• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan dan di bayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan dan di bayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Upah

Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja yang ditetapkan dan di bayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. (Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2000, Bab I, pasal 1, Ayat 30)

Tentang jenis jenis upah dapat dikemukakan sebagai berikut sebagai berikut (1) Upah Nominal merupakan sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang diterima secara rutin oleh para pekerja, (2) Upah Riil merupakan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut, (3) Upah Per Satuan/Hasil merupakan upah yang diterima oleh tenaga kerja yang terutang atau dibayarkan berdasarkan penyelesaian suatu pekerjaan menurut satuan tertentu. (4) Upah Per Satuan Waktu merupakan upah yang diterima oleh tenaga kerja yang dibayarkan secara harian, mingguan, bulanan. (Sumarsono, 2009)

(2)

8 2.1.1 Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan ditetapkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Pengupahan di Indonesia pada umumnya didasarkan kepada tiga fungsi upah, yaitu : a) menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya; b) mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang; c) menyediakan insentip untuk mendorong peningkatan produktivitas pekerja.

(Sumarsono, 2009:151),

2.1.2 Teori Upah David Ricardo

Teori upah alami (natural wages), merupakan nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos itu berupa biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk dapat bertahan hidup bagi buruh yang bersangkutan. Upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk sekedar dapat bertahan hidup ini disebut upah alami (natural wage). Menurut Ricardo, kalau harga yang ditetapkan lebih besar dari biaya-biaya (termasuk upah alami), dalam jangka pendek perusahaan akan menikmati laba ekonomi.

(3)

9 2.2 Pengertian UKM

a. (UU UMKM Bab 1 pasal 1 No 20, 2008)(1)Usaha Mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini. (2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil se-bagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. (3)Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang pe-rusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Berdasarkan definisi di atas maka pada intinya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah suatu bentuk usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitastenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5s.d 19 orang, sedangkan usaha

(4)

10

menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenagakerja 20 s.d. 99 orang. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.

016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi - tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1) badan usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang danjasa)

2.3 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri atupun untuk anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan berpaksa karena tidak ada kesempatan kerja. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari pekerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Tenaga kerja dalam pembangunan merupakan faktor yang potensial bagi pembangunan secara keseluruhan. Tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan pekerjaan. Pengertian tersebut sesuai dengan pengertian

(5)

11

tenaga kerja yang dimuat dalam Undang Undang Pokok Ketenaga Kerjaan No. 14 Tahun 1990, yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Terdapat beberapa macam tenaga kerja berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yaitu sebagai berikut :

1. Tenaga Kerja Tetap

Tenaga kerja tetap (Permanent Employement) yaitu pekerja yang memiliki perjanjian kerja dengan pengusaha dalam jangka panjang (permanent).

Tenaga kerja tetap menurut PMK-252 ditambahkan sebagai berikut : pekerja tetap adalah pekerja yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur mengikuti pola kegiatan perusahaan secara langsung, serta bekerja secara penuh (full time) dalam pekerjaan tersebut.

2. Tenaga Kerja Lepas (Outsourcing)

Tenaga kerja lepas yaitu pekerja yang hanya menerima penghasilan apabila pekerja yang bersangkutan bekerja berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pengusaha. Upah yang diterima sesuai dengan waktu kerja tanpa ada jaminan sosial.

3. Tenaga Kerja POS

(6)

12

Tenaga kerja POS merupakan tenaga kerja yang menerima pekerjaan dari pengusaha tanpa ikatan kerja formal, membawa pekerjaannya dan dikerjakan dirumah, tanpa supervisi, menyediakan sendiri fasilitas kerja, menanggung sendiri resiko produksi serta menerima upah kerja berdasarkan satuan output baik per potong, per kilogram, per meter (borongan) menurut ukuran sang pengusaha.

2.4 Sistem produksi POS

Pekerja putting-out system biasanya memiliki perkakas sendiri hal ini terjadi di mana-mana, perkakas tersebut sederhana dan tidak mahal.

Akan tetapi terkadang pengusaha menyediakan perkakas kepada pekerja dan dalam hal ini pekerja sama sekali dipisahkan dari sarana produksi.

Terlepas dari apakah pengusaha memiliki perkakas produksi atau tidak, pengusaha selalu menyediakan bahan mentah dan memiliki seluruh barang jadinya. Pekerja putting out tidak ada aturan jam kerja. Kewajiban pemilik usaha dan pekerja terhadap satu sama lain hanyalah sekedar pemberian upah dan penyerahan barang jadi. Pekerjaan lebih sering dilakukan di rumah dan menjadi urusan keluarga. Misalnya pekerjaan menenun di rumah penenun, istri dan anak prempuan memintal benang, anak laki-laki menyisiri wol, sedangkan bapak bekerja pada perkakas tenun. Hubungan sosial dalam putting out system cenderung mirip dengan hubungan sosial keluarga petani desa. Keluarga seperti menjadi setengah petani dansetengah buruh (Schneider, 1993 : 43). Tenaga kerja putting out tidak

(7)

13

memiliki keahlian khusus (specialisation) hal tersebut dibuktikan dengan rata – rata pekerja adalah ibu rumah tangga yang profesi utama menjadi buruh tani dan siswi – siswi yang baru menamatkan pendidikan dijenjang sekolah menengah atas, kebanyakan dari pekerja tersebut belum menguasai perkakas yang disediakan oleh pemilik usaha. Kualitas hasil produk ditentukan dan disortir oleh pemilik usaha, tenaga kerja hanya membuat produk dan menyelesaikan dengan jumlah yang diminta oleh pemilik usaha.

2.5 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Endah Herwati (2016) Pengaruh Sistem Upah Terhadap Produktivitas dan Kualitas Kerja Karyawan PT. ROYAL KORINDAH PURBALINGGA. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dampak sistem upah terhadap produktivitas serta kualitas kerjayang juga akan mempengaruhi output.

Besar kecilnya upah yang diberikan perusahaan kepada para pekerjanya akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan dan kualitas output yang dihasilkan. jumlah upah yang diterima karyawan dihitung berdasarkan output yang dihasilkan oleh masing-masing karyawan.

Selain itu, rata-rata karyawan borongan membawa pekerjaannya dan dikerjakan di rumah untuk tambahan upah. Jadi peningkatan produktivitaskerja karyawan hanya berpengaruh pada karyawan dengan upah borongan. Pada karyawan bulanan tidak berpengaruh karena karyawan harian dan bulanan banyaknya upah berdasarkan UMK.

(8)

14

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ardika S (2014) mengenai Pengaruh Upah Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Kerajinan Ukiran Kabupaten Subang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara upah dan pengalaman kerja terhadap produktivitas karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upah dan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas karyawan pada unit usaha mebel ukir di Kabupaten Subang.

Adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat upah dan pengalaman kerja terhadap produktivitas karyawan mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan produktivitas karyawan pada usaha mebel ukir Kabupaten Subang, pengusaha melakukan sistem pengupahan yang lebih menstimulus peningkatan jumlah produksi misalnya perbaikan sistem upah per unit per karyawan, perluasan lokasi pemasaran sehingga dapat meningkatkan pesanan dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi dan keuntungan perusahaan. Dengan peningkatan keuntungan perusahaan, pengusahan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi karyawannya agar mereka dapat lebih produktif.

Referensi

Dokumen terkait

Pada komposisi yang mengandung lebih banyak limbah cair aren menghasilkan produksi biogas dan kadar metan yang rendah, karena komposisi limbah cair aren masih

Dramatari tradisional ini berkembang di seluruh kabupaten dan kota di Bali, dan topeng yang menjadi fokus dari dramatari topeng merupakan seni pertunjukkan yang bisa ditampilkan

Berdasarkan pernyataan di atas, yaitu penelitian tentang Tari Legong Lasem gaya Peliatan di Bengkel Tari Ayu Bulan, maka peneliti dalam kesempatan ini menggunakan

Berdasarkan hasil validasi cipta lagu yang telah peneliti lakukan pada saat “Pelatihan Penciptaan Lagu Anak Usia Dini bagi Guru PAUD di Kabupaten Kediri” yang

Semangat persatuan dalam bernegara merupakan pengikat suatu negara untuk dapat berdiri tegak selama-lamanya. Negara kesatuan republik Indonesia yang diproklamirkan 17 agustus

1. Proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Nurul Huda Banyuputih Batang tersirat satu kegiatan yang utuh terpadu dan tidak terpisahkan antara guru dan