• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Keterampilan Sosial Anak Tunalaras Melalui Permainan Sepakbola di SLB E Prayuwana.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembinaan Keterampilan Sosial Anak Tunalaras Melalui Permainan Sepakbola di SLB E Prayuwana."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pembinaan keterampilan

sosial siswa tunalaras di SLB E Prayuwana melalui permainan sepakbola.

Untuk memberikan gambaran tersebut peneliti melakukan penelitian dengan

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif sebagaimana Ariesto dan

Arief (2010, hal 2) mengungkapkan dua tujuan penelitian kualitatif yakni to

describe and explore dan to describe and explain. Bogdan dan taylor dalam

Moleong (2010. hal 4) mendefinisikan penelitian kulitatif sebagai ‘Prosedur

penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati’.

Metode penelitian yaitu langkah–langkah yang ditempuh untuk

memperoleh informasi pokok, guna menjawab pertanyaan – pertanyaan

penelitian pada permasalahan – permasalahan yang menjadi objek atau

sasaran penelitian.

Penggunaan metode penelitian yang baik haruslah sesuai dengan masalah

yang diteliti. Unsur - unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan

butir-butir pada pertanyaan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, maka

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian

kualitatif menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2010. hal 5) ‘...penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan

dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada...’.

Metode Penelitian kualitatif digunakan karena penelitian bermaksud

mendalami situasi sosial yang unik di sebuah lembaga berupa pemberian

layanan pendidikan bagi tunalaras. Hal ini disepakati Moleong (2010. hal 6)

yang mengemukakan:

(2)

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

berdasarkan paparan di atas dan sesuai dengan tujuan penelitian ini,

Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif merupakan cara yang paling

tepat untuk melakukan penelitian ini.

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lembaga penyelenggara pendidikan formal bagi

siswa tunalaras yakni SLB E Prayuwana bertempat di Jalan Ngadisuryan,

No.2, Patehan, Alun – Alun Selatan Yogyakarta. Penelitian ini berfokus pada

kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan tiga orang narasumber yaitu Guru

Kelas XI, Guru Penjas, dan Guru Bina Pribadi dan Sosial.

3. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

a. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu data pendukung yang dapat

membimbing penelitian dalam melakukan penelitiannya, sehingga dapat

dicapai tujuan dari penelitian tersebut. dalam penelitian ini yang menjadi

instrumen adalah peneliti itu sendiri dan didukung dengan pedoman

wawancara dan pedoman observasi serta studi dokumentasi.

Peneliti dianggap sebagai alat atau instrumen yang dapat dengan

mendalam mengamati situasi sosial di lembaga yang menjadi tempat

penelitian untuk menggambarkan berbagai hal terkait pembinaan

keterampilan sosial di SLB E Prayuwana. Sebagaimana Nasution (2003.

hal 55-56) memaparkan:

(3)

1) Pedoman observasi

Menurut Syaodih N dalam Satori & Komariah (2014, hal. 98) mengatakan bahwa ‘...observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung...’.

Selama penelitian berlangsung, peneliti mengamati apa yang

dikerjakan subyek, mendengar apa yang diucapkan, tetapi tidak ikut

terlibat dalam suatu kegiatan tersebut.

2) Pedoman wawancara

Menurut Esterberg dalam Satori & Komariah (2014, hal. 98)

mengatakan bahwa ‘...wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu...’.

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena

ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.

3) Studi dokumentasi

Agar mendapatkan informasi bukan hanya dari orang sebagai

narasumber, tetapi mendapatkan informasi dari macam – macam sumber

tertulis atau dari dokumen yang ada.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode-metode yang dilakukan

peneliti dalam mengambil data mengenai subjek penelitian. Data penelitian

merupakan informasi tentang suatu kenyataan atau fenomena yang berupa

angka atau pernyataan.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan

(4)

MACAM-MACAM TEKNIK PENGUMPULAN DATA

penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi. Berikut adalah penjelasannya:

1) Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan

atas gejala, fenomena dan fakta yang terkait dengan masalah penelitian.

Ryerson dalam Satori & Komariah (2014, hal. 113-114) menyebutkan

enam macam klasifikasi dari observasi yaitu :

a) Observasi partisipan dan non partisipan

b) Kentara (obstrusive) dan tidak kentara (unobstrutive) c) Observasi dalam setting alami atau buatan (contrived) d) Observasi tersamar dan tak tersamar

e) Observasi terstruktur dan tak terstruktur f) Observasi langsung dan tak langsung

Teknik yang digunakan dalam observasi terdapat tiga jenis yakni

observasi partisipatif, observasi terus terang dan tersamar dan observasi tak

terstruktur. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan observasi

berpartisipasi. Adapun panduan observasi (pengamatan) adalah sebagai

berikut:

MACAM- MACAM TEKNIK PENGUMPULAN

DATA

Triangulasi/ gabungan

Wawancara Observasi

Dokumentasi

(5)
[image:5.595.145.483.121.384.2]

Tabel 3.1

Tabel kisi – kisi pedoman observasi (pengamatan)

RUANG LINGKUP ASPEK YANG DIAMATI

Perencanaan Siswa yang sudah ditentukan

sebagai subyek penelitian

Guru mata pelajaran olahraga

Sarana dan prasarana

Alokasi waktu yang diberikan

Materi yang diberikan

Pelaksanaan Tahap Pelaksanaan Program

Langkah Pembelajaran

Evaluasi Bentuk evaluasi yang diberikan

Resosialisasi dan bimbingan

lanjut

Follow up setelah pembelajaran

2) Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari

data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mandalam dari informan.

Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi

atau percakapan antara pewawancara (interviewer) dan terwawancara

(interviewee) dengan maksud menghimpun informasi dari interviewee.

Teknik wawancara yang dilakukan ada dua acara yaitu wawancara

terstruktur dengan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur

merupakan wawancara yang sebelumnya peneliti telah menyiapkan

pedomannya, sedangkan wawancara tidak terstruktur wawancara yang

secara spontan terjadi. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara telah disusun.

(6)
[image:6.595.142.486.118.423.2]

Tabel 3.2

Tabel kisi – kisi pedoman wawancara

RUANG

LINGKUP

KISI – KISI PERTANYAAN

Perencanaan Siswa yang mengikuti kegiatan permainan

sepakbola

Kegiatan yang akan dilakukan

Sikap yang ingin dikembangkan

Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan

Alokasi waktu yang digunakan

Sarana yang digunakan

Metode yang digunakan

Evaluasi Adanya perkembangan dari sikap yang sudah

ditentukan

Follow up Langkah selanjutnya apabila ada

perkembangan atau tidak

3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi

bukan hanya dari orang saja sebagai narasumber, tetapi dapat memperoleh

informasi dari macam – macam sumber tertulis atau dari dokumen yang

terdapat pada informan. Berikut adalah pedoman dokumentasi:

Tabel 3.3

Tabel kisi – kisi pedoman dokumentasi

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Profil lembaga

(7)

B. Teknik Analisis Data

Terdapat berbagai sumber yang menjelaskan mengenai analisis data dalam

penelitian, Bogdan & Biklen dalam Moleong (2010, hal. 248) menjelaskan

analisis data kualitatif sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan

kepada orang lain.

Dalam analisis proses di lapangan terdapat beberapa model analisis yang

dapat digunakan dan dalam penelitian ini model analisis yang akan digunakan yaitu model Milles dan Huberman dalam Djam’an Satori dan Aan Komariah (2014, hal. 218-220) yaitu :

Bagan 3.2

Adapun proses analisis data dipaparkan Moleong (2010, hal, 247) sebagai

berikut:

Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, photo, dan sebagainya ... berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi ... langkah selanjutnya adalah

Periode Pengumpulan data

Reduksi data

Antisipasi Selama Setelah

Display data

Selama Setelah

Kesimpulan/Verifikasi

Selama Setelah

(8)

menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kateori itu dibuat sambil melakukan koding, tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahapan ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan metode tertentu.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dipaparkan Sugiyono (2013,

hal. 336) dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah

selesai di lapangan.

Beberapa penjelasan di atas penulis simpulkan bahwa analisis data adalah

proses memilih, memilah, membuang (menelaah seluruh) data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, photo, dan

sebagainya lalu mengadakan reduksi data selanjutnya menyusunnya dalam

satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan setelah itu

kategori-kateori itu dibuat sambil melakukan koding, tahap akhir dari analisis data ini

adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahapan ini,

mulailah kini tahap penafsiran data. Analisis data ini sesuai dengan model Miles

dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam sugiyono (2013, hlm. 337)

menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Temuan dapat berupa deskripsi

atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah

diteliti menjadi jelas.

C. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahaan data dilakukan agar data yang diperoleh dan di

hasilkan dari studi atau penelitian absah (valid, reliable dan objektif), Untuk

memenuhi syarat tersebut maka instrumen nya di uji validitas dan reliabilitas nya,

(9)

Ada beberapa teknik dalam memperoleh kepercayaan dari kredibilitas,

realiabilitas, dan objektifitas. terdapat beberapa teknik dalam pemeriksaan

kredibiltas yaitu :

a) Perpanjangan pengamatan

b) Peningkatan ketekunan/kegigihan

c) Trianggulasi

d) Analisis kasus negatif

e) Diskusi dengan teman sejawat

f) Member check

Sedangkan dalam pengecekan realibility dan objectivity dilakukan melalui proses

audit trail, yang berarti pemeriksaan terhadap ketelitian yang dilakukan sehingga

timbul keyakinan bahwa yang dilaporkan demikian adanya dan jejak dapat dilacak

atau diikuti.

Sumber lain menyebut empat kriteria yang perlu dicek dalam penelitian

kualitatif dengan istilah sedikit berbeda yakni uji kredibilitas data untuk mengecek

kebenaran (dalam penelitian kualitatif disebut validitas internal) yang bisa di cek

dengan melakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi,

diskusi dengan teman, analisis kasus negatif dan member cek; uji transferability

untuk mengeneralisasi hasil penelitian (dalam penelitian kualitatif disebut

validitas eksternal) yang dicek dari pembaca laporan penelitian, apabila pembaca

laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya suatu hasil

penelitian dapat diberlakukan maka laporan tersebut memenuhi standar

transferbilitas; Pengujian dependability untuk mengecek konsistensi atau

reliabilitas penelitian kualitatif yang dicek dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian; pengujian komfirmability untuk mengecek

obyektifitas penelitian kualitatif yang di cek dengan menguji hasil penelitian,

dikaitkan dengan proses yang dilakukan, saat hasil penelitian merupakan fungsi

dari proses penelitian yang dilakukan.

Dalam Penelitian ini, untuk menguji keabsahan data maka dilihat validitas

internal dari penelitian dan menggunakan uji validitas triangulasi yaitu

menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori untuk menemukan suatu

(10)

Berdasarkan Penjelasan tersebut penulis melakukan uji keabsahan data dengan

cara:

1. Memeriksa kredibilitas (derajat kepercayaan) data melalui triangulasi teknik

(metode).

2. Mengecek validitas eksternal dengan melakukan uji transferbility kepada

pembaca dalam penelitian ini uji transferbility dilakukan oleh guru di SLB

untuk mengecek standar tranferbilitas.

3. Menunjukan keseluruhan aktivitas penelitian dimulai dari penentuan

masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan

analisis data, melakukan uji keabsahan data hingga membuat kesimpulan

kepada auditor independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan

aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Mengujikan hasil penelitian kepada pembimbing terkait proses yang dilakukan

untuk mengecek hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang

(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV,

maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan keterampilan sosial pada anak tunalaras melalui permainan

sepakbola di SLB E Prayuwana di nilai mampu membina keterampilan sosial

bagi anak.

2. Program untuk membina keterampilan sosial siswa di SLB E Prayuwana

terdapat pada saat kegiatan pembelajaran di sekolah. Program yang sudah

dilakukan yaitu sepakbola, menari, dan outbond (Peer Relationship Skills),

sepakbola, melukis, renang, outbond, dan upacara (Self Management Skills),

melukis, renang, sepakbola, dan menari (Akademic Skills), menari, sepakbola,

outbond, dan upacara (Compliance Skills), menari, sepakbola, outbond, dan

upacara (Asertion Skills). Kegiatan yang paling diminati yaitu kegiatan

sepakbola.

3. Pelaksanaan pembinaan keterampilan sosial siswa melalui permainan

sepakbola di SLB E Prayuwana. Dilaksanakan sebanyak dua babak dengan

alokasi waktu 2 x 25 menit dan diikuti oleh dua regu yang beranggotakan 3

orang. Pembinaan yang nampak pada saat kegiatan yaitu saat berdiskusi

menentukan posisi serta strategi yang akan digunakan, melakukan operan

bola, dan kerjasama akan memasukkan bola kedalam gawang (Peer

Relationship Skills). Saat terpilih menjadi ketua regu dan memilih anggota,

melakukan celebrasi, menerima hasil baik itu kalah ataupun menang, dan

mendengarkan instruksi guru (Self Management Skills). Mampu mencetak

gol, mampu menjalankan strategi yang sudah ditentukan sebelumnya, dan

menerima hasil (Akademic Skills). Saat melakukan tugas diposisi yang sudah

ditentukan, terpilih menjadi ketua dan memilih anggotanya, mendengarkan

instruksi guru dan melakukan instruksi yang diberikan oleh regu (Compliance

Skills). Saat berinteraksi dengan regu dalam permainan dan mengikuti

(12)

yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor media, sarana dan waktu, faktor

lingkungan, dan faktor evaluasi.

4. Hambatan yang ditemui dalam membina keterampilan sosial melalui

permainan sepakbola di SLB E Prayuwana yaitu pada saat suasana hati siswa

yang mudah berubah dan berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan, emosi

yang tidak terkendali, sulit untuk langsung menyukai kegiatan. Pada saat

pelaksanaan yaitu waktu pelaksanaan yang harus menyesuaikan dengan

jadwal yang tersedia dan banyaknya materi yang harus disampaikan, tidak

adanya team ahli yang mendampingi atau menjadi rekan untuk berkonsultasi.

5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang ditemukan dalam

membina keterampilan sosial melalui permainan sepakbola di SLB E

Prayuwana yaitu untuk siswa dengan pengalihan dan diberikan waktu untuk

sendiri memisahkan diri dari kelompok sampai dirinya merasa tenang dan

saat pelaksanaan guru memanfaatkan waktu pada saat istirahat atau kegiatan

lain. Guru maupun kepala sekolah memanfaatkan internet dan buku yang

tersedia sebagai referensi.

B.SARAN

Penelitian ini telah berupaya untuk menggambarkan pembinaan keterampilan

sosial anak tunalaras melalui permaianan sepakbola di SLB E Prayuwana. Setelah

melakukan penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti mengusulkan beberapa saran

bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai pembinaan

keterampilan sosial untuk diterapkan di lembaga pendidikan kebutuhan khusus:

1. Melakukan berbagai metode penelitian lain untuk menemukan dan

memperkaya referensi program pembinaan keterampilan sosial pada anak

tunalaras.

2. Mengoptimalkan waktu dan kegiatan disekolah dalam pengembangan

pembinaan pada anak tunalaras

3. Meminimalisir permasalahan yang dihadapi anak dengan cara kerjasama

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. (1991). Psikologi Sosial (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Ariesto, H & Arief, A. (2010). Terampil Mengolah data kualitatif dengan NVIVO. Jakarta: Kencana

Fauzan. (2012, 12 13). Keterampilan Sosial dan Penerapannya Dalam Modifikasi

Perilaku. Retrieved 4 7, 2015, from Psicology:

http://psikology09b.blogspot.com/2012/12/keterampilan-sosial-dan-penerapannya.html

Firda. (2012, november 4). anak tunalaras. Retrieved desember 2, 2014, from

http://phierda.wordpress.com/2012/11/04/anak-tuna-laras-dan/karakteristiknya/

Goleman, D. (2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Haryadi, D. (2013, 10 28). Sepakbola. Retrieved 3 23, 2015, from Olahraga.it: http://haryadideni.blospot.com/2013/10/pengertian-sepak-bola.html

Lembaga Pemasyarakatan. (n.d.). Retrieved mei 31, 2014, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Pemasyarakatan

Moleong, Lexy. 2010. Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara

Raimundo, R. C. (2012). School Social Behavior Scales: an Adaptation Study of the Portuguese Version of the social competence scale from SSBS-2. The Spanish Journal of Psycholoy, 1473-1484.

Sunaryo. (2014). Modul treatment gangguan tingkah laku. Bandung.

Setiawan, A. (2014). Modul Pendidikan Anak Tunalaras I. UPI.

Situmorang, A. S. (2013). Modul Olahraga sepakbola. Bandung.

Sudarsono, S. M. (2012). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Sunardi. (n.d.). Modul Treatment Gangguan Tingkahlaku. UPI.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Satori, D., & Komariah, A. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV Alfabeta

Gambar

Tabel 3.1  kisi pedoman observasi (pengamatan)
Tabel 3.2  kisi pedoman wawancara

Referensi

Dokumen terkait

In agri sector, the instrument of Ijarah can be used for almost all types of machinery and equipments financing needs like tube-well; tractor or building and land financing,

Kedua ialah bahwa tiap-tiap negara harus saling melindungi HMI warga negara lain, dengan memberikan mereka hak seperti yang tertuang dalam TRIPs Agreement. Ketiga,

Seorang pemegang saham atau lebih yang (bersama-sama) mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang

 Aceh. Alat musik : SERUNE KALEE Cara memainkan : ditiup serta terdapat lubang yang dimainkan dengan jari sebagai pengatur

Sapi di dalam kandang dengan kotorannya yang berserakan di seputar kandang/ pastilah menimbulkan bau yang tak sedap// Bau tak sedap itupun masuk ke rumah pembuatan tahu/ yang

bertujuan untuk mengetahui out put daya yang dapat dihasilkan PLTM, analisa. Pekerjaan Sipil & Mekanikal Elektrikal, dan analisa Finansial

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan nasionalisasi perusahaan-perusahaan dagang milik Belanda yang berada di dalam wilayah Republik Indonesia maka perlu ditentukan

Studi Keanekaragaman Makrozoobenthos di Aliran Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.. [SKRIPSI] Universitas