• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Kelola Desa dengan Pendekatan Strategic Vision dalam Kerangka Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan (Studi kasus di Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tata Kelola Desa dengan Pendekatan Strategic Vision dalam Kerangka Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan (Studi kasus di Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

Tata Kelola Desa dengan Pendekatan Strategic Vision dalam Kerangka Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan

(Studi kasus di Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta)

BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Vincentius Dhanang W (E0012390 / 2012) (Ketua Kelompok) Fatia Gupita(E0013171 / 2013) (Anggota 1)

Asmarsha Qathrinada (E0014049 / 2014) (Anggota 2)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halama Pengesahan . ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Gambar ... iii

Daftar Tabel ... iv

Ringkasan ... v

Bab I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Urgensi Penelitian ... 3

1.5.Luaran Yang Diharapkan ... 3

1.6.Kegunaan Penelitian ... 4

Bab II Tinjauan Pustaka 2.1.Tata Kelola Desa ... 4

2.2.Visi Strategis (Strategic Vision) Pembangunan Desa Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan ... 6

Bab III Metode Penelitian 3.1.Jenis Penelitian ... 7

3.2.Sumber Data Penelitian ... 7

3.3.Lokasi Penelitian ... 8

3.4.Tekhnik Pengumpulan data ... 8

3.5.Analisis Hasil Penelitian ... 8

Bab IV Rancangan Biaya dan Jadwal Kegiatan 4.1.Ringkasan Anggaran Biaya ... 9

4.2.Jadwal Kegiatan ... 9

Daftar Pustaka ... 10

(4)

Daftar Gambar

(5)

Daftar Tabel

(6)

RINGKASAN

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah memberikan peran kepada desa untuk bertugas melaksanakan pembangunan desa demi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan masyarakat desa. Akan tetapi, pembangunan tersebut haruslah tetap dilakukan dengan cara yang tepat dan mampu memperhatikan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta merupakan desa yang masyarakatnya sedang aktif melakukan kegiatan penambangan pasir di pesisir pantai Samas. Kegiatan tersebut telah membawa dampak buruk terhadap ekosistem pantai Samas karena lahan bukit pasir yang dahulunya berfungsi sebagai sarana alami penghalang terjadinya deflasi dan abrasi kini menjadi semakin terkikis dan rusak. Faktor keuntungan ekonomi merupakan alasan yang sering muncul dan seolah mengesampingkan dampak kerusakan lingkungan.

Strategic vision yang berpedoman pada Undang-Undang Desa merupakan solusi

yang ditawarkan penulis untuk mengatasi masalah Desa Gadingharjo agar mampu mengarahkan pembangunan desa lebih berwawasan lingkungan dan berkelanjutan demi kelestarian alam pantai samas serta dapat terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat desa Gadingharjo baik untuk generasi yang sekarang maupun yang akan datang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum yuridis empirik, dimana dalam penelitian ini membutuhkan data hukum primer dan data hukum sekunder. Dalam melakukan analisa hasil penelitian digunakan metode pengumpulan data dari studi lapangan, studi kepustakaan, hasil wawancara terstruktur dan juga peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian. Konsep visi strategis

(strategic vision) dalam pembangunan Desa Gadingharjo diharapkan bisa menjadi

pijakan dan percontohan bagi desa-desa yang lain dalam mengurus tata kelola desa untuk mewujudkan pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Keberadaan desa di Indonesia pada umumnya sudah ada sejak Pemerintah Republik Indonesia ini belum berdiri. Ketika masih zaman kerajaan dulu, desa diakui sebagai wilayah kesatuan hukum dibawah naungan kerajaan. Hal ini dapat

dibuktikan misalnya dari ”Kitab Negarakertagama” kitab sejarah peninggalan kerajaan majapahit dan ”Serat Wulangreh” peninggalan kasunanan Surakarta yang

menceritakan keberdaan desa. Bahkan pada saat masa pemerintahan Hindia Belanda, desa juga dijadikan sebagai satu kesatuan wilayah hukum berdasarkan adat istiadat yang mempunyai kedaulatan dengan dibuatkan undang-undang tentang desa, yaitu IGO (Islandsche Gemeente-Ordonnantie) tanggal 13 Februari 1906 untuk desa di wilayah Jawa dan Madura dan IGOB (Hogere Inlandsche Verbanden Ordonnantie Buitengewesten) untuk desa di wilayah Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.1

Setelah Negara Republik Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara merdeka pada tahun 1945, desa kemudian dijadikan sebagai ujung tombak negara dalam usaha memberantas kemiskinan dan kebodohan. Hal tersebut seiring Badan pekerja Komite Nasional Pusat mengeluarkan pengumuman No. 2. yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 1 tahun 1945 dan mengatur kedudukan Desa serta kekuasaan komite nasional daerah sebagai badan legislatif yang dipimpin oleh seorang Kepala Daerah. Namun karena undang-undang tersebut dianggap tidak sempurna maka pada tanggal 10 Juli 1948, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 yang berisi; (a) Desa adalah merupakan satu kesatuan wilayah hukum berdasarkan adat istiadat yang berkedaulatan dalam wilayah pemerintahan republik indonesi; (b) RT/Dusun dipertahankan sebagai bagaian dari desa; (c) Desa merupakan pemerintahan administrasi tingkat ketiga setelah pemerintahan Kabupaten dan pemerintahan Provinsi.

Seiring berjalannya waktu, sistem pengaturan desa terus mengalami perubahan dari mulai memasuki masa orde baru, awal reformasi hingga dewasa ini yang terbaru berlaku ialah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam persoalan pembangunan desa, hadirnya Undang-Undang ini telah memberikan semangat pembangunan desa yang lebih pro-lingkungan. Hal ini tak lain karena dalam Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Desa telah dijelaskan bahwa

‘Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan secara berkelanjutan.’ Melalui Pasal tersebut, secara prinsipnya

1

(8)

Indonesia telah menyadari bahwa desa sangat memiliki peran penting dan strategis dalam menjaga integritas ekosistem alami dan ketahanan pangan agar bisa terus memberikan mencukupi kebutuhan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

Akan tetapi, dalam realitasnya masih banyak juga ditemukan desa yang menjalankan pembangunan desa yang hanya berupaya meningkatan ekonomi semata tanpa ada upaya untuk memperhatikan kelestarian lingkungan. Berdasarkan data WALHI pada tahun 2014 saja sudah terdapat 14 ribu desa di Indonesia yang dilanda bencana ekologi karena tindakan manusia dalam eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan lingkungan.2 Salah satunya yang terjadi ialah yang terjadi di Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan penambangan pasir yang berada pada pesisir pantai wilayah desa tersebut telah membawa dampak yang buruk terhadap berubahnya bentuk lahan yang semula berupa bukit pasir menjadi dataran rendah. Padahal, bukit pasir tersebut dahulunya berfungsi sebagai sarana alami penghalang terjadinya deflasi dan abrasi di wilayah pesisir pantai Samas.3 Namun, karena faktor keuntungan ekonomi yang besar dari kegiatan penambangan pasir tersebut, masyarkat Desa Gadingharjo seolah melupakan ancaman terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi.

Melihat permasalahan di atas, tata kelola Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta haruslah disandarkan pada konsep strategic vision (visi strategis) pembangunan berkelanjutan Indonesia agar dalam menjalankan pembangunan desa nantinya dapat diarahkan secara berwawasan lingkungan dan berkelanjutan guna mencegah kerusakan lingkungan yang lebih besar dan tetap memberikan kesejahteraan pada masyarakat desa serta terpenuhinya kebutuhan bagi generasi yang sekarang dan yang akan datang.

1.2. Rumusan Masalah

Mendasar dari latar belakang di atas, penulisan ini akan merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi tata kelola Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta saat ini ditengah isu pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam UU Desa ?

2. Bagaimana dan apa urgensi dari konsep strategic vision sebagai pijakan Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta dalam melaksanakan pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ?

2

http://jambi.tribunnews.com/2015/06/30/kerusakan-lingkungan-sebabkan-14-ribu-desa-kena-bencana-ekologi diakses pada 27 September 2015 pukul 22.20 WIB

3

(9)

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Identifikasi dan inventarisasi problematika tata kelola Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta ditengah isu pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam UU Desa.

2. Merumuskan konsep strategic vision sebagai pijakan Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta dalam melaksanakan pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 3. Menunjukan urgensi yang mendesak bahwa konsep strategic vision

merupakan pijakan yang tepat dalam melaksanakan pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan harus segera diterapkan dalam tata kelola desa.

1.4.Urgensi Penelitian

Daerah perdesaan merupakan daerah yang memiliki peran penting dan strategis dalam menjaga integritas ekosistem alami maupun ekosistem semi-alami. Mulai dari pelestarian sumber daya alam, konservasi sumber daya genetik, menyediakan cadangan daerah yang sehat, pemberdayaan tradisi dan kebiasaan, menjamin keseimbangan demografis sampai ketahanan pangan sangat memerlukan peran dari daerah perdesaan.4

Kegiatan penambangan pasir yang berada pada pesisir pantai wilayah Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta merupakan kegiatan yang telah membawa dampak buruk terhadap berubahnya bentuk lahan yang semula berupa bukit pasir menjadi dataran rendah. Padahal, bukit pasir tersebut dahulunya berfungsi sebagai sarana alami penghalang terjadinya deflasi dan abrasi di wilayah pesisir pantai Samas yang juga merupakan habitat banyak makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang di daerah tersebut.

Sejalan dengan visi misi yang tertuang dalam UU Desa serta konsep

strategic vision pembangunan berkelanjutan dalam Agenda 21, maka merupakan

faktor penting bagi Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta untuk melaksanakan pembangunan desa secara berwawasan lingkungan dan berkelanjutan demi menjaga ekosistem wilayah pesisir pantai Samas dan juga meningkatan kesejahteraan desa dengan cara yang lebih pro-lingkungan demi kebaikan kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang.

1.5. Luaran yang Diharapakan

Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

4

Zacharoula S. Andreopoulou, Vagis Samathrakis, Soulla Louca, Maro Vlachopoulou, 2014,

E-Innovation for Sustainable Development of Rural Resources During Global Economic Crisis,

(10)

1. Artikel yang dimuat didalam jurnal terakreditasi nasional, khususnya jurnal Yustisia Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Tata Kelola Pemerintahan Desa dengan pendekatan “strategic vision

yang mampu menjalankan pembangunan desa secara berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

1.6.Kegunaan Penelitian

1. Menghasilkan keluaran terkait tata kelola desa yang mampu menjalankan pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melalui konsep visi strategis (strategic vision) ideal yang diperoleh.

2. Meletakan dasar-dasar yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembangunan Desa

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar dalam serangkaian kegiatan untuk mencapai suatu perubahan dari keadaan yang buruk menuju ke keadaan yang lebih baik yang dilakukan oleh masyarakat tertentu di suatu Negara. Sondang P. Siagian mendefinisikan pembangunan adalah “Suatu usaha atau serangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan pemerintahan dalam

usaha pembinaan bangsa”.5 Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam konsep

pembangunan terdapat dua syarat yang harus dipenuhi yakni: harus ada usaha yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintahnya, dilaksanakan secara sadar, terarah dan berkesinambungan agar tujuan dari pembangunan itu dapat tercapai. Dari beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembangunan tersebut, bahwa pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam suasana kehidupan yang penuh harmonis.

Dalam pembangunan, peran serta seluruh lapisan masyarakat selaku pelaku pembangunan dan pemerintah selaku pengayom, Pembina dan pengarah sangat diperlukan. Antara masyarakat dan pemerintah harus berjalan seiring, saling mengisi, melengkapi dalam satu kesatuan gerak pembangunan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Pembangunan harus menyangkut semua pihak yaitu dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, pembangunan yang pertama harus

di bina dan dikembangkan adalah pembangunan desa. Perkataan “desa” menurut Suhardjo Kartohadikusoemo dan Hatta Sastra Mihardja adalah berasal dari

perkataan “Sanskrit” yang artinya tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran.6

5

Sondang P Siagian, 1991, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 21.

6

(11)

Berkenaan dengan pembangunan desa, Daeng Sudirwo, mendefinisikan

pembangunan desa sebagai berikut: “Pembangunan desa adalah proses perubahan yang terus menerus dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat beserta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, mateeri dan spiritual berdasarkan pancasila yang berlangsung di desa.”7

Dengan demikian, maka pembangunan desa perlu terus diupayakan karena secara keseluruhan desa merupakan landasan bagi ketahanan nasional seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, untuk mencapai tujuan dari pembangunan desa itu, pelaksanaan pembangunan di berbagai aspek kehidupan baik aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama maupun dalam aspek pertahanan dan keamanan. Melalui pembangunan desa diupayakan agar masyarakat memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan.

Pembangunan desa dengan berbagai masalahnya merupakan pembangunan yang berlangsung menyentuh kepentingan bersama. Dengan demikian desa merupakan titik sentral dari pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan desa tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh satu pihak saja, tetapi harus melalui koordinasi dengan pihak lain baik dengan pemerintah maupun masyarakat secara keseluruhan. Dalam merealisasikan pembangunan desa agar sesuai dengan apa yang diharapkan perlu memperhatikan beberapa pendekatan dengan ciri-ciri khusus yang sekaligus merupakan identita pembangunan desa itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh C.S.T Kansil,8 yaitu komprehensif multi sektoral yang meliputi berbagai aspek, baik kesejahteraan maupun aspek keamanan dengan mekanisme dan sistem pelaksanaan yang terpadu antar berbagai kegiatan pemerintaha dan masyarakat. Perpaduan sasaran sektoral dengan regional dengan kebutuhan essensial kegiatan masyarakat. Pemerataan dan penyebarluasan pembangunan keseluruhan pedesaan termasuk desa-desa di wilayah kelurahan. Satu kesatuan pola dengan pembangunan nasional dan regional dan daerah pedesaan dan daerah perkotaan serta antara daerah pengembangan wilayah sedang dan kecil. Menggerakan partisipasi, prakaras dan swadaya gotong royong masyarakat serta mendinamisir unsur-unsur kepribadian dengan teknologi tepat waktu. Jadi di dalam merealisasikan pembangunan desa itu harus meliputi berbagai aspek, jangan dari satu aspek saja, agar pembangunan desa itu dapat sesuai dengan apa yang diinginkan. Pembangunan desa itu harus meliputi berbagai aspek kehidupan dan penghidupan artinya harus melibatkan semua komponen yaitu dari pihak masyarakat dan pemerintah, dan harus langsung secara terus menerus demi tercapainya kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

7

Daeng Sudirwo, 1985, Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah dan Pemerintahan Desa.

Bandung: Aksara. Hlm. 63.

8

(12)

2.2. Visi Strategis (Strategic Vision) Pembangunan Desa Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

Visi strategis terdiri dari dua kata, yakni visi dan stretegis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) visi diartikan sebagai (1) kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; (2) pandangan atau wawasan ke depan. Sebuah visi yang baik adalah model mental dari kemungkinan apa yang terjadi di masa depan, apa yang ingin dicapai dimasa depan dan selalu berpikir tentang masa depan. Burt Nanus menjelaskan bahwa visi menggambarkan dunia fiktif yang tidak dapat diamati atau diverifikasi terlebih dahulu dan pada kenyataannya saat ini. Namun, jika itu adalah model mental yang baik, visi harus menunjukkan cara untuk mengidentifikasi tujuan dan bagaimana merencanakan untuk mencapainya. Lebih lanjut Nanus juga memberikan unsur-unsur visi yang baik, yakni visi haruslah idealis, realistis, bercita-cita tinggi, memiliki tujuan dan arah, memiliki antusiasme dan komitmen, mudah dipahami, memiliki keunikan dan ambisius.9

Sedangkan kata strategis yang mimiliki kata asal strategi dari bahasa Yunani strategos atau strategeus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal, namun dalam bahasa Yunani kuno sering berarti perwira negara (state

officer) dengan fungsi yang lebih luas.10 Dalam KBBI strategis diartikan sebagai

berhubungan, bertalian, berdasar strategi. Menurut pendapat Rabin bahwa strategi merupakan kerangka kerja (frame work), teknik dan rencana yang bersifat spesifik atau khusus:11 Sedangkan menurut Hamel dan Prahalad strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan banyak orang di masa depan.12 Dengan demikian visi strategis adalah istilah yang luas digunakan untuk menggambarkan salah satu elemen penting dari perencanaan usaha strategis secara keseluruhan. Visi strategis membantu untuk mengatur parameter pengembangan perencanaan langkah-langkah spesifik untuk bisa membuat visi menjadi sebuah kenyataan dan dapat diraih

Dalam konsideran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) menjabarkan bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Sementara

strategic vision yang dimiliki Indonesia, yakni hasil dari PROPENAS tahun

2001-2004 tentang pembangunan berkelanjutan, terutama pembangunan ekonomi, dilakukan berdasarkan kapasitas yang tersedia dari sunber daya alam, lingkungan dan karakter sosial. Pengelolaan sumber daya alam nasional dan lingkungan di

9

http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/ndu/strat-ldr-dm/pt4ch18.html 10

Salusu. J, 2003, Pengambilan keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi non profit, Jakarta: Rasindo. Hlm. 85.

11

Rabin et.al, 2000, Handbook of Strategic Management, New York: Marcell Dekker. p.15.

12

(13)

masa mendatang harus didasarkan pada aspek penting pada produksi dan ruang aktifitas untuk konservasi dan kesehatan lingkungan. Selain itu dari Agenda 21 Indonesia juga terdapat 4 aspek yang menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan Indonesia, yakni (1) pelayanan masyarakat; (2) pengolahan limbah; (3) pengelolaan sumber daya tanah; (4) pengelolaan sumber daya alam.

Desa sebagai sebuah organisasi yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 harus menjalankan pembangunan desa dengan sandaran visi strategis tersebut agar tercapai pembangunan desa secara berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini tentunya akan bermanfaat bagi generasi yang sekarang dan yang akan datang mengingat begitu vitalnya peran desa dalam memenuhi kebutuhan nasional.

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian hukum diperlukan suatu metode penelitian yang kemudian akan digunakan peneliti untuk menunjang hasil penelitian tersebut guna mencapai tujuan penelitian hukum. Adapun peneliti akan menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

3.1. Jenis Penelitian

Secara sekilas, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian hukum identik dengan pemberian preskripsi atas isu hukum yang muncul didalam masyarakat,13 maka dapat dikatakan jenis usulan penelitian ini adalah penelitian hukum yang berjenis yuridis empirik. Penelitian hukum yuridis empirik yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti fakta hukum yang terjadi di lapangan dengan data yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder 14

3.2. Sumber Data Penelitian

Isu hukum dalam usulan penelitian ini adalah tata kelola desa dengan pendekatan strategic vision dalam kerangka dalam kerangka pembangunan desa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Peneliti dalam usulan penelitian ini akan menggunakan:

a. Bahan Hukum Primer

Meliputi Agenda 21 KTT Rio de Janeiro, Konstistusi Undang-Undang dasar 1945 Setelah Amandemen, Agenda 21 Indonesia, Undang– Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan, Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang

13

Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada, Hlm. 37.

14

(14)

Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Dan Recycle Melalui Bank Sampah, Peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, dan Peraturan Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta b. Bahan Hukum Sekunder

Hasil wawancara, pengamatan, kuisioner, artikel Ilmiah Hukum dibidang

rural development, environmental, dan strategic vision.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dikenal adalah studi kepustakaan; pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan daftar pertanyaan (kuesioner).15

3.5Teknik Analisa Hasil Penelitan

Dalam usulan penelitian ini, Peneliti akan menganalisa hasil penelitian yang akan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Analisis hasil penelitian

15

Ronny Hanitijo Soemitro, 1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm. 12.

Secara historis, terbentuknya

kesepakatan negara-negara di dunia dalam The United Nation Conference ent and ED) atau yang lebih Secara historis,

terbentuknya

kesepakatan n Secara historis, terbentuknya kesepakegara-negara di

dunia dalam The

Bahan primer dan bahan sekunder, meliputi:

Artikel Ilmiah di bidang rural development , hasil penelitian di bidang rural development,

environmental, dan strategic vision

Premis Mayor

Meliputi :

Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen, Agenda 21, Peraturan perundang-undangan di bidang desa, Peraturan Perundang-undangan di bidang lingkungan, Peraturan Perundan-Undangan di bidang Pemerintah Daerah, Peraturan Mentri di bidang pembangunan desa, Peraturan Desa

Premis Minor

Meliputi :

Buruknya tata kelola pemerintahan Desa Gadingharjo, Sanden, Bantul, Yogyakarta dalam menjalankan pembangunan desa yang berakibat rusaknya lingkungan dan wilayah-wilayah perdesaan

Silogisme Deduksisi

Kesimpulan/dalam ilmu hukum dikategorikan preskripsi

Tata kelola pemerintahan desa dengan pendekatan

strategic vision yang mampu menjalankan

pembangunan desa secara berwawasan lingkungan dan berkelanjutna

(15)

BAB IV

RANCANGAN ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Rancangan Anggaran

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan Penunjang dan Bahan Habis

Pakai 3.100.000

2 Perjalanan 2.700.000

3 Pelaporan dan lain-lain 700.000

Total 6.500.000

Tabel 1.Ringkasan Biaya

4.2Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke-

Ke-I Ke-II Ke-III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Penelitian

a.Survey Awal

b.Penyusunan Laporan c.Penyusunan

Instrumen Penelitian d.Perijinan

2 Pelaksanaan Penelitian

a.Pengumpulan Data b.Entry Data

c.Analisis Data

3 Penyusunan Laporan Hasil Peneltian

(16)

Daftar Pustaka

Agenda 21 Konferensi Tingkat Tinggi Rio de Janeiro

Hanitijo Soemitro, Ronny, 1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Jakarta: Ghalia Indonesia

http://jambi.tribunnews.com/2015/06/30/kerusakan-lingkungan-sebabkan-14-ribu-desa-kena-bencana-ekologi diakses pada 27 September 2015 pukul 22.20 WIB

http://www.harianjogja.com/read/20150820/1/3220/kerusakan-lingkungan-vegetasi-tergerus-tambang-pasir diakses pada 25 September 2015 pukul 20.30 WIB

http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/ndu/strat-ldr-dm/pt4ch18.html diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 20.22 WIB

Husein, Umar, 2004, Strategic Management In Action, Jakarta: Gramedia. Hlm 5. Kansil, C.S.T, 1983, Desa Kita Dalam Peraturan Tata Pembangunan

Desa. Jakarta: Ghalia Nasional

Pangritno, Suswo, N. Soehartono dan Suprihadi, 1987, Pokok-Pokok Sosiologi Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia

Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Peter Mahmud Marzuki. 2014. Penelitian Hukum Edisi Revisi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Rabin et.al, 2000, Handbook of Strategic Management, New York: Marcell Dekker

Siagian, Sondang P, 1991, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta

Salusu, J, 2003, Pengambilan keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan

Organisasi non profit, Jakarta: Rasindo

Sudirwo, Daeng, 1985, Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah dan

Pemerintahan Desa. Bandung: Aksara

Widjaya, HAW, 2003, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan

utuh, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

(17)
(18)
(19)
(20)

Biodata Dosen Pembimbing A.Identitas Diri

1 Nama Lengkap Sapto Hermawan, S.H., M.H.

2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar

4 NIP/NIK/NIDN 198009092005011001/ 0009098004

5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri, 9 September 1980

6 Alamat Rumah Perum Fajar Indah Mutiara Blok A – 5, Jalan

Kronggahan II, Kronggahan RT 4 RW 7 – Baturan

Colomadu – Surakarta 57171 - Indonesia

7 Nomor Telepon/HP 085741483142

8 Alamat Kantor Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta

9 Nomor Telepon/Faks 0271 664989

10 E-mail saptohermawan@gmail.com

11 Mata Kuliah yang diampu Hukum Administrasi Negara, Hukum Agraria, Hukum Lingkungan, Hukum Kesehatan.

B.Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama PT UGM UGM UGM

Bidang Ilmu Ilmu Hukum Ilmu Hukum Ilmu Hukum

Tahun Masuk 1998 2010 2013

Tahun Lulus 2002 2012 On going

Judul

Skripsi/Tesis/Disert asi

Aspek Hukum

Remote Trading di Pasar Modal Indonesia Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Agung Tentang Unsur Kelalaian dan Kerugian Dalam Perkara Medis Perwujudan Environmental Justice di Indonesia; Kajian Pertanggungja waban Pemerintah dalam Pengelolaan Sektor Pertambangan

(21)

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jumlah

(juta)

1 2014

Model Kebijakan Pertahanan

dan Keamanan Berbasis

Masyarakat dalam Rangka Pencegahan Transnational

Organized Crime di Wilayah

Perbatasan Indonesia - Malaysia (Studi Kasus di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat) – Tahun Pertama

Hibah STRANAS

DIKTI

100

2 2014

Studi Pengawasan Peredaran Produk Mainan Anak oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam Pemenuhan Compliance

Safety Children pasca

berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/MIND/

PER/4/2013 sebagaimana

diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

55/MIND/ PER/11/2013

Tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) Mainan Secara Wajib Hibah Insentif Start-UP UNS 10

3 2013

Implementasi Kebijakan Tata Kelola Kepariwisataan Di Kabupaten Gunungkidul (Studi Kasus Sengketa Obyek Wisata Gua Pindul Desa Bejiharjo

Kecamatan Karangmojo

Kabupaten Gunungkidul)

BPOPTN

UNS 30

5 2013

Reformulasi Perjanjian

Pemborongan Pekerjaan (

Out-Sourcing) Dalam Upaya

Perlindungan Bagi Pekerja di Sektor Perbankan Tahun I.

BPOPTN

UNS 30

6 2012

Optimalisasi Fungsi E-KTP Terhadap Sistem Pemberatan Pidana Pada Recidiv Dalam

BPOPTN

(22)

Kebijakan Penanggulangan Kejahatan di Indonesia

7 2011

Studi Perlindungan Hukum bagi

Konsumen Property atas

Kualitas Bangunan dalan Jual Beli Rumah DIPA PNBP Fakultas Hukum UNS 10

8 2010

Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Kebijakan

Pengembangan di Pasar Lelang Soropadan Jawa Tengah

DIPA BLI

UNS 5

9 2010

Riset Kolaborasi Pengembangan Ekonomi Sektor Kelautan di Kabupaten Flores Timur, Kerjasama Universitas Sebelas Maret dan Universite La

Rochelle Perancis.

Kementrian Pendidikan Perancis

300

10 2009

Soropadan Versi 3.0 :

Peningkatan Citra Kualitas Pertanian di Indonesia Tahun ke II

Hibah STRANAS

DIKTI

100

11 2008

Peningkatan Kualitas SDM dalam Era Digital

Universitas Gadjah

Mada

25

12 2006

Analisis Kebijakan

Kepariwisataan Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

DIPA UNS 5

D.Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama

Jurnal

1 2013

Konflik Pemerintah vs

Masyarakat dalam

Kepemilikan Lahan

Pariwisata: Tinjauan dari

Perspektif Hukum

Pertanahan

Vol II Nomor 2 Tahun 2009

Jurnal Bestuur

(23)

Putusan Mahkamah Agung tentang Unsur Kelalaian dan Unsur Kerugian dalam Perkara Medis

Tahun 2009 Bestuur

E.Pengalaman Pengabdian Masyarakat

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

1 2008 Penyuluhan Hukum Pertanahan Bagi Masyarakat di Desa Sapen Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo

2 2009

Penyuluhan Hukum Mengenai UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Manahan Kecamatan Banjarari Kota Surakarta

3 2009

Penyuluhan Hukum Mengenai UU No. 23 Tahun 2004 tentang Perlindungan Anak Di Desa Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

4 2009

Penyuluhan Hukum Mengenai UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Di Kelurahan Manahan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

5 2010

Penyuluhan Hukum Mengenai UU No. 23 Tahun 2004 tentang Perlindungan Anak Di Kelurahan Manahan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

6 2011

Penyuluhan Hukum Mengenai UU NO. 23 Tahun 2004 Tentang Perlindungan AnakDi Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta

7 2012

Penyuluhan Hukum Mengenai UU No. 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan Tangkap Di Fakultas Hukum UNS

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian.

Surakarta, 30 September 2015 Pembimbing,

(24)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

I. BAHAN HABIS PAKAI DAN BAHAN PENUNJANG

Item Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Harga BHP + Peralatan Penunjang (Rp)

Bahan habis Pakai

Kertas F4 1 Rim 40.000 40.000

Fotokopi 500 Lembar 200 100.000

Jilid 2 Biji 10.000 20.000

Ballpoint 2 Box 30.000 60.000

Staepler 3 Biji 20.000 60.000

Buku Agenda 3 Biji 20.000 60.000

Clip file Folder 10 Biji 8.000 80.000

Materai , stopmap 10 buah 7.000 70.000

Pulsa Telp Prabayar 3 orang 3 bulan 30.000 270.000

Pulsa Internet/ data 3 orang 3 bulan 50.000 450.000

Sewa Printer (Pembuatan Proposal

– Lap Hasil) 1 paket

200.00

0 200.000

Sewa Kamera Dokumentasi 1 paket 350.00

0 250.000

Bahan

Penunjang Pembelian Pustaka Asing /Ebook 3 file

300.00

0 900.000

Pembelian pustaka bahasa ind 5 eksemplar 100.00

0 500.000

Sub Total Pengeluaran (Rp) 3.100.000

Material Justifkasi Satuan Harga

Satuan (Rp)

Biaya per bulan (Rp) 1. Perjalanan

Solo ke Desa Gadingharjo

Pencarian data, wawancara,

observasi, biaya hidup Orang 300.000 900.000

Sub Total Pengeluaran 3 bulan (Rp) 2.700.000

II. PELAPORAN DAN LAIN LAIN

Material Justifkasi Satuan Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)

1. Publikasi Jurnal Akreditasi

Biaya Publikasi

Jurnal Akreditasi terbit 500.000 500.000

2. Penyusunan Laporan dan Artikel Ilmiah

Persiapan Material, rapat rapat

Kegiata

n 200.000 200.000

Sub Total Pengeluaran Dalam Tahun (Rp) 700.000

(25)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Bid.Ilmu Alokasi

Waktu (jam/Minggu)

Uraian Tugas

1. Vincentius Dhanang Widhianata

Ilmu Hukum

20 jam Seluruh

Penelitian

2. Fatia Gupita Ilmu

Hukum

15 jam Seluruh

Penelitian

3. Asmarsha Qathrinada Ilmu

Hukum

15 jam Seluruh

(26)

Gambar

Gambar 1. Analisis hasil penelitian
Tabel 2.Tahapan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

27 Rajah berikut menunjukkan keluk permintaan dan penawaran bagi suatu barang di sebuah

21.. Evaluasi keperawatan dilakukan setelah dilakukan implementasi keperawatan. Evaluasi keperawatan pada tanggal 16 Juli 2019 untuk diagnosis 1:Hambatan mobilitas fisik

Salah satu tujuan penerapan aplikasi ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi ASI pada ibu post partum bedah sesar yang mendapatkan pemijatan punggung

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai Bagaimana karakteristik remaja dan perilaku konsumsi minuman keras di Desa Dukuh

Saat pasien masuk ada panduan/pedoman dan bagaimana cara pendaftaran pasien rawat jalan, gelang pasien, rawat inap, penundaan pelayanan

positif signifikan, penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan modal yang dimiliki oleh perusahaan semakin

pricei yang merupakan populasi yang paling luas sebaran di Borneo pula, peratusan kewujudan bunga betina adalah paling kurang berbanding dengan dua jenis spesies yang lain di

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :Terdapat Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi