• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL BALI DI KABUPATEN TABANAN, BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GEDUNG SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL BALI DI KABUPATEN TABANAN, BALI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Bali merupakan pulau kecil, tetapi mempunyai nama besar di mata dunia, bukan karena sistem politik, bukan pula karena ekonominya, tetapi karena memiliki seni budaya yang sangat mengagumkan. Salah satu kese- nian yang cukup besar memberikan bentuk terhadap identitas budaya Bali adalah seni pertunjukan tradision- al Bali. Seni pertunjukan tradisional Bali mempunyai bentuk dan struktur yang berbeda dengan seni pertun- jukan lainnya di Indonesia. Bentuk dan struktur seni tradisional Bali diikat dengan pola-pola budaya serta nilai-nilai tradisi yang sangat kuat seperti konsep tri angga, konsep hulu teben, dan konsep tri mandala.

Fungsi seni pertunjukan tradisional Bali juga mengikuti konsep wali (sakral), yang hanya dipentaskan untuk kepentingan upacara, konsep bebali (konsep keseimbangan antara sakral dengan profan) yang dipentaskan hanya untuk hiburan dalam rangka kegiatan upacara dan konsep balih-balihan (seni profan) yang dipen- taskan kapan dan dimana saja.

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL BALI DI KABUPATEN TABANAN, BALI

I Gede Hariwangsa Wijaya1), I Made Suarya2), dan I Nyoman Sudiarta3)

1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana harisoul@ymail.com

2)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana mdsuarya@yahoo.com

3)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

ABSTRACT

Balinese performing arts is an art that is presented to the audience with the traditional Balinese. Art show extends to the rituals, ceremonies, traditional processions, and others. Traditional performing arts of Bali has become a study and al- ways do the comparative approach, the performance art done by human in daily life that summarizes activities such as sports, magic, and ritual of a social nature. So also with the activity that emphasizes the aesthetic aspect as in music, dance, and theater. Traditional Balinese performing arts that developed along with the development of such tourism are in Tabanan. Increased public interest in the traditional Balinese performing arts influence the development of tourism and tourist spots in Tabanan. However, the increasing public interest in the traditional performing arts of Bali is not matched with adequate facilities. Taking the example of the Cultural Park Art Center and Bali Classic Centre, is ex- pected to Traditional Performing Arts Hall in Tabanan Bali later can be adequate facilities for performances of traditional Balinese performing arts and a variety of training in order to enhance the creativity in producing a work of art.

Keywords: balinese performing arts, traditional performing arts

ABSTRAK

Seni pertunjukan tradisional Bali merupakan seni yang dipertunjukan kepada penonton dengan nuansa tradi- sional Bali. Seni pertunjukan tersebut meluas sampai pada ritual, upacara, prosesi adat, dan lain-lain. Seni pertunjukan tradisional Bali telah menjadi suatu kajian dan selalu melakukan pendekatan perbandingan, bahwa seni pertunjukan dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari yang merangkumi aktifitas seperti olahraga, sulap, dan upacara yang bersifat sosial. Begitu juga dengan aktifitas yang menekankan aspek estetika seperti dalam seni musik, tari, dan teater. Seni pertunjukan tradisional Bali yang berkembang seiring dengan perkembangan pariwisata diantaranya terdapat di Kabupaten Tabanan. Meningkatnya minat masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional Bali mempengaruhi perkembangan pariwisata dan tempat- tempat wisata di Kabupaten Tabanan. Namun, meningkatnya minat masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional Bali tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai, dengan mengambil contoh Taman Budaya Art Centre dan Bali Classic Centre, diharapkan perancangan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan nantinya dapat menjadi fasilitas yang layak untuk pementasan seni pertunjukan tradi- sional Bali dan berbagai pelatihan demi meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam menghasilkan suatu kar- ya seni.

Kata Kunci: seni pertunjukan, gedung seni pertunjukan

(2)

Seni pertunjukan tradisional Bali kini mulai terjual di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara, dengan melihat industri pariwisata di Bali dan Indonesia yang pada umumnya lebih banyak dititikberatkan pada penambahan penerimaan devisa negara, mengakibatkan sektor-sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri pariwisata tersebut mulai bermunculan. Tidak dapat dipungkiri bahwa di jaman sekarang te- lah terjadi pergeseran orientasi berkesenian dari para seniman Bali. Pada awalnya para seniman Bali hanya berkesenian untuk memuaskan hasrat seni mereka serta untuk kepentingan adat, namun sekarang banyak seniman Bali yang memproduksi produk seni untuk dijual dan disesuaikan dengan selera pembeli dan wisatawan. Jadi, tidak menutup kemungkinan benar adanya apabila kesenian tradisional Bali telah terjual, dalam hal ini yang dimaksudkan telah terjual adalah dimana keaslian dan nilai artistik serta estetika kesenian tradisional Bali telah terbeli. Selain dampak negatif dari komersialisasi kesenian tradisional Bali, juga memiliki dampak positif khususnya seni pertunjukan tradisional Bali yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Bali serta membuat kesenian Bali berkembang.

Disamping permasalahan komodifikasi dan penggerusan, yang sering menjadi pembicaraan adalah ku- rangnya penghormatan atau apresiasi para pengusaha pariwisata terhadap para seniman tradisional Bali. Ki- ni ada usaha-usaha Pemda Bali melalui Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) un- tuk melindungi seniman dari eksploitasi dan sebaliknya memberi dukungan dan bimbingan kepada seniman agar menjaga atau meningkatkan kualitas. LISTIBIYA mengeluarkan semacam lisensi layak pentas untuk umum dan wisatawan yang bernama Pramana Patram Budaya kepada kelompok-kelompok kesenian.

Munculnya usaha-usaha tesebut diperlukan suatu fasilitas yang mendukung pemerintah dalam melindungi dan memberi dukungan untuk seniman dalam mengapresiasi hasrat seni yang dihasilkan, khususnya seni pertunjukan tradisional Bali. Maka, perlu adanya suatu gedung yang mendukung usaha-usaha tersebut yang memfasilitasi pementasan bagi seniman sebagai apresiasi, penghormatan, inventarisasi, maupun mengem- bangkan seni pertunjukan tradisional Bali.

Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang ada yaitu kapasitas pengunjung, luas lahan sesuai kebutuhan fungsi dan luas ruang serta konsep perencanaan dan perancangan Gedung Seni Pertun- jukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan. Tujuan yang dicapai dalam perencanaan dan perancangan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan, yaitu menentukan luas lahan sehingga fungsi-fungsi bangunan yang ditampung memadai dan fungsional dan menentukan konsep perencanaan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan.

Metode yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan terdiri dari tahap pemrograman yaitu tahap yang menjelaskan kebutuhan luas ruang dan luas lahan yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan serta tahap perancangan yaitu tahap konsep yang menjelaskan penggunaan materi- al, jenis struktur dan konstruksi, serta hal-hal yang diperlukan dalam perancangan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fungsi Utama dan Penunjang

Fungsi utama dalam perancangan gedung seni pertunjukan tradisional Bali yaitu sebagai fasilitas pementa- san pertunjukan tradisional Bali seperti tari dan musik. Ruang dengan fungsi utama terbagi dua yaitu ruang pertunjukan tertutup dengan kapasitas audience 235 yang terdiri dari ruang penonton dan stage seluas 524,78 m² dan ruang pertunjukan terbuka dengan kapasitas audience 475 orang yang terdiri dari ruang pe- nonton dan stage seluas 654,78 m². Fungsi penunjang dari perancangan ini berupa pameran yang memper- lihatkan karya seni seniman berupa patung dan ukiran khas Bali seluas 50,23 m², tempat latihan tari dan musik tradisional Bali bagi seniman maupun masyarakat yang ingin belajar dengan luas ruang 100,77 m², dan loket tiket sebagai tempat penjualan tiket dengan luas 36 m².

Tema

Tema yang diterapkan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan adalah Virtual Re- gionalisme. Tema ini terpilih karena lokasi berada di wilayah Bali tepatnya di daerah Kabupaten Tabanan yang mengupayakan tampilan bangunan menyesuaikan style bangunan setempat, dengan tetap memper- timbangkan tuntutan dan persyaratan ruang dalam pertunjukan secara akustik dan sudut pandang. Tema ini

(3)

KECAMATAN KEDIRI

SKALA : NTS

KABUPATEN TABANAN

SKALA : NTS

PETA PULAU BALI

SKALA : NTS



















PETA LOKASI

SKALA : NTS

Gambar 1. Lokasi Tapak hingga menghasilkan suatu perancangan yang terukur dan

Luas dan Lokasi Tapak

Dalam perencanaan dan perancangan Gedung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabupaten Tabanan ini memerlukan luas lantai dasar bangunan 2.377 m². Berdasarkan RTRW Kabupaten Tabanan Tahun 2011- 2031 Pasal 101 Ayat 7, bangunan seni budaya yang bersifat komersil seperti kesenian, memiliki KDB (koefisien dasar bangunan) maksimum 50%, KLB (koefisien lantai bangunan) maksimum 4 x KDB, dan KDH (koefisien daerah hijau) minimum 50%. Selain bangunan, diperlukan lahan untuk penempatan parkir ken- daraan seluas 3.411 m², maka luas lahan yang dibutuhkan yaitu:

Luas Lahan = 100/50 x (luas lantai dasar) + luas parkir = (100/50 x 2.377) + 3.411

= 4.754 + 3.411 = 8.165 m²

Lokasi tapak pada gambar 1 berada di jalan by pass Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali yang merupakan lahan peruntukkan kegiatan pariwisata, sehingga perencanaan dan perancangan gedung seni pertunjukan tradisional Bali di Kabupaten Tabanan sesuai dengan fungsi dan peruntukkan lahan.

KONSEP PERANCANGAN

Konsep Pola Massa, Bentuk Massa, dan Pola Parkir

Pola massa yang digunakan pada perancangan ini menerapkan pola massa cluster sesuai tema yang di- angkat yaitu Virtual Regionalisme dengan satu massa sebagai orientasi utama. Dari pola massa yang dit- erapkan, penentuan bentuk massa ditentukan sesuai dengan fungsi dan tuntutan ruang dalam. Bangunan pertunjukan tertutup mengambil bentuk fisik persegi dengan bentuk lantai ruang pertunjukan lantai kipas.

Bangunan pertunjukan terbuka mengambil bentuk setengah lingkaran yang didapat dari tuntutan sudut pan- dang penonton secara horizontal dan bentuk panggung yang terbentuk dari pola gerak seniman.

(4)

Gambar 2. Konsep Pola Massa, Bentuk Massa, dan Pola Parkir

Gambar 3. Konsep Tampilan Bangunan Pertunjukan Tertutup Konsep pola parkir yang diterapkan pada perencanaan ini menerapkan pola parkir 90° yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan sirkulasi kendaraan linear yang bertujuan untuk memudahkan dalam parkir, melancarkan sirkulasi kendaraan dalam tapak, dan terhindar dari tumpang tindih kendaraan yang dapat men- imbulkan kemacetan dan mengancam kesela- matan civitas.

Konsep Tampilan Bangunan

Konsep tampilan bangunan pada gambar 3 meru- pakan tampilan bangunan pertunjukan tertutup (indoor) yang menampilkan style bangunan Bali modern yang diterapkan sesuai dengan tema yang diangkat. Mulai dari bentuk atap limasan dengan penambahan komponen khas Bali seperti Murda yang terpasang di atas atap dan ornament

ikud celedu terpasang di tiap jurai atap.

Dinding tetap menggunakan material pasangan bata merah namun diekspos, sehingga komponen dan style Virtual Re- gionalisme yang diangkat dapat terwujud, baik dari segi tekstur maupun warna. Ko- lom bangunan diperlihatkan dengan pad- uan sendi khas Bali sehingga proporsi ko- lom lebih indah. Struktur yang digunakan

pada bangunan ini terdiri dari upper struktur menggunakan struktur rangka ruang karena selain faktor ben- tang bangunan, juga faktor dari beban atap dan beban akustik yang digantung tiap simpul rangka ruang, su- per struktur menggunakan kolom dan balok sebagai penyalur beban dan dinding untuk penutup atau pem- batas ruang, serta sub struktur menggunakan struktur tiang pancang.

Konsep tampilan bangunan pada gambar 4 merupakan tampilan bangunan pertunjukan terbuka yang men- ampilkan style bangunan Bali modern baik secara komponen seperti entry sen- iman, tribun penonton, dan panggung, material seperti tekstur maupun warna.

Perbedaan yang ada terhadap bangunan pertunjukan tertutup adalah bentuk entry seniman pentas berbentuk Kori kecil yang biasa digunakan dalam entry tem- pat suci agama Hindu namun telah dimodifikasi sedikit sehingga entry sen- iman yang digunakan lebih estetika dan sesuai dengan fungsi dari pementasan.

Struktur yang digunakan pada bangunan ini terdiri dari upper struktur menggunakan struktur kayu, super struktur menggunakan kolom dan balok serta dinding sebagai penutup dan pembatas ruang, dan sub struktur menggunakan struktur pondasi menerus yang digunakan pada bangunan belakang panggung/back stage dan digunakan pada tribun penonton. Bentuk tribun dibuat melengkung yang mengikuti bentuk lengkung dari panggung sehingga sudut pandang secara horizontal dan vertikal dapat tercapai. Bentuk tribun mengikuti bentuk melengkung dari panggung sehingga bentuk yang didapat terlihat harmonis dan mendukung segala aspek komponen pementasan secara audio maupun visual.

Posisi bangunan ini lebih tinggi dibanding bangunan lain yang disebabkan kontur lahan yang cukup terjal dan jarak yang cukup rapat menambah nilai estetika pada tampilan dan suasana sekitar bangunan.

Gambar 4. Konsep Tampilan Bangunan Pertunjukan Terbuka

(5)

Gambar 5. Site Plan

PERANCANGAN

Site Plan

Gambar Site Plan ini merupakan hasil dari proses perhitungan kapasitas dan luas lahan, serta konsep yang telah direncanakan sebelumnya.

Pada gambar 5, menjelaskan mengenai keharmonisan bangunan dengan lingkungan sekitar dalam tapak selain itu juga menggambarkan kejelasan sirkulasi yang diben- tuk dengan cara pembentuk taman di sekitar jalur sir- kulasi pejalan kaki bagi civitas, unite yang terjadi ber- dasarkan bentuk massa yang terlihat dari bentuk atap dan bentuk tapak, serta perpaduan elemen lain yang meningkatkan estetika perancangan tapak, seperti: hard- scape dan softscape.

Pada perancangan site plan menuntut keharmonisan an- tara bangunan dan ruang luar sehingga keamanan dan kenyamanan dapat tercapai dalam perancangan ini, selain keharmonisan bangunan dengan lingkungan da- lam tapak juga menuntut perletakkan entrance tapak se- hingga sirkulasi dari luar tapak ke dalam tapak lancar dan terhindar dari kemacetan di luar tapak maupun di da- lam tapak.

Lay Out Plan

Gambar Lay Out Plan ini menggambarkan sink- ronisasi organisasi ruang dalam bangunan dengan ruang luar, memperlihatkan kejelasan sir- kulasi kendaraan dalam tapak, serta elemen pembatas antar bangunan berupa taman sehing- ga membentuk jalur sirkulasi pejalan kaki dalam tapak.

Bentuk massa yang terdapat pada tapak mengiku- ti bentuk tapak dan mengikuti tuntutan fungsi dan persyaratan ruang sehingga bangunan khususnya bangunan pertunjukan dibentuk sedemikian rupa agar tuntutan dan pesyaratan ruang dapat tercapai. Selain bentuk tapak, kejelasan sirkulasi dari luar tapak ke dalam tapak.

Utilitas yang digunakan pada perancangan Ge- dung Seni Pertunjukan Tradisional Bali di Kabu-

paten Tabanan ini menggunakan utilitas yang telah tersedia di sekitar tapak seperti listrik, air bersih, dan saluran buangan air bekas.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penjelasan pembahasan dan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan, yaitu: (1) Konsep dan te- ma yang diangkat menjadi kunci dari hasil yang akan dicapai dengan perancangan terukur dan terwujud da- lam beberapa pertimbangan seperti sistem akustik serta kemiringan tribun penonton demi mendapat sudut pandang yang baik secara horizontal dan vertikal; (2) Pola massa bangunan yang diterapkan adalah pola massa cluster dengan satu massa sebagai orientasi utama; (3) Keamanan dan kenyamanan menjadi priori- tas utama dalam merencanakan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, penentuan kapasitas, dan perencanaan ruang dalam dengan tuntutan dan persyaratan khusus, seperti sudut pandang dan kenya- manan dengar.

Gambar 6. Lay Out Plan

(6)

Berikut saran yang mungkin perlu dilakukan dalam pertimbangan perencanaan gedung seni pertunjukan, yai- tu: (1) Pertimbangan jumlah pengunjung yang terus meningkat seiring dengan jumlah pertunjukan dapat mempengaruhi jumlah kapasitas yang telah ditentukan dalam fasilitas yang direncanakan; (2) Perlu penam- bahan komponen untuk menunjukan letak fasilitas pertunjukan dari jalan utama, seperti papan nama dan papan pengarah; (3) Perlu ruang terbuka sebagai sirkulasi civitas dan penghijauan dalam tapak yang ter- bentuk dari pola massa bangunan dengan mempertimbangkan jarak antar bangunan sehingga tidak terjadi kesan penyempitan terhadap civitas; (4) Bentuk dan letak entrance tapak perlu pertimbangan khusus agar le- tak sirkulasi masuk dan keluar tapak terlihat jelas dan mudah dilalui dengan aman dan lancar.

KEPUSTAKAAN

Appleton, Ian. 2008. Building Type Basics for the Performing Arts. E-Book.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tabanan. RTRW Kabupaten Tabanan 2011-2031.

Tabanan: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tabanan.

Barron, Michael. 1993. Auditorium Acoustics and Architectural Design. E-Book.

Dibia, I Wayan. 1977/1978. Perkembangan Seni Tari di Bali, Denpasar: Proyek Sasana Budaya Bali

.

La, Meri. 1975. Komposisi Tari Elemen-Elemen Dasar, terjemahan oleh Soedarsono. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.

Suasthawa Dharmayuda, I Made. 1995. Kebudayaan Bali, Pra Hindu, Masa Hindu, dan Pasca Hindu, Denpasar: CV. Kayumas Agung.

White, Edward T. 1997. Site Analysis Diagraming Information For Architectural Design: Florida University.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Tapak hingga menghasilkan suatu perancangan yang terukur dan
Gambar 3. Konsep Tampilan Bangunan Pertunjukan Tertutup  Konsep  pola  parkir  yang  diterapkan  pada perencanaan ini menerapkan pola parkir 90° yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan sirkulasi  kendaraan  linear    yang  bertujuan  untuk memu
Gambar Site Plan ini merupakan hasil dari proses perhitungan kapasitas dan luas lahan, serta konsep yang  telah direncanakan sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Sintesis dan Karakterisasi Material Berpori Berbasis Mineral Silikat sebagai Penyaring Molekul merupakan kegiatan dalam rangka mensisntesis nano partikel silika

Untuk kemajuan pengembangan wakaf, UU mengamanahkan pembentukan badan independen yaitu Badan Wakaf Indonesia yang bertugas, membina nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan

STUDI NORMATIF PEMBERIAN GANTI KERUGIAN OLEH TERDAKWA KEPADA KORBAN SEBAGAI APLIKASI KONSEP RESTORATIVE JUSTICE DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBUKTIAN KESALAHAN TERDAKWA

Untuk melihat kemampuan tersebut digunakan beberapa indikator yaitu (1) menyajikan pernyataan matematika melalui gambar, (2) menemukan pola atau sifat dari gejala

Pengambilan contoh tanah dengan metode SRS lebih sederhana, mudah dan cepat serta data yang diperoleh akan dapat mencerminkan keadaan tanah yang sebenarnya, jika contoh tanah

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengevaluasi kelayakan lokasi TPA Airmadidi berdasarkan kriteria kelayakan SNI, sedangkan manfaat penelitian ini adalah

Pada spesimen baja galvalum pada pH 7.5 terlihat kerusakan yang sama seperti yang terjadi pada hasil pH 5.6 dan terlihat area gelap dan area terang dan untuk

kimia yang berperan dalam kehidupan sehari-hari adalah ilmu kimia pangan..