• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa SMK ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga : studi kasus siswa-siswi jurusan penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa SMK ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga : studi kasus siswa-siswi jurusan penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus: : Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada

SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten Maria Gampang Sri Murdani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (2) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (3) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua pada siswa – siswi jurusan penjualan di SMK Negeri I, SMK Kristen 2 dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2006. Populasi penelitian berjumlah 268 orang terdiri dari 118 siswa SMK Negeri I, 92 siswa SMK Kristen 2, dan 58 siswa SMK Katolik. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (thitung = 11,423 > ttabel = 1,66); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (thitung =10,354 > ttabel =1,65); (3) ada hubungan positif positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (thitung = 8,347 >

tabel

(2)

viii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND THE INTEREST OF BEING AN ENTREPRENEUR OF

VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS OBSERVED FROM THE ECONOMICAL AND SOCIAL STATUS OF THE PARENTS

A Case Study on: Students of Marketing Department of the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic

Vocational Senior High School in Klaten Regency Maria Gampang Sri Murdani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This research aims to know whether: there is any relationship between the entrepreneurship spirit and the interest of being an entrepreneur observed from (1) the kind of occupation of the parents; (2) the income level of the parents; (3) the educational level of the parents of the students of marketing department in the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic Vocational Senior High School in Klaten Regency.

Data collecting was done in December 2006. The population of the research were 268 students consist of 118 students of State Vocational Senior High School, 92 students of Christian 2 Vocational Senior High School, and 58 students of Catholic Vocational Senior High School. The data were collected by using questionnaire and interviews methods. To examine the research hypotheses, data were analyzed by using the methods of product moment from Pearson correlation analysis.

(3)

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus: Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada

SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MARIA GAMPANG SRI MURDANI

021334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus: Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada

SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MARIA GAMPANG SRI MURDANI

021334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

“Saat hidup tak terangkai sempurna

Banyak berkat terselubung di balik

kepedihan dan pencobaan

Ya, kita tak dapat m elihat

apa yang Allah rencanakan

Namun lewat penderitaan

kita menjumpai kasih Allah,

Serta dapat merasakan damai

yang dilimpahkan- Nya dari surga”

(K at hy C. M iller)

“Berbuatlah sebanyak mungkin kebaikan,

Melalui sebanyak m ungkin cara,

Di sebanyak m ungkin tem pat,

Pada sebanyak mungkin waktu,

Kepada sebanyak mungkin orang,

Sejauh m ungkin,

Sesuai kemampuanmu”

(Alm. Rm. Pablo,CM F)

“Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya”

(Pengkotbah 3:11)

“Roh Kudus datang menolong dalam kelemahan kita dan

menjadi pengantara kita”

(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan teristimewa untuk:

Tuhan Yesus K rist us

Bunda M aria Yang M elindungiku

Almarhum Bapakku Dominicus Suparno

I buku AY. Sri Hast ut i

Kakak -kakakku:

Elizabeth Setyo Sri K enyo Weningsih

Chatarina Sri Tunjung Dwi Anggani

Yohanes Aris Sri Sadono

Chatarina M irah Sri Wismanti

M argaretha Widayati Dampit Sri Karenan

Almarhum Widoyo Dampit Sri Parikenan

Almarhum Gampang Sri M urdono

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 September 2007 Penulis

(10)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus: : Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada

SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten Maria Gampang Sri Murdani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (2) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (3) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua pada siswa – siswi jurusan penjualan di SMK Negeri I, SMK Kristen 2 dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2006. Populasi penelitian berjumlah 268 orang terdiri dari 118 siswa SMK Negeri I, 92 siswa SMK Kristen 2, dan 58 siswa SMK Katolik. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (thitung = 11,423 > ttabel = 1,66); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (thitung =10,354 > ttabel =1,65); (3) ada hubungan positif positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (thitung = 8,347 >

tabel

(11)

viii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND THE INTEREST OF BEING AN ENTREPRENEUR OF

VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS OBSERVED FROM THE ECONOMICAL AND SOCIAL STATUS OF THE PARENTS

A Case Study on: Students of Marketing Department of the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic

Vocational Senior High School in Klaten Regency Maria Gampang Sri Murdani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This research aims to know whether: there is any relationship between the entrepreneurship spirit and the interest of being an entrepreneur observed from (1) the kind of occupation of the parents; (2) the income level of the parents; (3) the educational level of the parents of the students of marketing department in the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic Vocational Senior High School in Klaten Regency.

Data collecting was done in December 2006. The population of the research were 268 students consist of 118 students of State Vocational Senior High School, 92 students of Christian 2 Vocational Senior High School, and 58 students of Catholic Vocational Senior High School. The data were collected by using questionnaire and interviews methods. To examine the research hypotheses, data were analyzed by using the methods of product moment from Pearson correlation analysis.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Siswa SMK Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua ”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. yang telah bersedia mendampingi penulis dalam proposal penelitian memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran.

5. Bapak S. Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan saat menguji penulis.

(13)

x

Singo ), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma yang telah mengajar dan mendidik dengan sabar kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9. Bapeda Kabupaten Klaten, yang telah memberikan ijin penelitian di SMK Negeri I, SMK Katolik dan SMK Kristen 2 Klaten.

10. Keluarga besar SMK Negeri I Klaten, Bapak Drs. M.Sami selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Siti Mualifah selaku Kaprolin yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, Bapak Tri Joko selaku Kepala Kantor/TU, siswa-siswi kelas 3 Penjualan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran skripsi ini.

11. Keluarga besar SMK Katolik Klaten, Bapak FY. Parintyatma, BA selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Bapak Joko Widodo selaku Wakasek yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, Bapak Harto, Bapak Gino, siswa-siswi kelas 3 Penjualan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran skripsi ini.

(14)

xi

13. Alm. Bapakku D. Suparno, Be danik wis lulus ki....kutau babe lagi tersenyum bahagia di surga mat ur suwun sanget at as pengorbanan, kerja keras, perhat ian ma kasih sayangnya yang t ulus, kangen nie mijit in....buat Ibuku AY.Sri Hastuti, mamex makasi yach atas semua perhatian, doa en kasih sayangnya.

14. Mba Yok makasi atas pengorbanan, bantuan secara moril & material, doa, semangat , perhatian serta kasih sayangnya yang t ulus, mba Tunjung, mas Aris, mba Wiwid, mba Mira makasi atas segala bantuan dan semangat, keponakanku Topik n Fajar thanx untuk kelucuan n ramenya suasana.

15. My Close friends, Elfira (liong) akhirnya qta bisa lulus bareng yach 09.00 a.m thanx 4 everything smoga qta tetap jadi sahabat yang oke di mata Tuhan ciee..., Sisil (lont ong) Jeng muter- muter sekolahan lagi yuks trus sightseeing again ye, Rur i seneng dech dinyanyiin en digitarin lagu- lagunya Mr. Big jadi happy lho...Sant i wah dah kerja ne..., Flora (f of o) jalan-jalan lagi yuk?!? tp kapan yach..., Desi allow dor a kapan-kapan curhat lagi yach..., W at ik akhirnya qta bisa lulus bareng 01.00 p.m thanx atas kebersamaannya n abang pak dokter flash, Ana seneng dech nyanyi- nyanyi bareng walopun agak fals sich hehe..., Mita (mit hong) ayo cepet selesain skripsinya yach, semangat!!! Sisil man’02 yuks ke warnet lagi...kangen nie ma kebun salakmu turi, Yessi, Gama n Ndar u thanx dah jadi sobatku dari kecil moga qta tetap jadi sahabat.

16. Temen-temen kost Brojowikalpo No.2B Dewi “tuyul memble” n family, Yudha, Retno “Nonox”, Anna, Nuning, Tian, Shinta, Silvi, Sulis, mba Rica “tante”, mba Andri, mba Anna, mba Ota, Ana, Tita thanx our bright days, I ’ll be missing you all....J

(15)

xii

Sr. Stela doain aku selalu ya suster..., mba Endang laris yo mba..., Yuli ‘bom-bom’moga jadi hairstylish yang keren.

18. Temen-temen PAK A 2002 à Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya, Ninuk, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni seneng dech bisa sekelas bar eng X- an smoga ini bisa j adi kisah klasik yang

pant as unt uk dikenang t hanx 4 ever yt hing, don’t f or get me...

19. Temen-temen PAK B 2002à Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Lusi, Yuni, Dwi, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll. 20. Temen-temen PAK C 2002 à Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Suprapti,

Wulan, Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima, Risa, Lia, Esti, dll.

21. Agung kapan jahitin baju buat aku ne...moga jadi desainer yang oks punya ya bo..., Adven n Merita, Ade, Alex, Frans, Rizki, Vika ke gua kerep lagi yuks...Yanu n Lippo ke perpus yuks...kakak n adek angkatan PAK thanx atas kebersamaan saat kuliah di kelas bareng X-an, Adel, Siska, Wulan, Ida, Indah, Sari Utami, Joyo n Vita,dll.

22. Temen-temen Cana Community (Lektor dan Misdinar) à Mbak Nita n Papi, Mbak Marga, Mbak Mety, Mas Max, Mas Eric, Mas Yoyok, C’Vivi, Sisil, Lely, Mas Paus, Mas Ichad, Mas Arfi, Marina, Dewi, Ambro, Yudi, Ari, Eka, Elkana, Si kembar Vero dan Sabeth, Felic, Gaga, Indah, Lusi, Putri, Vina, Ika Andar, Sepri, Paskal, Silvi, Jeli, Anton, Santi, Ria, Mita, Dita, frater-frater angin mamiri,dll thanx ya atas pengalaman berorganisasi,

cabelot is nya n latihan vokal.

(16)

xiii

(terima kasih atas doa dan nasehat-nasehatnya, ‘ber t umbuh ber sama dalam melayani’.

24. Buat diri pribadiku ayo langkahkan kaki, tegarkan hati, kuatkan diri, tuk menggapai asa yang tinggi, tetap semangat!!!keep smileJ

25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis

(17)

xiv

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(18)

xv

A. Jiwa Kewirausahaan ... 7

B. Minat Berwirausaha ... 12

C. Status Sosial Ekonomi ... 16

D. Hubungan diantara Variabel Penelitian ... 25

E. Kerangka Pemikiran Teoritik ... 29

F. Rumusan Hipotesis ... 31

BAB III : METODE PENELITIAN... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

D. Populasi Penelitian ... 33

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Pengujian Validitaas dan Reliabilitas ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 52

B. Analisis Data ... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 79

(19)

xvi

C. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

halaman Lampiran I Data Induk Penelitian ... 83 Lampiran II Statistik Deskriptif , Uji Validitas dan Reliabilitas... 121 Lampiran III Uji Normalitas dan Linearitas ... 127 Lampiran IV Perhitungan Kategori Kecendrungan Variabel (PAP II) dan

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siswa siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Kurikulum SMK Edisi 2004). Sebagai penyelenggara pendidikan tingkat menengah, SMK berkewajiban untuk mempersiapkan lulusan untuk mampu bersaing di dunia kerja. Faktor utama yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah seberapa jauh lulusan memiliki kompetensi dibidangnya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan menghasilkan produk unggul. Namun demikian, kemampuan SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang unggul/berkualitas masih disangsikan oleh sebagian masyarakat.

(22)

SMA dan Perguruan Tinggi masing- masing mengalami kenaikan 7,1%, 2,6%, 2,3% (BPS, 2005:40). Bank Dunia (2003), mengasumsikan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi satu persen akan mampu menambah lapangan kerja bagi 400.000 orang. Padahal, angkatan kerja setiap tahun di Indonesia berjumlah kurang lebih 3 juta jiwa. Ini berarti sejak saat ini angka penganggur akan terus bertambah dengan jumlah paling tidak 1,6 juta orang. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan (2005:64), menyebutkan bahwa sejak tahun 1997 sampai tahun 2004 jumlah pengangguran terbuka di Indonesia terus meningkat dari sebesar 4,18 juta jiwa menjadi kurang lebih sebesar 11,35 juta jiwa.

Menghadapi kenyataan tersebut, SMK sebagai penyelenggara pendidikan kejuruan yang siap kerja perlu untuk meningkatkan kualitas lulusan agar mampu bekerja maupun menciptakan usaha sendiri. Hal ini didukung pemberitaan Media Indonesia (12/02/2004) yang menyebutkan bahwa lulusan SMK yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi hanyalah 10% saja. Artinya, lulusan SMK lebih banyak memilih terjun ke dunia kerja daripada melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian peran pendidikan menengah kejuruan yang senantiasa berorientasi siswa untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha menjadi sangat penting.

(23)

pikiran dan angan-angan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Oleh karena itu, pihak SMK perlu meningkatkan jiwa kewirausahaan dengan siswa diberi kesempatan untuk mengelola usaha kecil misalnya mengelola koperasi sekolah.

(24)

kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan mampu untuk menciptakan pekerjaan sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul

penelitian “HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN

DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”. Penelitian ini merupakan

studi kasus pada siswa-siswi jurusan penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan perhatian pada tinggi atau rendahnya minat berwirausaha siswa SMK. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat berwirausaha. Penelitian memfokuskan pada faktor jiwa wirausaha. Secara lebih spesifik dalam penelitian ini akan diselidiki apakah ada derajat hubungan yang berbeda antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua?

(25)

wirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua?

3. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan

dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan memberikan manfaat– manfaat sebagai berikut:

(26)
(27)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jiwa Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan

Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis ”entrependre“ yang berarti “bertanggung jawab“. Wirausahawan adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola dan mengatur risiko suatu usaha bisnis (Machfoedz dan Machfoedz, 2004:1). Menurut Drucker, kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Menurut Zimmere (Suryana, 2003:4), kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari.

(28)

penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 ( Priyono dan Soerata, 2004:16), tentang “Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan” pada poin 1 menyatakan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dalam modul Pelatihan CEFE (Creation of Enterpreses Formation of Entrepreneurs) yang diadakan oleh proyek PIKM Provinsi DIY Kanwil Departemen perindustrian Provinsi DIY Tanggal 5 Mei sampai dengan 13 Juni 1995 (Priyono dan Soerata, 2004:16), disebutkan bahwa kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif untuk memanfaatkan peluang usaha.

2. Ciri dan Watak Kewirausahaan

(29)

beragam. Wirausahawan mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik daripada teman sekerja ataupun atasannya. Wirausaha memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan kesuksesan (Machfoedz dan Machfoedz, 2004:5). Menurut Longenecker, dkk (2001:23), seseorang yang menjadi wirausaha mempunyai kebutuhan yang tinggi akan keberhasilan, keinginan untuk mengambil risiko yang moderat, percaya diri yang tinggi dan keinginan untuk berbisnis. Meredith menyatakan bahwa berwirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber daya. Oleh sebab itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau karir dimana seseorang dalam menjalankannya memiliki ciri–ciri dan watak (Suryana, 2003:8), sebagai berikut :

Tabel 2.1

Ciri dan Watak Kewirausahaan

No. Ciri-ciri Watak

1 Percaya diri Ketidaktergantungan dan

optimisme 2 Berorientasi pada tugas

dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat dan inisiatif

3 Pengambilan risiko Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan suka tantangan

4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, menanggapi saran-saran dan kritik 5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel 6 Berorientasi ke masa

depan

(30)

Ciri-ciri atau karakter wirausaha menurut Priyono dan Soerata (2004:20) antara lain:

a. Segala tindakan berorientasi pada pencapaian tujuan. b. Tegar dan tahan uji, ulet dan tidak mudah patah semangat.

c. Menetapkan standar sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan.

d. Bersikap optimis dan berpikir positif. e. Bekerja keras dan cerdas (smart).

f. Menandai keberhasilan dan kegagalan pada dirinya sendiri, semuanya dijadikan alat sebagai cara untuk mawas diri.

g. Pengambil risiko yang moderat, ia tidak akan melangkah untuk mengambil risiko manakala analisis dan nalurinya berkata “jangan”.

h. Tanggap dan menerima ide-ide baru.

i. Termotivasi oleh tugas bukan karena imbalan. j. Independen dan mandiri.

k. Selalu menciptakan suasana yang riang dan menggairahkan.

Dalam penelitian ini, ciri-ciri kewirausahaan seperti tabel 2.1 dijadikan indikator dalam penyusunan instrumen karena dalam ciri-ciri tersebut telah mencakup beberapa ciri yang dikemukakan oleh para ahli, dan ciri-ciri yang dikemukakan oleh Meredith, dalam (Suryana, 2003:14) di atas meliputi watak-watak yang sebaiknya dimiliki dan dikembangkan oleh seseorang yang ingin menjadi wirausaha. Semakin banyak seseorang memiliki atau menunjukkan watak tersebut, maka semakin kuat jiwa kewirausahaan orang tersebut.

3. Pengertian Jiwa Kewirausahaan

(31)

abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur perbuatan pribadi (personal behavior) manusia. Definisi tersebut hampir sama yang dikatakan oleh Nasution (1950:10), jiwa adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sebagian laku, pikiran, perasaan dan kemauan seseorang dan yang memberi corak kepadanya.

(32)

lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan pergaulan kelompok (Suryana, 2003:41).

Berdasarkan konsep kewirausahaan, ciri dan watak kewirausahaan, jiwa kewirausahaan adalah adanya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil, selalu berani menghadapi dan mengambil risiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam melakukan usaha selalu bersifat orisinalitas dan memiliki pandangan jauh ke depan. Dalam hal ini inti dari jiwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha.

B. Minat Berwirausaha

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat kuat dan penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

(33)

adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Ini berarti selain karena perasaan senang, orang yang berminat terhadap suatu objek juga mempunyai harapan-harapan untuk memperoleh manfaat dari objek tersebut. Kalau memberikan manfaat dia akan cenderung untuk memilih objek tersebut. Menurut Witherington (1963:90), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, kalau tidak demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali.

Menurut The Liang Gie (1995:16), minat melahirkan perhatian wajar yang tidak dipaksakan dengan tenaga kemauan. Minat melahirkan perhatian wajar yang tidak dipaksakan akan memudahkan terciptanya konsentrasi dan menjadi benteng pelindung melawan gangguan-gangguan perhatian apapun dari luar. Minat selain memungkinkan pemusatan pikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu. Menurut William Amstrong (The Liang Gie, 1995:133), ada 10 (sepuluh) cara untuk memperoleh minat sebagai berikut:

1. Hendaknya berusaha menetapkan apa yang ingin diperbuatnya dan ke mana akan menuju.

(34)

3. Hendaknya berusaha menentukan tujuan hidupnya: ingin menjadi apa?

4. Lakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menangkap keyakinan dan pengabdian diri pada pelajaran yang bersangkutan. 5. Hendaknya membangun suatu sikap yang positif, yaitu mencari

minat- minat yang baik ketimbang alasan-alasan penghindar yang buruk.

6. Hendaknya menerapkan keaslian dan kecerdasannya dalam mata pelajaran sebagaimana dilakukannya pada kegemarannya.

7. Berlakulah jujur terhadap diri sendiri.

8. Praktekkan kebajikan-kebajikan dari minat dalam ruang kuliah, yaitu tampak dan berbuat seakan-akan sungguh berminat.

9. Hendaknya menggunakan nalurinya menghimpun untuk mengumpulkan keterangan. Hal ini tidak saja membantu perkembangan minat, melainkan juga konsentrasi.

10. Janganlah takut untuk menggunakan rasa ingin tahu.

Menurut Freeman (The Liang Gie, 1995:135), ada 10 (sepuluh) cara untuk memperoleh minat sebagai berikut:

1. Hendaknya menyingkirkan pengganggu-pengganggu yang tak penting dan tak dikehendaki seperti misalnya suara, rasa lapar, dan rasa dingin.

2. Kesampingkanlah urusan-urusan mendesak lainnya dengan cara mencatatnya atau menyusun jadwal penyelesaiannya.

3. Tekanlah pikiran-pikiran yang tak dikendaki dengan cara secepatnya beralih ke topik yang sedang dipelajari.

4. Hendaknya memahami apa yang sedang dipelajarinya.

5. Punyailah suatu minat yang hidup terhadap mata pelajaran di luar jam studi.

6. Hendaknya menggunakan banyak sumber-sumber ide dan keterangan sehingga memperoleh banyak sudut pandangan terhadap suatu mata pelajaran dan membangkitkan minatnya. 7. Janganlah berusaha mempelajari suatu mata pelajaran secara

tersendiri, melainkan berusaha mempertalikannya sepanjang waktu dengan kehidupan sehari-hari.

8. Hendaknya berusaha membaca suatu buku mengenai sejarah sesuatu mata pelajaran.

9. Usahakan mengetahui pertalian mata pelajaran itu dengan mata pelajaran lainnya dan bagaimana mata pelajaran itu dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

(35)

Mengenai cara untuk mengembangkan minat terhadap mata pelajaran yang tak disenangi, Colin Woodley (The Liang Gie, 1995:135), menyatakan bahwa dengan mempelajarinya secara sungguh-sungguh dan baik.

Menurut Winkel (1984:30), minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya minat. Winkel memberikan urutan- urutan untuk mencapai minat sebagai berikut.

Bila dihubungkan dengan minat seseorang untuk berwirausaha, mula- mula seseorang akan merasa senang terhadap wirausaha. Perasaan tersebut muncul karena seseorang telah mengenal dan karena dia memandang bahwa berwirausaha dapat memberikan manfaat dan berharga bagi dirinya, maka timbullah sikap yang positif. Dia akan selalu memperhatikan, berusaha mendekati dan menyesuaikan dirinya dengan sikap wirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan minat seseorang untuk berwirausaha telah muncul.

Dengan pengertian minat dan pengertian berwirausaha yang telah diuraikan di atas, maka dapat diberikan pengertian minat berwirausaha sebagai suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perasaan senang

(36)

menaruh perhatian pada sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi dua golongan (Winkel, 1984:27), adalah:

a. Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar.

b. Minat secara Ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan atau pengaruh dari luar individu.

C. Status Sosial Ekonomi

(37)

Menurut Winkel (1983:164), status adalah kebutuhan akan kedudukan/posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat. Menurut Hartomo dan Arnicun Azis (1983:195), status sosial adalah kedudukan seseorang (individu) dalam suatu kelompok pergaulan hidupnya. Pekerjaan biasanya merupakan akibat dari pendidikan dan merupakan penentu utama meskipun bukan satu–satunya mengenai mengenai berbagai pendapatan.

Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak dapat diartikan bahwa sikap, cita–cita, minat, motivasi anak terhadap suatu obyek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya. Menurut Gerungan (1989:57), dalam kondisi ekonomi keluarga yang cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam- macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alat. Dari pendapat tersebut di artikan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemapuannya daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Dari berbagai pendapat ya ng telah dikemukakan di atas dalam penelitian ini penulis hanya membatasi tiga unsur saja yaitu:

1. Jenis Pekerjaan Orang Tua

(38)

bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Menurut Tanlain (2002:13), bekerja adalah semua kegiatan yang dilakukan tiap orang untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu belum tentu sama dengan jenis pekerjaan orang tua siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok, yang disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan tambahan.

b. Pekerjaan Sampingan

(39)

1) Wirausaha 2) Bukan wirausaha

Dalam hal ini penulis akan melihat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua yang berwirausaha dan bukan berwirausaha. 2. Tingkat Pendapatan Orang Tua

(40)

Menurut Biro Pusat Statistik (Sumardi dan Hans-Dieter Evers, 1982:92), pendapatan dan penerimaan keluarga dapat berbentuk:

a. Pendapatan berupa uang, yakni segala penghasilan berupa uang yang bersifat regular dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, hasil investasi seperti bunga dan pensiun.

b. Pendapatan berupa barang yakni segala pendapatan yang sifatnya regular akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras, tunjangan kesehatan dan lain- lain.

c. Pendapatan lain- lain dari penerimaan barang dan jasa, yakni segala penerimaan bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misalnya penjualan barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian dan penagihan piutang.

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua

(41)

secara aktif untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, sikap spiritual, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, melalui kegiatan bimbingan, latihan dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Menurut Saduloh (2003:55), pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat.

Menurut Mapiare (1982:106), tingkat pendidikan yang tinggi sebagai satu diantara batu loncatan untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan jabatan yang dicapai yang pada akhirnya memudahkan bagi seseorang untuk dapat diterima dengan baik dalam masyarakatnya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berpikir, perasaan, dan sikap mental. Pendidikan dikatakan suatu proses, bahwa pendidikan tidak akan pernah berhenti tetapi akan terus berlangsung seumur hidup manusia.

(42)

sehingga akan lebih mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyatakan diri sebagai anggota masyarakat di dalam masyarakat tempat dia berada.

Menurut Tanlain (2002:43), pendidikan dapat diklasifikasikan dalam:

a. Pendidikan formal (pendidikan sekolah)

Pendidikan formal adalah suatu bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Karakteristik pendidikan fo rmal adalah sebagai berikut.

a) Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan berjenjang

b) Ada persyaratan yang cukup ketat mengenai waktu pendidikan, isi pendidikan

c) Penggunaan metode formal dan ada penilaian formal terhadap hasil.

b. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang berlangsung seiring dengan berlangsungnya kegiatan hidup sehari- hari. Karakteristik pendidikan informal adalah sebagai berikut.

(43)

c) Tidak menggunakan metode formal dan tidak ada penilaian formal

c. Pendidikan non formal

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap. Pendidikan non formal berbentuk kursus, pusat latihan untuk peningkatan ketrampilan kerja. Karakteristik pendidikan no n formal adalah sebagai berikut.

a) Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan berjenjang

b) Ada persyaratan yang cukup lunak mengenai waktu dan peserta c) Jangka waktu pendek dan isi pendidikan bersifat praktis untuk

peningkatan ketrampilan kerja dengan tujuan meningkatkan usaha dan taraf hidup

d) Menggunakan metode formal untuk menilai hasil

Dalam Tanlain (2002:46), jenjang pendidikan dibagi menjadi empat yaitu.

a. Pendidikan dasar : tamatan pra sekolah, SD atau sederajat. b. Pendidikan lanjutan : tamatan SMP atau sederajat.

c. Pendidikan Menengah : tamatan SMA atau sederajat.

(44)

jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Kemampuan orang tua menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa anak juga akan meniru orang tuanya. Brembeck (Bahar, 1989:127), menyatakan bahwa dorongan orang tua baik disengaja maupun tidak disengaja akan tetap mempengaruhi aspirasi anak terhadap pendidikan. Semakin banyak anak merasakan adanya dorongan dari orang tuanya semakin besar pengaruhnya terhadap aspirasi anak tersebut terhadap pendidikan. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai yang lebih baik dalam kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah.

D. Hubungan Diantara Variabel Penelitian

1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

(45)

yang mendominasi suatu daerah akan sangat berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan. Apabila dalam masyarakat banyak dijumpai wirausahawan yang berhasil, maka akan mempengaruhi minat berwirausaha bagi seseorang. Begitu pula dalam lingkungan keluarga, orang tua yang mempunyai jenis pekerjaan berwirausaha anak tersebut akan mempunyai kecakapan khusus dalam bidang wirausaha yang dapat menyebabkan anak tersebut juga ingin terjun dalam bidang wirausaha. Bermula dari keinginan ini akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha.

(46)

dalam kehidupan sehari- hari yakni sifat mandiri (misalnya anak dibiarkan mencoba pakaian sendiri), percaya diri, sikap tidak takut gagal, bertanggung jawab, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya (misalnya memberi semangat dan dorongan pada anak dengan memuji). Sifat-sifat tersebut bersifat pengulangan sehingga menjadi kebiasaan. Anak yang memiliki sifat-sifat di atas cepat atau lambat akan terdorong untuk membuka usaha pribadi sesuai dengan minat dan bakatnya. Sementara pada siswa dimana pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih rendah. Hal ini disebabkan anak tidak berada dalam kondisi lingkungan pekerjaan berwirausaha. Kondisi tersebut membuat anak tidak terbiasa dengan pekerjaan berwirausaha sehingga anak kurang berminat dalam berwirausaha. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal jenis pekerjaan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa.

2. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

(47)

tidak ada alat–alat. Jadi anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya dari pada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah.

Tinggi/rendahnya pendapatan orang tua diduga menentukan derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Pada siswa dimana pendapatan orang tuanya tinggi, maka derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan pada siswa dimana pendapatan orang tua tinggi, tersedia modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Hal ini semakin menguatkan jiwa kewirausahaan dan minat siswa.

Sedangkan semakin rendah pendapatan orang tua, maka derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih rendah. Hal ini disebabkan orang tua tidak memiliki ketersediaan modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal tingkat pendapatan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.

(48)

Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkatan pendidikan formal yang berhasil ditamatkannya. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu tidak hanya berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan teknologi tetapi juga berpengaruh pada pekerjaan, kekayaan, penghasilan, dan status sosial dalam masyarakatnya.

Secara umum orang tua yang dapat menyelesaikan pendidikan formal yang cukup tinggi mempunyai pengaruh dalam pekerjaan, kekayaan, penghasilan, dan penerimaan yang baik di masyarakat. Bahkan secara umum pula kecakapan seseorang dalam bidang tertentu diperoleh dari hasil belajar, baik pendidikan formal maupun non formal, dan menentukan pemilihan jenis pekerjaan. Dengan sendirinya anak merasa tertarik untuk dapat menyelesaikan pendidikan formal seperti orang tuanya.

(49)

jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Sedangkan semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka semakin rendah derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Hal ini disebabkan orang tua kurang memperhatikan anak untuk lebih produktif dan lebih berinisiatif untuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal tingkat pendidikan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.

E. Kerangka Pemikiran Teoritik

1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan seseorang mempunyai perasaan senang terhadap wirausaha yang muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Jenis pekerjaan orang tua adalah macam pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua sebagai sumber penghasilan yang diduga berpengaruh pada tingkat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.

(50)

Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan seseorang mempunyai perasaan sena ng terhadap wirausaha yang muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Tingkat pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga untuk mencukupi kebutuhan dalam keluarga yang diduga berpengaruh pada tingkat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. 3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha

ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan seseorang mempunyai perasaan senang terhadap wirausaha yang muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkatan pendidikan formal orang tua yang berhasil ditamatkan yang diduga berpengaruh pada tingkat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.

Berdasarkan kajian teoritis, berikut ini digambarkan model penelitian sebagai berikut.

Jenis Pekerjaan Tingkat Pendidikan

Jiwa Kewira usahaan

Minat Berwira

(51)

F. Rumusan Hipotesis

1. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

2. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

(52)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, SMK Katolik di Kabupaten Klaten. Studi kasus merupakan penelitian terhadap obyek tertentu, sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK – SMK eks SMEA yang berada di SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2006 – Januari 2007.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

(53)

33 liputi kepala sekolah, guru dan siswa. 2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah jiwa kewirausahaan, minat berwirausaha, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua.

C. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas III Penjualan SMK Negeri I Klaten, SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Katolik Klaten. Berdasarkan survai awal penelitian ini, didapat jumlah populasi siswa kelas III jurusan penjualan SMK Negeri I sebanyak 118 siswa, SMK Kristen 2 sebanyak 92 siswa, SMK Katolik sebanyak 58 siswa. Jadi total keseluruhan populasi siswa kelas III Penjualan berjumlah 268 siswa. Dalam penelitian ini, seluruh populasi diambil sebagai sarana penelitian sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi (Arikunto, 1996:115), adalah pendekatan semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian. Alasan dari pemilihannya adalah karena siswa kelas III sudah menempuh mata pelajaran kewirausahaan dengan kompetensi mengelola usaha kecil.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Jiwa Kewirausahaan

(54)

34

tu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Pengukuran variabel jiwa kewirausahaan dalam penelitian ini didasarkan pada 12 (dua belas) indikator (Priyono dan Soerata, 2004:20) yang meliputi: (a) percaya diri; (b) berorientasi pada tugas dan hasil; (c) pengambilan risiko; (d) kepemimpinan; (e) keorisinilan; (f) berorientasi ke masa depan; (g) tegar dan tahan uji, ulet dan tidak mudah patah semangat; (h) menetapkan standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan; (i) pekerja keras dan cerdas (smart); (j) independen dan mandiri; (k) bertanggung jawab; (l) fleksibel.

Berikut ini dijadikan tabel operasionalisasi variabel jiwa kewirausahaan:

No .

Indikator Pertanyaan Positif No. Pertanyaan Negatif No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Percaya diri

Berorientasi pada tugas dan hasil Pengambilan risiko

Kepemimpinan Keorisinilan

Berorientasi ke masa depan

Tegar dan tahan uji, ulet dan tidak patah semangat.

Menetapkan standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan. Pekerja keras dan cerdas (smart) Independen dan mandiri.

(55)

35

Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat sebagai berikut:

2. Variabel minat berwirausaha

Minat berwirausaha adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian pada sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Pengukuran variabel minat berwirausaha dalam penelitian ini didasarkan pada 8 (delapan) indikator yang meliputi: (a) ketertarikan; (b) perasaan senang; (c) keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha; (d) harapan untuk memperoleh manfaat; (e) pendirian; (f) kemampuan; (g) konsentrasi; (h) rasa ingin tahu.

Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat berwirausaha:

(56)

36 5. 6. 7. 8. Pendirian Kemampuan Konsentrasi Rasa ingin tahu

13,14,15,16 18, 19,20

12 17

Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat sebagai berikut:

3. Variabel jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi dua yaitu: a. Wirausaha

b. Bukan wirausaha

Skala pengukuran variabel ini adalah nominal. Skor = 2 untuk wirausaha dan skor = 1 untuk bukan wirausaha.

4. Variabel tingkat pendapatan orang tua

Tingkat pendapatan orang tua adalah besarnya pendapatan orang tua yang bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat pendapatan digunakan untuk membedakan antara orang tua siswa yang mempunyai jumlah pendapatan tinggi dan

(57)

37

orang tua yang mempunyai jumlah pendapatan rendah.

Untuk mengukur variabel tingkat pendapatan orang tua siswa dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu batas minimum pendapatan standar di Kabupaten Klaten. Dalam hal ini Upah Minimum Kota/Kabupaten di Jawa Tengah tahun 2005, yang telah ditetapkan melalui SK Gubernur Jateng No. 561/64/2005 tanggal 21 November 2005. Upah Minimum Kabupaten K laten sekarang ini yang berlaku adalah sebesar Rp 480.250,00 (http://www.mediaindo.co.id/berita.asp? id.82410). Dari pernyataan di atas maka dalam penelitian ini membedakan jumlah pendapatan sebagai berikut:

a. Pendapatan rendah

Jumlah pendapatan = Rp 480.250,00 b. Pendapatan sedang

Jumlah pendapatan antara Rp 480.251,00 – Rp 960.500,00 c. Pendapatan tinggi

Jumlah pendapatan = Rp 960.501,00

Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal. Skor = 1 untuk pendapatan rendah, skor = 2 untuk pendapatan sedang dan skor = 3 untuk pendapatan tinggi.

5. Variabel tingkat pendidikan orang tua

(58)

38

kan diukur berdasarkan empat kategori yaitu :

a. Pendidikan Dasar : tamatan pra sekolah, SD atau sederajat (skor 1). b. Pendidikan Lanjutan : tamatan SMP atau sederajat (skor 2).

c. Pendidikan Menengah : tamatan SMA atau sederajat (skor 3). d. Pendidikan Tinggi : tamatan D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3 (skor 4).

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang jiwa kewirausahaan, minat berwirausaha siswa, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan orang tua.

2. Wawancara

Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. Metode ini diperlukan untuk mendapat data-data untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode kuesioner.

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Peng ujian Validitas

(59)

39

(sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor jawaban masing- masing item pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan. Uji validitas digunakan dengan rumus Korelasi Product Moment Pearson (Arikunto,2005:327), yaitu:

)

(

(

)

)

}

{

(

)

}

(

{

− = 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n r Keterangan:

r : Koefisien korelasi

Yi : Skor total setiap item tes ke- i Xi : Skor masing- masing item tes ke- i N : Jumlah item pertanyaan

Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut.

• Jika rhitungrtabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka

instrumen tersebut valid

• Jika rhitungrtabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka instrumen tersebut tidak valid

Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan dengan responden siswa-siswi kelas II Penjualan dengan jumlah 30 di SMK Katolik Klaten.

(60)

40

a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan.

Ada tiga puluh empat (34) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk jiwa kewirausaha an adalah sebagai berikut (lampiran II,hal 123):

Tabel 3.1

Rangkuman Uji Validitas untuk Jiwa Kewirausahaan

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,316 Valid

2 0,239 0,298 Valid

3 0,239 0,320 Valid

4 0,239 0,406 Valid

5 0,239 0,334 Valid

6 0,239 0,389 Valid

7 0,239 0,318 Valid

8 0,239 0,270 Valid

9 0,239 0,316 Valid

10 0,239 0,388 Valid

11 0,239 0,387 Valid

12 0,239 0,559 Valid

13 0,239 0,367 Valid

14 0,239 0,240 Valid

15 0,239 0,340 Valid

16 0,239 0,328 Valid

17 0,239 0,316 Valid

18 0,239 0,268 Valid

19 0,239 0,254 Valid

20 0,239 0,356 Valid

21 0,239 0,393 Valid

22 0,239 0,325 Valid

23 0,239 0,425 Valid

24 0,239 0,265 Valid

25 0,239 0,257 Valid

26 0,239 0,279 Valid

27 0,239 0,275 Valid

28 0,239 0,352 Valid

29 0,239 0,333 Valid

30 0,239 0,380 Valid

31 0,239 0,285 Valid

32 0,239 0,305 Valid

(61)

41

34 0,239 0,262 Valid

Sumber : Data Prapenelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel jiwa kewirausahaan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh empat butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan me mbandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai

hitung

r semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir

pertanyaan variabel jiwa kewirausahaan adalah valid. b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha.

Ada dua puluh (20) butir pertanyaan pada variabel minat berwirausaha. Rangkuman uji validitas untuk variabel minat berwirausaha adalah sebagai berikut (lampiran II,hal 125):

Tabel 3.2

Rangkuman Uji Validitas untuk Minat Berwirausaha

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,334 Valid

2 0,239 0,635 Valid

3 0,239 0,384 Valid

4 0,239 0,415 Valid

5 0,239 0,265 Valid

6 0,239 0,309 Valid

7 0,239 0,309 Valid

8 0,239 0,415 Valid

(62)

42

10 0,239 0,393 Valid

11 0,239 0,304 Valid

12 0,239 0,277 Valid

13 0,239 0,502 Valid

14 0,239 0,272 Valid

15 0,239 0,257 Valid

16 0,239 0,677 Valid

17 0,239 0,302 Valid

18 0,239 0,263 Valid

19 0,239 0,531 Valid

20 0,239 0,264 Valid

Sumber : Data Prapenelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat berwirausaha menunjukkan bahwa sebanyak dua puluh butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilairtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat berwirausaha adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

(63)

43       −     −

=

2 2 1 1 t b n k k r σ σ Keterangan: n

r : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ : Jumlah varians butir 2

t

σ : Varians total

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 13.0. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dengan dk = n-2 (dk=30-2=28) menunjukkan nilai rtabel = 0,239. Hasil perhitungan nilai r untuk variabel jiwa kewirausahaan nilai rhitung = 0,832, sementara

pada variabel minat berwirausaha nilai rhitung = 0,796 (lampiran II,hal 125). Dengan demikian instrumen penelitian ini dapat diandalkan atau reliabel. Rangkuman hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Jiwa

Kewirausahaan

0,239 0,832 reliabel

Minat Berwirausaha

0,239 0,796 reliabel

(64)

44 G. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dari penelitian di lapangan yang meliputi karakteristik responden, variabel jiwa kewirausahaan, minat berwirausaha siswa, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua. Untuk keperluan deskripsi data digunakan statistik deskriptif untuk setiap variabel.

2. Uji Normalitas dan Liniearitas a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah distribusi data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas distribusi data setiap variabel, digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.0. Jikaα hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini di bawah α = 0,05, maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika masing- masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun rumus uji Kolmogrov-Smirnov (Gozali, 2002:36), sebagai berikut:

)

(

)

(

i N i

o X S X

F Max

D= −

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

)

(

i o X
(65)

45

n

S = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung> dari nilai Ftabel pada taraf signifikasi 5% (α = 0,05 ), maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel maka distribusi data dikatakan normal. b. Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dengan terikat. Pengujian dilakukan dengan uji F (Sudjana, 1992:332), dengan rumus sebagai berikut:

2 2

Se S F = TC

Keterangan:

F = Nilai F untuk garis regresi

TC

S2 = Varians tuna cocok 2

Se = Varians kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan

tabel

F dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien Fhitung diperoleh dari SPSS 13.0. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka hubungan antar

variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier. Sebaliknya jika nilai Fhitung < nilaiFtabel, maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier.

(66)

46

Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product moment dari pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui

hubungan antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Langkah- langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut.

1) Rumusan Hipotesis

Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

2) Pengujian Hipotesis a) Bukan wirausaha

rxy=

(

) ( )( )

(

) ( )

{

2 2

}

{

(

2

) ( )

2

}

− − Y Y N X X N Y X XY N b) Wirausaha

rxy=

(

) ( )( )

(

) ( )

{

2 2

}

{

(

2

) ( )

2

}

− − Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

rxy = koefisien validitas

(67)

47 Y = kriteria yang dipakai N = jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183), adalah sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380), dengan rumus:

t =

2

1 2

r n r

− −

Keterangan:

r = koefisien korelasi n = jumlah sampel r2 = koefisien determinasi

5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan

(68)

48

antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua diuji menggunakan korelasi product moment dari pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada

hubungan antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Langkah- langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut. 1) Rumusan Hipotesis

Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

2) Pengujian Hipotesis

a) Di bawah Rp 480.250, 00

rxy=

(

) ( )( )

(

) ( )

{

2 2

}

{

(

2

) ( )

2

}

− − Y Y N X X N Y X XY N

b) Antara Rp 480.251, 00 – Rp 960.500, 00

rxy=

(

) ( )( )

(

) ( )

(69)

49 c) Di atas Rp 960.501, 00

rxy=

(

) ( )( )

(

) ( )

{

2 2

}

{

(

2

) ( )

2

}

− − Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

rxy = koefisien validitas

X = hasil pengukuran Y = kriteria yang dipakai N = jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183), adalah sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380),dengan rumus: t = 2 1 2 r n r − − Keterangan:

(70)

50

5) Kriteria pengujian atau peng

Gambar

Tabel 2.1 Ciri dan Watak Kewirausahaan
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Rangkuman Uji Validitas untuk Minat Berwirausaha
(dk=30-2=28) menunjukkan nilai rtabel = 0,239. Hasil perhitungan nilai r untuk variabel jiwa kewirausahaan nilai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Self assessment system yang diproxikan dengan Wajib Pajak Badan Terdaftar dan SPT Masa PPh yang dilaporkan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan

• ANGKA KODE INSTITUSI untuk Sekolah yang tercetak pada Surat Aktivasi Akun yang dibagikan Kemdikbud ke sekolah-sekolah melalui LPMP dan Dinas Pendidikan Kab/Kota di program

Dimunculkan form isian seperti gambar dibawah ini untuk pembukuan Penerimaan dana dan silakan lakukan pengisian kemudian klik tombol Simpan.. Untuk pembukuan Pengeluaran silakan

beberapa faktor risiko terhadap terjadinya kasus penyakit hepatitis C. - Bagi pihak rumah sakit: Diharapkan dapat menjadi bahan

Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2) ... Format Observasi Aktivitas Siswa ... Format Observasi Tes Hasil Belajar Siswa ... Format Observasi Catatan Lapangan

Negatif Positif Infeksi HCV akut awal; HCV kronik pada pasien dengan status imunosupresi; pemeriksaan HCV RNA positif palsu. Negatif Negatif Tidak adanya infeksi HCV

3.8 Mengenal ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang

Jns Tinggi Berat Tekanan Denyut Frek Tjm Buta Seru Tjm Sta- Imuni- Sulit Kes Kese-. No Nama Klm Bdn Bdn darah nadi