• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KEGIATAN LABORATORIUM

BERBASIS INKUIRI PADA MATERI

SISTEM RESPIRASI MANUSIA

DI SMA NEGERI 1 LASEM KABUPATEN REMBANG

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Laily Mu’ayadah

4401407082

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Juli 2011

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang

Disusun oleh :

Nama : Laily Mua’yadah NIM : 4401407082

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada hari Jum’at tanggal 8 Juli 2011.

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S., M.S. Dra. Aditya Marianti, M.Si.

19511115 197903 1001 19671217 199303 2001

Penguji Utama

Dra. Aditya Marianti, M.Si. 19671217 199303 2001

Anggota Penguji / Anggota Penguji /

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si. Drs. Supriyanto, M.Si.

(4)

iv ABSTRAK

Mu’ayadah, Laily. 2011. Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Ir. Nur Rahayu Utami, M. Si dan Drs. Supriyanto, M. Si.

Proses belajar mengajar biologi di SMA N 1 Lasem umumnya masih bersifat Teacher centered learning. Guru belum memanfaatkan media dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar siswa, sehingga aktivitas siswa belum mencapai maksimum. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan di SMA Negeri 1 Lasem. Permasalahan pembelajaran di SMA Negeri 1 Lasem dapat diminimalkan dengan menerapkan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri menjadikan siswa dapat mengeksplorasi gejala, merumuskan permasalahan, mengusulkan hipotesis, mendesain dan melaksanakan cara pengujian hipotesis, mengorganisasikan dan menganalisa data yang diperoleh serta mengambil simpulan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre Experimental dengan desain One

Shot Case Study. Sampelnya adalah kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 di SMA Negeri

1 Lasem Tahun Ajaran 2010/2011. Variabel bebas meliputi kegiatan laboratorium berbasis inkuiri, variabel terikat yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 di SMA Negeri 1 Lasem serta variabel kendali adalah guru, sarana dan prasarana pembelajaran. Sebagai data pendukung adalah tanggapan siswa dan tanggapan guru. Data tentang aktivitas, hasil belajar dan tanggapan siswa dianalisis menggunakan analisa deskriptif kuantitatif, sedangkan data tentang tanggapan guru dianalisis menggunakan analisa deskriptif. Hasil penelitian pada kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 menunjukkan bahwa > 75% siswa sangat aktif yaitu sebesar 89,84%. Secara klasikal tingkat ketuntasan siswa dalam kriteria sangat baik sebesar 89,06% serta > 75% tanggapan siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 selama proses pembelajaran termasuk kriteria sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri efektif diterapkan pada materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang ”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu dan tenaga demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus hati kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si. dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberikan arahan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Bapak Drs. Supriyanto, M.Si. dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dalam membimbing dan memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai. 6. Ibu Dra. Aditya Marianti, M.Si. dosen penguji yang telah memberikan

masukan kepada penulis demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Parmin, S.Pd, M.Pd. dosen wali yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

(6)

vi

9. Ibu Endang Widyaningsih, S.Pd. guru Biologi SMA Negeri 1 Lasem yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.

10.Bapak dan Ibu tercinta, Kakak, Adik dan semua Keluarga Besar Mbah Kasri yang dengan tulus memberikan kasih sayang, cinta, semangat dan doa serta dukungan yang tiada henti-hentinya.

11.Sahabat terdekat, teman-teman Bio ’07 dan teman kos Trisanja 1 yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang tiada henti-hentinya.

12.Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangatlah penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Semarang, Juli 2011

(7)

vii DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... PENGESAHAN... ABSTRAK…... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Penegasan Istilah... D. Tujuan Penelitian... E. Manfaat Penelitian... BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka... B. Hipotesis... BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... B. Populasi dan Sampel... C. Variabel Penelitian... D. Rancangan Penelitian... E. Prosedur Penelitian... F. Sumber Data, Jenis Data dan Cara Pengambilan Data... G. Metode Analisis Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... B. Pembahasan... BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Sintaks pembelajaran inkuiri... 2. Hasil analisis validitas butir soal uji coba materi Sistem respirasi

Manusia di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Lasem ... 3. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba materi Sistem respirasi Manusia di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Lasem ………... 4. Soal yang digunakan untuk penelitian pada pembelajaran materi Sistem respirasi Manusia dengan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Lasem………... 5. Rekapitulasi aktivitas siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 pada materi Sistem respirasi Manusia dengan menggunakan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri di SMA Negeri 1 Lasem………... 6. Hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 pada materi Sistem

respirasi Manusia dengan menggunakan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri di SMA Negeri 1 Lasem ……….... 7. Analisis hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi

Sistem respirasi Manusia dengan menggunakan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri di SMA Negeri 1 Lasem... 8. Tanggapan guru terhadap pembelajaran materi Sistem respirasi Manusia

dengan menggunakan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri di SMA Negeri 1 Lasem ………..… 9. Rekapitulasi hasil penelitian efektivitas kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem...

Halaman 9

16

18

18

23

24

25

25

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka berpikir pelaksanaan kegiatan laboraorium berbasis inkuiri pada materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang... 2. Rancangan penelitian The One-Shot Case Study...

Halaman

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Jadwal pembelajaran materi Sistem respirasi Manusia menggunakan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri di SMA Negeri 1 Lasem…...….. 2. Silabus ...………...

3. RPP……….

4. Lembar Kerja Siswa dan Lembar Diskusi Siswa... 5. Kunci Jawaban LKS dan LDS... 6. Sampel hasil pengerjaan LKS & LDS oleh siswa ………...….. 7. Daftar nama peserta kelas uji coba………. 8. Analisis validitas, tingkat kesukaran dan reliabilitas soal ………...…… 9. Contoh perhitungan validitas butir soal……….. 10.Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal……… 11.Contoh perhitungan reliabilitas soal uji coba………. 12.Kisi-kisi soal tes evaluasi (postes)…...……… 13.Soal postes...……….. 14.Kunci jawaban soal tes evaluasi (postes)…………...……… 15.Daftar peserta penelitian...……… 16.Sampel hasil observasi aktivitas siswa………... 17.Lembar penilaian laporan... 18.Rubrik penilaian laporan………... 19.Sampel pengerjaan soal evaluasi (postes) oleh siswa………...…. 20.Analisis aktivitas siswa selama praktikum dan diskusi………... 21.Hasil belajar siswa ………... 22.Sampel hasil angket tanggapan siswa………. 23.Analisis angket tanggapan siswa………

24.Hasil wawancara guru………

25.Dokumentasi penelitian………..

26.Surat penetapan dosen pembimbing………...

27.Surat ijin penelitian……….

28.Surat keterangan penelitian………

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas bangsa, melalui kegiatan pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan dapat memajukan bangsa. Pemerintah telah memprogramkan suatu kurikulum sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam setiap jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur sekolah.

Kurikulum yang sekarang diterapkan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dan dikembangkan sesuai dengan potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik (Mulyasa 2004). Dalam kurikulum ini, memungkinkan terjadinya interaksi dalam pembelajaran, sehingga pola pembelajarannya mengarah pada aktivitas siswa untuk menguji pengetahuan awalnya atau Student centered learning (Saptono 2003). Student centered

learning menekankan pada kebutuhan siswa dan mengandung berbagai proses

pembelajaran yang menjadikan siswa aktif (Good dan Robertson 2006). Pembelajaran kontekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang karakteristiknya memenuhi harapan tersebut. Strategi tersebut menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.

(12)

kebenaran atau pengetahuan daripada mengkonsumsi pengetahuan. Proses inkuiri dimulai dengan mengumpulkan informasi dengan menggunakan organ indera seperti melihat, mendengar, menyentuh, merasakan dan membaui. Seimears (2010) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menjadikan siswa mampu untuk menghubungkan eksplorasi di dalam kelas dengan kehidupan nyata ketika mereka melakukan eksperimen.

Berdasarkan observasi awal, diperoleh gambaran bahwa proses belajar mengajar di SMA 1 Lasem masih bersifat teacher centered learning. Kurangnya pemanfaatan fasilitas sekolah oleh guru dalam proses pembelajaran dan kesulitan siswa dalam memahami materi yang berkaitan dengan fisiologi manusia karena bersifat abstrak menjadikan aktivitas/keaktifan siswa belum mencapai maksimum. Hasil belajar yang dicapai siswa juga masih rendah karena berdasarkan hasil Ulangan Semester Gasal Tahun 2010/2011, jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 64,06%.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan pendekatan yang sesuai untuk pembelajarannya, yaitu suatu pembelajaran yang dapat mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka yaitu pembelajaran kontekstual (Trianto 2009), sehingga siswa akan lebih memahami materi tersebut dan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar.

Bagian inti dari pembelajaran ini yaitu inkuiri, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil penemuan sendiri. Guru harus mendukung proses inkuiri dalam kelas dan mendesain pembelajaran berbasis inkuiri agar pemahaman siswa tentang konsep-konsep penting dapat meningkat dan siswa dapat berlatih bereksperimen dalam biologi. Pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang sangat berperan dalam meningkatkan pengetahuan sains (Sampson and Gleim 2009).

(13)

3

menarik simpulan. Menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan akhirnya mencapai simpulan yang disetujui bersama. Dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri, dapat membentuk dan mengembangkan “

self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan

ide-ide lebih baik.

Proses pembelajaran inkuiri meliputi perumusan masalah yang diajukan pada siswa, misalnya guru menunjukkan sesuatu benda/barang/buku yang masih asing kepada siswa di kelas. Semua siswa diminta mengamati, meraba, melihat dengan indranya. Guru memberikan masalah/pertanyaan kepada seluruh siswa yang sudah siap dengan jawaban/pendapat, sehingga siswa akan mendapat giliran mengemukakan pendapatnya. Jawaban yang sudah dikemukakan oleh temannya terdahulu, tidak boleh diulang oleh temannya sendiri, sehingga masalah tersebut berkembang sesuai arahan dari guru. Siswa menemukan banyak masukan baru yang berarti. Hal itu bisa menjadikan proses interaksi belajar mengajar menjadi

student centered learning (Roestiyah 2008).

(14)

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang: “Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Apakah kegiatan laboratorium berbasis inkuiri efektif diterapkan pada pembelajaran materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang?”

C. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dari judul ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul dan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada para pembaca.

Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti keberhasilan (tentang usaha, tindakan). Efektivitas adalah tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar mengajar, secara ideal dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang pasti.

Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah kegiatan laboratorium yang memungkinkan siswa untuk merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik simpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan pada akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah 2008).

(15)

5

sehingga mendorong siswa lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Penerapan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri ini dikatakan efektif diterapkan dalam pembelajaran materi Sistem respirasi Manusia bila: tingkat ketuntasan siswa secara klasikal dalam kriteria baik dan sangat baik, 75% siswa aktif dan sangat aktif dalam kegiatan laboratorium berbasis inkuiri serta 75% tanggapan siswa terhadap penerapan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dalam kriteria baik dan sangat baik.

2. Konsep Sistem Respirasi Manusia

Berdasarkan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA untuk pengajaran Biologi kelas XI IPA, yang tercantum dalam konsep Sistem Respirasi Manusia dan Hewan yang mempunyai Kompetensi Dasar mengkaitkan struktur, fungsi, proses dan kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem respirasi manusia dan hewan tertentu. Standar Kompetensinya yaitu menganalisis sistem organ pada organisme tertentu serta kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Dalam penelitian ini, konsep yang dimaksud adalah Sistem Respirasi pada Manusia.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada pembelajaran materi sistem respirasi manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi siswa, guru dan sekolah.

1. Bagi Siswa

(16)

masalah, meningkatkan minat terhadap pelajaran Biologi, meningkatkan pemahaman terhadap konsep Biologi, serta membuka wawasan siswa terhadap ilmu atau konsep biologi dan keterkaitannya dalam peristiwa di kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru

Manfaat penelitian bagi guru adalah guru akan memperoleh pengetahuan dalam menambah variasi dalam penggunaan pendekatan pada proses pembelajaran Biologi, menciptakan suatu kegiatan belajar yang menarik dan memberikan alternatif pendekatan serta metode pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran sesuai KTSP dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

3. Bagi Sekolah

(17)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran biologi

Belajar merupakan perubahan tingkah laku hasil belajar pada diri individu atau perubahan konsepsi dan kebiasaan berpikir siswa. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi antara dirinya dengan individu lain atau lingkungannya (Rustaman 2003).

Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain dan sebagainya. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi“

(live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.

Biologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang manusia dan alam. Biologi mempelajari tentang struktur fisik dan fungsi alat-alat tubuh manusia yang bekerja masing-masing, tetapi saling membantu. Biologi juga dapat diartikan sebagai suatu proses investigasi (penelusuran/penyelidikan). Proses pengamatan, gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan pengujian serta membuat generalisasi merupakan serangkaian yang seharusnya diperhatikan oleh guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran Biologi (Rustaman 2003).

Pembelajaran Biologi erat kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses sains. Salah satu area dalam pengajaran sains dan standar pengembangan profesional adalah pengembangan program pembelajaran berbasis inkuiri dan pembelajaran konten sains melalui inkuiri. National Science Education Standards

(18)

pelajaran ke belajar berdasarkan inkuiri, selanjutnya siswa mencoba menjawab untuk memahami dan atau memecahkan masalah. Cara mengajar (paedagogik) menganjurkan suatu pembelajaran inkuiri, yang melibatkan siswa aktif menggunakan proses sains dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif seperti siswa menemukan jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan mengkonstruk pengetahuan. Pembelajaran Biologi menekankan pada lingkungan belajar yang menyenangkan dan memudahkan siswa untuk menguasai konsep (Sidharta 2004).

Dalam pembelajaran Biologi, adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan. Biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta ataupun konsep, karena dalam Biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata. Belajar Biologi seharusnya dapat mengakomodir kesenangan dan kepuasan intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan memperbaiki berbagai konsep yang masih keliru (Saptono 2003).

Observasi dan eksperimen penting dalam mempelajari Biologi. Kemampuan observasi sangat mendasar untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan dan untuk menguji gagasan dengan melibatkan penggunaan semua indera. Observasi sangat erat kaitannya dengan rasa ingin tahu. Eksperimen dalam Biologi memerlukan kecermatan dalam memilih obyek untuk dibandingkan setelah diberi perlakuan pada salah satunya (Rustaman 2003).

2. Metode Pembelajaran Inkuiri

(19)

9

Pelaksanaan metode inkuiri mempunyai tiga macam cara yaitu:

a. Inkuiri Terpimpin: pada inkuiri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada siswa berupa pertanyaan pembimbing. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari pertanyaan/masalah. Dari jawaban yang dikemukakan siswa, guru mengajukan berbagai pertanyaan pelacak, dengan tujuan mengarahkan siswa ke suatu titik simpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan-percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan proses inkuiri.

b. Inkuiri bebas: dalam hal ini siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang scientis. Masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri dan simpulan konsep disimpulkan sendiri.

c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi: berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep atau teori yang sudah dipahami, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenarannya.

Proses inkuiri dapat mengembangkan potensi intelektual dan emosional. Dalam implementasinya pembelajaran inkuiri mempunyai sintaks/tahapan pembelajaran (Trianto 2009).

Tabel 1 Sintaks pembelajaran inkuiri

No. Fase Perilaku Guru dan Siswa

1. Menyajikan masalah Guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan kepada siswa, kemudian guru membagi siswa dalam kelompok.

2. Membuat hipotesis Guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.

4. Melakukan percobaan Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.

5. Mengumpulkan dan mengolah data

Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh.

(20)

Santoso (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri bebas termodifikasi, rata-rata hasil belajar kognitifnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri terpimpin. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Surtikanti et al. (2001) yang menyatakan bahwa metode penemuan lebih baik dalam peningkatan pemahaman konsep dibandingkan dengan metode konvensional. Metode ini juga mampu menumbuhkan sikap positif (kreatif, kritis, inovatif, percaya diri, terbuka dan mandiri). Siswa menjadi lebih berperan aktif dalam mencari informasi, mengolah data, memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar dan mengembangkan bakat.

3. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

Suprijono (2009) menyatakan bahwa inkuiri adalah penemuan. Belajar penemuan melibatkan siswa dalam keseluruhan proses metode keilmuan sebagai langkah-langkah sistemik menemukan pengetahuan baru atau memverifikasi pengetahuan lama. Belajar penemuan mengintegrasikan aktivitas belajar siswa ke dalam metode penelitian sebagai landasan operasional melakukan investigasi. Dalam investigasi, siswa tidak hanya belajar memperoleh informasi, namun juga pemrosesan informasi. Pemrosesan ini tidak hanya melibatkan kepiawaian peserta didik berdialektika berpikir fakta ke konsep, konsep ke fakta, namun juga penerapan teori. Tidak kalah penting sebagai hasil pemrosesan informasi adalah kemampuan siswa memecahkan masalah dan mengkonstruksikannya ke dalam bentuk laporan atau lainnya sebagai bukti tindak produktif siswa dari belajar penemuan. Prosedur inkuiri terdiri dari tahapan yaitu melontarkan permasalahan, mengumpulkan data dan verifikasi, mengumpulkan data dan eksperimentasi, merumuskan penjelasan dan menganalisis proses inkuiri.

(21)

11

2008). Pembelajaran Biologi akan lebih bermakna dan menyenangkan jika ditunjang dengan kegiatan laboratorium. Dalam pendidikan IPA, kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya Biologi (Rustaman 2003).

Kegiatan laboratorium dibagi menjadi dua yaitu kegiatan laboratorium berbasis verifikasi dan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri. Kegiatan laboratorium berbasis verifikasi ini melakukan proses sebuah penelitian meliputi pengamatan/pengukuran, pengolahan data, dan penarikan simpulan untuk memberikan pengertian kepada siswa terhadap teori atau konsep yang telah guru berikan melalui suatu eksperimen, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami betul atas konsep dan teori tersebut. Pada kegiatan ini, guru berperan menerangkan suatu teori, kemudian siswa dapat membuktikanya melalui sebuah eksperimen. Pada saat melakukan eksperimen, siswa akhirnya dapat menarik kesimpulan bahwa teori atau konsep tersebut sesuai atau tidak dengan percobaan.

Rustaman (2003) menyatakan bahwa kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah kegiatan laboratorium yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi gejala dan menyatakan permasalahan, mengusulkan hipotesis, mendesain dan melaksanakan cara pengujian hipotesis, mengorganisasikan dan menganalisis data yang diperoleh, serta merumuskan simpulan. Dengan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri, siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau yang lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterpretasikan eksperimen.

Sidharta (2004) menyatakan bahwa kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dapat meningkatkan perkembangan siswa melalui proses belajar sains

(learning science), belajar tentang sains (learning about science) dan belajar

(22)

Keuntungan model kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebik baik. b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

e. Memberi kepuasan secara intrinsik serta mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang dan memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

g. Meningkatkan keterampilan secara ilmiah.

h. Menjadi lebih kreatif dan terjalin kerjasama yang baik antara murid dan guru (Roestiyah 2008).

Selain mempunyai beberapa keuntungan, kegiatan laboratorium berbasis inkuiri juga mempunyai kelemahan yaitu:

a. Guru yang tidak dapat merumuskan pertanyaan dengan baik kepada muridnya untuk memecahkan permasalahan secara sistematis, maka akan membuat murid lebih bingung dan tidak terarah.

b. Guru yang tidak memahami secara keseluruhan proses kegiatan laboratorium berbasis inkuiri tersebut, berakibat siswa tidak pernah memahami tujuan yang sesungguhnya.

c. Adanya kelemahan pada siswa dalam melakukan eksperimen sehingga guru sulit untuk mencapai pada tujuan yang dituju.

d. Kurangnya alat bantu untuk melakukan proses eksperimen secara inkuiri. e. Harus memiliki waktu dan tenaga pendidik yang lebih banyak, karena dalam

(23)

13

Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

a. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dasar

b. Mentransfer pengetahuan pada situasi baru

c. Mendorong untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri d. Mengembangkan bakat siswa e. Memberi kebebasan siswa

untuk belajar sendiri Efektif diterapkan dalam

pembelajaran materi Sistem Respirasi

4. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada materi sistem respirasi manusia

Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada pembelajaran sistem respirasi manusia merupakan suatu kegiatan laboratorium dimana siswa diarahkan untuk melakukan penyelidikan dan percobaan tentang struktur, fungsi dan proses sistem respirasi manusia serta kelainan yang terjadi pada sistem respirasi manusia. Kerangka berpikir pelaksanaan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka berpikir pelaksanaan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

B. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan untuk menjawab permasalahan adalah kegiatan laboratorium berbasis inkuiri efektif diterapkan pada pembelajaran materi sistem respirasi manusia di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang.

Fasilitas laboratorium di SMA Negeri 1 Lasem belum dimanfaatkan

oleh guru Pembelajaran materi

(24)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 di SMA Negeri 1 Lasem kelas XI IPA.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh kelas XI IPA reguler di SMA Negeri 1 Lasem pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 yang terdiri atas 2 kelas yaitu XI IPA 2 dan XI IPA 3. Penelitian merupakan penelitian populasi yang meneliti seluruh populasi yang ada yaitu kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan jumlah siswa masing-masing kelas sebanyak 32 siswa.

C. Variabel Penelitian

Penelitian terdiri dari tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kendali. Variabel bebas dalam penelitian adalah kegiatan laboratorium berbasis inkuiri. Variabel terikat dalam penelitian adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 di SMA Negeri 1 Lasem. Variabel kendali dalam penelitian adalah guru SMA Negeri 1 Lasem, sarana dan prasarana pembelajaran.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre Experimental Design

dengan menggunakan rancangan The One-shot Case Study (Arikunto 2010). Dengan pola penelitian :

Gambar 2 Rancangan penelitian The One-shot Case Study

Keterangan :

X : Perlakuan yaitu penerapan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada materi Sistem Respirasi Manusia

(25)

15

E. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam persiapan penelitian:

a. Melakukan observasi awal dengan teknik pengamatan dan wawancara untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar Biologi di SMA Negeri 1 Lasem. b. Merancang perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian

berupa Silabus, RPP, LKS, LDS untuk membantu siswa dalam pembelajaran.

c. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dalam diskusi kelompok dan presentasi hasil pengamatan/percobaan siswa. Keterampilan siswa dalam praktikum dapat diketahui melalui lembar penilaian aktivitas siswa dalam praktikum.

d. Membuat angket tanggapan siswa dan lembar wawancara untuk guru mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

e. Menyusun alat evaluasi berupa postes untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Soal tes yang digunakan berupa soal obyektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Waktu mengerjakan tes selama 45 menit, dengan jumlah soal sebanyak 35 butir soal.

f. Uji coba soal tes, dilakukan setelah perangkat tes disusun diluar sampel penelitian. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah soal layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Pada penelitian ini obyek uji coba dipilih siswa kelas XII IPA di sekolah yang sama yaitu SMA Negeri 1 Lasem, karena siswa kelas XII IPA 1 sudah pernah mendapatkan pelajaran Sistem Respirasi Manusia.

g. Analisis butir soal postes, meliputi: 1) Validitas

(26)

menggunakan rumus Corelasi Product Moment untuk analisis butir soal pilihan ganda. Rumus yang digunakan adalah :

rxy =

(

)

{

2 − 2

}

{

2 −

(

)

2

}

Y)

X)( ( -XY N

Y Y

N X X

N

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi X = skor tiap butir soal Y = skor total

X = jumlah skor butir soal yang dijawab siswa Y = jumlah angka setiap skor soal

N = jumlah peserta tes

Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan = 5%, jika rxy > rtabel maka butir soal valid (Arikunto 2010).

Hasil analisis validitas soal uji coba disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil analisis validitas butir soal uji coba materi Sistem Respirasi Manusia di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Lasem

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 8

2) Reliabilitas

Suatu tes mempunyai reliabilitas tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap walaupun diujikan berulang-ulang. Dalam penelitian ini reliabilitas tes diukur dengan menggunakan rumus KR-20, yaitu sebagai berikut:

No Kriteria

validitas soal Jumlah Nomor soal 1

2

Valid

Tidak valid

39

11

1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 47, 48, 49, 50

(27)

17

− =

2 2

1 t

t xy

S pq S

K K r

Keterangan:

pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q rxy : reliabilitas secara keseluruhan

K : banyaknya butir soal atau pertanyaan p : proporsi subyek yang menjawab benar

q : proporsi subyek yang menjawab salah (q = 1 – p) St2 : varians total

Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan rtabel dengan = 5%, jika rxy > rtabel maka instrumen reliabel (Arikunto 2010).

Hasil analisis reliabilitas soal menunjukan bahwa soal tes bersifat reliabel yaitu sebesar 0,85. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

3) Tingkat kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Rumusnya adalah sebagai berikut:

JS B

P=

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya peserta tes yang menjawab soal dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa (Arikunto 2010).

Kriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar

0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang

(28)

Soal yang baik dan layak digunakan harus mencapai kriteria validitas dan

reliabilitas yang tinggi atau sangat tinggi (valid dan reliabel) dengan tingkat

kesukaran mudah, sedang dan sukar.

Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba

Kriteria tingkat

kesukaran soal Jumlah Nomor soal 1

2

3

Sukar

Sedang

Mudah

3

22

25

3, 5, 12

2, 8, 9, 10, 11, 14, 18, 20, 23, 24, 28, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 43, 45

1, 4, 6, 7, 13, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 38, 42, 44, 46, 47, 48, 49, 50

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 8

Berdasarkan analisis validitas, tingkat kesukaran butir soal dan

reliabilitas soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan

valid, reliabel, sedangkan untuk tingkat kesukaran butir soal dilihat komposisinya

antara soal yang sukar, sedang dan mudah. Soal yang akan digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Soal yang digunakan untuk penelitian

Jenis soal Nomor butir soal

Digunakan Tidak digunakan Pilihan ganda 1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 15,

17, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 47, 49, 50

3, 4, 8, 11, 12, 16, 18, 21, 25, 30, 32, 36, 45, 46, 48

Jumlah 35 15

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 8

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lasem pada siswa kelas XI

IPA 2 dan XI IPA 3. Penelitian dilakukan dalam 6 kali pertemuan. Masing-masing

pertemuan disusun dalam suatu rencana pembelajaran yang telah dibuat. Secara

(29)

19

a. Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan pertanyaan/apersepsi

kepada siswa agar mereka dapat mengkaitkan materi sistem respirasi

manusia dengan kehidupan nyata.

b. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 5 atau 6 siswa.

c. Guru membagi LKS dan LDS kepada masing-masing kelompok yang sudah

dibentuk.

d. Guru menjelaskan prosedur kerja.

e. Pelaksanaan kegiatan eksperimen, siswa diberi suatu masalah, kemudian

menyusun desain pengamatan/eksperimen secara kelompok. Desain tersebut

dikonsultasikan pada guru sebelum pelaksaan kegiatan eksperimen. Setelah

guru menyetujui desain tersebut, siswa melakukan pengamatan dan

penyelidikan secara mandiri.

f. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil

percobaannya di depan kelas dan kelompok yang lain boleh menanggapi

sehingga timbul tanya jawab antar kelompok.

g. Guru meluruskan dan menguatkan konsep yang dipahami siswa.

h. Memberikan evaluasi kepada siswa (postes).

3. Pengambilan data

Setelah peneliti melakukan persiapan penelitian dan pengujian instrumen,

kemudian peneliti mengambil data yang berupa hasil ulangan harian siswa

(postes), penilaian aktivitas siswa dalam praktikum, diskusi dan presentasi, angket

tanggapan siswa serta lembar wawancara tanggapan guru.

4. Laporan Penelitian

Setelah pelaksanaan penelitian, dilakukan analisis data dan pembahasan

untuk mengambil simpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian.

F. Sumber Data, Jenis Data dan Cara Pengambilan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SMA Negeri 1

Lasem. Jenis data dan cara pengambilan data adalah sebagai berikut: data tentang

aktivitas siswa diambil menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam

(30)

nilai LDS dan nilai postes pada materi Sistem Respirasi Manusia, data tentang

tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran diambil menggunakan lembar

angket tanggapan siswa, dan data tentang tanggapan guru terhadap kegiatan

laboratorium berbasis inkuiri diambil menggunakan lembar wawancara guru.

G. Metode Analisis Data

Dari hasil penelitian dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan

kualitatif.

1. Data nilai hasil belajar siswa

Data hasil belajar didapat dari hasil post tes diakhir pertemuan, nilai

laporan lembar kerja siswa dan nilai hasil diskusi siswa, dianalisis secara

deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Menghitung nilai evaluasi dengan cara:

Nilai Evaluasi = x 100

maksimal skor

jumlah

diperoleh yang

skor jumlah

b. Menghitung Nilai Akhir (NA) dengan cara:

Keterangan :

NH : Nilai Hasil Belajar

NL LKS : Nilai Rata-Rata Laporan Lembar Kerja Siswa

NL LDS : Nilai Rata-Rata Laporan Lembar Diskusi Siswa

PT : Postes

c. Menentukan rata-rata kelas

Sudjana (2002) menyatakan bahwa untuk mengetahui nilai rata-rata kelas

adalah sebagai berikut :

Ν Χ = Χ

Keterangan :

X = nilai rata-rata

X = jumlah nilai seluruh kelas

(31)

21

d. Menentukan ketuntasan belajar klasikal

Setelah didapatkan data nilai hasil belajar, data dianalisis untuk

mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal, dihitung dengan teknik analisis

presentase menggunakan rumus sebagai berikut (Mulyasa 2004):

P = 100%

n ni

x

Keterangan :

P : Ketuntasan belajar klasikal

ni : Jumlah siswa yang tuntas secara individu (nilai 75)

n : Jumlah total siswa

Penilaian kualitas hasil belajar dilakukan dengan mengkonfirmasikan

persentase ketuntasan klasikal dengan parameter sebagai berikut:

Skor 54% : Jelek

Skor 55% - 59% : Kurang baik

Skor 60% - 75% : Cukup baik

Skor 76% - 85% : Baik

Skor 86% - 100% : Sangat baik

2. Data aktivitas siswa

a. Menghitung jumlah skor untuk masing-masing siswa

b. Menghitung presentase tingkat aktivitas siswa dengan rumus :

Tingkat Keaktifan Siswa = NP = x 100

Keterangan :

R : Jumlah skor yang diperoleh siswa

SM : Skor maksimal ideal 100 : Bilangan tetap

c. Menentukan kriteria tingkat keaktifan siswa dengan parameter berikut ini:

Skor 54% : Tidak aktif

Skor 55% - 59% : Kurang aktif

Skor 60% - 75% : Cukup aktif

Skor 76% - 85% : Aktif

(32)

3. Analisis data angket tanggapan siswa

Analisis data angket mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan

kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dianalisis menggunakan skala Guttman

untuk mengetahui nilai persetujuan angket. Dalam penelitian ini angket yang

digunakan mempunyai jawaban ya atau tidak.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto 2010) :

% 100 maksimal

skor jumlah

ya menjawab yang

skor jumlah

× =

nilai

Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

Skor 54% : Jelek

Skor 55% - 59% : Kurang baik

Skor 60% - 75% : Cukup baik

Skor 76% - 85% : Baik

Skor 86% - 100% : Sangat baik

4. Data hasil wawancara guru

Data hasil wawancara guru terhadap efektivitas kegiatan laboratorium

(33)

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data yang

meliputi data aktivitas siswa dalam praktikum, diskusi dan presentasi hasil

praktikum, hasil belajar siswa, tanggapan siswa dan tanggapan guru terhadap

kegiatan laboratorium berbasis inkuiri. Adapun data yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

1. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas siswa dalam praktikum, diskusi dan presentasi hasil

praktikum. Hasil observasi aktivitas siswa pada 2 kelas yang diteliti dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5 Rekapitulasi aktivitas siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3

Kriteria aktivitas siswa dalam

praktikum

Jumlah siswa Kriteria aktivitas siswa dalam diskusi Jumlah siswa Kelas XI IPA 2 Kelas XI IPA 3 Kelas XI IPA 2 Kelas XI IPA 3 Tidak aktif (TA) 0 0 Tidak aktif (TA) 0 0 Kurang aktif (KA) 0 0 Kurang aktif (KA) 0 0 Cukup aktif (CA) 6 3 Cukup aktif (CA) 4 0

Aktif (A) 9 5 Aktif (A) 8 10

Sangat aktif (SA) 17 24 Sangat aktif (SA) 20 22

SA + A 26 29 SA + A 28 32

Jumlah siswa 32 32 Jumlah siswa 32 32 Persentase SA + A 81,25 90,62 Persentase SA + A 87,50 100 Rata-rata aktivitas

siswa dari kedua kelas (%)

85,94

Rata-rata aktivitas dari kedua kelas (%)

93,75

*Data selengkapnya disajikan pada lampiran 20

Berdasarkan Tabel 5, persentase aktivitas siswa pada 2 kelas yang diteliti

efektif karena > 75% siswa sangat aktif dalam kegiatan laboratorium berbasis

inkuiri. Persentase rata-rata keaktifan siswa dalam praktikum dan diskusi dari

[image:33.595.108.535.417.625.2]
(34)

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini meliputi nilai LKS, LDS dan

nilai postes pada akhir pertemuan. Nilai tersebut kemudian dianalisis dan

diperoleh nilai hasil belajar siswa pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3

Data Kelas XI IPA 2 Kelas XI IPA 3 Nilai tertinggi 85,06 83,60 Nilai terendah 69,44 70,20 Nilai rata-rata 79,52 79,20

Jumlah siswa 32 32

Jumlah siswa yang tuntas 29 28 Ketuntasan klasikal (%) 90,63 87,50 Rata-rata ketuntasan

klasikal dari kedua kelas (%)

89,06

*Data selengkapnya disajikan pada lampiran 21

Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA

3 menunjukkan tingkat ketuntasan klasikal siswa dalam kriteria sangat baik yaitu

sebesar 90,63% dan 87,50%. Rata-rata ketuntasan klasikal siswa dari kelas XI

IPA 2 dan XI IPA 3 yaitu 89,06%.

3. Tanggapan Siswa terhadap Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Tanggapan siswa terhadap Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri

diperoleh melalui angket dengan responden seluruh siswa dalam penelitian, yaitu

siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang masing-masing berjumlah 32 siswa.

Angket tanggapan siswa diberikan pada saat akhir pembelajaran. Ringkasan hasil

angket tanggapan siswa terhadap Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri dapat

dilihat pada Tabel 7.

Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan tanggapan siswa yang sangat baik

terhadap Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri. Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3

menunjukkan tanggapan yang sangat baik terhadap kegiatan laboratorium berbasis

inkuiri dengan persentase berturut-turut yaitu 95,94% dan 95,00%. Rata-rata

(35)

25

Tabel 7 Analisis angket tanggapan siswa

No.

Aspek yang diamati Kelas XI IPA 2 Kelas XI IPA 3

% %

1. Siswa menyukai suasana kelas saat

pembelajaran 30 93,75 32 100 2. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran 32 100 30 93,75 3. Keaktifan siswa dapat meningkat 32 100 31 96,88 4. Guru menghubungkan materi dengan

peristiwa kehidupan yang terkait 30 93,75 32 100 5. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran 31 96,88 26 81,25 6. Siswa menggunakan metode ilmiah dalam

kegiatan praktikum 29 90,62 32 100 7. Kemampuan intelektual siswa meningkat 32 100 29 90,62 8. Siswa menyukai media dan metode yang

diterapkan oleh guru 31 96,88 32 100 9. Siswa mudah menerima pelajaran 29 90,62 30 93,75 10. Siswa menyukai pendekatan pembelajaran 31 96,88 30 93,75 Rata-Rata Kelas 30,7 95,94 30,4 95 Rata-rata dari kedua kelas (%) 95,47

*Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 23

4. Tanggapan Guru terhadap Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran diperoleh berdasarkan

hasil wawancara dengan guru tentang Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri

yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Tanggapan guru terhadap kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem

No. Pernyataan Jawaban

1. Kesan terhadap pembelajaran Kegiatan laboratorium berbais inkuiri dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar (selama percobaan, diskusi dan presentasi). 2. Aktivitas dan hasil belajar siswa

selama pembelajaran

Aktivitas dan hasil belajar siswa rata-rata meningkat.

3. Kendala selama pembelajaran Kendala: pengelolaan waktu dan biaya. 4. Kekurangan dan kelebihan

penerapan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

Kelebihan: dapat meningkatkan pemahaman siswa, aktivitas dan kerjasama antar siswa. Kekurangan: membutuhkan banyak waktu. 5. Ketertarikan menggunakan

kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

Tanggapan positif, yaitu kegiatan ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa, sehingga pembelajaran ini perlu diterapkan pada materi biologi tertentu.

[image:35.595.120.528.127.397.2] [image:35.595.112.520.504.730.2]
(36)

Berdasarkan Tabel 8, guru memberikan tanggapan positif terhadap

pembelajaran dengan menggunakan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri.

Hasil penelitian pada pembelajaran materi Sistem Respirasi Manusia dengan

menggunakan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada kelas XI IPA 2 dan

XI IPA 3 di SMA Negeri 1 Lasem secara ringkas terangkum pada Tabel 9.

Tabel 9 Rekapitulasi hasil penelitian efektivitas Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem

Kelas Ketuntasan

klasikal Aktivitas Tanggapan siswa XI IPA 2 % 90,63 84,38 95,94

Kriteria Sangat baik Aktif Sangat baik XI IPA 3 % 87,50 95,31 95,00

Kriteria Sangat baik Sangat aktif Sangat baik Rata-rata % 89,06 89,84 95,47

Kriteria Sangat baik Sangat aktif Sangat baik

B. Pembahasan 1. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran diamati dengan

menggunakan lembar observasi. Setiap observer melakukan observasi terhadap 2 kelompok. Aktivitas yang diamati selama proses pembelajaran yaitu aktivitas

siswa dalam praktikum, aktivitas siswa dalam diskusi dan presentasi. Berdasarkan

analisis hasil observasi aktivitas siswa pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata

aktivitas dari kedua kelas tersebut dapat dikatakan efektif karena > 75% siswa

sangat aktif dalam kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada materi sistem

respirasi Manusia, yaitu sebesar 89,84%. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran, siswa aktif berinteraksi dengan guru maupun siswa lainnya dan

siswa mengikuti pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh guru. Hal ini

didukung oleh pendapat guru Biologi SMA N 1 Lasem yang menyatakan bahwa

dengan pembelajaran menggunakan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri, dapat

meningkatkan pemahaman, semangat, kerjasama serta dapat mengurangi rasa

kebosanan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat kegiatan belajar

(37)

27

gambar. Misalnya pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk mempraktikkan

cara bernafas yang benar. Setelah itu, guru memberikan pertanyaan pada siswa

,”Bagaimana udara mengalir dari hidung menuju ke paru-paru?”. Berdasarkan

jawaban yang telah dikemukakan, siswa mengajukan suatu masalah tentang

“Bagaimana struktur dan mekanisme pernafasan pada manusia?”. Selanjutnya,

siswa merumuskan hipotesis yaitu “Ada banyak organ yang mendukung kinerja

pernafasan pada manusia dan ada perbedaan antara pernafasan dada dan

pernafasan perut”. Siswa merancang kegiatan percobaan, melakukan praktikum

untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan serta merumuskan simpulan

sendiri. Guru hanya memberikan masukan apabila rancangan kegiatan yang akan

dilakukan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam praktikum, siswa

melakukan percobaan secara berkelompok sesuai dengan rancangan kegiatan yang

telah disetujui oleh guru, kemudian hasil percobaan dipresentasikan di depan

kelas. Dengan memberikan kebebasan siswa untuk belajar sendiri, maka situasi

proses belajar menjadi lebih merangsang dan dapat mengembangkan bakat atau

kecakapan siswa (Roestiyah 2008). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian oleh Ariyadi (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran Guide

Discovery Inquiry Laboratory Lesson dengan media preparat dapat meningkatkan

interaksi dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi lebih

aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran karena dituntut untuk mencari,

menemukan, mengamati dan mengidentifikasi sendiri serta bekerja secara

kelompok dalam melakukan kegiatan pengamatan.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Indisari (2009) yang

menyatakan bahwa penerapan metode Discovery Inquiry pada materi ciri-ciri

makhluk hidup dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas VII SMP 22

Semarang. Dalam penelitian ini, jumlah siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang

masuk kriteria aktif dan sangat aktif dalam praktikum yaitu 26 dan 29 siswa,

sedangkan dalam diskusi yaitu 28 dan 32 siswa. Keaktifan siswa kelas XI IPA 3

lebih tinggi dari kelas XI IPA 2, karena siswa kelas XI IPA 3 aktif melakukan

tanya jawab saat praktikum dan diskusi. Pada pertemuan pertama di kelas XI IPA

(38)

untuk bertanya jika belum memahami percobaan yang sedang dilakukan. Dalam

hal ini, guru menyarankan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum

dipahaminya kepada teman dalam kelompoknya atau bertanya pada guru saat

istirahat sekolah. Siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan

pendapat, menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pertanyaan dalam proses

pembelajaran, dan menjadikan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran, sehingga kepuasan dan kepercayaan dirinya meningkat.

Kesulitan yang dialami oleh siswa selama pembelajaran dengan kegiatan

inkuiri, yaitu siswa merasa kesulitan untuk bekerja secara mandiri. Pada awal

pertemuan, guru hanya menjelaskan secara ringkas tentang bagaimana cara

merumuskan suatu masalah, menyusun hipotesis, mendesain praktikum serta

merumuskan suatu simpulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, siswa

belum terbiasa membuat laporan hasil praktikum sehingga kegiatan pembelajaran

belum tercapai secara optimal. Oleh sebab itu, guru diharapkan dapat memberikan

penjelasan tentang cara menyusun suatu laporan percobaan yang tepat.

Keaktifan siswa juga dipengaruhi oleh ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran, terlihat dari hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

Menurut siswa, pembelajaran yang dilaksanakan membuat mereka lebih aktif,

menyenangkan, serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup, sehingga siswa

termotivasi untuk belajar biologi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Yuningrum (2009) yang menyatakan bahwa metode Discovery Inquiry

dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan motivasi siswa serta aktivitas guru

dalam pembelajaran materi Jamur di SMA N 2 Kudus.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan hasil dari perubahan konsepsi dan kebiasaan

berpikir siswa (Rustaman 2003). Hasil belajar siswa pada materi Sistem Respirasi

Manusia dengan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri, diukur dari tiga aspek

sumber penilaian yaitu nilai LKS, nilai rata-rata dari LDS, serta nilai tes tertulis

(postes) dengan bobot masing-masing yaitu 1. Tes tertulis (postes) yang

digunakan adalah tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan analisis

(39)

29

kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada materi Sistem Respirasi Manusia

menunjukkan hasil yang baik, yaitu dari kedua kelas tersebut ketuntasan klasikal

hasil belajar siswa mencapai lebih dari 75% siswa mencapai KKM SMA Negeri 1

Lasem yaitu 75.

Roestiyah (2008) menyatakan bahwa kegiatan laboratorium berbasis

inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan “self concept”, sehingga siswa

mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, menggunakan konsep-konsep

yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri

juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan hipotesis,

menggali informasi, merancang dan melakukan percobaan, serta

mengkomunikasikan hasil percobaan. Oleh karena itu, melalui implementasi

model pembelajaran inkuiri penguasaan konsep biologi siswa dapat ditingkatkan.

Dalam penelitian ini, siswa mencari suatu masalah yang ada dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan topik yang telah ditentukan oleh guru, Pada

pertemuan kedua, guru memberikan pertanyaan “Apa yang kalian rasakan setelah

berlari?”. Berdasarkan fakta yang telah diungkapkan oleh siswa bahwa frekuensi

pernafasan siswa akan meningkat setelah berlari, maka dapat dirumuskan suatu

masalah tentang frekuensi pernafasan pada manusia. Kemudian siswa menyusun

proposal kegiatan yang berisi tentang judul, tujuan, rumusan masalah, hipotesis

dan metode penelitian. Proposal tersebut dikonsultasikan kepada guru pada jam

istirahat atau setelah jam pelajaran sekolah. Jika proposal tersebut disetujui, maka

pada pertemuan berikutnya siswa dapat melaksanakan kegiatan sesuai proposal

yang telah dibuat. Pelaksanaan kegiatan secara mandiri menuntut kreativitas

siswa untuk mencari kegiatan yang berbeda dari kelompok siswa yang lain,

sehingga siswa mampu mempelajari masalah secara sistematis dan merancang

solusi yang tepat. Siswa juga dituntut untuk belajar sebelum proses pembelajaran

di sekolah berlangsung, sehingga pemahaman siswa dapat meningkat. Hal ini

dapat diketahui dari rata-rata nilai akhir siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3

berturut-turut 79,52 dan 79,20.

Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dapat melatih siswa untuk lebih

(40)

siswa. Hal ini didukung oleh pendapat siswa yang menyatakan bahwa mereka

tertarik mengikuti pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas

siswa berbanding terbalik dengan hasil belajar karena aktivitas siswa yang tinggi

pada kelas XI IPA 3 tidak mempengaruhi hasil belajarnya. Sebagian besar siswa

kelas XI IPA 3 aktif dalam berdikusi dan melakukan praktikum, tetapi mereka

kurang mematuhi tugas dari guru. Siswa kelas XI IPA 3 membawa alat dan bahan

yang tidak digunakan dalam praktikum. Guru menyusun lembar penilaian

aktivitas siswa yang salah satu aspeknya yaitu mengecek kesesuaian alat dan

bahan praktikum, sehingga siswa tidak dapat melakukan aktivitas sendiri di luar

kegiatan praktikum yang ditentukan.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Santoso (2009) yang

menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar

kognitif siswa. Suasana pembelajaran menggunakan metode ini menjadi semakin

lebih hidup, banyak siswa yang bertanya kepada temannya yang sedang presentasi

dan saling memberi masukan jika penyampaian presentasi kurang relevan dengan

materi. Dengan suasana pembelajaran yang demikian akan menimbulkan motivasi

sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Kegiatan diskusi dan

presentasi tersebut merangsang keberanian dan kreativitas siswa dalam

mengemukakan gagasan, membiasakan siswa bertukar pikiran dengan teman,

menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui

diskusi mereka belajar bertanggung jawab tehadap hasil pemikiran bersama.

3. Tanggapan Siswa terhadap Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Tanggapan siswa merupakan balikan yang diberikan oleh siswa terhadap

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Tanggapan ini diperoleh berdasarkan

angket yang diberikan pada akhir proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis

angket tanggapan siswa terhadap kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada

materi Sistem respirasi Manusia bahwa siswa memberikan tanggapan yang sangat

baik terhadap pembelajaran yang dilakukan. Siswa sangat senang ketika guru

mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan menggunakan

metode ilmiah dalam praktikum, sehingga dapat membangkitkan semangat siswa

(41)

31

Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri menjadikan pembelajaran menjadi

menyenangkan. Hal ini bisa dilihat pada persentase hasil angket siswa kelas XI

IPA 2 sebesar 96,88% dan siswa kelas XI IPA 3 sebesar 93,75% yang

menyatakan bahwa siswa senang belajar dengan kegiatan laboratorium berbasis

inkuiri, karena menjadikan lebih kreatif, percaya diri, berpikir kritis dan mandiri.

Pemilihan kegiatan praktikum secara mandiri menjadikan siswa mampu berpikir

kreatif dan tidak selalu tergantung pada guru. Banyak siswa yang aktif bertanya

dalam kelas mengenai hal-hal di luar pembelajaran yang sedang berlangsung

tetapi masih terkait dengan materi pelajaran. Siswa merasa lebih percaya diri

karena pertanyaan dari seorang siswa akan dijawab oleh siswa lain dengan

bimbingan dari guru, sehingga siswa akan berpikir kritis untuk menemukan

sendiri jawaban dari pertanyaan tersebut.

Respon siswa terhadap pembelajaran ini sangat baik, karena berdasarkan

hasil penelitian diperoleh rata-rata tanggapan siswa kelas XI IPA 2 sebesar

95,94% dan kelas XI IPA 3 sebesar 95,00%. Keduanya termasuk dalam kriteria

sangat baik. Dalam kegiatan pembelajaran ini, kerja sama dan semangat belajar

yang tinggi menjadikan tugas yang diberikan oleh guru menjadi lebih ringan.

Situasi proses belajar menggunakan kegiatan laboratorium berbasis

inkuiri dapat merangsang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

belajar sendiri sehingga siswa menjadi tidak bosan (Roestiyah 2008). Dalam

penelitian ini, siswa dituntut untuk mencari dan melakukan praktikum sendiri,

agar siswa menggunakan lebih banyak kemampuan dan usahanya. Tetapi, ada

juga siswa yang kurang menyukai pembelajaran ini karena membutuhkan banyak

waktu dan biaya. Pengelolaan waktu yang tepat sangat diperlukan dalam

pembelajaran ini, oleh sebab itu sebelum proses pembelajaran berlangsung guru

harus memahami Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

Pembagian waktu dalam RPP harus disusun sedemikian rupa serta dipatuhi

sehingga pembelajaran berlangsung efektif. Biaya praktikum yang ditanggung

oleh siswa sendiri dapat dikurangi dengan pemakaian barang-barang bekas yang

masih bisa digunakan. Guru tidak membatasi siswa untuk menggunakan

(42)

Akses internet di SMA N 1 Lasem sudah mencukupi, tetapi belum dimanfaatkan

oleh siswa sehingga guru dapat mencarikan referensi yang mendukung, kemudian

menggandakan dan memberikan pada masing-masing kelompok. Pemanfaatan

perpustakaan juga sangat membantu siswa untuk menunjang kegiatan belajar.

4. Tanggapan Guru terhadap Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Tanggapan guru terhadap kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

diperoleh dari hasil wawancara terhadap guru. Guru SMA N 1 Lasem tertarik

terhadap kegiatan laboratorium berbasis inkuiri karena dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat saat siswa melakukan

praktikum, diskusi dan presentasi yaitu siswa menyiapkan, melakukan dan

menyimpulkan kegiatan belajar secara mandiri.

Kendala yang diamati oleh guru ketika pembelajaran berlangsung yaitu

pengelolaan waktu dan biaya, sehingga perlu pengelolaan waktu yang tepat saat

pembelajaran. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara mematuhi alokasi waktu

yang telah ditetapkan dalam RPP. Kendala dalam pembelian alat dan bahan

praktikum dapat diatasi dengan adanya kreatifitas siswa untuk memanfaatkan

barang bekas yang dapat digunakan dalam praktikum ini. Jika alat dan bahan

tersebut harus dibeli, maka guru dapat mengadakan demonstrasi di depan kelas

untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan siswa. Selain itu, siswa dapat membeli

alat tersebut dengan cara iuran, cukup satu alat/bahan untuk satu kelas. Kegiatan

laboratorium berbasis inkuiri juga mempunyai kelebihan yaitu dapat

meningkatkan pemahaman siswa, aktivitas siswa dan kerja sama antar siswa.

Peningkatan aktivitas siswa ditunjukkan oleh peran aktif siswa dalam praktikum,

diskusi dan presentasi.

Dalam proses pembelajaran menggunakan kegiatan laboratorium

berbasis inkuiri pada materi Sistem Respirasi Manusia terjadi interaksi antara

siswa dengan guru serta siswa dengan siswa, sehingga pembelajaran menjadi

lebih menyenangkan karena berpusat pada siswa. Aktivitas siswa menjadi lebih

hidup, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa meningkat. Guru SMA

Negeri 1 lasem juga tertarik menerapkan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

(43)

33 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa kegiatan laboratorium berbasis inkuiri efektif diterapkan pada

pembelajaran materi Sistem Respirasi Manusia di SMA Negeri 1 Lasem

Rembang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang

dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, guru hendaknya memahami dan mematuhi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun saat

menerapkan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri agar pembelajaran

berlangsung secara efektif.

2. Guru sebaiknya memberikan penjelasan secara rinci tentang cara penulisan

laporan agar siswa dapat menyusun laporan dengan tepat.

3. Guru hendaknya memberikan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh

siswa saat praktikum serta menyusun lembar penilaian aktivitas siswa agar

siswa tidak melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum.

4. Guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya

perpustakaan sekolah untuk menunjang pembelajaran.

5. Guru hendaknya menyediakan referensi yang dibutuhkan siswa,

menggandakan dan membagikannya untuk mengurangi pengeluaran biaya

pada siswa.

6. Guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan demonstrasi untuk

(44)

34

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arianto S. 2008. Pengertian Laboratorium. On line at

http://smileboys.blogspot.com/2008/05/pengertian-laboratorium.html

[diakses tanggal 8 April 2011]

Ariyadi. 2010. Efektivitas Pembelajaran Guide Dis

Gambar

Tabel 1 Sintaks pembelajaran inkuiri
Gambar 1 Kerangka berpikir pelaksanaan kegiatan laboratorium berbasis
Tabel 2 Hasil analisis validitas butir soal uji coba materi Sistem Respirasi Manusia di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Lasem
Tabel 3  Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba
+6

Referensi

Dokumen terkait

▪ Nilai inkremen terkecil dari sebuah input atau output yang dapat dideteksi (skala terkecil yang mampu ditunjukkan oleh alat ukur). Sebagai contoh : suatu timbangan pada jarum

Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Kelompok Kerja Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Daerah Kabupaten Lamandau mengundang Direktur

Perbedaan dengan penelitian ini adalah difokuskan pada kadar TGF-β1 dan volum kolagen di ginjal pada tikus Wistar jantan yang diinduksi NaCl 8% setelah diberi kuersetin dengan

Pelaksanaan Program Rasda bertujuan untuk menciptakan beras lokal yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat Kulon Progo, sebagai upaya pemberdayaan petani dan gapoktan

POKJA PENINGKATAN JALAN ANGGANA KECAMATAN TENGGARONG (DAK) BAGIAN LAYANAN PENGADAAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Berdasarkan hasil Evaluasi Penawaran paket

Yahudi dari al-Aws, orang-orang merdeka (di kalangan) mereka dan mereka sendiri, mempunyai kedudukan yang sama dengan orang- orang yang terikat dengan piagam ini dalam loyalitas

Gambar 4.2 Model PBSK Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi 56 Gambar 4.3 Skor Rata-rata Pretes dan Postes Mahasiswa berdasarkan Konsep 58 Gambar 4.4 Skor Rata-rata

cellulose acetat dari residu rumput laut Eucheuma Spinosum yang akan digunakan.. untuk proses penghilangan kandungan garam (desalinasi) pada air payau