• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 PERENCANAAN TAPAK 2.1 Kriteria pemilihan lokasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2 PERENCANAAN TAPAK 2.1 Kriteria pemilihan lokasi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

2 PERENCANAAN TAPAK

2.1 Kriteria pemilihan lokasi

Ada beberapa kriteria yang hams diperhatikan daiam memilih lokasi untuk sebuah 'pusatpameran ’ yaitu:

• Lokasi mudah dicapai dan dilalui oleh transportasi publik sehingga memudahkan baik pengelola, karyawan, pengusaha serta pengunjung untuk datang.

• Terbuka terhadap masyarakat umum berkaitan dengan fungsinya sebagai pusat pameran karena yang utama adalah menarik minat masyarakat untuk datang menyaksikan pameran yang diselenggarakan.

• Tersedianya jaringan infrastruktur yang baik antara lain jalan raya, jaringan listrik, jaringan air bersih, pematusan, jaringan telepon serta persampahan.

• Luasan lahan yang cukup luas dengan mempertimbangkan harga tanah yang tidak terlalu mahal.

• Sesuai dengan arahan Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Master Plan Surabaya.

2.2 Penentuan lokasi

2.2.1 Pertimbangan penentuan lokasi

Suatu daerah tempat di mana proyek akan di bangun menjadi pertimbangan awal dalam perencanaan. Pada proyek ini dipilih lahan di kota Surabaya dengan pertimbangan bahwa Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia yang juga merupakan kota tujuan terdekat arus migrasi dari kawasan Asia, dengan alasan pekerjaan dan lain-lainnya, dan terns mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Bagian Surabaya yang memungkinkan untuk pembangunan baru adalah daerah Surabaya Barat atau Surabaya Timur karena. Kawasan-kawasan inilah yang masih memiliki banyak lahan kosong. Perkembangan kota Surabaya memang diarahkan ke wilayah tersebut sehingga sangat potensial digunakan untuk pembangunan proyek-proyek baru. Surabaya Barat memiliki perkembangan jasa dan pemiagaan yang cukup pesat dan memiliki lahan kosong yang lebih luas dibandingkan dengan Surabaya Timur sehingga Surabaya Barat memiliki prospek

(2)

yang lebih cerah bagi sebuah pusat pameran karena hal ini sangat berkaitan erat dengan nilai komersial dan perkembangan usaha.

Dengan adanya aspek-aspek tersebut diatas maka lokasi dipilih di daerah Surabaya Barat dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut;

• Sesuai dengan Master Plan 2000 yaitu perkembangan kota Surabaya bergerak di kawasan barat-timur Surabaya, dimana saat ini pertumbuhan Surabaya Barat sangat pesat sehingga menjadi kota baru yang mandiri.

• Tersedia berbagai sarana prasarana yang cukup memadai bagi kelangsungan sebuah pusat pameran.

• Kawasan memiliki potensi yang besar untuk berkembang lebih lagi karena kawasan ini merupakan area pengembangan kota Surabaya serta didukung oleh fasilitas-fasilitas yang dapat memacu pertumbuhan kawasan.

• Lokasi berdekatan dengan kawasan fasilitas umum, perdagangan dan jasa serta pemukiman penduduk yang rata-rata kelas menengah ke atas sehingga dapat memacu keberadaan proyek ini.

2.2.2 Lokasi site

Dari kriteria-kriteria di atas maka lokasi site diambil di jalan Mayjen Sungkono. Adapun persyaratan bangunan yang berlaku disana adalah sebagai berikut:

GSB KDB KLB

Tinggi Bangunan

10 m 60%

1200%

1-4 lantai ( tinggi per lantai 4,20 m ) Kelebihan-kelebihanyang dimiliki site adalah ;

Site sesuai dengan RUTRK sebagai fasilitas umum dan perdagangan.

Lokasi cukup strategis karena terletak di jalan yang cukup ramai dilalui orang dan memiliki jalur langsung menuju pusat kota.

Akses jalan yang jelas dan lebar sehingga pencapaiannya dapat lebih mudah serta pandangan langsung kearah site jadi lebih mudah untuk diketahui.

Luas lahan cukup luas untuk memenuhi kebutuhan proyek ( sekitar ± 31000 m ) serta fungsi lahan memang diperuntukkan untuk fasilitas jasa pemiagaan.

(3)

Gambar 2.1 Lokasi site

Batas-batas tapak proyek sebagai berikut:

’ Batas Utara : Jl. Mayjen Sungkono, Taman kota bunderan Tol Mayjen.

Batas Barat ; Mako Kodikou, tol Surabaya-Gempol.

' Batas Selatan : Perumahan penduduk.

■ Batas Timur : Jl. Tembus Dukuh Pakis Villa Bukit Mas, Makam Taman Pahlawan.

Gambar 2.2 Bentuk tapak

(4)

2.3 Aspek urban

Aspek-aspek urban menurut Kevin Lynch adalah pathways, distrik, edges, landmark dan nodes. Dalam perancangan pusat pameran di Surabaya ini aspek- aspek tersebut setidaknya berpengaruh dalam desain bangunan.

bukttm a s

' - • * TAMAN MAKAM ,

— ^ PAHLAWAN KC~~~ ^

Gambar 2.3 Situasi sekitar site

2.3.1 Pathways

Jalur-jalur sirkulasi utama yang dipergunakan sebagai jalur pergerakan manusia dan barang dalam kota, m isal: jalan raya, jalur kereta api.

Sebagai pathways antara lain;

• Jalan Mayjen Sungkono menerima arus lalu lintas dari jalan Adityawarman dan dari jalan tol Surabaya-Gempol memiliki intensitas laju kendaraan yang cukup tinggi, karena jalan Mayjen Sungkono merupakan daerah ’’Central Business District’’ yang baru sehingga dipenuhi oleh perkantoran dan perdagangan, menjadikannya sangat cocok sebagai pintu masuk ke dalam site.

2.3.2 Distrik

Bagian dari wilayah kota yang berada dalam bentuk, ukuran, dan karakter fungsi. Lokasi tapak berada pada kelurahan Dukuh Pakis yang termasuk dalam

(5)

distrik Wonosari Kidul. Pada distrik ini terletak perkantoran, perdagangan dan berbagai fasilitas umum.

Distrik Wonosari Kidul mempakan daerah "Central Business D istricf yang baru sehingga banyak fasilitas-fasilitas penunjang di daerah tersebut, hal ini sangat menguntungkan bagi sebuah tempat pameran.

2.3.3 Landmark

Tanda kota, penekannya pada Vocal Point, sehingga Landmark tidak hanya dapat dinikmati dari luar pada jarak tertentu namun dari dalam serta fungsi memegang peranan penting. Landmark merupakan elemen yang penting bagi sebuah kota karena dapat dijadikan sebagai titik orientasi yang dapat membantu mengarahkan orang untuk mengenal suatu daerah dalam kota,

Yang menjadi landmark pada daerah sekitar tapak adalah antena TVRI dan Apartment Paragon karena ketinggiannya sehingga dapat terlihat dari kejauhan.

Diharapkan bangunan Pusat Pameran di Surabaya ini dapat menjadi Landmark di kawasan Surabaya Barat.

2.4 Pendaerahan (zoning)

Pendaerahan pada tapak dibagi menjadi 4 zona yaitu zona publik, semi publik, privat serta service. Pendaerahan yang dipakai sebagai berikut:

• Bagian Utara yang berbatasan dengan jalan Mayjen Sungkono digunakan untuk zona publik dengan penempatan main entrance. Zona ini sengaja di letakkan pada daerah atau bagian tapak yang memiliki jarak terdekat dengan jalan utama, sebagai jalan dengan intensitas kendaraan yang cukup tinggi serta merupakan jalan dengan arus lalu lintas cukup padat dari pusat kota menuju tapak.

Daerah penerima dibedakan menjadi 2 yaitu yang terdepan difungsikan untuk menerima pengunjung yang berjalan kaki sedangkan yang agak masuk ke dalam digunakan untuk yang menurunkan penumpang, hal ini setidaknya dapat mengurangi masalah kemacetan pada tapak.

• Bagian Timur tapak yang berbatasan dengan jalan tembus perumahan Villa Bukit Mas dipakai sebagai side entrance. Untuk bangunan utama yaitu gedung pameran diletakkan di tengah tapak karena merupakan bangunan yang

(6)

dimaksudkan sebagai penanda tapak serta dengan pertimbangan bahwa bangunan ini merupakan area semi publik yang artinya tidak semua orang dapat langsung masuk ke dalamnya.

Bagian Selatan tapak yang berbatasan dengan daerah perumahan dipakai untuk area service yaitu untuk power house, ware house dan ruang-ruang karyawan,

Bagian Barat digunakan untuk zona privat. Kantor-kantor pengelola sengaja diletakkan di sini dengan pertimbangan bahwa faktor ketenangan dan kenyamanan sangat dibutuhkan bagi efektifitas kerja.

2.5 Pengaruh lingkungan sekitar terhadap tapak dan pengaruh perancangan tapak terhadap lingkungan sekitar.

2.5.1 Pengaruh lingkungan sekitar tapak

Kondisi lingkungan yang merapengaruhi tapak ;

• Keberadaan Taman Makam Pahlawan setidaknya membawa pengaruh pada bangunan. Makam atau kuburan identik dengan sifat yang jelek serta dianggap memililci unsur yang negatif apalagi bagi sebuah bengunan yang mementingkan kelancaran usaha maka perlu adanya tindakan pencegahan.

(7)

• Untuk dinding bangunan pameran yang menghadap ke arah makam seluruhnya dibuat masif, hal ini mengingat bahwa selain mengurangi efek negatif serta yang dibutuhkan pada saat pameran bukan view keluar namun lebih ditekankan pada view ke dalam.

• Bundaran tol depan Sea Master menimbulkan kesan terbuka yang cukup luas terhadap pandangan mata sehingga menjadikannya sebagai titik orientasi pada kawasan, maka dari itu dibuat bidang penangkap ke arah tapak melalui massa bangunan yang diletakkan di depan dengan bentukan bulat, hal ini untuk mengimbangi pengaruh dari bundaran tol itu sendiri.

2.5.2 Pengaruh perancangan tapak terhadap lingkungan sekitar

Perancangan tapak akan memberi dampak pada lingkungan sekitar yaitu :

• Keberadaan proyek ini dapat dianggap menjadi landmark baru yang merupakan bagian dari landmark yang sudah ada.

• Jalan masuk dibuat masuk kedalam untuk mencegah teijadinya kemacetan apalagi daerah bundaran tol merupakan daerah rawan kemacetan karena intensitas kendaraan yang cukup padat serta terdapat banyak persimpangan jalan.

• Keberadaan dari proyek ini dapat memacu pertumbuhan baik dari segi ekonomi maupun dari pertumbuhan daerah itu sendiri.

2.6 Pencapaian tapak

Kondisi yang ada pada jalan di sekitar tapak adalah pada jalan Mayjen Sungkono damana keberadaanya sebagai jalan arteri sekunder sekaligus sebagai akses utama pencapaian dari kawasan Surabaya Utara, Pusat, Selatan dan Timur ke tapak seringkali terjadi kemacetan terutama pada jam-jam kantor dan jam sekolah, sehingga jalan masuk utama dibuat agak masuk ke dalam sedangkan untuk jalur keluamya kendaraan ditempatkan pada jalan tembus Villa Bukit Mas.

Untuk jalur servis yaitu keluar masuknya truk barang sengaja di buat side entrance dari arah jalan tembus Villa Bukit Mas, hal ini untuk memudahkan pengawasan sekaligus meminimalkan kemacetan yang mungkin dapat di timbulkan apabila arus servis dijadikan satu dengan arus masuk pengunjung

(8)

SIDE ENTRANCE

J

'C A

Gambar 2.5 Pencapaian tapak

2.7 Sistem sirkulasi daiam tapak

Sistem sirkulasi dalam tapak dibagi sebagai berikut;

• Pejalan kaki disediakan trotoar di sepanjang sisi tapak dan dibuatkan pula entrance bagi pejalan kaki pada bagian depan.

• Lajur kendaraan dibuat searah selain untuk memudahkan pengguna serta untuk mempermudah pengawasan.

Gambar 2.6 Sirkulasi daiam tapak

(9)

2.8 Sistem parkir dalam tapak

Sistem parkir yang ada dalam tapak adalah :

• Parkir sepeda motor diletakkan di basement agar pemakai sepeda motor merasa nyaman, tidak perlu takut kehujanan maupun kepanasan. Selain itu dengan penempatan demikian supaya tidak merusak tampilan bangunan.

• Parkir mobil pengguna dipisah menjadi dua bagian yaitu satu diletakkan pada sekeliling bangunan di ruang luar sedangkan yang satunya berada di basement.

p a r k i r a n s e p e d am o t o r

p a r k ir a n, SEPEDA MOTOR .

P A K K i.^ _ p a r k i r MOBIL

Gambar2.7 Sistem parkir dalam tapak

2.9 Pola penataan ruang luar

Pada lantai dasar ± 40 % dari tapak dibuat untuk ruang-ruang terbuka seperti taman-taman, kolam air mancur yang dikelilingi tiang-tiang untuk penempatan bendera serta ruang pameran terbuka yang difungsikan untuk pameran alat-alat berat, serta pemanfaatan parkir mobil, bus dan truk yang tertata sehingga membuat kondisi ruang luar pada tapak tertata dengan baik dan dirancang secara arsitektural.

(10)

PARKffiANBUS

PARfORAN MOBIL

Gambar 2.8 Pola penataan ruang luar

Gambar

Gambar 2.1  Lokasi site
Gambar 2.3  Situasi sekitar site
Gambar 2.6 Sirkulasi daiam tapak
Gambar 2.8 Pola penataan  ruang luar

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian hormon 17α-metiltestosteron dengan dosis berbeda terhadap persentase jenis kelamin jantan, pertumbuhan berat

Hasil perbandingan morfometrik pada lokasi penelitian, gurita jantan maupun betina yang didaratkan di Pulau Bonetambung cenderung memiliki ukuran tubuh lebih panjang dibandingkan

Hishshah ( ) adalah tenggang waktu atau jarak yang harus dipertimbangkan dari kedudukan benda langit ke benda langit lainnya, yakni busur pada falak Bulan

Hasil penelitian ini konsisten dengan laporan pendahuluan dari komite Hampel (1997) seperti dikutip oleh Short dkk (1999) yang menyatakan bahwa

Juga dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang menganggap pembelajaran Bahasa Indonesia mendengarkan dari peneliti sulit dipahami dan membosankan sehingga

Pembatasan ruang yang baik dapat membantu pengguna untuk memahami isi narasi dengan lebih baik, pergerakan kamera (zoom in-zoom out, cepat-lambat) membuat elemen dinamisme

Peta Rawan Bencana Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat, Peta Jalur Sesar, Peta Rawan Banjir, Peta Epicenter Gempa Merusak Propinsi Lampung, Data Kejadian Gempa Merusak di

Intervensi Segera di Tempat Kejadian.Tim di tempat kejadian darurat medis (pasien tidak sadar atau dalam cardiac dan respiratory arrest) telah terjadi memiliki tanggungjawab