• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN UPBS DALAM PENYEDIAAN BENIH BAGI PENANGKAR MENDUKUNG PENYEBARAN VUB PADI DI NTB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN UPBS DALAM PENYEDIAAN BENIH BAGI PENANGKAR MENDUKUNG PENYEBARAN VUB PADI DI NTB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN UPBS DALAM PENYEDIAAN BENIH BAGI PENANGKAR MENDUKUNG PENYEBARAN VUB PADI DI NTB

The Role of UPBS in Seeds Provision for Breeders to Support Rice HYV Dissemination in West Nusa Tenggara

Nani Herawati1, Sabar Untung1, Eka Widiastuti1, dan Heru Rahmoyo Erlangga2

1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Jln. Paninjauan Narmada, Lombok Barat-NTB

2) Balai Pengkajian Terknologi Pertanian Sumatera Barat, Jl. Raya Padang Solok Km 40 Sukarami, Solok 27366

E-mail:naniherawati@litbang.deptan.go.id

ABSTRACT

The advantages of using improved seeds can be felt by the farmers if they are supported by proper availability of seeds in terms of type, quantity, and price. This paper aimed to examine the role of UPBS in providing seeds for rice breeders to support rice HYV dissemination in West Nusa Tenggara during 2011-2012, by analyzing both primary and secondary data. Primary data used were rice seeds dissemination data and the numbers of rice breeders who used source seeds from UPBS, while secondary data used were data of planting target, the needs for seeds, and contribution of seeds producers to meet seeds demand in West Nusa Tenggara. The data were analyzed descriptively. The assessment was conducted in 2012. The seeds dissemination had been done successfully by the UPBS of AIAT of West Nusa Tenggara. Out of 12 rice HYV disseminated by the UPBS in 10 regencies/municipalities in West Nusa Tenggara, Inpari 7 and Inpari 13 were the highest in terms of quantity, by 6.2 ton and 4.6 ton, respectively. The numbers of rice breeders who used source seeds from UPBS were spread over 8 regencies/municipalities in West Nusa Tenggara.

Keywords : UPBS, breeder seed, VUB, rice, NTB ABSTRAK

Penggunaan benih unggul dapat dirasakan manfaatnya oleh petani jika didukung oleh ketersediaan benih yang tepat baik jenis, jumlah dan harganya. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji peran UPBS dalam menyediakan benih bagi penangkar mendukung penyebaran VUB padi di NTB. Tulisan memaparkan keadaan UPBS dalam menyediakan benih sumber bagi penangkar dalam mendukung penyebaran VUB padi di NTB pada tahun 2011 – 2012, dengan mengkaji data primer dan data sekunder. Data primer menggunakan data penyebaran benih padi dan data penangkar yang menggunakan benih sumber dari UPBS sedangkan data sekunder menggunakan data sasaran tanam dan kebutuhan benih serta data kontribusi produsen benih terhadap pemenuhan kebutuhan benih di NTB. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Pengkajian dilakukan selama tahun 2012.

Penyebaran benih VUB padi cukup berhasil dilakukan oleh UPBS BPTP NTB, dari 12 VUB padi yang disebarkan oleh UPBS, VUB terbanyak yang disebarkan ke 10 Kabupaten/Kota di NTB adalah Inpari 7 (6,2 ton) dan Inpari 13 (4,6 ton) dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB. Jumlah penangkar yang menggunakan benih sumber padi dari UPBS tersebar di 8 kabupaten/kota di NTB.

Kata kunci: UPBS, penangkar benih, VUB, padi, NTB

(2)

PENDAHULUAN

Produksi padi di Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak tahun 2010 terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 produksi padi mencapai 2.067.137 ton dengan produktivitas 49,45 ku/ha dan pada tahun 2012 naik menjadi 2.114.231 ton dengan produktivitas 49,69 ku/ha (BPS, 2012). Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu indikator peningkatan produktivitas padi. Varietas unggul dapat berupa varietas unggul padi yang telah lama dikenal oleh petani maupun varietas baru yang belum terkenal di kalangan petani dan dikenal sebagai varietas unggul baru (VUB). VUB dilepas oleh badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian atau lembaga/ badan yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk menghasilkan varietas baru. Benih varietas unggul dipilih karena memiliki produktivitas yang tinggi, rasa sesuai dengan keinginan konsumen dan pasar, toleran terhadap serangan hama penyakit dan mampu beradaptasi dengan baik pada lokasi yang spesifik (Suwono et al., 2000). Namun penggunaan varietas unggul sering dihadapkan pada keterbatasan penyediaan benih bagi petani. Data kebutuhan benih padi yang dihasilkan oleh BPSB pada tahun 2009 sebanyak 11.113,86 ton dari luas tanam 370.462 ha dengan asumsi petani menggunakan benih 30 kg/ha, sedangkan sasaran produksi benih padi di NTB sebesar 7.920,00 ton dan akhir November 2010 produksi benih baru mencapai 7.445,758 ton.

Ketersediaan dan penyebaran benih unggul yang terbatas dan lambat merupakan salah satu alasan sebagian besar petani masih membuat benih sendiri tanpa memperhatikan kualitasnya.

Penggunaan benih unggul dapat dirasakan manfaatnya oleh petani jika didukung oleh ketersediaan benih yang tepat baik jenis, jumlah dan harganya.

Ketersediaan benih yang tepat mengakibatkan petani dapat melakukan penanaman dengan tepat waktu. Sampai saat ini penggunaan benih varietas unggul masih sangat terbatas. Penggunaan benih bersertifikat di NTB tahun 2008 mencapai 52 persen dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 55 persen.

Guna meningkatkan adopsi petani terhadap penggunaan benih unggul terutama VUB, mendorong Badan Litbang Kementerian Pertanian memberikan tugas kepada setiap BPTP untuk membentuk UPBS sebagai penyedia benih sumber VUB kelas FS dan SS yang selanjutnya akan disalurkan kepada penangkar benih. Usaha perbanyakan benih bermutu, berkualitas dan bersertifikat tidak dapat dilakukan oleh salah satu pihak saja sehingga peran penangkar sebagai lembaga yang akan menjadi bagian dari jaringan sistem perbenihan sangat dibutuhkan dalam mempercepat proses adopsi dan diseminasi VUB.

Penangkar benih diberikan wewenang untuk menghasilkan benih untuk kelas SS dan ES.

Oleh karena itu untuk memenuhi ketersediaan benih secara berkelanjutan diperlukan sistem perbenihan yang baik karena sistem perbenihan akan mampu menjamin ketersediaan benih bermutu secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian (Nugraha et al., 2009).

(3)

Makalah ini bertujuan untuk mengkaji peran UPBS dalam menyediakan benih bagi penangkar mendukung penyebaran VUB padi di NTB.

METODOLOGI PENELITIAN

Tulisan memaparkan keadaan UPBS dalam menyediakan benih sumber bagi penangkar dalam mendukung penyebaran VUB padi di NTB pada tahun 2011 – 2012, dengan mengkaji data primer dan data sekunder. Data primer menggunakan data penyebaran benih padi dan data panangkar yang menggunakan benih sumber dari UPBS sedangkan data sekunder menggunakan data sasaran tanam dan kebutuhan benih serta data kontribusi produsen benih terhadap pemenuhan kebutuhan benih di NTB. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Pengkajian dilakukan selama tahun 2012.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan produksi padi di NTB dilakukan melalui upaya peningkatan produktivitas tanaman padi. Selain dengan pengelolaan tanaman terpadu peningkatan produktivitas dapat tercapai dengan penggunaan benih unggul.

Masalah yang sering dihadapi petani adalah ketersediaan benih yang terbatas baik jenis, jumlah maupun harga, akibatnya waktu tanam terlambat dan produktivitas tanaman menurun sebagai akibat penggunaan benih yang tidak terjamin kualitasnya. Adapun sasaran tanam dan kebutuhan benih di NTB pada tahun 2011-2012 (Tabel 1).

Tabel 1. Sasaran Tanam dan Kebutuhan Benih Provinsi NTB tahun 2011-2012 No. Tahun Sasaran Tanam (Ha) Kebutuhan Benih (Ton)

1 2011 398.188 11.675,640

2 2012 395.188 11.855,640

Sumber: Laporan Akhir UPBS BPTP NTB, 2011

Pada Tabel 1 tampak bahwa sasaran tanam padi tahun 2011 adalah seluas 398.188 ha dengan kebutuhan benih padi sebanyak 11.675,640 ton sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan sasaran tanam menjadi 395.188 ha namun sebaliknya terjadi peningkatan jumlah kebutuhan benih menjadi 11.855,640 ton.

Hal ini mengindikasikan pada periode 2011-2012 terjadinya peningkatan penggunaan benih unggul padi di NTB. Peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat yang terjadi ternyata bukan disebabkan oleh tingkat partisipatif petani tetapi karena adanya program Pemerintah berupa Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU). Benih BLBU tersebut bahkan tidak memenuhi kesesuaian dengan

(4)

permintaan petani baik jenis, jumlah, waktu, kualitas, kemasan dan lokasi.

Keadaan ini akan menyebabkan buruknya citra benih unggul di mata petani akibatnya minat petani untuk menggunakan benih unggul juga semakin menurun.

UPBS sebagai salah satu unit kerja di bawah BPTP memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki citra benih unggul di mata petani dengan memproduksi dan menyediakan benih sumber varietas unggul bermutu bagi penangkar dan petani terutama VUB yang dihasilkan oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian.

Perbaikan citra VUB yang dihasilkan oleh penangkar di tingkat petani diharapkan dapat meningkatkan tingkat adopsi petani terhadap penggunaan benih VUB.

Sejak tahun 2007-2011 penyediaan benih sumber di NTB dipenuhi oleh tiga produsen benih yaitu BBI/BBU, BUMN dan penangkar swasta/lokal. Penangkar swasta memiliki kontribusi terbesar dalam memenuhi kebutuhan benih sumber di NTB (Gambar 1)

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000

2007 2008 2009 2010 2011

BBU/BBI (Ton) Penangkar Swasta (Ton)

BUMN (Ton)

Sumber: BPSB Prov NTB (Lap.Akhir UPBS BPTP NTB, 2011) Gambar 1. Kontribusi Produsen benih Padi di NTB tahun 2007-2011

Pada Gambar 1 tampak bahwa sejak tahun 2007 – 2011 penangkar swasta memiliki peran terbesar dalam memenuhi kebutuhan benih sumber di NTB, yang diikuti oleh BUMN dan BBI/BBU. Penangkar swasta umumnya memiliki luas areal penangkaran benih yang sempit (<0,5 ha) sehingga jumlah benih yang dapat dihasilkan juga terbatas namun karena jumlah penangkar yang tersebar di NTB cukup banyak maka total benih yang dapat dihasilkan juga banyak. BUMN dan BBI/BBU memiliki areal produksi benih yang cukup luas namun jumlahnya juga terbatas sehingga jumlah benih yang dihasilkan juga terbatas. Produksi dari ketiga produsen benih tentu saja belum mencukupi kebutuhan benih petani secara tepat.

Peluang ini dimanfaatkan UPBS untuk memenuhi kebutuhan benih yang tidak terpenuhi dengan menghasilkan benih sumber unggul dan melakukan kemitraan dengan penangkar-penangkar lokal berupa penyediaan benih sumber unggul.

Penyebaran benih sumber padi yang telah dilakukan oleh UPBS BPTP NTB tahun 2012 telah dilakukan pada 10 kabupaten/kota di NTB (Tabel 2).

(5)

Tabel 2. Penyebaran Benih Padi UPBS BPTP NTB tahun 2012 No Varietas/

ton

Jumlah benih yang tersalur berdasarkan varietas di kab/Kota (ton)

Kota mtrm Lobar Loteng Lotim KLU KSB Sbw Dompu Kota Bima Bima

1 Inp 1 ( 6,5) 0,25 0,4 0,3 - - - - 0,8 0,2 0.3

2 Inp 3

(1,12) 0,02 0,02 0,03 0,03 0,01 - 0,03 0,03 0,03 0.02

3 Inp 4

(2,48) 0,2 0,5 0,4 0,1 0,1 0,3 - - -

4 Inp 7 (6,) 0,5 0,7 0,7 02 0,1 0,1 0,2 0,4 0,7 0.8

5 Inp 10

(3,486) 0,2 0,3 0,3 0,4 - - 0,2 0,3 0,2 0.1

6 Inp 11

(0,73) 0,1 0,1 0,2 0,05 - - 0,02 0,03 0,03 0.04

7 Inp 13

(7,75) 0,1 0,3 0,2 0,7 - 0,1 0,2 0,7 0,8 1.5

8 Cigeulis

(1,77) 0,2 0,5 0,1 - - - - - - -

9 Mekongga

(0,68) - - 0,2 - - - - - - -

10 Pepe

(3,458) 0,55 1 0,4 - - - - 0,1 0,2 0.2

11 Stbgendit

(4,72) 0,1 0,2 - - - - - 0,03 1.5

12 Lusi (1,06) 0,03 0,5 0,2 - - - 0,02 - - -

Jumlah 2,15 4,42 3,23 3,28 0,21 0,2 0,97 2,36 2,19 4,46

Sumber: Laporan Akhir UPBS BPTP NTB, 2012

Pada Tabel 2 tampak bahwa UPBS BPTP NTB telah mampu menyebarkan benih sumber ke 10 kabupaten/kota di NTB. Kabupaten Bima (4,46 ton) dan Lombok Barat (4,42 ton) merupakan daerah yang menggunakan benih sumber produksi UPBS paling banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.

Kabupaten Bima memiliki areal produksi padi yang luas sehingga kebutuhan akan benih sumber padi juga banyak sedangkan jumlah benih sumber UPBS banyak terdistribusi ke Lombok Barat karena akses petani untuk mendapatkan benih sumber ke UPBS lebih dekat dibandingkan kabupaten/kota lain di NTB.

Penyebaran benih VUB padi cukup berhasil dilakukan oleh UPBS BPTP NTB, dari 12 VUB padi yang disebarkan oleh UPBS, VUB terbanyak yang disebarkan ke 10 Kabupaten/Kota di NTB adalah Inpari 7 (6,2 ton) dan Inpari 13 (4,6 ton). Kedua VUB ini merupakan VUB padi dilepas oleh badan Litbang Kementerian Pertanian pada tahun 2008 – 2010. Selain menyediakan dan menyebarkan benih sumber kepada petani di seluruh NTB, UPBS juga menyediakan benih sumber unggul yang dibutuhkan oleh penangkar – penangkar yang tersebar di wilayah NTB. Bagi pengembangan kegiatan penangkaran, UPBS menyediakan benih sumber kelas FS dan SS yang akan dikembangkan oleh penangkar menjadi benih sumber dengan kelas SS dan ES bagi petani. Upaya ini dilakukan untuk meminimalkan keterbatasan benih sumber bagi petani agar memenuhi ketepatan waktu, jenis, jumlah, biaya dan lokasi. Penangkar yang menggunakan benih sumber padi dari UPBS tahun 2011 – 2012 tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTB (Tabel 3).

(6)

Tabel 3. Data Areal Penangkaran dengan Benih Sumber Berasal dari UPBS BPTP NTB Tahun 2011 -2012

No Penangkar ALamat Varietas Kelas Luas

(Ha) I. Lombok Barat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

UD.Tani Selamet UD.Tani Selamet PB.Untung Ada KT.KekeriTimur 1 PB.Untung Ada UD.KaruniaTani UD.TaniMandiri UD.KaryaBaru UD.KaryaBaru UD.KaryaBaru UD.TaniMandiri PutriTaniMandiri BBU Lobar UPBS BPTP NTB UD. TuiJati UD. TuiJati

Penanggak-Lobar Penanggak-Lobar Narmada-Lobar Duman –Lobar Narmad-Lobar Jerangoan –Lobar Narmada-Lobar Gerung-Lobar Gerung-Lobar Gerung-Lobar Narmada-Lobar Narmada-Lobar Narmada-Lobar Narmada-Lobar Lingsar-Lobar Lingsar-Lobar

Situbagendit IR66 Pepe Situbagendit Inpari 1 Situbagendit Inpari 13 Situbagendit Situbagendit IR66 Inpari 13 Situbagendit Cigeulis Situbagendit Situbagendit Situbagendit

BP BP BP BP BP BP BP BP BP BP BP BP BR BP BP BP

4,00 2,00 1,50 0,80 1,00 1,50 1,50 2,00 1,50 1,50 1,25 0,75 0,80 1,00 1,50 2,00 24,60 II Lombok Tengah

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

UD.BudiTani UD Budi Tani UD Budi Tani UD Tunas Urip UD.TunasUrip UD.SetiaTani Ysn. Sunnatul Huda UPB.Sedau GpktanSinarRinjani UD.HasilTani UD. HasilTani UD.HaslTani UD. Budi Tani KT.AmarMakruf GpktanBsmillah GpktanBismillah BBU Padi UD.Citra Nusa UD.Sedulur UD.UsahaTani GpktanJatiAgung UD.GemilangTani UD.HasilTani UD.HasilTani UD.HasilTani UD.Bodak UD.MekarTani

Pujut-Loteng Pujut-Loteng Pujut-Loteng Bonjeruk-Loteng Bonjeruk-Loteng Pujut-Loteng Teratak-loteng Sedau-Loteng TeratakLoteng Abiantubuh-Loteng Abiantubuh-Loteng Abiantubuh-Loteng Praya -Loteng AIkBukak-Loteng Praya-Loteng Praya-Loteng AikMual – Loteng Praya-Loteng Jonggat-Loteng Pengadang-Loteng Praya-Loteng Praya-Loteng Abiantubuh-Loteng Abiantubuh-Loteng Abiantubuh-Loteng Praya-Loteng Panjisari-Loteng

IR66 Situbagendit Inpari 7 Ciliwung Mekongga Inpari 11 Situbagendit IR66 Situbagendit Pepe Inpari 1 Situbagendit Cigeulis Inpari 13 Inpari 7 Situbagendit Situbagendit Situbagendit Inpari 13 Inpari 13 Inpari 3 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 7 Inpari 13 Inpari 7

BP BP BR BP BP BR BP BP BP BP BP BP BR BP BR BP BP BP BP BP BR BP BR BR BR BP BR

1,00 2,00 1,00 0,50 2,00 1,70 1,00 1,00 2,00 1,20 1,00 0,50 5,00 0,65 2,85 0,95 3,00 1,50 0,50 2,50 3,00 7,00 1,00 1,50 0,75 0,40 2,50 48,00

(7)

Tabel 3. (Lanjutan)

No Penangkar ALamat Varietas Kelas Luas

(Ha) III Lombok Timur

45 46 47 48

UD.Kartini UD.Kartini UD.Kartini UD.Kartini

Anjani-Lotim Anjani-Lotim Anjani-Lotim Anjani-Lotim

Mekongga Situbagendit Inpari 13 Inpari 13

BP BP BP BP

0,25 0,50 1,15 0,30 2,20 IV KSB

49 50 51 52 53 54 55

Ir.Riyadi Ir.Riyadi KT.OrongMonar KT.OrongMonar KT.OrongMonar I KT.OrongMonar I Agus Adnan

Taliwang-KSB Taliwang-KSB Brang Rea-KSB Brang Rea-KSB Brang Rea-KSB Brang Rea-KSB Taliwang-KSB

Situbagendit Inpari 13 Inpari 3 Inpari 11 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13

BP BP BR BP BP BP BP

0,30 0,75 1,00 1,00 4,50 0,25 3,50 11,30 V Sumbawa

56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

UD.Hidayah UD.Mitra Karya KT.Blok Kokar KT. Beringin I CV.Amanah bsdra KWT.Bakti Lestari UD.Mekar Jaya BBU Lape UD.Sabar Tani UD.Sabar Tani Koptan Aliramata UD.khalifah

Sumbawa Lape-Sbw Merante-Sbw Merante-Sbw Langgam-Sbw Alas –Sbw Pengenyer-Sbw Lape-Sbw Serange-Sbw Serange-Sbw Lape-Sbw Sumbawa

Inpari 13 Inpari 13 Situnagendit Situbagendit Inpari 13 Inpari 3 Situbagendit Situbagendit Situbagendit Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13

BP BP BP BP BP BR BP BP BP BP BP BP

1,00 3,00 7,00 1,00 1,00 1,00 1,50 0,50 1,00 1,00 2,00 4,00 24,00 VI Dompu

68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85

Harun Harun

UD.Tani Agro Persd UD.Tani Agro Persd Maman HB

Tasrif Tasrif

KT.Sinar Harapan Asrin

UD.Budi Luhur KT.Sinar Harapan UD.Tani Agro Persd UD.Tani Agro Persd UD.Tani Agro Persd UD.Tani Agro Persd BBU Monta Baru UD .Sumber Alam UD.Budi Luhur

Pelat-Dompu Pelat-Dompu Kandai II-Dompu Kandai II-Dompu Data-Dompu Kandai II-Dompu Kandai II-Dompu Dore Bara-Dompu Karijawa-Dompu Kandai II-Dompu Dorebara-Dompu Kandai II-Dompu Kandai II-Dompu Kandai II-Dompu Kandai II-Dompu Monta Baru-Dompu Bada-Dompu Bali Bunga-Dompu

Situbagendit Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13 IR66 Situbagendit Cigeulis Situbagendit Inpari 13 Inpari 13 Cigeulis IR66 Situbagendit IR66 IR66 Situbagendit

BP BP BP BP BP BP BP BP BR BP BP BP BR BP BP BP BP BP

0,35 0,35 2,00 0,50 1,50 0,50 1,00 2,00 1,50 2,00 0,75 1,50 1,50 2,00 1,00 0,50 2,00 0,50 21,45

(8)

Tabel 3. (Lanjutan)

No Penangkar ALamat Varietas Kelas Luas

(Ha) VII Bima

86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Drs.Abubakar Har Herman

M.Saleh H.AB,SPd H.A Malik Ahmad H.Malik Ahmad Fahrudin M.Yasin Alusain Arif RahmanSPt,MM Gufron,SH

Drs.Mahbub Nurdin H.Ibrahim Abdurahman Ir.Saiful Ir. Saiful BBU. Sila

Samili-Bima Ambalawi-Bima Palibelo-Bima Sakuru-Bima Sakuru-Bima Woha-Bima Woha Bima Wera-Bima Wera –Bima Palibelo –Bima Wera-Bima Woha-Bima Woha-Bima Woha-Bima Bolo-Bima

Inpari 7 Inpari 13 Inpari 7 Inpari 7 Inpari 7 Inpari 7 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 7 Inpari 13 Inpari 13 Inpari 7

BR BP BR BR BR BR BR BP BP BP BP BR BP BP BR

2,25 1,02 0,50 1,50 2,00 1,40 0,80 0,60 1,50 1,00 0,50 1,10 0,25 0,30 2,70 17,42 VIII Kota Bima

101 102 103 104 105 106 107 108 109

Hj.Maryam Muslim Muslim KT.Kembu KT.AnwarMansyur Hj.Maryam Irwan, SPd M.Ali Ibrahim

Raba-Kota Bima Asakota-Kota Bima Asakota-Kota Bima Raba-Kota Bima Asakota-Kota Bima Raba-Kota Bima Raba-Kota Bima Raba-Kota Bima Asakota-Kota Bima

Inpari 13 Inpari 10 Mekongga Inpari 7 Inpari11 Situbagendit Situbagendit Inpari 13 Inpari 13

BP BR BP BR BR BP BP BP BP

1,00 1,50 0,50 0,75 0,50 1,50 0,50 1,00 0,50 7,75 Sumber: Laporan Akhir UPBS BPTP NTB, 2012

Pada Tabel 3 tampak bahwa dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB, penangkar yang menggunakan benih sumber padi dari UPBS tersebar di 8 kabupaten/kota. VUB padi yang ditangkarkan berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain sesuai dengan preferensi petani di daerah tersebut. Penangkar yang berada di pulau Lombok umumnya mengusahakan varietas padi selain Inpari, hal ini terjadi karena petani di pulau Lombok enggan menanam VUB Inpari.

Minat petani di Lombok untuk menanam VUB Inpari sangat rendah karena petani merasa kesulitan pada saat merontokkan Inpari 13, petani mengangggap semua VUB Inpari memiliki sifat yang sama dengan Inpari 13. Sebagian besar petani di pulau Lombok masih menggunakan perontok manual pada saat kegiatan pasca panen.

Kondisi sebaliknya terjadi pada petani di pulau Sumbawa, minat petani terhadap VUB Inpari 13 yang sangat tinggi menyebabkan varietas yang diusahakan oleh penangkar-penangkar benih yang ada di pulau Sumbawa adalah Inpari 13. Hal ini terjadi karena produksi Inpari 13 yang mereka tanam sangat tinggi

(9)

dibandingkan VUB lainnya. Petani di pulau Sumbawa sebagian besar telah menggunakan threser untuk merontokkan padi sehingga mereka tidak menemui kesulitan seperti halnya petani di pulau Lombok.

Kelas benih yang diusahakan oleh para penangkar-penangkar di NTB dengan sumber benih dari UPBS sebagian besar adalah kelas BP atau SS dan kelas BR atau ES dengan harapan benih yang dihasilkan nantinya adalah kelas ES yang akan langsung digunakan oleh petani sebagai benih sumber.

Ketersediaan benih sumber di setiap penangkar-penangkar yang tersebar di setiap kabupaten/kota di NTB diharapkan mampu memotong jalur distribusi benih sumber sehingga benih sumber tersedia bagi petani secara tepat waktu, jenis, jumlah dan harga dan lokasi. Tepat waktu dan lokasi karena benih sumber tersedia langsung di masing-masing daerah, tepat jenis karena benih sumber yang diproduksi oleh penangkar di daerah disesuaikan dengan preferensi petani di masing –masing daerah. Tepat jumlah karena ketersediaan benih sumber yang diproduksi oleh penangkar – penangkar digunakan untuk memenuhi kebutuhan benih di daerah tersebut dan daerah sekitarnya.

Kemampuan penangkar untuk memenuhi kebutuhan benih secara tepat diharapkan mampu menjawab permasalahan keterbatasan benih sumber di tingkat petani. Keberadaan penangkar secara tidak langsung mempercepat proses adopsi VUB padi di petani, sehingga peran penangkar dalam penyebaran VUB padi dan sistem perbenihan menjadi sangat penting dan strategis.

KESIMPULAN

Peningkatan produksi padi salah satunya ditentukan oleh penggunaan benih unggul. UPBS BPTP memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan benih sumber bagi petani dan penangkar. Penangkar benih sebagai penyedia benih sumber dan secara tidak langsung ikut meningkatkan daya adopsi VUB padi di tingkat petani. UPBS dan penangkar memiliki hubungan kemitraan yang kuat dalam meningkatkan ketersediaan benih sumber bagi petani di NTB khususnya dan Indonesia umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Seluruh Provinsi.

http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php. diakses pada tanggal; 30 April 2014 BPSB NTB. 2012. Laporan Akhir Kegiatan BPSB Nusa Tenggara Barat

Sabar Untung, et al. 2012. Laporan Akhir UPBS BPTP NTB.

Nugraha, U. S., A. Darajat, M. Y. Samaullah, dan Indrastuti. 2009 Masalah dan Solusi Perbenihan

Suwono, W. Astuti, H. Sembiring dan F. Kasijadi. 2000. Paket Teknologi Padi Spesifik Lokasi di Jawa Timur. BPTP Karangploso. Hal. 1-21.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam skripsi tersebut penelitian memfokuskan meneliti tentang kemampuan membaca Alquran siswa yang mengikuti TPA dan yang tidak mengikuti TPA, ini dapat

Penelitian yang dilakukan Wardani (2017), berjudul Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan Kontribusinya

67,70, dan tindakan III nilai rata-rata aktivitas menulis karangan narasi siswa adalah 73,95. Nilai rata-rata yang dicapai tersebut menunjukan bahwa aktivitas

Sebuah penelitian dilakukan terhadap perempuan yang merupakan seorang istri dan juga seorang pekerja di kota Malang menunjukan bahwa peran istri pada pengambilan

disambung KU tadi. 6) Setelah itu hubungkan konektor output splitter menuju ODP di OTB yang berada dibawah OTB yang menuju sentral. 7) Kemudian teruskan kembali penarikkan

Ketiga langkah pembelajaran tersebut mencerminkan keterorganisiran materi (Presentasi Advance Organizer), pemaparan materi yang terorganisir (Presentasi tugas-tugas

Selain pada KUHP, aturan mengenai penanggulangan dan penyelesaian konflik berbasis agama dapat ditemukan pada ketentuan Pasal 2 ayat (1) Penetapan Presiden Republik

Dengan demikian Kristologi saksi Yehuwa yang menyatakan bahwa Kristus adalah ciptaan yang pertama kali diciptakan oleh Allah tidaklah tepat.. …(Petrus Yunianto) ...(