• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI WANA WISATA PENGGARON SEBAGAI BAHAN PENYUSUN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI WANA WISATA PENGGARON SEBAGAI BAHAN PENYUSUN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI WANA WISATA PENGGARON SEBAGAI BAHAN PENYUSUN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh: ISTIQOMAH

0402513062

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Keanekaagaman Jenis Capung di Wana Wisata Penggaron Sebagai Bahan Penyusun Modul Pembelajaran Biologi” karya,

Nama : Istiqomah

NIM : 0402513062

Program Studi : Pendidikan Biologi, S2

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2016.

Semarang, Februari 2016 Panitia Ujian

Ketua,

Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. NIP. 196011241984031002

Sekretaris,

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. NIP. 196310121988031001 Penguji I,

Dr. Wiwi Isnaeni, M.Si. NIP. 195808021985032001

Penguji II,

Dr. Saiful Ridlo, M.Si NIP. 196604191991021002

Penguji III,

(4)
(5)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 2016

Yang membuat peryataan,

Istiqomah

(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Harmony in diversity, keselarasan dalam keanekaragaman mengajarkan kita untuk saling menghargai perbedaan, ketika kita mampu menghargai dan mengapresiasikan perbedaan itu, kita akan menemukan keselarasan hidup”.

“Alam memberi sejuta manfaat bagi kita, menjaga alam sama dengan mencintai diri kitasendiri”.

(7)

v ABSTRAK

Istiqomah. 2015. “Keanekaragaman Jenis Capung Di Wana Wisata Penggaron Sebagai Bahan Penyusun Modul Pembelajaran Biologi”. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam konsentrasi Biologi. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Ir. Priyantini Widiyaningrum M.S, Pembimbing II Dr. Saiful Ridlo M.Si.

Kata Kunci: Capung, Keanekaragaman jenis, Modul pembelajaran, Wana Wisata Penggaron.

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

vi ABSTRACT

Istiqomah. 2016. “Dragonfly’sDiversity In Wana Wisata Penggaron as the Material for Biology Learning Module”.Thesis. Science Education Study. Graduate Program. Semarang State University. First Advisor: Prof. Dr. Ir. Priyantini Widiyaningrum, M.S., Second Advisor: Dr. Saiful Ridlo, M.Si.

Keywords: Dragonfly, Species diversity, Learning module, Wana Wisata Penggaron

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

ix DAFTAR ISI

PENGESAHAN UJIAN TESIS ...ii

PERNYATAAN KEASLIAN ...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT...vi

PRAKATA...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah...5

1.3 Cakupan Masalah...5

1.4 Rumusan Masalah ...5

1.5 Tujuan Penelitian ...6

1.6 Manfaat Penelitian ...6

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...7

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR ...9

2.1 Kajian Pustaka ...9

2.1.1 Pembelajaran IPA...9

2.1.2 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ...10

2.1.3 Modul Keanekaragaman Capung ...14

2.1.4 Media Objek Fisik/Media Spesimen ...18

2.1.5 Pengertian Keanekaragaman Hayati ...21

2.1.6 Habitat Capung...23

2.1.7 Keanekaragaman Capung...25

2.2 Kerangka Teoretis...26

2.2.1 Potensi Keanekaragaman Hayati di WWP Sebagai Sumber Belajar Biologi ...26

(21)

x

BAB III METODE PENELITIAN ...31

3.1 Desain Penelitian ...31

3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan...31

3.3 Desain Uji Coba ...39

3.4 Subyek Uji coba Skala Kecil ...40

3.5 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ...40

3.6 Teknik Analisis Data ...40

3.6.1 Indeks Keanekaragaman Jenis Capung ...41

3.6.2 Indeks Kemerataan ...41

3.6.3 Indeks Dominansi ...41

3.7 Analisis Kualitas Modul dan Media Pembelajaran...42

3.7.1 Validasi Modul dan Media Pembelajaran ...42

3.7.2 Respon Guru dan Siswa terhadap Modul dan Media Pembelajaran 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...44

4.1 Hasil Penelitian ...44

4.1.1 Keanekaragaman Jenis Capung di WWP...44

4.1.2 Deskripsi Keanekaragaman Jenis Capung...49

4.1.3 Validitas Modul dan Media Pembelajaran ...58

4.1.3.1 Validitas Modul dan Media Pembelajaran Tahap I...59

4.1.3.2 Validitas Modul dan Media Pembelajaran Tahap II ...63

4.1.4 Respon Guru dan Siswa terhadap Modul dan Media Pembelajaran 65 4.1.4.1 Respon Guru...65

4.1.4.2 Respon Siswa ...66

4.2 Pembahasan ...72

4.2.1 Keanekaragaman Jenis Capung di Wana Wisata Penggaron ...72

4.2.2 Kualitas Modul dan Media Pembelajaran ...77

BAB V PENUTUP ...83

5.1 Simpulan...83

5.2 Implikasi ...83

5.3 Keterbatasan Produk ...84

5.4 Saran ...85

(22)

vii PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Identifikasi Keanekaragaman Jenis Capung Berbasis Wana Wisata Penggaron Sebagai Bahan Penyusun Modul Pembelajaran Biologi”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Dr. Ir. Priyantini Widiyaningrum, M.S (Pembimbing I) dan Dr. Saiful Ridlo M.Si (Pembimbing II) yang telah senantiasa membimbing dan banyak memberikan arahan, dorongan dan motivasi.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Direktur Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

(23)

viii

3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

4. Kepala Wana Wisata Penggaron yang telah memberikan ijin penelitian

kepada Penulis.

5. Darissalamah S.Pd, guru Biologi kelas X IPA MA Riyadlus shalihin

al-islamy yang telah memberi ijin penelitian dan arahan kepada penulis.

6. Siswa kelas X Riyadlus shalihin al-islamy atas bantuan dan kesediaannya

membantu peneliti menjadi sampel penelitian.

7. Bapak dan Ibu tercinta, dengan penuh kasih sayang dan kesabaran telah membesarkan dan mendidikku hingga dapat menempuh pendidikan yang layak, juga buat kakak-kakakku tercinta terimakasih atas bantuannya, motivasinya dan kasih sayangnya.

8. Teman-teman Biologi Reguler angkatan 2013, yang telah memberikan motivasi bagi penulis.

9. Teman-teman kos “Green House”yang memberikan semangat dan dukungan. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Januari 2016

(24)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wana Wisata Penggaron disingkat WWP adalah hutan wisata yang masih berupa hutan alami. WWP memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, baik keanekaragaman tumbuhan maupun keanekaragaman hewan. Kekayaan alam yang dimiliki WWP belum teridentifikasi dengan baik salah satunya adalah keanekaragaman jenis capung. WWP mempunyai potensi keanekaragaman jenis capung yang tinggi hal ini terkait dengan keadaan hutan yang masih alami dan sumber air yang belum tercemar. Menurut Acquah et al., (2013) capung digunakan sebagai bioindikator air bersih dimana kehidupan capung tak dapat dipisahkan dengan air. Sebelum menjadi capung dewasa, capung hidup sebagai serangga air. Sebagian besar dari bakal capung tak mampu hidup tanpa air bersih, sedangkan sebagian kecil mampu toleran terhadap air yang tidak bersih. Jika mata air tempat tinggal capung tercemar, capung akan meninggalkan tempat tersebut.

(25)

2

tertentu, agar siswa mampu mengenali keanekaragaman hayati dengan belajar langsung dari alam.

Pembelajaran keanekaragaman hayati melalui potensi lokal selain memberikan pemahaman bagi siswa tentang lingkungan alam juga untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana menjaga lingkungan yang ada di sekitar agar tetap lestari. Pemanfaatan lingkungan sekitar akan melibatkan siswa secara langsung untuk mengamati sumber daya yang ada di sekitar misalnya, taman sekolah, kebun, sawah, museum, dan lain sebagainya. Sistem belajar yang demikian meningkatkan minat siswa untuk belajar mandiri (Suartini et al., 2015) dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran (Rumidani, 2014). Dengan bekal motivasi dan minat siswa yang tinggi diharapkan siswa mampu mengembangkan berbagai keterampilan yang dimilikinya untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

(26)

3

Semua potensi lingkungan dapat dikembangkan dan dipergunakan sebagai sumber belajar, dengan demikian berarti semua potensi yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber permasalahan, ide atau gagasan yang dapat dikembangkan untuk kepentingan belajar serta untuk mendukung proses pembelajaran (Suhardi, 2007). Sumber belajar perlu diolah menjadi bahan ajar serta dirancang dan disusun menjadi suatu hal yang dapat membelajarkan siswa dan mudah dipahami oleh siswa. Bahan ajar umumnya dikemas dalam bentuk bahan-bahan cetakan atau media lain yang secara potensial mampu menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk belajar (Surachman, 2001). Bahan ajar yang dirancang harus menimbulkan minat baca dan juga mampu mengakomodasi kesulitan siswa dalam belajar. Salah satu bentuk bahan ajar tertulis yang dapat dikembangkan guru adalah modul pembelajaran. Penggunaan modul dalam proses pembelajaran dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat menghasilkan perubahan pada diri siswa.

(27)

4

guru diharapkan berusaha mengembangkan bahan ajar dan menghadirkan contoh yang nyata yang sesuai dengan karakteristik

Salah satu bahan ajar yang dapat disusun oleh guru adalah modul pembelajaran. Modul pembelajaran berbasis lingkungan alam atau potensi lokal diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa. Lingkungan alam mampu memberikan pengalaman konkrit pada siswa. Oleh karena itu, lingkungan alam dapat digunakan sebagai sumber belajar karena banyak benda, makhluk hidup, dan fenomena-fenomena alam yang menarik sebagai bahan kajian (Nugroho, 2013).

Media pembelajaran berperan penting dalam proses pembelajaran. Keberadaannya mampu menghantarkan siswa menuju proses pembelajaran yang utuh. Media pembelajaran yang berbasis alam diharapkan mampu membangkitkan semangat siswa, dalam hal ini yaitu media pembelajaran spesimen. Media spesimen penting dalam materi keanekaragaman hayati karena digunakan sebagai bahan untuk belajar struktur tubuh serangga/insekta secara mendalam, melalui media tersebut siswa dapat melihat secara langsung bentuk asli dari insekta yang sedang dipelajari.

(28)

5

dimanfaatkan untuk mengenalkan keanekaragaman hayati khususnya capung yang ada di WWP kepada peserta didik.

1.2 Identifikasi Masalah

a. Wana Wisata Penggaron memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah salah satunya adalah keanekaragaman jenis capung, yang potensial untuk dijadikan sebagai sumber belajar pada materi keanekaragaman hayati.

b. Belum ada dokumentasi yang berisi informasi mengenai keanekaragaman capung di Wana Wisata Penggaron.

c. Kurangnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar biologi. d. Belum ada media spesimen capung di MA Riyadlus Sholihin Al-Isamy. 1.3 Cakupan Masalah

a. Identifikasi keanekaragaman capung di Wana Wisata Penggaron dibatasi pada keanekaragaman tingkat jenis.

b. Materi dalam modul pembelajaran dibatasi pada hasil identifikasi keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron.

c. Prosedur penelitian dibatasi sampai pada tahap uji coba skala terbatas.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Bagaimana keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron?

(29)

6

c. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap modul dan media keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsi keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron

b. Menguji validitas modul dan media keanekaragaman jenis capung berdasarkan penilaian pakar

c. Mendeskripsi respon guru dan siswa terhadap modul dan media keanekaragaman jenis capung di Wana Wisata Penggaron

1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Potensi lokal dapat disusun menjadi bahan ajar berupa modul dan media pembelajaran. Modul berbasis potensi lokal mampu membuat siswa belajar secara mandiri dan mampu meningkatkan prestasi belajar baik prestasi dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Novana et al., 2014).

b. Manfaat Praktis

1. Memotivasi para guru untuk lebih giat berinovasi dalam menyusun bahan ajar yang memanfaatkan sumber belajar berupa potensi lingkungan yang ada di sekitar sekolah dalam proses pembelajaran.

2. Memperkenalkan kepada siswa tentang potensi lokal Wana Wisata Penggaron dengan bantuan modul.

(30)

7

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1. Produk yang dihasilkan berupa modul keanekaragaman capung di Wana Wisata Penggaron sebagai bahan ajar mandiri siswa SMA/MA kelas X semester 2.

-Modul berbentuk media cetak. Modul memuat materi keanekaragaman jenis capung. Pembahasan di dalam modul dimulai dari keanekaragaman tingkat gen, jenis dan ekosistem. Modul dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, outline, kompetensi, petunjuk penggunaan modul, materi pokok, tugas-tugas, info capung, glosarium, rangkuman materi, soal latihan, kunci jawaban, umpan balik, dan daftar pustaka.

2. Media spesimen keanekaragaman capung di Wana Wisata Penggaron

-Media ini berupa spesimen keanekaragaman jenis capung yang ditemukan di Wana Wisata Penggaron. Spesimen capung dikemas dalam kotak spesimen, yang dilengkapi dengan nama ilmiah, ukuran tubuh dan lokasi tempat ditemukan capung.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan yang Dikembangkan 1. Asumsi Pengembangan

(31)

8

2. Keterbatasan Pengembangan.

- Modul disusun berdasarkan objek capung yang ditemukan di Wana Wisata Penggaron.

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun Rama mengkreasikan suara efek benda, namun ia belum bisa mengkreasikan suara karakter tokoh, ekspresi wajah saat berdialog juga masih datar dan

Kajian dilakukan untuk memperoleh persamaan intensitas hujan yang sesuai untuk kawasan hulu DAS, berdasarkan perbandingan metoda Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Data diperoleh

Data primer ialah data yang dimana cara perolehannya dari sumber yang pertama dan dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung (Eko Putro Widoyoko, 2014). Data

Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa potensi penstabil oksigen singlet paling besar ditunjukkan oleh ekstrak dengan pelarut air, dimana nilai peroksida yang didapat

Tujuan dari analisis ini adalah untuk meng- etahui daya dukung lingkungan dan kapa- sitas produksi optimum dari kegiatan bu- didaya perikanan yaitu dengan menganali- sis pasokan

Untuk mengoptimalkan kemampuan sinar UV dalam degradasi zat warna Remazol Yellow, maka perlu digunakan fotokatalis.Titanium dioksida dikenal sebagai fotokatalis yang

Buku-buku praktis memang harus disediakan khusus bagi kaum miskin kota atau desa untuk menunjang kegiatan bersama dengan NGO atau Perpustakaan Nasional menjalankan program

Pertumbuhan jumlah wirausaha skala mikro kecil dan menengah di Surabaya mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah