PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR FLYING SHOOT PADA PERMAINAN
BOLA TANGAN
(Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh:
Mohamad Irfan Haviluddin 0803030
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR FLYING SHOOT PADA PERMAINAN BOLA
TANGAN
(Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)
Oleh:
Mohamad Irfan Haviluddin
0803030
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi
© Mohamad Irfan Haviluddin 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR FLYING SHOOT PADA PERMAINAN BOLA
TANGAN
(Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)
Oleh
MOHAMAD IRFAN HAVILUDDIN
0803030
Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I
Carsiwan, M.Pd NIP. 197101052002121001
Pembimbing II
Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005
Mengetahui,
Ketua Program StudiPendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian... 7
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian... 8
F. Anggapan Dasar... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. KAJIAN PUSTAKA... 10
1. Konsep Pembelajaran... 10
a. Arti dan Makna Pembelajaran... 10
b. Pendekatan Belajar dan pembelajaran... 12
c. Proses Pembelajaran... 13
d. Tujuan Pembelajaran... 16
e. Hakekat Pendekatan Taktis... 17
2. Model Pembelajaran... 19
a. Pengertian Model Pembelajaran... 21
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran... 23
c. Syarat-syarat metode pembelajaran... 24
d. Macam-macam metode pembelajaran... 24
e. Ciri-Ciri Model Pembelajaran... 26
f. Pola-Pola Pembelajaran... 27
3. Pendekatan Taktis... 27
a. Pengertian Pendekatan Taktis... 27
b. Memahami Pendekatan Taktis... 31
c. Dasar – Dasar untuk Pendekatan Taktis... 32
4. Hasil Belajar... 35
a. Pengertian Hasil Belajar... 35
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
c. Analisis gerak... 39
5. Karakteristik Siswa... 42
a. Perkembangan Kemampuan Motorik Siswa... 43
b. Analisis Kebutuhan Gerak Siswa... 43
c. Kemampuan Belajar Gerak Dan Perkembangan Anak... 44
B. Kerangka Pemikiran... 48
C. Hipotesis Penelitian... 50
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 51
B. Populasi dan Sampel... 52
C. Waktu penelitian... 54
D. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian... 54
1. Desain Penelitian... 54
2. Langkah-langkah penelitian... 55
E. Instrumen Pengumpulan Data... 56
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... 59
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data... 63
B. Pengujian Hipotesis... 68
C. Analisis Data... 70
D. Diskusi Penemuan... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 75
B. Saran... 75
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sistem Klasifikasi dalam Olahraga Permainan... 34
3.1 Sampel Penelitian... 53
3.2 Pengelompokkan sampel dengan teknik penjodohan... 54
3.3 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design... 55
4.1 Data Hasil Tes Awal Flying Shoot (pre – test)... 63
4.2 Data Hasil Tes Akhir Flying Shoot (post-test)... 64
4.3 Data Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors Tes Awal Flying Shoot (pre-test) Kedua Kelompok... 64
4.4 Data Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors Tes Akhir Flying Shoot (post-test) Kedua Kelompok... 65
4.5 Hasil Pengujian Homogenitas Tes awal Flying Shoot (pre-test)... 66
4.6 Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (post-test)... 67
4.7 Hasil Uji Homogenitas F Gain... 67
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Cakupan Ranah dari Penjas... 17
2.2 Tiga pendekatan pembelajaran permainan... 30
2.3 Rangkaian Gerakan Flying Shoot... 41
2.4 Rangkaian Gerakan Flying Shoot... 42
3.1 Langkah-langkah Penelitian... 56
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Keputusan Pembuatan Skripsi
Lampiran II Surat Penelitian
Lampiran III Program Penelitian
Lampiran IV Hasil Pengolahan Data Statistik
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR FLYING SHOOT PADA PERMAINAN BOLA TANGAN
(Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)
Pembimbing I : Carsiwan, M.Pd
Pembimbing II : Sufyar Mudjianto, M.Pd.
Mohamad Irfan Haviluddin
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk hidup terdiri atas jiwa dan raga (jasmani dan rohani)
yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan, bahkan saling mempengaruhi. Dengan
kondisi jasmani dan rohani yang baik, tugas yang berat sekalipun dapat diselesaikan
tanpa mengalami kelelahan yang berarti guna meningkatkan kesejahteraan hidup,
baik kesejahteraan jasmani maupun rohani. Manusia berusaha membangun jasmani
dan rohani dengan beberapa jalan, baik dengan upaya sendiri maupun bantuan dari
orang lain, melalui pendidikan secara formal ataupun nonformal, termasuk di
dalamnya pendidikan jasmani.
Pendidikan merupakan usaha seseorang yang secara sengaja untuk
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menuju kedewasaan baik
jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani tidak terlepas dari usaha pendidikan pada
umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan
jasmani sebagai alat perantaranya untuk mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Usaha tersebut
berupa kegiatan jasmani yang diprogram secara ilmiah, terarah dan sistematis yang
disusun oleh lembaga pendidikan yang kompeten.
Pendidikan jasmani erat kaitannya dengan tujuan nasional seperti
tercantumdalam GBHN tahun 1998, yaitu : “pendidikan nasional berdasarkan
pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudu luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.”
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan dan bertujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kesegaran
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas jasmani, seperti yang diungkapkan
oleh Lutan (2000: 2-3), yaitu :
1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan aktifitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktifitas jasmani.
3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efesien dan terkendali.
4. Berpartisipasi dalam aktifitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
5. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktifitas jasmani termasuk permainan olahraga.
Meskipun tujuan pendidikan jasmani sangat majemuk, akan tetapi dalam setiap
proses pembelajarannya harus sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan
pertumbuhan setiap peserta didik. Khususnya pada aktifitas jasmani pada pendidikan
jasmani sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak, sebab
perkembangan fisik berada pada satu tingkatan yang memungkinkan untuk
melakukan beberapa gerak dasar dengan berbagai variasi dan perkembangan
kemampuan fisik terjadi sejalan dengan pertumbuhan fisik. Masa pertumbuhan dan
perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh aktifitas sehari-hari.
Seperti yang dijelaskan dalam buku Perkembangan Peserta Didik bahwa
“pertumbuhan anak pada umur 12 – 15 tahun secara proporsional pertumbuhan fisik anak relatif melambat dibandingkan dengan pada masa anak kecil dan masa bayi.
Tetapi dalam hal perkembangan perkembangan gerak, anak akan lebih aktif dan
senang bergerak karena pertumbuhan jaringan otot anak semakin kuat dan besar.”
usia ini merupakan masa penyempurnaan keterampilan melakukan gerakan-gerakan
dasar. Apabila anak usia tersebut diberikan suatu bentuk pembelajaran yang
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
diarahkan, sehingga kemampuan pola gerak dasar tersebut semakin berkembang
selaras dengan pertumbuhan anak.
Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa, seorang anak pada usia ini
lebih suka mengulangi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan memberi
kepuasan daripada pengalaman-pengalaman yang mengesalkan. Bila seorang anak
pada usia ini mengalami pengalaman yang mengesalkan, anak yang bersangkutan
akan berpindah ke aktifitas lain yang memberikan kesenangan dan kepuasaan. Sebab
anak di usia ini mempunyai dorongan yang besar untuk selalu bergerak yang akan
memberikan pengalaman gerak yang cukup besar.
Anak sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal macam-macam kegitan
olahraga. Jadi seorang guru sebagai orang dewasa harus memperhatikan
keterbatasan-keterbatasan anak, rasa takut anak, kebutuhan anak dan harapannya. Sehingga
olahraga yang dilakukan oleh peserta didik menjadi gembira, aman dan menjadi
faktor positif bagi pertumbuhan jiwa, raga dan sosial anak serta bagi perkembangan
olahraga itu sendiri.
Keterlibatan anak dalam olahraga adalah untuk mencari kesenangan dan
bergaul dengan teman, bahkan ingin mempelajari atau meningkatkan keterampilan
gerak kecabangan olahraga yang menarik minatnya. Oleh karena itu, anak tidak boleh
dipaksa untuk melakukan suatu cabang olahraga. Hendaknya, olahraga diperkenalkan
sebagai satu kegiatan yang menyenangkan, menambah pengetahuan mengenai cara
dan pola bermain, menambah teman dan meningkatkan persahabatan.
Banyak cabang olahraga yang di ajarkan di SMP. Salah satunya adalah
olahraga bola tangan. Olahraga bola tangan yang terdapat dalam situs
http://maulaasman.blogspot.com/2008/01/bolatangan.html. “Dapat diartikan sebagai
olahraga beregu yang dimainkan 2 regu dengan masing-masing 7 pemain (6 pemain
dan 1 penjaga gawang) berusaha untuk memasukkan sebuah bola ke gawang lawan.
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
futsal. Cara memainkannya menggunakan tangan dengan tujuan akhir menembakan
bola ke arah gawang lawan.”
Berdasarkan pengamatan yang ada di lapangan, pembelajaran penjasorkes
dilaksanakan secara tidak teratur dan tidak sistematis. Mulai dari kelemahan proses
pembelajaran seperti membiarkan siswa bermain tanpa terlebih dahulu diberikan
tugas gerak yang seharusnya, serta kurangnya inovasi guru dalam mengajar agar
siswa aktif bergerak. Salah satu contoh inovasi dalam pengembangan proses
pembelajaran adalah dengan mengganti bentuk pemanasan pada setiap permulaan
pembelajaran, tetapi harus mengarah kepada materi yang akan diberikan pada saat
pembelajaran. Apalagi berbagai kegiatan jasmani memiliki karakteristiknya
masing-masing.
Seperti dalam olahraga bola tangan, terdapat teknik dasar yang dominan yaitu
passing dan shooting. Yang salah satunya flying shooting. flying shooting
(menembakkan bola pada saat melayang) adalah salah satu cara menembak yang
paling sering digunakan dari teknik menembak. flying shooting biasanya dilakukan
pada saat berada di garis gawang dan berguna untuk mengecoh kiper lawan. Bentuk
dari teknik shooting juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, hal demikian sejalan
dengan apa yang diungkap oleh Haris (1987:35) bahwa :
Secara garis besarnya, cara-cara menembakkan bola adalah sebagai berikut:
1. The standing shoot (menembak dalam posisi berdiri) 2. The jump shoot (menembak pada saat melompat ke atas) 3. The dive shoot (menembak pada saat melompat kedepan)
4. The fall shoot (menembak sambil menjatuhkan diri kesamping / kedepan) 5. The side shoot (menembak dari samping badan)
6. The flying shoot (menembak pada saat melayang) 7. The reverse shoot (tembakan membalik/memutar)
Keberhasilan pendidikan di sekolah banyak ditentukan oleh keberhasilan
belajar mengajar. Belajar menduduki peran yang sangat penting dalam kehidupan
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
hidupnya mereka dituntut untuk terus belajar. Tujuan proses belajar mengajar pada
hakekatnya merubah perilaku peserta didik baik yang bersifat afektif, kognitif dan
psikomotor yang diharapkan terjadi pada saat belajar mengajar berakhir.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus aktif dan kreatif dalam memilih
bahan, metode dan alat yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran.
Dengan segala keterbatasannya, guru harus dapat menghadapi kendala-kendala yang
ada untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Seorang guru selain harus
memberikan materi yang dapat diterima oleh peserta didik juga harus memperhatikan
faktor keselamatan peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran penjas.
Sedangkan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka seorang guru pendidikan
jasmani harus mengetahui keadaan fasilitas penjas yang ada di sekolah serta harus
mengetahui keadaan dan karakteristik peserta didik, sehingga dapat menentukan
metode atau model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani. Tujuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada hakekatnya harus
mencakup 3 aspek pendidikan yaitu: aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif
(sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan gerak). Ketiga aspek tersebutlah yang
menjadi kajian dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah.
Dalam setiap pembelajaran, seorang guru harus menguasai model-model
pembelajaran untuk memudahkan seorang guru menguasai kelas dan mengetahui
setiap karakteristik peserta didiknya. Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru di kelas. Suatu model pembelajaran didalamnya terdapat teori-teori, syntak, serta
nurturing effect. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi
siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Ada beberapa model
pembelajaran dalam penjas, salah satunya yaitu Model Pembelajaran Pendekatan
Taktis. Model pendekatan taktis Menurut Hoedaya (2001:14) “Tujuan utama dalam mengajarkan sebuah permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif, dan
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kehidupannya.” Melalui sebuah permainan siswa dapat termotivasi untuk ikut aktif
dalam mengikuti sebuah kegiatan pembelajaran baik itu di dalam intrakurikuler
ataupun ekstrakurikuler. Dengan menggunakan pendekatan taktis dalam suatu
pembelajaran maka akan mendapatkan sebuah alternatif satu jalan keluar yang
memungkinkan siswa dapat mempelajari teknik dalam situasi bermain. Keistimewaan
lain dari pendekatan taktis adalah urutan pembelajaran yang alamiah, yang
meminimalkan proses pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan siswa.
Bertolak dari latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian
yang mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran pendekatan
taktis terhadap hasil belajar flying shooting pada permainan bola tangan pada siswa di
SMP N 1 SLIYEG Kab. INDRAMAYU.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi masalah
yang berkaitan dengan latar belakang antara lain sebagai berikut :
1. Pembelajaran menurut Corey (1986) dalam Syaipul (2005: 61), “Pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan sengaja dikelola untuk memungkinkan
ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset
dari pendidikan.”
2. Pendekatan taktis menurut Hoedaya (2001:14) “Tujuan utama dalam
mengajarkan sebuah permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif,
dan peningkatan tampilan bermain siswa, yang akan berdampak positif
terhadap perilaku kehidupannya.” Melalui sebuah permainan siswa dapat termotivasi untuk ikut aktif dalam mengikuti sebuah kegiatan pembelajaran
baik itu di dalam intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler.
3. Olahraga bola tangan yang terdapat dalam situs
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
sebagai olahraga beregu yang dimainkan 2 regu dengan masing-masing 7
pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha untuk memasukkan sebuah
bola ke gawang lawan. Permainan ini bisa dikatakan sebagai perpaduan antara
olahraga bola basket dan futsal. Cara memainkannya menggunakan tangan
dengan tujuan akhir menembakan bola ke arah gawang lawan.”
4. Hasil belajar atau prestasi belajar, Suherman (1999: 20), adalah sebagai hasil
dari proses interaksi belajar mengajar yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis
(kondisi fisik, kecenderungan motivasi, kemampuan kognitif).
Hasil belajar bola tangan adalah hasil dari proses interaksi belajar mengajar
permainan bola tangan yang dipengaruhi kondisi fisik, kecenderungan motivasi
dan kemampuan kognitif.
5. Flying shooting adalah lemparan ke arah gawang yang dilakukan pada saat
badan melayang di udara.
6. Penelitian ini terbatas pada pengaruh model pembelajaran pendekatan taktis
terhadap hasil belajar flying shooting pada permainan bolatangan di SMP N 1
Sliyeg Kabupaten Indramayu.
7. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan siswa kelas 8 (2
SMP).
8. Model pembelajaran yang digunakan dalam KBM adalah model pembelajaran
pendekatan taktis.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan permasalahan
yang dianggap penting untuk diteliti, yaitu: seberapa besar pengaruh model
pembelajaran pendekatan taktis terhadap hasil belajar flying shooting pada
permainan bola tangan di SMP Negeri 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pembelajaran flying shooting pada permainan bola tangan, secara khusus tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
model pembelajaran pendekatan taktis terhadap hasil belajar flying shooting pada
permainan bola tangan di SMP Negeri 1 Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.
E. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi penulis
maupun bagi masyarakat umum. Ada beberapa manfaat yang dapat dihasilkan antara
lain :
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori-teori pendidikan khususnya
teori tentang penjas.
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
semua pihak dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa, ataupun bagi guru
pendidikan jasmani, pelatih dan pembina olahraga khususnya pada cabang
olahraga bola tangan serta dapat dijadikan sumbangan pengetahuan dan diterapkan
dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
F. Anggapan Dasar
Dalam suatu penelitian, anggapan dasar merupakan asumsi yan menjadi
tumpuan segala pandangan kegiatan terhadap masalah yang diteliti. Menurut
Arikunto (2006: 55) “anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikiran yang
sebenarnya diterima penyelidik. Selanjutnya bahwa penyelidik dapat merumuskan
asumsi yang berbeda.”
Dari permasalahan yang diteliti, penulis memiliki anggapan dasar yaitu bahwa
dalam proses belajar mengajar gerak, Para pendidik dihadapakan pada beberapa
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan taktis di SMP
merupakan salah satu cara dalam menyikapi kesulitan tugas mengajar. Seperti yang
diungkapkan oleh Subroto (2010:5) bagi siswa, tujuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan taktis adalah:
1) Meningkatkan kemampuan bermain melalui pemahaman terhadap keterkaitan antara taktik permainan dan perkembangan keterampilan, 2) Memberikan kesenangan dalam proses pembelajaran, 3) Belajar memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan selama bermain.
Sehingga peran model pembelajaran pendekatan taktis di SMP sangat
dibutuhkan, dalam buku perkembangan peserta didik dijelaskan “pertumbuhan
jaringan otot pada usia 12-15 tahun semakin kuat dan besar sehingga kemampuan
anak dalam bergerak semakin aktif dalam variasi pola gerak.” Seperti dijabarkan pada
pembahasan di atas, maka penulis menggunakan model pembelajaran pendekatan
taktis sebagai daya dukung terhadap proses belajar mengajar. Karena dengan
diberikannya pendekatan taktis pada usia ini akan lebih mudah mengarahkan anak
untuk lebih aktif bergerak, meningkatkan kemampuan dan menemukan kepuasan
gerak sehingga peserta didik akan mendapatkan kemudahan untuk melakukan
pembelajaran permainan bola tangan dan dapat memberikan rasa percaya diri serta
menghilangkan rasa takut pada diri anak tersebut.
Peserta didik usia SMP khusus nya di SMP N 1 Sliyeg memerlukan
pembelajaran secara bertahap mulai dari gerakan yang mudah menuju gerakan yang
kompleks. Dengan memberikan model pendekatan taktis dalam pembelajaran penjas
pada permainan bola tangan diharapkan peserta didik dapat melakukan teknik dasar
permainan bola tangan, mampu merangsang dan mengaktifkan peserta didik
menemukan kepuasan dalam bergerak. Dengan keberhasilan tersebut, akan
menimbulkan rasa senang dan kepuasan tersendiri pada diri peserta didik yang
kemudian memotivasi siswa untuk banyak belajar pada permainan bola tangan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
peserta didik akan mampu mengembangkan potensi pola gerak dasar yang harus
1
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat dan sesuai denga
masalah dan tujuan yang akan dicapai. Secara umum metode merupakan cara
yang hendak dilakukan oleh setiap peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting,
karena dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk itu peneliti harus terlebih dahulu
menentukan metode apa yang akan hendak dipakai dalam menentukan berhasil
atau tidaknya tujuan yang akan dicapai dalam penelitiannya. Menurut Sugiyono
(2009:3) “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”Artinya melalui penggunaan metode
serta pemilihan sebuah metode yang tepat maka akan membantu jalannya sebuah
penelitian.
Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang akan digunakan dalam
sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen dengan tujuan untuk
memperoleh dan mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya dari
suatu kelompok sampel yang diteliti melalui suatu percobaan dengan kontrol yang
ketat dan menggunakan model pembelajaran pendekatan taktis terhadap hasil
belajar.
Sehubungan dengan metode eksperimen, penulis mengutip pendapat
Sugiyono (2009:107) bahwa “eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam satu disegn eksperimen perlu mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan
2
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilakukan dengan cara menerapkan program pembelajaran
kepada dua kelompok yang berbedadengan bentuk latihan yang sama, tetapi
kelompok A (eksperimen) di berikan model pendekatan taktis sedangkan
kelompok B (kontrol) diberikan model pendekatan teknis. Pembelajaran yang
diberikan dalam waktu 4 minggu atau 16 kali pertemuan dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh dari masing-masing model tersebut dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui perbedaan dari hasil
belajar setelah diberikan model pembelajaran yang berbeda.
Dari uraian diatas, penulis dapat menggambarkan bahwa eksperimen
merupakan suatu kegiatan dalam penelitian yang bertujuan mendapatkan
fakta-fakta atau informasi dari data yang terkumpul serta menguji hipotesis yang
dirumuskan sehingga mendapatkan data yang sebenarnya dari persoalan yang
diteliti.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel merupakan bagian yang terpenting keberadaannya,
ketelitian dalam menggunakan sampel sangat menentukan keberhasilan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti. Sugiyono (2009:117) menjelaskan pengertian
populasi sebagai berikut : “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Selanjutnya Sugiyono (2009:118) menjelaskan mengenai sampel yaitu :
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi terebut”. Diungkapkan oleh Arikunto (2006:134), bahwa “...jika subyeknya
banyak (lebih dari 100), sampel dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau, ....”.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 SMP Negeri 1
Sliyeg. Banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa. Dan terbagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok A sebanyak 15 siswa, dan kelompok B
3
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(perlakuan) menggunakan model pendekatan taktis, dan kelompok B adalah
kelompok kontrol (menggunakan model pendekatan teknis).
dibawah ini tabel 3.1 jumlah populasi dan sampel yang akan digunakan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya serta pengamatan penulis mengenai
sampel yang akan digunakan, maka penulis melakukan beberapa pertimbangan
dalam memilih sampel sebagai berikut :
1. Sampel yang digunakan siswa putra
2. Siswa tersebut belum pernah mengikuti suatu program pelatihan olahraga bola
tangan secara khusus.
3. Siswa belum pernah mengikuti program latihan teknik keterampilan dalam
cabang olahraga bola tangan
4. Siswa tersebut termasuk kategori pemula, dalam hal ini siswa SMP N 1 Sliyeg
baru mengenal pembelajaran keterampilan teknik bola tangan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random
sampling. Sugiyono (20009:120) menjelaskan tentang teknik random sampling
yaitu : “teknik pengambilan sampel secara acak tapi memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Jadi dalam penentuan sampel secaara acak dari semua anggota populasi
4
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
anggota sampel. Prosedur random sampling yaitu dengan cara mengundi calon
sampel. Dengan demikian setiap subyek dari populasi mendapat kesempatan yang
sama untuk menjadi anggota sampel.
Untuk menentukan kelompok latihan yang terdiri dari masing-masing 15
orang terlebih dahulu dilakukan tes awal yaitu dengan tes keterampilan teknik
bola tangan yaitu standing shoot, kemudian dilakukan penyusunan rangking dan
penjodohan dengan tujuan membentuk yang lebih homogen secara kualitas dan
kuantitas.
Untuk lebih jelas, berikut adalah tabel 3.2 teknik penjodohan:
Kelompok A 1 4 5 8 9 12 13 16 17 20 21 24 25 28 29
Kelompok B 2 3 6 7 10 11 14 15 18 19 22 23 26 27 30
Tabel 3.2
Pengelompokkan sampel dengan teknik penjodohan
C. Waktu penelitian
Dalam setiap penelitian dibutuhkan waktu untuk penyusunan rencana
penelitian, pembuatan rancangan, waktu penelitian, dan pembuatan laporan hasil
penelitian. Menurut Musfiqon (2012:85) “dalam penelitian, peneliti dituntut
mampu untuk melakukan penelitian selama enam bulan, maka desain
penelitiannya juga enam bulan. Sedangkan untuk penelitian skripsi waktu
penelitiannya agak longgar”.
Waktu penelitian berlangsung selama satu bulan yaitu antara awal bulan
agustus sampai dengan awal september 2014 dengan jumlah pertemuan sebanyak
16 kali.
D. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan
dalam mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu
5
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dapat dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar atau menyimpang dari
ketentuan yang sudah ditentukan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh akan
sesuai dengan harapan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan desain eksperimen
yaitu pretest-posttest control group design. Mengenai desain ini Sugiyono
(2009:112) mnggambarkan seperti berikut :
Kelompok Pre test Treatmen / Perlakuan Posttest
Eksperimen A1 X1 A2
Teknis B1 X2 B2
Tabel 3.3
Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design
(Sugiyono, 2009:112)
Keterangan :
A1 : pretest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen
A2 : posttest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen
X1 : treatmen/perlakuan yang diberikan dikelompok eksperimen yaitu model
pendekatan taktis
X2 : perlakuan yang diberikan dikelompok kontrol yaitu model pendekatan
teknis
B1 : pretest yang dilaksanakan pada kelompok kontrol
B2 : posttest yang dilaksanakan pada kelompok kontrol
Dari desain yang telah dikemukakan diatas, tes dilakukan dua kali A1 dan B1
sebagai Tes Awal (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan dilakukan A2 dan B2
sebagai tes akhir. Tanda X1 adalah kelompok yang diberikan perlakuan yaitu
pemakaian model pembelajaran pendekatan taktis dan X2 adalah perlakuan yang
6
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
POPULASI
Langlah berikutnya adalah memberikan perlakuan kepada masing-masing
kelompok, kelompok A diberikan model pendekatan taktis, sedangkan kelompok
B diberikan model pendekatan teknis dalam pembelajaran. Pembelajaran
diberikan dalam 16 kali pertemuan atau 4 minggu. Setelah proses eksperimen
berakhir, langkah selanjutnya adalah melakukan tes akhir, pengolahan data, dan
kemudian analisis data, penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan.
2. Langkah-langkah penelitian
Adapun dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah-langkah
penelitiannya adalah sebagai berikut yang tertera pada gambar 3.1
SAMPEL
Analisis Perbandingan hasil Kelompok A dan Kelompok B
7
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian
E. Instrumen Pengumpulan Data
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan sebuah pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat
kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Hal ini sesuai
dengan pendapat Emory dalam Sugiyono (2009:148) ia berpendapat bahwa
“Skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian”.
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan sebuah pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik. Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:4)
ia mengemukakan bahwa “pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu, dengan bantuan alat ukur”. Alat ukur dalam
sebuah penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Menurut sugiyono
(2009:148) mengungkapjkan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Untuk
memperoleh data yang akurat seorang peneliti harus menggunakan alat atau
instrumen yang dapat membantu untuk mempermudah jalannya penelitian.
Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai
keterampilan, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
keterampilan.
Menurut Arikunto (2006:150) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau
8
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Sedangkan menurut Suharsiwi dalam Nurhasan (2007:3) „Tes merupakan suatu
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tes keterampilan teknik bola
tangan yaitu flying shoot sebagai alat ukurnya. Suatu alat ukur harus sesuai
dengan apa yang diukur. Sesuai dengan hal ini Nurhasan (2007:3) mengemukakan
bahwa “suatu tes sahih apabila tes dapat mengukur apa yang diukur”. Berikut ini
adalah penjelasan dari tes flying shoot:
Tes keterampilan Flying Shoot
Skor yang diperoleh dari atlet yang melakukan Flying Shoot sebanyak enam
kali.Skor yang diperoleh berupa jumlah angka keseluruhan sesuai dengan
masuknya bola di gawang yang telah diberi angka. Test keterampilan flying shoot
ini memiliki validitas 0,927 dan reliabilitas 0,92. Untuk lebih jelasnya mengenai
tes Flying Shoot telah dijelaskan oleh Nurhasan (2007:253) seperti dibawah ini:
Tujuan : Mengukur Keterampilan Flying Shoot
Fasilitaas : 1. Gawang
2. Meteran
3. Tali
Pelaksanaan : 1. Menyiapkan perlengkapan administrasi
2. Testee diberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum
melakukan tes flying shoot
3. Setelah mendengar aba-aba “ya” testee melakukan Flying
Shoot 6x berturut-turut dari 3 tempat/pos yang berbeda-beda
dan langkah terakhir harus bertolak/bertumpu di dalam kotak
tumpuan (1x1m) yang berada di tengah (di garis hukuman 7
9
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penilaian : 1. Shooting dinyatakan berhasil apabila bola secara langsung
mengenai sasaran/kolom point yang ada di gawang.
2. Skor yang diperoleh kemudian di gabung menjadi satu
3. Bila bola mengenai sasaran pada bagian garis batas daerah
skor, maka diambil yang paling besar
4. Shooting dianggap gagal apabila teste melewati kotak
tumpuan, tidak melakukan dengan usaha yang maksimal, bola
memantul ke tanah.
Mengenai gambar gawang dan letak skor untuk tes flying shoot dapat dilihat pada
gambar 3.2
7 7 A1 7m
A2 3,5m B
5 3 1 3 5 5m
0,5 0,5 1m 0,5 0,5 A3
Gambar 3.2
Gawang tes keterampilan flying shoot
Keterangan :
A1, A2, A3 : Testee yang melakukan flying shoot
: Arah lari testee ke kotak tumpuan
B : Kotak tumpuan di garis hukuman 7 meter dari gawang
10
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Tes keterampilan flying shoot sebagai tes awal.
2. Tes keterampilan flying shoot sebagai tes akhir.
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran
baik tes awal maupun tes akhir, dan merupakan skor-skor yang masih mentah
(raw score). Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh latihan yang
diberikan, dilakukan perhitungan secara statistika.
Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dengan
melakukan pengujian dengan uji t. Sebelum analisis data yang meliputi 1) uji
normalitas dan 2) uji homogenitas.
Adapun langkah-langkah pengolahan data tes yang di tempuh adalah:
1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel, dengan
menggunakan rumus:
2. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel
11
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
S = Simpangan baku yang dicari
∑ = Jumlah
Menguji normlitas data, untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau
tidk, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan
menggunakan uji Liliefors.
Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, ...Xndijadikan bilangan bku Z1, Z2, ...Zn dengan
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S(Zi) =
d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
12
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
menolak hipotesis nol, bandingkan Lo dengan nilai kritis yang diambil
dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh
dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis
diterima.
f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo
ini dengan nilai kritis Lo yang diambil dari daftar nilai kritis Lo untuk uji
Liliefors, dengan taraf nyata α = 0,05.
Kriterianya adalah :
1. Hipotesis diterima apabila Lo < L = Normal
2. Hipotesis ditolak apabila Lo > L = Tidak Normal
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dua variasi adalah variasi dari tes awal dan tes akhir baik
kelompok eksperimen maupun kelompok control. Menguji homogenitas data
setiap butir dengan rumus :
F =
Kriteria pengujian adalah pihak kiri, hipotesis ditolak jika F ≤ F(1-α).(v1.v2) dimana nilai F(1-α)(v1.v2) didapat daftar distribusi F dengan taraf nyata (α)=0,05 dan
dk = V1 dan V2 untuk nilai V1 = n-1 dan V2 = n-2. Jadi data setiap butir tes adalah
homogeny apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.
5. Uji t
Uji t yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak).
Menurut Nurhasan (2008:152) ia mengemukakan bahwa “ uji ini dipakai bila
13
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
oleh karena itu dinamakan uji satu pihak.” Tahapan untuk pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut :
1. Pasangan Hipotesis yang akan diuji adalah
Ho :
Hi :
2. X X
√
3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
Terima Hipotesis (Ho), Jika : t‟ <
Tolak Hipotesis (Ho), jika :
4. Batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis (Ho)
dan = t 0,95 (14)
dan = t 0,95 (14)
5. Membandingkan dengan
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil sebuah
kesimpulan dari penelitian ini bahwa Pendekatan taktis memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar flying shoot dalam permainan bolatangan di SMP
Negeri 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka penulis menyarankan atau
merekomendasikan bahwa dalam pembelajaran bolatangan khususnya flying shoot
sebaiknya menggunakan pendekatan taktis, karena pendekatan taktis memberikan
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang (2012). Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan Jasmani.
Bandung: FPOK UPI
Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Arikunto. S (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta
Asian Handball Federation, Rules of the game of Handball; Kuwait, 1978.
Asosiasi Bola Tangan Indonesia. (2007). Peraturan Permainan 2007.
Athariq, Arie (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Terhadap Hasil
Belajar Permainan Bolatangan. Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung :
Tidak diterbitkan
Depdikbud. (1995). Pedoman mengajar olahraga pendidikan di sekolah dasar.
Jakarta: Depdikbud.
Haris, Ridwan. (1987). Peraturan permainan Bola Tangan, Sekolah Tinggi
Olahraga Bandung
Hoedaya, Danu.(2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Jakarta: Direktorat
Jendral Olahraga Depdiknas
Juliantine, Tite, Dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Bandung: FPOK UPI
Lutan, Rusli. (1988). Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud.
Lutan, Rusli. (2000). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori Praktek.
Jakarta: Depdikbud.
Mahendra, A. (2000). Bola Tangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. Bandung: FPOK UPI
Mahendra, Agus. (2009). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK
UPI
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Nurhasan, Dkk. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata
Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Kolahragaan. Bandung: FPOK
UPI
Nurhasan, H. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI
Ruhimat, Toto. (2011). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: FIP UPI
Rustiana, Willy. (2013). Perbandingan Pembelajaran Pendekatan Taktis dan
Pendekatan Teknis Terhadap Hasil Belajar Push dan Hit Dalam Permainan Hoki. Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Subroto, Toto. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permainan.
Bandung: FPOK UPI
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suherman (1999). Belajar mengajar bolatangan. Bandung; FPOK UPI
Suprijono. (2011). Model-model pembelajaran : Bandung.
Surakhmad, Winarno (1982), Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar dan Teknik.
Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno (1990), Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung; Tarsito.
Syaipul. (2003), Konsep Pembelajaran . Jakarta
SUMBER LAIN
Asih (2007). http://id.wikipedia.org/wiki/syarat-syarat-metode-pembelajaran.html.
[Online].
Clark (1981).
Mohamad Irfan Haviluddin, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Flying Shoot Pada Permainan Bola Tangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Djamarah (2002).
http://id.wikipedia.org/wiki/macam-macam-metode-pembelajaran.html. [Online].
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/model-model-pembelajaran-menurut-para-ahli.html [Online].
http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/ [Online].
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_tangan. [Online].
http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli
http://www.scribd.com/doc/51282798/Pengertian-Konsep-Pembelajaran-Menurut-Para-Ahli [Online].
Sean. (2008). BOLA TANGAN. [Online]. Tersedia:
http//www.google.com/bolatangan/2008/Seanbase’s Weblog.htm [12