• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - RISMA HANDAYANI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - RISMA HANDAYANI BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang

seharusnya dicapai untuk menarik stakeholders untuk membantu menunjang kegiatan operasional perusahaan. Namun pengelolaan yang kurang sehat

menjadi penyebab terjadinya ketidakpastian yang pada akhirnya menjadi penyebab penurunan kesehatan perusahaan. Hal ini yang menyebabkan

ketidak percayaan stakeholders atas return yang dapat diperoleh dari investasi yang mereka tanamkan. Akibatnya para pemegang saham enggan berinvestasi karena pengelolaan manajemen yang kurang sehat pada perusahaan. Masalah

ini mengakibatkan muncul teori keagenan (agency theory) dimana ada perbedaan pengambilan keputusan antara pemegang saham dan manajemen

perusahaan (Silvia, 2014).

Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, melindungi stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku, secara umum perusahaan wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip

Good Corporate Governance (selanjutnya disingkat GCG) (Silvia, 2014). Syakhroza, (2004) dalam Rofina (2013) secara umum, GCG adalah sistem dan struktur yang baik dalam mengelola perusahaan dengan

(2)

Forum Corporate Governance In Indonesian (2001) dalam Rofina (2013) merumuskan tujuan dari GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah

bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Good corporate

governance yang mengandung empat unsur penting yaitu keadilan,

transparansi, pertanggungjawaban, dan akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi satu jalan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan

dinilai dengan baik oleh investor.

The Indonesia Institute for Corporate Governance (2002) dalam

Rofina (2013) menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan GCG adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika

kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang

mempraktikkan GCG akan mengalami perbaikan citra, dan nilai perusahaan. Pentingnya GCG dalam industri perbankan ditunjukkan peraturan Bank Indonesia tentang pelaksanaan GCG pada tanggal 30 Januari 2006

berupa Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 yang kemudian diubah dengan PBI Nomor 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran Nomor

9/12/DPNP pada tanggal 30 Mei 2007 tentang ketentuan pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.

(3)

yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanan kepada stakeholder, (2) perusahaan lebih mudah

memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah karena faktor kepercayaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (corporate value), (3)

meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden (Silvia, 2014).

Setelah adanya GCG, akhir-akhir ini dunia usaha memberikan perhatian lebih pada informasi pertanggung jawaban sosial atau disebut juga

Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) yang

diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Grace (2012) dalam Setianingsih, dkk (2014) Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan suatu cara agar perusahaan mengelola usahanya tidak hanya untuk kepentingan para pemegang saham tetapi juga untuk pihak-pihak lain diluar

perusahaan. Adapun pihak-pihak yang dimaksudkan seperti masyarakat atau komunitas lokal, pemerintah, para pekerja, lembaga swadaya masyarakat serta lingkungan. Semua pemegang saham atau pemangku kepentingan ini

mempunyai dampak langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas atau operasional perusahaan di sekitarnya.

Kesadaran mengenai pelestarian lingkungan hidup di Indonesia sudah mulai berkembang dan pengungkapan CSR mendapat dukungan dari

(4)

pada tanggal 16 Agustus 2007. Dalam Pasal 66 ayat (2) bagian c disebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan

melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sedangkan dalam Pasal 74 menjelaskan kewajiban perseroan untuk melaksanakan

tanggung jawab sosial dan lingkungan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam.

CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada

tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial)

saja. Tetapi, Corporate Social Responsibility penting dilaksanakan bagi perusahaan karena merupakan bentuk kepedulian perusahaan yang menyadari bahwa perusahaan yang ingin bertahan dalam jangka panjang, maka

perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan para stakeholder dan turut berkontribusi secara aktif dalam

menjaga kelestarian lingkungan yang kemudian sering diistilahkan dengan konsep Triple Bottom Line (Silvia, 2014). Menurut Elkington dalam Ariantini, dkk (2017), konsep Triple Bottom Line Reporting merupakan konsep yang

meliputi tiga dimensi yaitu dimensi sosial (people), dimensi lingkungan (planet), dan dimensi ekonomi (profit).

Selain penerapan GCG dan pengungkapan CSR faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yaitu ukuran perusahaan. Ukuran

(5)

dari aset yang dimiliki suatu perusahan. Ukuran perusahaan adalah skala yang digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan (Kurniasih dan

Sari, 2013). Ukuran perusahaan adalah salah satu tolok ukur yang menunjukkan ukuran perusahaan adalah total aset perusahaan. Ukuran

perusahaan diukur dengan menggunakan total aset yang ada dalam perusahaan (Bukhori, 2012).

Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses

pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan melihat seberapa besar asset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Asset yang

dimiliki perusahaan ini menggambarkan hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan (Bukhori, 2012).

Machfoedz (1994) dalam Kurniasih dan Sari (2013) pada dasarnya,

ukuran perusahaan hanya terbagi atas tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size), dan perusahaan kecil

(small firm). Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain.

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silvia (2014) menyatakan bahwa Good Corporate Governance dan Corporate Social

Responsibility berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Secara empiris penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi

(6)

baik nilai pengungkapan Corporate Social Responsibility suatu perusahaan akan diikuti dengan peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Kemudian dari penelitian yang dilakukan oleh Rofina (2013) menyatakan bahwa penerapan Good Corporate Governance berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan return on investment (ROI), net profit margin (NPM) dan return on

equity (ROE) secara linier. Secara parsial pengaruh GCG terhadap ROI berpengaruh positif signifikan, penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG yang sesuai dengan peraturan yang berlaku akan mendorong perusahaan

untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh GCG terhadap NPM berpengaruh positif signifikan, penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan kegiatan

operasi perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan. Pengaruh GCG terhadap ROE berpengaruh

positif signifikan, penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan modal yang dimiliki oleh perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh

perusahaan dapat ditingkatkan.

Hasil berbeda ditemukan oleh Bukhori (2012) yang menyatakan bahwa

Good Corporate Governance (dewan direksi dan dewan komisaris) dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

(7)

dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan. Selain itu, ukuran perusahaan yang besar belum tentu menghasilkan kinerja keuangan yang lebih

baik. Semakin besar asset yang dimilki perusahaan, semakin kompleks pula masalah agensi yang dihadapi.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian dan tahun penelitian. Penelitian terdahulu menggunakan objek pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2010-2012, sedangkan penelitian ini menggunakan objek pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2015 dan memperoleh score dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI). Alasan peneliti menggunakan objek perusahaan perbankan yaitu karena perusahaan perbankan seringkali menjadi sorotan

publik mengingat perannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, terutama sejak terjadinya krisis ekonomi (Uyun, 2016). Sedangkan tahun

pengamatan akan dilakukan selama tiga tahun yaitu tahun 2013-2015 dengan mempertimbangkan bahwa waktu tiga tahun tersebut akan lebih memperlihatkan validitas dalam mengidentifikasi kecenderungan perusahaan

perbankan dalam menerapkan GCG dan mengungkapkan CSR.

Peneliti juga menambahkan satu variabel pada penelitian ini yaitu

Ukuran Perusahaan. Alasan peneliti menambahkan variabel ukuran perusahaan yaitu karena ukuran perusahaan di anggap dapat mempengaruhi

(8)

penerapan GCG, pengungkapan CSR dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian terdahulu memiliki keterbatasan pada penggunaan variabel-variabel yang digunakan. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menambahkan

satu variabel yaitu ukuran perusahaan. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan Good Corporate Governance berpengaruh positif

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (ROE)?

2. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh

positif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (ROE)?

3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan (ROE)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis apakah penerapan Good Corporate Governance

(9)

b. Untuk menganalisis apakah pengungkapan Corporate Social

Responsibility berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan.

c. Untuk menganalisis apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang ada

kaitannya dengan penelitian ini, antara lain:

a. Bagi Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penambah wawasan, pengetahuan dan referensi penulisan karya ilmiah mengenai kinerja keuangan perusahaan, faktor-faktor

pengungkapannya dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya untuk kemajuan dan perkembangan analisis.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan tentang penerapan Good Corporate Governance, pengungkapan Corporate Social Responcibility dan Ukuran Perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini

(10)

c. Bagi Perusahaan Sejenis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran tentang pentingnya penerapan good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan ukuran perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk

Surabaya pada putusan No.31/ARB/BANI-SBY/l/2012, dimana amar putusannya adalah: (a) Mengabulkan untuk sebagian atas permohonan yang diajukan oleh Pemohon telah sesuai

Manakala Anda tidak mendapatkan teman untuk berbagi atau tidak ingin berbagi dengan teman Anda namun ingin mengeluarkan sampah batin, emosi negative Anda, maka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga kategori kesalahan yang dilakukan oleh para peserta adalah kesalahan morfologi (bound morpheme, noun, verb, adjective, false

Santosa, “Kesiapan Infrastruktur TIK Dan Sumber Daya Manusia Dalam Penerapan Blueprint E-Government (Studi Kasus: Pemerintah Kota Balikpapan),” Universitas Gadjah Mada,

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Berangkat dari masalah yang ditemukan, penulis mengadakan penelitian dengan metode studi pustaka, observasi, perancangan, instalasi, uji coba serta implementasi untuk menemukan