SINTESIS IONOFOR SEBAGAI BAHAN AKTIF ION SELEKTIF ELEKTRODA (ISE) UNTUK ANALISIS PENENTUAN
LOGAM MERKURI (Hg) DALAM SAMPEL KOSMETIK
Oleh : Zainiati NIM 082244710010 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Sintesis Ionofor Sebagai Bahan Aktif Ion Selektif Elektroda (ISE) Untuk Analisis Penentuan Logam Merkuri (Hg) Dalam Sampel Kosmetik
Zainiati (NIM 082244710010) ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 6
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Eter 7
2.1.1. Struktur dan Ikatan 7
2.1.2. Sifat-Sifat Fisika 7
2.1.3. Reaksi yang Terjadi 8
2.1.4. Sintesis Eter 9
2.2. Crown Eter ( Mahkota Eter) 10
2.2.1. Penemuan Eter Mahkota 11
2.2..2. Afinitas Terhadap Kation 12
2.3. Ionophore 13
2.3.1. Mekanisme Tindakan Ionophor 13
2.3.2. Sintesis Ionophor 13
2.4. Ion Selektif Elektroda 14
2.4.1. Kinerja Ion Selektif Elektroda 18
2.4.1.1. Faktor Nersnt dan Daerah Kerja 18
2.4.1.2. Waktu Tanggap 19
2.4.1.3. Usia pemakaian 19
2.4.1.4. Koefisien Selektifitas 19
2.5. Merkuri (Hg) 20
2.5.1. Sumber Bahan Dan Penggunaannya 20
2.5.2. Sifat Fisika Kimia 21
2.6. Potensiometri 22
2.6.1. Elemen-Elemen Dalam Potensiometri 23
2.6.1.1. Elektroda Pembanding 23
2.6.1.2. Elektroda Indikator 25
v
2.6.1.2.2. Elektroda Membran 25
2.7. Kosmetik 26
2.7.1. Pengertian Kosmetika 26
2.7.2. Keracunan Kosmetika 27
2.7.3. Manfaat Kosmetika 28
2.8. Spektroskopi Infra Red 28
2.9. Metode Spekstroskopi Serapan Ultraviolet dan Sinar Tampak 30
2.9.1. Spektroskopi Ultraviolet 31
2.9.2. Spektroskopi Sinar Tampak 32
2.9.3. Warna Komplementer 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 37
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 37
3.2 Alat dan Bahan 37
3.3. Prosedur Penelitian 37
3.3.1. Pembuatan Larutan 37
3.3.1.1. Pembuatan Larutan Standar Hg2+ 0,1 M 37 3.3.1.2. Pembuatan Larutan Induk Hg2+ 100 ppm 38
3.3.1.3. Penyediaan Hg2+ 10 ppm 38
3.3.1.4. Penyediaan Larutan Standar 38
3.3.1.5. Penyediaan Larutan Ditizon 38
3.3.1.6. Penyediaan Larutan KMnO4 0.3 M 38
3.3.1.7. Penyediaan Larutan Buffer Posfat Karbonat 38 3.3.2. Sintesis Ionofor 7,16-dithenoyl-1,4,10,13-tetraoksa-
7,16- diazacyclooctadecane (DTODC) 39
3.3.3. Pembuatan Membran ISE 39
3.3.4. Uji Respon ISE-Merkuri dengan cara statistik 39
3.3.5. Pengukuran Sampel 40
3.3.5.1. Pengukuran Sampel Spektrofotometri 40
3.3.5.1.1. Preparasi Sampel Kosmetik 40
3.3.5.1.2. Pengukuran Sampel Spektrofotometri 40
3.3.5.2. Pengukuran Sampel Potensiometri 41
3.4. Bagan Alir Penelitian 41
3.4.1. Sintesis 7,16-dithenoyl-1,4,10,13-tetraoksa-
7,16 diazacyclooctadecane (DTODC) 42
3.4.2. Diagram Alir Pembuatan Membran ISE-Hg 43
3.4.3. Uji Respon ISE-Hg Secara Statistik 44
3.4.4. Analisa Pengukuran Sampel 45
3.4.5. Pengukuran Sampel Secara Spektrofotometri 45
3.4.5.1. Preparasi Sampel Kosmetik 45
3.4.5.2. Pengukuran Sampel Potensiometri 47
BAB IV. PEMBAHASAN 48
4.1. Sintesis 7,16-dithenoyl-1,4,10,13-tetraoksa-7,
vi
4.2. Analisa Sintesis DTODC menggunakan IR 50
4.3. Pembuatan Elektroda ISE 52
4.4. Uji Respon ISE-Hg Secara Statistik 54
4.5. Analisa Pengukuran Sampel 56
4.5.1. Analisa Sampel menggunakan Spektrofotometri 56
4.5.1.1. Penentuan λ maksimum 57
4.5.1.2. Kurva Kalibrasi 54
4.5.1.3. Pengukuran pada Sampel 59
4.5.2. Pengukuran Dengan Sampel Potensiometri 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 66
5.1. Kesimpulan 66
5.2. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Rendemen Ionofor DTODC 71
Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi Hg2+ Yang Terdapat Dalam
Sampel Menggunakan Spektroskopi Uv-Vis 72
Lampiran 3. Perhitungan Konsentrasi Hg2+ Yang Terdapat Dalam
Sampel Menggunakan Potensiometri 75
Lampiran 4. Perbandingan Hasil Konsentrasi Hg2+ yang terdapat pada sampel kosmetik dengan metode Potensiometri
dan Spektroskopi UV-VIS 78
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi 30
Tabel 2.2. Serapan Khas Crown Eter 30
Tabel 2.3. Daftar Panjang Gelombang Dan Warna Komplementer 35
Tabel 4.1. Hasil sintesis ionofor 1,4,10,13-tetraoksa-7,16
diazosiklooktadecana (DC) menjadi DTODC 50
Tabel 4.2. Hasil Pendekatan Spektrum IR 51
Tabel 4.3. Nilai uji respon ISE-Hg Terhadap Ion Logam Merkuri
(Hg2+) Secara Potensiometri 55
Tabel 4.4. Penentuan λ maksimum pada konsentrasi 2 ppm Hg2+ 57
Tabel. 4.5. Kalibrasi Standar Hg(II)-ditizone 59
Tabel 4.6. Data Pengamatan Sampel Kosmetik 60
Tabel 4.7. Nilai Absorbansi Merkuri Dalam Sampel Kosmetik 61
Tabel 4.8. Nilai Potensial Sampel Kosmetik 63
Tabel 4.9. Hasil Perbandingan Antara Spektroskopi UV-VIS Perkin
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Umum Eter 7
Gambar 2.2. Struktur Eter Mahkota a. 1-mahkota-4, b. 15-mahkota-5, c. 18-mahkota-6, d.
dibenzo-18-mahkota-6 dan e. diaza-18-dibenzo-18-mahkota-6 11
Gambar 2.3. (a) eter mahkota dibenzo -18 bebas(b) eter mahkota
dibenzo -18 yang menangkap ion K+ 12
Gambar 2.4. Skema Elektroda Selektif-Ion 16
Gambar 2.5. Grafik Penentuan Faktor Nersnt dan Daerah Kerja 19
Gambar 2.6. Reaksi Pembentukan Hg 20
Gambar 2.7. Merkuri 21
Gambar 2.8. Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah 29
Gambar 2.9. Skema Spektroskopi 33
Gambar 3.1. Diagram Sintesis
7,16-dithenoyl-1,4,10,13-tetraoksa-7,16 diazacyclooctadecane (DTODC) 42
Gambar 3.2. Diagram Alir Pembuatan Membran ISE-Hg dan
Elektroda ISE 43
Gambar 3.3. Diagram Alir Uji Respon Elektroda ISE-Hg Secara
Statistic Secara Potensiometri 44
Gambar 3.4. Diagram alir penentuan merkuri dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometri dan pH
meter dalam pengukuran suasana asam. 45
Gambar 3.5. Diagram alir penentuan merkuri dalam sampel dengan menggunakan Spektroskopi UV-VIS Perkin Elmer dan pH meter dalam pengukuran suasana
asam. 46
Gambar 3.6. Diagram Alir Uji Penentuan Merkuri dalam Sampel
Air dengan Elektroda ISE-Hg. 47
Gambar 4.1. Reaksi pembentukan DTODC 49
Gambar 4.2. Mekanisme Reaksi DTODC 49
Gambar 4.3. Spektrum IR dari
7,16-dithenoyl-1,4,10,13-tetraoksa-7,16 diazacyclooctadecane (DTODC) 51
Gambar 4.4. Skema Elektroda ISE-Merkuri 52
Gambar 4.5. Skema Disain Instrumentasi Potensiometri
viii
Gambar 4.6. Grafik ISE-Hg terhadap ion logam merkuri didalam elektrokimia, berturut-turut untuk konsentrasi 0,000; 0,001 ; 0,004 ; 0,008 ; 0,1 ; 0,4 ; 2 ; 5 dan 6 ppm
didalam buffer fosfat pH 5,0. 55
Gambar 4.7. Bentuk signal ISE-Hg terhadap ion logam merkuri didalam elektrokimia, berturut-turut untuk konsentrasi 0,000; 0,001 ; 0,004 ; 0,008 ; 0,1 ; 0,4 ; 2
; 5 dan 6 ppm didalam buffer fosfat pH 5,0. 56
Gambar 4.8. Grafik Absorbansi dari sistem Hg(II)-ditizone pada
pengukuran λ maksimum 58
Gambar 4.9. Kurva kalibrasi standar Hg(II)-ditizone analisis merkuri dengan persamaan y = 0.1746 x + 0.030
dengan nilai R2 = 0.9049 59
Gambar 4.10. Grafik Hubungan Antara Sampel Merkuri dalam
Kosmetik dengan Absorbansi 61
Gambar 4.11. Reaksi pembentukan kompleks Hg(II)-ditizone 62
Gambar 4.12. Grafik Hubungan Antara Sampel Merkuri dalam
Kosmetik dengan Potensial(mV) 64
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
untuk kesehatan. Kosmetik yang kini beredar di pasaran adalah kosmetik yang
diproduksi secara pabrik (laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat
kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut agar tahan lama, sehingga tidak
cepat rusak.
Di Indonesia, wanita dengan kulit wajah yang putih bersih selalu menjadi
icon iklan produk perawatan wajah dan tubuh di media cetak dan elektronik.
Keinginan seseorang untuk bisa tampil cantik dan memiliki kulit yang putih
bersih telah membuat seseorang bersikap konsumtif dan melakukan berbagai cara,
salah satunya dengan memakai krim pemutih. Produk pemutih kulit adalah salah
satu jenis produk kosmetik yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan
atau menghambat pembentukan melanin sehingga akan memberikan warna kulit
yang lebih putih. Beberapa bahan aktif yang banyak digunakan antara dalam
kosmetik lain hidroquinon, merkuri, dan kombinasi hidroquinon dengan asam
retinoat.
Merkuri dapat menyebabkan perubahan warna kulit yang akhirnya dapat
menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, iritasi kulit, hingga alergi, serta
pemakaian dalam dosis tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak secara permanen,
ginjal, dan gangguan perkembangan janin, bahkan pemakaian dalam jangka
pendek dalam kadar tinggi bisa menimbulkan muntah-muntah, diare, kerusakan
paru-paru. Penggunaan merkuri dalam waktu lama menimbulkan dampak
gangguan kesehatan hingga kematian pada manusia dalam jumlah yang cukup
besar (Wurdiyanto, 2007). Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi
2
Beberapa metode analisis yang telah dikembangkan untuk penentuan
merkuri secara kuantitatif adalah metode spektrometri dengan menggunakan
senyawa kompleks o-carboxy phenyl diazoamino p-azobanzene (Petty, dkk.,
2000) atau 4-(2-pyridylazo)-resornocinol (Neshkova, dkk., 2003), metode
flouresen (Sarkar, dkk., 2000; Morales, dkk., 2000), metode phosphorimetry
(Hostetler, dan Thurman, 2000) dan phosphorescence energy transfer (Dias, dkk.,
2004), metode elektroanalisa amperometri (Reddy, dkk., 2003; Li, dkk., 1999),
metode kapilari elektroforesis (Kendüzler dan Türker, 2003), metode
electrothermal atomic absorption spectromerty (E-AAS) (Shamsipur, dkk., 2000;
Oguma dan Yoshioka, 2002), metode Capilarry Elektrophoresis Inductively
Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) (Bhandari dan Amarasiriwardena,
2000) dan metode Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (AAS)
(Talebi, 1998).
Dewasa ini banyak metode baru yang diperkenalkan dan dipergunakan
dalam analisa kimia. Salah satu metode analisa yang cukup luas adalah metoda
analisa dengan elektroda selektif ion (ESI). Elektroda selektif ion merupakan
bagian yang sangat penting dalam sistem sensor elektrokimia terutama dalam
analisis secara potensiometri dan voltametri (Suyanta, 2004). Keunggulan metode
ini antara lain bersifat selektif, praktis, dengan sensitivitas dan akurasi yang tinggi
(Siswanta, 1996).
Salah satu faktor yang menentukan kualitas kinerja adalah tentang
selektivitas elektroda, disamping faktor lain yaitu sensitivitas. Elektroda selektif
diharapkan hanya merespon analit yang diukur dan tidak merespon komponen/zat
lain dalam sample. Namun realitasnya keadaan ini sangat sulit kita jumpai,
dimana elektroda hanya merespon analit saja. Walaupun hanya kecil, biasanya
suatu elektroda juga merespon komponen lain dalam sampel.
Pencarian senyawa aktif yang memberikan respon sensitif dan selektif
terhadap ion logam berat masih diperlukan sebagai komponen membran ISE
terutama rangka pembuatan dan pengembangan instrumen analisa yang sensitif,
3
relatif murah untuk analisa kosmetik. Salah satu ionofor yang dapat dimodifikasi
dan memberikan respon terhadap ion logam adalah senyawa azokrown dan
turunannya. Karena memiliki gugus fungsi yang dapat memberikan peluang
dalam penggerakkan electron dalam membrane elektroda (Situmorang, dkk.,
2005).
Eter mahkota dapat digunakan sebagai pereaksi pengompleks suatu
kation yang bersifat selektif. Salah satu faktor yang mempengaruhi kompleks eter
mahkota kation adalah yaitu ukuran jari ion dan jari eter mahkota sehingga
disimpulkan bahwa eter mahkota mampu menangkap ion secara selektif
(Christensen, dkk., 1974). Kemampuan eter mahkota sebagai agen pengompleks
salah satu faktor penting adalah kesesuaian ukuran antara kation dan jari-jari
kavitas (Steed dan Atwood, 2000).
Sintesis dari “cabang” turunan diaza crown untuk aplikasi potensial
dalam menanggap kation logam berat adalah salah satu aspek yang sangat penting
dalam tugas ini. Cabang ganda pada eter diaza crown mengandung gugus pengikat
kation pada atom nitrogen yang telah digunakan akhir-akhir ini dalam reaksi
fasa-transfer dan membrane pemindah kation. Khususnya, ionofor yang mengandung
gugus thinyl pada nitrogen memberikan tranfortasi yang baik untuk ion logam
timbal (II) pada membran transfor kation. Kemudian, pada awalnya sintesis jenis
eter diazacrown N-tersubtitusi digunakan sebagai ionofor timbal (II) dan Merkuri
(II) untuk aplikasi membran sensor.
Usaha pencarian dan sintesis senyawa ionofor untuk penentuan logam
berat pada saat ini banyak mendapat perhatian, karena aplikasinya untuk
digunakan dalam komponen sensor dalam kimia analisis sangat luas. Beberapa
penelitian untuk pengembangan komponen ISE telah dilaporkan oleh Yang, dkk
(1997) dan Yang, dkk (1998) telah berhasil mensintesis turunan diazakrown eter
seperti 7,16-dithinil-1,4,10,13-tetraoksa-7,16-diazasiklooktadekana (DTDC) dan
7,16-di(2-metilquinoli)-1,4,10,13-tetraoksa-7,16-diazasiklooktadekana (DQDC)
4
memberikan respon yang selektif terhadap logam berat, namun bahan ini sangat
sulit untuk dicari dan harganya sangat mahal di Indonesia.
Untuk mengatasi permasalah di atas, dibutuhkan komponen ionofor
dalam dapat memberikan respon yang selektif terhadap logam berat yang bahan
ini mudah untuk dicari dan harganya relatif rendah.
Beberapa penelitian telah dilaporkan oleh (Situmorang, dkk., 2005),
dimana komponen dasar elektroda (ionofor) yang telah digunakan adalah senyawa
1,4,10-trioxa-7,13-diazacyclopentadecane dan memberikan selektivitas yang
cukup baik dan memberikan respon yang konstan selama lebih 19 hari, setelah itu
mengalami sedikit penurunan apabila elektroda ISE-Hg tidak disimpan dalam
keadaan baru dan kondisi kering didalam kulkas. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk meneliti senyawa ionofor tersebut melalui Sintesis Ionofor Sebagai Bahan
Aktif Ion Selektif Elektroda (ISE) Untuk Analisa Logam Merkuri (Hg) Dalam Sampel Kosmetik.
1.2. Batasan Masalah
Penelitian ini di batasi pada:
1. Sintesis ionofor 7,16-dithenoyl-1,4,10,13-tetraoksa-7,16-
diazacyclooctadecane (DTODC).
2. Pembuatan membrane ISE-Merkuri.
3. Uji respon ISE-merkuri sample dalam kosmetik.
4. Perbandingan hasil uji respon ISE-merkuri dengan potensiometri dengan
5
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka untuk memberikan arahan pada
penelitian ini maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara untuk mensintesis senyawa ionofor turunan azakrown
DTODC sebagai komponen membran ion selektif elektroda.
2. Bagaimana merancang instrumen analisis berupa Ion Selektif Elektroda
(ISE) yang memiliki daya analisis sensitif dan selektif untuk penetuan
logam berat merkuri (Hg) di dalam sampel kosmetik.
3. Bagaimana Uji respon ISE-merkuri dan penentuan logam merkuri dalam
kosmetik serta analisis secara spektrofotometri.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mensintesis senyawa ionofor turunan azakrown DTODC sebagai
membran elektroda untuk Analisis Ion Selektif Elektroda (ISE).
2. Membuat rancang bangun sensor potensiometri dengan Ion Selektif
Elektroda (ISE) yang memiliki daya analisis yang sensitif dan selektif
untuk penentuan logam merkuri (Hg) di dalam sampel kosmetik.
3. Mengetahui perbedaan Uji respon ISE-merkuri dan penentuan logam
merkuri dalam kosmetik serta analisis secara spektroskopi UV.
4. Memberikan kontribusi ilmiah berupa publikasi ilmiah penelitian di jurnal
ilmiah nasional terakreditasi tentang pengembangan sensor potensiometri
6
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan senyawa ionofor turunan azakrown DTODC sebagai
membran elektroda ion selektif untuk Analisis Ion Selektif Elektroda
(ISE).
2. Mendapat instrumen analisis berupa sensor potensiometri dengan ISE
yang memiliki daya analisis yang sensitif dan selektif untuk penentuan
logam merkuri (Hg) di dalam sampel Kosmetik.
3. Mengetahui Hasil Perbedaan Uji respon ISE-merkuri dan penentuan logam
merkuri dalam lingkungan serta analisis secara spektrofotometri.
4. Menghasilkan beberapa kontribusi ilmiah berupa publikasi di Jurnal
Nasional terakreditasi tentang Sintesis Ionofor Sebagai Bahan Aktif Ion
Selektif Elektroda (ISE) Untuk Analisis Penentuan Logam Merkuri (Hg)
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil sintesis Ionofor DTODC yang dihasilkan sebanyak melalui reaksi
Asilasi dalam keadaan asam menghasilkan Kristal berwarna kuning pucat
dengan rendemen sebesar 93.6 %.
2. Komposisi ionofor sebanyak 3% dari membrane ISE-Hg memberikan
warna Kuning Pucat pada membrane dan bersifat kenyal.
3. Elektroda ISE-Hg memberikan respon terhadap ion logam merkuri dan
mempunyai signal yang semakin meningkat pada tiap penambahan
merkuri, dan menghasilkan persamaan linear y = 0,030 x + 0,1746 : R2=
0,7680 hal ini menunjukkan bahwa terdapatnya ionofor DTODC pada
komponen elektroda.
4. Uji respon ISE-merkuri sample dalam kosmetik menghasilkan persamaan :
Y Hasil perbandingan antara potensiometri dengan spektroskopi UV-Vis
lebih selektif spektroskopi UV-Vis dengan panjang gelombang 510 nm.
1.2. Saran
Dari hasil penelitian, penelitian menyarankan:
1. Modifikasi membran dengan bahan ionofor lain untuk membrane
ISE-Merkuri dari bahan alam.
2. Penggunaan Kosmetik I, C, A, J, B perlu diperhatikan karena mengandung
merkuri dan sangat berbahaya bagi konsumen.
3. Pada pengukuran sampel maupun sebaiknya perlu diperhatikan pH larutan
dikarenakan kemungkinan terdapatnya sampel yang mengandung logam
67
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2012), Pandangan baru tentang materi http://www.chem-is-try.org /materi _ kimia /kimia_dasar/kimia-abad-21/pandangan-baru-tentang-materi/ (Diaskes Maret 2012).
Atika,dkk., (2011), Proyek Makalah Potensiometri. http://www.scribd.com (Diaskes 23 Februari 2012).
Buchari, (1983), "Pembuatan suatu elektroda spesifik bermembran dan penentuan besaran fisiko-kimianya", Dirjen Dikti Dep. P&K.
C. J. Pedersen, J. Am. Chem. Soc., 1967, 89, 7017.
Christensen, J. J., Eatough, D. J., Izatt, R. M., (1974), The Synthesis and Ion Binding of Synthetic Multidentate Macrocyclic Compounds, Chem. Rev., 74, 351-384.
Daintith, J (Editor)., (1994), Kamus Lengkap Kimia. Terjemahan Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta.
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Dias, dkk., (2004). Preconcentration and Determination of Mercury(II) at a chemically modified electrode containing 3-(2-thiomidazolyl)propyl silica gel., Anal Sci. 21(11): 1359-1362.
Evan, Alum., (1987), Potentiometry and Ion Selective Electrode, London: John Wiley and Sons.
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid 1. Ed ke-3. Pudjaatmaka AH,penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Organic Chemistry.
Gokel, G., (1991), Crown Ethers & Cryptands, Royal Society of Chemistry.
Gray. F. M., (1991), "Solid polymer electrolytes: fundamental and technological applications", VCR Publisher, New York.
Harvey, David., (2000), Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-Hill Comp.
68
Hostetler, K.A. dan Thurman, E.M., (2000), Determination of choloroacetanilide herbicide metabolites in water using high-perfomance liquid cromatography-diode aray detection high-perfomance liquid cromatography/mass spectromtry, Science of the Total Enviroment 248: 147-515.
Kendüzler, E., dan Türker, A.R., (2003), Atomic Absorption specrophotometric Determination of trace copper in waters, aluminium foil and tea samples after preconcentration with 1-nitroso-2-napthol-3,6-disulfonic acid on Ambersorb 572, Analytica Chimica Acta 480(2):259-266.
Khopkar, S.M., (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Kokasih,,et al ,(2004), Asas Pengembangan Prosedur Analisis, Edisi pertama, Surabaya, Airlangga University Press.
Lakshmmarayanaiah. N., (1976), Membrane Electrode, Academic press, New York.
Lamb, J. D., Izatt, R. M., Christensen, J. J., Eatough, D. J., (1979), Coordination Chemistry of Macrocyclic Compounds, Plenum, New York.
Li, dkk., (1999), Spectrophotometric Determination of lead in biological sample with dibromo-p-metthyl-methsulfonazo, Talanta 48: 511-516.
Morf W. E., (1991), The Principles Of Ion-Selective Electrodes And Of Membrane Transport, Elsevier Scientific Publishing Company, Amsterdam.
Nainggolan, B., (2009), Buku Ajar Spektroskopi .Medan : FMIPA UNIMED.
Neshkova, dkk., (2003), Validation of the membrane composition effect on the flow-injection signal profile of chalcogenide-based ion-selective sensor a model study using electrochemical approach: Hg (II) flow injection detector case Analiytica Chemica Acta 476(1): 55-71.
Oguma, K., dan Yoshioka, O., (2002), Flow-Injection simultaneous determination of iron(III) and copper(II) and of iron(III) and palladium(II) based on photochemical reactions of thiocyanato-complexes, Talanta 58(6): 1077-1087.
Palar, H., (1994), Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.
69
using semipermeable membrane device (SPMDs) an bioindicator tests, chemosphere 41: 311-321.
Pranowo, H.D., 2006, Molecular Modelling of Mn+.[DBz16C5] Complexes, M= Li+, Na+, and Zn2+ Based on MNDO/d Semiempirical Method, Indo.J.Chem., 6 (2), 144-149
Pungor, E., (1998), The theory of ion-selective electrode, Anal Scie, 14,249-256.
Rompas, R. M., (1992), Toksikologi Kelautan. Bahan Kursus Pemantauan Pencemaran Laut. Karjasama. UNSRAT, P3O-LIPI dan UNESCO. Manado.
Rouessac Francis, Annick Rouessac. 2007. Chemical Analysis: Modern Instrumentation Methods and Techniques Second Edition. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd.
Rouessac Francis, Annick Rouessac., (2007), Chemical Analysis: Modern Instrumentation Methods and Techniques Second Edition. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd.
Sarkar, dkk., (2000), Effect of an organophosphate pesticede, quinalphos, on the hypothalamo-pituitary-gonadal axis in adult male rats, Journal of Reproduction & Fertility 118: 28-38.
Sartono, 2002, Racun dan Keracunan, cetakan I, Widya Medika, Jakarta
Shamsipur, M.: Raoufi, F. dan Sharghi, H., (2000)., Solid phases extraction and determination of lead in soil and water samples using octadecyly silica membrane disks modified by bis[1-hydroxy-9,10-anthraquinone-2-methyl]sulfide and flame atomic absoption spectrometry, Talanta 52: 637-643.
Siswanta, D., (1996), Development of Novel Ionophore for Chemical Ion Sensor. Dissetrtation, keio University, Yokohama.
Situmorang, M., (2001), Sintesi Ionofor Azacrown Untuk Membran Elektroda Ion Selektif Penentuan Timbal, Laporan Penelitian, FMIPA UNIMED.
Situmorang, M.; Simarmata, R., Napitupulu, S. K.; Sitanggang, P., dan Sibarani, O.M., (2005), Pembuatan Elektroda Ion Selektif Untuk Penentuan Merkuri (ISE-Hg), Jurnal Sain Indonesia 29(4): 126-134.
Steed, J.W., and Atwood, J.L., (2000), Supramolecular Chemistry, John Wiley and Sons Ltd, Chichester.
70
Syahputra, R., (2002), Sintesis Butan-1,4-diil[ Bis(Kloroetanoat) dan Pemanfaatnya sebagai Ionofor pada Membran Elektroda Selektif Ion Ammonium, Tesis, FMIPA Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.
Talebi, S.M., (1998), Determination of lead associated with airborne particular matter by flame atomic absorption and wavelength dipersive x-ray fluorescnence spectromerty, Internal Journal of Analytical Chemistry 72: 1-9.
Vidya, (2011), http://vidyapustaka.wordpress.com/2011/03/21/prinsip-kerja-esi/ (Di askes Maret 2012)
Vincent J. Gatto, Steven R. Miller, and George, W. Gokel., (1988), 4,13-Diaza-18-Crown-6. Org. Synth.; Coll. Vol. 8: 152.
Wang, Joseph., (2001), Analytical Electrochemistry Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Wasitaatmadja, 1997, Penuntun Kosmetik Medik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Wilhelm Heitmann, dkk., (2002),Günther Strehlke, Dieter Mayer "Ethers, Aliphatic" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry" Wiley-VCH, Weinheim.
Wurdiyanto, Gatot., ( 2007), Merkuri Bahayanya dan Pengukurannya. Buletin Alara, Volume 9, Nomor 1 dan 2. Jakarta.
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Labuhan Deli pada tanggal 29 September 1990. Ayah
bernama Zakaria dan ibu bernama Kurniati dan merupakan anak kedua dari enam
bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk Sekolah Dasar (SD Swasta
Al-washliyah No.29 Medan). Pada tahun 2002, penulis melanjutkkan pendidikan di
SLTP Negeri 45 Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 9 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada
tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Kimia, Jurusan
Kimia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan dan
lulus pada tahun 2012.
Kegiatan intrakulikuler di UNIMED yang pernah di ikuti antara lain
kunjungan industri ke PT.INALUM, PT.INDOFOOT, BPOM, Balai Riset
Standarisasi Industri. Penulis pernah melakukan kegiatan PKL ( Praktik Kerja
Lapangan ) di PT. Industri Karet Nasional Pabrik Resiprene. Tanggal 29 Agustus
2012, penulis melaksanakan ujian sidang meja hijau dan mendapatkan nilai 94,50.