• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Tes Psikologi Sejarah Metode Aspek ya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1 Tes Psikologi Sejarah Metode Aspek ya"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PSIKODIAGNOSTIK

Sejarah, Metode, dan Aspek yang

Diukur dalam Psikodiagnostik

Kelompok 1 :

Nurilan Nova H (121301004)

Ade Rahmayani S

(121301008)

Lina Sentosa

(1213010

Zahrani

(121301040)

Lucy Gabriella

(121301048)

Indri Frederika

(121301082)

Yosephine Arinta(121301088)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

KATA PENGANTAR

(2)

Adapun makalah ini kami susun guna memenuhi persyaratan nilai tugas dalam mata kuliah Psikodiagnostik 1 di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Psikodiagnostik 1 karena telah memberikan kami tugas sehingga menambah pengetahuan kami mengenai psikodiagnostik dan juga membentuk kebersamaan dan sinergi dalam kelompok kami ini. Dan secara khusus kami juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do’a yang selalu mengiringi kami.

Kami selaku penyusun sadar akan ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam makalah ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun materinya. Oleh sebab itu kami sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan kita bersama dan penunjang lebih baik lagi untuk makalah selanjutnya.

Medan, September 2013

Tim Penyusun, Kelompok 1

(3)

BAB I

LATAR BELAKANG

(4)

awal mengenai hal-hal dasar mengenai psikodiagnostik itu sendiri. Hal-hal dasar tersebut dapat berupa sejarah awal munculnya psikodiagnostik yang mencakup pengertian mengenai apa itu psikodiagnostik, fungsi, serta tujuan psikodiagnostik. Memahami sejarah suatu ilmu sangatlah penting untuk memahami maksud dan tujuan dari ilmu itu sendiri. Selain itu metode dan aspek-aspek dalam psikodiagnostik juga merupakan hal dasar yang perlu dipahami. Agar kelak pemahaman terhadap materi selanjutnya lebih dapat dimengerti dengan baik. Oleh karena itu, disusunlah makalah ini untuk membantu pemahaman mengenai hal-hal dasar psikodiagnostik serta membantu pemahaman mengenai materi selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

(5)

Istilah psikodiagnostik pertama sekali oleh Herman Rorschach pada tahun 1921. Para psikolog banyak sekali yang memberi pengertian mengenai psikodiagnostik itu sendiri.Dari berbagai pengertian psikodiagnostik, ada dua hal defenisi yang kami ambil;

1. Studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat diagnosis psikologis, dalam tujuan supaya dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat.

2. Menurut kamus psikologi, psikodiagnostik adalah studi mengenai kepribadian lewat penafsiran terhadap tanda-tanda tingkah laku, cara berjalan, gerak isyarat, sikap dan penampilan wajah, dst.

Selain menggunakan istilah psikodiagnostik, ada beberapa buku yang menggunakan istilah psychological testing. Yang dimaksud psychological testing adalah suatu prosedur sistematik guna memperoleh sampel-sampel dari tingkah laku manusia, yang kemudian dihubungkan dengan fungsi kognitif dan fungsi afektif serta untuk memberi skor dan mengevaluasi sampel-sampel perilaku tersebut sesuai dengan standar setiap tes psikologi yang ada (Urbina, 2004).

Menurut Urbina (2004) tes psikologi memiliki beberapa komponen dasar yaitu:

Elemen dasar dari defenisi tes psikologi

Defining Element Explanation Rationale

Sampel perilaku bersifat efisien karena adanya keterbatasan waktu Sampel perilaku yang

(6)

Untuk mengevaluasi data kriteria-kriteria yang ada degan hasil tes.

Standar suatu tes hanya digunakan untuk mengevaluasi hasil tes tersebut.

Tes psikologi sering digambarkan sebagai tes yang terstandarisasi karena dua alasan. Pertama, mengenai keseragaman dalam setiap prosedur penyampaian administrasi, pemberian skor, dan interpretasi tes. Tujuan proses standarisasi ini adalah untuk menjaga agar semua variabel berada dalam kontrol penguji tes, sehingga setiap orang melaksanakan tes psikogi tertentu melaksanakannya dengan cara yang sama di mana dan kapan pun mereka mengikuti tes psikologi tersebut. Kedua, kegunaan standarisasi pada proses evaluasi hasil tes.

Istilah test digunakan pada instrumen yang proses evaluasi hasil tesnya dilakukan dengan melihat jawaban-jawaban yang benar atau yang berkualitas. Instrumen ini bertujuan untuk mengukur fungsi kognitif, pengetahuan, keahlian atau kemampuan seseorang. Tes yang menampilkan contoh-contoh pengetahuan, keahlian, atau fungsi kognitif disebut ability test,

sedang instrumen yang mengukur kepribadian disebut personality test. Sedangkan instrumen yang tidak melihat apakah respon yang diberikan benar atau salah disebut inventori, kuesioner, survey, dan sebagainya. Instrumen ini digunakan untuk memberi informasi mengenai motivasi, pilihan, sikap, minat, dan opini seseorang.

Tes psikologi memiliki dua fungsi yakni sebagai alat/intrumen dan sebagai sebuah produk. Tes psikologi sebagai sebuah alat memiliki pengertian bahwa tes psikologi merupakan alat yang didesain untuk membantu memberi kesimpulan mengenai gambaran seseorang maupun suatu kelompok. Tes psikologi dievaluasi dalam dua poin berbeda dan dalam cara yang berbeda pula. Pertama, ketika tes psikologi dilihat sebagai instrumen yang potensial digunakan, maka kualitas dari teknis tes tersebut yang menjadi poin utamanya. Sedangkan, ketika tes digunakan untuk memperoleh hasil tertentu, maka kemampuan dari orang yang mengikuti tes dan cara tes disampaikan menjadi perhatian yang utama. Sedangkan tes psikologi sebagai produk karena tes psikologi adalah produk yang dibuat oleh psikolog profesional dan juga untuk digunakan oleh psikolog profesional dan pengajar tersebut.

Berikut peran semua orang yang terlibat dalam sebuah tes psikologi, mulai dari proses penyusunan sampai kepada proses akhir yaitu digunakan untuk membantu mengetahui gambaran mengenai seseorang.

(7)

Test authors and developers Memahami, mempersiapkan dan mengembangkan tes. Mereka juga mencari jalan untuk menyebarkan alat mereka.

Test publishers Menerbitkan, memasarkan dan menjual tes serta mengontrol proses distribusi

Test reviewers Memberi evaluasi dalam bentuk kritik yang didasarkan pada manfaat praktis dan teknis dari tes tersebut

Test users Memutuskan memilih tes mana yang akan digunakan sesuai tujuan yang dibutuhkan. The administrators or examiners Mengadministrasikan tes kepada individu

atau kelompok

Test takers Mengikuti sebuah tes sesuai dengan kebutuhan

Test scorers Mengubah data mentah ke dalam nilai-nilai objektif

Test score interpreters Menginterpretasikan hasil dari konsumen.

B. Kegunaan dari tes psikologi

Menurut Urbina (2004) kegunaan dari tes psikologi dapat dilihat dalam tiga kategori, yaitu :

1. Decision making, yaitu untuk membantu membuat kesimpulan mengenai seorang individu maupun kelompok.

2. Psychological research, digunakan dalam penelitian ilmuah untuk mempelajari perkemabngan dan hubungan kognitif, afektif dan perilaku manusia.

(8)

C. Tujuan dan Fungsi Psikodiagnostik

Hal yang menjadi sasaran psikodiagnostik adalah individu atau subjek, atau secara umum adalah kepribadiannya. Wujud nyatanya adalah tingkahlakunya. Secara umum yang menjadi sasaran psikodiagnostik adalah kepribadian individu dengan bagian-bagiannya antara lain inteligensi, bakat atau kemampuan, minat, emosi, cita-cita dan fantasi, inisiatif, daya tahan, daya analisis, dan sebagainya.

1. Tujuan psikodiagnostik sendiri ada tiga bagian, yakni :

 Klasifikasi, untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan, perkembangan anak, klinis dan industry

 Deskripsi, penggambaran yang lebih intensif dari subjek

 Prediksi, untuk meramalkan perkembangan klien 2. Sedangkan fungsi psikodiagnostik itu sendiri, adalah :

 Memahami individu dengan lebih baik dan memberikan perilaku paling sesuai bagi dirinya

 Penjabaran dan pemanfaatan tes psikologis

 Penyeleksian kualitas tingkah laku dan kepribadian

 Pengembangan kepribadian individu

Fungsi psikodiagnostik lainnya adalah sebagai berikut :

 Metode- motode yang digunakan untuk menetapkan kelainan- kelainan psikis. Dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan secara tepat dan akurat.

 Sebagai metode membuat diagnosa psikologis, dalam tujuan supaya dapat memperlakukan manusia dengan lebih tepat. ( merujuk pada keunikan individu )

 Sebagai salah satu modal penting yang harus dimiliki psikolog, dalam upaya pelayanan terhadap klien.

(9)

a. Kelebihan observasi :

 Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, karena ada pekerjaan-pekerjaan yang sulit dijelaskan dalam bentuk kata-kata.

 Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi.

 Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan (Work Measurement).

b. Kelemahan observasi :

 Hallo effect: pengaruh kesan pertama atau kesan luarnya saja saat menilai subjek.

 Hawtrhon effect: suatu kodisi dimana perilaku akan diatur menjadi beda dari biasanya dan dibuat tampak lebih baik karena subjek menyadari dirinya sedang diobservasi.

 Banyak data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia.

 Memerlukan waktu persiapan yang lama.

 Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses terjadinya pertukaran pandangan dan informasi antara pendiagnosa dan klien. Wawancara adalah metode yang mendasarkan diri pada laporan verbal (verbal report) di mana terdapat huvungan langsung antar si penyidik dan subjek yang diselidiki. Jadi dalam metode ini ada “face to face relation” antara penyelidik dan yang diselidiki.

a. Kelebihan wawancara:

 Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaan -pertanyaan yang diajukan.

 Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan – pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.

 Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.

 Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.

b. Kekurangan wawancara:

 Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.

(10)

 Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tempat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.

 Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

3. Analisa dokumen pribadi

Metode ini memang jarang dipakai dan hanya dipakai untuk kasus-kasus tertentu, tetapi jika dipakai ada juga manfaatnya untuk menambah pengertian dan kejelasan mengenai kepribadian subjek. Metode ini memang jarang dipakai dan hanya dipakai untuk kasus-kasus tertentu, tetapi jika dipakai ada juga manfaatnya untuk menambah pengertian dan kejelasan mengenai kepribadian subjek.

Biografi, yaitu tulisan mengenai kehidupan yang di buat (di tulis) oleh orang lain dan sering bermanfaat dalam pengungkapan kepribadian seseorang. Hanya saja mudah dimengerti bahwa tulisan ini sangat dipengaruhi oleh sikap dan penilaian penulis terhadap orang yang ditulis biografisnya.

Otobiografi adalah biografi yang ditulis sendiri oleh subjek yang bersangkutan. Mudah sekali dimengerti, namun entah dengan sengaja atau tidak, orang akan berusaha menyembunyikan kelemahan-kelemahannya dalam tulisan tersebut.

Buku harian, biasanya berisikan ha-hal yang bersifat pribadi dan biasanya yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan.

Case history, merupakan penggunaan berbagai sumber biografis dan masa lampau untuk keperluan analisa sesuatu gejala. Berbagai sumber yang mungkin dapat ikut menerangi sesuatu didalam yang sedang dihadapi (ditackle) itu dipergunakan.

Surat-surat pribadi, subjek dapat mencurahkan segala perasaan dan pandangan-pandangannya pada surat-surat yang dikirim pada rekannya. Kemudian dianalisis untuk memperoleh data tambahan atau bahkan data yang sangat penting untuk menggambarkan kepribadiannya.

a. Kelebihan analisis dokumen pribadi

 Selain menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut.

 Memungkinkan studi tentang perilaku yang langka.

(11)

 Diragukan objektivitasnya oleh karena adanya ketidakjujuran.

4. Tes Psikologi

Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.

Tes berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart testee yang lain.

a. Kelebihan tes

 Memberikan informasi pengukuran yang objektif

 Memungkinkan pengukuran karakteristik yang tidak selalu mudah untuk diukur

 Lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif.

b. Kekurangan tes

 Hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan.

 Tidak dapat mengukur perilaku atau fenomena non verbal lainnya

 Hasilnya dapat dipengaruhi oleh faktor luar

E. ASPEK YANG DI UKUR

1. Personality

(12)

individu pada tingkat tertentu, serta menentukan interaksi orang itu dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Endler dan Magnusson (1976) menyatakan bahwa ada lima model teoritis utama:

1. Trait Model

Trait model dianggap cukup stabil karena di dalamnya terdapat inti kepribadian dasar dimana trait juga merupakan sumber utama dari perbedaan individual.

2. The psychodynamic model

Model ini juga mengasumsikan keberadaan dari inti kepribadian dasar dan traits sebagai komponennya, namun lebih fokus pada aspek bagaimana pengalaman awal akan mempengaruhi perkembangan dikemudian hari.

3. The situational model

Model ini mengasumsikan bahwa situasi merupakan sumber utama dari perbedaan perilaku. Jika terjadi perubahan situasi maka perilakupun berubah. Jadi, situational model melihat orang bukan dari jujur atau tidak melainkan bagaimana orang dapat melewati situasi tersebut. Karena kejujuran merupakan fungsi dari situasi.

4. The interaction model

Model ini mengasumsikan bahwa perilaku sebenarnya merupakan hasil dari interaksi antara orang dan situasi. Dengan demikian, seseorang dapat dipengaruhi oleh situasi, tetapi seseorang juga dapat memilih situasi (lebih memilih untuk tinggal di rumah daripada pergi ke pesta).

5. The phenomenological model

Model ini berfokus pada introspeksi individu (melihat batin) dan pengalaman subjektif. Di sini konstruk "konsep diri" adalah penting.

Terdapat beberapa aspek yang mendukung personality itu untuk dapat diukur, yaitu :

Aspek Afektif

(13)

Kontrol Impuls

Impuls dan kontrol merupakan bagian lain dari dinamika suatu masalah kepribadian. Pengekspresian dan kendali dari impuls meliputi segala aspek lain yang mengatur perilaku manusia secara jelas mempengaruhi bagaimana sikap (kepribadian) manusia. Kognisi, kontrol impuls dan kecemasan membentuk dinamika konflik kepribadian yang pada akhirnya dapat memberi gambaran penting bagaimana individu berprilaku, lebih lagi kehadiran kontrol impuls menandakan adanya suatu level maturasi tertentu dalam struktur dan wujud kepribadian individu. Lebih lanjut pengetahuan akan interaksi aspek kontrol dan impulsivitas dari kepribadian meperbolehkan analisis akan defence mechanism yang berproses dan proses kognitif yang membelakanginya.

Defence Mechanism

Defense mechanism sebagai mekanisme pertahanan individu secara umum berfungsi untuk mengatur emosi dan ketidaknyamanan yang dirasakan baik dari luar mauun dari dalam individu. Defense mechanism dapat berfungsi sebagai pengatur konflik emosional sehingga dapat membantu mencari dan mengenali pola konflik dan stress individu. Defense mechanisn juga dapat dipandang sebagai gaya individual yang terkait dengan trait-trait tertentu walaupun sifatnya maladaptif. Konstruksi dari trait-trait yang ada secara sistematis tampak dalam beragambentuk defence mechanism yang ditampikannya pada individu lain. Hal ini menjelaskan wajah kepribadian yang lain yaitu perilaku sosial individu, konsep identitas, dan perkembangan self-image.

Identity and Interpersonal behaviour

Identitas sebagai bagian dari interitas ego juga termasuk dalam faktor kendali ego. Identifikasi akan kehadiran ego dalam kondisi hubungan interpersonal adalah sebagai penentu relasi interpersonal dan merupakan poin dimana kemampuan interpersonal dan intrapersonal saling berpadu. Karenanya, ciri identitas intrapersonal dan ego dapat dilihat ketika mereka diekspresikan secara interpersonal.

(14)

yang menstimulasi arahan. Masalah-masalah seperti depresi, penarikan diri, bingung, atau dapat di diagnosis pada kebutuhan dasar internal.

Fokus pada kebutuhan individu memunculkan gambaran klinis untuk memperlebar analisis yang terintegrasi termasuk behavior, pengalaman dan klarifikasi fungsi internal. Ketika semua analisis aspek personalitas ini cukup diintegrasi, kesimpulan diagnostik dan prognostik dapat diformulasikan. Akhir dari diagnostik dan prognostik mewakikan puncak komunikasi yang jelas dan ringkas antara psikolog dan pengarah.

Reality Orientation

Selama diagnosa, seberapa jauh individu tersadar/siaga dapat terlihat dari respon pertanyaan, tingkah laku, dan jawaban atas pertanyaan dari pemeriksa. Dalam wawancara psikiatrik konvensional, data ini dianalisis dalam hal hubungan pasien dengan realitas. Kesadaran pasien bisa jernih, keruh, bingung, atau bahkan “melayang”, misalnya, terjadi pada alkoholisme, delerium, trauma kepala, dan keterlibatan fisis lainnya. Mendeteksi dan mengevaluasi keadaan kesadaran pasien selama wawancara membantu psikolog untuk membedakan antara kondisi psikosis dan nonpsychosis dalam laporan. Selain itu, temuan mengenai keadaan pasien dari kesadaran dapat menunjukkan sebuah hipotesis diagnostik awal yang melibatkan kejanggalan tertentu. Reality orientation terdiri atas orientasi waktu, orientasi tempat, dan orientasi individual.

2. Cognition

Kognisi bermakna sebagai seluruh kemampuan penalaran rasional manusia yang mempengaruhi berbagai pandangan dan perilaku manusia. Dalam Psikodiagnostik, kemampuan kognitif bisa dipandang sebagai kemampuan manusia untuk membentuk apa yang dirasakan, dipikirkan, diterima, dan dipersepsikan dalam bentuk kenyataan dan kepercayaan (Self-Logic) baik yang berorientasi pada kenyataan ataupun tidak. Kenyataan ini penting untuk diketahui agar para psikolog dapat menentukan wujud persepsi individu akan kondisi lingkungannya.

Kognisi sendiri meliputi bentuk pemikiran, penalaran, ingatan, rasio, daya khayal, dan kemampuan pengambilan keputusan. Struktur-struktur ini penting untuk mengetahui gambaran keseluruhan yang utuh dari kepribadian secara kognitif.

(15)

Intelegensi adalah kemampuan dalam memberi alasan, menyelesaikan masalah, menangani situasi yang baru, belajar, mengingat, menerapkan apa yang telah dipelajari, dan memecahkan suatu tantangan baru dengan tepat. Intelegensi ataupun prilaku intelegensi dapat di observasi, dinilai dan diukur oleh psikodiagnostik.

Tes inteligensi ialah suatu metode yang umum untuk mengetes kemampuan kognitif, nilai-nilai seperti pada tes IQ tidaklah terfokus hanya pada kepintaran individu tapi sebenarnya dapat di aplikasikan untuk membentuk hipotesa kepribadian, mengetahui efek budaya dan etnis, serta untuk lebih mendalami pola dan struktur berpikir.

Sternberg (1990) menyatakan bahwa satu cara untuk memahami teori intelgensi adalah dengan mengkategorikan inteligensi sesuai dengan metaforanya. Berikut adalah enam metafora yang diajukan oleh Stenrberg :

1. The geographic metaphor

Intelegensi diibaratkan seperti peta dari pikiran. Teori ini berusaha untuk menemukan fitur utama dari intelegensi dan berusaha menilai perbedaan individu didalam faktor tersebut.

2. The computational metaphor

Inteligensi seperti sebuah komputer. Teori ini berfokus pada bagaimana seseorang itu menyelesaikan masalah, memproses informasi dan persamaan diantara individu.

3. The biological metaphor

Intelegensi didefinisikan sebagai tahapan dari fungsi-fungsi otak.

Teori ini didasarkan pada tiga tipe data : (1) studi lokalisasi kemampuan otak, (2) elektrofisiologi aktivitas listrik di otak, (3) pengukuran aliran darah selama proses kognitif.

4. The epistemological metaphor

Teori ini dijelaskan oleh Jean Piaget dimana perkembangan intelektual berlangsung melalui empat periode, yaitu sensorimotor, praoprasional, kongkret oprasional dan formal oprasional.

5. The anthropological metaphor

Intelegensi dilihat dalam konteks budaya yang dianggap berhubungan dengan dunia luar

6. The sociological metaphor

(16)

4. Attitudes, Values, Interest

 ATTITUDES

Ada banyak cara untuk mendefenisikan attitudes. Dalam hal ini ada beberapa pengertian attitude yang dapat dipertimbangkan yaitu attitude sebagai kecenderungan untuk merespon kepada objek sosial seperti individu, kelompok, ide, objek fisik, dll dalam situasi tertentu dan attitude sebagai kecenderungan untuk berinteraksi dengan variabel lain untuk mempengaruhi perilaku dari seseorang (Cardno,1995). Cara mempelajarinya lewat self report, observasi langsung, dan penilaian langsung.

 VALUES

Mengukur nilai juga sama sulitnya seperti mengukur attitude. Kita bisa menyimpulkan nilai seseorang dengan apa yang dikatakan oleh seseorang tersebut. Namun setiap orang itu sangat kompleks.

 INTEREST

1. The Strong Interest Inventory (SII)

Tujuan utama dari the Strong adalah memberikan konseling terhadap siswa SMA, mahasiswa, dan orang dewasa yang tamat perguruan tinggi tentang pilihan karir mereka. The Strong biasanya diberikan pada umur 17 tahun ke atas. Pemilihan karir akan terlihat stabil pada orang yang berusia antara 20 dan 25.

2. The Kuder Inventories

(17)

dan (3) the Kuder Occupational Interest Survey (KOIS), didesign untuk kelas 10 sampai dewasa.

BAB III

KESIMPULAN

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa penelitian (Bickman, 1971) menemukan bahwa pakaian kita berpengaruh pada bagaimana orang menanggapi kita ada 2 kelompok wanita; satu kelompok berpakaian

Bergesernya pengertian dan makna konsumerisme dari sebuah gerakan yang merupakan pranata sosial dan kecenderungan perilaku masyarakat yang bersifat memboroskan dalam

Tuntutan interpersonal adalah lebih berkaitan dengan individu dalam interaksi di pekerjaan, misalnya apakah ada tekanan dari kelompok, dalam norma-norma kerja, yang pada dasarnya

Individu sering mengalami tekanan yang sangat kuat ketika berada dalam kelompok untuk bersikap sama (conform) dengan pola-pola yang ada dalam kelompok. Kadang terjadi tekanan

Komunitas merupakan kelompok sosial yang merupakan kesatuan dari beberapa individu yang memiliki kesamaan atau hobby yang digemari dan tentunya memiliki tujuan yang

◦ Kelompok sosial tidak hanya berfungsi untuk mengegaskan elemen-elemen lain dari struktur sosial seperti peran dan status, tetapi juga menghubungkan individu

Walaupun demikian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas penyebaran jamur patogen dalam koloni rayap, seperti kecenderungan rayap menghindari individu yang

Sekurang-kurangnya ada enam cara bagi individu untuk memilih cara belajar secara sosial tersebut seperti, mengalami dan mencoba, mempersepsikan suatu objek, mengamati respon orang lain