i
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Video profil
pesona teluk penyu dan benteng pendem
Sebagai aset kota cilacap
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Memenuhi Syarat
dalam Meraih Gelar Ahli Madya Diploma III Desain Komunikasi Visual
Disusun Oleh :
DRAJAT EKO NUGROHO
C.9506031
PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Konsep Karya Tugas Akhir dengan Judul:
VIDEO PROFIL
PESONA TELUK PENYU DAN BENTENG PENDEM
SEBAGAI ASET KOTA CILACAP
Disetujui untuk dipertahankan di depan dewan penguji
Pembimbing Tugas Akhir I
Arief Iman Santoso, S.Sn
NIP. 19790327 200501 1 002
Pembimbing Tugas Akhir II
Esty Wulandari, S.Sos, M.Si
NIP. 19791109 200801 2 015
Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Tugas Akhir
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Univesitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Tanggal,………
Panitia penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
Andreas Slamet Widodo, S.Sn
(...)
NIP. 19751201 200112 1 002
Sekretaris Sidang Tugas Akhir
Hermansyah Muttaqin, S.Sn
(...)
NIP. 19711115 200604 1 001
Pembimbing Tugas Akhir I
Arief Iman Santoso, S.Sn.
(...)
NIP. 19790327 200501 1 002
Pembimbing Tugas Akhir II
Esty Wulandari, S.Sos, M.Si
(...)
NIP. 19791109 200801 2 015
Mengetahui
Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. Sudarno, MA
NIP. 19530314 198506 1 001
Ketua Program
D3 Desain Komunikasi Visual FSSR
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk :
v
MOTTO
Selalu hidup apa adanya dengan perjuangan, semangat,
dan berani menjalani tantangan hidup yang baru
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat tersusun dan diselesaikan. Dengan judul
Video Profil Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset Kota
Cilacap.
Dalam pengerjaannya, Penulis banyak sekali memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1.
Drs. Sudarno M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah
berkenan mengijinkan untuk menyusun tugas akhir.
2.
Andreas S Widodo, S.Sn selaku Ketua Prodi D3 Desain Komunikasi Visual
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Bapak Arief Iman S, S.Sn, dan Ibu Esty Wulandari, S.Sos, M.Si selaku dosen
pembimbing, yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing penulis menyelesaikan laporan ini.
4.
Pihak Pemerintah Kabupaten Cilacap yang telah mengijinkan penulis untuk
melakukan survei di tempat tersebut.
5.
Pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap yang telah mengijinkan penulis
untuk melakukan survei di tempat tersebut.
vii
Akhirnya, penulis menyadari bahwa laporan ini banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu segala kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini akan
diterima dengan senang hati. Semoga laporan ini memberikan manfaat.
Surakarta, Juni 2009
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN..………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN...……….
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...
iv
HALAMAN MOTTO...……….…….
v
HALAMAN KATA PENGANTAR...………..…
vi
HALAMAN DAFTAR ISI...………...
viii
BAB I. PENDAHULUAN...
1
A.
Latar belakang masalah...
1
B.
Rumusan Masalah...
3
C.
Tujuan...
3
BAB II. IDENTIFIKASI DATA...
4
A.
Data Perusahaan...
4
B.
Media Promosi Yang Pernah Digunakan...
9
C.
Target Market dan Target Audience...
10
D.
Target Karya……...
13
E.
Komparasi……….
13
BAB III. KONSEP KREATIF PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
MEDIA...
15
A.
Metode Perancangan Media Penunjang...
15
B.
Konsep Kreatif...
21
C.
Standar Visual...
23
D.
Konsep Perancangan Film...
29
E.
Spesifikasi Teknis Alat...
42
ix
BAB IV. VISUALISASI KARYA...
45
A.
Detail Visualisasi Karya...
45
B.
Karya Pendukung...
46
BAB V. PENUTUP...
54
A.
Kesimpulan...
54
B.
Saran...
54
DAFTAR PUSTAKA
x
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan pariwisata yang ada di Indonesia, membuat Negara Indonesia memiliki harta yang tidak ternilai. Semua ini dapat kita lihat dari banyaknya tempat-tempat pariwisata di setiap wilayah yang ada di Indonesia yang berupa alam dan budaya yang memiliki nilai-nilai budaya dan religius. Pariwisata merupakan salah satu yang penting dalam kebutuhan hidup manusia. Bagi mereka yang sehari-harinya disibukkan dengan pekerjaan dan berbagai aktivitas, sangatlah penting melepas kepenatan sejenak dihari libur dengan berwisata ketempat yang indah dan menarik. Wisatawan baik lokal maupun mancanegara dimasa sekarang mengalami perubahan pada pola komsumsi. Para wisatawan sekarang ini banyak yang ingin menikmati panorama alam yang indah dan menarik disuatu tempat.
xii
Nama Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Begitu mendengar nama tempat wisata tersebut, maka yang tergambar adalah panorama alam dan peninggalan budaya yang sangat indah dan menarik. Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem merupakan salah satu tempat wisata alam di Kota Cilacap. Walaupun banyak wisata alam di Kota Cilacap, namun Teluk Penyu dan Benteng Pendem merupakan tempat yang tepat untuk berwisata atau berlibur bersama keluarga tercinta. Dikawasan Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem ini kita akan merasa tenang dan damai dengan suasana yang alami dan nyaman.
xiii
B. Rumusan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam memajukan dan mengangkat Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem untuk dapat bertahan disektor pariwisata, yaitu:
1. Bagaimana mempromosikan Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem dengan menggunakan Video Profil?
2. Bagaimana menciptakan sebuah Video Profil objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem yang dapat menarik perhatian konsumen?
C. Tujuan Perencanaan
Dari berbagai perencanaan yang timbul, adapun tujuan dari kegiatan yang dilakukan agar Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem tetap bertahan dan semakin berkembang disektor pariwisata, antara lain:
1. Mempromosikan Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem dengan media promosi Video Profil, agar Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem diminati oleh masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan intensitas pengunjung.
xiv
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
D.
Data Perusahaan
1. Teluk Penyu
Pantai Teluk Penyu merupakan obyek wisata alam yang cukup terkenal di Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Obyek wisata seluas 18 hektar ini mempunyai panorama alam yang indah. Keberadaannya didukung pula oleh obyek wisata sejarah Benteng Pendem, dan Pulau Nusakambangan yang terletak tidak jauh dari lokasi pantai ini. Benteng Pendem ialah bekas markas pertahanan tentara Belanda yang terletak sekitar 0,5 km arah selatan obyek wisata Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke selat Nusakambangan.
Menurut cerita masyarakat setempat, pada zaman dulu banyak penyu-penyu yang hidup dan berkembang biak di pantai ini. Sebab, kondisi lingkungannya tidak terlalu panas, sehingga cocok bagi penyu-penyu tersebut untuk berkembang biak. Di samping itu, lokasi ini jauh dari predator yang mengganggu kelangsungan hidupnya. Karena keberadaan penyu-penyu itulah, kemudian pantai ini diberi nama Pantai Teluk Penyu.
xv
ombak. Selain itu pengunjung juga dapat melihat perahu nelayan yang berlalu lalang, pohon kelapa yang berjajar rapi, serta kilang minyak yang Pertamina yang menjulang tinggi dan nampak megah. Apabila pengunjung yang gemar memancing ada persewaan perahu motor yang dapat mengantarkan pengunjung ke tengah laut.
Para wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata Pantai Teluk Penyu, pengunjung dapat memulai perjalanan dari Terminal Cilacap. Dari terminal ini, pengunjung dapat naik bus atau angkutan kota yang memiliki akses ke lokasi. Perjalanan dari Terminal Cilacap sampai ke lokasi biasanya ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 menit, sebab jarak terminal sampai pantai hanya sekitar 5 km. Namun, jika pengunjung memulai perjalanan dari pusat Kota Cilacap dengan naik taksi atau mobil sewaan, hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit karena jarak pusat kota ke pantai hanya sekitar 2 km.
Pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam di Pantai Teluk Penyu hanya dipungut biaya sebesar Rp. 4.000. Namun, jika pengunjung ingin memancing ke tengah laut, terdapat persewaan perahu nelayan dengan tarif antara Rp. 70.000 – Rp. 100.000, tergantung berapa lama waktu yang dibutuhkan.
xvi
Bagi wisatawan yang ingin menikmati masakan sea food, banyak warung makan sea food yang berjajar di area pantai dengan harga terjangkau. Banyak juga pedagang kaki lima yang menjajakan aneka macam jajanan. Bagi pengunjung yang ingin membawa oleh-oleh ikan laut untuk dimasak dirumah, terdapat kios khusus yang menjual ikan laut, baik ikan asin kering maupun ikan segar yang siap dimasak.
2. Benteng Pendem
Benteng Pendem Cilacap atau dalam bahasa Belanda disebut ”Kusbatterij op de Lantong te Cilacap”, terletak sekira setengah kilometer ke arah selatan dari objek wisata pantai Teluk Penyu. Bangunan ini adalah bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun secara bertahap tahun 1861-1879 dengan luas 6,5 hektar. Berada di ujung selatan pantai Teluk Penyu dan menghadap ke selat Nusakambangan.
Benteng ini ditemukan tahun 1986 M oleh masyarakat setempat dalam keadaan terpendam didalam tanah dan diselimuti semak belukar. Penemuan bangunan bersejarah ini kemudian dinamakan Benteng Pendem. Setelah setahun di bersihkan dan diteliti kondisi bangunannya, kemudian situs bersejarah ini dibuka untuk umum pada tahun 1987 M. Penemuan Benteng ini menandakan Kota Cilacap adalah satu kota penting pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Sebab letaknya cukup strategis dengan adanya selat Nusakambangan yang merupakan gerbang pelabuhan utama di daerah itu.
xvii
bangunan lain yang tertimbun. Dari Benteng Pendem itu pula, konon terdapat terowongan yang menghubungkan dengan benteng sejenis serta sejumlah gua-gua di Pulau Nusakambangan melalui bawah laut.
Menurut masyarakat setempat, setelah Belanda meninggalkan Kota Cilacap, Benteng ini digunakan tentara Jepang sebagai markas pertahanan sekitar tahun 1942 M. Pada tahun 1949 M Benteng ini juga pernah menjadi markas latihan perang TNI dan Kesatuan Banteng Loreng Jawa Tengah.
Keistimewaan Benteng Pendem adalah struktur bangunannya terdiri dari bagian-bagian yang cukup lengkap. Di dalam benteng terdapat beberapa ruangan yang terdiri dari 60 kamar istirahat, gudang senjata, terowongan, ruang pengintai, ruang penjara, ruang rapat, ruang amunisi, ruang klinik pengobatan, ruang perwira, dapur, ruang tembak, dan 13 tempat penting pertahanan yang dikelilingi oleh pagar besi. Masing-masing ruangan itu terdapat terowongan yang dapat menghubungkan satu ruangan dengan ruangan yang lainnya. Walau bangunannya tampak sederhana tetapi benteng ini dapat menampung tentara sebanyak satu batalyon.
xviii
Pengunjung yang ingin masuk ke dalam obyek wisata Benteng Pendem dikenai harga tiket yang bervariasi. Hari biasa pengunjung dewasa dikenai tiket sebesar Rp. 3.000 untuk pagi dan malam hari, sementara pada siang hari sebesar Rp. 4.000 per orang. Untuk anak-anak, pada hari biasa dikenai biaya sebesar Rp. 2.500 pada pagi dan malam hari, sedangkan pada siang hari sebesar Rp.3.000. Harga tiket pada hari libur akan lebih mahal Rp. 500 sampai Rp. 1.000 baik dewasa maupun anak-anak.
Fasilitas lain di objek wisata ini yaitu sarana permainan motor all terrain vehicle (ATV) dan lain-lain, pengunjung harus mengeluarkan ongkos tambahan sebesar Rp. 50.000, atau Rp. 10.000 untuk 3 kali putaran di sebuah sirkuit mini.
xix
E.
Media Promosi Yang Pernah Dilakukan
xxi
Namun beberapa media promosi yang digunakan Objek wisata tersebut masih sangat terbatas, maka diperlukan media promosi lain untuk lebih mempromosikan objek wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem kepada masyarakat luas.
F.
Target Market dan Target Audience
Semakin banyaknya kawasan objek wisata yang menyajikan keindahan, kenyamanan dan berbagai fasilitas yang disediakan untuk dapat menarik para pengunjung baik wisatawan lokal maupun asing, maka timbullah persaingan pemasaran dan promosi yang sangat ketat. Sehingga masalah pemasaran merupakan salah satu masalah yang tidak mudah dihadapi. Maka sangatlah penting untuk mengetahui dan menentukan target market dan target audience yang dibidik.
Di sini target audience objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem adalah semua orang yang ada di kawasan Cilacap, dan seluruh kota di Indonesia. Ditujukan bagi semua kalangan baik kelas menengah ke atas maupun kelas menengah ke bawah. Jadi, siapa saja dapat menjadi target audience objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem. Sedangkan target market objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem disini dibagi menjadi dua kelompok yaitu primer dan sekunder.
1. Target Primer : i. Aspek Geografis
1) Daerah sasaran : Kabupaten Cilacap
2) Iklim : Tropis, Subtropis
ii. Aspek Demografis
xxii
2) Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
3) Agama : Semua Agama
4) Tingkat ekonomi : Kelas menengah ke bawah
5) Pendidikan : Sasaran objek wisata ini adalah mulai dari SMP
sampai Perguruan Tinggi
iii. Aspek psikografis
Target market primer objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem menurut Psikografis yaitu orang-orang yang suka berwisata, ingin menikmati keindahan alam dan peninggalan tempat bersejarah.
2. Target Sekunder : i. Aspek Geografis
1) Daerah sasaran : Seluruh wilayah di Indonesia
2) Iklim : Tropis, Subtropis
ii. Aspek Demografis
1) Umur : 13 – 60 th
2) Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
xxiii
4) Tingkat ekonomi : Kelas menengah ke atas
4) Pendidikan : Sasaran objek wisata ini adalah SMP sampai
Perguruan Tinggi
iii. Aspek psikografis
Target market sekunder objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem menurut Psikografis yaitu orang-orang yang senang berwisata, ingin menikmati keindahan alam dan peninggalan tempat bersejarah.
G.
Target Karya
Dalam Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota cilacap” memiliki sarana penunjang berupa media line bawah,sebagai berikut:
xxiv
7. Cover CD/DVD8. Gantungan kunci
H.
Komparasi
Dengan adanya Video Profil Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem dalam mempromosikan kawasan wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai salah satu tempat tujuan wisata, terdapat Video profil sebelumnya yang telah beredar salah satunya Video Profil Kota Solo. Penulis mencoba menciptakan Video Profil yang berfokus pada promosi salah satu wisata di kota Cilacap, guna menjadi bahan referensi bagi Video Profil yang akan penulis buat, dan di dapatkan data sebagai berikut:
1. Video Profil Kota Solo
Instansi : Pemerintah kota Solo
Sinopsis : Menceritakan tentang berbagai macam aset kota Solo
Alur Cerita : Alur maju, dimana cerita di awali dari pengenalan sejarah berdirinya kota Solo kemudian dilanjutkan dengan pengenalan potensi dan aset kota Solo.
xxv
xxvi
BAB III
KONSEP KREATIF PERANCANGAN
DAN PERENCANAAN MEDIA
A. Metode Perancangan Media Penunjang
1. Tujuan Media
Selama ini sistem promosi yang dilakukan belum terlalu banyak , hanya menggunakan media promosi didalam kawasan objek. Hal ini tentu berpengaruh pada perkembangan Objek wisata ini sendiri.
Dalam perkembangan zaman saat ini periklanan sangatlah penting dalam menunjang materi suatu produk barang ataupun jasa. Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Rhenald Kasali, 1995 : 11).
xxvii
Ada tiga unsur utama dalam periklanan yaitu produk atau produsen, media iklan, dan konsumen. Suatu iklan baru bisa dipahami maksudnya apabila menjelaskan barang atau produk tersebut. Suatu iklan akan berarti apabila ada media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi.
Dalam hal ini penulis mencoba membuat format yang berbeda, yaitu dalam bentuk Audio Visual. Dipilihnya Audio Visual sebagai media promosi utama, dengan alasan Audio Visual lebih efektif karena pesan yang akan di sampaikan lebih mengena kepada konsumen yang dituju dan mudah di mengerti. Media komunikasi yang dipergunakan dalam kegiatan promosi ini juga menggunakan media penunjang lainnya.
Perencanaan media bertujuan untuk :
a. Menyampaikan informasi lebih mudah dipahami dan mudah diingat oleh konsumen.
b. Mempromosikan objek wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem agar lebih diminati oleh masyarakat.
c. Menciptakan visual yang menarik.
2. Strategi Media
xxviii
mampu mempengaruhi sikap orang-orang terhadap produk yang dipromosikan. Media yang baik sangat penting untuk memperkenalkan dan memberikan informasi agar tidak terjadi kesalah pahaman. Pemakaian jenis media tergantung kepada tujuan iklan itu sendiri. Sebenarnya semua jenis media dapat saling diperbandingkan berdasarkan faktor-faktor tertentu sampai sejauh mana perusahaan harus menggunakan media. Menurut Radionusu (1987 : 215 ), setidaknya tiga faktor seperti :
a. Kebiasaan seseorang yang menjadi sasaran media
b. Efektifitas media untuk menyajikan iklan
c. Biaya golongan masing-masing media
Dan dalam hal ini penulis ingin menggunakan media Audio Visual yang penulis yakini bahwa media ini lebih efektif kerena kita dapat menciptakan visual yang menarik sehingga dapat menggugah perasaan hati si penonton.
3. Bentuk-bentuk media Penunjang
Beragam jenis media yang ditawarkan, namun tak semuanya selalu efektif kita harus bijak memilih dalam menetukan media tersebut ada baiknya jika kita sesuaikan dengan target yang ingin kita capai. Video profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai Aset kota Cilacap” media yang digunakan untuk mempromosikan Video Profil ini yang termasuk media lini bawah antara lain:
xxix
Media ini memang sering kali digunakan diberbagai perusahaan ataupun instansi pemerintah untuk melakukan promosi atau iklan. Hal ini terjadi karena hampir setiap orang memiliki, memerlukan, dan menggunakan kalender. Maka dari itu kalender juga dapat menjadi media yang efektif sebagai media penunjang dari materi promosi Teluk Penyu dan Benteng Pendem.
Konsep desain dari kalender ini tergolong sederhana dengan menampilkan 7 halaman brukuran 21 cm x 15 cm, yaitu halaman depan sebagai cover dan halaman lainnya memuat 2 bulan setiap halaman. Bentuk kalender ini dijilid spiral dengan model kalender duduk.
Media ini akan diberikan kepada rombongan pengunjung Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem dengan cuma-cuma sebagai souvenir, di letakkan di meja ruang tunggu hotel dan biro perjalanan.
b. Pin
Pin dapat juga digunakan sebagai salah satu media promosi penunjang Teluk Penyu dan Benteng Pendem Cilacap. Dengan menampilkan konsep desain pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem dengan ukuran 4.4 cm x 4.4 cm, pin dapat menjadi point of interest tersendiri bagi pengunjung. Pin dapat dipakai dimana saja tergantung selera, dan memungkinkan akan menjadi perhatian khalayak bagi yang melihatnya.
xxx
c. Stiker (Sticker)Stiker merupakan media yang sangat relatif disukai oleh sebagian masyarakat dan mempunyai daya tahan yang cukup lama diantara media lain. Selain itu juga sangat fleksibel, dalam artian media ini dapat ditempatkan dimanapun tergantung selera, dan memungkinkan orang dapat selalu melihat ilustrasi atau pesan yang disampaikan lewat stiker tersebut, sehingga stiker memiliki kemampuan sebagai media promosi yang efektif.
d. Mug
Penulis membuat mug sebagai media promosi yang efektif karena secara sering digunakan oleh orang-orang. Mug memliki kegunaan primer sebagai tempat untuk minum, mug juga memiliki kegunaan sekunder yaitu sebagai penempatan media promosi. Mug digunakan sebagai pilihan merchandise pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem yang akan dijual di kios-kios souvenir sekitar kawasan objek wisata tersebut.
e. Jam dinding
xxxi
f. KaosKaos atau lebih dikenal dengan sebutan T-Shirt ini selain berfungsi sebagai penutup tubuh, dapat juga sebagai media promosi. Media ini sangat efektif untuk menyampaikan sebuah pesan ataupun materi promosi.
Dengan demikian, akan banyak orang yang tanpa sengaja membaca pesan yang tertulis. Dengan menampilkan logo, headline, ilustrasi dan pemilihan warna yang tepat akan menampilkan kesan tersendiri bagi orang yang memakai maupun yang melihatnya. Secara tidak langsung orang yang memakai kaos ini ikut mempromosikan isi dari kaos yang mereka pakai.
Sebagai salah satu media promosi, kaos di buat dengan desain yang minimalis namun mampu menarik orang untuk membeli dan bangga memakainya. Menanamkan tulisan panorama alam Teluk Penyu dan Benteng Pendem pada depan kaos dan ilustrasi objek wisata sedangkan bagian belakang terdapat logo Dinas Pariwisata untuk lebih menekankan dan memperkenalkan bahwa itu merupakan salah satu objek wisata kota Cilacap. Kaos di buat sebagai souvenir dan bisa didapatkan pada kios-kios penjualan souvenir.
g. Cover CD/DVD
xxxii
Cilacap, Diberikan pada biro perjalanan, hotel, serta diputar di salah satu acara televisi lokal.
h. Gantungan kunci
Media promosi ini dipilih juga karena banyak sering digunakan oleh orang, karena itu media penunjang ini juga sangat efektif digunakan untuk promosi. Gantungan kunci ini didesain dengan sederhana hanya menampilkan baseline Teluk Penyu dan Benteng Pendem serta penambahan ilustrasi. Gantungan kunci digunakan sebagai merchandise serta pengunjung yang ingin mempunyai Gantungan kunci tersebut dengan membeli dikios-kios kawasan Teluk Penyu dan Benteng Pendem.
B. Konsep Kreatif
1. Pendekatan kreatif
xxxiii
Pendem sebagai aset kota Cilacap”dengan pendekatan kreatif yang digunakan adalah:
a. Informational
Pesan-pesan yang disampaikan dibuat berdasarkan fakta dan logika, yaitu informasi mengenai Teluk Penyu dan Benteng Pendem berikut pesona dan keindahan yang dimilikinya.
b. Emotional
Berdasarkan materi film yang ada, maka pendekatan psikologi secara emosional yang diterapkan adalah kepedulian terhadap Pariwisata Indonesia, menanamkan rasa bangga memiliki dan melestarikan salah satu panorama alam dan peninggalan tempat bersejarah Indonesia. Bentuk pendekatan yang membangkitkan emosi dan merangsang perasaan tertentu cenderung tidak mudah untuk dilupakan.
c. Image
Image atau citra dibangun berdasarkan gaya atau simbol kehidupan, serta nilai-nilai yang diinginkan. Dalam hal ini citra yang ingin dibangun adalah bahwa pariwisata di Indonesia khusunya kota Cilacap juga sangat menarik serta tidak kalah bagus dengan kota-kota yang lain.
2. Unique Selling Preposition
xxxiv
menarik, serta diperoleh dari paduan hasil wawancara dengan berbagai pihak yang terkait langsung.
3. Bigidea
Dalam penyusunan konsep kreatif mempromosikan pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem, penulis memiliki dasar pemikiran atau konsep kreatif merancang video profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota Cilacap “dengan:
a. Ide Kreatif
Penulis mencoba menciptakan dan menawarkan visual yang menarik, informasi yang akurat, namun disajikan secara ringkas mudah dimengerti dengan pemilihan Audio Visual sebagai media utama promosi, karena media ini belum pernah di gunakan untuk media promosi.
b. Ide Media
Media-media promosi yang dipilih oleh penulis diusahakan sangat selektif dan tepat sasaran, terutama pemilihan media penunjang promosi. Dengan konsep pendekatan, memakai media-media yang sangat sering digunakan oleh Konsumen.
C. Standar Visual
xxxv
Strategi konsep disusun dan diketahui dengan menentukan ide atau pesan yang akan disampaikan maka selanjutnya adalah bagaimana kita menyampaikan pesan tersebut kepada konsumen sehingga dapat diterima dan menghasilkan respon dari konsumen.
a. Pesan
1) menyampaikan informasi dan memperkenalkan Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem kepada masyarakat luas.
2) menampilkan identitas Video Profil ”Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota Cilacap” sebagai sarana promosi yang tepat untuk lebih memperkenalkan prospek pariwisata ini di khalayak umum.
b. Bentuk pesan
1) menggunakan bahasa yang sesuai dengan segmentasi pasar.
2) pesan yang disampaikan bersifat singkat dan padat, tetapi menarik perhatian.
2. Logo
xxxvi
Logo memiliki peranan penting dalam komunikasi pemasaran. seringkali masyarakat atau calon konsumen “membeli merek” terutama terhadap barang yang dapat menaikkan gengsi atau statusnya di lingkungan sekitar. Logo yang dipergunakan objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem yaitu menggunakan logo pemerintahan kota Cilacap, karena kedua tempat ini masih satu lokasi tetapi berbeda manajemennya.
3. Tipografi
Tipografi adalah seni mengatur (setting dan pengaturan) huruf (type) dan kemudian mencetaknya (Rhenald Kasali,1995 : 90) Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan serta desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan. (Frank Jefkins,1996 : 248).
xxxvii
simple, disini memberikan kesan tegas teks Pantai Teluk Penyu & Benteng Pendem. Font-font tersebut memiliki keunikan tersendiri dan dapat menarik konsumen pada media promosi tertentu.
Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga menggunakan komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan pilihan ratusan jenis huruf.
Tipografi harus sesuai dengan jenis desain, bentuk pesan dan media periklanan yang digunakan. sehingga membentuk suatu perpaduan yang baik Adapun dalam pemilihan tipe huruf banyak faktor yang harus diperhatikan yaitu mencakup pengaturan kolom, lebar, spasi, ukuran sebenarnya, serta style dan bobotnya (nilai jual). Beberapa type huruf yang dipakai dalam perencanaan sebagai berikut :
a. Arial
Arial adalah huruf yang sederhana dan sering digunakan dalam berbagai desain jenis huruf ini mudah dibaca, dimengerti dan cukup simple. huruf ini memiliki karakter yang tegas, resmi namun mudah untuk dipahami. Contoh tipografinya:
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv
Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
xxxviii
Bertram LET ini adalah huruf jenis dekoratif, hurufnya terkesan agak lebih tebal sehingga kelihatan kokoh. Huruf ini memiliki kesan kokoh dan lebih terkesan natural sehingga font ini dipilih sebagai Headline. Contoh tipografinya :
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
c. Loki cola
Loki cola termasuk adalah huruf jenis dekoratif, disetiap sudutnya mempunyai lengkungan dan terkesan agak lebih tebal. Lebih mendekati atau menyerupai tulisan tangan. Huruf ini memiliki kesan halus dan lebih terkesan natural sehingga font ini dipilih sebagai sub headline. Contoh tipografinya :
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
4. Warna
xxxix
a. Untuk identifikasi : dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang terjadi penggunaan warna sebagai lambang atau tanda-tanda tertentu yang mengandung makna yang telah disepakati bersama, seperti pada lampu lalu lintas. Penggunaan warna sebagai lambang-lambang, kadang tidak bersifat universal karena terdapat berbagai tradisi kebudayaan. Seperti tradisi Barat yang memiliki warna hitam sebagai tanda berkabung, namun di negara China justru warna putih yang dipakai sebagai tanda berdukacita.
b. Untuk menarik perhatian : menurut penelitian, para pembaca lebih tertarik untuk melihat iklan karena pesan yang tercetak dibubuhi oleh warna.
c. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis : warna-warna yang ada dalam iklan harus sesuai dengan suasana keseluruhan pesan, pemberian warna yang menyelingkan kesejukan dan kehangatan secara silih berganti menggambarkan suatu suasana diantara formal dan ceria.
d. Untuk mengembangkan asosial: wajar bila orang awam seringkali menghubungkan warna-warna tertentu dengan produk tertentu. Seperti merah dihubungkan dengan apel atau hijau dengan sayuran yang segar.
e. Untuk membangun ketahanan minat : ketika menggambarkan sesuatu, tidak jarang kita merujuk pada warnanya. Ini disebabkan karena warna memiliki nilai kenangan yang tinggi. Suatu segi yang paling mudah ditanamkan oleh komunikator kepada benak komunikan. Warna akan membantu pemirsa untuk mengingat apa yang pernah dilihat, dengan mengulang warna-warna tertentu dalam kampanye iklan makin memapankan identitas produk.
xl
dikembalikan menjadi minat, maka pembaca yang sibuk tidak akan meluangkan waktunya yang menyerap pesan yang disampaikan. Berbagai kecenderungan warna berhubungan dengan usia, latar belakang pendidikan dan letak geografis. Warna-warna cerah digemari oleh anak-anak muda, Warna-warna lunak untuk orang dewasa.
Warna-warna dominan yang nantinya dipakai dalam karya pendukung Video Profil Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota Cilacap” menggunakan warna-warna yang tenang namun kuat, yaitu :
a. Biru, merupakan warna yang melambangkan unsur alam dan mempunyai kesan “tenang” sehingga sesuai dengan keadaan pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem.
xli
c. Merah, adalah warna yang melambangkan berani, kuat dan elegan. Bermakna sesuai dengan Teluk Penyu dan Benteng Pendem yang berani menghadapi persaingan dunia pariwisata di Indonesia yang semakin ketat.
D. Konsep Perancangan Film
1. Konsep Perancangan Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem
Sebagai Aset Kota Cilacap”
Film merupakan salah satu media yang dapat penulis jadikan sebagai dasar dalam mempromosikan objek wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem ini, bentuk film ini merupakan cerita yang penulis ambil dari berbagai sumber, dan menghasilkan cerita yang menggambarkan kondisi sebenarnya, adapun sumber tersebut penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait langsung, seperti: pengunjung, pengelola objek wisata, dan pedagang serta informasi yang didapatkan dari internet. Tujuan perancangan dalam film yang berdurasi kurang lebih 13 menit ini, untuk memberikan informasi tentang prospek objek wisata ini dan mempromosikan akan keberadaanya ke khalayak umum.
xlii
pembuatan video profil “ Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota cilacap “ yaitu : Alur Maju
Alur maju yaitu Alur dimana cerita diawali dari pengenalan tokoh kemudian dilanjutkan dengan klimaks dan diakhiri dengan anti klimaks. Video Profil “ Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap ” memakai alur maju, yang meliputi profil keadaan kota Cilacap hingga berlanjut kedalam objek wisata ini.
2. Proses Pembuatan Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem
Sebagai Aset Kota Cilacap”
Dalam pembuatan sebuah film diperlukan mekanisme kerja secara tim, bukan perorangan. Dalam pembuatan diperlukan banyak para pekerja kreatif, dimana pekerja tersebut ahli di bidangnya. Pembuatan layar lebar atau film yang di putar di bioskop lebih banyak melibatkan pekerja, sedangkan pada film pendek (Indie) lebih sedikit, biasanya terdiri dari tim yang memiliki peran yang sangat penting saja. Dalam pembuatan film terdapat mekanisme secara umum, dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pra Produksi
xliii
Bukan hanya dari departement penyutradaraan saja yang melakukan persiapan, dari divisi artistic juga mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, membuat setting dan property untuk shooting baik itu film panjang maupun film pendek akan melewati masa ini. Pada masa ini sang sutradara melakukan riset-riset segala hal yang berhubungan dan yang mempengaruhi film yang akan dibuat, biasanya melakukan eksplorasi pada naskah. Hal ini mencangkup hunting lokasi, berinteraksi langsung dengan para pelaku dimana dalam hal ini adalah pengelola objek wisata, perijinan tempat, pengurusan surat jalan. Selain itu juga menyiapkan tim produksi yang terdiri dari, kameraman, lighting, artistic, dan segala keperluan dibidang keproduksian, selain bidang kreatif yang dipersiapkan bidang keproduksian juga diperhitungkan, dalam hal ini bidang keproduksian yang dimaksud adalah bidang yang diluar kreatif antara lain dari segi akomodasi seperti konsumsi pada saat shooting, transportasi, ijin penggunaan tempat dan hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan film.
b. Produksi
xliv
atau jika diperlukan storyboard sebagai pegangan pada saat shooting. Adapun proses yang dilakukan dalam tahap produksi , yaitu sebagai berikut :
1) Hari pertama dilakukan shooting tahap 1, pada pagi hari difokuskan pada Pantai Teluk Penyu dengan mengambil matahari terbit dan suasana pantai. Siang hari shooting dilakukan di Benteng Pendem. Serta sedikit wawancara dengan pedagang dan pengelola objek. Shooting dilakukan jam 05.00 sampai dengan jam 16.00 WIB.
2) Hari berikutnya dilakukan shooting tahap 2. Mengambil fokus lokasi kota Cilacap yang indah dan rapi. Dilanjutkan pengambilan gambar di kios-kios pedagang, baik pedagang souvenir, makanan, dan lainnya serta pengambilan gambar wawancara salah satu pengunjung. Waktu shooting dari pagi jam 07.00 hingga sore hari jam 15.00.
c. Paska Produksi
Rekaman hasil shooting kemudian dikirim ke studio untuk di edit, masa paska produksi berarti masa setelah shooting. Dimasa ini para editor bekerja, rekaman-rekaman tadi disusun sesuai dengan skenario, editor diberi kebebasan untuk berkreasi, tetapi tidak boleh menyimpang dari konsep yang telah ditentukan. Adapun beberapa tahap dalam proses editing:
1) Logging, proses editor memotong gambar, mencatat waktu pengambilan gambar dan memilih shot-shot yang ada disesuaikan dengan kamera report.
xlv
3) Offline editing, sebuah proses menata gambar digitizing sesuai dengan sekenario dan urutan shot yang telah ditentukan oleh sutradara.
4) Online editing, proses editing ketika seorang editor mulai memperhalus hasil offline editing, memperbaiki kualitas hasil dan memberi tambahan transisi serta effek khusus yang di butuhkan.
5) Mixing, berkaitan dengan proses syncroning audio dan juga memberi ilustrasi musik maupun audio efek. Yang harus dimixing adalah dialog, effek, dan musik.
Film merupakan kreasi dari beberapa orang, bukan hanya dari satu orang. Walaupun sutradara berkuasa atas karyanya, tetapi dia bekerja dengan orang lain. sejauh mana sutradara berhasil membuat film yang layak ditonton dengan tim yang solid, kreatifitas banyak orang juga mempengaruhi hasil jadi film, oleh karena itu sutradara juga harus membangun tim kreatif yang baik. Semua itu akan berpengaruh sejauh mana sang sutradara berhasil dengan filmnya. Proses editing Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap” tidak memakan waktu yang lama, karena alur cerita menggunakan alur maju, sehingga pada saat proses editing tinggal mengikuti cerita yang sudah ada saja. Pemindahan dari satu gambar ke gambar lain menyesuaikan dari keadaan atau alur pada cerita yang telah ditentukan. Proses editing menggunakan beberapa Program editing antara lain Adobe Premier 6.5, ulead 11, dan beberapa program pendukung lain untuk media promosinya menggunakan program CorelDraw, swishmax, dan Adobe photoshop7.
xlvi
tertarik menonton film, berikut ini adalah bagan mekanisme kerja dalam pembuatan film :
3. Struktur Kerja Dalam Pembuatan Video Profil
Pembuatan film, perlu di ketahui memiliki struktur kerja sehingga dalam proses pembuatannya tidak simpang siur. Adapun sturktur kerja dalam pembuata film mulai dari tim kreatif sampai pada para pekerja diluar tim kreatif. Dalam pembuatan Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap” terdapat beberapa tim kerja yang penulis tempatkan berikut struktur yang penulis buat :
Crew Video Profil
“ Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota
Cilacap ”
PRA PRODUKSI PRODUKSI PASKA
PRODUKSI
Produser : Drajat
xlvii
Sutradara : Drajat
Dep. Kamera : Fendy
Dep. Lighting : Erik
Dep. Artistik: Atin
· Kamera I : Drajat · Kamera II : Fendy · Kamera III: Erik
· Pemb I : Atin · Pemb II : Fendy
· Wardrobe: Rini · Make-up: Rini · Property: Atin
Penata Suara : Rini
Pemb I : Erik
Dep. Editing: Drajat Fendy
xlviii
Penanggungjawab :Tim kerja :
Diagram diatas tidaklah baku, penulis buat untuk memudahkan dalam sytem kerja saja agar semua teratur dan mengetahui jabatan dan tanggung jawabnya masing-masing.
a. Produser
Apakah tugas produser sebenarnya? Sebelum membahas tugas produser, khususnya di Indonesia, satu sebutan dengan sebutan lain sering kacau dan tidak membedakan deskripsi pekerjaannya. Apakah perbedaan tugas dan tanggun jawab seorang Produser Eksekutif (Executive Producer), dengan Produser (Producer), produser pendamping (Associate Produser), Produser Pelaksana (Line Produser), Pimpinan Produksi, dll. Secara singkat bisa disebut bahwa aneka sebutan diatas berkaitan dengan mereka yang bertanggung jawab dalam mengelola jalannya sebuah produksi film, mulai dari persiapan hinggga film selesai di shooting. Kadang peran produser berlanjut hingga kemasalah promosi dan pemasaran film tersebut. Dalam pembuatan film indie tidaklah terdiri dari beberapa Produser seperti di atas namun cukup dengan satu produser
b. Penulis Skenario
xlix
misalnya cerita pendek, berita kisah nyata, naskah drama dan novel, selanjutnya pembuatan apa yang disebut treatment yang lebih luas serta mendetail. Sebuah treatment yang baik harus disampaikan dalam bentuk pengembangan cerita dan meliputi kejadian serta adegan-adegan penting dari skenario yang akan dibuat, setelah treatment dibuat lalu menulis skenario tahap pertama bentuk skenario utuh yang dilengkapi dengan dialog. Skenario ini akan mengalami revisi hingga beberapa kali sehingga layak untuk dibuat film. Skenario yang digunakan dalam pembuatan skenario Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap” tidak mengalami banyak perubahan, karena semua bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
c. Sutradara
Perlu dicamkan oleh setiap Sutradara yaitu sebenarnya oleh semua kru, khususnya kepala departemen, bahwa hanya penguasaan skenario yang menyeluruh yang bisa memperlancar jalannya produksi. Dalam pelaksanaan produksi segala sesuatu bisa terjadi, mulai dari perubahan, penambahan, perbaikan maupun kompromi. Hal itu seringkali harus dilakukan dan diputuskan dalam waktu singkat. Dengan penguasaan skenario yang menyeluruh, sutradara akan selalu siap menghadapi segala kemungkinan perubahan yang terjadi di lokasi/lapangan. Pada saat manajer Produksi sedang melakukan pembedahan skenario, sutradara juga mempunyai tugas dimasa persiapan produksi ini yaitu:
l
4) Menyerap skenario5) Menyatu dengan skenario
d. Director of Photography
Departemen kamera di kepalai oleh Director of Photography dan beranggotakan operator kamera/kameraman, chief lighting atau gaffer, dan assistennya. Sebagian besar orang mengartikan DOP sama dengan kameraman, padahal anggapan tersebut salah. Penata photografi tersebut menyusun daftar perangkat kamera yang dibutuhkan. Tentu saja itu dilakukan setelah melihat storyboard yang telah disepakati bersama, setelah merekap segala keperluan, ia kemudian menyerahkannya kepada manajer produksi untuk mendapat persetujuan. Jadi secara teknis, kerja seorang Director of Photography adalah menentukan dan mengupayakan kualitas terbaik dari gambar yang direkam. Ada beberapa type shot dalam pengambilan gambar, antara lain sebagai berikut :
1) CU (Close Up), Framing pengambilan gambar yang dihasilkan memenuhi ruang frame. Tipe shot ini lebih luas dari pada (BCU), shot ini memberi ruang pada wajah sampai leher sehingga ketika objek bergerak masih terlihat pada frame. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar wawancara agar kelihatan jelas dan nyata.
li
3) Medium Full Shot (Knee Shot), pengambilan gambar dengan batasan framing tokoh kira-kira ¾ ukuran tubuh tokoh. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar pengunjung yang sedang bermain di pantai.
4) FS (Full Shot), pengambilan gambar subyek secara utuh dari kepala sampai kaki dengan teknis batasan diberi sedikit ruang untuk heand room. Shot ini akan memberi kesan objek dan ruang sekitar yang telihat luas. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar aktifitas pengunjung yang berolahraga dan memancing di Pantai Teluk Penyu.
5) LS (Long Shot), tipe shot dengan ukuran framing antara MLS dan ELS. Shot ini di gunakan untuk menggambarkan tokoh yang berada pada tempat yang jauh seperti di jalan, lorong, padang pasir, hutan sehingga memberikan kesan jauh dan menggambarkan pemandangan. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar suasana objek wisata agar telihat pemandangan yang bagus.
6) Bird’s eye view/high angle, pandangan dari atas ke bawah, seperti layaknya mata burung. Shot ini akan memberi kesan pada objek terlihat pendek dan kecil. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar perahu-perahu yang berjajar rapi di pinggir pantai.
7) Frog’s eye view/low angle, pandangan dari bawah ke atas, seperti layaknya mata kodok. Shot ini kebalikan dari high angle, objek akan terlihat tinggi dan akan memberikan kesan objek itu seorang tokoh yang gagah (besar). Type ini digunakan dalam pengambilan gambar gerbang masuk kota Cilacap.
lii
9) Panning, gerakan kamera secara mendatar kekiri maupun kekanan tanpa pindah dari poros kamera. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar suasana objek wisata.
10)Tracking, gerakan kamera kedepan maupun ke belakang, kekanan maupun ke kiri. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar saat pengunjung sedang beramin air dan pada salah satu ruangan yang ada di Benteng Pendem.
Kir i Kanan
Paning L ef t Paning Right
Camer a
Gambar3.1 Diagram Pergeseran Panning Camera
Depan
Bel akang
Tr ack In
[image:52.595.218.406.273.381.2]Tr ack Out
Gambar 3.3 Diagram Gerakan Kamera Tracking
e. Lighting
[image:52.595.218.408.449.569.2]liii
tetapi tidak terlihat sama sekali. Tata cahaya adalah warna cat yang dioleskan pada kanvas film kita. Video merupakan media untuk merekam gambar yang pada prinsipnya memanfaatkan fenomena fotografi, yang hanya tercipta jika ada cahaya (foto). Jenis lighting yang digunakan dalam produksi Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap” adalah : Available Light
Availabel Light adalah cahaya yang berasal dari alam (nature). Termasuk di dalamnya cahaya matahari, bulan, ataupun cahaya yang berasal dari api. Dalam produksi Video ini lebih pada menggunakan cahaya matahari.
f. Penata suara
Dalam pembuatan film dimana film merupakan suatu bentuk kehidupan. Jadi tidak hanya aspek visual saja yang diperhatikan. Karena dalam film merupakan sebuah media audiovisual. Aspek audio atau suara juga turut serta terlibat. Sebab suara merupakan aspek dari kehidupan. Sebuah film menyampaikan pesannya bukan hanya dari gerak tubuh tetapi juga menggunakan dialog. Sehingga teknis pengambilan suara juga perlu di perhatikan. Tata suara dikerjakan di Studio, penata suara yang dalam tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga pendamping seperti perekam suara pada saat shooting.
g. editing
liv
E. Spesifikasi Teknis Alat
Pembuatan film seperti yang kita ketahui, merupakan hobi atau pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Perangkat dan peranti produksi merupakan hal mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Artinya, kebutuhan utama seperti kamera-pun, yang notabene tersedia dalam berbagai pilihan dengan segala kelebihan dan fasilitas masing-masing.
Secara prinsip, konsep kamera dimana saja sama yaitu sebagai peranti untuk menangkap imaji sementara. Bahan penyimpannya adalah film dan pita magnetis. Di Indonesia, di kenal beberapa jenis pita video yang bisa digunakan oleh para film maker pemula, antara lain VHS/Super VHS, Betamax, Video 8/Hi 8. seiring dengan perkembangan tehnologi, kini telah diproduksi juga jenis Mini DV (digital video) dan digital 8, dengan sistem perekaman yang tidak analog lagi, melainkan sudah mengunakan sistem digital. Dalam produksi Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap” menggunakan jenis pita video yaitu mini DV.
Sistem standar kamera yang biasa digunakan di Indonesia adalah PAL (Pashe Alternate Line). Berbeda dengan standar yang biasa digunakan di Jepang dan Amerika yaitu sistem NTSC ( National Television System Committe).
lv
1. Lighting, konsep tata cahaya yang matang sangat mendukung hasil produksi pengambilan gambar yang baik. Hal yang terpenting adalah bagaimana subjek bisa terekam jelas oleh kamera sesuai dengan konsep cerita. Dalam hal ini penulis mengunakan jenis lighting yang natural yaitu cahaya matahari.
2. Tripod, piranti bantu untuk tatakan kamera berupa kaki tiga yang berguna saat pengambilan gambar pada saat posisi diam.
lvi
F. Story Line
Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem
Sebagai Aset Kota Cilacap”
lvii
BAB IV
VISUALISASI KARYA
A.
Detail Visualisasi Karya
Karya utama adalah hasil jadi Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset Kota Cilacap”, yang utama dalam setiap proses keproduksian:
1. Format Film : DV standar PAL (720x576) 2. Durasi Film : 12.54 detik
3. Naskah Film : Skenario “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem”
4. Story Board : Konsep cerita bergambar yang nantinya menjadi patokan dasar dalam pengambilan gambar
5. Teknis Editing : Ulead11, Adobe Premier 6.5, Photoshop7 CorelDraw12, 3max Studio, SWISHmax
6. Mastering : AVI
lviii
B.
Karya Pendukung
Karya pendukung sebagai media promosi Video Profil “ Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset Kota Cilacap “ antara lain:
1. Kalender
a. Ukuran : 25 cm x 15 cm b. Bahan : Art paper
lix
d. Typografi : Arial, Bertram let dan Arial e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7 f. Realilasi : Cetak Offset
g. Distribusi : Diberikan kepada rombongan pengunjung atau wisatawan. : Di letakkan di meja pada ruang tunggu hotel dan biro
lx
2. Pina. Ukuran : 4.4 cm x 4.4 cm b. Bahan : Standar pin
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan gambar Objek Wisata d. Typografi : Bertram let, Loki Cola dan Arial
lxi
g. Distribusi : - Diberikan kepada setiap pengunjung dalam setiap pembelian kelipatan 3 tiket.
- Dijadikan merchandise yang nantinya dapat dibeli
pengunjung atau wisatawan pada kios-kios souvenir objek wisata
3. Sticker
a. Ukuran : 10 cm x 6 cm b. Bahan : Kertas sticker glossy
lxii
Wisatad. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7 f. Realilasi : Cetak Printing
g. Distribusi : Ditempelkan pada kendaraan pengunjung misalnya bus, mobil, dan sepeda motor.
lxiii
a. Ukuran : Standar Mug (diameter 8 cm) b. Bahan : keramik
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan gambar objek wisata d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7 f. Realilasi : Sablon
g. Distribusi : Dijadikan merchandise yang nantinya dapat dibeli pengunjung atau wisatawan pada kios-kios souvenir objek wisata
lxiv
a. Ukuran : Diameter 23 cm b. Bahan : Art Paperc. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan grafis d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7 f. Realilasi : Digital Printing
g. Distribusi : - Dijadikan merchandise yang dijual di Outlet Objek wisata
lxv
6. Kaosa. Ukuran : All size b. Bahan : Kain katun
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan gambar objek wisata d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7 f. Realilasi : Sablon
lxvi
7. Cover CD & Label CDa. Ukuran : 27.5 cm x 18 cm dan diameter 12 cm b. Bahan : Art paper
c. Iliustrasi : Logo Pemerintah Cilacap, gambar objek dan grafis d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Realisasi : Cetak Printing
f. Distribusi : - Diberikan kepada pengunjung yang membeli tiket kelipatan 5
- Diberikan pada biro perjalanan, hotel, serta diputar di salah satu acara televisi lokal.
lxvii
8. Gantungan Kuncia. Ukuran : 8 cm x 4 cm b. Bahan : Acrilic
c. Ilustrasi : Gambar objek wisata d. Typografi : Bertram let
e. Realisasi : Cetak Printing
lxviii
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab demi bab di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai salah satu perusahaan pemerintah daerah di bidang pariwisata, Teluk Penyu dan Benteng Pendem memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat berkembang menjadi salah satu kawasan pariwisata yang bisa diandalkan dan menjadi salah satu aset perekonomian dan peninggalan sejarah untuk daerah pemerintah Kabupaten Cilacap.
Dengan melakukan promosi melalui Audio Visual, diharapkan mampu membawa dampak yang besar dalam membangun minat masyarakat luas terhadap citra positif Teluk Penyu dan Benteng Pendem serta dapat meningkatkan intensitas pengunjung. Karena media audio visual merupakan media yang lebih efektif mengena dan mudah ditangkap oleh masyarakat, sehingga konsumen dapat langsung mengerti isi pesan yang hendak disampaikan.
B.
Saran
lxix
lxx
DAFTAR PUSTAKA
Dodik, Wijaya. 2003. Televisi. Jakarta : Grasindo.
Heru, Efendi. 2002. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta :Grasindo.
M. Bayu Widagdo, Winastwan Gora S. 2007. Bikin Film Indie Itu Mudah. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Prisma, Rusdi. 2007, Bikin Film Kata 40 Pekerja Film. Jakarta : PT. Penerbit Majalah Bobo.
Rhenald, Kasali. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
lxxi
lxxii
TERIMA KASIH
Dalam pengerjaannya, penulis juga banyak sekali memperoleh bantuan
dari berbagai pihak, baik dari segi moril, materi, maupun dukungan dan semangat
yang tidak henti-hentinya diberikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
7.
Orang yang spesial dihatiku, yang membuat hidupku lebih indah, Rini Dwi
Astuti. Yang selalu memberikan doa, suport, perhatian dan pengertian selama
ini, Terima kasih.
8.
Sahabat-sahabatku yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan
Film Fendy, Erik, Atin, Budi, dan semua teman – teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu terimakasih banyak.
9.
Keluarga besar Bapak Larno yang telah memberikan doa dan dukungannya
kepada penulis.
10.
Keluarga besarku yang telah memberikan doa, suport, perhatian dan kasih
sayangnya kepada penulis.
11.
Teman – teman mahasiswa Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual
khususnya angkatan 2006 kelas A, atas segala bantuan dan dorongan yang
diberikan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.
12.
Seluruh staf Tata Usaha di D3 Deskomvis, terima kasih sudah bersedia
banyak direpotkan oleh penulis.
lxxiii
14.
Dan semua pihak lain yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak buat semua bantuanya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari semuanya
laporan Tugas Akhir ini tidak akan pernah selesai. Penulis tidak dapat berbuat
banyak untuk membalas jasa kalian semua, semoga Allah SWT yang akan
memberikan balasannya. Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.
lxxiv
STORY BOARD
Video Profil
PESONA TELUK PENYU DAN BENTENG PENDEM