• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 83ad39a28f BAB V005. Bab 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 83ad39a28f BAB V005. Bab 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa

kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah

Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan

belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah

meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu

mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang

telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai

pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan

pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen

Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,

alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung

pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman

mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi

pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2JM Bidang

Cipta Karya pada dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan Bidang

Cipta Karya

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk

mendukung pembangunan Bidang Cipta Karya

c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi Bidang Cipta Karya

5.1 Potensi Pendanaan APBD

Bagian ini berisikan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada

(2)

V-2

2016. Berikut gambaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada APBD Kabupaten Kediri

tahun 2013-2016.

Tabel 5.1

Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya pada APBD Kabupaten Kediri tahun 2013-2016

No. Program Realisasi

Tahun 2013

1 Peningkatan kesiagaan dan pencegahan kebakaran 644.102.900

2 Lingkungan sehat perumahan 193.275.875

3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 18.042.750

4 Pembangunan turap/talud/ bronjong 6.258.099.000

5 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 4.414.731.000

6 Pembangunan infrastruktur perdesaan 211.334.000

7 Tanggap darurat jalan dan jembatan 697.773.500

8 Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 6.258.099.000

9 Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) 13.645.937.700

Jumlah Tahun 2013 32.341.395.725

Tahun 2014

1 Program peningkatan kesiagaan dan pengendalian bahaya kebakaran 665.230.500

2 Program pengembangan lingkungan sehat 127.056.100

3 Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 17.346.650

4 Program pengembangan perumahan 4.159.400

5 Program lingkungan sehat perumahan 71.643.000

6 Program pembangunan saluran drainase /gorong-gorong 8.670.351.100 7 Program pembangunan Turap/talud/bronjong 8.640.351.100 8 Program pembangunan infrastruktur perdesaan 1.021.173.500 9 Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 9.343.111.050 10 Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1.587.271.358

Jumlah Tahun 2014 30.147.693.758

Tahun 2015

1 Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 19.572.650

2 Program pengembangan perumahan 11.895.000

3 Program lingkungan sehat perumahan 93.470.000

4 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 4.574.738.400 5 Program pembangunan Turap/talud/bronjong 4.563.451.700 6 Program pembangunan infrastruktur perdesaan 635.146.060 7 Program penyediaan dan pengelolaan air baku 29.200.000

Jumlah Tahun 2015 9.927.473.810

Tahun 2016

1 Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 85.002.680

(3)

No. Program Realisasi

3 Program lingkungan sehat perumahan 30.753.000

4 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 5.122.775.400 5 Program pembangunan Turap/talud/bronjong 8.014.209.200 6 Program pembangunan infrastruktur perdesaan 1.838.690.500 7 Program penyediaan dan pengelolaan air bersih/air minum 6.344.953.500 8 Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 6.949.223.223 9 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran 322.880.280 10 Program pengelolaah Ruang Terbuka Hijau (RTH) 3.538.418.746

Jumlah Tahun 2016 32.264.021.529

(4)

V-4 Tabel 5.2

Matriks Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Kediri

Sumber: Hasil Analisa, 2017

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Pengembangan Kawasan Permukiman 1.102.383.375 1.025.332.900 647.041.060 1.886.558.500 2.169.542.275 2.494.973.616 2.869.219.659 3.299.602.607 3.794.542.999 4.363.724.448

Penataan Bangunan dan Lingkungan 14.290.040.600 2.252.501.858 0 3.861.299.026 4.440.493.880 5.106.567.962 5.872.553.156 6.753.436.130 7.766.451.549 8.931.419.281

Pengembangan SPAM 0 0 29.200.000 6.344.953.500 7.296.696.525 8.391.201.004 9.649.881.154 11.097.363.327 12.761.967.827 14.676.263.001

Pengembangan PLP 16.948.971.750 26.869.859.000 9.251.232.750 20.171.210.503 23.196.892.078 26.676.425.890 30.677.889.774 35.279.573.240 40.571.509.226 46.657.235.610

Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya 32.341.395.725 30.147.693.758 9.927.473.810 32.264.021.529 37.103.624.758 42.669.168.472 49.069.543.743 56.429.975.304 64.894.471.600 74.628.642.340 Total Belanja APBD 578.807.030.914 548.753.524.793 768.572.922.373 2.616.777.265.150 3.009.293.854.923 3.460.687.933.161 3.979.791.123.135 4.576.759.791.605 5.263.273.760.346 6.052.764.824.398

(5)

Gambar 5.1

Grafik Perkembangan Proporsi Belanja APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Kediri

Gambar 5.2

(6)

V-6 Gambar 5.3

Grafik Proyeksi Perkembangan Belanja APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Kediri

Alokasi pendanaan APBD Kabupaten Kediri untuk pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya berdasarkan RPJMD Kabupaten Kediri tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2017 2018 2019 2020 2021 2022

Pengembangan PLP

Pengembangan SPAM

Penataan Bangunan dan Lingkungan

(7)

Tabel 5.3

Alokasi Pendanaan APBD Kabupaten Kediri untuk Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan RPJMD Kabupaten Kediri tahun 2016-2021

Program Prioritas Pembangunan Pembiayaan berdasarkan RPJMD (Rp)

2017 2018 2019 2020 2021

SEKTOR BANGKIM

Program lingkungan sehat perumahan 161.790.000 1.161.790.000 5.161.790.000 5.161.790.000 5.161.790.000 Program pembangunan infrastruktur pedesaan 640.000.000 1.066.940.000 5.566.940.000 5.566.940.000 5.566.940.000 SEKTOR PBL

Program Pembangunan Bangunan Gedung Perkantoran

27.712.140.000 27.380.000.000 142.380.000.000 152.380.000.000 137.380.000.000

Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) 8.875.920.000 6.754.780.000 5.754.780.000 7.754.780.000 5.254.780.000 Program peningkatan kesiagaan dan

pencegahan bahaya kebakaran

205.000.000 310.000.000 310.000.000 320.000.000 310.000.000

SEKTOR PLP

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 105.000.000 103.045.180 103.045.180 254.000.000 254.000.000 Program pembangunan saluran drainase 610.000.000 610.000.000 610.000.000 610.000.000 610.000.000 Program pengembangan kinerja pengelolaan

persampahan

13.718.000.000 6.718.000.000 6.718.000.000 7.025.220.000 6.218.000.000

SEKTOR AM

Program penyediaan dan pengeolaan air baku 48.000.000 5.566.940.000 5.566.940.000 5.566.940.000 5.566.940.000 Program pembangunan dan pengembangan

penyediaan air minum

3.698.550.000 4.298.550.000 6.798.550.000 6.798.550.000 6.798.550.000

Jumlah Pendanaan Sektor CK 28.014.260.000 21.023.105.180 31.023.105.180 33.491.280.000 30.174.060.000

(8)

V-8 Gambar 5.4

Alokasi Pendanaan APBD Kabupaten Kediri untuk Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan RPJMD Kabupaten Kediri tahun 2016-2021

5.2 Potensi Pendanaan APBN

Bagian ini berisikan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui

APBN Direktorat Jenderal Cipta Karya. Berikut gambaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya melalui APBN tahun 2013-2015.

Tabel 5.4

Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN

Sektor Realisasi (Rp.)

2013 2014 2015 2016

Pengembangan Kawasan Permukiman 0 0 0 0

Penataan Bangunan dan Lingkungan 0 0 0 0

Pengembangan SPAM 9.136.122.600 2.196.938.200 1.310.294.700 0

Pengembangan PLP 0 0 1.000.000.000 0

DAK Air Minum 0 0 2.990.154.000 3.168.250.000

DAK Sanitasi 0 0 0 0

Total Alokasi APBN 9.136.122.600 2.196.938.200 5.300.448.700 3.168.250.000

5.3 Alternatif Sumber Pendanaan

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya memiliki potensi untuk didanani oleh

pendanaan selain APBN dan APBD. Alternatif sumber pembiayaan selain APBN dan APBD tersebut

adalah CSR dan KPS.

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu

konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya). perusahaan adalah memiliki berbagai

(9)

konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional

perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR

berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama

perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata

berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga

harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka

pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan

sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen

dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku

kepentingannya.

Program CSR tidak selalu diwujudkan dalam bentuk kegiatan amal (charity). Melainkan, juga

dapat dilaksanakan dalam program-program pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan

masyarakat secara langsung sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena

itu, kegiatan CSR yang dilakukan beberapa perusahaan sekarang ini sangat beragam, termasuk

kegiatan CSR dalam pembangunan infrastruktur permukiman (Bidang Cipta Karya). Di antaranya,

program penyediaan air minum dan sanitasi, program pengelolaan sampah, penataan bangunan dan

lingkungan, serta pengembangan permukiman.

Kegiatan CSR di bidang Cipta Karya ini didasari pada cara pandang perusahaan terhadap

ketersediaan dan kelayakan infrastruktur yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat, tak terkecuali

karyawan perusahaan itu sendiri. Bahkan, beberapa perusahaan telah mengembangkan kegiatan di

bidang Cipta Karya ini sebagai salah satu upaya melestarikan dan menjaga kualitas sumber daya

alam, seperti air dan tanah, yang merupakan bahan baku produksi.

Bidang kegiatan yang dapat dikerjasamakan dengan CSR adalah sebagai berikut:

A. Sektor Pengembangan Air Minum (PAM)

Pada sistem penyediaan air minum, kegiatan yang ditawarkan untuk kerja sama CSR adalah

sebagai berikut:

1. Air Baku

a. Kegiatan untuk mendapatkan air baku sesuai dengan jenis sumbernya adalah:

- Pembangunan broncaptering/bangunan penangkap mata air

(10)

V-10 b. Pembangunan bak penampung/reservoir air baku

c. Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air baku

2. Pengolahan Air Minum

a. Pembangunan instalasi pengolahan air minum

b. Pembangunan reservoir air minum

3. Transmisi Air Minum

a. Pengadaan dan pemasangan pompa transmisi air minum

b. Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air minum

c. Pembangunan bak pelepas tekan

4. Distribusi Air Minum

a. Pembangunan reservoir distribusi

b. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi

c. Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa distribusi

d. Pengadaan dan pemasangan sambungan rumah

e. Pengadaan dan pemasangan hidran umum

B. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PPLP)

Sektor PPLP terdiri dari 3 (tiga) subsektor yaitu Persampahan, Air Limbah, dan Drainase, dimana

kegiatan yang dapat ditawarkan untuk ketiga subsektor tersebut adalah:

1. Subsektor persampahan

a. Komponen Pengumpulan dan Pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)

- Pengadaan tempat sampah-sampah seperti bin dan tong sampah

- Pengadaan gerobak sampah, becak motor sampah, mini truck untuk pengumpulan

dan pengangkutan

- Pembangunan TPS

b. Komponen Pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir

- Pengadaan loader

- Pengadaan dump truck, arm roll truck, trailer truck, dan compactor truck

c. Komponen Pengolahan

- Pembangunan tempat pemrosesan akhir

- Pembangunan instalasi pengomposan

(11)

2. Subsektor air limbah

Pengolahan air limbah dibagi menjadi 2 (dua) sistem, yaitu sistem off site (pengolahan

terpusat) dan sistem on site (pengolahan setempat)

a. Kegiatan pengolahan sistem off site:

- Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (skala kota/komunal)

- Pengadaan dan pemasangan pipa/saluran air limbah (skala kota/komunal)

- Pengadaan dan pemasangan sambungan rumah (skala kota/komunal)

b. Kegiatan pengolahan sistem on site:

- Pembangunan MCK

- Pembangunan tangki septik komunal

- Pembangunan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT)

- Pengadaan truk tinja

3. Subsektor drainase

Kegiatan pembangunan prasarana dan sarana drainase terdiri dari bangunan-bangunan

sebagai berikut:

a. Pembangunan prasarana dan sarana drainase baru:

- Saluran terbuka dan tertutup

- Bangunan persilangan: gorong-gorong, dan siphon

- Bangunan terjun

- Tanggul

- Bangunan penangkap pasir

- Pintu air

- Kolam retensi

- Pompa dan rumah pompa

- Trash Rack

- Sumur resapan dan kolam resapan

b. Rehabilitasi/normalisasi/peningkatan jaringan drainase yang ada

C. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kegiatan yang dapat dikerjasamakan antara lain:

(12)

V-12 D. Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan yang dapat dikerjasamakan antara lain:

1. Penataan kawasan perkotaan:

- Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan permukiman kumuh

- Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan permukiman baru

2. Penataan kawasan perdesaan:

- Pembangunan sarana dan prasarana kawasan perdesaan potensial

Salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya selain

CSR adalah Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). KPS merupakan penyediaan infrastruktur yang

dilakukan melalui perjanjian kerjasama atau pemberian izin pengusahaan antara Menteri/Kepala

Lembaga/Kepala Daerah dan Badan Usaha. Alasan penggunaan KPS adalah sebagai berikut:

1. Mencukupi kebutuhan pendanaan yang berkelanjutan (Keterbatasan Investasi pemerintah)

2. Meningkatkan kualitas , kuantitas, dan efisiensi melalui persaingan yang sehat

3. Pertimbangan adanya teknologi baru yang digunakan swasta

4. Mempercepat peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan publik dan pemeliharaan infrastruktur

5. Mendorong prinsip “pakai-bayar”, dengan mempertimbangkan kemampuan membayar dari si

pemakai

5.4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi

kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka

Pemerintah Kabupaten Kediri perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi

pembangunan infrastruktur permukiman yaitu dengan membangun kemitraan baik dengan perusahaan

daerah, perusahaan swasta maupun dengan masyarakat. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas

RPIJM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang

Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Strategi peningkatan DDUB Kabupaten Kediri

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran

3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang

(13)

5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman yang

sudah ada

6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional

Strategi yang perlu dilakukan Pemerintah Kabupaten Kediri untuk peningkatan investasi

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yaitu:

1. Meningkatkan kemandirian keuangan daerah di Kabupaten Kediri dengan pelaksanaan kebijakan:

a. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

b. Mengoptimalkan PAD sesuai ketentuan UU No.28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

2. Pengoptimalan sumber-sumber/potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang disesuaikan dengan

peraturan perundangan terbaru, khususnya dengan terbitnya UU No.28/2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, dengan jalan melakukan program intensifikasi dan ekstensifikasi

pendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, khususnya untuk meningkatkan sumber

pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

b. Mengadakan pendataan ulang terhadap berbagai obyek dan jenis-jenis pendapatan yang baru,

khususnya dengan ditetapkannya UU No.28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

c. Penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap berbagai Peraturan Daerah

(Perda) yang sudah tidak sesuai, baik terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan

penyesuaiannya dengan peraturan-perundangan yang berlaku

d. Membina hubungan yang baik dengan Wajib Pajak

e. Meningkatkan peran aktif SKPD yang terkait, dalam rangka penegakan hukum dan

peningkatan pendapatan daerah

3. Pengelolaan belanja daerah secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efisien,

ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung-jawab dengan memperhatikan asas keadilan,

kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan dalam

suatu sistem yang terintegrasi, yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan APBD, yang setiap

tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda). Aspek pengelolaan keuangan daerah, antara

lain tercermin dalam wujud pengelolaan Belanja Daerah.

Gambar

Tabel 5.1 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Tabel 5.2 Matriks Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Kediri
Gambar 5.1 Grafik Perkembangan Proporsi Belanja APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Kediri
Gambar 5.3 Grafik Proyeksi Perkembangan Belanja APBD Bidang Cipta Karya Kabupaten Kediri
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ada peningkatan hasil belajar fisika pada siswa kelas XII IPA2 SMA Negeri 2 Kebumen melalui pembelajaran model team teaching atau kolaborasi. Berdasarkan tabel 1

a) Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Bank dalam mencapai maksud dan tujuannya. b) Menciptakan struktur pengendalian internal, menjamin

Keuntungan dari perbanyakan vegetatif yaitu tanaman akan membawa sifat-sifat baik dari induknya, waktu yang dibutuhkan untuk berbuah dan berbunga lebih cepat

dari pihak lain yang meminjamkan kepada Pemerintah Desa dengan syarat tertentu seperti jangka waktu, bunga ,' dan jaminan tertentu. Pengurusan sumber pendapatan dan

Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan gambaran spatial dan temporal kasus DBD, mengidentifikasi faktor risiko perilaku, demografi, dan geografi terhadap penyebaran

Hasil penelitian menunjukan secara umum terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan (p= 0,00) antara kelas eksperimen yang belajar dengan menerapkan model project

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa adanya hubungan antara pola asuh orangtua dengan status gizi siswa

Pada dasarnya pemberian insentif atau hadiah pada lembaga keuangan syariah diperbolehkan asalkan pihak koperasi tidak memperjanjikan hadiah tersebut diawal akad dan tidak