Saksi Emely Tertine) sehingga Terdakwa secara spontan memukul Saksi Setyo Rini karena pada saat itu Terdakwa sedang dalam kondisi lelah yang menyebabkan Terdakwa mudah emosi;

- Bahwa Terdakwa memukul Saksi Setyo Rini lebih dari 1 (satu) kali;

- Bahwa setelah dipukul, Saksi Setyo Rini kemudian terjatuh dan ketika Saksi Nabitha Maria Angel Hanna datang, Terdakwa berusaha memisahkan namun Saksi Nabitha Maria Angel Hanna malah terkena pukulan Terdakwa pada bagian wajah;

- Bahwa Terdakwa memukul Saksi Setyo Rini karena Terdakwa diusir dan Ibu Terdakwa (Saksi Emely Tertine) dibentak oleh Saksi Setyo Rini;

- Bahwa Terdakwa kemudian berhenti memukul Saksi Setyo Rini karena Ibu Terdakwa (Saksi Emely Tertine) mengatakan untuk pulang saja;

- Bahwa Terdakwa hanya memukul bagian kepala saja namun tidak menendang;

- Bahwa tidak ada perminataan maaf sama sekali dari Terdakwa dan/atau keluarganya kepada Saksi Setyo Rini dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna sebagai korban pemukulan oleh Terdakwa dan Terdakwa sekarang juga tidak mengetahui bagaimana kondisi mereka;

- Bahwa Terdakwa tidak pernah secara sengaja menendang kepala Saksi Setyo Rini karena pada saat Saksi Setyo Rini terjatuh, uang yang Terdakwa terima juga ikut jatuh sehingga Terdakwa mengambil uang yang terjatuh tersebut dan tidak sengaja kaki Terdakwa mengenai Saksi Setyo Rini;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi yang meringankan (a de charge) sebagai berikut:

1. Saksi Emely Tertine dibawah janji pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Anak Saksi yaitu Saudara John Patria (suami Saksi Setyo Rini) sedang sakit gloukoma dan berada di rumah Saksi, meminta tolong kepada Saksi da

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

Terdakwa untuk datang ke rumah Saksi Setyo Rini untuk klarifikasi, setelah berada di rumah Saksi Setyo Rini, Terdakwa dan Saksi menemui dan berbicara dengan Saksi Setyo Rini dan kemudian terjadi kegaduhan;

- Bahwa Saksi dan Terdakwa melakukan klarifikasi dengan Saksi Sriyati, tidak dengan Saksi Setyo Rini karena saat menemui Saksi Setyo Rini, Saksi dan Terdakwa ditolak dan diusir;

- Bahwa ketika datang di rumah Saksi Setyo Rini, Saksi dan Terdakwa langsung diusir oleh Saksi Setyo Rini;

- Bahwa Sakti tidak pernah mengatakan akan membinasakan Saksi Setyo Rini dan keluarga besarnya;

- Bahwa Terdakwa telah memukul Saksi Setyo Rini namun kemudian Saksi lerai;

- Bahwa Terdakwa tidak terlihat cek cok dengan Saksi Setyo Rini;

- Bahwa Terdakwa tidak terlihat beradu mulut dengan Saksi Sriyati;

- Bahwa Saksi mendengar Saksi Setyo Rini mengatakan supaya Saksi dan Terdakwa keluar dari rumah Saksi Setyo Rini;

- Bahwa Terdakwa adalah anak Saksi yang merupakan tulang punggung keluarga dan menopang biaya kehidupan keluarga;

Menimbang, bahwa Terdakwa tidak mengajukan Ahli meskipun telah diberikan kesempatan untuk itu oleh Majelis Hakim;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini maka keterangan Saksi-Saksi dan Terdakwa yang dimuat dalam Berita Acara Persidangan dianggap telah tercantum selengkapnya dalam putusan ini;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum tidak mengajukan barang bukti dalam persidangan ini meskipun telah diberikan kesempatan untuk itu oleh Majelis Hakim;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti yang diajukan diperoleh fakta- fakta hukum sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di rumah Saksi Setyo Rini yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Saksi Setyo Rini dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna telah dipukul, ditendang dan diinjak oleh Terdakwa;

- Bahwa kronologis kejadian tersebut bermula pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB dimana Terdakwa bersama Saksi Emely Tertine (ibu Terdakwa) datang ke rumah Saksi Setyo Rini dan pada saat kedatangan mereka, Saksi Setyo Rini posisinya sedang berada di garasi rumah, kemudian disana Terdakwa yang ingin melakukan klarifikasi marah-marah kepada Saksi Sriyati (pembantu rumah tangga/PRT Saksi Setyo Rini);

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

- Bahwa Saksi Setyo Rini yang melihat dan mendengar Terdakwa marah-marah di kepada Saksi Sriyati di rumah Saksi Setyo Rini kemudian meminta Terdakwa untuk dapat menjaga kesopanan dengan tidak berteriak-teriak di rumah Saksi Setyo Rini, Saksi Setyo Rini juga menyampaikan supaya Terdakwa pergi saja dari rumah Saksi Setyo Rini apabila ingin marah-marah. Namun, Terdakwa tidak menjawab dan langsung memukul pipi Saksi Setyo Rini pada bagian sebelah kiri dekat telinga sebanyak 1 (satu) kali, setelah dipukul oleh Terdakwa, Saksi Setyo Rini hanya diam dan berbalik badan untuk menuju ke dalam kamar tetapi sebelum sampai di kamar, Terdakwa kembali memukul Saksi Setyo Rini dari belakang sebanyak 3 (tiga) kali dan pukulan tersebut mengenai kepala bagian belakang Saksi Setyo Rini;

- Bahwa Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang saat kejadian sedang bermain bersama adiknya dan Saksi Sandra Junita di depan rumah karena melihat kejadian tersebut kemudian masuk ke dalam rumah bermaksud untuk melindungi Saksi Setyo Rini dari pukulan Terdakwa, namun Saksi Nabitha Maria Angel Hanna malah didorong oleh Terdakwa hingga terjatuh, setelah terjatuh Saksi Nabitha Maria Angel Hanna masih tetap berusaha melindungi Saksi Setyo Rini dengan cara memegang kaki Terdakwa sehingga Terdakwa kemudian memukul Saksi Nabitha Maria Angel Hanna dan pukulan tersebut mengenai hidungnya sampai mengeluarkan darah, akhirnya Saksi Setyo Rini dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna sama-sama dalam posisi terjatuh dan mereka berpelukan untuk melindugi diri, namun Terdakwa masih tetap memukul kepala Saksi Setyo Rini sebanyak 2 (dua) kali dan menginjak kepala belakang Saksi Setyo Rini sebanyak 2 (dua) kali, setelah itu barulah Terdakwa pergi meninggalkan rumah Saksi Setyo Rini bersama Saksi Emely Tertine;

- Bahwa akibat kejadian tersebut Saksi Nabitha Maria Angel Hanna berdarah pada bagian hidurng sedangkan Saksi Setyo Rini mengalami memar dan lecet;

- Bahwa berdasarkan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3332/402.1 tanggal 21 November 2019 atas nama Setyo Rini yang di keluarkan oleh UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Salatiga didapatkan kesimpulan bahwa korban seorang perempuan, umur empat puluh tahun sebelas bulan, sadar penuh. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada kepala, leher dan tungkai anggota gerak bawah kiri. Luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktivitas sehari- hari untuk sementara waktu;

- Bahwa berdasarkan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3332/402.1 tanggal 21 November 2019 atas nama Setyo Rini yang di keluarkan oleh UPTD Rumah Sakit

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

Umum Daerah Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Salatiga didapatkan kesimpulan bahwa korban seorang perempuan, umur delapan belas tahun satu bulan, sadar penuh. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada hidung dan luka lecet pada lengan atas kanan dan bibir atas.

tungkai. Luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari untuk sementara waktu;

Menimbang, bahwa untuk dapat menyatakan Terdakwa bersalah atau tidak melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang didakwakan dalam surat dakwaan, maka terlebih dahulu akan dipertimbangkan apakah perbuatan-perbuatan Terdakwa sebagaimana yang terungkap didalam fakta-fakta hukum perkara ini dapat diterapkan ke dalam unsur-unsur dakwaan Penuntut Umum sehingga Terdakwa dapat dipersalahkan atau tidak atas perbuatannya tersebut;

Menimbang, bahwa terdakwa diajukan ke persidangan dengan dakwaan Tunggal Pasal 351 ayat (1) KUHP, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakwaan tersebut secara berurutan;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

1. Barang siapa;

2. Melakukan penganiayaan;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

Ad.1 Barang siapa

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “barangsiapa” dalam hal ini adalah siapa saja yang merupakan subjek hukum pidana, yang diajukan di persidangan karena didakwa melakukan suatu tindak pidana;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah menghadapkan seseorang bernama TERRY SAVANO Bin KASMAN SAHARUDDIN (Alm) yang setelah melalui pemeriksaan ditingkat penyidikan, selanjutnya dihadapkan di persidangan sebagai Terdakwa, yang berdasarkan keterangan saksi-saksi serta keterangan Terdakwa sendiri, diketahui dan dapat diyakini bahwa Terdakwa yang dihadapkan di persidangan tersebut adalah benar orang yang dimaksud oleh Penuntut Umum yang identitasnya sesuai dengan identitas Terdakwa sebagaimana tersebut dalam surat dakwaan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur “barangsiapa” telah terpenuhi;

Ad.2 Melakukan penganiayaan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 16 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

Menimbang, bahwa undang-undang tidak memberikan ketentuan apakah yang diartikan dengan penganiayaan (mishandeling) itu. Namun menurut yurisprudensi yang diartikan dengan penganiayaan itu adalah dengan sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka (HR 25 Juni 1894), termasuk pula dalam pengertian penganiayaan menurut alinea Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu dengan sengaja merusak kesehatan orang;

Menimbang, bahwa R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal memberikan contoh apa yang dimaksud dengan ”perasaan tidak enak”, ”rasa sakit”, dan ”luka” sebagai berikut:

− ”perasaan tidak enak” misalnya mendorong orang terjun ke kali sehingga basah, menyuruh orang berdiri di terik matahari, dan sebagainya;

− ”rasa sakit” misalnya menyubit, mendupak, memukul, menempeleng, dan sebagainya;

− ”luka” misalnya mengiris, memotong, menusuk dengan pisau, dan lain-lain;

− ”merusak kesehatan” misalnya orang sedang tidur, dan berkeringat, dibuka jendela kamarnya sehingga orang itu masuk angin;

Menimbang, bahwa kesemua hal tersebut yang termasuk dalam pengertian penganiayaan harus dilakukan dengan sengaja dan tidak dengan maksud yang patut atau melewati batas yang di izinkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi Setyo Rini dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang bersesuaian dengan keterangan Saksi Sriyati dan Saksi Sandra Junita bahwa pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di rumah Saksi Setyo Rini yang beralamat di Jalan Merdeka Utara II Nomor 8, RT. 01, RW. 14, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Saksi Setyo Rini dan anak Saksi yaitu Saksi Nabitha Maria Angel Hanna telah dipukul, ditendang dan diinjak oleh Terdakwa;

Menimbang, bahwa kejadian tersebut bermula pada hari Senin, tanggal 18 November 2019 sekitar pukul 13.00 WIB bertempat dirumah saksi korban ketika Terdakwa bersama Saksi Emely Tertine (ibu Terdakwa) datang ke rumah Saksi Setyo Rini. Pada saat kedatangan mereka, Saksi Setyo Rini posisinya sedang berada di garasi rumah, kemudian Terdakwa yang mengaku ingin melakukan klarifikasi dengan Saksi Sriyati marah-marah kepada Saksi Sriyati (pembantu rumah tangga/PRT Saksi Setyo Rini) dan Saksi Setyo Rini yang melihat dan mendengar Terdakwa marah- marah kepada Saksi Sriyati kemudian mengingatkan Terdakwa untuk bisa menjaga

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 17 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

kesopanan dan tidak marah-marah di rumah Saksi Setyo Rini, Saksi Setyo Rini juga mengatakan lebih baik pergi saja dari rumah Saksi Setyo Rini apabila ingin marah- marah;

Menimbang, bahwa setelah mendengar perkataan Saksi Setyo Rini tersebut Terdakwa merasa telah diusir oleh Saksi Setyo Rini sehingga Terdakwa emosi dan langsung memukul pipi Saksi Setyo Rini pada bagian sebelah kiri dekat telinga sebanyak 1 (satu) kali, kemudian Saksi Setyo Rini pergi menghindari Terdakwa dengan berjalan menuju ke dalam kamar, Terdakwa mengikuti saksi korban Setyo Rini dari belakang kemudian Terdakwa memukul lagi Saksi korban Setyo Rini dari belakang sebanyak 3 (tiga) kali dan mengenai kepala bagian belakang Saksi korban Setyo Rini;

Menimbang, bahwa selanjutnya Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang saat kejadian sedang berada di depan rumah karena melihat kejadian tersebut kemudian masuk ke dalam rumah bermaksud untuk menolong Saksi korban Setyo Rini selaku ibu kandungnya, namun Saksi Nabitha Maria Angel Hanna didorong oleh Terdakwa hingga terjatuh, setelah terjatuh Saksi Nabitha Maria Angel Hanna masih tetap berusaha melindungi Saksi Setyo Rini dengan cara memegang kaki Terdakwa , namun Terdakwa malah memukul Saksi Nabitha Maria Angel Hanna mengenai hidungnya sampai mengeluarkan darah;

Bahwa, kemudian Saksi Setyo Rini dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna sama-sama dalam posisi terjatuh dan saling berpelukan untuk melindugi diri, namun Terdakwa masih juga memukul kepala Saksi korbn Setyo Rini sebanyak 2 (dua) kali, selain itu Terdakwa juga menginjak kepala belakang Saksi Setyo Rini sebanyak 2 (dua) kali, Terdakwa baru berhenti ketika Terdakwa Saksi Emely Tertine yang adalah ibu Terdakwa mengajak untuk pulang, kemudian Terdakwa dan ibu Terdakwa tersebut pergi meninggalkan Saksi korban Setyo Rini dan anaknya tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3332/402.1 atas nama Setyo Rini menunjukkan kesimpulan bahwa pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada kepala, leher dan tungkai anggota gerak bawah kiri yang mana luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari untuk sementara waktu, selain itu berdasarkan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3333/402.1 atas nama Nabitha Maria Angel Hanna menunjukkan kesimpulan bahwa pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan benda tumpul berupa luka memar pada hidung dan luka lecet pada lengan atas kanan dan bibir atas, tungkai yang mana luka tersebut menimbulkan halangan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari untuk sementara waktu;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 18 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3332/402.1 atas nama Setyo Rini dan Surat Visum Et Repentum Nomor 370/3333/402.1 atas nama Nabitha Maria Angel Hanna sebagaimana tersebut diatas dihubungkan dengan keterangan Saksi Setyo Rini, Saksi Nabitha Maria Angel Hanna, Saksi Sriyati dan Saksi Sandra saling berkesesuaian dimana saksi korban Setyo Rini dan saksi Nabitha Maria Angel mengalami luka yang disebabkan oleh Terdakwa;

Menimbang, bahwa walaupun dipersidangan Terdakwa membantah keterangan dari Saksi Setyo Rini, Saksi Nabitha Maria Angel Hanna, dan Saksi Sriyati dengan menyatakan bahwa Terdakwa hanya sekali memukul Saksi Setyo Rini dan tidak menendang ataupun menginjak saksi korban Setyo Rini dan juga Terdakwa membantah telah memukul saksi Nabitha Maria Angel dibagian hidung hingga berdarah, oleh karena keterangan Terdakwa merupakan keterangan yang berdiri sendiri dan Terdakwa juga tidak dibawah sumpah, maka Majelis Hakim berpendapat keterangan Terdakwa tersebut haruslah dikesampingkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa telah melakukan tindakan kekerasan fisik terhadap Saksi Setyo Rini dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang telah menyebabkan mereka menderita luka dan rasa sakit yang mana perbuatan Terdakwa tersebut dilakukan dengan sengaja karena Terdakwa yang pada saat kejadian merasa emosi langsung memukul dan menendang Saksi Setyo Rini serta Saksi Nabitha Maria Angel Hanna yang mana akibatnya yaitu timbulnya luka dan rasa sakit pada Saksi Setyo Rini dan Saksi Nabitha Maria Angel Hanna sudah sepatutnya/seharusnya diketahui dan dikehendaki oleh Terdakwa;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur “melakukan penganiayaan” telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua unsur sebagaimana disyaratkan dalam dakwaan tunggal Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan tunggal tersebut;

Menimbang, bahwa terhadap Nota Pembelaan tertulis Penasihat Hukum Terdakwa dan Terdakwa yang pada pokoknya mohon keringanan hukuman karena Terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya dan Terdakwa berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai keadaan keadaan yang meringankan pada diri Terdakwa;

Menimbang, bahwa Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan selama persidangan Majelis Hakim tidak menemukan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 19 dari 20 Putusan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Slt

alasan pembenar maupun alasan pemaaf serta sesuai dengan Pasal 193 ayat (1) KUHAP, maka Terdakwa harus dijatuhi pidana;

Menimbang, bahwa tujuan pemidanaan semata-mata bukan pembalasan melainkan bertujuan untuk mendidik dan membina agar Terdakwa menyadari atau menginsyafi kesalahannya sehingga diharapkan dapat menjadi anggota masyarakat yang baik dikemudian hari, serta dikaitkan dengan keadaan keadaan yang memberatkan dan meringankan yang akan dipertimbangkan kemudian, maka Majelis Hakim memandang cukup tepat dan adil bila kepada Terdakwa dijatuhi pidana seperti yang akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini;

Menimbang, bahwa sebelum dijatuhkan pidana akan dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan keadaan yang memberatkan dan keadaan keadaan yang meringankan sebagai berikut:

Keadaan keadaan yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa mengakibatkan saksi Setyo Rini dan saksi Nabitha Maria Angel Hanna Binti John Patria mengalami luka dan sakit ;

- Terdakwa adalah adik ipar dari saksi Setyo Rini dan om dari saksi Nabitha Maria Angel Hanna Binti John Patria yang seharusnya menjaga dan melindungi keluarganya;

Keadaan keadaan yang meringankan :

- Terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya;

- Terdakwa belum pernah dihukum;

Menimbang, bahwa Terdakwa ditangkap dan ditahan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (4) KUHAP masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena pidana yang dijatuhkan lebih lama dari penahanan yang dijalani, maka beralasan bagi Majelis Hakim untuk menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa Terdakwa dinyatakan bersalah, maka sesuai Pasal 222 ayat (1) KUHAP Terdakwa dibebani membayar biaya perkara;

Memperhatikan, Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa TERRY SAVANO Bin KASMAN SAHARUDDIN (Alm) tersebut di atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penganiayaan”;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Referensi

Dokumen terkait

Kebijaksanaan yang tepat dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan jumlah dan komposisi modal kerja yang digunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan

Sistem people counting memanfaatkan Computer Vision untuk mendeteksi wajah manusia serta menghitung jumlah manusia yang hadir pada saat mata kuliah berlangsung, IP CCTV

Hasil identifikasi menunjukkan hasil fraksinasi ekstrak n-heksan klika anak dara (Croton oblongus Burm F.) positif mengandung senyawa flavonoid, terpenoid dan fenolik.. Kata

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh solusi dalam membangun kemandirian belajar melalui strategi metakognitif dalam pembelajaran matematika tentang memecahkan masalah

Di dalam struktur Kurikulum Program Studi Sarjana Teknik Kimia ITB, mahasiswa dapat mengambil semua kuliah pilihan yang dikelola Prodi (dengan kode matakuliah TK50xx)

Walaupun tidak semua avifauna teramati bersarang, ditemukan sarangberbagai bentuk yang sekaligus mencirikan spesies berbeda.Letaknya tersebar mulai dari yang langsung di