• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SROWOLAN KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN PELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SROWOLAN KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN PELAJARAN 2015/2016."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SROWOLAN KECAMATAN

PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani

Oleh: Sri Atyanti NIM 11601247033

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Tingkat Kesegaran Jasmani Peserta didik Kelas IV dan V

Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”. Yang disusun oleh Sri Atyanti, NIM 11601247033 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Pembimbing,

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Tingkat Kesegaran Jasmani Peserta didik Kelas IV dan V

Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kapupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”. yang disusun oleh Sri Atyanti, NIM 11601247033 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 23 Agustus 2016 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Dra.A. Erlina Listyarini, M.Pd. Ketua Penguji

Nur Rohmah M, M. Pd. Sekretaris Penguji

F. Suharjana, M. Pd. Penguji I

Tri Ani Hastuti, M. Pd. Penguji II

Yogyakarta, Agustus 2016 Fakultas Ilmu Keolahragaan Dekan,

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 16 Agustus 2016 Yang menyatakan,

Sri Atyanti

(5)

v MOTTO

1. Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan kesungguhan hati, hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta (H.R. Abu Dawud).

2. Ingatlah, dengan Dzikir mengingati Allah, hati-hati akan tenteram (QS. Ar

Ra’adu ayat 28).

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Suamiku Agus Widodo yang tercinta, beserta keluarga.

2. Keluarga besar SD Negeri Srowolan yang telah memberikan dukungan doa dan tenaga agar tersusunnya skripsi ini.

(7)

vii

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SROWOLAN KECAMATAN

PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh: Sri Atyanti NIM. 11201247058

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi pasif dan cepat lelahnya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, program sekolah yang kurang maksimal pelaksanaanya, sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani tidak sebanding dengan jumlah siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang tingkat kesegaran jasmani peserta didik SD N Srowolan Kecamatan Pakem.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Variabel yang diteliti adalah kesegaran jasmani peserta didik Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem yang dengan instrumen penelitian yaitu Tes Kesegaran Jasmani Indonesia yang terdiri dari 5 item tes. Sampel penelitian adalah peserta didik Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem meliputi Putra 25 peserta didik dan putri 24 peserta didik. Analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan tingkat kesegaran jasmani peserta didik adalah dengan menggunakan statistik deskriptif dengan pengklasifikasian dibagi menjadi 5 kategori.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani peserta didik SD N Srowolan Kecamatan Pakem adalah secara keseluruhan terdapat 5 peserta didik (10%) dengan kategori kurang sekali, 22 peserta didik (45%) dengan kategori kurang, 19 peserta didik (39%) dengan kategori sedang, 3 peserta didik (6%) dengan kategori baik, dan tidak ada peserta didik (0% ) dengan katagori baik sekali.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Peserta didik Kelas IV Dan V Sekolah Dasar

Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016” dengan lancar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan kendala. Dengan segala upaya, skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, terutama pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. M.A, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Wawan S. Suherman, M. Ed. selaku dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Dr. Guntur, M. Pd., selaku Ketua Podi PGSD Penjas yang telah memberikan kemudahan dalam melakukan penyusunan skripsi ini.

(9)

ix

5. Ibu Dra Anastasia Erlina Listyarini, M. Pd. , selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar memberikan nasehat, bimbingan serta saran pada penulis sehingga tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membekali ilmu yang berguna kepada peneliti.

7. Ibu Mariyah, S. Pd. SD, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Srowolan yang telah memberikan izin penelitian.

8. Adik-adik Peserta Didik Kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan yang telah bersedia menjadi responden.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis berdoa semoga segala bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak di atas mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari penyusunan dan penyajianya disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 18 Agustus 2016

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 8

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 8

2. Hakikat Kesegaran Jasmani ... 9

3. Karakteristik Peserta Didik ... 33

4. Penelitian yang Relevan ... 36

(11)

xi BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 39

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Instumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Reliabilitas dan Validitas Tes ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Ketebatasan Penelitian ... 58

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Diagram batang Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

Peserta Didik Putra SD Negeri Srowolan ... 51 Gambar 2. Diagram batang Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

Peserta Didik Putri SD Negeri Srowolan ... 54 Gambar 3. Diagram batang Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Tes Kesegaran Jasmani Sprint ... 26

Tabel 2. Jumlah Populasi penelitian ... 40

Tabel 3. Nilai Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak umur 10-12 tahun putra ... 43

Tabel 4. Nilai Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak umur 10-12 tahun putri ... 44

Tabel 5. Norma Tes Kesegaran Jasmani ... 44

Tabel 6. Hasil Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putra ... 49

Tabel 7. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putra ... 50

Tabel 8. Tabel Distribusi Frekuensi Tes Kesegaran Jasmani Peserta Didik Putra ... 51

Tabel 9. Hasil Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putri... 52

Tabel 10. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putri ... 53

Tabel 11. Tabel Distribusi Frekuensi Tes Kesegaran Jasmani Peserta Didik Putri ... 54

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 62

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ... 63

Lampiran 3. Struktur Kurikulum... 64

Lampiran 4. Jadwal Pelajaran ... 65

Lampiran 5. Data Peserta Didik Kelas V ... 66

Lampiran 6. Data Peserta Didik Kelas IV ... 68

Lampiran 7. Data Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Peseta Didik Putra ... 70

Lampiran 8. Data Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Peseta Didik Putri ... 71

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas di sekolah sangat menyita waktu siswa, sehingga mereka tidak dapat melakukan aktivitas fisik. Akibatnya selain secara mental mereka stress,secara fisik mereka juga kurang gerak. Jika terus seperti itu maka kondisi fisik siswa lama kelamaan akan menurun karena akan mengalami kelelahan yang luar biasa dan nantinya akan jatuh sakit. Hal ini sangat berlawanan dengan tujuan pendidikan Nasional yang tercantum pada GBHN 1993, yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, serta sehat jasmani dan rohani.

Kelelahan fisik maupun mental pada siswa bisa dihindari jika siswa melakukan olahraga disela-sela kesibukan rutinitasnya. Namun dengan banyaknya kegiatan yang mereka lakukan, membuat mereka merasa lelah atau tidak punya waktu untuk berolahraga, ditambah lagi dengan sedikitnya jam pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dalam kurikulum pelajaran, terbatas sarana dan prasarana olahraga, dan minimnya tenaga pengajar yang profesional, sehingga siswa kurang menyadari pentingnya kebugaran jasmani dalam mendukung proses belajar di sekolahnya.

(16)

2

Mochamad Sajoto (1988:43). Kebugaran jasmani tiap individu memiliki tingkat yang berbeda-beda tergantung dari aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Ini sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Engkos Kosasih (1985:10) bahwa kesegaran jasmani adalah “suatu keadaan seseorang yang

mempunyai kekuatan (strenght), kemampuan (ability), kesanggupan dan daya tahan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa timbul kelelahan yang berarti”.

Kebugaran jasmani sangat penting bagi akivitas akademika dalam mendukung proses belajar bagi sekolah, khususnya bagi siswa, karena anak pada usia remaja banyak hal yang mempengaruhi perkembangan maupun tingkat kebugaran jasmani anak. Menurut Supriyanto (2004) yang dikutip oleh Subhan Hasan, (2009: 2) memiliki tubuh yang bugar dapat tampil prima, dinamis dan produktif dalam aktifitas sehari-hari.

Dengan memiliki tingkat kebugarann jasmani yang baik diharapkan seorang siswa mampu bekerja secara efektif dan efisien, tidak mudah terserang penyakit, belajar lebih bergairah dan bersemangat, serta dapat secara optimal dan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

(17)

3

ada yang beberapa peseta didik yang hampir setara. Hal ini dimungkinkan karena konsumsi gizi peserta didik yang kurang dan bisa juga karena kurangnya aktivitas keseharian sehingga mempengaruhi perkembangan fisik peserta didik, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani peserta didik

Berdasarkan pengamatan pada saat pembelajaran pendidikan jasmani, banyak peserta didik yang pasif daripada yang aktif. Peserta didik lebih banyak beristirahat saat pembelajaran pendidikan jasmani, bahkan sebagian besar peserta didik baru melaksanakan pemanasan sudah merasa kelelahan. Dan saat melaksakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani peserta didik banyak yang pasif meski pembelajaran itu berupa permainan. Peristiwa ini dimungkinkan karena peseta didik memiliki kesegaran jasmani pada taraf kurang.

Pelaksanaan tes kesegaran jasmani di sekolah dasar memiliki banyak kendala dari segi pelaksanaan dan peserta tes. Dari segi pelaksanaan kendala paling utama adalah sarana dan prasarana, kendala lainya antara lain adalah kurangnya sumber daya manusia yang kompeten untuk melaksanakan, mengawasi, dan mencatat hasil dari tes masing-masing peserta didik.

Dari segi peserta tes, menurut Peaget yang dikutip oleh Sri Budyartati (2014: 72) bahwa “anak usia sekolah dasar termasuk pada masa operasional kongkrit“. Untuk pelaksanaan tes kesegaran jasmani kelas

(18)

4

maksimal, masih dalam taraf suka bermain, dan terkadang masih sibuk dengan dirinya sendiri.

Untuk pelaksanaan tes kesegaran jasmani peserta didik kelas atas diharapkan dapat terlaksana karena kelas atas dianggap telah mampu memahami perintah dan melaknakannya. Namun tidak semua kelas atas dapat melaksnakan tes kesegaran jasmani ini, kelas VI misalnya karena dalam semester dua ini peserta didik kelas VI banyak melaksanakan latihan ujian baik itu tingkat kabupaten maupun tingkat kecamatan. Waktu pembelajaran peserta didik kelas VI di sekolah tersita untuk persiapan ujian nasional.

Program Sekolah Dasar Negeri Srowolan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan jasmani pada khususnya tentang kebugaran jasmani peserta didik meliputi tiga program yaitu pembelajaran intrakurikuler, pembisaan senam, dan ektrakurikuler.

(19)

5

Sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran penjas kurang mendukung kegiatan pembelajaran karena hanya memanfaatkan halaman sekolah dalam kegiatan pembelajaran. Halaman. Media pembelajaran pendidikan jasmani juga dirasa kurang sesuai dengan jumlah siswa di Sekolah Dasar Negeri Srowolan Fasilitas untuk melaksanakan tes kesegaran jasmani juga tidak tersedia.

Dari latar belakang tersebut timbulah inisiatif penulis untuk meneliti tentang “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Dan V

Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani sebagian besar pasif, dan mudah lelah.

2. Program peningkatan kesegaran jasmani di Sekolah Dasar Negeri Srowolan dirasa kurang maksimal.

3. Sarana dan prasarana yang ada di Sekolah Dasar Negeri Srowolan tidak sebanding dengan kebutuhan siswa

4. Belum diketahui kondisi kesegaran jasmani peserta didik kelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri Srowolan tahun pelajaran 2015/2016. C. Batasan Masalah

(20)

6

penelitian ini lebih jelas, adapun batasan dalam penelitian ini adalah “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Dan V Tahun Sekolah Dasar

Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Pelajaran 2015/2016”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa Besar Persentase Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan informasi:

1. Secara Teoritik

(21)

7 2. Secara Praktis

a. Untuk mengetahui Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

(22)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik

1. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah- sekolah, mulai dari taman kanak- kanak hingga perguruan tinggi. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan ialah pendidikan melalui aktivitas jasmani yang salah satunya tujuannya untuk memperoleh kesehatan atau kesegaran jasmani.

Pendidikan jasmani sangat penting diajarkan di sekolah-sekolah, karena membantu siswa sebagai individu dan makhluk sosial untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Dengan pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan diharapkan siswa mampu mengikuti disiplin ilmu yang lain dengan baik, karena dengan melakukan olahraga yang merupakan materi pokok dari pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan diharapkan siswa mampu menjaga kesegaran jasmaninya agar dapat terus melaksanakan tugasnya yaitu belajar dengan baik. Ini sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Engkos Kosasih (1985:10) bahwa kesegaran jasmani adalah “suatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan

(strenght), kemampuan (ability), kesanggupan dan daya tahan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa timbul kelelahan yang berarti”.

(23)

9

berupa sikap tindak dan karya untuk diberi bentuk – isi – dan arah menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.

Pendidikan jasmani bukan hanya sebagai penyeimbang terhadap pendidikan rohani. Jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Pendidikan jasmani tidak hanya sekedar mengembangkan segi-segi kejasmanian, memelihara kesehatan jasmani agar terhindar dari penyakit, tetapi melainkan sebuah media untuk menanamkan norma-norma pegangan hidupyang nyata (positif) pada anak, agar dapat berdiri sendiri sebagai individu tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri.

2. Hakikat Kesegaran jasmani a. Pengertian Kesegaran jasmani

(24)

10

secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak, sebenarnya kesegaran jsmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas: 2010).

Menurut Karpovich yang dikutip oleh Sardjono (1980:2), Kesegaran jasmani adalah derajat kemampuan melakukan tugas fisik tertentu yang memerlukan usaha otot.

“Kesegaran jasmani yaitu kemampuan seseorang menyelesaikan

tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan”. (Mochamad Sadjoto: 1988 hal. 17).

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2) Kesegaran fisik (physical fitness) yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara

(25)

11

masih mampu dan mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan masih sanggup untuk melakukan aktivitas lainya yang mendadak.

Nurhasan (2005: 2) mengatakan “kesegaran jasmani adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang relatif lama, yang dilakukan secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.Sementara menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007: 51) kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Orang yang bugar berarti ia tidak gampang lelah dan capek. Ia dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari secara optimal, tidak malas atau bahkan berhenti sebelum waktunya.

Kesegaran Jasmani sangat erat kaitanya dengan aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Kesegaran jasmani merupakan modal dasar bagi setiap manusia untuk dapat melakukan serangkaian aktivitas sehari-harinya. Manusia yang memiliki kesegaran jasmani baik, akan jauh lebih produktif dan dapat melakukan aktivitas secara lebih efektif dan efisien.

(26)

12

b. Komponen-komponen Kesegaran jasmani

Komponen-komponen keegaran jasmani perlu dimengerti dan dipahami oleh setiap orang, kesegaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh beberapa komponen kesegaran jasmani. Djoko Pekik Irianto (2004:4) menyebutkan bahwa kesegaran yang berhubungan dengan kesehatan memiliki 4 komponen dasar, meliputi :

1) Daya tahan paru jantung, adalah kemampuan paru serta jantung untuk mensuplai oksigen untuk digunakan kerja otot dalam jangka waktu yang lama.

2) Kekuatan dan daya tahan otot

a. Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk melawan beban dalam satu usaha.

b. Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan serangkaian kerja alam waktu yang lama.

c. Kelentukan (flexibilitas) adalah kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa.

(27)

13

Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007: 53) kebugaran jasmani terdiri dari beberapa komponen kemampuan fisik yaitu, 1) Cardio-respiratory endurance yaitu daya tahan kardiovaskuler, 2) Muscular endurance yaitu daya tahan otot, 3) Strength muscle yaitu kekuatan otot skeletal, 4) Muscular speed yaitu kecepatan otot dalam berkontraksi, 5) Flexibility yaitu kelentukan. Menurut Lan Kravitz (2001: 5-7) komponen utama kebugaran jasmani adalah 1) Daya tahan kardiorespirasi / kondisi aerobic, 2) Kekuatan otot, 3) Daya tahan otot, 4) Kelenturan, 5) Komposisi tubuh.

Menurut Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. (Suryanto dan Panggung Sutapa, 2006: 151) terdapat dua aspek kesegaran jasmani, yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness), dan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan

(28)

14

disimpulkan dengan sederhana apabila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang baik maka dirinya akan memiliki kualitas komponen-komponen tersebut relatif lebih baik.

Komponen-komponen kesegaran jasmani tersebut akan dibahas sebagai berikut:

1) Kekuatan otot

Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal (Nurhasan, 2005: 3). Sementara menurut Boosey (Suharjana, 2008: 30) Kekuatan adalah kapasitas sebuah otot yang mempergunakan tenaga (force) untuk melawan tahanan. Sedangkan menurut Suharjana (2008: 7) “kekuatan otot yaitu

kemampuan sekelompok otot-otot melawan beban dalam satu usaha”. Berdasarkan pendapat di atas bahwa yang dimaksud dengan kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot pada suatu konstraksi maksimal untuk melawan beban dalam suatu aktivitas tertentu.

2) Daya tahan otot

(29)

15

kemampuan dalam menggunakan ototnya untuk melakukan kontraksi otot terus-menerus pada periode waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.Menurut Sharkey (Suharjana, 2008: 32) daya tahan otot didefinisikan sebagai pengulangan kontraksi pada intensitas submaksimal. Daya tahan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan gerak atau kontraksi secara berulang-ulang atau terus-menerus pada beban submaksimal dalam waktu yang relatif lama.

3) Daya tahan jantung paru (Cardiovascular)

Daya tahan Cardiovascular adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara kontinyu dalam waktu yang relatif lama dengan beban sub maksimal (Nurhasan, 2005: 3). Menurut Rusli Lutan (2002:40) “daya tahan kardiovaskuler merupakan ukuran

kemampuan jantung untuk memompa darah yang kaya oksigen ke bagian tubuh lainnya dan kemampuan untuk menyesuaikan serta memulihkan dari aktivitas jasmani”. Menurut Djoko Pekik Irianto

(2004: 4) “daya tahan jantung paru, yakni kemampuan jantung

mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu lama”. Kesegaran semacam ini disebut kesegaran aerobik. Pendapat yang sama di kemukakan oleh Suharjana (2008: 6) bahwa “daya tahan paru

(30)

16

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya tahan jantung paru (kardiorespirasi) adalah kemampuan kerja otot jantung dan paru dalam mensuplai oksigen keseluruh tubuh dalam waktu yang relatif lama.

4) Kelentukan (fleksibilitas)

Menurut Suharjana (2008: 7) “kelentukan yaitu kemampuan

persendian untuk bergerak secara leluasa”. Menurut Harsono

(Harsiadi,2009) kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot, tendo dan ligamen. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelentukan (fleksibilitas) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi untuk bergerak secara leluasa yang dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendo, dan ligamen.

5) Komposisi tubuh

(31)

17

vital). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komposisi tubuh adalah presentase lemak tubuh dari berat badan tanpa lemak yang dinyatakan dalam presentase lemak tubuh.

6) Kecepatan

Menurut Nurhasan (2005: 3) “kecepatan adalah kemampuan

seseorang dalam menempuh jarak dalam waktu secepat mungkin”. Pendapat serupa dikatakan oleh Suharjana (2008: 7) “ kecepatan

adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.

7) Power

Power (daya ledak) adalah hasil gabungan antara kecepatan dan kekuatan. Menurut Suharjana (2008: 3) menjelaskan bahwa “daya ledak adalah kombinasi antara kekuatan dan kecepatan yang merupakan dasar setiap melakukan aktivitas”. Menurut Nurhasan

(2005: 3) kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam menempuh jarak dalam waktu secepat mungkin. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan power adalah kemampuan otot untuk melakukan usaha dengan waktu yang relatif cepat.

(32)

18

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk untuk mengontrol bagian-bagian dari tubuh untuk mempertahankan suatu posisi (Nurhasan, 2005: 3). Sedangkan Suharjana (2008: 7) “keseimbangan tubuh adalah kemampuan untuk mempertahankan

sikap tubuh yang tetap saat melakukan gerakan atau pada saat berdiri”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keseimbangan adalah kemampuan tubuh dalam usaha badan tetap dalam posisi seimbang baik dalam posisi diam maupun dalam posisi bergerak.

9) Koordinasi

Suharjana (2008: 7) menyatakan bahwa “koordinasi adalah

perpaduan antara beberapa unsur gerak dengan cara memperkecil resiko guna memperoleh hasil maksimal dan efisien”. Sementara

menurut Nurhasan (2005: 3) “koordinasi adalah kemampuan

seseorang untuk menggabungkan berbagai macam gerak menjadi suatu gerak yang bermakna”. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan koordinasi adalah suatu perpaduan antara unsur gerakan menjadi satu gerakan yang bermakna untuk memperoleh hasil yang maksimal.

(33)

19

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa mengalami gangguan pada keseimbangan (Depdikbud, 1997:6). Pendapat lain menyatakan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah gerak kesegala arah (Nurhasan, 2005: 3). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kelincahan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot-otot tubuh dalam mengubah arah dalam dengan cepat dan tepat.

Kesegaran jasmani memiliki banyak komponen yang meliputi kekuatan, kecepatan, daya tahan hingga kelincahan yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Menurut Mochamad Sadjoto (1988:43), meliputi:

1. Koordinasi (Coordination) 2. Keseimbangan (Balance) 3. Kecepatan (Speed) 4. Kelincahan (Agility) 5. Daya ledak (Power)

Di dalam Debdikbud (1997: 4) komponen kesegaran jasmani meliputi 8 hal yaitu:

(34)

20 d. Kelincahan

e. Kelentukan f. Keseimbangan g. Koordinasi h. Komposisi tubuh

Komponen “motor Fitness” yang dikutip oleh Effriani Yulia,

seseorang terdiri dari beberapa hal yang menyangkut: 1. Koordinasi (coordination)

2. Keseimbangan (Balance) 3. Kecepatan (Speed) 4. Kelincahan (Agility) 5. Daya ledak (Power)

Sedangkan menurut Rusli Rutan (2001: 63-68) komponen Kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan mengandung empat unsur pokok yaitu:

1. kekuatan otot

kekuatan otot adalah kemampuan tubuh untuk mengerahkan daya maksimal terhadap obyek di luar tubuh. Dalam pengertian lain, kekuatan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal.

2. Daya tahan otot

(35)

21

Daya tahan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan daya tehadap obyek di luar tubuh selama beberapa kali.

3. Daya tahan aerobik

Daya tahan ini disebut juga daya tahan peredaran darah-pernafasan, karena berkaitan langsung dengan kemampuan jantung, paru-paru, dan sistem peredaran darah. oleh karena itu, daya tahan aerobik dapat disebut juga sebagai kemampuan tugas fisik selama waktu yang cukup lama dalam jumlah ulangan tugas yang cukup banyak.

4. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan gambaran dari luas sempitnya ruang gerak pada berbagai persendian yang ada dalam tubuh.

Menurut Rusli Lutan (2001: 69-70) komponen kesegaran jasmani yang terkait dengan performa atau prestasi dapat dikaji sebagai berikut:

1. Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh beberapa sumber penginderaan sehingga menjadi gerak yang efisien. Koordinasi memerlukan keharmonisan, irama, dan urutan gerak dari beberapa anggota tubuh.

(36)

22

Kecepatan adalah kemampuan untuk menggerakkan tubuh dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam waktu secepat mungkin. 3. Agilitas

Agilitas adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau mengubah arah secepat mungkin.

4. Power

Power adalah kemampuan untuk mengerahkan upaya eksplosif (mendadak) semaksimal mungkin.

5. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kaitannya dengan daya tarik bumi baik dalam situasi diam (statis) atau bergerak (dinamis).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kesegaran jasmani memiliki beberapa komponen, yaitu meliputi: koordinasi, keseimbangan, kecepatan, kelincahan, daya ledak, daya tahan, kekuatan otot, kelentukan, komposisi tubuh, daya tahan aerobik, fleksibilitas dan agilitas.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

(37)

23

sehat seseorang harus menjalankan 7 kebiasaan hidup, yaitu; 1) Olahraga secara teratur, 2) Tidur secukupnya, 3) Sarapan yang baik, 4) Makan secara teratur, 5) Kontrol berat badan, 6) Bebas dari rokok dan obat-obatan, 7) Tidak mengkonsumsi alkohol. Sementara menurut Djoko Pekik Irianto (2000:6-7) bahwa untuk mendapatkan kebugaran yang memadai diperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi setiap lapisan masyarakat, meliputi tiga upaya bugar yaitu olahraga, makan, dan istirahat.

1) Berolahraga, berolahraga merupakan salah satu cara paling sederhana dan pilihan alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai berbagai manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (menjadikan diri lebih tahan terhadap stress, lebih mampu berkonsentrasi), dan manfaat sosial (menambah rasa percaya diri dan sarana berinteraksi antar sesama).

(38)

24

3) Istirahat, tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus-menerus sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja atau beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2000: 13-17) bahwa keberhasilan mencapai kebugaran sangat ditentukan oleh kualitas latihan itu sendiri yang meliputi: tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana latihan, dan yang lebih penting lagi adalah takaran atau dosis latihan yang dijabarkan dalam konsep FIT (Frekuensi, Intensity, and Time).

1) Frekuensi adalah banyaknya unit latihan persatuan waktu. Untuk meningkatkan kebugaran perlu latihan 3-5 kali per minggu. Sebaiknya pelaksanaannya dilakukan berselang, misalnya: Minggu, Rabu, dan Jum’at sedangkan hari yang

(39)

25

2) Intensitas adalah kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan. Dengan kata lain intensitas dapat dikatakan sebagai jumlah latihan yang akan dilakukan dalam satu kali beraktifitas. Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan tujuan latihan. Latihan aerobic sendiri menggunakan patokan kenaikan detak jantung (Training Heart Rate = THR).

3) Time adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih. Untuk meningkatkan kebugaran paru jantung dan penurunan berat badan diperlukan waktu latihan kurang lebih sekitar 20-60 menit. Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kesegaran jasmani seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya; Pola makan yang teratur, Istirahat yang cukup, dan Aktifitas olahraga yang seimbang.

d. Macam-macam Tes Kesegaran Jasmani

Dalam mengukur tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tes kesegaran jasmani antara lain :

1) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

(40)

26

Indonesia (TKJI) yang kategorinya dikelompokan menjadi 4 kelompok :

a) Umur 6 s/d 9 tahun b) Umur 10 s/d 12 tahun c) Umur 13 s/d 15 tahun d) Umur 16 s/d 19 tahun

Kategori dengan membedakan juga jenis kelamin dimana kategori putra dan putri. TKJI merupakan battery test dimana terdiri dari

a)Sprint

[image:40.612.198.539.526.682.2]

Sprint atau lari cepat bertujuan untuk mengukur kecepatan. Kategori jarak yang harus ditempuh oleh masing-masing kelompok umur berbeda.

Tabel 1. Data Tes Kesegaran Jasmani Sprint

Kelompok Umur Jarak Keterangan

Putra Putri

6 s/d 9 tahun 30 m 30 m

Pencatatan waktu dilakukan dalam satuan detik dengan

satu angka dibelakang koma

10 s/d 12 Tahun 40 m 40 m

13 s/d 15 Tahun 50 m 50 m

(41)

27 b)Pull-Up

Pull-Up bertujuan untuk mengukur kekuatan otot

lengan dan bahu. Untuk penilaian kelompok umur 06 – 09 tahun dan umur 10 – 12 tahun melakukan pull-up selama 60 detik.

Untuk kelompok umur 13 – 15 tahun dan umur 16 – 19 tahun, melakukan gerakan pull-up selama 60 detik. Penilaian putra dihitung frekuensinya, sedangkan yang putri yang dihitung waktunya.

c) Sit-Up

Sit-up bertujuan untuk mengukur kekuatan dan

ketahanan otot perut. Kelompok umur 6-9 tahun dan 10-12 tahun melakukan selama 30 detik

Sedangkan untuk kreteria penilaian kelompok umur 13-15 tahun dan 16-19 tahun yang melakukan selama 60 detik

d)Vertical jump

(42)

28

150 cm, dimana jarak antara garis sekala satu dengan yang lainnya masing-masing 1 cm. papan sekala ditempelkan di tembok dengan jarak sekala nol (0) dengan lantai 150 cm. pertama berdiri menyamping papan sekala dengan mengangkat tangan keatas ukur tinggi yang didapat, kemudian lakukan lompatan setinggi mungkin sebanyak tiga kali, tiap lompatan dicatat tinggi yang diperoleh kemudian ambil yang terteinggi, selisih antara raihan tertinggi dengan pengukuran yang pertama saat tidak melompat adalah hasil vertical jump.

e) Lari Jarak Sedang

Lari jarak sedang dilakukan untuk mengukur daya tahan paru, jantung, dan pembuluh darah. Jarak yang ditempuh bergantung pada kelompok umur masing-masing

Untuk kreteria kategori kebugaran kita harus menjumlahkan semua nilai dari lima item tes tersebut kemudian cocokan dengan tabel.

3) Harvard Step Test

Harvard Step Test adalah tes yang bertujuan untuk mengukur

(43)

29

a) Tes ini dilakukan dengan mempergunaakan bangku Harvard dengan tinggi 19 inci untuk laki-laki dan 17 inci untuk perempuan dan harus ada stopwatch, metronom dan formulir serta alat tulis.

b)Tes ti laki-laki dan perempuan umur 17-60 tahun. c) Harus berpakean olahraga yang sesuai.

d)Harus sudah makan, minimal 2-3 jam dan tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang berat sebelum tesdimulai.

e) Harus mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes. f) Harus melakukan pemanasan sebelum mulai tes.

g)Tes berdiri menghadap bangku harvard dalam keadaaan siap untuk melakukan tes.

h)Setelah aba-aba “ya” testi mulai menaikkan kaki kanan pada bangku diikuti oleh kaki kiri dan diletakan di samping kaki kanan, kemudian turun mulai dari kaki kanan dan diikuti oleh kaki kiri, demikin seterusnya sesui dengan irama metronom yang telah diatur 120 X permenit.

i) Testi harus naik turun bangku selama 5 menit, kecuali bila meras lelah atau sesuatu yang tidak bisa terjadi, tes boleh dihentikan. j) Setelah selesai melakukan tes, testi disuruh duduk santaiuntuk

(44)

30

Tes ini tepat untuk mengetahui komponen daya tahan Tes ini menggunakan areal yang terlalu luas dan bisa dilakukan secara masal. Berikut petunjuk pelaksanaan Multi Stage Test :

a) Perlengkapan

(1) Lapangan yang tidak licinsepanjang 22 meter atau lebih

(2) Sound system

(3) Pita kaset

(4) Meteran untuk membuat lintasan

(5) Stpwatch

b) Persiapan Tes

(1) Panjang lapangan yang setandar/baku adalah 20 meter dengan lebar tiap lintasan antara 1 sampai dengan 1.5 meter.

(2) Laukukan pemanasan dengan peregangan dan menggerakan anggota tubuh; terutama tungkai.

(3) Jangan makan 2 jam sebelum tes

(4) Gunakan pakaian olahraga

(5) Hindari merokok/alkohol sebelum melakukan tes

(45)

31 c) Pelaksanaan Tes

(1) Cek bahwa bunyi dua “bleep” yang menjadi setandar untuk pengukuran lapangan adalah satu menit (enam puluh detik) apabila kaset telah meregang/mulut atau menyusut maka pembuatan lapangan mengacu pada standar yang berlaku

(2) Testi harus berlari dan menyentuh/menginjakan salah satu kaki pada garis akhir dan berputar untuk kembali berlari setelah bunyi bleep terdengar (tunggu bunyi bleep terdengar)

(3) Lari bolak-balik terdiri dari beberapa tingkatan. Setiap tingkatan ditandai dengan bunyi “bleep” sebanyak tiga kali, sedangkan tiap balikan ditandai dengan bunyi bleep (4) Testi dianggap tidak mampu apabila dua kali berturut-turut

tidak dapat menyentuh/menginjak kakinya pada garis (5) Untuk mempermudah memantau testi, gunakan format

terlampir

(6) Lakukan penenangan (colling down) setelah selasai tes. Jangan langsung duduk. (Mulyana,2011:30)

4) Lari 12 Menit

(46)

32

menit tadi diukur berapa kilometer yang ditempuh. Untuk mengetahui seseorang dalam kategori baik atau sedang dapat dilihat dalam daftar/tabel. Tabel tersebut dibagi menjadi kelompok umur, wanita atau pria dan kategori kesegaran jasmaninya dikategorikan menjadi lima kategori yaitu: sangat kurang, kurang, sedang, baik dan baik sekali. (Mulyana,2011:30)

5) Tes A.C.S.P.F.T

Tes ini dipergunakan untuk putra dan putri yang berumur 6-32 tahun. Adapun rangkaian test tersebut adalah sebagai berikut : a) Lari cepat 50 meter (dash sprint)

b) Lompat jauh tanpa awalan (standing brost jump) c) Lari jauh (distance run). Jaraknya adalah:

(1) 600 m (untuk putra dan putri yang berumur kurang dari 12 dari tahun)

(2) 800 m (untuk putri yang berumur dari 12 tahun ke atas) (3) 1000 m (untuk putra yang berumur 12 tahun ke atas). d) (1) Bergantung angkat badan (pull-up untuk putra berumur 12

tahun ke atas)

(2) Bergantung siku tekuk (flexed arm hang, untuk putri dan untuk putra yang berumur kurang dari 12 tahun.

e) Kekuatan peras (grip strength)

(47)

33

h) Lantuk togok ke muka (Forward flexion of trunk).

(Aip Saifudin dan J. Matakupan, 1979:34)

3. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar

Menurut Nasution (1993 : 44) masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas atau duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah lakunya.

Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 : 119) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya, masa ini dapat diperinci menjadi dua fase, yakni :

a. Masa kelas bawah sekolah dasar

Beberapa sifat khas anak usia ini antara lain sebagai berikut :

1) Adanya korelasai positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhn jasmani dengan prestasi sekolah

2) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional

(48)

34

4) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal ini dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain 5) Kalau tidak bias menyelesaikan suatu soal, maka soal itu

dianggap tidak penting.

6) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi baik atau tidak.

b. Masa kelas atas sekolah dasar

Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai berikut :

1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit

2) Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar

3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-al dan mata pelajaran khusus

4) Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainya.

5) Anak-anak usia ini gemar membentuk kelomok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini anak tidak terokat agi pada peraturan tradisional namun mereka membuat peraturan sendiri.

(49)

35

perkembangan moral. Perkembangan fisik pada masa ini ditandai dengan pertumbuhan pada tubuh yang menjadi semakin tinggi, berat badan semakin meningkat, dan tubuh semakin kuat. Perubahan juga terjadi pada system tulang, otot, dan ketrampilan gerak, hal ini akan mempengaruhi pada pola gerak peserta didik dalam melakukan aktivitas seperti berlari, memenjat, melompat, berenang, naik sepeda dan bermain sepatu roda. Pada masa perkembangan fisik ini aktivitas fisik sangat diperlukan untuk melatih koordinasi dan kestabilan tubuh dan energy yang menumpuk bisa tersalurkan.

Perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah dasar menurut Peaget masuk pada operasional kongkret yaitu peserta didik mampu berfikir logis, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek kedalam klasifikasi, mampu mengingat, memahami, dan memecahkan masalah yang bersifat kongkret.

Perkembangan bahasa peserta didik usia sekolah dasar ditandai denan bertambahnya kosa kata yang memperkaya perbendaharaan kata, mampu menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain dan menghasilkan diskripsi serta narasi cerita, keahlian membaca mulai berkembang, peserta didik perempuan berbicara lebih banyak daripada peserta didik laki-laki.

(50)

36

dan perlaku moral orang disekitarnya atau lingkunganya.Pada masa ini pekembangan moral melalui bermain dengan teman ebaya merupakan sarana untuk mengembangkan moral.

4. Penelitian Yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan tentang tingat kesegaran jasmani dapat disajikan sebagai berikut :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Sumidi (2007) dalam judul “Tingat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Srandakan Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan denganmetode survey. Teknik

pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Instrument yang yang digunakan adalah tes kesegaran jasmani dari Puskesjasrek (Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi) tahun 1999 untuk remaja usia 13-15 tahun. Populasi yang digunakan untuk penelitian adalah siswa kelas IX SMP N 2 Srandakan. Besarnya sampel 108 siswa dan teknik pengambilan sampel dengan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia 13-15 tahun. Hasil analisis tingkat kesegaran jasmani siswa kelas ix SMP N 2 Srandakan adalah tidak ada siswa (0%) yang berada pada katagori baik sekali, 17,6% (19 siswa) termasuk katagori baik, 55,6% (60) siswa termasuk katagori sedang, 25,9% (28 siswa) termasuk katagori kurang dan 0,9% (1 siswa) termasuk katagori kurang sekali.

(51)

37

dengan metode survey dengan teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Instrument yang digunakan untuk penelitian adalah siswa kelas IV, V, dan VI SD Lebeng berjumlah 74 siswa. Hasil tes kesegaran jasmani Indonesia diketahui kelas IV terdapat 0% dalam klasifkasi baik sekali, 4% dalam klasifikasi baik, 8% dalam klasifikasi sedang, 64% dalam klasifikasi kurang, dan 24% dalam klasifikasi kurang sekali. Kelas V terdapat 0% dalam klasifikasi baik sekali, 0% dalam klasifikasi baik, 42,31% dalam klasifikasi sedang, 50% dalam klasifikasi kurang, 7,96% dalam klasifikasi kurang sekali. Siswa kelas VI 0% dalam klasifikasi baik sekali, 4,35% dalam klasifikasi baik, 39,13% dalam klasifikasi sedang, 51,17% dalam klasifikasi kurang dan 4,35% dalam klsifikasi kurang sekali.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Dwi Prasetyo (2013) dalam judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Usia 10-12 Tahun Sekolah Dasar

(52)

38 B. Kerangka Berfikir

Kesegaran jasmani adalah salah satu unsur yang mendukung kualitas manusia dari sudut jasmaninya. Pendidikan jasmani dapat digunakan untuk melakukan pembinaan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di Sekolah Dasar adalah meningkatkan atau mempertahankan kesegaran jasmani dan kesehatan peserta didik melalui pengenalan dan sifat positif, serta kemampuan gerak dasar berbagai aktifitas jasmani. Upaya peningkatan Kesegaran jasmani lewat pendidikan jasmani perlu evaluasi dengan cara menyelenggarakan tes dengan menggunakan alat ukur tes kesegaran jasmani yang sudah baku.

(53)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif, sehingga keadaan obyek akan digambarkan sesuai data yang diperoleh. Tujuan penelitian ini menggambarkan tingkat kesegaran jasmani peserta didik kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016.

Data dalam penelitian ini berupa hasil tes kesegaran jasmani Indonesia tahun 2010 untuk anak usia 10-12 tahun, tes ini terdiri atas 5 (lima) jenis tes, yaitu :

1. lari 40 meter

2. Tes gantung siku tekuk 3. Baring duduk 30 detik 4. Loncat tegak

5. Lari 600 meter.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tes kesegaraan jasmani peserta didik Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 dan berdasarkan petunjuk pelaksanaan tes kesegaraan jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun 2010 yang memuat tabel nilai dan norma tes, maka didapatkan hasil kasar beserta hasil yang telah di konversi ke nilai tes kesegaran jasmani.

(54)

49

[image:54.595.148.509.247.667.2]

dilakukan pada peserta didik Sekolah Dasar Negeri Srowolan kecamatan Pakem Tahun Pelajaran 2015/2016, diperoleh skor untuk setiap butir tes kesegaran jasmani peserta didik secara keseluruhan. Data hasil tes kesegaran jasmani peserta didik Sekolah Dasar Negeri Srowolan adalah sebagai berikut: 1. Peserta Didik Putra

Tabel 6. Tabel Hasil Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putra

No Nama

Jenis Tes Lari 40 m Gantung siku tekuk Baring duduk Loncat tegak Lari 600 m

1 AES 9.39 0.3 8 45 5.00.11

2 BW 8.02 9.7 7 62 4.28.36

3 BJPA 8.74 11.2 6 51 3.02.66

4 FAN 9.01 5.1 13 50 3.27.55

5 GR 8.49 4.7 10 70 3.12.15

6 IFP 8.75 7.9 13 50 2.31.42

7 MRAN 8.1 15.2 17 60 6.11.55

8 MRA 7.14 32 19 70 2.28.91

9 MRH 8.15 44.4 11 60 3.28.45

10 MD 7.7 35.3 7 60 2.07.45

11 NDS 7.34 41 19 55 2.05.09

12 RG 7.8 9.3 15 55 4.51.98

13 RDA 9.68 1.6 0 47 4.52.88

14 RBA 8.57 22.4 17 50 3.29.41

15 SAN 7.95 21.8 18 50 3.49.23

16 TAS 8.63 14.9 1 50 3.36.77

17 AWC 9.95 3.2 4 34 4.57.95

18 FIWK 8.33 17 4 50 3.34.36

19 HWJ 7.88 16.8 17 45 3.48.81

20 KHF 9.05 9.7 10 55 3.11.93

21 LJSWW 8.74 21.8 10 30 2.56.63

22 MGWS 8.32 23.7 19 45 2.38.92

23 MAW 9.24 4.1 2 50 3.46.80

24 MBN 9.66 8.8 11 20 3.47.92

(55)

50

[image:55.595.149.516.242.654.2]

Penilaian kesegaran jasmani peserta didik yang telah mengikuti tes tes kesegaran jasmani Indonesia dinilai menggunakan tabel nilai untuk mengetahui prestasi dari masing-masing butir tes. Jadi dari hasil tes kesegaran jasmani diperoleh angka kasar kemudian dikonversi menggunakan tabel nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun.

Tabel 7. Tabel Penilaian Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putra

No Nama

Nilai Tes Jumlah Lari 40 m Gantung siku tekuk Baring duduk Loncat tegak Lari 600 m

1 AES 1 1 2 4 1 9

2 BW 2 2 2 5 1 12

3 BJPA 2 2 2 5 2 13

4 FAN 1 2 3 5 2 13

5 GR 2 1 3 5 2 13

6 IFP 2 2 3 5 3 15

7 MRAN 2 3 3 5 1 14

8 MRA 3 4 4 5 4 20

9 MRH 2 4 2 5 2 15

10 MD 3 4 2 5 5 19

11 NDS 3 4 4 5 5 21

12 RG 2 2 3 5 1 13

13 RDA 1 1 1 5 1 9

14 RBA 2 3 3 5 2 15

15 SAN 2 3 4 5 1 15

16 TAS 2 2 1 5 2 12

17 AWC 1 1 2 3 1 8

18 FIWK 2 3 2 5 2 14

19 HWJ 2 3 3 4 1 13

20 KHF 1 2 3 5 2 13

21 LJSW 2 3 3 2 2 12

22 MGWS 2 3 4 4 3 16

23 MAW 1 1 1 5 1 9

24 MBN 1 2 2 2 1 8

25 NA 2 2 2 2 4 12

(56)

51

diklasifikasikan berdasarkan norma tes kesegaran jasmani Indonesia adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Tabel Distribusi Frekuensi Tes Kesegaran Jasmani Peserta Didik Putra

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi %

1 23-25 Baik Sekali - 0%

2 18-21 Baik 3 12%

3 14-17 Sedang 7 28%

4 10-13 Kurang 10 40%

5 5-9 kurang Sekali 5 20%

Jumlah 25 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tes kesegaran jasmani Indonesia peserta didik usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem tampak pada gambar berikut :

Gambar 1. Diagram Batang Tes Kesegaran Jasmani Peserta Didik Putra 20% 40% 28% 12% 0% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%

Kurang sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali

fr

ek

u

en

si

[image:56.595.131.511.178.390.2] [image:56.595.148.511.489.691.2]
(57)

52

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa data kesegaran jasmani pesrta didik putra usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem berada pada kategori kurang sekali dengan persentase sebesar 20% (5 peserta didik), kategori kurang persentase sebesar 40% (10 peserta didik), kategori sedang persentase sebesar 28% (7 peserta didik), kategori baik persentase sebesar 12% (3 peserta didik), kategori baik sekali persentase sebesar 0% (tidak ada peserta didik).

2. Peserta Didik Putri

[image:57.595.149.507.417.754.2]

Berikut adalah data perolehan tes kesegaran jasmani peserta didik putri dalam bentuk angka kasar yang kemudian dinilai menggunakan tabel nilai tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun putri. Tabel 9 Tabel Hasil Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putri

No Nama

Jenis Tes Lari 40 m Gantung siku tekuk Baring duduk Loncat tegak Lari 600 m

1 ASA 8.44 5.2 14 40 3.09.92

2 EHS 8.37 11.8 11 45 3.29.50

3 EO 8.8 2.5 7 50 3.57.93

4 FNR 9.05 7.1 13 45 4.21.70

5 ID 9.36 3.4 11 50 4.11.52

6 IR 8.9 17.7 3 45 2.47.52

7 LS 8.22 7.6 9 55 2.46.41

8 NAHP 9.59 15.5 3 45 4.32.87

9 SNA 9.22 12.3 12 60 5.26.55

10 SNTR 9.14 7.3 11 25 4.34.74

11 SDR 8.86 4.6 8 25 5.03.90

12 WNR 8.37 28.3 12 35 5.03.05

13 APR 7.92 5.8 11 45 5.20.14

14 CR 9.57 6.6 5 35 4.08.47

15 IDM 9.22 16.4 2 65 2.56.00

16 IDW 8.98 3.3 9 60 5.02.97

17 LAS 8.73 12 4 60 3.44.85

18 MS 9.42 3.4 6 35 5.00.98

19 NK 10.27 4.1 10 30 7.53.37

20 RU 9.86 6.8 7 38 8.03.41

21 RAN 8.67 5.8 4 45 4.39.35

22 SSPN 10.23 5.5 13 35 5.40.77

23 TA 9.07 2.9 9 45 4.46.62

(58)

53

Tabel 10. Tabel Penilaian Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putra

No Nama

Nilai Tes Jumlah Lari 40 m Gantung siku tekuk Baring duduk Loncat tegak Lari 600 m

1 AES 2 2 4 4 3 15

2 BW 2 3 3 5 2 15

3 BJPA 2 2 3 5 2 14

4 FAN 2 2 3 5 1 13

5 GR 2 2 3 5 2 14

6 IFP 2 3 2 5 4 16

7 MRAN 3 2 3 5 4 17

8 MRA 2 3 2 5 1 13

9 MRH 2 3 3 5 1 14

10 MD 2 2 3 2 1 10

11 NDS 2 2 3 2 1 10

12 RG 3 4 3 4 1 15

13 RDA 3 2 3 5 1 14

14 RBA 2 2 2 4 2 12

15 SAN 2 3 2 5 3 15

16 TAS 2 2 3 5 1 13

17 AWC 2 3 2 5 2 14

18 FIWK 2 2 2 4 1 11

19 HWJ 1 2 3 3 1 10

20 KHF 1 2 3 4 1 11

21 LJSWW 2 2 2 5 1 12

22 MGWS 1 2 3 4 1 11

23 MAW 2 2 3 5 1 13

(59)

54

Hasil data tes kesegaran jasmani Indonesia peserta didik usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem kemudian diklasifikasikan dalam norma tes kesegaran jasmani Indonesia, adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tes Kesegaran Jasmani Peserta Didik Putri Sekolah Dasar Negeri Srowolan

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi %

1 23-25 Baik Sekali 0 0%

2 18-21 Baik 0 0%

3 14-17 Sedang 12 50%

4 10-13 Kurang 12 50%

5 5-9 kurang

Sekali 0 0%

Jumlah 24 100%

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tes kesegaran jasmani Indonesia peserta didik usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan kecamatan pakem tampak pada gambar berikut :

Gambar 2. Diagram Batang Tes Kesegaran Jasmani Peserta Didik Putri.

0%

12% 12%

0% 0%

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14%

Kurang sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali

fr ek u en si

klasifikasi tingkat kesegaran jasmani

[image:59.595.156.508.226.393.2] [image:59.595.136.512.495.707.2]
(60)

55

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa data kesegaran jasmani pesrta didik putri usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem berada pada kategori kurang sekali dengan persentase sebesar 0% (tidak ada peserta didik), kategori kurang persentase sebesar 50% (12 peserta didik), kategori sedang persentase sebesar 50% (12 peserta didik), kategori baik persentase sebesar 0% (tidak ada peserta didik), kategori baik sekali persentase sebesar 0% (tidak ada peserta didik).

[image:60.595.167.500.460.711.2]

Dari kedua data diatas diperoleh hasil tes kesegaran jasmani keseluruhan peserta didik kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan. Data hasil tes kesegaran jasmani Indonesia peserta didik putra usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem kemudian diklasifikasikan berdasarkan norma tes kesegaran jasmani Indonesia adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Keseluruhan Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri Srowolan

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi %

1 23-25 Baik Sekali 0 0%

2 18-21 Baik 3 6%

3 14-17 Sedang 19 39%

4 10-13 Kurang 22 45%

5 5-9 kurang

Sekali 5 10%

(61)

56

Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tes kesegaran jasmani Indonesia peserta didik usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem tampak pada gambar berikut :

Gambar 3. Diagram Batang Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Peserta didik Putri SD Negeri Srowolan

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa data kesegaran jasmani peserta didik usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem berada pada kategori kurang sekali dengan persentase sebesar 10% (5 peserta didik), kategori kurang dengan persentase sebesar 45% (22 peserta didik), kategori sedang persentase sebesar 39% (19 peserta didik), kategori baik persentase sebesar 6% (3 peserta didik), dan ketegori baik sekali persentase sebesar 0% (tidak ada peserta didik).

B. Pembahasan

Kesegaran jasmani sangatlah penting bagi kehidupan peserta didik agar dapat menjalankan tugas dan kewajiban secara optimal khususnya dalam kegiatan pembelajaran, dan umumnya untuk kegiatan sehari-hari. Secara

5% 22% 19% 3% 0%

0% 5% 10% 15% 20% 25%

Kurang sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali

fr

ek

u

en

si

klasifikasi tingkat kesegaran jasmani

[image:61.595.148.550.167.412.2]
(62)

57

umum kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan kegiatan sehari-hari dengan ringan dan mudah tanpa harus mengalami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai candangan tenaga untuk melakukan kegiatan lain.

Penelitian ini berguna untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani peserta didik putra dan putri usia 10-12 tahun SD Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa :

(63)

60

DAFTAR PUSTAKA

Amir Hamzah Nasution. (1993). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

B. Suryosubroto. (1990). Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta.

Djoko P. I. (2000). Panduan Latihan Kebugaran (yang efektif dan aman). Yogyakarta : Lukman Offset.

__________(2004). Pedoman Praktis Berolahraga. Yogyakarta.

Effriani Yulia. (2003). Pengaruh Senam Aerobil Tiga Kali Seminggu Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V SD Muhammadiyah I Ngupasan Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta: FIK UNY.

Engkos Kokasih.(1985). Olahraga dan Teknik Program Latihan. Jakarta: Pustaka Kartini.

Harsiadi. (2009). Kelentukan (Fleksibilitas). Artikel(Online). Diakses dari http://adigheger06.blogspot.com, pada tanggal 29 Juni 2016 pada pukul 19.43 WIB.

Len Kravitz alih bahasa Sadoso Sumosardjuno. (2001). Panduan Lengkap Bugar Total. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Lutan Rusli.,dkk. (2001). Pendidikan Kesegaran Jasmani Oroentasi Pembinanaan di Sepanjang Hayat .Yogyakarta: FIK UNY.

_______________(2002). Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Mochamad Sadjoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: FPOK IKIP Semarang.

Nurhasan. (2015). Aktifitas Kebugaran. Jakarta : Depdiknas.

Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.(2010). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.Jakarta.

(64)

61

Sri Budyartati. (2014). Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar. Yogyakarta : CV Budi Utama.

Subhan Hasan. (2009). Pengaruh Sirkuit Training Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa SMK Panca Bhakti Banjarnegara. Skripsi : FIK – UNY.

Suharjana. (2008). Pendidikan Kesegaran Jasmani. Yogyakarta : FIK UNY. Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. _________________(2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sardjono. (1980). Studi Perbandingan Antara Metode Latihan Aerobik Dengan

Metode Latihan Sirkuit Dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani. Jurnal. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suryanto, dan Panggung Sutopo. (2006). Penilaian Tes Kesegaran Jasmani Dengan ACSPFT Dan TKJI. Medikora. Vol. II, No. 2, Oktober.

Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum. (2007). SportDevelopment Index. Jakarta : PT Indeks.

(65)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan diperoleh data Tingkat kebugaran jasmani peserta didik putrid an putri usia 10-12 tahun kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem berada pada kategori kurang sekali dengan persentase sebesar 10% (5 peserta didik), kategori kurang dengan pesentase sebesar 45% (22 peserta didik), kategori sedang persentase sebesar 39% (19 peserta didik), kategori baik persentase sebesar 6% (3 peserta didik), dan ketegori baik sekali persentase sebesar 0% (tidak ada peserta didik). Kemudian dari hasil penelitian dan analisis deskriptif presentase di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Srowolan Kecamatan Pakem Kabupten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam kategori kurang (45 %).

B.Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, tetapi masih ada keterbatasan. Keterbatasan selama penelitian antara lain:

1. Pengambilan data tidak diambil oleh ahlinya. Karena pengambilan data dibantu oleh siswa kelas VI yang diberi pengarahan tentang tatacara dan aturan pelaksanaan 1 hari sebelumnya.

2. Sarana dan alat yang digunakan untuk pengambilan data belum diterakan/divalidasi.

(66)

59

4. Peneliti tidak dapat mengontrol factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani peserta didik.

5. Kesadaran peneliti, bahwa masih kurangnya pengetahuan, petugas pembantu pelaksanaan, dan waktu untuk penelitian.

6. Sarana prasarana yang digunakan masih menggunakan apa yang ada di linkungan sekolah.

C.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dapat diambil, ada beberapa saran yang perlu disampaikan, yaitu :

1. Bagi siswa agar lebih agar menambah latihan-latihan lain yang mendukung dalam meningkatkan kesegaran jasmani

2. Bagi guru pendidikan jasmani, agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pemikiran dalam rangka menyusun rencana pembelajaran dan menambahkan latihan-latihan yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani peserta didik.

Gambar

Tabel 1. Data Tes Kesegaran Jasmani Sprint
Tabel 6. Tabel Hasil Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putra
Tabel 7. Tabel Penilaian Tes Kesegaran Jasmani peserta didik putra
Tabel 8. Tabel Distribusi Frekuensi Tes Kesegaran Jasmani Peserta     Didik Putra
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hadirnya buku ini diharapkan juga bisa m engispirasi gene- rasi m uda (khususn ya di lin gkun gan Muham m adiyah) un tuk dapat kem bali kepada n ilai-n ilai Al-Qur’an , berfikir un

Armada Tunasjaya, he has a purpose to re-establish a division, called HC3 (Honda Customer Care Center) which is responsible to maintain relationship with

[r]

Banyak kebudayaan menjadi cerminan dan ciri dari sebuah masyarakat dan untuk memahami hubungan antara kebudaya dan kehidupan sosial, perlu adanya pengertian dan

Terjadinya keterlambatan waktu penyelesaian pesanan dapat menyebabkan perusahaan harus menanggung berbagai macam biaya yang seharusnya tidak terjadi seandainya perusahaan

Prinsip-Prinsip Manajemen Bisnis Keluarga (Family Business) Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, VOL.1 2, NO.. Dinamika Bisnis Perempuan Pengusaha Batik

Penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Ketuntasan Hafalan Al-Qur’an Santri yang Menempuh dan Tidak Menempuh Pendidikan Formal di Pondok Pesantren Nurul Amin Kauman

Responden dalam penelitian ini adalah pelaku, anak dan saudara yang bersangkutan dengan pelaku akibat hamil diluar nikah, keluarga pelaku, kepala desa, tokoh