x ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN
MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus pada SMA BOPKRI II Yogyakarta
Christiana Dewi Rosari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara : 1) prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 2) motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 3) tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta yang berjumlah 164 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data digunakan uji hipotesis non-parametrik yaitu Chi Square k Sampel.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : 1) tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 2,413 <
χ2
xi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S ACHIEVEMENT AND MOTIVATION, PARENT’S EDUCATIONAL BACKGROUND AND
STUDENT’S INTEREST IN SENIOR HIGH SCHOOL
A Case Study in BOPKRI II Yogyakarta Senior High School
Christiana Dewi Rosari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The study aims to recognize whether there is positive relationship between : 1) student’s achievement and student’s interest in Senior High School, 2) student’s motivation and student’s interest in Senior High School, 3) parent’s educational background and student’s interest in Senior High School.
The population of this study was 164 students of the eleventh class in BOPKRI II Yogyakarta Senior High School. The study was conducted in September 2009. The techniques for data collection were questionnaire and documentation. The technique for data analysis was non-parametric hypothesis test, i.e. Chi Square of K Sample.
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,
MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN
ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA
Studi Kasus pada Siswa-siswi Kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Christiana Dewi Rosari
051334068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,
MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN
ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA
Studi Kasus pada Siswa-siswi Kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Christiana Dewi Rosari
051334068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dan Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya
kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
(Yakobus 1: 4)
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah
itu sekuat tenaga. (Pengkhotbah 9 :10)
Jangan berdoa minta hidup lebih mudah, berdoalah agar hidup kita
lebih kuat. Jangan berdoa minta beban yang kita pikul diringankan,
tetapi minta punggung yang lebih kuat untuk bertahan.
Kupersembahkan karya tulis ini kepada :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua Orang tuaku
Seluruh Keluarga
Sahabat – sahabatku
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Januari 2010
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Christiana Dewi Rosari
Nomor Mahasiswa : 051334068
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR
SISWA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT
MEMILIH JURUSAN DI SMA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Januari 2010
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberi karunia, berkat, dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Prestasi Belajar siswa, Motivasi
Belajar Siswa, Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa Memilih Jurusan
Di SMA”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat,
dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran
dan kritikan yang membangun demi kemajuan penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,
S.I.P., M.Pd., selaku dosen penguji yang telah bersedia menyediakan waktunya
untuk menguji hasil penelitian ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan seluruh dosen-dosen
Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia untuk berbagi ilmu
pengetahuan lewat mata kuliah yang telah mereka berikan kepada penulis
selama menempuh perkuliahan di universitas Sanata dharma Yogyakarta.
7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan
viii
8. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
9. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI II
Yogyakarta yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
10. Bapak Paulus Kristriyanto, M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah SMA
BOPKRI II Yogyakarta yang telah membantu penulis selama penulis
melakukan penelitian.
11. Bapak dan Ibu guru yang telah bersedia memberikan waktunya kepada penulis
untuk membagi kuesioner dalam rangka pengambilan data penelitian.
12. Kepala Tata Usaha SMA BOPKRI II Yogyakarta beserta dengan stafnya yang
telah membantu penulis dalam pembuatan surat keterangan dan pengumpulan
dokumen prestasi belajar siswa-siswi kelas XI.
13. Siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta yang telah bersedia mengisi
kuesioner sehingga penulis mendapatkan data untuk penelitian ini.
14. Ayahandaku Fransiskus Supriyadi dan Ibundaku Rosalia Pardaliyah.
Terimakasih atas perhatian kalian berdua baik dalam segi materi, dukungan,
doa, cinta, dan kasih sayangnya.
15. Kakakku Alexius Yan Purnama Putra, terimakasih atas dukungan dan doanya.
16. Nenekku Wongso Kahar, Pakdheku Antonius Sumarsono, dan Mamaku Maria
Magdalena Suhartinah, terimakasih untuk dukungan dan doanya...
17. Kakak-kakakku : Stefanus Agus Susanto, C.M. Ratna Rini Nastiti, Agustina
Rima Listanti, Rafael Heru Wahyudi, dan keponakanku Christopher Imantaka
Adi Putra, terima kasih untuk dukungan, doa dan hiburannya.
18. Sahabatku Dinot, Wimbar, Nasgor, Nia, Dmust, Ita, Yuni, Pio, terima kasih
atas doa-doa dan dukungannya selama ini.
19. Katarina, Asih, Villa, Widi, Andry, Rina, Titek, Ertyn, Wildha, Cophie, Riri,
Tri, Tossu, Iwak, Arnon, Yansen, Febran, Yanto, Dwi, Rini, Merry, Nopek,
terima kasih sahabat-sahabat dan teman-temanku atas doa, dukungan, semangat
ix
20. Buat teman-teman PAK angkatan 2005 baik PAK A maupun PAK B,
terimakasih atas kebersamaan kalian...
21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini
dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dukungan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis
x ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN
MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus pada SMA BOPKRI II Yogyakarta
Christiana Dewi Rosari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
positif antara : 1) prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 2)
motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 3) tingkat pendidikan
orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II
Yogyakarta yang berjumlah 164 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan
September 2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan
dokumentasi. Teknik analisis data digunakan uji hipotesis non-parametrik yaitu Chi
Square k Sampel.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : 1) tidak ada hubungan positif antara
prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 2,413 <
χ2
tabel = 5,991), 2) ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat
siswa memilih jurusan di SMA (χ2hitung = 34,411 > χ2tabel = 12,592). Sedangkan nilai kontingensi rasio sebesar 0,564 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dengan
minat siswa memilih jurusan memiliki derajat hubungan yang cukup tinggi, 3) tidak
ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa
xi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S ACHIEVEMENT AND MOTIVATION, PARENT’S EDUCATIONAL BACKGROUND AND
STUDENT’S INTEREST IN SENIOR HIGH SCHOOL
A Case Study in BOPKRI II Yogyakarta Senior High School
Christiana Dewi Rosari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The study aims to recognize whether there is positive relationship between :
1) student’s achievement and student’s interest in Senior High School, 2) student’s
motivation and student’s interest in Senior High School, 3) parent’s educational
background and student’s interest in Senior High School.
The population of this study was 164 students of the eleventh class in
BOPKRI II Yogyakarta Senior High School. The study was conducted in September
2009. The techniques for data collection were questionnaire and documentation. The
technique for data analysis was non-parametric hypothesis test, i.e. Chi Square of K
Sample.
The findings shows that : 1) there isn’t any positive relationship between
student’s achievement and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 2,413 < χ2table = 5,991), 2) there is positive relationship between student’s motivation and student’s interest in Senior High School (χ2calculated = 34,411 > χ2table = 12,592). While contingency value ratio for 0,564 shows that the motivation to study and the interest
of students to have degree of relationship is high enough, 3) there isn’t any positive
relationship between parent’s educational background and student’s interest in Senior
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
DAFTAR BAGAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Prestasi Belajar Siswa ... 7
2. Motivasi Belajar Siswa ... 11
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 17
4. Minat ... 20
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan... 21
C. Kerangka Berpikir... 24
xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Populasi ... 38
D. Variabel Penelitian 1. Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 28
2. Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 29
3. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 29
4. Variabel Minat Memilih Jurusan ... 29
E. Pengukuran Variabel 1. Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 29
2. Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 30
3. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 30
4. Variabel Minat Memilih Jurusan ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Kuesioner ... 31
2. Dokumentasi ... 32
G. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas ... 32
2. Uji Reliabilitas ... 35
H. Teknik Analisa Data 1. Uji Prasayarat a. Pengujian Normalitas ... 36
b. Pengujian Linearitas Regresi... 37
2. Pengujian Hipotesis Penelitian... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Data Kelembagaan Sekolah ... 42
B. Visi dan Misi ... 42
C. Sejarah Berdirinya Sekolah... 43
D. Keadaan Siswa ... 44
xiv
F. Guru dan Karyawan ... 46
G. Sarana dan Prasarana... 46
H. Kurikulum ... 47
I. Struktur Organisasi ... 48
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 49
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas... 53
2. Uji Linearitas... 55
C. Pengujian Hipotesis 1. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 56
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ……… 58
3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 60
D. Pembahasan 1. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 62
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 63
3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 64
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Keterbatasan Penelitian... 66
C. Saran ... 67
Daftar Pustaka ... 69
xv DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi – kisi Kuesioner ... 32
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Minat Siswa... 34
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Motivasi Belajar Siswa... 34
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ... 35
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 36
Tabel 3.6 Interpretasi Rasio Koefisien Kontingensi Terhadap Cmaksimum.. 41
Tabel 4.1 Rincian Jumlah Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 45
Tabel 4.2 Rincian Sarana dan Prasarana SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .. 46
Tabel 5.1 Daftar Distribusi Frekuensi ... 49
Tabel 5.2 Interpretasi Prestasi Belajar... 50
Tabel 5.3 Interpretasi Motivasi Belajar Siswa ... 51
Tabel 5.4 Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 51
Tabel 5.5 Interpretasi Minat Siswa Memilih Jurusan ... 52
Tabel 5.6 Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 53
Tabel 5.7 Hasil Uji Linearitas ... 55
Tabel 5.8 Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan .... 57
Tabel 5.9 Kontingensi ... 57
Tabel 5.10 Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan .... 58
Tabel 5.11 Kontingensi ... 59
Tabel 5.12 Frekuensi yang Diperoleh dan Frekuensi yang Diharapkan .... 60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I KUESIONER ... 71
LAMPIRAN II DATA PENELITIAN ... 78
LAMPIRAN III DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI... 90
LAMPIRAN IV PAP TIPE II ... 98
LAMPIRAN V UJI NORMALITAS DAN LINEARITAS... 100
LAMPIRAN VI PERHITUNGAN CHI SQUARE ... 102
LAMPIRAN VII TABEL r, F DAN CHI SQUARE ... 111
LAMPIRAN VIII UJI VALIDITAS & RELIABILITAS... 114
xvii
DAFTAR BAGAN
BAGAN 4.1 STRUKTUR ORGANISASI SMA BOPKRI II YOGYAKARTA… 48
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin pesat mengharuskan seluruh
negara di dunia untuk memasuki era globalisasi yang semakin canggih.
Hal itu ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat
termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya di negara-negara yang
sedang berkembang, merekapun mulai meningkatkan kualitas
pendidikannya. Sebagai contoh, di Indonesia saat ini melakukan
peningkatan kualitas pendidikan dengan menaikkan rata-rata nilai Ujian
Nasional.
Bagi suatu negara pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
Kemajuan negara sangat ditentukan dari pendidikan warga negaranya.
Oleh karena itu pendidikan di suatu negara harus ditingkatkan kualitasnya.
Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya dapat mengolah dan
menggunakan sumber daya alam yang ada untuk kepentingan negaranya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa kemakmuran suatu negara sangat tergantung
dari pendidikan warga negaranya.
Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka semakin berat pula
beban yang harus ditanggung. Sebagai contoh, pada tingkat SMA, anak
didik sudah dipersiapkan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi
(Perguruan Tinggi) dengan disediakannya jurusan. Penjurusan merupakan
suatu proses penempatan dalam memilih program pengajaran siswa.
Tujuan diadakannya penjurusan :
a. Mengelompokkan siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan,
bakat, dan minat yang relatif sama.
b. Membantu menyiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan
memilih dunia kerjanya
c. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi
yang akan dicapai di waktu mendatang
Dalam pemilihan jurusan, hendaknya harus memperhatikan faktor-faktor
yang terkait : yang berasal dari dalam diri siswa yaitu minat siswa, prestasi
belajar siswa, dan motivasi siswa. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
yaitu lingkungan pergaulan, lingkungan pendidikan dan lingkungan
keluarga.
Ada 3 jurusan di SMA yaitu jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam), jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan jurusan Bahasa. Namun
anak didik seringkali bingung, jurusan apa yang dia pilih.
Minat siswa terhadap pemilihan jurusan biasanya didasarkan pada
prestasi, dimana prestasi itu dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Siswa
kebebasan yang luas untuk menentukan jurusan yang diinginkannya.
Sedangkan bagi siswa yang mempunyai prestasi rendah di sekolahnya,
cenderung akan mengalami kesulitan dalam pemilihan jurusan karena mau
tidak mau harus mengikuti sekolah dalam menentukan jurusannya.
Motivasi siswa dalam belajar juga terkait dalam minat siswa
memilih jurusan. Motivasi ini akan mendorong siswa untuk belajar lebih
giat. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan
rajin belajar dan akan memilih jurusan yang menurut siswa tersebut
menantang. Namun bagi siswa yang mempunyai motivasi yang rendah, dia
cenderung akan malas-malasan dalam belajar dan biasanya memilih
jurusan yang “sekenanya” atau menurut pada sekolah. Hal ini akan lebih
bermasalah lagi apabila hal itu tidak segera diatasi.
Pemilihan jurusan juga tidak terlepas dari pengaruh keluarga
karena keluarga adalah tempat pertama kalinya pendidikan diberikan dan
pendidikan itu akan terus berlanjut. Dalam hal ini, pendidikan orang tua
juga mempengaruhi pola pikir anak dalam menentukan jurusan. Pada
umumnya, orang tua yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan
yang sempit terhadap pendidikan. Jadi, orang tua tidak bisa untuk
mengarahkan anaknya dalam pemilihan jurusan. Orang tua yang
berpendidikan tinggi, biasanya mempunyai harapan bahwa anaknya akan
memasuki jurusan seperti yang diharapkannya. Hal itu tidak terlepas dari
harapan orang tua yang ingin agar anaknya kelak menjadi orang sukses.
mengarahkan anaknya dalam pemilihan jurusan karena mereka
mempunyai pengetahuan yang luas dan berpengalaman tentang
pendidikan.
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang, “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR
SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN
ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA”.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada prestasi
belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua
sebagai faktor yang berkaitan dengan minat siswa memilih jurusan di
SMA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan
2. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan
minat memilih jurusan di SMA?
3. Apakah ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua
dengan minat memilih jurusan di SMA?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara prestasi
belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara motivasi
belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara tingkat
pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pemilihan jurusan. Dalam hal ini guru berperan
2. Bagi Orang Tua
Orang tua dapat membantu mengarahkan anaknya untuk memilih
jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh anak.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai tambahan bacaan dan pengetahuan di bidang pendidikan.
4. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Prestasi Belajar Siswa
Berikut ini adalah penjelasan tentang definisi prestasi belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang diambil dari
Document Body (/jiunkpe
/ikom/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-51402123-3905 prestasi-chapter2).
a. Definisi Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan
diciptakan. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang
tidak melakukan suatu kegiatan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dicapai, yaitu belajar (Djamarah, 1994:18).
Prestasi dapat dicapai dengan belajar ulet. Prestasi pada dasarnya
adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar
pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1994:23).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam
diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal)
murid. Faktor-faktor tersebut antara lain (Djamarah, 2002:155) :
1) Faktor Internal
(a) Kondisi fisiologis
Pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya
akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan
kelelahan. Menurut Noelhi (Djamarah, 2002:155), hal yang tidak
kalah pentingnya adalah kondisi panca indera (mata, hidung,
pengecap, telinga, dan tubuh). Panca indera dapat dijadikan
sebagai alat untuk kepentingan belajar, apabila semua aktivitas
itu didorong oleh kebutuhan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku. Melalui panca indera, murid melakukan aktivitas
untuk mendapatkan pengalaman langsung (Djamarah, 2002:97).
(b) Kondisi psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Faktor
dalam menentukan intensitas belajar seorang murid. Guru sadar
bahwa bahan pelajaran yang diberikan tidak semuanya dapat
diserap oleh murid. Murid yang duduk dengan diam, tidak dapat
dipastikan bahwa ia memperhatikan semua penjelasan guru. Bisa
saja pandangan matanya terarah pelajaran yang dijelaskan guru,
tetapi pikirannya terarah pada persoalan lain bahkan dapat
diartikan ia tidak mengerti apa yang diajarkan guru (Djamarah,
2002:59). Oleh karena itu, intelegensi, bakat, dan motivasi adalah
faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses belajar. Untuk
lebih jelasnya, ketiga faktor tersebut akan duiraikan lebih lanjut,
yaitu:
1) Intelegensi
Intelegensi adalah unsur yang ikut mempengaruhi
keberhasilan belajar seseorang. Menurut Whitherington,
intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami suatu
masalah (Djamarah, 2002:53). Maka, seseorang yang
memiliki intelegensi baik (IQ) umumnya mudah belajar dan
cenderung baik. Sebaliknya, seseorang yang memiliki
intelegensi rendah akan mengalami kesukaran dalam berpikir
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan (Djamarah,
2002:104). Bakat diartikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan atau latihan. Bakat diakui sebagai
kemampuan bawaan sejak lahir yang merupakan potensi
yang masih perlu dikembangkan. Bakat diwariskan atau
didapat dari pasangan suami-istri atau ayah-ibu, akibat
pertemuan sperma-ovum (Djamarah, 2002:54). Woodworth
dan Marquis (1957) berpendapat bahwa bakat memiliki tiga
arti; achievement, merupakan kemampuan aktual yang dapat
dites dengan tes khusus, capacity, merupakan kemampuan
potensial yang pengukurannya didapat dari hasil interaksi
antara dasar dan latihan intensif serta pengalaman, captitude,
merupakan kualitas psikis yang didapat melalui tes bakat.
Tidak dapat disangkal bahwa bakat dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya prestasi belajar murid.
3) Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
tampak gigih, giat belajar untuk meningkatkan prestasi
belajar (Djamarah, 2002:62).
2) Faktor eksternal
Yang termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah faktor lingkungan (Djamarah, 2002:142).
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang
berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Lingkungan
merupakan bagian dari kehidupan murid. Dalam lingkungan-lah
murid-murid dididik hidup dan berinteraksi maupun bersosialisasi
dengan orang lain dalam mata rantai kehidupan. Lingkungan yang
dimaksud di sini adalah lingkungan tempat individu tinggal
maupun lingkungan tempat individu berinteraksi. Lingkungan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran.
Lingkungan dapat menimbulkan perubahan pada diri murid.
2. Motivasi Belajar Siswa
a. Definisi motivasi
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang apa
yang disebut motivasi belajar, maka berikut ini penulis kemukakan
beberapa definisi bantuan dari beberapa ahli (dalam
http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/guru-dan-motivasi/) :
1. Samidjo Mardiani memberikan definisi motivasi belajar
dilakukan oleh seseorang dalam proses perkembangannya
yang meliputi maksud tekad, hasrat, kemauan, kehendak,
cita-cita dan sebagainya untuk mencapai tujuan.”
2. Menurut Afifudin, motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan
kesemangatan / kegairahan belajar.
3. Sedangkan Drs. Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya
Pengantar Ilmu pendidikan, menyatakan bahwa “Motivasi
belajar ialah kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang
dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid”
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka motivasi belajar
adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan
kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Menurut Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution,
menyatakan bahwa manusia itu memiliki berbagai kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu aktivitas
Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu
mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep
ini, maka bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam di rumah
saja, adalah bertentangan dengan hakekat anak. Hal ini dapat
dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi
untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain.
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar ini akan berhasil baik,
kalau disertai dengan “pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan
dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat.
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Suatu kesulitan atau hambatan, misalnya cacat, mungkin akan
menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan
untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa
sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang
tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini banyak
bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubngan
dengan ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya
menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi
mereka untuk berusaha mencapai keunggulan.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu
berkaitan dengan kebutuhan, antara lain :
1. Kebutuhan fisiologis
Seperti lapar, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman, bebas dari rasa
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu
masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok)
4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni
mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam
bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.
b. Ciri-ciri Motivasi
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang
motivasi, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi
yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk
orang dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang aktif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya ketika sudah yakin akan
sesuatu.
8. Senang memecahkan masalah
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti
seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi
seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan
hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak
terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Bahkan lebih lanjut
siswa harus juga peka dan responsive terhadap berbagai masalah
umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua
harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan
siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka
diperlukan adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi
berkaitan erat dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi
dapat juga sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu
akan dapat membuahkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
d. Bentuk-bentuk Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi
adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
(a) Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi ini tanpa dipelajari.
timbul karena dipelajari.
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, nafsu.
Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan.
3. Motivasi intrinsik dan ekstrinik
a) Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua a. Definisi Pendidikan
1. Pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak
dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama
pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
2. Menurut S.A. Branata,dkk.(Zahara Idris, 1984:9), pendidikan
adalah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun
dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewasaannya.
3. Menurut John Dewey (Zahara Idris, 1984:9) pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional kearah alam dan sesama.
4. Menurut Rousseau (Zahara Idris, 1984:9), pendidikan adalah
memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak,
akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
1. Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini mulai lahir sampai dewasa
adalah tanggung jawab sepenuhnya orang tua untuh mengarahkan
anaknya.
2. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9
(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi
jenjang pendidikan menengah.
3. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 3 tahun.
4. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan
penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas
4. Minat
Berikut ini adalah penjelasan tentang “minat” yang diambil dari
Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005 yang ditulis oleh
Dr. Vera Ginting, M.A :
Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak
berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan
belajar seorang murid. Aspek afektif adalah aspek yang
mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi,
disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan
seseorang (Stiggins, 1994:310).
Dimensi aspek afektif mencakup tiga hal penting :
a. Berhubungan dengan perasaan mengenai objek yang berbeda.
b. Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik
netral ke dua kubu yang berlawanan, titik positif dan titik negatif.
c. Berbagai perasaan memiliki intensitas yang berbeda, yang dimulai
dari kuat ke sedang ke lemah (Stiggins,1994: 312).
Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut,
atau kecenderungan kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang
kepada suatu pilihan tertentu (Mapiarre dalam Prianto, 2001: 40). Sama
dengan perangkat mental lainnya, minat dapat dilihat dan diukur dari
keadaan mental yang menghasilkan respons terarahkan kepada suatu
situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan
kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi
sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan
kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk
mempertahankan minat terhadap kegiatan dan menjadikan kegiatan
sangat menyenangkan (excitement).
Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan
yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk
suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Minat dan motivasi memiliki
hubungan dengan segi kognisi, namun minat lebih dekat pada perilaku.
Memperhatikan kembali definisi yang disampaikan Semiawan di atas
minat sebagai hasil tindakan yang memberi kepuasan (satisfiers). Hal
ini mengandung arti minat tidak hanya memiliki dimensi aspek afektif,
tetapi juga aspek kognitif (Hurlock, 1992: 116). Aspek kognitif
didasarkan atas konsep atau pengetahuan yang dikembangkan anak
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fransiska Sundari (2003) dengan
judul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang tua dan Prestasi
Mateus Allan Septian (2007) dengan judul “Hubungan Antara Tingkat
Pendidikan Orang tua, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar Siswa
Dengan Minat Siswa Dalam Memilih Jurusan di SMA” menyimpulkan
bahwa :
1. Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat memilih
jurusan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Allan terdapat hasil analisis
koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa r hitung sebesar
0,208 termasuk dalam kategori lemah lebih besar dari pada r tabel sebesar
0,143 dan nilai probabilitas 0,049 lebih kecil dari taraf signifikansi (α = 5%) atau = 0,05. Semakin berprestasi siswa dalam belajar maka semakin
baik pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikapnya. Oleh sebab
itu jika seseorang semakin berprestasi dalam belajar, maka minat untuk
memilih jurusan yang diinginkan dapat diwujudkan.
2. Ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa
dalam memilih jurusan.
Dari penelitian yang dilakukan mempunyai hasil bahwa analisis
koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa r hitung sebesar
0,293 termasuk dalam kategori lemah lebih besar dari pada r tabel
sebesar 0,143 dan nilai probabilitas 0,005 lebih kecil dari taraf
siswa sebetulnya mempunyai dorongan semangat untuk belajar.
Motivasi belajar dimaksudkan adalah dorongan pada diri seseorang
atau siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar
yang terjadi pada semester I (satu) untuk mencapai tujuan.
3. Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan
minat siswa dalam memilih jurusan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang
mengatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat pendidikan
orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA dapat diterima.
Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi product
moment, diketahui bahwa r hitung sebesar 0,207 termasuk dalam
kategori lemah lebih besar dari pada r tabel sebesar 0,143 dan nilai
probabilitas 0,050 sama dengan taraf signifikansi (α = 5%). Dengan demikian tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan yang
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA
Prestasi belajar merupakan hasil dari belajar siswa yang dapat
dilihat dari nilai rapor. Tinggi rendahnya prestasi seseorang, akan
berpengaruh kepercayaan dirinya, harapan, cita-citanya dan pada
kebebasannya dalam memilih jurusan. Semakin tinggi prestasi yang
dimiliki siswa, maka ada kecenderungan siswa tersebut mempunyai
kebebasan dalam memilih jurusan yang dia suka maupun yang sesuai
dengan bakatnya. Sebaliknya, siswa yang mempunyai prestasi rendah
akan cenderung kesulitan dalam memilih jurusan karena siswa itu harus
mengukuti keputusan sekolah.
2. Hubungan antara motivasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA
Motivasi ini akan mendorong seseorang untuk lebih giat dalam
belajar sehingga akan berpengaruh terhadap prestasinya. Siswa yang
mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar pasti akan
menyelesaikan tugas-tugasnya, baik tugas yang diberikan guru di dalam
kelas maupun Pekerjaan Rumah (PR). Siswa yang mempunyai motivasi
yang tinggi juga akan terdorong untuk aktif di dalam kelas dan selalu
mempunyai kebiasaan untuk belajar di luar sekolah. Semakin tinggi
tentang pengetahuan. Motivasi mendorong siswa untuk semakin banyak
tahu tentang pengetahuan yang selalu berkembang. Ketika motivasi itu
sudah ada dalam diri siswa untuk semakin tekun belajar, maka siswa
tersebut pasti sudah memutuskan jurusan apa yang diminati. Namun
sebaliknya, siswa yang mempunyai motivasi yang rendah akan
bermalas-malasan dalam belajar dan siswa itu akan “ikut saja” kemana
dia akan dijuruskan.
3. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA
Peran orang tua dalam pendidikan anak sangat penting, artinya
pengarahan, bimbingan, dan pengertian yang mereka berikan untuk
anak-anaknya akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam melihat luasnya
cakrawala pendidikan. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka
pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak. Hal itu dapat dijadikan
suatu pengalaman bagi orang tua untuk mengarahkan anaknya dalam
memilih jurusan karena pendidikan orang tua akan mempengaruhi pola
pemikiran anak. Biasanya orang tua yang berpendidikan tinggi akan
mempunyai harapan agar anaknya memasuki jurusan yang diinginkan
orang tua. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tuanya, maka orang
tua dapat mengarahkan anaknya dengan baik untuk memilih jurusan
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian hasil penelitian yang relevan dan kerangka berfikir di
atas, maka hipotesisnya sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat
memilih jurusan di SMA.
2. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat
memilih jurusan di SMA.
3. Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian yang digunakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Deskriptif
Adalah suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan
maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat
sekedar mengungkapkan fakta. (Consuelo, 1993 : 71)
2. Studi kasus
Adalah penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut
terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek
yang diteliti. (Consuelo, 1993 : 73)
3. Studi Ex Post Facto
Menurut Wayan Ardhana (1987 : 131), Ex Post Facto adalah penelitian
dimana si peneliti tidak dimungkinkan untuk memanipulasi variabel atau
menunjuk subyek untuk perlakuan tertentu secara rambang atau
menciptakan kondisi-kondisi secara rambang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dimulai pada bulan September 2009.
C. Populasi Penelitian Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007 : 61)
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian populasi yang artinya
penelitian ini tidak menggunakan sampel, tetapi langsung melakukan
penelitian ke populasinya. Berdasarkan data yang ada, populasinya adalah
siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, yang berjumlah 164 siswa.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan :
1) Prestasi belajar siswa
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
hasil dari suatu kegiatan yang telah dicapai, yaitu belajar
(Djamarah, 1994:18).
2) Motivasi belajar siswa
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam
diri anak yang mampu menimbulkan semangat belajar.
3) Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dalam hal
ini yang akan dipakai adalah kelulusan/ketamatan orang tua
dalam pendidikan formalnya. Jalur pendidikan ini mempunyai
jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
b. Variabel Terikat
Sedangkan variabel terikatnya adalah minat siswa dalam memilih
jurusan. Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang
banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam
kehidupan belajar seorang murid.
2. Pengukuran Variabel Penelitian a. Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar akan terlihat pada nilai raport siswa pada semester
b. Motivasi siswa
Dalam penilaian variabel motivasi dilihat dari 3 indikasi dengan
skala pengukuran sebagai berikut :
1) Penyelesaian tugas dari guru
(a) Ya = skor 3
(b) Kadang-kadang = skor 2
(c) Tidak = skor 1
2) Keaktifan siswa belajar di dalam kelas
(a) Ya = skor 3
(b) Kadang-kadang = skor 2
(c) Tidak = skor 1
3) Kebiasaan siswa belajar di luar sekolah
(a) Ya = skor 3
(b) Kadang-kadang = skor 2
(c) Tidak = skor 1
c. Tingkat Pendidikan Orang tua
Untuk tingkat pendidikan orang tua, dilihat dari pendidikan terakhir
orang tua siswa dengan pengukurannya sebagai berikut :
2) SMP = skor 2
3) SMA/SMK = skor 3
4) D3 = skor 4
5) Sarjana = skor 5
d. Minat Siswa
Penilaian variabel terikat ini dilihat dari jawaban atas kuesioner yang
telah dibagikan pada responden.
1) jawaban sangat setuju skor 4
2) jawaban setuju skor 3
3) jawaban tidak setuju skor 2
4) jawaban sangat tidak setuju skor 1
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari reponden (siswa) dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Penyebaran kuesioner ini
kepada responden bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan
mengenai motivasi, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa dalam
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Indikator Nomer Item Kuesioner
Jumlah Item
Prestasi belajar siswa Nilai raport 1 1
Motivasi Belajar siswa
Penyelesaian tugas dari guru
Keaktifan siswa belajar didalam kelas
Kebiasaan siswa diluar jam sekolah 10,11,13,14 1,2,4,6,9,12 3,5,7,8,15 4 6 5 Tingkat Pendidikan Orang Tua Jenjang Pendidikan terakhir Orang Tua
1 1
Minat memilih jurusan
Perasaan senang berkecimpung pada jurusan yang dipilih
Ketertarikan pada jurusan yang dipilih
1,2,3,4,5,6,13
7,8,9,10,11,12, 14
7
7
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak secara
langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melakukan dokumen.
Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran umum tentang sekolah dan
nilai rapor siswa.
F. Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
pengujian validitas instrumen digunakan rumus Product Moment dari
Karl Person :
( )( )
( )
{
∑
−∑
∑
}
∑
{
∑
∑
−( )
∑
}
− =
2 2
2 2
y xy
x x
y x xy
n
rxy
Keterangan :
r
xy = koefisien korelasin = jumlah item pertanyaan
x = skor masing-masing item tes
y = skor total setiap item tes
Besarnya koefisien korelasi (r) diperhitungkan dengan taraf signifikansi
atau taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%).
Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka angket tersebut
valid. Namun sebaliknya, jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 5%,
maka angket tersebut tidak valid.
Pengujian validitas instrumen ini dilakukan di SMA Santa Maria
dengan populasi N= 30 siswa, maka derajat kebebasannya (dk) = N – 2 =
30 – 2 =28, sehingga diketahui nilai r tabelnya = 0,361.
Tabel 3.2
[image:54.595.83.508.144.634.2]Hasil Uji Validitas untuk variabel Minat siswa
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Motivasi Belajar Siswa Butir No. r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,438 0,361 Valid
2 0,492 0,361 Valid
3 0,514 0,361 Valid
4 0,393 0,361 Valid
6 0,375 0,361 Valid
7 0,586 0,361 Valid
8 0,492 0,361 Valid
9 0,490 0,361 Valid
11 0,471 0,361 Valid
13 0,688 0,361 Valid
14 0,712 0,361 Valid
Butir No. r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,626 0,361 Valid
2 0,524 0,361 Valid
3 0,502 0,361 Valid
6 0,602 0,361 Valid
10 0,502 0,361 Valid
11 0,429 0,361 Valid
13 0,595 0,361 Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data
yang sama. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka
digunakan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 2008:196) :
(
)
⎥⎥⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − =∑
2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Dimana :r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
∑
2b
σ = jumlah varian butir
2
t
σ = varian total
Suatu variabel dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel. Sebaliknya, jika r hitung
<r tabel maka tidak reliabel. Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya
reliabilitas, pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono,
[image:55.595.87.511.217.733.2]2008:231) :
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas
Besarnya nilai r Interpretasi 0,80 - 1,000
0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 0,00 - 0,199
Dengan bantuan SPSS 12, maka didapatkan hasil perhitungan
[image:56.595.84.513.169.742.2]reliabilitas instrumen sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel r hitung r tabel Kesimpulan Motivasi Siswa 0,803 0,361 reliabel
Minat Siswa memilih jurusan 0,834 0,361 reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka didapatkan
kesimpulan bahwa kedua variabel yaitu motivasi belajar dan minat siswa
memiliki tingkat reliabilitas yang sangat kuat.
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis
a. Pengujian Normalitas
Tujuan digunakannya pengujian normalitas adalah untuk mengetahui
bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis itu berdistribusi normal.
Rumus :
[
]
∑
−=
fh fh fo
x2
Keterangan:
χ2
: Chi Kuadrat
fo : frekuensi atau jumlah data hasil observasi
fh : frekuensi atau jumlah yang diharapkan
b. Uji Linearitas
Linearitas merupakan prasyarat dari regresi sederhana. Maksudnya
apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak.
Kalau tidak linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan.
(Sugiyono, 2007 : 65)
G TC S S F 2
2
=
Keterangan :
F = nilai F untuk garis regresi
S2TC = varians tuna cocok
S2G = varians galat
c. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengetahui
hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan
tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di
SMA.
1) Perumusan Hipotesis
a) Rumusan Hipotesis I
Ho : Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa
dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
Ha : Ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan
b) Rumusan Hipotesis II
Ho : Tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa
dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
Ha : Ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan
minat siswa memilih jurusan di SMA.
c) Rumusan Hipotesis III
Ho : Tidak ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang
tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
Ha : Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua
dengan minat memilih jurusan di SMA.
2) Pengujian Hipotesis I, II, III
Untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel digunakan korelasi product moment. Berikut ini adalah
rumus Product Moment :
n ∑xiyi – (∑xi) (∑yi)
r
xy =√{∑xi2 – (∑xi)2} {∑yi2 – (∑yi)2}
Keterangan :
r : koefisien korelasi
n : ukuran sampel
Setelah diperoleh harga r hitung, kemudian dibandingkan dengan
jumlah subyek yang diteliti. Apabila harga r hitung lebih besar atau
sama dengan dari r tabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya,
apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka hipotesis ditolak
Jika dalam penelitian ini, data tidak memenuhi pengujian
prasyarat analisis, maka hipotesis akan diuji dengan menggunakan
statistika non parametrik, yaitu chi square dan dikerjakan dengan
perhitungan manual. Chi square merupakan salah satu tes statistik
non parametrik atau tes bebas distribusi. Teknik statistik ini
digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri dari
dua kategori atau lebih dimana data berbentuk nominal dan
sampelnya besar. Rumus chi square yang digunakan adalah sebagai
berikut (Sugiyono, 2008:107) :
(
)
∑
=−
=
k i h h of
f
f
1 2 2χ
Penjabaran rumus chi square menurut Hartono (2008:230) adalah
sebagai berikut:
(
) (
) (
) (
) (
)
... 2 2 2 2 22 = − + − + − + − + − +
h h o h h o h h o h h o h h o f f f f f f f f f f f f f f f χ Keterangan : χ2
= Chi-Square
Rumus untuk mencari fh (Hartono, 2008:226) adalah sebagai berikut:
∑
∑ ∑
= a k b h f f x f fKeterangan : fh = frekuensi yang diharapkan
∑fa = jumlah frekuensi akhir pada tabel
∑fb = jumlah frekuensi baris pada sel yang dicari
∑fk = jumlah frekuensi kolom pada sel yang dicari
Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus sebagai berikut
(Hartono, 2008:230) :
(
−1)(
−1)
= b k
dk
Keterangan : dk = derajat kebebasan b = jumlah baris k = jumlah kolom
Jika nilai χ2hitung > dari nilai χ2 tabel pada taraf signifikasi 5% (α = 0,050, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, Jika nilai χ 2 hitung < dari nilai χ2 tabel pada taraf signifikasi 5% (α = 0,050, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Apabila pada hasil perhitungan chi square terdapat pengaruh
atau hubungan, maka perlu dihitung koefisien kontigensi. Koefisien
kontigensi dihitung untuk mengetahui derajat hubungan antara faktor
satu dengan faktor yang lainnya. Rumus yang digunakan untuk
menghitung koefisien kontigensi adalah sebagai berikut (Sudjana,
1996:282):
n C
+ = 2 2
χ χ
Keterangan: C = koefisien kontigensi
χ2
= khi kuadrat
n = jumlah responden
Agar harga koefisien (C) dapat diperoleh dapat dipakai untuk
menilai derajat asosiasi antara faktor, maka harga C perlu
dibandingkan dengan koefisien kontigensi maksimum (Cmaks) yang
bisa terjadi. Harga C maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
m m Cmaks
1
− =
Keterangan: m = harga minimum antara B dan K (yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom)
semakin dekat nilai C dengan Cmaks, maka makin kuat hubungan yang
terjadi di antara variabel tersebut.
Perhitungan interprestasi rasio koefisien kontigensi (C) terhadap
C maksimum (Cmaks) adalah sebagai berikut:
maks rasio
C C C =
[image:61.595.84.512.223.631.2]Tabel 3.6
Interpretasi Rasio Koefisien Kontigensi terhadap Cmaksimum Nilai C Interpretasi
≥ 0,81 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Data Kelembagaan Sekolah
1. Nama Sekolah : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
2. Lokasi : Jl. Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta 55223
3. Status : Terakreditasi – A
B. Visi dan Misi 1. Visi
Menjadi sekolah yang berkualitas dalam bidang pengetahuan, sikap dan
keterampilan berdasarkan ajaran kasih.
2. Misi
1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
2) Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar.
3) Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika.
4) Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis.
5) Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi
pekerti.
C. Sejarah Berdirinya Sekolah
Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI
Yogyakarta. Yayasan BOPKRI (Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik
Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada
zaman perjuangan, tepatnya tanggal 18 Desember 1945. Yayasan BOPKRI
Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada
saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat
Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk
mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Pada masa Penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga
pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan oleh
gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan
perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.
Pada awal tahun 1943, Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta
dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar
terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah panji Perkumpulan
Persekolahan Masehi (PPM). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur
dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi.
Dalam masa perang kemerdekaan, umat Kristiani tidak mau ketinggalan,
mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen
pertama di Surakarta, diputuskan didirikan lembaga pendidikan dengan nama
BOPKRI, dengan Ketua Umum IP. Simanjuntak dan Penulis Pujo Suseno.
Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan pada 18 Desember 1945 dengan akte
notaris RM. Wiranto, 11 Mei 1946. Dalam clash II pada 19 Desember 1948,
Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup
seluruh sekolahnya.
Pada tanggal 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta,
Pemerintah RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku
Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar
semua sekolah dibuka kembali. BOPKRI menanggapi dengan antusias.
Diadakan pembentukan BOPKRI baru dengan Ketua Drs. Sudarmono dan
Penulis merangkap Bendahara yaitu S. Subanu. Dari sekolah-sekolah yang
dibuka kembali antara lain adalah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
D. Keadaan Siswa
Pada tahun ajaran 2009/2010 ini, SMA BOPKRI 2 memiliki 529 siswa
dari 3 kelas untuk setiap angkatannya yaitu XA, XB, XC, XD, XE, XF, XG,
XH, XI BHS, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPA 1, XI IPA 2, XII
BHS, XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPS 1, XII IPS 2, XII
Tabel 4.1
Rincian jumlah siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
X A 10 11 21
X B 13 9 22
X C 13 9 22
X D 11 9 20
X E 14 7 21
X F 21 10 21
X G 11 9 20
X H 13 8 21
XI IPA 1 16 9 25
XI IPA 2 16 9 25
XI IPS 1 15 11 26
XI IPS 2 20 7 27
XI IPS 3 14 12 26
XI IPS 4 16 8 24
XI BHS 2 7 9
XII IPA 1 11 7 18
XII IPA 2 10 8 18
XII IPA 3 9 9 18
XII IPA 4 6 11 17
XII IPS 1 16 14 30
XII IPS 2 16 14 30
XII IPS 3 22 7 29
XII IPS 4 18 11 29
XII BHS 5 5 10
JUMLAH 308 221 529
E. Kepala Sekolah
Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sudah
mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 10 kali, beliau-beliau adalah
Margono Paulus (1949-1957), Nathanael Daljoeni (1957-1963), Eghbert
Daniel Yohanes (1963-1969), Drs. Widiatmoko Br (1970-1971), Purwanto,
S. Supadiyono (1995-2003), Drs. Priyanto (2003-2007), dan yang menjabat
sebagai Kepala Sekola