• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI Performance Intensity (PI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. LANDASAN TEORI Performance Intensity (PI)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

4

Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1.1. Performance Intensity (PI)

Performance intensity merupakan inti dari perhitungan momentum management yang juga sebagai rasio pengukuran. Proses untuk menentukan performance intensity melibatkan gabungan dari duration-days tiap satu kegiatan dan dibagi jumlah hari kerja yang ditentukan (time consumption). Performance intensity memberikan informasi seberapa cepat suatu aktivitas dapat diselesaikan.

Performance intensity mempunyai satuan seperti ‘Miles-per-Hour’ yang mempunyai kemiripan dengan kecepatan. Performance intensity dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk langkah selanjutnya. Persamaan antara metode Earned Value Analysis dengan metode perhitungan dengan performance intensity adalah sama – sama menggunakan pembagian dalam formulanya. Duration-days adalah banyaknya hasil pelaksanaan kerja yang dibutuhkan untuk mengurangi durasi dari aktivitas tersebut sebesar satu hari. Banyaknya duration-days yang dimiliki oleh satu aktivitas tergantung pada durasi perencanaan awal yang telah ditentukan pada barchart rencana. Momentum suatu proyek dapat berubah – ubah setiap periode dan dikontrol oleh manajer proyek (Woolf, 2007). Work performance adalah jumlah dari duration-days yang dicapai oleh seluruh aktivitas yang dikerjakan dalam suatu satuan waktu tertentu. Time consumption adalah waktu yang telah direncanakan untuk bekerja dalam suatu satuan jangka waktu tertentu.

2.1.2. Duration-days

Duration-days adalah pencapaian volume kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan durasi aktivitas proyek sebesar satu hari. Istilah ini disebut juga dengan Crew-day. Penjelasan mengenai duration-day akan terlihat lebih jelas pada Tabel 2.1

(2)

5

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1. Duration-days pada Barchart Rencana

Aktivitas Durasi (hari)

Tanggal Proyek

1 2 3 4

A 3 1 1 1

B 2 1 1

Pada penggalan barchart sederhana ini, aktivitas A memiliki duration- days sebesar 3 hari dan aktivitas B sebesar 2 hari. Hal ini sesuai dengan durasi yang dimiliki masing - masing aktivitas. Namun demikian, nilai 1 duration-days pada aktivitas A dan B adalah berbeda. 1 Duration-days aktivitas A = 100%

dibagi 3 hari = 33,33% 1 Duration-days aktivitas B = 100% dibagi 2 hari = 50%

Jadi, apabila aktivitas A sudah selesai 33,33%, aktivitas A dianggap telah menyelesaikan 1 duration-days. Sedangkan aktivitas B baru akan dianggap menyelesaikan 1 duration-days apabila telah menyelesaikan volume pekerjaan sebesar 50%. Pemberian duration-days pada tahap perencanaan dilakukan dengan memberi nilai 1 pada setiap hari kerja suatu aktivitas. Sedangkan pemberian duration-days pada tahap kontrol dilakukan berdasarkan monitoring lapangan.

Sebagai contoh untuk pemberian duration-days, anggap saja keadaan aktual menunjukkan bahwa pada akhir hari pertama, aktivitas A dan B masing - masing telah selesai sebesar 40%. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Duration-days Aktual Aktivitas Durasi

(hari)

Tanggal Proyek

Status

1 2 3 4

A 3 1 40%

B 2 0 40%

2.1.3. Work Performance

Work performance adalah varibel pembilang pada rumus dasar perhitungan performance intensity. Work performance adalah kumpulan atau jumlah dari duration-days seluruh aktivitas dalam suatu periode tertentu.

(3)

6

Universitas Kristen Petra

2.1.4. Time Consumption

Time consumption adalah variabel penyebut pada rumus dasar perhitungan performance intensity. Time Consumption adalah waktu yang digunakan dalam suatu periode tertentu.

2.1.5. Rumusan Metode Performance Intensity

Rumus performance intensity terdapat 3 macam, yaitu:

1. Catch-up Performance Intensity (CPI)

CPI adalah perhitungan untuk mengetahui performance intensity yang harus dicapai pada periode berikutnya.

CPI = 𝑊𝑜𝑟𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 yang harus dicapai

Waktu yang tersisa (2.1)

2. Actual Performance Intensity (API)

API adalah performance intensity yang dihitung berdasarkan jadwal aktual dan progress sebenarnya melalui pengamatan di lapangan.

API = 𝑊𝑜𝑟𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 aktual

Waktu yang digunakan

(2.2)

3. Cruise Control Period (CCP)

CCP digunakan untuk mengetahui status waktu proyek sampai pada periode yang dihitung sampai akhir periode saat ini.

CCP = Total 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑑𝑎𝑦𝑠 yang dicapai hingga saat ini

Waktu dari awal sampai dengan akhir periode saat ini

(2.3)

2.1.6. Analisis Kinerja Waktu dari Perhitungan Performance Intensity 1. Status waktu proyek secara keseluruhan

a. API kumulatif < CCP

Kinerja waktu proyek yang dicapai dari awal sampai dengan periode tersebut lebih lambat dari pencapaian yang direncanakan sampai dengan periode tersebut.

(4)

7

Universitas Kristen Petra

b. API kumulatif = CCP

Kinerja waktu proyek yang dicapai dari awal sampai dengan periode tersebut sesuai dengan pencapaian yang direncanakan sampai dengan periode tersebut.

c. API kumulatif > CCP

Kinerja waktu proyek yang dicapai dari awal sampai dengan periode tersebut lebih cepat dari pencapaian yang direncanakan sampai dengan periode tersebut

2. Prediksi selesainya proyek

Prediksi hari untuk selesai = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑑𝑎𝑦𝑠 tersisa

API kumulatif

(2.4)

Prediksi tanggal selesai = Tanggal akhir periode + hari untuk selesai (2.5)

2.2. Konsep Earned Value

Semakin berkembangnya tingkat kompleksitas proyek yang semakin besar, seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian proyek dan pembengkakan biaya. Sistem pengelolaan yang digunakan biasanya memisahkan antara sistem estimasi untuk biaya dan sistem jadwal proyek konstruksi. Dari sistem estimasi biaya dapat dihasilkan prediksi biaya proyek, sedangkan dari sistem jadwal dihasilkan laporan status penyelesaian proyek. Informasi pengelolaan proyek dari kedua sistem tersebut saling melengkapi, namun dapat menghasilkan informasi yang berbeda mengenai status proyek. Untuk kepentingan tersebut, konsep earned value dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek waktu.

Konsep earned value merupakan perkembangan dari konsep analisis varians. Dimana dalam analisis varians hanya menunjukkan perbedaan hasil kerja pada waktu pelaporan dibandingkan dengan anggaran atau jadwalnya (PMBOK,2004). Pada tahun 1960 Departemen Pertahanan Amerika Serikat mulai mengembangkan konsep ini. Ada 35 kriteria yang disebut Cost/Schedule System Criteria (C/SCSC). Namun, C/SCSC lebih dipertimbangkan sebagai alat pengendalian finansial yang memerlukan keahlian analitis yang kuat dalam menggunakannya. Pada tahun 1995 hingga 1998 Earned Value Management

(5)

8

Universitas Kristen Petra

(EVM) ditransfer untuk kepentingan industri menjadi suatu standar pengelolaan proyek (ANSI/EIA 748-A). Semenjak itu EVM tidak hanya digunakan oleh Department of Defence, namun juga digunakan oleh kalangan industri lainnya seperti NASA dan United States Depatment of Energy. Tinjaun EVM juga dimasukkan dalam PMBOK Guide® First Edition pada tahun 1987 dan edisi- edisi berikutnya. Usaha untuk menyederhanakan EVM mencapai titik momentumnya pada tahun 2000, yaitu ketika beberapa pemerintah Negara bagian di Amerika Serikat mengharuskan penggunaan EVM untuk semua proyek pemerintah.

Flemming dan Koppelman (1994) menjelaskan konsep earned value dibandingkan manajemen biaya tradisional. Seperti dijelaskan pada Gambar 2.1.a, manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui. Pada Gambar 2.1.a dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun kenyataan bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak dapat menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan target rencana. Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah besarnya pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut earned value/percent complete. Dengan adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek akan dapat lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari sejumlah biaya yang telah dikeluarkan (Gambar 2.1.b).

Gambar 2.1. Perbandingan Manajemen Biaya Tradisional dengan Konsep Earned Value

(6)

9

Universitas Kristen Petra

Elemen yang menjadi acuan dalam analisis kinerja waktu dalam metode earned value analysis adalah :

 Budgeted Cost for Work Scheduled (BCWS) merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu.

BCWS dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS juga menjadi tolak ukur kinerja waktu dari pelaksanaan proyek. BCWS merefleksikan penyerapan biaya rencana secara kumulatif untuk setiap paket-paket pekerjaan berdasarkan urutannya sesuai jadwal yang direncanakan.

 Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu. BCWP inilah yang disebut earned value. BCWP ini dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang telah diselesaikan. Ada beberapa cara untuk menghitung BCWP diantaranya adalah: Fixed formula, Milestone weights, Milestone weights with percent complete, Unit complete, Percent complete, Level of effort.

Rumus - rumus metode Earned Value Analysis yang dipakai : 1. Schedule Variance (SV)

Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatif menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan.

SV = BCWP- BCWS (2.6)

2. Schedule Performance Index (SPI)

SPI adalah Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan (BCWS).

SPI = BCWP

BCWS (2.7)

(7)

10

Universitas Kristen Petra

Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan yang mampu diselesaikan (relatif terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target pekerjaan yang sudah direncanakan.

3. Estimate Time to Complete ( ETC )

Estimate time to complete adalah perkiraan hari selesai dengan menggunakan SPI sebagai pembagi terhadap hari kerja rencana yang dapat menemukan durasi yang diperlukan hingga selesainya proyek.

ETC = Rencana hari kerja

SPI

(2.8)

Tanggal selesai proyek = Tanggal mulai proyek + ETC (2.9)

Gambar

Tabel 2.2. Duration-days Aktual  Aktivitas  Durasi  (hari)  Tanggal Proyek  Status 1 2 3 4  A  3  1  40%  B  2  0  40%  2.1.3
Gambar 2.1. Perbandingan Manajemen Biaya Tradisional dengan Konsep Earned  Value

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keseimbangan antara anak autism dan anak ADHD usia 10-12 tahun,

Nilai ini berarti bahwa sebesar 20,7% Pertumbuhan Ekonomi pada Provinsi Gorontalo dipengaruhi oleh Belanja Modal yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi apendik, memahami patogenesa abses apendik, memahami dan mengerti diagnosa, pengelolaan

Di dalam hati, vena porta bercabang- cabang seperti arterinya dan berakhir sebagai pembuluh-pembuluh seperti pada kapiler yang disebut sinusoid, dari sini darah

Pada sisi lain, sebuah perusahaan yang beroperasi pada titik B atau berada diatas garis Q-Q’ dinyatakan inefisien secara teknis karena titik a menggambarkan output yang

Aktivitas enzim protease pada hepar tikus putih (Rattus norvegicus) akibat induksi CsA diamati melalui uji aktivitas protease hasil isolasi hepar tikus putih (Rattus norvegicus)

Oleh karenanya, peneliti ingin mengetahui bagaimana panitia wakaf masjid menghimpun dana wakaf tunai dari masyarakat dengan waktu yang singkat dan metode