• Tidak ada hasil yang ditemukan

COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Nova Adhit Brahmantyo 0613010049/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

 

i

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Computer

Self Effiucacy (CSE) Pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam Penggunaan

Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender”, dapat terselesaikan

dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya:

1.

Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

 

ii

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5.

Bapak Drs. Ec. R. Sjarief Hidajat, MSi sebagai Dosen Pembimbing Utama

yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan, serta saran untuk penulis.

6.

Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

guna kesempurnaan usulan penelitian ini.

Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala

kebaikan atas semua bantuan yang telah diberikan kepada peneliti baik materil

maupun spirituil.

Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, Agustus 2010

(4)

 

iii

Dafttar Tabel………...….…… vii

Daftar Gambar………...…….. viii

Daftar Lampiran... ix

Abstraksi... x

Bab I Pendahuluan………..…….. 1

1.1

Latar Belakang………...………..……. 1

1.2

Perumusan Masalah………...………..……. 7

1.3

Tujuan Penelitian………...………..……. 7

1.4

Manfaat Penelitian………...………..…... 7

Bab II Tinjauan Pustaka……….……. 9

2.1 Penelitian Terdahulu……….…… 9

2.2 Landasan Teori……….…... 12

2.2.1 Teori Kognitif Sosial……….…... 12

2.2.2 Akuntansi Keperilakuan………... 13

2.2.2.1

Pengertian

Akuntansi

Keperilakuan………….….

14

2.2.2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan……….. 14

2.2.3 Definisi Sistem………. 16

2.2.4 Definisi Informasi……….... 16

2.2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi……….……...17

2.2.6 Pengertian Teknologi Informasi………..…... 19

2.2.6.1 Dampak perkembangan Teknologi Informasi…... 20

(5)

 

iv

2.2.7.1 Pandangan Tentang Gender………... 24

2.2.8 Pengertian Computer Self Efficacy dan Keahlian

Komputer...

26

2.2.8.1 Pengertian Komputer dan Kemampuan Penggunaan

Aplikasi Komputer …………..…………..…..…. 30

2.2.8.2 Pengertian Software dan Hardware Komputer…. 33

2.2.8.3 Pengertian Internet……….…..….... 34

2.2.9 Pengertian perguruan Tinggi………..…………...…. 37

2.3 Kerangka Pemikiran………...…... 39

2.4 Hipotesis Penelitian………...…… 41

Bab III Metodologi Penelitian ………..……...…….. 42

3.1 Defimisi Operasional dan Pengukuran Variabel………..……...…… 42

3.1.1 Variabel Terikat (Y)………..……...….... 42

3.1.2 Variabel Bebas (X)………..…...…….. 47

3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel………....……. 47

3.3 Teknik Pengumpulan Data……….……...….. 49

3.3.1 Jenis Data………....……. 49

3.3.2 Sumber Data………..…...…… 49

3.3.2 Pengumpulan Data………...….…... 50

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………...….……....…….. 50

3.4.1 Uji Kualitas Data………...…..…....……. 50

3.4.1.1

Analisis

Deskriptif………....….……50

(6)

 

v

3.5 Uji Hipotesis………..……...…... 53

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

... 55

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 55

4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timurl ... 55

4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ... 58

4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ... 59

4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi ... 59

4.1.4.1 Visi ... 59

4.1.4.2 Misi ... 60

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 60

4.2.1 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 63

4.2.2

Software

dan

Hardware

... 65

4.2.3 Penggunaan Internet ... 68

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 71

4.3.1 Uji Kualitas Data ... 71

4.3.1.1 Uji Validitas ... 71

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 75

(7)

 

vi

4.3.2.2 Uji Perbedaan

Software

dan

Hardware

... 78

4.3.2.3 Uji Perbedaan Penggunaan Internet ... 80

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

4.5 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian... 83

4.6 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 84

4.7 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 85

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 87

5.1 Kesimpulan ... 87

(8)

 

vii

Tabel 1.1 jumlah daftar nilai < 6 dan

6 Microsoft ebiz……….... 4

Tabel 4.1 Karekteristik Responden Berdasarkan Usia………..………. 61

Tabel 4.2.Karekteristik Responden Berdasarkan Usia……….…….. 61

Tabel 4.3.Karekteristik Responden Berdasarkan IPK……… 62

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden

Mengenai Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer ... 64

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-Rata Jawaban Responden

Mengenai

Software

dan

Hardware

... 66

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden

Mengenai Penggunaan Internet... 69

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kemampuan Penggunaan Aplikasi Komputer.. 72

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas

Software

dan

Hardware

... 73

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Penggunaan Internet... 74

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel Independen ... 75

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ... 76

(9)

 

viii

Gambar 1.1 nilai rata-rata Microsoft ebiz berdasarkan gander……….. 5

Gambar 2.1 Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism………. 12

(10)

 

ix

Lampiran 1 Kuesioner...

Lampiran 2 Tabulasi Data...

(11)

Oleh :

Nova Adhit Brahmantyo

Abstrak

Era globalisasi yang dicanangkan akhir abad 20 berdampak pada teknologi

informasi yang berkembang begitu pesat. Teknologi informasi telah mempengaruhi

sistem informasi, komputer telah menjadi faktor pendorong utama dalam hal ini.

Dalam banyak perusahaan, komputer berperan dalam proses transaksi akuntansi dan

penyusunan laporan keuangan. Suatu sistem akuntansi yang terkomputerisasi

menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien, lebih singkat dan akurat. Dewasa ini,

mahasiswa Akuntansi dipersiapkan untuk menjadi akuntan yang mempunyai

kompetensi dalam bidang teknologi informasi yang memadai. Menurut IAI profesi

akuntan dapat digolomgkam menjadi empat, yakni akuntan manajemen, akuntan

publik, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Akuntan manajemen dapat

berperan aktif dalam penyediaan informasi yang digunakan untuk pembuatan

keputusan manajemen. Sebagai seorang akuntan publik, profesi ini dapat

menyediakan jasa atestasi dan non atestasi kepada para kliennya. Sebagai akuntan

pemerintah profesi ini lebih banyak melakukan tugas-tugas pengauditan yang ada

dibadan-badan milik pemerintah. Akuntan pendidik berperan menjadi salah satu

ujung tombak akselerasi teknologi informasi dalam lingkungan pendidikan

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 65 mahasiswa Progdi

Akuntansi. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan secara survey dengan

menggunakan data primer kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer,

yang menggunakan program SPSS.

Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa dengan mengunakan

independent t-test tidak ada perbedaan secara signifikan Computer Self Efficacy

(CSE) antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan UPN Veteran Jawa

Timur. Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti tidak teruji

kebenarannya.

Keyword : Computer Self Efficacy, Mahasiswa Akuntansi, Teknologi Informasi

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang dicanangkan akhir abad 20 berdampak pada

teknologi informasi yang berkembang begitu pesat, inovasi-inovasi dalam

bidang teknologi berdampak luas terhadap berbagai bidang.

Akses ataupun komunikasi antar orang, antar tempat dan

pertukaran informasi selalu berubah, tidak terkecuali bidang akademik,

perubahan yang nyata dapat ditemukan pada bidang pendidikan. Institusi

pendidikan tinggi maupun Universitas saling berlomba meningkatkan

mutu, baik kurikulum, staff pengajar maupun sistem pendidikannya.

(Suryanah, 2006: 1).

Perpustakaan-perpustakaan sekarang sudah banyak yang

menggunakan sistem program komputer untuk katalog, bahkan mungkin

saja seluruh sekolah maupun perguruan tinggi komunikasinya

menggunakan sistem program komputer ini untuk mencari sumber

informasi-informasi yang mengenai mereka, misalnya mulai dari profil

Universitas sampai masalah-masalah administrasi seperti pembayaran

uang sekolah, informasi tentang nilai, rencana studi, maupun pemberian

tugas-tugas kuliah yang harus menggunakan teknologi informasi, seperti

(13)

Inovasi-inovasi tersebut mengharuskan kita untk senantiasa

berusaha mengikuti perkembangannya agar tetap bertahan untuk dapat

bersaing di era globalisasi yang berada pada bidang mereka

masing-masing (Suryanah, 2006: 2).

Teknologi informasi telah mempengaruhi sistem informasi,

komputer telah menjadi faktor pendorong utama dalam hal ini. Dalam

banyak perusahaan, komputer berperan dalam proses transaksi akuntansi

dan penyusunan laporan keuangan. Suatu sistem akuntansi yang

terkomputerisasi menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien, lebih singkat

dan akurat. Ketika komputer menjadi mobile, cepat dan lebih mudah

dalam pemakaiannya, komputerisasi akuntansi akan lebih mudah

digunakan. Sistem informasi menekankan pentingnya pemakaian

komputer demi pencapaian kualitas yang digunakan (Suryanah, 2006: 3).

Dewasa ini, mahasiswa Akuntansi dipersiapkan untuk menjadi

akuntan yang mempunyai kompetensi antara lain dalam bidang teknologi

informasi yang memadai sehingga dapat mendukung tugas-tugasnya

sebagai seorang calon akuntan.

Mahasiswa Akuntansi dipersiapkan menjadi lulusan yang

mengarah pada profesi akuntan. Menurut IAI profesi akuntan dapat

digolomgkam menjadi empat, yakni akuntan manajemen, akuntan publik,

akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik (Rustiana, 2005).

(14)

Akuntan manajemen dapat berperan aktif dalam penyediaan

informasi yang digunakan untuk pembuatan keputusan manajemen. Agar

dapat menyediakan informasi yang relevan dan akurat diperlukan

teknologi informasi yang memadai dalam suatu organisasi (Rustiana,

2005).

Sebagai seorang akuntan publik, profesi ini dapat menyediakan

jasa atestasi dan non atestasi kepada para kliennya. Jenis jasa non atestasi

dapat berupa memberikan jasa teknologi dalam aplikasi, analisis sistem,

manajemen informasi dan dan konsultasi bisnis kompeten. Keahlian ini

harus dimiliki auditor terutama dalam menghadapi era persaingan global

dalam abad digital. Dalam dunia praktik, kantor Akuntan Publik mulai

mensyaratkan para anggota staff yang baru memiliki pemahaman

konseptual mengenai sistem informasi akuntansi dan kemampuannya

untuk menggunakan komputer beserta aplikasi softwarenya secara umum.

Pengalaman dengan berbagai software aplikasi dan pengalaman dengan

system informasi dalam dunia bisnis merupakan sesuatu yang mempunyai

nilai tambah (Rustiana, 2005).

Sebagai akuntan pemerintah profesi ini lebih banyak melakukan

tugas-tugas pengauditan yang ada dibadan-badan milik pemerintah.

Kebutuhan teknologi informasi juga telah banyak digunkan pada

organisasi milik pemerintah, yang merupakan salah satu pendorong profesi

akuntan untuk dapat mengakselerasi teknologi guna membantu

(15)

Akuntan pendidik berperan menjadi salah satu ujung tombak

akselerasi teknologi informasi dalam lingkungan pendidikan.ini

membutuhkan pengetahuan dan keahlian akuntan dalam penggunaan

teknologi informasi. Dengan demikian akuntan pendidik diharapkan dapat

mencari strategi yang tepat penerapan dan penggunaan teknologi informasi

dalam menyongsong era globalisasi (Rustiana, 2005).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sangat penting bagi mahasiswa

akuntansi sebagai calon akuntan mempelajari dan dituntut untuk bisa

dalam menggunakan sistem informasi dan meningkatkan keahliannya

dalam penggunaan komputer. Namun demikian telah ditemukan tidak

sedikit pula bahwa mahsiswa akuntansi kurang bisa dalam menggunakan

komputer. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian EBIZ mahasiswa akuntansi

UPN Veteran Jatim yang mengikuti ujian dari tahun 2006-2008.

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Nilai

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

< 6 67 50,4% 67 42,9% 134 74,9%

≥ 6 66 49,6% 89 57,1% 45 25,1%

Sumber : Biro Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur

Table 1.1 jumlah daftar nilai < 6 dan ≥ 6 Microsoft ebiz

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006

mahasiswa yang mendapatkan nilai dibawah 6 (enam) lebih dari 50% yaitu

(16)

yang mendapatkan nilai dibawah 6 (enam) turun menjdi 42,9%. Namun

pada tahun 2008 peningkatan terjadi pada mahasiswa yang mempunyai

nilai dibawah 6 (enam) yakni sebesar 74,9%.

Menurut Rustiana (2004: 37) yang dijadikan dasar dalam

melakukan penelitian ini bahwa hipotesa yang menyatakan ada perubahan

gender Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa akuntansi dalam

penggunaan sistem informasi, telah terbukti. Hal ini didukung dengan nilai

t dalam uji t independent menunjukkan angka sebesar 3,381 dan tingkat

signifikansi 0,01 (2 sis) dan nilai F = 3,658. ini berarti, bahwa CSE

laki-lqaki cenderung lebih tinggi (mean = 114,12 dengan standar deviasi

16,620) dibandingkan CSE perempuan (mean = 107,52 dengan standar

deviasi 9,17)..

Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian rata-rata EBIZ mahasiswa

laki-laki dan mahasiswa perempuan akuntansi UPN Veteran Jatim yang

mengikuti ujian dari tahun 2006-2008 :

0 20 40 60 80 100

Tahun 2006

Tahun 2007

Tahun 2008

Pria Wanita

Sumber : Biro Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur

(17)

Dari tabel diatas dapat dibaca bahwa pada tahun 2006 dan 2007

rata-rata nilai mahasiswa laki-laki lebih bagus dari pada mahasiswa

perempuan. Pada tahun 2006 mahasiswa laki-laki memiliki nilai rata-rata

58,65 dan mahasiswa perempuan mamiliki nilai rata-rata 57,10. Dan pada

tahun 2007 mahasiswa laki-laki memiliki nilai rata-rata 64,45 dan

mahasiswa perempuan mamiliki nilai rata-rata 60,94. Namun pada tahun

2008 mahasiswa perempuan meiliki nilai rata-rata lebih baik daripada

mahasiswa laki-laki. Mahasiswa laki-laki memiliki nilai rata-rata 52,94

dan mahasiswa perempuan mamiliki nilai rata-rata 54,49.

Penelitian-penlitian empiris yang berkaitan dengan Compuer Self

Efficacy UPN Veteran Jatim masih relatif sedikit. Hal ini pula yang

mendorong peneliti utuk melakukan penelitian tantang CSE, dengan

harapan penelitian ini dapat menimbulkan kesadaran tiap mahasiswa akan

pentingnya keterampilan ataupun keahlian dalam penguasaan komputer.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Computer Self Efficacy

(CSE) Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jatim dalam Penggunaan

(18)

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti

merumuskan apakah ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE)

Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan Akuntansi UPN Veteran

Jatim dalam Penggunaan teknologi Informasi.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sesuai dengan

perumusan masalah adalah untuk menguji apakah ada perbedaan

Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan Akuntansi UPN Veteran Jatim dalam Penggunaan teknologi

Informasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Bagi Peneliti

Melatih berpikir secara ilmiah dan memerapkan pengetahuan yang

diperoleh di bangku kuliah dalam rangka pengebdian ke

masyarakat serta menambah wawasan dari teori yang diterima

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga memperoleh

(19)

b. Bagi Universitas

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan

materi yang berhubungan dengan peneliti ini serta sebagai dharma

bhakti terhadap perguruan tinggi di Universitas Pembangunan

Nasionel Veteran Jawa Timur pada umumnya dan fakultas

ekonomi pada khususnya.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi organisasi maupun

peneliti lainnya yang berminat dalam pengembangan teknologi

informasi ataupun peneliti yang relevan dengan meteri peneliti ini.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan dan berhubungan dengan

masalah yang sedang diteliti yaitu yang dilakukan oleh :

1. Marwati Ria Suryanah (2006)

Judul penelitian “Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Terhadap Computer

Self Efficacy (CSE) pada Mahaiswa Akuntansi dalam Penggunaan

Teknologi Informasi Ditinjau dai Perspektif Gender (Studi Kasus di

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

Perumusan masalah yang dibahas adalah :

a. Apakah motivasi, pengalaman dan gender berpengaruh terhadap

keahlian seseorang dalam menggunakan Computer Self Efficacy

(CSE)?

b. Apakah motivasi, pengalaman berpengaruh terhadap Computer Self

Efficacy (CSE) berdasarkan Gender

Setelah melihat permasalahan diatas, maka hipotesis dapat disimpulkan :

a. Diduga bahwa motivasi, pengalaman dan gender berpengaruh

terhadap keahlian seseorang dalam penggunaan komputer.

b. Diduga bahwa terdapat pengaruh antara motivasi dan pengalaman

terhadap Computer Self Efficacy (CSE) berdasarkan gender.

(21)

Dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

keahlian seseorang dalam penggunaan komputer. Bahwa pengalaman

secara parsial berpengaruh terhadap keahlian seseorang dalam penggunaan

komputer. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

perbedaan pengaruh gender terhadap keahlian seseorang dalam

penggunaan komputer. Keahlian dalam penggunaan komputer laki-laki

lebih besar dari pada mahasiswa perempuan.

2. Triyas Wulandari (2007)

Judul penelitian “Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi

pada Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya

dalam Penggunaan Teknologi Informasi : Tinjauan Perspektif Gender.

Permasalahan yang dibahas adalah :

Apakah ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa

Akuntansi dalam penggunaan informasi pada perguruan tinggi negeri dan

perguruan tinggi swasta di Surabaya ditnijau dari perspektif gender?

Setelah melihat permasalahan di atas, maka hipotesis yang dapat

disimpulkan adalah :

Ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiwa Akuntansi dalam

penggunaan informasi pada perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi

swasta di Surabaya ditnijau dari perspektif gender.

(22)

a. Tidak ada perbedaan signifikan antara Computer Self Efficacy (CSE)

mahasiswa akuntansi Perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi

swasta dalam penggunaan teknologi informasi.

b. Terdapat perbedaan signifikan antara Computer Self Efficacy (CSE)

mahasiswa akuntansi pria dan wanita dalam penggunaan teknologi

informasi.

3. I Putu Lilik Arimbawa (2009)

Judul penelitian “ Pengaruh Motivasi dan Pengalaman terhadap Computer

Self Efficacy (CSE) pada Mahasiswa Akuntansi dalam penggunaan

Teknologi Informasi (Studi kasus di Universitas Pembangunan Nasional

Veteran Jawa Timur)

Permasalahan yang dibahas adalah :

Apakah motivasi dan pengalaman berpengaruh terhadap Computer Self

Efficacy (CSE)?

Setelah melihat permasalahan di atas, maka hipotesis yang dapat

disimpulkan adalah :

Diduga bahwa terdapat pegaruh antara motivasi dan pengalaman terhadapa

Computer Self Efficacy (CSE).

Hasil penelitian ini adalah :

Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dan pengalaman tidak

berpengaruh secara nyata terhadap Computer Self Efficacy (CSE) pada

(23)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Kognitif Sosial

Teori kognitif sosial dicetuskan oleh pakar psikologi perilaku

ternama Albert Bandura. Teori ini didasarkan pada premis bahwa ada tiga

variabel yang saling mempengaruhi yang lebih dikenal sebagai Triadic

Reciprocall menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam peneliitian

Rustiana (2004:31). Ketiga variable tersebut adalah lingkungan, perilaku

dan orang (seperti tampak pada gambar dibawah ini)

gambar 2.1 Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism

Gambar diatas menunjukkan bahwa ketiga veriabel tersebut saling

mempengaruhi satu dengan yang lain. Individu memilih lingkungan dan

mempengaruhinya. Selanjutnya perikalu yang ada dalam situasi ini

dipengaryhi oleh lingkungan atau karakteristik situasional yang juga

dipengaruhi oleh faktor kognitif dan faktor personal.

Teori kognitif sosial menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam

penelitian Rustiana (2004) dikembangkan dalam dua set ekspektasi Orang (individu)

(24)

kekuatan kognitif utama yang menjadi pedoman atau guide perilaku antara

lain :

a. Ekspektasi dihubungkan dengan outcome. Di sisni para individu

yang dapat memahami aspek perilaku, akan percaya bahwa

outcome lebih bernilai apabila dibandingkan dengan individu yang

tidak mapu memahami konsekuensi yang menguntungkan.

b. Ekspektasi yang disebut sebagai self efficacy yang merupakan

kepercayaan individu mengenai kemampuan untuk suatu perilaku

tertentu.

2.2.2. Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu

akuntansi yang semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Awal

perkembangan akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi

manajemen, khususnya pada pembuatan anggaran. Tetapi, domain dalam

hal ini terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, sistem

informasi akuntansi, dan audit. Perkembangan yang pesat dari akuntansi

keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan

dihadapkan pada ilmu-ilmu sosial menyeluruh mengenai bagaimana

perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis, serta

bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku

(25)

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan

manusia dengan akuntansi (Ikhsan, 2005: 27). Akuntansi keperilakuan

diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk

menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Akuntansi selalu

menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu lainnya

untuk meningkatkan kegunaannya. Sebagai contoh akuntansi meminjam

dengan bebas dari ilmu ekonomi, matematika, statistik, dan informasi

teknik. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika akuntansi juga

meminjam dari ilmu keperilakuan.

Akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta

kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.

Akhirnya, akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu

berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan lingkungan

akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

penggunanya (Ikhsan, 2005: 27).

2.2.2.2. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Dengan mepertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan

sistem informasi, akuntansi keperilakuan memcerminkan dimensi sosial

dan budaya dalam suatu organisasi (Ikhsan, 2005: 23).

Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas, yang meliputi

(26)

1. Aplikasi dan konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan

konstruksi sistem akuntansi.

2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansinya.

3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam

pengambilan keputusan.

4. Perkembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan

perilaku para pemakai data.

5. Pengembangan stategi untuk memotivasi dan mempengaruhi

perilaku, cita-cita, serta tujuan dari orang yang menjalankan

organisasinya.

Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi

menjadi tiga bidang :

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan

penggunaan sistem akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan

ini mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang

mempengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi

dalam organisasi.

2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari

akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana sistem

akuntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan

keputusan, kepuasan kerja serta kerja sama.

3. Metode untuk memperdiksi dan strategi untuk mengubah perilaku

(27)

hubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga

mempengaruhi perilaku.

2.2.3. Definisi Sistem

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu

tujuan (Mulyadi, 2001: 2). Jadi dapat dikatakan bahwa suatu sistem dibuat

untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.

Sesuai dengan definisi tersebut, sebuah sistem memiliki tiga buah

karakteristik (Krismiaji, 2005: 1) :

1. Komponen, atau sesuatu yang dapat dilihat, didengar dan

dirasakan.

2. Proses yaitu kegiatan untuk mengkoordinasikan komponen yang

terlibat dalam sebuah sistem

3. Tujuan yaitu sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan

koordinasi komponen tersebut.

2.2.4. Definisi Informasi

Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki

kegunaan manfaat (Krismiaji, 2005: 15). Dengan demikian dapat pula

disimpulkan bahwa data adalah input bagi sebuah sistem informasi,

sedangkan sistem informasi merupakan output. Data diproses menjadi

(28)

menghasilkan keputusan yang lebih baik. Aturan umum yang berlaku

adalah, semakin tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat

keputusan, semakin baik keputusan yang dihasilkan.

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk tunggal

datum atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kajadian (event) adalah

suatu yang terjadi pada saat tertentu. Data merupakan bentuk yang masih

mentah dan masih perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model proses

tertentu untuk dapat menghasilkan informasi (Krismiaji, 2005: 15).

Kualitas dari informasi ditentukan dari tiga hal yaitu, informasi

harus akurat (Accurate), tepat pada waktunya (Timeliness), dan relevan

(Relevance) (Krismiaji, 2005: 15).

Nilai dari suatu informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat

dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi diakatakan bernilai apabila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk

mendapatkannya (Krismiaji, 2005: 15).

2.2.5. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk

mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan menyimpan data, dan

cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan

melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat

(29)

Sistem informasi dapat dilaksanakan secara manual maupun

menggunakan komputer. Kedua pilihan ini memiliki keuntungan dan

kerugian masing-masing. Dari sisi biaya, dalam jangka pendek sistem

informasi lebih murah jika diselenggarakan secara manual, namun cara ini

tentunya akan menghasilkan informasi yang lebih lambat dan kurang

akurat. Sebaliknya, dengan menggunakan komputer, sistem informasi

dapat menghasilkan infromasi yang lebih cepat dan akurat, meskipun

investasi awal (jangka pendek) lebih besar (Krismiaji, 2005: 16).

Secara garis besar, sebuah sistem informasi memiliki delapan

komponen, komponen tersebut adalah (Krismiaji, 2005: 16) :

1. Tujuan yaitu sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau

lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara

keseluruhan.

2. Input yaitu data harus dikumpulkan sebagai input ke dalam sistem.

3. Output yaitu informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut

output.

4. Penyimpanan data yaitu data sering disimpan untuk dipakai lagi di

masa mendatang.

5. Pemrosesan yaitu data harus diproses untuk menghasilkan

informasi dengan menggunakan komponen pemrosesan.

6. Instruksi dan prosedur yaitu sistem informasi tidak dapat

memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa instruksi dan

(30)

7. Pemakai yaitu orang yang berinteraksi dengan sistem dan

menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem.

8. Pengamanan dan pengawasan yaitu informasi yang dihasilkan oleh

sebuah sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai

kesalahan dan terlindung dari akses yang tidak sah.

2.2.6. Pengertian Teknologi Informasi

Dalam penelitian Wulandari (2007: 18) teknologi adalah cara

melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan

alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau

membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.

Sedangakan informasi itu sendiri adalah seuatu yang diperoleh dari

data dan observasi terhadap lingkungan sekitar serta menyebarkan

informasi. Definisi tersebut mempunyai pengertian bahwa sebuah

teknologi informasi tergantung pada kombinasi komputer dan teknologi

telekomunikasi yang berbasis mikro elektronik (Wulandari, 2007: 18).

Istilah teknologi informasi sekarang lazim digunakan banyak

orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi komputer,

komunikasi, dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu

sehingga sulit untuk memisahkannya (Wulandari, 2007: 18).

Istilah teknologi informasi lebih popular dan menggantikan posisi

sistem informasi. Teknologi informasi dan sistem informasi, meskipun

(31)

tetapi sistem informasi sebenarnya mempunyai pengertianyang lebih luas

dibandingkan dengan teknologi informasi.sistem informasi tidak hanya

mencakup perangkat keras dan perangkat lunak, melainkan meliputi juga

perpaduan antara pengetahuan, motode dan teknik penggunaan informasi

dalam dunia bisnis (Wulandari, 2007: 19).

Untuk dampak perkembangan teknologi informasi itu sendiri

ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global.

Kondisi tersebut didorong oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat,

terutama : teknologi informasi, teknologi produksi, teknologi transportasi,

dan teknologi komunikasi. Diantara berbagai jenis teknologi yang

berkembang pesat, teknologi informasi yang mempunyai dampak paling

dominant terhadap perubahan lingkungan bisnis (Wulandari, 2007: 19).

2.2.6.1. Dampak perkembangan Teknologi Informasi

Dalam penelitian Wulandari (2007: 19), Perkembangan teknologi

informasi, khususnya komputer, dalam banyak hal memang memberikan

dampak yang positif terhadap organisasi bisnis, antara lain dalam hal :

a. Peningkatan efisiensi, karena kecepatan waktu dalam pemrosesan

data dan semakin berkurangnya penggunaan kertas dalam

aministrasi bisnis.

b. Peningkatan kapasitas memori dan semakin mudahnya penggunaan

(32)

c. Peningkatan kuantitas dan kualitas pembuatan keputusan bisnis dan

produk yang dihasilkan.

2.2.6.2. Manfaat Penggunaan Teknologi Informasi

Dalam penelitian Indriantoro (2000), mengemukakan pentingnya

aspek perilaku dalam penerapan Teknologi Informasi. Sikap sebagai salah

satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual, disamping norma

sosial dan kebiasaan, mencerminkan pendirian seseorang mengerjakan

sesuatu.

Dalam konteks penerapan Personal Computer (PC), kemungkinan

seseorang mempunyai keyakinan bahwa penggunaan komputer akan

memberikan manfaat bagi dirinya dan pekerjaannya, kognisi berkaitan

dengan konsekuensi yang diperoleh pada masa depan yang diyakini

seseorang sehingga mendorong untuk bersikap (Wulandari, 2007: 20).

Ketiga komponen sikap di muka : kognisi, afeksi , dan keinginan,

pada dasarnya saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Keinginan

seseorang dipengaruhi oleh keyakinan akan konsekuensi masa yang akan

dating, sehingga menimbulkan afeksi seseorang yang akan dinyatakan

dengan sikap suka atau tudak suka terhadap teknologi informasi.

Ketidaksukaan seseorang terhadap seseorang dapat disebabkan oleh

kekuatan dan kekhawatiran yang bersangkutan terhadap penggunaan

(33)

2.2.6.3. Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Akuntansi

Sistem informasi yang berbasis komputer sekarang dikenal dengan

istilah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Intilah SIA meliputi

pemanfaatan teknologi informasi yang menyediakan informasi bagi para

pemakai. Komputer digunakan pada seluruh jenis sistem informasi.

Teknologi informasi mencakup teknologi komputer dan teknologi lain

yang digunakan untuk memproses informasi (Suryanah, 2006: 15).

Keterlibatan kita dalam sistem informasi akuntansi berbeda-beda.

Ada yang hanya sebagai penerima informasi. Tetapi juga ada yang terlibat

lebih jauh danh lebih formal (Husein, 2004: 2)

Terdapat beberpa faktor yang perlu dalam menyusun SIA.

Faktor-faktor tersebut merupakan hal diluar sistem akuntansi, tetapi menentukan

keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah perilaku

manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif juga

penggunaan komputer sebagai alat bantu (Baridwan, 2000: 7).

Proses pengolahan data akuntnasi dapat dilakukan dengan lebih

cepat apabila menggunakan komputer. Karena kemampuan komputer

untuk mengolah data yang jauh, melebihi kecepatan manusia. Dengan

adanya perkembangan teknologi komputer yang semakin maju, semakin

banyak perusahaan menggunakan jasa komputer untuk memproses data

(34)

Menurut Baridwan (2000:5) beberapa tahapan dalam proses

pengolahan data yang memperoleh manfaat dari penggunaan komputer

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Verifikasi

Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan

angka-angka yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya

pengecekan kebenaran kode yang digunakan, pengecekan

kelayakan jumlah rupiah dari transaksi.

b. Sortir

Komputer memungkinkan untuk dilakukannya pensortiran

data ke dalam beberapa klasifikasi yang berbeda-beda dengan

cepat. Misalnya kumpulan faktur penjualan dapat disortir ke dalam

klarifikasi, jenis produk, daerah penjualan.

c. Transmission

Komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat

ke tempat lainnya dengan cepat. Misalnya data dari suatu file

dipindahkan ke file lainnya.

d. Perhitungan

Dengan menggunakan komputer, perhitungan dapat

dilakukan dengan cepat. Misalnya menghitung saldo rekening

(35)

2.2.7. Pengartian Gender

Menurut Yeni dan Indra (2001: 81) dalam penelitian Suryanah

(2006: 27) pengertian gender adalah penggolongan gramatikal terhadap

kata-kata benda dan kata-kata yang lain yang berkaitan dengannya, yang

secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin serta ketiadaan

jenis kelamin atau kenetralan.

Perbedaan gender antara pria dan wanita dibentuk oleh suatu

proses yang sangat panjang. Pembentukan perbedaan tersebut dapat

disebabkan oleh beberapa hal, misalnya osialisasi, budaya yang berlaku

serta kebiasaan-kebiasaan yang ada. Pandangan mengenai gender juga

dihubungkan dengan maskulinitas, sifat maskulin sering dihubungkan

dengan sifat-sifat pria yaitu superioritas, tetap dalam perkembangan

selanjutnya pandangan tersebut menjadi semakin berkurang. Hal tersebut

karena berkembang pula pandangan yang menyatakan bahwa “feminine

(wanita) juga baik”. Sifat pria dipandang memiliki konotasi nilai positif

sedangkan wanita kebailkannya (Suryanah, 2006: 27)

2.2.7.1. Pandangan Tentang Gender

Menurut Gill palmer dan Tamil Selvi Kandasaami (1997) dalam

penelitian Wulandari (2007: 22) pandangan tentang gender dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

(36)

a. Equity model, yang mengasumsikan bahwa laki-laki dan wanita

sebagai professional adalah identik sehingga perlu ada satu cara

yang sama dalam mengelola dan wanita harus diberikan akses

yang sama.

b. Complementary contribituon model, berasumsi bahwa antara

laki-laki dan wanita mempunyai kemampuan yang berbeda

sehingga perlu ada perbedaan dalam mengelola dan cara

menilai, mencatat serta mengkombinasikan untuk

menghasilkan suatu strategi.

2) Kedua, ke dalam 2 stereotype yaitu :

a. Sex role stereotype, dihubungkan dengan pandangan umum

bahwa laki-laki lebih berorientasi pada pekerjaan, objektif,

independensi, agresif dan pada umumnya mempunyai

kemampuan yang lebih dibandingkan wanita dalam

pertanggungjawaban manajerial. Para wanita di lain pihak

dipandang lebih pasif, lembut, orientasinya lebih sensitive pada

pertimbangan dan posisi lebih rendah dalam hal

pertanggungjawaban kepada orang dibandingkan dengan

laki-laki.

b. Managerial stereotype, memberikan pengertian manajer yang

sukses sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan

tempramen yang umumnya lebih dimiliki laki-laki

(37)

Dari hasil pandangan tentang gender dapat diklasifikasikan

bahwasannya peneliti lebih memfokuskan terhadap model kedua yaitu

Complementary contribution model dimana laki-laki dan wanita

merupakan kemampuan yang berbeda sehingga perlu adanya perbedaan

dalam mengelola dan cara menilai, mencatat serta mengkombinasikan

untuk menghasilkan suatu sinergi (Wulandari, 2007: 22).

2.2.8. Pengertian Computer Self Efficacy dan Keahlian Komputer

Menurut compeau dan Higgins (1995) dalam penelitian Rustiana

(2004) Computer Self Efficacy didefinisikan sebagai Judgement

kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer atau sistem informasi

atau teknologi informasi. Didasarkan pada teori kognitif sosial Self

Efficacy yang dirasakan seseorang, memainkan peran penting dalam

mempengaruhi motovasi dan perilaku. Hal ini bukan merupakan

judgement yang akan dilakukan pada masa depan.

Menurut Rustiana (2004) Computer Self Efficacy (CSE)

didefinisikan sebagai kemampuan pengguna aplikasi komputer, sistem

operasi, penanganan file dan perangkat keras, penyimpanan data dan

penggunaan tombol keyboard (indriantoro,2000). Computer Self Efficacy

(CSE) dibagi dalam dua jenis yaitu general Computer Self Efficacy (CSE)

dan Spesific Computer Self Efficacy (CSE). Secara umum Computer Self

Efficacy (CSE) didefinisikan sebagai Judgement keahlian individu dalam

(38)

Self Efficacy (CSE) adalah kemampuan untuk membuat tugas-tugas yang

berhubungan dengan komputer secara spesifik dalam domain komputasi

umum.

Keahlian komputer didefinisikan sebagai suatu pengetahuan dan

kemahiran seseorang dalam mengoperasikan komputer.

Compeau dan Higgins (1995) dalam penelitian Rustiana (2004)

juga menjelaskan ada tiga dimensi Computer Self Efficacy (CSE) yaitu :

a. Magnitude

Dimensi ini mengacu pada tingkat kapabilitas yang

diharapkan dala penggunaan komputer. Individu yang mempunyai

magnitude Computer Self Efficacy (CSE) yang tinggi diharapkan

mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang lebih kompleks

dibandingkan denga individu yang mempunyai level magnitude

Computer Self Efficacy (CSE) yang rendah karena kurangnya

dukungan maupun bantuan. Dimensi ini juga menjelaskan, bahwa

tingginya magnitude Computer Self Efficacy (CSE) seseorang

dikaitkan dengan level yang dibutuhkanm untuk memahami suatu

tugas.

Para individu yang memiliki level magnitude Computer Self

Efficacy (CSE) yang tinggi mampu menyelesaikan tugas-tugasnya

dengan rendahnya dukungan dan bantuan dari orang lain,

dibandingkan dengan level magnitude Computer Self Efficacy

(39)

b. Strength

Pada dimensi ini mengacu pada level keyakinan tentang

judgement atau kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan

tugas-tugas komputasunya dengan baik.

c. Generalibility

Dimensi ini mengacu pada tingkat judgement user yang

terbatas pada domain khusus aktivitas. Dalam koteks komputer,

domain ini mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan soft

ware, sehingga individu yang mempunyai level generalibility

Computer Self Efficacy (CSE) yang tinggi diharpkan dapat secara

kompeten menggunakan paket-paket software dan sistem komputer

yang berbeda.

Sebaliknya tingkat generazability Computer Self Efficacy

(CSE) yang rendah menunjukkan kemampuan individu dalam

mengakses paket-paket software dan sistem informasi secara

terbatas.

Ada empat sumber informasi Self Efficacy menurut Bandura

(1994) dalam penelitian Rustiana (2004), yaitu :

1. Guiden Mastery

Merupakan pengalaman kesuksesan nyata dalam kaitannya

dengan perilaku. Interaksi yang berhasil antara individu dengan

(40)

efficacy-nya lebih tinggi. Dengan demikian praktek langsung meupakan

komponen penting dalam pelatihan, sehingga individu membangun

kepercayaan diri sesuai dengan kemampuannya.

2. Behaviour Modelling

Meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam

membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran.biasanya

digunakan untuk pelatihan komputer dapat meningkatkan persepso

self efficacy dan kinerja dalam konteks pelatihan

3. Social Persuacion

Pendekatan persuasive dapat juga mempengaruhi self

efficacy. Jaminan ulang bagi user yang mempunyai kemampuan

tentang teknologi dan menggunakannya dengan sukses dapat

membantu para user untuk membangun kepercayaan diri.

4. Physiological states

Sumber ini menujukkan perasaan kecemasan atau anxiety

yang berdampak negative terhadap self efficacy. Bahwa individu

yang mempunyai perasaan anxiety yang tinggi menunjukkan

kurangnya kemampuan diri. Jadi jika individu merasa cemas atau

anxiety dalam penggunaan komputer, maka ia memiliki alas an

untuk merasa cemas sehingga menunjukkan self efficacy yang

(41)

Menurut Suryanah (2006: 21) dalam menyelesaikan pekerjaan,

para pekerja atau karyawan diharapkan dapat menguasai tentang hal-hal

yang berhubungan dengan pengoperasian komputer, seperti :

a. Keahlian dalam bidang aplikasi komputer

b. Keahlian dalam bidang sistem operasi komputer

c. Keahlian dalam bidang penanganan file

d. Keahlian dalam bidang perangkat keras komputer

e. Keahlian dalam bidang penyimpanan data komputer

f. Keahlian dalam penggunaan tombol keyboard.

Jika keahlian-keahlian tersebut dapat dikuasai, maka waktu yang

digunakan juga tidak terbuang banyak, kelancaran kerja dan hasil kerja

akan dapat tercapai secara maksimal.

2.2.8.1. Pengertian Komputer dan Kemampuan Penggunaan Aplikasi

Komputer

`komputer sejak pertama kali diciptakan hingga saat ini telah

mengalami evolusi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitasnya. Hal ini akhirnya memberikan dampak tarhadap

beragamnya definisi tentang komputer itu sendiri. Banyak pendapat

tentang definisi dari kata komputer, yang nanitinya berkembang pada

definisi tentang sistem kompter, ilmu komputer, dan teknologi informasi.

Sebenarnya istilah dari komputer itu sendiri berasal dari bahasa Latin

(42)

Karena luasnya bidang ilmu komputer, para ahli dan peneliti

sedikit berbeda dalam mendefinisikan terminology komputer, namun pada

dasarnya telah memiliki muara arti yang sama (Fauzi, 2008: 2) :

a. Oxford English Dictionary mendefinisikan komputer sebagai suatu

perangkat yang digunakan untuk menghitung atau mengendalikan

operasi-operasi yang dinyatakan dalam bentuk numeric atau logika.

b. Menurut V. C Hamacher mendefinisikan komputer sebagai mesin

penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi

input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program

yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa

informasi.

c. Meurut Robert H. Blissmer mendefinisikan komputer sebagai suatu

alat elektronik yang mampu menerima input, memproses input tadi

sesuai dengan programnya menyimpan perintah-perintah dan hasil

dari pengolahan menyediakan output berupa informasi.

d. Menurit William M. Fuori mendefinisikan komputer sebagai suatu

pemrosess data yang dapat melakukan perhitungan besar secara

cepat, termasuk perhitungan aritmatika dan operasi logika, tanpa

campur tangan manusia.

e. Menurut Sanders mendefinisikan komputer sebagai sistem

elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta

(43)

menyimpan data input, dan menghasilkan output berdasarkan

instruksi-instruksi yang telah tersimpan dalam memori.

Dari beberapa pendapat tentang difinisi komputer seperti di atas,

maka yang disebut komputer adalah perangkat elektronik yang dapat

menerima masukan (input), dan selanjutnya melakukan pengolahan

(proses) untuk menghasilkan keluaran (output) berupa informasi. Maka

perangkat utama untuk melakukan tindakan tersebut terdiri atas perangkat

input, perangkat proses, dan perangkat keluaran, yang ditambah dengan

perangkat penyimpanan data atau informasi (Fauzi, 2008: 3)

Perangkat komputer harus bisa difungsikan secara koprehensif

(kompak bersama-sama) dalam melaksanakan tugasnya yaitu dalam

mengolah data atau informasi. Untuk mewujudkan konsepsi komputer

sebagai pengolah data agar menhasilkan suatu informasi, maka diperlukan

sistem komputer yang elemennya terdiri dari hardware, soft ware, dan

brainware. Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling

berhubungan dan membentuk kesatuan yang saling mendukung untuk

bekerja sama. Hardware tidak akan berfungsi apabila tandpa software,

demikian juag sebaliknya. Dan keduanya tidak akan bermanfaat apabila

tidak ada manusia (brainware) yang mengoperasikan dan

mengendalikannya (Fauzi, 2008: 3)

Seiring dengan bertambahnya waktu dan berkembangnya

teknologi, semakin banyak pula jenis komputer yang akan bermunculan.

(44)

komputer, umumnya, orang mengartiakn komputer hanya sebatas personal

computer (PC) (Wulandari, 2007: 29).

Adapun juga beberpa aplikasi komputer seperti pengolah mikro

(seperti kamera, TV, mobil, pemanggang gelombang mikro/microwave

oven), komputer mini sampai ke komputer besar telah menempati

posisinya dalam masyarakat (Wulandari, 2007: 29).

.

2.2.8.2. Pengertian Software dan Hardware Komputer

Perangkat lunak (software) komputer adalah suatu perangkat yang

berisi serangkaian instruksi, program, prosedur, pengendali, pendukung,

dan aktivitas-aktivitas pengolahan perintah pada sistem komputer. Jadi

software merupakan komponen abstrak dari suatu susunan sistem

komputer. Hampir kebanyakan pengguna komputer berpendapat secara

singkat bahwa software adalah program (Fauzi, 2008: 82).

Secara umum fungsi dari software komputer yang utama adalah

(Fauzi, 2008: 82) :

a. Melakukan aktivitas bersama-sama dengan hardware

b. Menyediakan segala sumber daya yang bisa digunakan pada

sebuah komputer

c. Bertindak sebagai perantara antara pengguna (user) dengan

perangkat keras (hardware) untuk melakukan aktivitas dengan

(45)

Software komputer secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu

software operasi (Operating System) dan software aplikasi (Application

Software) (Fauzi, 2008: 83).

Perangkat keras komputer adalah alat pengolah data yang bekerja

secara elektronis dan otomatis. Perangkat keras komputer dapat bekerja

apabila ada unsur manusia yang mengerti tentang alat itu dan dapat bekerja

menggunakan alat itu. Komputer merupakan sistem karena merupakan

sekumpulan objek yang berhubungan dan bekerjasama untuk

menghasilkan sesuatu yang diinginkan (Suyanto, 2005: 47).

Sistem perangkat keras komputer terdiri dari empat unsure atama

dan satu unsure tambahan. Keempat undur utama itu adalah input unit,

Central Processing Unit (CPU), Storage atau Memeory dan Output Unit.

Sedangkan yang merupakan unsure tambahan adalah communication Link

(Suyanto, 2005: 47).

2.2.8.3. Pengertian Internet

Internet atau lebih sering dikenal dengan sebuah teknologi

komunikasi tanpa batas yang belakangan popular dengan sebutas

Cyberspace. Seperti halnya dunia nyata, di dunia maya cyberspace juga

ada positif negatifnya. Internet bisa memberikan informasi yang sifatnya

positif, mendidik, dan juga bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Tapi juga

bisa dijadikan sebagai lahan kejelekan atau kemaksiatan. Persepsi orang

(46)

orang tersebut dalam menggunakan internet itu sendiri. Di dalam dunia

maya hamper tidak ada control (pengawasan) yang kuat dari siapapun.

Semuanya serba bebas. Hanya etika, mental dan keimanan masing-masing

yang menentukan batas-batasnya (Fauzi, 2008: 333).

Internet merupakan media komunikasi yang menggunakan

komputer dan saluran telekomunikasi sebagai tulang punggungnya. Seperti

halnya sebuah terminal telepon, lewat sebuah terminal komputer yang

tersambung ke internet kita dapat menhubungi rekan kita di mana saja

yang juga tersambung ke internet. Akan tetapi internet memiliki beberapa

kelebihan disbanding telepon atau media komunikasi lainnya, dari segi

biaya internet tidak memperhitungkan jarak seperti percakapan telepon

(Fauzi, 2008: 334).

Secara umum, teknologi internet memang dapat mewakili

teknologi komunikasi apapun yang ada di dunia ini. Bida mengirimkan

tulisan, gambar, suara, bahkan dapat melakukan siaran real time seperti

halnya televisi atau radio yang di-online-kan, atau teleconference, yang

memungkinkan dilangsungkannya proses belajat mengajar jarak jauh

melalui internet (Fauzi, 2008: 335).

Komponen-komponen layanan yang tersedia oleh internet sejak

awal hingga kini terus berkembang, semakin banyak dan sangat beragam

baik sifat maupun manfaatnya. Sejalan dengan berkembangnya internet,

(47)

layanan di internet, diperlukan komponen program client yang spesifik

yang terinstalisasi pada komputer pengguna internet (Fauzi, 2008: 343).

Macam layanan internet antara lain (Fauzi, 2008: 344) :

a. WWW (World Wide Web) adalah jenis layanan yang paling

popular dikalangan pengguna internet. WWW tidak hanya

berfungsi sebagai media untuk mencari informasi, tetapi web sudah

banyak digunakan secara komersial oleh hamper semua perusahaan

di seluruh dunia untuk mengiklankan usaha mereka.

b. FTP (File Transfer Protocol) adalah suatu program yang

merealisasikan konsep klien-server antarhost di internet atau semua

host yang memakai TCP (Tranmission Control Protocol) sebagai

transport protokolnya. FTP menyajikan hubungan yang interaktif

antara client dan server.

c. Telnet adalah suatu aplikasi program komunikasi interaktif dua

arah berbasiskan protocol TCP/IP yang digunakan untuk emulasi

terminal ke remote komputer dari lokal komputer atau terminal

server dan dapat menikmati fungsi yang sama dengan terminal

yang dihubungkan langsung ke komputer tersebut.

d. E-Mail adalah komponen utama yang paling banyak digunakan

dalam komunikasi informasi saat ini, bukan saja di internet tetapi

(48)

e. Use Net adalah suatu jaringan komputer berbasiskan konsep

client-server yang berfungsi seperti forum diskusi elektronik internasional

tentang berbagai macam hal.

f. Shell adalah suatu jenis layanan yang menggunakan

perintah-perintah dalam sistem operasi unix

g. Gopher adalah komponen internet yang digunakan untuk mencari

dan mengambil informasi berdasarkan konsep client-server.

Informasi tersebut dapat berupa data teks atau biner, gambar,

maupun suara.

h. IRC (Internet Relay Chat) adalah suatu program klien-server yang

berfungsi seperti perintah talk di unix. Bedanya, pada IRC jumlah

pemakai yang berkomunikasi dapat lebih dari dua orang pada saat

yang bersamaan.

2.2.9. Pengertian perguruan Tinggi

Menurut Budiman Hartoyo (1994) dalam penelitian Wulandari

(2007: 32) perguruan tinggi adalah lembaga pelayanan jasa pendidikan

yang di dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu berupaya memenuhi

keinginan pelanggan. Pelanggan adalah kelompok orang atau masyarakat

yang mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak langsung, atas

pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya : meliputi mahasiswa,

orang tua mahasiswa, staf perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah.

(49)

acuan utama dalam merencanakan maupun melaksanakan pendidikan.

Bentuk-bentuk perguruan tinggi yaitu :

a. Universitas, merupakan perguruan tinggi yang mempunyai

program studi paling beragam dari bidang eksata sampai sosial,

dari teknologi sampai bahasa yang dikelompokkan dalam

fakultas-fakultas. Dari program sarjana biasa, yang lazim disebut S1 (strata

satu), program pascasarjana dikatakan S2 (strata dua atau disebut

juga program magister), dan S3 (strata tiga atau disebut program

doktor).

b. Institute, mirip dengan universitas adalah institute. Bedanya,

institute hanya membuka pendidikan dalam ilmu sejenis. Di

universitas satu fakultas yang lain bidang ilmunya bisa sangat

berbeda, misalnya fakultas kedokteran dan fakultas sastra,

sedangkan institute semua fakultasnya berdasarkan ilmu sejenis,

misalnya fakultas-fakultas di Institut Pertanian Bogor bisa

dikatakan semuanya punya landasan yang berkaitan dengan dunia

pertanian (peternakan, perikanan, kehutanan)

c. Sekolah tinggi, merupakan perguruan tinggi yang

menyelenggarakan hanya satu program profesi sesuai dengan

spesialisasinya. Misalnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi hanya

menyelenggarakan program studi ekonomi dan Sekolah Tinggi

Seni Rupa Indonesia hanya membuka berbagai jurusan yang

(50)

d. Akademi dan Politeknik, biasanya hanya menyelenggarakan satu

jurusan atau satu program studi, dan lebih menekankan pada

pendidikan kejuruannya, maksudnya dua lembaga pendidikan ini

mengembangkan mahasiswanya lebih ke dalam hal keterampilan

praktek kerja dan kemampuan untuk madiri. Lembaga ini tidak

memberikan gelar.

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori yang

dijelaskan di atas, maka dapat diambil premis-premis yang sesuai dengan

permasalahan yang ada, yaitu :

1. Premis 1

Variabel Computer Self Efficacy (CSE) mempunyai hubungan yang

signifikan dengan variabel gender. (Rustiana, 2004)

2. Premis 2

Perbedaan gender berpengaruh dalam hal Computer Self Efficacy

(CSE). (Henry dan Stone, 1999)

Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris tentang

bagaimana Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur dalam

penggunaan teknologi informasi berdasarklan perspektif gender, maka

(51)

Ganbar 2.2 kerangka pemikiran

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa peneliti

mengetahui Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur yang

kemudian ketiga keahlian tersebut dibandingkan menurut gendernya.

Perbedaab sosialisasi gender dapat dibedakan menurut stereotypenya.

Yang pertama, menurut sex role stereotype yaitu perbedaan ini disebabkan

karena laki-laki lebih berorientasi pada pekerjaan, objektif, independensi,

agresif, dan pada umumnya mempunyai kemampuan lebih dibandingkan

wanita dalam pertanggungjawaban manajerial. Dan sedangkan para wanita

lebih dipandang lebih pasif, lembut, dan orientasinya lebih sensitif. Pada

tipe kedua, menurut managerial stereotypenya dimana pengertian manajer CSE Mahasiswa

Akuntansi program S1

Kemapuan Alpikasi Komputer

Software dan Hardware

Penggunaan Internet

Pria

Wanita

(52)

yang sukses sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku, tempramen

yang umumnya lebih dimiliki laki-laki dibandingkan perempuan.

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan logika dan hasil penelitian terdahulu serta

pembahasan dan landasan teori yang ada. Maka dalam penelitian ini dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

“Diduga bahwa ada perbedaan Computer Self Efficacy (CSE) mahasiswa

akuntansi Unversitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur dalam

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Defimisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti kegiatan, ataupun memberikan suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nasir,

2003 :126).

3.1.1. Variabel Terikat (Y)

Computer Self Efficacy (CSE) (Y)

Dalam penelitian Rustiana (2004) Computer Self Efficacy (CSE)

adalah judgement kapabilitas dan keahlian komputer seseorang untuk

melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi.

Tiga komponen Computer Self Efficacy (CSE) yaitu :

a. Kemampuan Penggunaan aplikasi komputer

Dimama peneliti mengukur kemampuan user dalam hal

pemanfaatan fungsi-fungsi dari aplikasi yang ada di koputer mulai

dari membuat pilihan-pilihan dari sebuah menu sampai dengan

menggunakan menggunakan printer untuk menggandakan hasil

(54)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala sematik

defferensial. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk

skala interval lima poin yang menunjukkan tingkat keahlian yang

rendah untuk skala rendah (1) dan menunjukkan tingkat keahlian

yag tinggi untuk skala (5).

Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 sangat

mampu.

Keterangan : Sangat Tidak Mampu = 1

Tidak Mampu = 2

Ragu-Ragu = 3

Mampu = 4

Sangat Mampu = 5

Indikator untuk mengukur variabel ini adalah :

1. Menggunakan beberapa sistem operasi pada komputer

(misalnya : windows, linux, dll)

2. Membantu jika ada yang memerlukan sebuah bantuan.

3. Mengatasi masalah troubles shooting pada komputer.

4. Menggunakan pronter untuk menggandakan hasil cetakan.

5. Menggunakan scanner untuk mengcopy gambar ke dalam

komputer.

6. Menguasai program floppy disk secara benar

7. Menguasai program flashdisk secara benar.

(55)

9. Mengubah settingan komputer (misalnya : mengubah tampilan

screen saver, mengubah desktop, dll).

10. Mengoperasikan komputer dengan menggunakan layar sentuh.

Sumber : Penelitian Terdahulu Triyas Wulandari

.

b. Software dan Hardware

Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal

yang berhubungan dengan software maupun hardware mulai dari

mengerti berbagai istilah-istilah pada software dan hardware

samapi dengan mengatasi masalah-masalah pada software dan

hardware tersebut.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala sematik

defferensial. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk

skala interval lima poin yang menunjukkan tingkat keahlian yang

rendah untuk skala rendah (1) dan menunjukkan tingkat keahlian

yag tinggi untuk skala (5).

Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 sangat

mampu.

Keterangan : Sangat Tidak Mampu = 1

Tidak Mampu = 2

Ragu-Ragu = 3

Mampu = 4

Sangat Mampu = 5

(56)

1. Mengerti istilah-istilah pada software komputer.

2. Mengerti istilah-istilah pada hardware komputer.

3. Menggunakan ≥ 2 macam program software.

4. Dapat mendefinisikan fungsi-fungsi komputer hardware seperti

: keyboard, monitor, disk drive, computer processing unit, dll.

5. Dapat mengatasi masalah-masalah hardware dan software.

6. Dapat menginstal berbagai macam software.

7. Dapat menghapus software dari komputer.

Sumber : Penelitian Terdahulu Triyas Wulandari.

c Kemampuan menggunakan internet

Dimana peneliti mengukur kemampuan user dalam hal

penggunaan internet mulai dari frekuensi user dalam mengakses

internet sampai dengan memanfaatkan fasilitas lainnya untuk

berkomunikasi lewat internet.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala sematik

defferensial. Responden diminta memilih jawaban dalam bentuk

skala interval lima poin yang menunjukkan tingkat keahlian yang

rendah untuk skala rendah (1) dan menunjukkan tingkat keahlian

yag tinggi untuk skala (5).

Sangat tidak mampu 1 2 3 4 5 sangat

mampu.

Keterangan : Sangat Tidak Mampu = 1

(57)

Ragu-Ragu = 3

Mampu = 4

Sangat Mampu = 5

Indikator untuk mengukur variabel ini adalah :

1. Menggunakan internet.

2. Mengakses informasi pada internet.

3. Mengetahui dan memanfaatkan semua fitur pada search engine

pada internet.

4. Mengoperasikan 5-10 website dalam sekali pengoperasian

internet.

5. Membuat alamat e-mail.

6. Mengirimkan surat dengan e-mail.

7. Mengirim dokumen dan lampiran e-mail.

8. Membuka kiriman e-mail

9. Melakukan chatting dengan menggunakan internet.

10. Menggunakan beberapa aplikasi boser pada internet (misalnya :

internet explorer, opera, dll)

11. Mendownload data dari internet.

12. Menggunakan internet melalui fasilitas WiFi.

13. Menggunakan internet melalui fitur handphone.

(58)

3.1.2. Variabel Bebas (X)

Gender

Menurut Mansour Fakih (1999) dalam penelitian Wulandari (2007:

21), pengetian gender yaitu penggolongn gramatikal terhadap kata-kata

benda dan kata-kata yang lain yang berhubungan dengan dua jenis

kelamin.

Skala dalam pengukuran ini digunakan untuk mengukur gender

adalah skala nominal. Variabel gender merupakan kategori yang bersifat

saling meniadakan yang mempunyai arti bahwa seorang responden hanya

memiliki satu kategori jenis kelamin yaitu pria atau wanita. Skala

pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka 1 (pria) dan

angka 0 (wanita).

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki

ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan

kelompok subjek atau objek yang lain dan kelompok tersebut akan

dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002: 44). Objek

penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional

Veteran Jawa Timur jurusan Akuntnasi yang telah mengambil

pelatihan sertifikasi EBIZ dari angkatan 2006 dan yang berjumlah 182

(59)

penelitian mengunakan mahasiswa yang mengambil pelatihan

sertifikasi EBIZ adalah mata kuliah ini berhubungan langsung dengan

pemakaian komputer dalam prakteknya.

b Sampel

Sample adalah bagian dari populasi, yang masih mempunyai

ciri dam karakteristik yang sama dengan populasi (Sumarsono 2002:

44). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random

sampling. Dimana setiap populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk dijadikan menjadi sampel. Cara pengambilan sampel dengan

cara undian, dimana cara ini memberi nomor-nomor pada seluruh

anggota populasi lalu secara acak dipilih nomor-nomor yang sesuai

dengan banyaknya sampel yang dibutuhkan. Cara pengambilan sampel

yang digunakan adalah dengan cara pengambilan sampel tanpa

pengembalian (Husein, 2004: 76). Jumlah sampel dalam penelitian ini

dihitung dengan menggunakan rumus slovin.

N

n = ……… (Husein, 2004: 78)

1 + Ne 2

Keterangan :

n = Ukuran sample

(60)

e = Persentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sample yang masih dapat ditolerir atau diinginkan yaitu

10 %.

Jadi :

182 n =

1 + 182 (10%)2

182

n = = 65 orang

2,82

Sebanyak enam puluh lima mahasiswa yang dijadikan sebagai

sample penelitian berdasarkan pertimbangan peneliti bahwa jumlah

tersebut merupakan representative dari populasi berdasarkan karakteristik

yang dipertimbangkan oleh peneliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Data yang di dapat dalam penyusunan penelitian ini adalah data

primer yaitu data yang diperoleh secara langsug dari sumbernya dengan

menyebar kuesioner kepada responden. Data di dapat langsung dari

mahas

Gambar

Table 1.1 jumlah daftar nilai < 6 dan ≥ 6 Microsoft ebiz
gambar 2.1 Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism
Tabel 4.1. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3. Karekteristik Responden Berdasarkan IPK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis hasil tes kemampuan siswa dalam menjawab soal operasi hitung perkalian (soal tes akhir siklus I) diperoleh nilai rata-rata hasil tes akhir siklus 1 sebesar 74

waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan fungsional Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan yaitu 1-12-2009 sampai dengan 30-11-2014 tidak dapat

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan petugas K3RS dan karyawan tentang pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Umum Roemani di peroleh informasi bahwa pelaksanaan

menjadikan penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh gaya mengajar personalisasi guru terhadap peningkatkan interaksi sosial siswa pada

Berdasarkan hasil simulasi model, diketahui bahwa dengan mengurangi laju konversi lahan menjadi permukiman, dapat mempertahankan pengurangan LPEXK DLU WDQDK GDQ

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa: Pem- belajaran POE hendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi larutan

2. Seorang laki-laki berusia 30 tahun yang sebelumnya dalam keadaan sehat, menderita demam dan pruritus, berkeringat malam, serta menemukan benjolan di atas klavikula sinistra

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku UMKM dalam memudahkan kegiatan usahanya dengan penerapan fintech dalam hal