• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Ilmu Hadis. Pelajaran 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengantar Ilmu Hadis. Pelajaran 1"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar Ilmu Hadis Pelajaran 1

روپاگ نس و یزلام ،ینزودنا هقطنم یگدنیامن

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Dirayah Hadis

Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

Dr. Sayyed Ridha Muaddab

Instrumen Kreativitas

dan Produktivitas Kajian Ilmiah

(7)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah Dr. Sayyed Ridha Muaddab

Diterjemahkan dari Dars Nāmah Dirāyah al-Hadīts Penerjemah: Ridwan

Penyunting Naskah: Muzauwir Pemeriksa Aksara: Ali Uwes Penata Letak: Khoirul Mustami’

Penyelaras Akhir: Ali Zainal Abidin Cetakan pertama,

Diterbitkan dan Diedarkan oleh Sadra Press Sadra International Institute

Jl. Lebak Bulus II No. 2, Cilandak, Jakarta Selatan, 12430 Indonesia

Telp. (021) 29446460, Fax. (021) 29235221 Web: www.sadra.or.id

E-mail: redaksi.sadra@gmail.com Bekerja sama dengan

STFI Sadra

Jl. Lebak Bulus II No. 2, Cilandak, Jakarta Selatan, 12430 Indonesia

Telp. (021) 29446460, Fax. (021) 29235221 Website: http//icas.ac.id

ISBN:

COPYRIGHT©2016

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG ALL RIGHT RESERVED

(8)

VII

Transliterasi

(9)
(10)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis SyiahyahIX

Daftar Isi

Transliterasi VII Pengantar XVII Pelajaran Pertama

Urgensi Penelitian Hadis 1 Definisi Ilmu Dirayah Hadis 3

Obyek Bahasan Ilmu Dirayah Hadis 5 Manfaat Ilmu Dirayah Hadis 5

Latar Belakang Sejarah Ilmu Dirayah Hadis 6

Istilah-Istilah Hadis (Internal dan Eksternal Hadis) 8 a. Istilah Internal Hadis 9

b. Istilah Eksternal Hadis 9 Ringkasan 9

Bahan Latihan 10 Bahan Penelitian 10 Referensi 11

Pelajaran ke-2

Definisi dan Sinonim Hadis 13 Istilah Internal Hadis 13

(11)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

X

Sunnah 19 Khabar 20 Atsar 21

Sanad Hadis 22 Matan Hadis 24 Ringkasan 25 Bahan Latihan 25 Bahan Penelitian 25 Referensi 26

Pelajaran ke-3

Kategorisasi Hadis Dari Segi Jumlah Perawi 29 Khabar Mutawātir 29

Khabar Wāhid (Hadis Ahad) 36 Ringkasan 43

Bahan Latihan 44 Bahan Penelitian 44 Referensi 45

Pelajaran ke-4

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Integritas Perawi (Bagian Pertama ) 47

Hadis Shahīh 48 Hadis Hasan 56 Ringkasan 61 Bahan Latihan 62 Bahan Penelitian 62

(12)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah Daftar Isi XI Referensi 63

Pelajaran ke-5

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Integritas Perawi (Bagian Kedua) 65

Hadis Qawi 65 Hadis Muwatstsaq 67 Hadis Dha’īf 69

Pengaruh Perbuatan Sahabat Imam Dalam Menutupi Kelemahan Sanad Hadis 73

Ringkasan 77 Bahan Latihan 77 Bahan Penelitian 78 Referensi 79

Pelajaran ke-6

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Sifat

(Istilah-Istilah Musytarak, Bagian Pertama) 81 Kategorisasi Karakteristik Hadis Ahad 81 Istilah-Istilah Musytarak 83

Hadis Musnad 83 Hadis Muttashil 86 Hadis Marfū’ 88 Hadis Mu’an’an 94 Ringkasan 97

Bahan Latihan 98 Bahan Penelitian 98 Referensi 99

(13)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

XII

Pelajaran ke-7

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Sifat

(Istilah-Istilah Musytarak, Bagian Kedua) 101 Hadis Mu’allaq 101

Hadis Mu’allaq Dalam Kutub Arba’ah 103 Mufrad 107

Muhkam dan Mutasyabih 109 Musytarak 114

Ringkasan 117 Bahan Latihan 117 Bahan Penelitian 118 Referensi 118

Pelajaran ke-8

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Sifat

(Istilah-Istilah Musytarak, Bagian Ketiga) 121 Hadis Aqrān dan Mudabbaj 121

Hadis ’Āli dan Nāzil 124

Hadis Nāsikh dan Hadis Mansūkh 129 Hadis Mujmal dan Hadis Mubayyan 135 Ringkasan 138

Bahan Latihan 139 Bahan Penelitian 139 Referensi 140

(14)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah Daftar Isi XIII Pelajaran ke-9

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Sifat

(Istilah-Istilah Musytarak, Bagian Keempat) 143 Masyhûr 143

Syādzdz dan Nādir 147 Mushahhaf 151

Mudarraj 155 Catatan 162 Ringkasan 162 Bahan Latihan 162 Bahan Penelitian 162 Referensi 163

Pelajaran ke-10 Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Sifat (Istilah-Istilah Khusus, Bagian Pertama) 167 Istilah-Istilah Khusus 167

Maqthû’ 167

Hadis Munqathi’ 171 Hadis Mu’adhdhal 174 Hadis Mursal 175 Hadis Mawqūf 180 Ringkasan 182 Bahan Latihan 182 Bahan Penelitian 183 Referensi 183

(15)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

XIV

Pelajaran ke-11

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Sifat (Istilah Khusus, Bagian Kedua) 187

Mudhmar 187 Matrūk 192

Munkar atau Mardūd 194 Hadis Mudallas 196 Hadis Muhmal 201 Hadis Majhul 203 Ringkasan 205 Bahan Latihan 206 Bahan Penelitian 206 Referensi 207

Pelajaran ke-12

Kategorisasi Hadis Ahad Dari Segi Sifat (Istilah Khusus, Bagian Ketiga) 209

Hadis Maqlub 209 Hadis Mu’allal 215 Hadis Mudhtharib 220 Hadis Maj’ul 223

Para Pemalsu Hadis 224 Ringkasan 226

Bahan Latihan 227 Bahan Penelitian 227 Referensi 228

(16)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah Daftar Isi XV Pelajaran ke-13

Istilah Eksternal Hadis 231

Istilah Yang Berhubungan Dengan Kuniah 231 Julukan Untuk Para Figur Maksum 231 Julukan Untuk Para Figur Non-Maksum 238 Ringkasan 245

Bahan Latihan 245 Bahan Penelitian 245 Referensi 246

Pelajaran ke-14

Istilah Berkenaan Dengan Tatacara Penerimaan Hadis dan Istilah Terpenting di Kalangan Ahli Hadis 249

1. Simā’ 249 2. Qirā’at 251 3. Ijāzah 253

Beberapa Istilah Lain Yang Popular di Kalangan Muhadditsīn 257

Thabaqah 257

’Iddah 259

Ashl dan Kitāb 261

Masyyakhah dan Masyīkhah 262 Mustadrak 263

Musnad dan Sunan 263 Isnād 264

Nawādir 264

(17)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

XVI

Ringkasan 265 Bahan Latihan 266 Bahan Penelitian 266 Referensi 267

Pelajaran ke-15

Syarat Diterimanya Hadis 269 Islam 269

Balig 271

Berakal Sehat 273 Keimanan 274 Keadilan 275

Penukilan Secara Makna 279 Taqthī’ al-Hadīts 282

Tatakrama Mempelajari Hadis 284

Tatakrama Menjelaskan dan Menukil Hadis 285 Tatakrama Menulis Hadis 287

Ringkasan 288 Bahan Latihan 288 Bahan Penelitian 289 Referensi 290

Indeks 293

Daftar Pustaka 299

(18)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis SyiahyahXVII

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang menjadi mata kuliah wajib pada jurusan ulum al-Qur’an dan hadis adalah

“ilmu dirayah hadis”. Mahasiswa Universitas Internasional al-Mustafa diwajibkan mempelajari ilmu ini dengan bobot dua SKS. Susunan pembahasan ilmu ini adalah sejarah penulisan hadis yang merupakan pengantar ilmu dirayah hadis, kemudian tujuan ilmu dirayah hadis, dan dilanjutkan dengan pengenalan istilah hadis dalam Syi’ah hingga ketika akan menemukan hadis Syi’ah dan istilah yang digunakan dalam ilmu ini, maka kita dapat memahaminya sesuai terminologi yang berlaku dalam ilmu dirayah hadis Syi’ah itu sendiri.

Ilmu dirayah hadis ini akan kami bagi pada empat bab sebagai berikut :

1. Kulliyyāt, yang akan membahas alasan keharusan mempelajari ilmu dirayah hadis, definisi ilmu dirayah hadis, dan latar belakang sejarah ilmu dirayah hadis.

2. Istilah-istilah hadis yang terbagi dalam dua kategori:

a. Istilah yang berhubungan dengan internal hadis, istilah yang sinonim dengan kata hadis, istilah yang berhubungan dengan pembagian hadis ditinjau dari segi jumlah perawi, pembagian hadis

Pengantar

(19)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

XVIII

ahad ditinjau dari segi kondisi perawi serta istilah kolektif sebanyak 16, dan istilah khusus sejumlah 15.

b. Istilah yang berhubungan dengan eksternal hadis dan berisi pembahasan tentang kuniah dan gelar-gelar para perawi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu istilah yang khusus untuk para maksum, dan istilah yang berhubungan dengan non-maksum. Demikian pula halnya istilah yang berhubungan dengan pengenalan hadis serta istilah-istilah yang sering digunakan dalam ilmu dirayah hadis.

3. Syarat-syarat diterimanya hadis.

4. Penukilan hadis secara makna, pengutipan hadis, dan tatakrama peraihan, penjelasan dan penulisan hadis.

Tujuan mempelajari ilmu ini adalah sebagai pengantar untuk pengenalan istilah-istilah hadis dalam pandangan para ahli ilmu hadis Syi’ah. Adapun untuk studi komparatif pandangan mereka dengan pandangan para ahli ilmu hadis Ahlussunnah adalah tugas dan tanggungjawab program studi yang lebih tinggi. Oleh karena itu setiap pelajaran akan dilengkapi ringkasan, bahan latihan dan bahan penelitian bagi para mahasiswa demi menunjang prestasi belajar mereka.

Semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Internasional al-Mustafa.

Lebih jauh, buku ini juga diharapkan dapat menjadi buku

(20)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah Kata Pengantar XIX panduan bagi para dosen dalam mengajarkan ilmu dirayah hadis di mana saja. Perlu kami ingatkan bahwa kami sengaja tidak menerjemahkan kutipan-kutipan berbahasa Arab, baik berupa riwayat maupun pandangan ulama, dengan harapan para mahasiswa bisa lebih proaktif melakukan penelitian dalam mengikuti mata kuliah ini.

Kami haturkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu penulisan buku ini terutama Pembantu Rektor Universitas Internasional al-Mustafa Bidang Pendidikan, staf ahli bidang Ulumul Qur’an dan Hadis, Ketua Bidang Pengelolaan dan Perencanaan Mata Kuliah Universitas Internasional al-Mustafa Hujjatul Islam Izzuddin Reza Nejad beserta jajaran beliau. Tentu saja sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan kami sangat terbuka dan siap menerima saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak terutama para ahli ilmu dirayah hadis.

Qom, Hauzah Ilmiah Sayyid Ridha Muaddab Musim Panas 1383 HS.

(21)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

XX

(22)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiahyah1

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

Hadis dari Nabi Muhammad Saw. maupun dari para imam maksum bersumber pada wahyu ilahi sebagai petunjuk bagi manusia yang memancar dari tutur kata dan perilaku figur maksum dan bersemayam dalam sanubari setiap Muslim. Sebagaimana al-Qur’an, hadis mengangkat manusia dari kehinaan dan watak hewani serta mengantarnya menuju kebahagian sejati dan kehidupan maknawi. Al- Qur’an dan hadis sama-sama merupakan warisan berharga yang dianugerahkan Allah Swt. kepada umat manusia sebagai amanat yang berguna bagi kesempurnaan manusia, sebagaimana terlukis dalam sabda Nabi Muhammad Saw.;

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang jika kalian berpegang teguh padanya niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, yaitu al-Qur’an dan keturunanku Ahlulbaitku, dan bahwa keduanya tidak akan pernah berpisah satu sama lain hingga keduanya menemuiku di telaga Kautsar. Maka perhatikanlah bagaimana kalian memperlakukan keduanya sepeninggalku. Ketahuilah bahwa yang ini tawar lagi segar maka minumlah dan yang lain asin lagi pahit maka hindarilah.”1

Kedudukan hadis maksum sedemikian agung sehingga sebagian figur maksum menyebutnya sebagai penerang dan

Pelajaran ke-1

Urgensi Penelitian Hadis

(23)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

2

penghidup hati yang mati serta menyerukan kepada umat supaya mempelajarinya dan menjadikannya sebagai tolok ukur untuk menilai seseorang. Hadis-hadis tentang ini antara lain sebagai berikut:

Rasulullah Saw. bersabda, “Bacalah hadis karena sesungguhnya hadis itu penerang bagi hati.”2

Imam Muhammad al-Baqir berkata, “Wahai Fudhail, sesungguhnya hadis kami menghidupkan hati.”3

Beliau juga berkata, “Bersegeralah dalam menuntut ilmu! Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, satu hadis tentang halal dan haram yang diambil dari orang jujur jauh lebih baik daripada dunia serta emas dan perak yang terkandung di dalamnya.”4

Imam Ja’far al-Shadiq berkata, “Ketahuilah bahwa kedudukan manusia di sisi kami bergantung pada jumlah hadis mereka dari kami.”5

Rasulullah Saw. bersabda, “Ya Allah, rahmatilah khalifahku (diucapkan sebanyak tiga kali).” Seseorang bertanya kepada beliau, “Siapakah khalifahmu?” Beliau menjawab, “Mereka yang akan datang sesudahku dan meriwayatkan hadis dan Sunnah-ku.”6

Hadis sedemikian penting di mata para maksum . Karena itu, mempelajari dan meneliti hadis, baik dari segi sanad maupun matan sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu agama agar dapat memanfaatkan anugerah dan nikmat besar ini, terutama menyangkut istilah-istilah hadis, baik dari segi sanad maupun matan. Di sisi lain, ilmu dirayah hadis (Dirāyat al-Hadīts) dan pengetahuan tentang

(24)

Urgensi Penelitian Hadis 3 istilah-istilah hadis juga merupakan satu disiplin ilmu yang sangat dibutuhkan dalam ijtihad dan fikih dan merupakan bagian dari pengantar ijtihad dalam khazanah ilmu Ahlulbait.

Tentang ini Allamah Mamaqani menjelaskan,

“Mengingat bahwa fikih dan ijtihad juga bergantung pada ilmu dirayah dan ilmu rijal... maka saya merasa sudah menjadi kewajiban (fardhu ain) bagi saya untuk menulis dua buku di dua bidang ini.”7

Hal senada juga dikemukakan Ayatullah al-Najafi r.a..

Dia mengatakan, “Salah satu ilmu keislaman yang paling mulia adalah ilmu dirayat yang merupakan mukaddimah bagi ilmu rijal, dan keduanya merupakan ilmu hadis yang paling penting dan menjadi poros dalam istinbāt hukum.”8

Definisi Ilmu Dirayah Hadis

Sebelum menjelaskan definisi ilmu dirayah hadis kami akan menjelaskan cabang-cabang ilmu hadis untuk kemudian kami jelaskan pula definisi ilmu hadis. Ilmu hadis adalah ilmu yang mempelajari serangkaian aturan dan kaidah yang berguna untuk mengidentifikasi komponen hadis berupa matan dan sanad.9 Karena itu, ilmu hadis memiliki tiga cabang penting sebagai berikut:

1. Rijāl al-hadīts (pemeriksaan hal ihwal atau integritas perawi).

2. Fiqh al-hadīts (pemeriksaan matan dan syarah tuturan figur maksum ).

3. Dirāyat al-hadīts (Ilmu dirayah hadis).

(25)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

4

Ilmu dirayah hadis yang menjadi tema buku ini adalah sebuah ilmu yang membahas tentang sanad dan matan hadis serta sifat-sifatnya. Definisi yang mengemuka tentang ilmu ini antara lain sebagai berikut;

1. Syekh Baha’i: “Ilmu yang mempelajari sanad dan matan hadis serta tatacara penerimaan hadis dan tatakrama penukilannya.”10

2. Syahid Tsani: “Ilmu yang mempelajari matan hadis serta jalur-jalurnya―antara yang benar dan yang bermasalah―dan hal-hal lain yang dibutuhkan agar dapat diketahui mana hadis yang dapat diterima dan mana hadis yang harus ditolak.”11

3. Ayatullah Subhani: “Ilmu dirāyah adalah ilmu yang membahas kondisi hadis dari segi sanad maupun matan.”12

Dari beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahwa ilmu dirayah hadis adalah ilmu yang membahas tentang keadaan sanad dan matan hadis. Namun, definisi yang dikemukakan oleh Syekh Baha’i juga mengisyaratkan faktor tatacara dan tatakrama penerimaan hadis yang memang merupakan bagian dari materi ilmu dirayah.

Patut diingat pula bahwa ilmu dirayah ketika membahas sanad tentu bukan dalam rangka menyajikan pembahasan secara independen tentang keadaan setiap perawi dengan kacamata jarh wa ta’dīl (penilaian terhadap integritas perawi hadis) atau faktor keterpercayaan maupun kelemahan perawi hadis yang jelas merupakan kewenangan ilmu rijal. Sebaliknya, hal itu di bahas dari aspek hadis itu

(26)

Urgensi Penelitian Hadis 5 sendiri, aspek perawi secara umum, aspek kondisi sanad dan matan, serta aspek peristilahan yang relevan dengan semua itu, termasuk istilah-istilah yang berlaku dalam ilmu rijal.13

Obyek Bahasan Ilmu Dirayah Hadis

Obyek kajian ilmu dirayah hadis adalah sanad dan matan hadis. Sebab, ilmu ini membahas sifat atau keadaan sanad dan matan hadis, bukan membahas perawi maupun apa yang diriwayatkan yang masing-masing merupakan tanggungjawab ilmu rijal al-hadits dan ilmu fiqh al-hadis.

Dalam ilmu dirayah hadis, obyek yang dibahas adalah “para perawi hadis” selaku mata rantai dan jalur penukilan hadis, serta “matan” selaku tuturan yang menjadi tumpuan hadis itu sendiri dan tidak lepas dari faktor kondisi dan komplikasi.

Syahid Tsani mengatakan, “Obyek ilmu dirayah hadis adalah perawi dan apa yang diriwayatkan dari segi demikian.”14 Yakni dari segi sahih atau tidaknya.

Manfaat Ilmu Dirayah Hadis

Sebagaimana disebutkan oleh para ahli hadis, tujuan ilmu dirayah hadis adalah mengetahuan istilah-istilah yang dengannya kita dapat mengetahui kebenaran dan kepalsuan sebuah hadis. Syahid Tsani mengatakan, “Tujuan ilmu dirayah hadis adalah mengetahui hadis yang dapat diterima untuk kemudian diamalkan, dan mengetahui hadis yang ditolak untuk kemudian dihindari (tidak diamalkan).” 15

Dengan demikian tujuan pokok ilmu dirayah hadis bukan sebatas mengenal istilah-istilah dalam ilmu hadis,

(27)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

6

melainkan mengetahui dan membedakan mana hadis-hadis yang bisa diterima dan mana hadis-hadis yang tidak bisa diterima. Sayyid Hasan Shadr mengatakan, “Manfaat ilmu dirayah hadis adalah mengetahui hadis yang bisa diterima dan hadis yang harus ditolak; yang pertama kita amalkan sedangkan yang kedua kita jauhi.”16

Latar Belakang Sejarah Ilmu Dirayah Hadis

Tampaknya, ilmu dirayah hadis didirikan pertama kali di kalangan ulama Ahlusunnah karena mereka terasing dari fungsi keberadaan para imam maksum yang merupakan sumber ilmu yang tak ada habisnya. Adalah Turmudzi (wafat:

278 H) di kalangan Ahlussunnah yang pertama kali menulis buku yang teratur tentang ilmu dirayah hadis.17 Sedangkan di kalangan para ahli hadis Syi’ah, istilah maqbūl (diterima), mardūd (ditolak), shahīh dan ghayr shahīh (non-sahih) mulai berlaku pada masa “Tiga Muhammad”, yaitu al-Kulaini (wafat: 327 H), Syekh al-Shaduq (wafat: 381 H) dan Syekh al-Thusi (wafat: 460 H). Contohnya adalah ungkapan “hadis ini sahih” yang dikemukakan oleh Syekh al-Shaduq ketika menukil hadis dari Fadhl ibn Syadzan.18

Setelah periode “Tiga Muhammad”, ulama yang pertama kali mengembangkan istilah-istilah hadis adalah Ibn Thawus (Jamaluddin Ahmad ibn Musa, wafat: 673 H)19, kemudian Allamah al-Hilli (Jamaluddin Abu Mansur Hasan ibn Yusuf, wafat: 726 H) mengembangkan ilmu dirayah hadis. Namun demikian, dari kedua ulama besar ini ternyata tidak ditemukan karya tulis yang berbicara secara khusus di

(28)

Urgensi Penelitian Hadis 7 bidang ilmu ini. Setelah itu Muhammad ibn Jamaluddin al- Makki (wafat: 786 H) menulis sejumlah istilah hadis dalam mukaddimah kitab al-Dzikrā20, kemudian Ahmad ibn Fahd al- Hilli (wafat: 841 H) pada muqaddimah kitab al-Muhadzdzab al-Bari’ membahas ilmu dirayah hadis, dan disebutkan bahwa dia menulis sebuah kitab yang membahas masalah-masalah prinsip ilmu dirayah.21 Pada abad ke-10 hijriah, ahli hadis Syi’ah seperti Syahid Tsani Zainuddin al-Amili (wafat: 965 H) untuk pertama kalinya dalam disiplin ilmu dirayah hadis menulis dua kitab yaitu al-Bidāyah fī ’Ilm al-Dirāyah, dan al-Ri’āyah fī ’Ilm al-Dirāyah. Kedudukan ilmu dirayah hadis menjadi terlihat penting setelah dua kitab ini menggunakan istilah-istilah dirayah hadis dalam kajian fiqh.

Sebelum dia menulis kitab al-Ri’āyah sebenarnya ada satu lagi kitab yang dia tulis, yaitu Ghaniyyat al-Qāshidīn fī Ma’rifat Ishthilāhāt al-Muhadditsīn, karena di pembahasan terakhir kitab al-Ri’āyah, Syahid Tsani merekomendasikan kepada para peneliti untuk merujuk ke buku Ghaniyyat al- Qāshidīn untuk pembahasan lebih rinci.22 Para ahli ilmu hadis telah memberikan sumbangsih yang tak ternilai harganya dalam bidang ilmu dirayah hadis dari abad ke-10 Hijriah sampai sekarang. Beberapa di antaranya ialah sebagai berikut :

1. Wushūl al-Akhbār ilā Ushūl al-Akhbār karya Husain ibn Abdushshamad al-Amili ( wafat: 984 H).

2. Muntaqā al-Juman fī al-Ahādīts al-Shihāh wa al- Hasan karya Hasan ibn Syahid Tsani.

3. Al-Wajīzah fī ‘Ilm al-Dirāyah karya Syekh Bahauddin

(29)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

8

al-Amili (wafat: 1021 H)

4. Al-Rawāsyih al-Samāwiyyah fī Syarh al-Ahādīts al- Imāmiyyah karya Mir Damad (wafat: 1041 H).

5. Miqbās al-Hidāyah fī ‘Ilm al-Dirāyah karya Abdullah Mamaqani ( wafat: 1351 H).

6. Nihāyat al-Dirāyah fī Syarh al-Wajīzah karya Sayyid Hasan Shadr al-Amili (wafat: 1354 H).

7. ‘Ilm al-Dirāyah wa Dirāyat al-Hadīts karya Mudir kazhim Syanehchi ( wafat: 1423 H).

8. Qawā’id al-Hadīts karya Muhyiddin al-Musawi.

9. Ushūl al-Hadīts wa Ahkāmuhu fī ’Ilm al-Dirāyah karya Ayatullah Ja’far Subhani.

10. Talkhīsh Miqbās al-Hidāyah karya Allamah Ali Akbar Ghaffari.

11. Ilm al-Dirāyah Tathbīqī karya Sayyid Ridha Mu’addab.

12. Dānesy Dirāyat al-Hadīts karya Muhammad Hasan Rabbani.

13. ‘Ilm al-Hadīts karya Zainul Abidin Qurbani.

14. Ushūl al-Hadīts karya Abdul Hadi Fadhli.

Istilah-Istilah Hadis (Internal dan Eksternal Hadis) Istilah-istilah hadis dalam ilmu dirayah hadis dalam pandangan ahli hadis memiliki beberapa kategori, seperti dari segi sanad serta ketersambungan atau tidaknya sanad, matan hadis dan jumlah penukil serta gelar dan kuniah para perawi, tatacara penerimaan hadis dan berbagai aspek lain yang secara keseluruhan dapat kita bagi menjadi dua kategori;

(30)

Urgensi Penelitian Hadis 9

“internal hadis” dan “eksternal hadis”.

a. Istilah Internal Hadis

Istilah “internal hadis” maksudnya ialah bahwa seluruh istilah yang berhubungan dengan hadis itu sendiri seperti definisi hadis, sinonim hadis, “mutawatir” (mutawatir),

“ahad” (ahad), “sahih” (), “hasan” (hasan), muwatstsaq dan

“dhaif” (dha’īf), istilah-istilah kolektif (musytarak) berkenaan dengan empat kategori tersebut, atau istilah-istilah khusus (mukhtashsh) berkenaan dengan hadis dha’īf yang terdiri dari puluhan istilah yang semuanya akan dibahas mulai bab ke-2 hingga bab ke-12.

b. Istilah Eksternal Hadis

Yang dimaksud istilah “eksternal hadis” adalah seluruh istilah yang ada dalam ilmu dirayah hadis yang digunakan oleh ahli ilmu hadis menyangkut laqab (gelar/julukan) dan kuniah (nama panggilan) yang digunakan para ahli hadis berkenaan dengan para maksum maupun istilah yang digunakan berkenaan dengan non-maksum, atau istilah yang berhubungan dengan tatacara penukilanhadis, serta berbagai istilah lain yang digunakan oleh para ahli hadis tanpa ada kaitannya dengan hadis itu sendiri, yang jumlahnya mencapai puluhan sebagaimana akan dibahas dari pelajaran ke-13 dan pelajaran ke-14.

Ringkasan

Setelah menjelaskan urgensi hadis serta posisi dan perannya dalam pembahasan ijtihad, telah disebutkan tadi definisi ilmu dirayah hadis dan dijelaskan pula bahwa ilmu

(31)

Dirayah Hadis: Kritik Sejarah dan Teks Hadis Syiah

10

dirayah hadis adalah sebuah ilmu pengetahuan yang akan membantu upaya mengetahui sanad dan matan hadis serta menjelaskan sifat dan keadaannya. Kemudian, setelah ada penjelasan mengenai obyek kajian ilmu dirayah hadis berupa sanad dan matan hadis, telah dijelaskan pula manfaat serta latar belakang ilmu dirayah hadis dari sudut pandang para ahli Syi’ah di bidang ilmu dirayah hadis. Di bagian akhir, telah dijelaskan bahwa istilah-istilah hadis ada yang berhubungan dengan matan dan internal hadis, dan ada pula yang berkenaan dengan eksternal hadis seperti gelar para perawi hadis dan pola penukilan hadis.

Bahan Latihan

1. Memahami istilah-istilah ilmu dirayah hadis akan sangat berpengaruh pada bidang ilmu apa? Jelaskan!

2. Sebutkan definisi ilmu dirayah hadis dan jelaskan obyek kajiannnya!

3. Sebutkan apa saja karya tulis terpenting dalam disiplin ilmu dirayah hadis!

4. Sebutkan perbedaan antara istilah internal hadis dan istilah eksternal hadis!

Bahan Penelitian

1. Jelaskan pengaruh ilmu dirayah hadis pada hadis- hadis bernunasa fikih!

2. Jelaskan urgensi penelitian hadis menurut

(32)

Urgensi Penelitian Hadis 11 pandangan para maksum !

3. Jelaskan peran Alllamah Mamaqani dalam pengembangan ilmu dirayah hadis!

4. Jelaskan tujuan dan keistimewaan komentar Sayyid Hasan Shadr terhadap kitab al-Wajīzah!

Referensi

1. Miqbās al-Hidāyah, al-Madkhal (bagian pengantar) jilid pertama karya Allamah Mamaqani.

2. Nihāyat al-Dirāyah, bagian Mukaddimah, karya Sayyid Hasan Shadr.

3. Bihār al-Anwār, jilid pertama, Kitab al-’Ilm (Bab Ilmu) karya Muhammad Baqir al-Majlisi.

4. Ushūl al-Kāfī, jilid pertama, Bab al-Nawādir (Bab Hal-Hal Langka) dan Kitab Fadhl al-’Ilm (Keutamaan Ilmu) karya Syekh al-Kulaini.

5. Ushūl al-Hadīts wa Ahkāmuhu karya Ja’far Subhani.

(33)

12 Catatan:

1 Bihār al-Anwār, al-Majlisi, Muhammad Baqir, jil. 2 hlm. 100, Kitāb al-

‘Ilm, bab 14, hadis 59.

2 Al-Kāfī ( Ushūl ),Kulaini, jil. 1 hlm 41 hadis 8.

3 Bihār al-Anwār, al-Majlisi, Muhammad Baqir jil. 2 hlm. 144 hadis 5, Bab 19 keutamaan menulis dan meriwayatkan hadis).

4 Al-Mahāsin, Barqi, jil. 1 hlm. 156.

5 Bihār al-Anwār, Majlisi, jil. 2 hlm.150, Kitāb al-‘Ilm, Bab 19 hadis 24.

6 Ibid, hlm. 145 hadis. 7

7 Miqbās al-Hidāyah, jil. 1 hlm. 35, bagian kata pengantar (madkhal).

8 Syarh al-Bidāyah, Syahid Tsani, Mukaddimah, hlm. 9

9 Lihat definisi ilmu hadis dalam Kitāb Mustadrak Miqbās al-Hidāyah jil.

5, hlm. 14. Di situ disebutkan: “Ilmu yang mempelajari undang-undang yang dengannya hal ihwal sanad dapat diketahui.”

10 Al-Wajīzah fī ‘Ilm al-Dirāyah hlm. 1; Nihāyat al-Dirāyah ( Syarah Al- Wajīzah), Sayyid Hasan Shadr, hlm.79.

11 Al-Ri’āyah fī ‘Ilm al-Dirāyah hlm. 45; Miqbās al-Hidāyah, jil. 1, hlm. 41.

12 Ushūl al-Hadīts wa Ahkāmuhū, hlm. 12.

13 ‘Ilm al-Hadīts, Dr. Sayyid Ridha Muaddab (penulis), hlm. 12.

14 Al-Ri’āyah fī ‘Ilm al-Dirāyah hlm. 45.

15 Ibid.

16 Nihāyat al-Dirāyah hlm. 86 .

17 ‘Ilm al-Dirāyah Tathbîqī, penulis, hlm. 14.

18 Man Lā Yahdhuruhu al-Faqīh jil. 4, hlm. 259, hadis 5603.

19 Namun demikian, sebagian ulama seperti Sayyid Hasan Shadr dalam Kitab Ta’sîs al-Syī’ah berpendapat bahwa pelopor ilmu ini di kalangan Syiah adalah Hakim Naisaburi (wafat: 405 H) karena banyak ulama Ahlussunnah menuduhnya sebagai penganut Syi’ah, dan memandangnya sebagai orang yang sangat mencintai para imam Ahlulbait. Silakan meninjau Kitāb Ta’sīs al-Syī’ah karya sayyid Hasan Shadr hlm. 294;

Tārīkh Baghdad, jil. 3 hlm. 94.

20 Dzikr al-Syī’ah, Makki al-Amili, jil. 1, hlm. 47.

21 Ta’sīs al-Syī’ah, hlm. 295.

22 Al-Ri’āyah fī ‘Ilm al-Dirāyah hlm. 404, bagian penutup.

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi di atas, maka judul analisis preferensi konsumen terhadap penggunaan jasa transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng (studi kasus BRT Trans Jateng

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pembelajaran model Problem Posing mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Hukum-hukum dasar kimia kelas X2

Hasil serangkaian uji dan evaluasi kestabilan yang dilakukan pada sediaan lipstik ekstrak kulit buah ruruhi, maka dapat disimpulkan bahwa warna sediaan yang

Untuk itu perlu bimbingan keluarga mendampingi anak agar anak tidak ambil langkah yang salah dalam mencari tahu sesuatu yang

Sistem kontrol pengisian air otomatis dengan dua sumber suplai berbasis mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengendalikan level air pada

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tesis dengan judul Makna Pendidikan Karakter Bangsa Bagi

mampu member penilaian secara proses Yang harus diperhatikan berkaitan kondidi siswa : a.. kondisi, minat, dan

Dalam peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang “Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas