SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Nova Adhit Brahmantyo 0613010049/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
i
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Computer
Self Effiucacy (CSE) Pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam Penggunaan
Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender”, dapat terselesaikan
dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya:
1.
Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
ii
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5.
Bapak Drs. Ec. R. Sjarief Hidajat, MSi sebagai Dosen Pembimbing Utama
yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, dorongan, serta saran untuk penulis.
6.
Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
guna kesempurnaan usulan penelitian ini.
Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala
kebaikan atas semua bantuan yang telah diberikan kepada peneliti baik materil
maupun spirituil.
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Surabaya, Agustus 2010
iii
Dafttar Tabel………...….…… vii
Daftar Gambar………...…….. viii
Daftar Lampiran... ix
Abstraksi... x
Bab I Pendahuluan………..…….. 1
1.1
Latar Belakang………...………..……. 1
1.2
Perumusan Masalah………...………..……. 7
1.3
Tujuan Penelitian………...………..……. 7
1.4
Manfaat Penelitian………...………..…... 7
Bab II Tinjauan Pustaka……….……. 9
2.1 Penelitian Terdahulu……….…… 9
2.2 Landasan Teori……….…... 12
2.2.1 Teori Kognitif Sosial……….…... 12
2.2.2 Akuntansi Keperilakuan………... 13
2.2.2.1
Pengertian
Akuntansi
Keperilakuan………….….
14
2.2.2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan……….. 14
2.2.3 Definisi Sistem………. 16
2.2.4 Definisi Informasi……….... 16
2.2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi……….……...17
2.2.6 Pengertian Teknologi Informasi………..…... 19
2.2.6.1 Dampak perkembangan Teknologi Informasi…... 20
iv
2.2.7.1 Pandangan Tentang Gender………... 24
2.2.8 Pengertian Computer Self Efficacy dan Keahlian
Komputer...
26
2.2.8.1 Pengertian Komputer dan Kemampuan Penggunaan
Aplikasi Komputer …………..…………..…..…. 30
2.2.8.2 Pengertian Software dan Hardware Komputer…. 33
2.2.8.3 Pengertian Internet……….…..….... 34
2.2.9 Pengertian perguruan Tinggi………..…………...…. 37
2.3 Kerangka Pemikiran………...…... 39
2.4 Hipotesis Penelitian………...…… 41
Bab III Metodologi Penelitian ………..……...…….. 42
3.1 Defimisi Operasional dan Pengukuran Variabel………..……...…… 42
3.1.1 Variabel Terikat (Y)………..……...….... 42
3.1.2 Variabel Bebas (X)………..…...…….. 47
3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel………....……. 47
3.3 Teknik Pengumpulan Data……….……...….. 49
3.3.1 Jenis Data………....……. 49
3.3.2 Sumber Data………..…...…… 49
3.3.2 Pengumpulan Data………...….…... 50
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………...….……....…….. 50
3.4.1 Uji Kualitas Data………...…..…....……. 50
3.4.1.1
Analisis
Deskriptif………....….……50
v
3.5 Uji Hipotesis………..……...…... 53
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
... 55
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 55
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timurl ... 55
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ... 58
4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ... 59
4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi ... 59
4.1.4.1 Visi ... 59
4.1.4.2 Misi ... 60
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 60
4.2.1 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 63
4.2.2
Software
dan
Hardware
... 65
4.2.3 Penggunaan Internet ... 68
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 71
4.3.1 Uji Kualitas Data ... 71
4.3.1.1 Uji Validitas ... 71
4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 75
vi
4.3.2.2 Uji Perbedaan
Software
dan
Hardware
... 78
4.3.2.3 Uji Perbedaan Penggunaan Internet ... 80
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
4.5 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian... 83
4.6 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 84
4.7 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 85
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 87
5.1 Kesimpulan ... 87
vii
Tabel 1.1 jumlah daftar nilai < 6 dan
≥
6 Microsoft ebiz……….... 4
Tabel 4.1 Karekteristik Responden Berdasarkan Usia………..………. 61
Tabel 4.2.Karekteristik Responden Berdasarkan Usia……….…….. 61
Tabel 4.3.Karekteristik Responden Berdasarkan IPK……… 62
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden
Mengenai Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 64
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden
Mengenai
Software
dan
Hardware
... 66
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden
Mengenai Penggunaan Internet... 69
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer.. 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Software
dan
Hardware
... 73
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Penggunaan Internet... 74
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel Independen ... 75
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ... 76
viii
Gambar 1.1 nilai rata-rata Microsoft ebiz berdasarkan gander……….. 5
Gambar 2.1 Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism………. 12
ix
Lampiran 1 Kuesioner...
Lampiran 2 Tabulasi Data...
Oleh :
Nova Adhit Brahmantyo
Abstrak
Era globalisasi yang dicanangkan akhir abad 20 berdampak pada teknologi
informasi yang berkembang begitu pesat. Teknologi informasi telah mempengaruhi
sistem informasi, komputer telah menjadi faktor pendorong utama dalam hal ini.
Dalam banyak perusahaan, komputer berperan dalam proses transaksi akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan. Suatu sistem akuntansi yang terkomputerisasi
menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien, lebih singkat dan akurat. Dewasa ini,
mahasiswa Akuntansi dipersiapkan untuk menjadi akuntan yang mempunyai
kompetensi dalam bidang teknologi informasi yang memadai. Menurut IAI profesi
akuntan dapat digolomgkam menjadi empat, yakni akuntan manajemen, akuntan
publik, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Akuntan manajemen dapat
berperan aktif dalam penyediaan informasi yang digunakan untuk pembuatan
keputusan manajemen. Sebagai seorang akuntan publik, profesi ini dapat
menyediakan jasa atestasi dan non atestasi kepada para kliennya. Sebagai akuntan
pemerintah profesi ini lebih banyak melakukan tugas-tugas pengauditan yang ada
dibadan-badan milik pemerintah. Akuntan pendidik berperan menjadi salah satu
ujung tombak akselerasi teknologi informasi dalam lingkungan pendidikan
Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 65 mahasiswa Progdi
Akuntansi. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan secara survey dengan
menggunakan data primer kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer,
yang menggunakan program SPSS.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa dengan mengunakan
independent t-test tidak ada perbedaan secara signifikan Computer Self Efficacy
(CSE) antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan UPN Veteran Jawa
Timur. Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti tidak teruji
kebenarannya.
Keyword : Computer Self Efficacy, Mahasiswa Akuntansi, Teknologi Informasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi yang dicanangkan akhir abad 20 berdampak pada
teknologi informasi yang berkembang begitu pesat, inovasi-inovasi dalam
bidang teknologi berdampak luas terhadap berbagai bidang.
Akses ataupun komunikasi antar orang, antar tempat dan
pertukaran informasi selalu berubah, tidak terkecuali bidang akademik,
perubahan yang nyata dapat ditemukan pada bidang pendidikan. Institusi
pendidikan tinggi maupun Universitas saling berlomba meningkatkan
mutu, baik kurikulum, staff pengajar maupun sistem pendidikannya.
(Suryanah, 2006: 1).
Perpustakaan-perpustakaan sekarang sudah banyak yang
menggunakan sistem program komputer untuk katalog, bahkan mungkin
saja seluruh sekolah maupun perguruan tinggi komunikasinya
menggunakan sistem program komputer ini untuk mencari sumber
informasi-informasi yang mengenai mereka, misalnya mulai dari profil
Universitas sampai masalah-masalah administrasi seperti pembayaran
uang sekolah, informasi tentang nilai, rencana studi, maupun pemberian
tugas-tugas kuliah yang harus menggunakan teknologi informasi, seperti
Inovasi-inovasi tersebut mengharuskan kita untk senantiasa
berusaha mengikuti perkembangannya agar tetap bertahan untuk dapat
bersaing di era globalisasi yang berada pada bidang mereka
masing-masing (Suryanah, 2006: 2).
Teknologi informasi telah mempengaruhi sistem informasi,
komputer telah menjadi faktor pendorong utama dalam hal ini. Dalam
banyak perusahaan, komputer berperan dalam proses transaksi akuntansi
dan penyusunan laporan keuangan. Suatu sistem akuntansi yang
terkomputerisasi menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien, lebih singkat
dan akurat. Ketika komputer menjadi mobile, cepat dan lebih mudah
dalam pemakaiannya, komputerisasi akuntansi akan lebih mudah
digunakan. Sistem informasi menekankan pentingnya pemakaian
komputer demi pencapaian kualitas yang digunakan (Suryanah, 2006: 3).
Dewasa ini, mahasiswa Akuntansi dipersiapkan untuk menjadi
akuntan yang mempunyai kompetensi antara lain dalam bidang teknologi
informasi yang memadai sehingga dapat mendukung tugas-tugasnya
sebagai seorang calon akuntan.
Mahasiswa Akuntansi dipersiapkan menjadi lulusan yang
mengarah pada profesi akuntan. Menurut IAI profesi akuntan dapat
digolomgkam menjadi empat, yakni akuntan manajemen, akuntan publik,
akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik (Rustiana, 2005).
Akuntan manajemen dapat berperan aktif dalam penyediaan
informasi yang digunakan untuk pembuatan keputusan manajemen. Agar
dapat menyediakan informasi yang relevan dan akurat diperlukan
teknologi informasi yang memadai dalam suatu organisasi (Rustiana,
2005).
Sebagai seorang akuntan publik, profesi ini dapat menyediakan
jasa atestasi dan non atestasi kepada para kliennya. Jenis jasa non atestasi
dapat berupa memberikan jasa teknologi dalam aplikasi, analisis sistem,
manajemen informasi dan dan konsultasi bisnis kompeten. Keahlian ini
harus dimiliki auditor terutama dalam menghadapi era persaingan global
dalam abad digital. Dalam dunia praktik, kantor Akuntan Publik mulai
mensyaratkan para anggota staff yang baru memiliki pemahaman
konseptual mengenai sistem informasi akuntansi dan kemampuannya
untuk menggunakan komputer beserta aplikasi softwarenya secara umum.
Pengalaman dengan berbagai software aplikasi dan pengalaman dengan
system informasi dalam dunia bisnis merupakan sesuatu yang mempunyai
nilai tambah (Rustiana, 2005).
Sebagai akuntan pemerintah profesi ini lebih banyak melakukan
tugas-tugas pengauditan yang ada dibadan-badan milik pemerintah.
Kebutuhan teknologi informasi juga telah banyak digunkan pada
organisasi milik pemerintah, yang merupakan salah satu pendorong profesi
akuntan untuk dapat mengakselerasi teknologi guna membantu
Akuntan pendidik berperan menjadi salah satu ujung tombak
akselerasi teknologi informasi dalam lingkungan pendidikan.ini
membutuhkan pengetahuan dan keahlian akuntan dalam penggunaan
teknologi informasi. Dengan demikian akuntan pendidik diharapkan dapat
mencari strategi yang tepat penerapan dan penggunaan teknologi informasi
dalam menyongsong era globalisasi (Rustiana, 2005).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sangat penting bagi mahasiswa
akuntansi sebagai calon akuntan mempelajari dan dituntut untuk bisa
dalam menggunakan sistem informasi dan meningkatkan keahliannya
dalam penggunaan komputer. Namun demikian telah ditemukan tidak
sedikit pula bahwa mahsiswa akuntansi kurang bisa dalam menggunakan
komputer. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian EBIZ mahasiswa akuntansi
UPN Veteran Jatim yang mengikuti ujian dari tahun 2006-2008.
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Nilai
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
< 6 67 50,4% 67 42,9% 134 74,9%
≥ 6 66 49,6% 89 57,1% 45 25,1%
Sumber : Biro Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur
Table 1.1 jumlah daftar nilai < 6 dan ≥ 6 Microsoft ebiz
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006
mahasiswa yang mendapatkan nilai dibawah 6 (enam) lebih dari 50% yaitu
yang mendapatkan nilai dibawah 6 (enam) turun menjdi 42,9%. Namun
pada tahun 2008 peningkatan terjadi pada mahasiswa yang mempunyai
nilai dibawah 6 (enam) yakni sebesar 74,9%.
Menurut Rustiana (2004: 37) yang dijadikan dasar dalam
melakukan penelitian ini bahwa hipotesa yang menyatakan ada perubahan
gender Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa akuntansi dalam
penggunaan sistem informasi, telah terbukti. Hal ini didukung dengan nilai
t dalam uji t independent menunjukkan angka sebesar 3,381 dan tingkat
signifikansi 0,01 (2 sis) dan nilai F = 3,658. ini berarti, bahwa CSE
laki-lqaki cenderung lebih tinggi (mean = 114,12 dengan standar deviasi
16,620) dibandingkan CSE perempuan (mean = 107,52 dengan standar
deviasi 9,17)..
Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian rata-rata EBIZ mahasiswa
laki-laki dan mahasiswa perempuan akuntansi UPN Veteran Jatim yang
mengikuti ujian dari tahun 2006-2008 :
0 20 40 60 80 100
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Pria Wanita
Sumber : Biro Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur
Dari tabel diatas dapat dibaca bahwa pada tahun 2006 dan 2007
rata-rata nilai mahasiswa laki-laki lebih bagus dari pada mahasiswa
perempuan. Pada tahun 2006 mahasiswa laki-laki memiliki nilai rata-rata
58,65 dan mahasiswa perempuan mamiliki nilai rata-rata 57,10. Dan pada
tahun 2007 mahasiswa laki-laki memiliki nilai rata-rata 64,45 dan
mahasiswa perempuan mamiliki nilai rata-rata 60,94. Namun pada tahun
2008 mahasiswa perempuan meiliki nilai rata-rata lebih baik daripada
mahasiswa laki-laki. Mahasiswa laki-laki memiliki nilai rata-rata 52,94
dan mahasiswa perempuan mamiliki nilai rata-rata 54,49.
Penelitian-penlitian empiris yang berkaitan dengan Compuer Self
Efficacy UPN Veteran Jatim masih relatif sedikit. Hal ini pula yang
mendorong peneliti utuk melakukan penelitian tantang CSE, dengan
harapan penelitian ini dapat menimbulkan kesadaran tiap mahasiswa akan
pentingnya keterampilan ataupun keahlian dalam penguasaan komputer.
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Computer Self Efficacy
(CSE) Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jatim dalam Penggunaan
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti
merumuskan apakah ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE)
Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan Akuntansi UPN Veteran
Jatim dalam Penggunaan teknologi Informasi.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sesuai dengan
perumusan masalah adalah untuk menguji apakah ada perbedaan
Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
perempuan Akuntansi UPN Veteran Jatim dalam Penggunaan teknologi
Informasi.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Bagi Peneliti
Melatih berpikir secara ilmiah dan memerapkan pengetahuan yang
diperoleh di bangku kuliah dalam rangka pengebdian ke
masyarakat serta menambah wawasan dari teori yang diterima
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga memperoleh
b. Bagi Universitas
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan
materi yang berhubungan dengan peneliti ini serta sebagai dharma
bhakti terhadap perguruan tinggi di Universitas Pembangunan
Nasionel Veteran Jawa Timur pada umumnya dan fakultas
ekonomi pada khususnya.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi organisasi maupun
peneliti lainnya yang berminat dalam pengembangan teknologi
informasi ataupun peneliti yang relevan dengan meteri peneliti ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan dan berhubungan dengan
masalah yang sedang diteliti yaitu yang dilakukan oleh :
1. Marwati Ria Suryanah (2006)
Judul penelitian “Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Terhadap Computer
Self Efficacy (CSE) pada Mahaiswa Akuntansi dalam Penggunaan
Teknologi Informasi Ditinjau dai Perspektif Gender (Studi Kasus di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
Perumusan masalah yang dibahas adalah :
a. Apakah motivasi, pengalaman dan gender berpengaruh terhadap
keahlian seseorang dalam menggunakan Computer Self Efficacy
(CSE)?
b. Apakah motivasi, pengalaman berpengaruh terhadap Computer Self
Efficacy (CSE) berdasarkan Gender
Setelah melihat permasalahan diatas, maka hipotesis dapat disimpulkan :
a. Diduga bahwa motivasi, pengalaman dan gender berpengaruh
terhadap keahlian seseorang dalam penggunaan komputer.
b. Diduga bahwa terdapat pengaruh antara motivasi dan pengalaman
terhadap Computer Self Efficacy (CSE) berdasarkan gender.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
keahlian seseorang dalam penggunaan komputer. Bahwa pengalaman
secara parsial berpengaruh terhadap keahlian seseorang dalam penggunaan
komputer. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan pengaruh gender terhadap keahlian seseorang dalam
penggunaan komputer. Keahlian dalam penggunaan komputer laki-laki
lebih besar dari pada mahasiswa perempuan.
2. Triyas Wulandari (2007)
Judul penelitian “Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi
pada Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya
dalam Penggunaan Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender.
Permasalahan yang dibahas adalah :
Apakah ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa
Akuntansi dalam penggunaan informasi pada perguruan tinggi negeri dan
perguruan tinggi swasta di Surabaya ditnijau dari perspektif gender?
Setelah melihat permasalahan di atas, maka hipotesis yang dapat
disimpulkan adalah :
Ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiwa Akuntansi dalam
penggunaan informasi pada perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi
swasta di Surabaya ditnijau dari perspektif gender.
a. Tidak ada perbedaan signifikan antara Computer Self Efficacy (CSE)
mahasiswa akuntansi Perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi
swasta dalam penggunaan teknologi informasi.
b. Terdapat perbedaan signifikan antara Computer Self Efficacy (CSE)
mahasiswa akuntansi pria dan wanita dalam penggunaan teknologi
informasi.
3. I Putu Lilik Arimbawa (2009)
Judul penelitian “ Pengaruh Motivasi dan Pengalaman terhadap Computer
Self Efficacy (CSE) pada Mahasiswa Akuntansi dalam penggunaan
Teknologi Informasi (Studi kasus di Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jawa Timur)
Permasalahan yang dibahas adalah :
Apakah motivasi dan pengalaman berpengaruh terhadap Computer Self
Efficacy (CSE)?
Setelah melihat permasalahan di atas, maka hipotesis yang dapat
disimpulkan adalah :
Diduga bahwa terdapat pegaruh antara motivasi dan pengalaman terhadapa
Computer Self Efficacy (CSE).
Hasil penelitian ini adalah :
Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dan pengalaman tidak
berpengaruh secara nyata terhadap Computer Self Efficacy (CSE) pada
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial dicetuskan oleh pakar psikologi perilaku
ternama Albert Bandura. Teori ini didasarkan pada premis bahwa ada tiga
variabel yang saling mempengaruhi yang lebih dikenal sebagai Triadic
Reciprocall menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam peneliitian
Rustiana (2004:31). Ketiga variable tersebut adalah lingkungan, perilaku
dan orang (seperti tampak pada gambar dibawah ini)
gambar 2.1 Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism
Gambar diatas menunjukkan bahwa ketiga veriabel tersebut saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Individu memilih lingkungan dan
mempengaruhinya. Selanjutnya perikalu yang ada dalam situasi ini
dipengaryhi oleh lingkungan atau karakteristik situasional yang juga
dipengaruhi oleh faktor kognitif dan faktor personal.
Teori kognitif sosial menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam
penelitian Rustiana (2004) dikembangkan dalam dua set ekspektasi Orang (individu)
kekuatan kognitif utama yang menjadi pedoman atau guide perilaku antara
lain :
a. Ekspektasi dihubungkan dengan outcome. Di sisni para individu
yang dapat memahami aspek perilaku, akan percaya bahwa
outcome lebih bernilai apabila dibandingkan dengan individu yang
tidak mapu memahami konsekuensi yang menguntungkan.
b. Ekspektasi yang disebut sebagai self efficacy yang merupakan
kepercayaan individu mengenai kemampuan untuk suatu perilaku
tertentu.
2.2.2. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu
akuntansi yang semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Awal
perkembangan akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi
manajemen, khususnya pada pembuatan anggaran. Tetapi, domain dalam
hal ini terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, sistem
informasi akuntansi, dan audit. Perkembangan yang pesat dari akuntansi
keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan
dihadapkan pada ilmu-ilmu sosial menyeluruh mengenai bagaimana
perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, serta
bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan
manusia dengan akuntansi (Ikhsan, 2005: 27). Akuntansi keperilakuan
diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Akuntansi selalu
menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu lainnya
untuk meningkatkan kegunaannya. Sebagai contoh akuntansi meminjam
dengan bebas dari ilmu ekonomi, matematika, statistik, dan informasi
teknik. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika akuntansi juga
meminjam dari ilmu keperilakuan.
Akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Akhirnya, akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu
berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan lingkungan
akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
penggunanya (Ikhsan, 2005: 27).
2.2.2.2. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Dengan mepertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan
sistem informasi, akuntansi keperilakuan memcerminkan dimensi sosial
dan budaya dalam suatu organisasi (Ikhsan, 2005: 23).
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas, yang meliputi
1. Aplikasi dan konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan
konstruksi sistem akuntansi.
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansinya.
3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam
pengambilan keputusan.
4. Perkembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan
perilaku para pemakai data.
5. Pengembangan stategi untuk memotivasi dan mempengaruhi
perilaku, cita-cita, serta tujuan dari orang yang menjalankan
organisasinya.
Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi
menjadi tiga bidang :
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan
penggunaan sistem akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan
ini mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang
mempengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi
dalam organisasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari
akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana sistem
akuntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja serta kerja sama.
3. Metode untuk memperdiksi dan strategi untuk mengubah perilaku
hubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga
mempengaruhi perilaku.
2.2.3. Definisi Sistem
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu
dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan (Mulyadi, 2001: 2). Jadi dapat dikatakan bahwa suatu sistem dibuat
untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Sesuai dengan definisi tersebut, sebuah sistem memiliki tiga buah
karakteristik (Krismiaji, 2005: 1) :
1. Komponen, atau sesuatu yang dapat dilihat, didengar dan
dirasakan.
2. Proses yaitu kegiatan untuk mengkoordinasikan komponen yang
terlibat dalam sebuah sistem
3. Tujuan yaitu sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan
koordinasi komponen tersebut.
2.2.4. Definisi Informasi
Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki
kegunaan manfaat (Krismiaji, 2005: 15). Dengan demikian dapat pula
disimpulkan bahwa data adalah input bagi sebuah sistem informasi,
sedangkan sistem informasi merupakan output. Data diproses menjadi
menghasilkan keputusan yang lebih baik. Aturan umum yang berlaku
adalah, semakin tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat
keputusan, semakin baik keputusan yang dihasilkan.
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk tunggal
datum atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kajadian (event) adalah
suatu yang terjadi pada saat tertentu. Data merupakan bentuk yang masih
mentah dan masih perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model proses
tertentu untuk dapat menghasilkan informasi (Krismiaji, 2005: 15).
Kualitas dari informasi ditentukan dari tiga hal yaitu, informasi
harus akurat (Accurate), tepat pada waktunya (Timeliness), dan relevan
(Relevance) (Krismiaji, 2005: 15).
Nilai dari suatu informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat
dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi diakatakan bernilai apabila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk
mendapatkannya (Krismiaji, 2005: 15).
2.2.5. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk
mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan menyimpan data, dan
cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan
melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat
Sistem informasi dapat dilaksanakan secara manual maupun
menggunakan komputer. Kedua pilihan ini memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing. Dari sisi biaya, dalam jangka pendek sistem
informasi lebih murah jika diselenggarakan secara manual, namun cara ini
tentunya akan menghasilkan informasi yang lebih lambat dan kurang
akurat. Sebaliknya, dengan menggunakan komputer, sistem informasi
dapat menghasilkan infromasi yang lebih cepat dan akurat, meskipun
investasi awal (jangka pendek) lebih besar (Krismiaji, 2005: 16).
Secara garis besar, sebuah sistem informasi memiliki delapan
komponen, komponen tersebut adalah (Krismiaji, 2005: 16) :
1. Tujuan yaitu sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau
lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara
keseluruhan.
2. Input yaitu data harus dikumpulkan sebagai input ke dalam sistem.
3. Output yaitu informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut
output.
4. Penyimpanan data yaitu data sering disimpan untuk dipakai lagi di
masa mendatang.
5. Pemrosesan yaitu data harus diproses untuk menghasilkan
informasi dengan menggunakan komponen pemrosesan.
6. Instruksi dan prosedur yaitu sistem informasi tidak dapat
memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa instruksi dan
7. Pemakai yaitu orang yang berinteraksi dengan sistem dan
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem.
8. Pengamanan dan pengawasan yaitu informasi yang dihasilkan oleh
sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai
kesalahan dan terlindung dari akses yang tidak sah.
2.2.6. Pengertian Teknologi Informasi
Dalam penelitian Wulandari (2007: 18) teknologi adalah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau
membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.
Sedangakan informasi itu sendiri adalah seuatu yang diperoleh dari
data dan observasi terhadap lingkungan sekitar serta menyebarkan
informasi. Definisi tersebut mempunyai pengertian bahwa sebuah
teknologi informasi tergantung pada kombinasi komputer dan teknologi
telekomunikasi yang berbasis mikro elektronik (Wulandari, 2007: 18).
Istilah teknologi informasi sekarang lazim digunakan banyak
orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi komputer,
komunikasi, dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu
sehingga sulit untuk memisahkannya (Wulandari, 2007: 18).
Istilah teknologi informasi lebih popular dan menggantikan posisi
sistem informasi. Teknologi informasi dan sistem informasi, meskipun
tetapi sistem informasi sebenarnya mempunyai pengertianyang lebih luas
dibandingkan dengan teknologi informasi.sistem informasi tidak hanya
mencakup perangkat keras dan perangkat lunak, melainkan meliputi juga
perpaduan antara pengetahuan, motode dan teknik penggunaan informasi
dalam dunia bisnis (Wulandari, 2007: 19).
Untuk dampak perkembangan teknologi informasi itu sendiri
ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global.
Kondisi tersebut didorong oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat,
terutama : teknologi informasi, teknologi produksi, teknologi transportasi,
dan teknologi komunikasi. Diantara berbagai jenis teknologi yang
berkembang pesat, teknologi informasi yang mempunyai dampak paling
dominant terhadap perubahan lingkungan bisnis (Wulandari, 2007: 19).
2.2.6.1. Dampak perkembangan Teknologi Informasi
Dalam penelitian Wulandari (2007: 19), Perkembangan teknologi
informasi, khususnya komputer, dalam banyak hal memang memberikan
dampak yang positif terhadap organisasi bisnis, antara lain dalam hal :
a. Peningkatan efisiensi, karena kecepatan waktu dalam pemrosesan
data dan semakin berkurangnya penggunaan kertas dalam
aministrasi bisnis.
b. Peningkatan kapasitas memori dan semakin mudahnya penggunaan
c. Peningkatan kuantitas dan kualitas pembuatan keputusan bisnis dan
produk yang dihasilkan.
2.2.6.2. Manfaat Penggunaan Teknologi Informasi
Dalam penelitian Indriantoro (2000), mengemukakan pentingnya
aspek perilaku dalam penerapan Teknologi Informasi. Sikap sebagai salah
satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual, disamping norma
sosial dan kebiasaan, mencerminkan pendirian seseorang mengerjakan
sesuatu.
Dalam konteks penerapan Personal Computer (PC), kemungkinan
seseorang mempunyai keyakinan bahwa penggunaan komputer akan
memberikan manfaat bagi dirinya dan pekerjaannya, kognisi berkaitan
dengan konsekuensi yang diperoleh pada masa depan yang diyakini
seseorang sehingga mendorong untuk bersikap (Wulandari, 2007: 20).
Ketiga komponen sikap di muka : kognisi, afeksi , dan keinginan,
pada dasarnya saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Keinginan
seseorang dipengaruhi oleh keyakinan akan konsekuensi masa yang akan
dating, sehingga menimbulkan afeksi seseorang yang akan dinyatakan
dengan sikap suka atau tudak suka terhadap teknologi informasi.
Ketidaksukaan seseorang terhadap seseorang dapat disebabkan oleh
kekuatan dan kekhawatiran yang bersangkutan terhadap penggunaan
2.2.6.3. Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Akuntansi
Sistem informasi yang berbasis komputer sekarang dikenal dengan
istilah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Intilah SIA meliputi
pemanfaatan teknologi informasi yang menyediakan informasi bagi para
pemakai. Komputer digunakan pada seluruh jenis sistem informasi.
Teknologi informasi mencakup teknologi komputer dan teknologi lain
yang digunakan untuk memproses informasi (Suryanah, 2006: 15).
Keterlibatan kita dalam sistem informasi akuntansi berbeda-beda.
Ada yang hanya sebagai penerima informasi. Tetapi juga ada yang terlibat
lebih jauh danh lebih formal (Husein, 2004: 2)
Terdapat beberpa faktor yang perlu dalam menyusun SIA.
Faktor-faktor tersebut merupakan hal diluar sistem akuntansi, tetapi menentukan
keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah perilaku
manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif juga
penggunaan komputer sebagai alat bantu (Baridwan, 2000: 7).
Proses pengolahan data akuntnasi dapat dilakukan dengan lebih
cepat apabila menggunakan komputer. Karena kemampuan komputer
untuk mengolah data yang jauh, melebihi kecepatan manusia. Dengan
adanya perkembangan teknologi komputer yang semakin maju, semakin
banyak perusahaan menggunakan jasa komputer untuk memproses data
Menurut Baridwan (2000:5) beberapa tahapan dalam proses
pengolahan data yang memperoleh manfaat dari penggunaan komputer
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Verifikasi
Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan
angka-angka yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya
pengecekan kebenaran kode yang digunakan, pengecekan
kelayakan jumlah rupiah dari transaksi.
b. Sortir
Komputer memungkinkan untuk dilakukannya pensortiran
data ke dalam beberapa klasifikasi yang berbeda-beda dengan
cepat. Misalnya kumpulan faktur penjualan dapat disortir ke dalam
klarifikasi, jenis produk, daerah penjualan.
c. Transmission
Komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat
ke tempat lainnya dengan cepat. Misalnya data dari suatu file
dipindahkan ke file lainnya.
d. Perhitungan
Dengan menggunakan komputer, perhitungan dapat
dilakukan dengan cepat. Misalnya menghitung saldo rekening
2.2.7. Pengartian Gender
Menurut Yeni dan Indra (2001: 81) dalam penelitian Suryanah
(2006: 27) pengertian gender adalah penggolongan gramatikal terhadap
kata-kata benda dan kata-kata yang lain yang berkaitan dengannya, yang
secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin serta ketiadaan
jenis kelamin atau kenetralan.
Perbedaan gender antara pria dan wanita dibentuk oleh suatu
proses yang sangat panjang. Pembentukan perbedaan tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya osialisasi, budaya yang berlaku
serta kebiasaan-kebiasaan yang ada. Pandangan mengenai gender juga
dihubungkan dengan maskulinitas, sifat maskulin sering dihubungkan
dengan sifat-sifat pria yaitu superioritas, tetap dalam perkembangan
selanjutnya pandangan tersebut menjadi semakin berkurang. Hal tersebut
karena berkembang pula pandangan yang menyatakan bahwa “feminine
(wanita) juga baik”. Sifat pria dipandang memiliki konotasi nilai positif
sedangkan wanita kebailkannya (Suryanah, 2006: 27)
2.2.7.1. Pandangan Tentang Gender
Menurut Gill palmer dan Tamil Selvi Kandasaami (1997) dalam
penelitian Wulandari (2007: 22) pandangan tentang gender dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Equity model, yang mengasumsikan bahwa laki-laki dan wanita
sebagai professional adalah identik sehingga perlu ada satu cara
yang sama dalam mengelola dan wanita harus diberikan akses
yang sama.
b. Complementary contribituon model, berasumsi bahwa antara
laki-laki dan wanita mempunyai kemampuan yang berbeda
sehingga perlu ada perbedaan dalam mengelola dan cara
menilai, mencatat serta mengkombinasikan untuk
menghasilkan suatu strategi.
2) Kedua, ke dalam 2 stereotype yaitu :
a. Sex role stereotype, dihubungkan dengan pandangan umum
bahwa laki-laki lebih berorientasi pada pekerjaan, objektif,
independensi, agresif dan pada umumnya mempunyai
kemampuan yang lebih dibandingkan wanita dalam
pertanggungjawaban manajerial. Para wanita di lain pihak
dipandang lebih pasif, lembut, orientasinya lebih sensitive pada
pertimbangan dan posisi lebih rendah dalam hal
pertanggungjawaban kepada orang dibandingkan dengan
laki-laki.
b. Managerial stereotype, memberikan pengertian manajer yang
sukses sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan
tempramen yang umumnya lebih dimiliki laki-laki
Dari hasil pandangan tentang gender dapat diklasifikasikan
bahwasannya peneliti lebih memfokuskan terhadap model kedua yaitu
Complementary contribution model dimana laki-laki dan wanita
merupakan kemampuan yang berbeda sehingga perlu adanya perbedaan
dalam mengelola dan cara menilai, mencatat serta mengkombinasikan
untuk menghasilkan suatu sinergi (Wulandari, 2007: 22).
2.2.8. Pengertian Computer Self Efficacy dan Keahlian Komputer
Menurut compeau dan Higgins (1995) dalam penelitian Rustiana
(2004) Computer Self Efficacy didefinisikan sebagai Judgement
kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer atau sistem informasi
atau teknologi informasi. Didasarkan pada teori kognitif sosial Self
Efficacy yang dirasakan seseorang, memainkan peran penting dalam
mempengaruhi motovasi dan perilaku. Hal ini bukan merupakan
judgement yang akan dilakukan pada masa depan.
Menurut Rustiana (2004) Computer Self Efficacy (CSE)
didefinisikan sebagai kemampuan pengguna aplikasi komputer, sistem
operasi, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data dan
penggunaan tombol keyboard (indriantoro,2000). Computer Self Efficacy
(CSE) dibagi dalam dua jenis yaitu general Computer Self Efficacy (CSE)
dan Spesific Computer Self Efficacy (CSE). Secara umum Computer Self
Efficacy (CSE) didefinisikan sebagai Judgement keahlian individu dalam
Self Efficacy (CSE) adalah kemampuan untuk membuat tugas-tugas yang
berhubungan dengan komputer secara spesifik dalam domain komputasi
umum.
Keahlian komputer didefinisikan sebagai suatu pengetahuan dan
kemahiran seseorang dalam mengoperasikan komputer.
Compeau dan Higgins (1995) dalam penelitian Rustiana (2004)
juga menjelaskan ada tiga dimensi Computer Self Efficacy (CSE) yaitu :
a. Magnitude
Dimensi ini mengacu pada tingkat kapabilitas yang
diharapkan dala penggunaan komputer. Individu yang mempunyai
magnitude Computer Self Efficacy (CSE) yang tinggi diharapkan
mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang lebih kompleks
dibandingkan denga individu yang mempunyai level magnitude
Computer Self Efficacy (CSE) yang rendah karena kurangnya
dukungan maupun bantuan. Dimensi ini juga menjelaskan, bahwa
tingginya magnitude Computer Self Efficacy (CSE) seseorang
dikaitkan dengan level yang dibutuhkanm untuk memahami suatu
tugas.
Para individu yang memiliki level magnitude Computer Self
Efficacy (CSE) yang tinggi mampu menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan rendahnya dukungan dan bantuan dari orang lain,
dibandingkan dengan level magnitude Computer Self Efficacy
b. Strength
Pada dimensi ini mengacu pada level keyakinan tentang
judgement atau kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan
tugas-tugas komputasunya dengan baik.
c. Generalibility
Dimensi ini mengacu pada tingkat judgement user yang
terbatas pada domain khusus aktivitas. Dalam koteks komputer,
domain ini mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan soft
ware, sehingga individu yang mempunyai level generalibility
Computer Self Efficacy (CSE) yang tinggi diharpkan dapat secara
kompeten menggunakan paket-paket software dan sistem komputer
yang berbeda.
Sebaliknya tingkat generazability Computer Self Efficacy
(CSE) yang rendah menunjukkan kemampuan individu dalam
mengakses paket-paket software dan sistem informasi secara
terbatas.
Ada empat sumber informasi Self Efficacy menurut Bandura
(1994) dalam penelitian Rustiana (2004), yaitu :
1. Guiden Mastery
Merupakan pengalaman kesuksesan nyata dalam kaitannya
dengan perilaku. Interaksi yang berhasil antara individu dengan
efficacy-nya lebih tinggi. Dengan demikian praktek langsung meupakan
komponen penting dalam pelatihan, sehingga individu membangun
kepercayaan diri sesuai dengan kemampuannya.
2. Behaviour Modelling
Meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam
membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran.biasanya
digunakan untuk pelatihan komputer dapat meningkatkan persepso
self efficacy dan kinerja dalam konteks pelatihan
3. Social Persuacion
Pendekatan persuasive dapat juga mempengaruhi self
efficacy. Jaminan ulang bagi user yang mempunyai kemampuan
tentang teknologi dan menggunakannya dengan sukses dapat
membantu para user untuk membangun kepercayaan diri.
4. Physiological states
Sumber ini menujukkan perasaan kecemasan atau anxiety
yang berdampak negative terhadap self efficacy. Bahwa individu
yang mempunyai perasaan anxiety yang tinggi menunjukkan
kurangnya kemampuan diri. Jadi jika individu merasa cemas atau
anxiety dalam penggunaan komputer, maka ia memiliki alas an
untuk merasa cemas sehingga menunjukkan self efficacy yang
Menurut Suryanah (2006: 21) dalam menyelesaikan pekerjaan,
para pekerja atau karyawan diharapkan dapat menguasai tentang hal-hal
yang berhubungan dengan pengoperasian komputer, seperti :
a. Keahlian dalam bidang aplikasi komputer
b. Keahlian dalam bidang sistem operasi komputer
c. Keahlian dalam bidang penanganan file
d. Keahlian dalam bidang perangkat keras komputer
e. Keahlian dalam bidang penyimpanan data komputer
f. Keahlian dalam penggunaan tombol keyboard.
Jika keahlian-keahlian tersebut dapat dikuasai, maka waktu yang
digunakan juga tidak terbuang banyak, kelancaran kerja dan hasil kerja
akan dapat tercapai secara maksimal.
2.2.8.1. Pengertian Komputer dan Kemampuan Penggunaan Aplikasi
Komputer
`komputer sejak pertama kali diciptakan hingga saat ini telah
mengalami evolusi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitasnya. Hal ini akhirnya memberikan dampak tarhadap
beragamnya definisi tentang komputer itu sendiri. Banyak pendapat
tentang definisi dari kata komputer, yang nanitinya berkembang pada
definisi tentang sistem kompter, ilmu komputer, dan teknologi informasi.
Sebenarnya istilah dari komputer itu sendiri berasal dari bahasa Latin
Karena luasnya bidang ilmu komputer, para ahli dan peneliti
sedikit berbeda dalam mendefinisikan terminology komputer, namun pada
dasarnya telah memiliki muara arti yang sama (Fauzi, 2008: 2) :
a. Oxford English Dictionary mendefinisikan komputer sebagai suatu
perangkat yang digunakan untuk menghitung atau mengendalikan
operasi-operasi yang dinyatakan dalam bentuk numeric atau logika.
b. Menurut V. C Hamacher mendefinisikan komputer sebagai mesin
penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi
input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program
yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa
informasi.
c. Meurut Robert H. Blissmer mendefinisikan komputer sebagai suatu
alat elektronik yang mampu menerima input, memproses input tadi
sesuai dengan programnya menyimpan perintah-perintah dan hasil
dari pengolahan menyediakan output berupa informasi.
d. Menurit William M. Fuori mendefinisikan komputer sebagai suatu
pemrosess data yang dapat melakukan perhitungan besar secara
cepat, termasuk perhitungan aritmatika dan operasi logika, tanpa
campur tangan manusia.
e. Menurut Sanders mendefinisikan komputer sebagai sistem
elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta
menyimpan data input, dan menghasilkan output berdasarkan
instruksi-instruksi yang telah tersimpan dalam memori.
Dari beberapa pendapat tentang difinisi komputer seperti di atas,
maka yang disebut komputer adalah perangkat elektronik yang dapat
menerima masukan (input), dan selanjutnya melakukan pengolahan
(proses) untuk menghasilkan keluaran (output) berupa informasi. Maka
perangkat utama untuk melakukan tindakan tersebut terdiri atas perangkat
input, perangkat proses, dan perangkat keluaran, yang ditambah dengan
perangkat penyimpanan data atau informasi (Fauzi, 2008: 3)
Perangkat komputer harus bisa difungsikan secara koprehensif
(kompak bersama-sama) dalam melaksanakan tugasnya yaitu dalam
mengolah data atau informasi. Untuk mewujudkan konsepsi komputer
sebagai pengolah data agar menhasilkan suatu informasi, maka diperlukan
sistem komputer yang elemennya terdiri dari hardware, soft ware, dan
brainware. Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling
berhubungan dan membentuk kesatuan yang saling mendukung untuk
bekerja sama. Hardware tidak akan berfungsi apabila tandpa software,
demikian juag sebaliknya. Dan keduanya tidak akan bermanfaat apabila
tidak ada manusia (brainware) yang mengoperasikan dan
mengendalikannya (Fauzi, 2008: 3)
Seiring dengan bertambahnya waktu dan berkembangnya
teknologi, semakin banyak pula jenis komputer yang akan bermunculan.
komputer, umumnya, orang mengartiakn komputer hanya sebatas personal
computer (PC) (Wulandari, 2007: 29).
Adapun juga beberpa aplikasi komputer seperti pengolah mikro
(seperti kamera, TV, mobil, pemanggang gelombang mikro/microwave
oven), komputer mini sampai ke komputer besar telah menempati
posisinya dalam masyarakat (Wulandari, 2007: 29).
.
2.2.8.2. Pengertian Software dan Hardware Komputer
Perangkat lunak (software) komputer adalah suatu perangkat yang
berisi serangkaian instruksi, program, prosedur, pengendali, pendukung,
dan aktivitas-aktivitas pengolahan perintah pada sistem komputer. Jadi
software merupakan komponen abstrak dari suatu susunan sistem
komputer. Hampir kebanyakan pengguna komputer berpendapat secara
singkat bahwa software adalah program (Fauzi, 2008: 82).
Secara umum fungsi dari software komputer yang utama adalah
(Fauzi, 2008: 82) :
a. Melakukan aktivitas bersama-sama dengan hardware
b. Menyediakan segala sumber daya yang bisa digunakan pada
sebuah komputer
c. Bertindak sebagai perantara antara pengguna (user) dengan
perangkat keras (hardware) untuk melakukan aktivitas dengan
Software komputer secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu
software operasi (Operating System) dan software aplikasi (Application
Software) (Fauzi, 2008: 83).
Perangkat keras komputer adalah alat pengolah data yang bekerja
secara elektronis dan otomatis. Perangkat keras komputer dapat bekerja
apabila ada unsur manusia yang mengerti tentang alat itu dan dapat bekerja
menggunakan alat itu. Komputer merupakan sistem karena merupakan
sekumpulan objek yang berhubungan dan bekerjasama untuk
menghasilkan sesuatu yang diinginkan (Suyanto, 2005: 47).
Sistem perangkat keras komputer terdiri dari empat unsure atama
dan satu unsure tambahan. Keempat undur utama itu adalah input unit,
Central Processing Unit (CPU), Storage atau Memeory dan Output Unit.
Sedangkan yang merupakan unsure tambahan adalah communication Link
(Suyanto, 2005: 47).
2.2.8.3. Pengertian Internet
Internet atau lebih sering dikenal dengan sebuah teknologi
komunikasi tanpa batas yang belakangan popular dengan sebutas
Cyberspace. Seperti halnya dunia nyata, di dunia maya cyberspace juga
ada positif negatifnya. Internet bisa memberikan informasi yang sifatnya
positif, mendidik, dan juga bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Tapi juga
bisa dijadikan sebagai lahan kejelekan atau kemaksiatan. Persepsi orang
orang tersebut dalam menggunakan internet itu sendiri. Di dalam dunia
maya hamper tidak ada control (pengawasan) yang kuat dari siapapun.
Semuanya serba bebas. Hanya etika, mental dan keimanan masing-masing
yang menentukan batas-batasnya (Fauzi, 2008: 333).
Internet merupakan media komunikasi yang menggunakan
komputer dan saluran telekomunikasi sebagai tulang punggungnya. Seperti
halnya sebuah terminal telepon, lewat sebuah terminal komputer yang
tersambung ke internet kita dapat menhubungi rekan kita di mana saja
yang juga tersambung ke internet. Akan tetapi internet memiliki beberapa
kelebihan disbanding telepon atau media komunikasi lainnya, dari segi
biaya internet tidak memperhitungkan jarak seperti percakapan telepon
(Fauzi, 2008: 334).
Secara umum, teknologi internet memang dapat mewakili
teknologi komunikasi apapun yang ada di dunia ini. Bida mengirimkan
tulisan, gambar, suara, bahkan dapat melakukan siaran real time seperti
halnya televisi atau radio yang di-online-kan, atau teleconference, yang
memungkinkan dilangsungkannya proses belajat mengajar jarak jauh
melalui internet (Fauzi, 2008: 335).
Komponen-komponen layanan yang tersedia oleh internet sejak
awal hingga kini terus berkembang, semakin banyak dan sangat beragam
baik sifat maupun manfaatnya. Sejalan dengan berkembangnya internet,
layanan di internet, diperlukan komponen program client yang spesifik
yang terinstalisasi pada komputer pengguna internet (Fauzi, 2008: 343).
Macam layanan internet antara lain (Fauzi, 2008: 344) :
a. WWW (World Wide Web) adalah jenis layanan yang paling
popular dikalangan pengguna internet. WWW tidak hanya
berfungsi sebagai media untuk mencari informasi, tetapi web sudah
banyak digunakan secara komersial oleh hamper semua perusahaan
di seluruh dunia untuk mengiklankan usaha mereka.
b. FTP (File Transfer Protocol) adalah suatu program yang
merealisasikan konsep klien-server antarhost di internet atau semua
host yang memakai TCP (Tranmission Control Protocol) sebagai
transport protokolnya. FTP menyajikan hubungan yang interaktif
antara client dan server.
c. Telnet adalah suatu aplikasi program komunikasi interaktif dua
arah berbasiskan protocol TCP/IP yang digunakan untuk emulasi
terminal ke remote komputer dari lokal komputer atau terminal
server dan dapat menikmati fungsi yang sama dengan terminal
yang dihubungkan langsung ke komputer tersebut.
d. E-Mail adalah komponen utama yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi informasi saat ini, bukan saja di internet tetapi
e. Use Net adalah suatu jaringan komputer berbasiskan konsep
client-server yang berfungsi seperti forum diskusi elektronik internasional
tentang berbagai macam hal.
f. Shell adalah suatu jenis layanan yang menggunakan
perintah-perintah dalam sistem operasi unix
g. Gopher adalah komponen internet yang digunakan untuk mencari
dan mengambil informasi berdasarkan konsep client-server.
Informasi tersebut dapat berupa data teks atau biner, gambar,
maupun suara.
h. IRC (Internet Relay Chat) adalah suatu program klien-server yang
berfungsi seperti perintah talk di unix. Bedanya, pada IRC jumlah
pemakai yang berkomunikasi dapat lebih dari dua orang pada saat
yang bersamaan.
2.2.9. Pengertian perguruan Tinggi
Menurut Budiman Hartoyo (1994) dalam penelitian Wulandari
(2007: 32) perguruan tinggi adalah lembaga pelayanan jasa pendidikan
yang di dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu berupaya memenuhi
keinginan pelanggan. Pelanggan adalah kelompok orang atau masyarakat
yang mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak langsung, atas
pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya : meliputi mahasiswa,
orang tua mahasiswa, staf perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah.
acuan utama dalam merencanakan maupun melaksanakan pendidikan.
Bentuk-bentuk perguruan tinggi yaitu :
a. Universitas, merupakan perguruan tinggi yang mempunyai
program studi paling beragam dari bidang eksata sampai sosial,
dari teknologi sampai bahasa yang dikelompokkan dalam
fakultas-fakultas. Dari program sarjana biasa, yang lazim disebut S1 (strata
satu), program pascasarjana dikatakan S2 (strata dua atau disebut
juga program magister), dan S3 (strata tiga atau disebut program
doktor).
b. Institute, mirip dengan universitas adalah institute. Bedanya,
institute hanya membuka pendidikan dalam ilmu sejenis. Di
universitas satu fakultas yang lain bidang ilmunya bisa sangat
berbeda, misalnya fakultas kedokteran dan fakultas sastra,
sedangkan institute semua fakultasnya berdasarkan ilmu sejenis,
misalnya fakultas-fakultas di Institut Pertanian Bogor bisa
dikatakan semuanya punya landasan yang berkaitan dengan dunia
pertanian (peternakan, perikanan, kehutanan)
c. Sekolah tinggi, merupakan perguruan tinggi yang
menyelenggarakan hanya satu program profesi sesuai dengan
spesialisasinya. Misalnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi hanya
menyelenggarakan program studi ekonomi dan Sekolah Tinggi
Seni Rupa Indonesia hanya membuka berbagai jurusan yang
d. Akademi dan Politeknik, biasanya hanya menyelenggarakan satu
jurusan atau satu program studi, dan lebih menekankan pada
pendidikan kejuruannya, maksudnya dua lembaga pendidikan ini
mengembangkan mahasiswanya lebih ke dalam hal keterampilan
praktek kerja dan kemampuan untuk madiri. Lembaga ini tidak
memberikan gelar.
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori yang
dijelaskan di atas, maka dapat diambil premis-premis yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, yaitu :
1. Premis 1
Variabel Computer Self Efficacy (CSE) mempunyai hubungan yang
signifikan dengan variabel gender. (Rustiana, 2004)
2. Premis 2
Perbedaan gender berpengaruh dalam hal Computer Self Efficacy
(CSE). (Henry dan Stone, 1999)
Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris tentang
bagaimana Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur dalam
penggunaan teknologi informasi berdasarklan perspektif gender, maka
Ganbar 2.2 kerangka pemikiran
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa peneliti
mengetahui Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang
kemudian ketiga keahlian tersebut dibandingkan menurut gendernya.
Perbedaab sosialisasi gender dapat dibedakan menurut stereotypenya.
Yang pertama, menurut sex role stereotype yaitu perbedaan ini disebabkan
karena laki-laki lebih berorientasi pada pekerjaan, objektif, independensi,
agresif, dan pada umumnya mempunyai kemampuan lebih dibandingkan
wanita dalam pertanggungjawaban manajerial. Dan sedangkan para wanita
lebih dipandang lebih pasif, lembut, dan orientasinya lebih sensitif. Pada
tipe kedua, menurut managerial stereotypenya dimana pengertian manajer CSE Mahasiswa
Akuntansi program S1
Kemapuan Alpikasi Komputer
Software dan Hardware
Penggunaan Internet
Pria
Wanita
yang sukses sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku, tempramen
yang umumnya lebih dimiliki laki-laki dibandingkan perempuan.
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan logika dan hasil penelitian terdahulu serta
pembahasan dan landasan teori yang ada. Maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
“Diduga bahwa ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa
akuntansi Unversitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Defimisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nasir,
2003 :126).
3.1.1. Variabel Terikat (Y)
Computer Self Efficacy (CSE) (Y)
Dalam penelitian Rustiana (2004) Computer Self Efficacy (CSE)
adalah judgement kapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk
melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi.
Tiga komponen Computer Self Efficacy (CSE) yaitu :
a. Kemampuan Penggunaan aplikasi komputer
Dimama peneliti mengukur kemampuan user dalam hal
pemanfaatan fungsi-fungsi dari aplikasi yang ada di koputer mulai
dari membuat pilihan-pilihan dari sebuah menu sampai dengan
menggunakan menggunakan printer untuk menggandakan hasil
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala sematik
defferensial. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk
skala interval lima poin yang menunjukkan tingkat keahlian yang
rendah untuk skala rendah (1) dan menunjukkan tingkat keahlian
yag tinggi untuk skala (5).
Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 sangat
mampu.
Keterangan : Sangat Tidak Mampu = 1
Tidak Mampu = 2
Ragu-Ragu = 3
Mampu = 4
Sangat Mampu = 5
Indikator untuk mengukur variabel ini adalah :
1. Menggunakan beberapa sistem operasi pada komputer
(misalnya : windows, linux, dll)
2. Membantu jika ada yang memerlukan sebuah bantuan.
3. Mengatasi masalah troubles shooting pada komputer.
4. Menggunakan pronter untuk menggandakan hasil cetakan.
5. Menggunakan scanner untuk mengcopy gambar ke dalam
komputer.
6. Menguasai program floppy disk secara benar
7. Menguasai program flashdisk secara benar.
9. Mengubah settingan komputer (misalnya : mengubah tampilan
screen saver, mengubah desktop, dll).
10. Mengoperasikan komputer dengan menggunakan layar sentuh.
Sumber : Penelitian Terdahulu Triyas Wulandari
.
b. Software dan Hardware
Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal
yang berhubungan dengan software maupun hardware mulai dari
mengerti berbagai istilah-istilah pada software dan hardware
samapi dengan mengatasi masalah-masalah pada software dan
hardware tersebut.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala sematik
defferensial. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk
skala interval lima poin yang menunjukkan tingkat keahlian yang
rendah untuk skala rendah (1) dan menunjukkan tingkat keahlian
yag tinggi untuk skala (5).
Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 sangat
mampu.
Keterangan : Sangat Tidak Mampu = 1
Tidak Mampu = 2
Ragu-Ragu = 3
Mampu = 4
Sangat Mampu = 5
1. Mengerti istilah-istilah pada software komputer.
2. Mengerti istilah-istilah pada hardware komputer.
3. Menggunakan ≥ 2 macam program software.
4. Dapat mendefinisikan fungsi-fungsi komputer hardware seperti
: keyboard, monitor, disk drive, computer processing unit, dll.
5. Dapat mengatasi masalah-masalah hardware dan software.
6. Dapat menginstal berbagai macam software.
7. Dapat menghapus software dari komputer.
Sumber : Penelitian Terdahulu Triyas Wulandari.
c Kemampuan menggunakan internet
Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal
penggunaan internet mulai dari frekuensi user dalam mengakses
internet sampai dengan memanfaatkan fasilitas lainnya untuk
berkomunikasi lewat internet.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala sematik
defferensial. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk
skala interval lima poin yang menunjukkan tingkat keahlian yang
rendah untuk skala rendah (1) dan menunjukkan tingkat keahlian
yag tinggi untuk skala (5).
Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 sangat
mampu.
Keterangan : Sangat Tidak Mampu = 1
Ragu-Ragu = 3
Mampu = 4
Sangat Mampu = 5
Indikator untuk mengukur variabel ini adalah :
1. Menggunakan internet.
2. Mengakses informasi pada internet.
3. Mengetahui dan memanfaatkan semua fitur pada search engine
pada internet.
4. Mengoperasikan 5-10 website dalam sekali pengoperasian
internet.
5. Membuat alamat e-mail.
6. Mengirimkan surat dengan e-mail.
7. Mengirim dokumen dan lampiran e-mail.
8. Membuka kiriman e-mail
9. Melakukan chatting dengan menggunakan internet.
10. Menggunakan beberapa aplikasi boser pada internet (misalnya :
internet explorer, opera, dll)
11. Mendownload data dari internet.
12. Menggunakan internet melalui fasilitas WiFi.
13. Menggunakan internet melalui fitur handphone.
3.1.2. Variabel Bebas (X)
Gender
Menurut Mansour Fakih (1999) dalam penelitian Wulandari (2007:
21), pengetian gender yaitu penggolongn gramatikal terhadap kata-kata
benda dan kata-kata yang lain yang berhubungan dengan dua jenis
kelamin.
Skala dalam pengukuran ini digunakan untuk mengukur gender
adalah skala nominal. Variabel gender merupakan kategori yang bersifat
saling meniadakan yang mempunyai arti bahwa seorang responden hanya
memiliki satu kategori jenis kelamin yaitu pria atau wanita. Skala
pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka 1 (pria) dan
angka 0 (wanita).
3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subjek atau objek yang lain dan kelompok tersebut akan
dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002: 44). Objek
penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jawa Timur jurusan Akuntnasi yang telah mengambil
pelatihan sertifikasi EBIZ dari angkatan 2006 dan yang berjumlah 182
penelitian mengunakan mahasiswa yang mengambil pelatihan
sertifikasi EBIZ adalah mata kuliah ini berhubungan langsung dengan
pemakaian komputer dalam prakteknya.
b Sampel
Sample adalah bagian dari populasi, yang masih mempunyai
ciri dam karakteristik yang sama dengan populasi (Sumarsono 2002:
44). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling. Dimana setiap populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dijadikan menjadi sampel. Cara pengambilan sampel dengan
cara undian, dimana cara ini memberi nomor-nomor pada seluruh
anggota populasi lalu secara acak dipilih nomor-nomor yang sesuai
dengan banyaknya sampel yang dibutuhkan. Cara pengambilan sampel
yang digunakan adalah dengan cara pengambilan sampel tanpa
pengembalian (Husein, 2004: 76). Jumlah sampel dalam penelitian ini
dihitung dengan menggunakan rumus slovin.
N
n = ……… (Husein, 2004: 78)
1 + Ne 2
Keterangan :
n = Ukuran sample
e = Persentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sample yang masih dapat ditolerir atau diinginkan yaitu
10 %.
Jadi :
182 n =
1 + 182 (10%)2
182
n = = 65 orang
2,82
Sebanyak enam puluh lima mahasiswa yang dijadikan sebagai
sample penelitian berdasarkan pertimbangan peneliti bahwa jumlah
tersebut merupakan representative dari populasi berdasarkan karakteristik
yang dipertimbangkan oleh peneliti.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Data yang di dapat dalam penyusunan penelitian ini adalah data
primer yaitu data yang diperoleh secara langsug dari sumbernya dengan
menyebar kuesioner kepada responden. Data di dapat langsung dari
mahas