• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

No. 50/SI/KTP/PERPUSINFO/JUNI/2015

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT

PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi

Oleh :

Hatami 1103516

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT

TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

Oleh : Hatami

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi

© Hatami 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

(4)

ABSTRAK

Hatami (1103516). Hubungan antara Penggunaan Webpac dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB). Skripsi Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi, Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2015. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan Webpac sebagai alat telusur utama di Perpustakaan ITB dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Penelitian ini secara umum dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan ITB. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui deskripsi penggunaan Webpac di UPT Perpustakaan ITB; 2) Mengetahui deskripsi kebutuhan informasi pemustaka UPT Perpustakaan ITB. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penyebaran angket, observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa ITB yang masih aktif menggunakan Perpustakaan ITB, dan diambil sampel sebanyak 98 pemustaka. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2013 dan IBM SPSS Statistics 20. Data diolah dengan menggunakan rumus uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) terdapat hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan kategori hubungannya sedang, dengan tingkat hubungan antara keduanya signifikan; 2) Penggunaan Webpac di Perpustakaan ITB oleh pemustaka tujuan utamanya adalah untuk memperoleh informasi ketersediaan koleksi dan untuk memperoleh informasi bibliografi koleksi yang dibutuhkan pemustaka. Penggunaan Webpac di Perpustakaan ITB juga mudah digunakan oleh pemustaka, sehingga memungkinkan pemustaka menelusur secara mandiri tanpa bantuan orang lain termasuk pustakawan.; 3) Webpac sangat membantu memenuhi kebutuhan informasi rutin dan kebutuhan informasi mutakhir pemustaka.

(5)

ABSTRACT

Hatami (1103516) The Relationships between Webpac Usage and Information Fulfillment of Users in the Library of Bandung Institute of Technology (ITB). An Undergraduate Thesis of Library Study Program and Information Science, Indonesia University of Education, Bandung 2015. This study was motivated by the presence of Webpac as the main search engine tool in ITB Library to fulfill the users needs of information. Generally, the research was conducted to figure out the relationships between Webpac usage and information fulfillment of users in the library of Bandung Institute of Technology. Meanwhile, specifically this research aims to: 1) Find out Webpac usage description in the library; 2) Recognize the description of information needs of ITB’s users. The methodology used in this study is the descriptive correlational research method with quantitative approach. The data collection was done through questionnaire, observation, interview, and literature study. The population of the study is all ITB students who visit the library and the sample is 98 users. The data management was processed by Microsoft Office Excel 2013 and IBM SPSS Statistics 20. The data were processed with correlation test formula Rank Spearman. From the findings, it can be concluded that: 1) there are relationships between Webpac usage and information fulfillment of the users, where the category of the relationships is average and the degree of relationships is significant; 2) the main goal of Webpac usage is for knowing information about collections availability and information about bibliography of the collections that the users want. Besides, Webpac seems to be easily used by the users, so that the librarian assistance is unnecessary; 3) Webpac very helps the users fulfill current information needs and everyday information needs.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANUNG... 12

A. Kajian Teori... 12

1. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 12

a. Definisi Perpustakaan Perguruan Tingg ... 12

b. Pemustaka di Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 13

c. Pustakawan di Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 14

d. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 15

e. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 16

f. Informasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 17

2. Kebutuhan Informasi Pemustaka ... 19

a. Definisi Kebutuhan Informasi Pemustaka ... 19

(7)

c. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pemustaka 22

d. Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka ... 22

3. Sistem Temu Balik Informasi di Perpustakaan ... 23

a. Definisi Sistem Temu Balik Informasi ... 23

b. Komponen Sistem Temu Balik Informasi ... 24

c. Tujuan dan Fungsi Sistem Temu Balik Informasi ... 24

d. Penelusuran Informasi sebagai Proses Temu Balik Informasi . 25

e. Tahap-Tahap Penelusuran Informasi ... 26

4. Online Public Access Catalog (OPAC) ... 28

a. Definisi OPAC ... 28

b. Tujuan OPAC ... 30

c. Fungsi OPAC ... 31

d. Jenis Penelusuran Menggunakan OPAC ... 31

5. Webpac di UPT Perpustakaan ITB ... 32

B. Hubungan antara Penggunaan Webpac dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka ... 40

C. Kerangka Pemikiran ... 45

D. Asumsi ... 49

E. Hipotesis ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian ... 50

1. Lokasi penelitian ... 50

2. Subjek Populasi ... 50

3. Sampel Penelitian ... 51

B. Desain Penelitian ... 53

C. Metode Penelitian ... 53

D. Defenisi operasional ... 54

1. Penggunaan Online Public Access Catalog (Webpac) ... 54

2. Pemenuhan Kebutuhan Informasi ... 55

E. Instrumen Penelitian ... 55

(8)

2. Uji Reliabilitas ... 61

G. Teknik Pengumpulan Data ... 62

H. Analisis Data ... 64

1. Tahap-Tahap Analisis Data ... 64

2. Teknik Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Profil UPT Perpustakaan ITB ... 67

1. Visi ... 67

2. Misi ... 67

3. Peranan ... 67

4. Tujuan ... 68

5. Sasaran ... 68

6. Waktu Layanan ... 69

7. Keanggotaan ... 69

8. Layanan Perpustakaan ... 70

9. Jenis Koleksi, Lama Waktu Peminjaman, dan Lokasi Koleksi di UPT Perpustakaan ITB ... 70

10. Peraturan dan Tata Tertib UPT Perpustakaan ITB ... 71

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 72

1. Data Hasil Angket ... 72

a. Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 72

b. Deskripsi Data Penelitian ... 75

1) Deskripsi Data Penggunaan Webpac ... 76

2) Deskripsi Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka ... 93

2. Data Hasil Wawancara ... 103

3. Data Hasil Observasi ... 106

4. Uji Hipotesis ... 108

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 110

1. Hubungan antara Penggunaan Webpac dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka di UPT Perpustakaan ITB ... 111

a. Deskripsi Frekuensi Penggunaan Webpac ... 113

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… ... 131

A. Kesimpulan ... 131

B. Rekomendasi ... 134

DAFTAR PUSTAKA ………. ... 135

LAMPIRAN ………. ... 138

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran ... 48

Tabel 3.1 Data Statistik Pengunjung Perpustakaan ITB dari bulan Agustus 2014 sampai bulan Januari 2015 ... 51

Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 53

Tabel 3.3 Skor Jawaban dengan Skala Likert ... 56

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Penelitian ... 56

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel X (Penggunaan Webpac) ... 59

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka) ... 60

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilas Variabel X (Penggunaan Webpac) ... 61

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka) ... 62

Tabel 3.9 Koefisien Korelasi ... 66

Tabel 4.1 Waktu Layanan Perpustakaan ITB ... 69

Tabel 4.2 Jenis Koleksi, Lama Waktu Peminjaman, dan Lokasi Koleksi di UPT Perpustakaan ITB ... 71

Tabel 4.3 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 73

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ... 74

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Mengunjungi Perpustakaan ITB ... 75

Tabel 4.7 Skor Penggunaan Webpac ... 76

Tabel 4.8 Skor Frekuensi Penggunaan Webpac ... 78

Tabel 4.9 Skor Tujuan Penggunaan Webpac ... 80

Tabel 4.10 Skor Persiapan Penggunaan Webpac ... 82

Tabel 4.11 Skor Cara Penggunaan Webpac ... 84

Tabel 4.12 Skor Penggunaan Fitur Pencarian pada Webpac ... 86

Tabel 4.13 Skor Penggunaan Hasil Penelusuran ... 89

(11)

Tabel 4.15 Skor Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka ... 93

Tabel 4.16 Skor Kebutuhan Informasi Mutakhir ... 95

Tabel 4.17 Skor Kebutuhan Informasi Rutin ... 97

Tabel 4.18 Skor Kebutuhan Informasi Mendalam ... 98

Tabel 4.19 Skor Kebutuhan Informasi Ringkas dan Cepat ... 100

Tabel 4.20 Skor Penelitian Variabel X dan Y ... 102

Tabel 4.21 Hasil Uji Korelasi variabel X dengan Variabel Y ... 109

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penilaian Variabel Penggunaan Webpac ... 78

Grafik 4.2 Penilaian Frekuensi Penggunaan Webpac ... 80

Grafik 4.3 Penilaian Tujuan Penggunaan Webpac ... 82

Grafik 4.4 Penilaian Indikator Persiapan Penggunaan Webpac ... 84

Grafik 4.5 Penilaian Indikator Cara Penggunaan Webpac ... 85

Grafik 4.6 Penilaian Indikator Penggunaan Fitur Pencarian pada Webpac .. 89

Grafik 4.7 Penilaian Indikator Penggunaan Hasil Penelusuran ... 91

Grafik 4.8 Penilaian Indikator Permasalahan Penggunaan Webpac ... 93

Grafik 4.9 Penilaian Variabel Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka 94 Grafik 4.10 Penilaian Indikator Kebutuhan Informasi Mutakhir ... 96

Grafik 4.11 Penilaian Indikator Kebutuhan Informasi Rutin ... 98

Grafik 4.12 Penilaian Indikator Kebutuhan Informasi Mendalam ... 100

Grafik 4.13 Penilaian Indikator Kebutuhan Informasi Cepat dan Ringkas .... 101

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Beranda Webpac ... 33

Gambar 2.2 Tampilan Awal Fitur Pencarian Biasa ... 34

Gambar 2.3 Tampilan Hasil Penelusuran ... 35

Gambar 2.4 Tampilan Awal Pencarian Lanjut ... 36

Gambar 2.5 Tampilan Hasil Pencarian Lanjut dengan Hanya Memasukan Kata Kunci Berupa Judul ... 37

Gambar 2.6 Tampilan Pencarian Lanjut dengan Fitur Formula Tambahan .. 38

Gambar 2.7 Tampilan Hasil Penelusuran dengan Pencarian Lanjut (Judul ditambah Formula) ... 39

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan zaman ini. Kemajuan informasi dan teknologi juga mengharuskan seseorang untuk dapat bergerak cepat dalam memenuhi segala kebutuhannya. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang yaitu kebutuhan akan informasi. Apapun jenis pekerjaan yang dimiliki, semua orang pasti akan membutuhkan informasi. Dengan informasi tersebut maka setiap orang dapat berperan dengan baik di lingkungannya. Hal ini juga turut mempengaruhi perubahan perpustakaan sebagai sumber informasi bagi masyarakat.

Pengertian perpustakaan sendiri menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007, yaitu, “Institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Dari definisi perpustakaan tersebut diketahui ada banyak manfaat yang dapat dirasakan dari sebuah perpustakaan dengan informasi berupa koleksi yang dilayankan.

Perpustakaan sebagai sumber informasi kini harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, karena perpustakaan juga memiliki peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan apa yang tecantum dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2007, yaitu:

Bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.

Terdapat beberapa jenis perpustakaan yang ada di Indonesia, salah satunya adalah perpustakaan perguruan tinggi yang dalam penyelenggaraannya harus bisa mendukung Tridharma Perguruan Tinggi sesuai yang diterangkan oleh Yusup dan

(15)

2

hal-hal yang bersifat informatif-akademik (ilmiah), dan penelitian”. Oleh karena itu

layanan serta fasilitas yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan civitas akademika sebagai pemustakanya dalam pelaksanaan kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan.

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi-fungsi yang pastinya berbeda dengan jenis-jenis perpustakaan lainnya, maka perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menyediakan informasi-informasi yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh civitas akademika dalam mendukung kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan yang sudah pasti mengacu pada Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Tingkatan informasi yang disediakan perpustakaan perguruan tinggipun lebih tinggi dibandingkan dengan perpustakaan sekolah baik dari segi sumber informasinya maupun jenisnya, karena informasi yang disediakan harus bersifat edukatif dan akademik-ilmiah.

Secara umum setiap individu memiliki kebutuhan informasi yang berbeda sesuai dengan keadaan psikologis, biologis, dan lingkungannya, namun pada dasarnya mereka membutuhkan informasi untuk pemenuhan kebutuhannya. Jadi secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemustaka yaitu faktor internal yang bersumber dari dalam diri pemustaka, dan faktor eksternal yang disebabkan oleh lingkungan dimana pemustaka berada. Faktor-faktor inilah yang menimbulkan beragamnya kebutuhan informasi permustaka.

Perpustakaan harus dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi pemustaka dengan baik, bukan hanya mengira-ngira saja. Kegiatan identifikasi ini penting karena perpustakaan sebagai pusat informasi harus dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, walaupun pada kenyataannya perpustakaan tidak mungkin dapat memenuhi seluruh kebutuhan pemustakanya. Kebutuhan informasi seseorang menurut Guha (1978) diantaranya adalah: “…current need

(16)

3

dibutuhkan sehari-hari, informasi yang menyeluruh, serta informasi yang cepat dan singkat.

Informasi di perpustakaan perguruan tinggi terutama yang tercetak berjumlah relatif lebih banyak dibandingkan perpustakaan sekolah. Hal ini terlihat dari jenis-jenis koleksi yang disediakan oleh perpustakaan perguruan tinggi yang relatif lebih lengkap dibandingkan jenis perpustakaan lain, karena perpustakaan perguruan tinggi menyediakan segala macam informasi dari semua tingkatan dan jenis, hal ini beriringan dengan beragamnya jenis bidang ilmu yang dikelola dan dikembangkan di perguruan tinggi. Dari beragam dan banyaknya koleksi yang ada di perpustakaan perguruan tinggi, maka pemustaka membutuhkan alat telusur untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah.

Perpustakaan perguruan tinggi perlu mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini pastinya akan mendukung semua aktivitas yang ada di dalam perpustakaan, dan salah satunya mendukung akses temu balik informasi. Temu balik informasi menurut Baeza-Yates dan Riberio Neto (Pendit, 2007, hlm. 95) yaitu: “Information Retrieval (IR) deals with the representation, storage, organization of, and access to information items should provide the user with easy access to information in which he is

interested”. Jadi information retrieval atau temu balik informasi ini merupakan suatu istilah khusus yang berkaitan dengan persoalan penyimpanan informasi sampai ditemukannya informasi tersebut.

Sistem Temu Balik Informasi atau STBI ini merupakan suatu proses yang sangat penting di sebuah perpustakaan. Dimana pengguna diharapkan dapat dengan mudah mendapatkan koleksi sesuai yang diinginkannya. Karena dalam sistem ini tersedia sebuah pangkalan data berupa informasi-informasi mengenai koleksi-koleksi yang disediakan di perpustakaan. “Sebuah sistem temu balik informasi (STBI) pada umumnya dibentuk oleh bahasa temu balik informasi dan kriteria pencocokan yang drancangbangun untuk penelusuran informasi pada

koleksi informasi tertentu” (Sulistyo-Basuki, 2004, hlm. 233).

(17)

4

pencarian informasi melalui alat telusur sehingga dapat membantunya menemukan informasi yang dibutuhkan. Agar mudah ditelusur maka terdapat bahasa temu balik informasi yang menjadi komponen utama dalam STBI. Bahasa ini merupakan bahasa yang dibuat yang khusus dirancang untuk mengungkapkan isi subjek dan dokumen, bahasa ini disebut bahasa pengindeksan. Tujuannya adalah agar penelusur mengetahui lokasi informasi dokumen yang dibutuhkan dari database yang telah dibuat. Oleh sebab itu pengelola STBI harus menggunakan kosakata yang tidak memiliki sifat homonim dan sinonim sehingga mudah ditelusur pemustaka. Dalam hal ini juga perlu adanya kemampuan dari pemustaka dalam memilih kata kunci telusur yang cocok dengan bahasa pengindeksan sistem.

Pengaplikasian TI di perpustakaan bisa diterapkan di titik layanan pengguna, yaitu pada sarana untuk mempermudah Sistem Temu Balik Informasi di pepustakaan dengan cara komputerisasi dengan menggunakan OPAC (Online Public Access Catalog). Menurut Kao (1995) OPAC adalah: “this catalog is a listing of a library materials on a computer terminal”. Jadi OPAC merupakan sebuah terobosan yang sangat membantu dalam sistem temu balik informasi di Perpustakaan, yang semulanya buku didapatkan dengan menggunakan katalog kartu sebagai alat temu baliknya, kini menjadi dipermudah dengan katalog yang bersifat digital yang pastinya akan lebih cepat dan mudah digunakan. Oleh karena itu agar memudahkan penelusuran informasi maka digunakanlah alat telusur yaitu katalog online atau OPAC sehingga diharapkan pemustaka akan memperoleh informasi yang akurat dan relevan dengan kebutuhannya.

(18)

5

sehingga pemustaka akan memperoleh informasi mengenai informasi koleksi yang hendak ditelusuri.

Salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang sudah menerapkan OPAC sebagai sarana temu balik informasi di perpustakaan adalah UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB). UPT Perpustakaan ITB merupakan salah satu unit pendukung kegiatan akademik di ITB. Oleh karena itu maka UPT Perpustakaan ITB beperan dan bertanggungjawab dalam penyediaan dan peningkatan kualitas penyediaan bahan pustaka yang dapat mendukung kegiatan akademik seluruh civitas akademika ITB dan bahan pustaka yang berisi pengetahuan secara umum. Selain itu, UPT Perpustakaan ITB menyediakan bahan pustaka dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan, UPT Perpustakaan ITB juga bertanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan berbagai pihak, seperti mitra kerja ITB dan masyarakat luas.

(19)

6

Kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan ITB cukup beragam dan akan bertambah sesuai perkembangan zaman. Kebutuhan informasi pemustaka Perpustakaan ITB diantaranya adalah informasi yang dapat mendukung aktivitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Selain itu juga mereka membutuhkan informasi yang dapat mendukung kehidupannya sehari-hari agar dapat berperan di lingkungan masyarakat dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu mereka membutuhkan informasi yang mutakhir, menyeluruh, cepat dan singkat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat telusur informasi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan informasi mereka berupa informasi bibliografi koleksi yang lengkap, informasi lokasi dan ketersediaan koleksi yang akurat, informasi koleksi-koleksi yang terdapat di perpustakaan, dan yang paling utama adalah yang dapat dengan mudah dan cepat membantu menemukan koleksi yang mereka butuhkan di rak.

Webpac sebagai alat temu balik di Perpustakaan ITB dapat digunakan untuk menelusur informasi, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Yusup dan Subekti (2010, hlm. 224) berikut: “Seperti fungsi katalog pada umumnya, OPAC dapat digunakan untuk mencari informasi dengan hanya menyebut dan menulis salah satu dari: subjek, pengarang, judul artikel, atau informasi bibliografis lainnya yang dirancang untuk bahan pencarian”.

Dari segi fungsi, OPAC sendiri berfungsi sama dengan katalog kartu yang sudah lebih awal dikenal. Dan untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu katalog dapat dilihat dari kemampuan katalog dalam membantu pemustaka dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat mengenai efektivitas katalog berikut ini:

Secara teoritis, efektivitas sebuah katalog tidak akan terpengaruh oleh bentuk fisiknya namun dalam praktek tidaklah demikian. Bentuk fisik dapat mempengaruhi masukan, dari titik dokumentalis berimbas terhadap pemutakhiran (updating) katalog dan luarannya, dari segi pemakai berpengaruh terhadap upaya menemukan informasi (Sulistyo Basuki, 2004, hlm. 139).

(20)

7

yang baru ditambahkan ke perpustakaan secara berkala, menyediakan fasilitas yang dapat mempermudah pemustaka menemukan koleksi yang dicarinya, dan informasi bibliografi koleksi secara lengkap. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Sankari (2013, hlm. 19) berikut ini:

The Online Public Access catalog allows for the access of bibliographic databases of the books, CD-ROMs and journals available in the library… Additional features of this catalog are:

Periodic list of recent additions to the library

Members can find the materials checked out to them

Details of the status of the books can be accessed while browsing and searching for Information.

Definisi penggunaan menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indoenesia

(2008) yaitu: “proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian…”. Jadi

penggunaan merupakan suatu akivitas pemakaian sesuatu melalui suatu proses dan cara dengan tujuan tertentu. Penggunaan OPAC sendiri berarti suatu aktivitas pemakaian OPAC melalui suatu proses dan cara menelusur untuk tujuan tertentu. Penelitian mengenai penggunaan OPAC membahas aspek-aspek berikut ini

“…Frequency of OPAC Usage… Purpose of Using OPAC… Users information search on OPAC… Library staff skill and support on information seeking

problems…” (Sankari, 2013, hlm. 21-24). Dari aspek-aspek penelitian tersebut maka penggunaan OPAC merupakan aktivitas memakai OPAC dalam menelusur informasi yang di dalamnya mengandung aspek frekuensi penggunaan OPAC, tujuan penggunaan OPAC, pencarian informasi pada OPAC oleh pengguna, dan bantuan serta keterampilan pustakawan mengatasi persmasalahan penelusuran informasi.

(21)

8

pencarian akan lebih spesifik dan mudah dalam menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Walaupun terdapat dua fitur pencarian yang disediakan oleh Webpac namun kenyataannya masih jarang ditemukan pemustaka yang menggunakan fitur pencarian lanjut. Pemustaka lebih memilih menggunakan fitur pencarian biasa dalam menelusur Webpac.

Selain itu juga ditemukan permasalahan dari pemustaka dalam penggunaan kata kunci penelusuran, terdapat beberapa pemustaka yang harus berkali-kali menggunakan kata kunci yang berbeda saat menelusur menggunakan fitur pencarian biasa karena mereka sulit memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Sehingga pemustaka membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk menelusur menggunakan Webpac. Berdasarkan data hasil observasi awal oleh peneliti ke UPT Perpustakaan ITB pada hari Senin tanggal 19 Januari 2015 bahwa dari 5 responden yang dipilih terdapat 3 orang yang memperoleh hasil penelusuran yang relevan, 1 orang tidak memperoleh hasil penelusuran yang relevan, dan 1 orang lagi tidak memperoleh hasil penelusuran sama sekali. Dari data tersebut muncul permasalahan bahwa terkadang walaupun telah menelusur menggunakan Webpac tetapi pemustaka tidak memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhannya bahkan Webpac tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkan sama sekali.

Permasalahan-permasalahan mengenai penggunaan Webpac tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah penggunaan Webpac sebagai alat temu balik informasi di Perpustakaan ITB sudah tepat dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka ataukah belum. Karena secara teoritis penggunaan OPAC dari segi pemakai dapat berupaya dalam menemukan informasi di perpustakaan, terlebih lagi OPAC memiliki kelebihan yaitu informasi yang diberikan lebih mutakhir karena informasi yang dimiliki mudah diperbaharui dibandingkan katalog kartu.

Penelitian mengenai OPAC pernah dilakukan oleh Nugraha (2008) yang

berjudul “Tingkat Kemampuan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala dalam Menggunakan Katalog Online”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa:

(22)

9

UNSYIAH memiliki kemampuan melakukan penelusuran buku/dokumen melalui OPAC (Nugraha, 2008).

Hal ini berarti bahwa OPAC di Perpustakaan UNSYIAH telah dimanfaatkan oleh pengguna. Berdasarkan hasil penelitian, kendala yang dihadapi pengguna dalam menelusur OPAC pada umumnya menyatakan hasil penelusuran menggunakan OPAC kurang relevan dengan hasil yang diterima. Penelitian Nugraha ini memfokuskan pada tingkat kemampuan pemustaka dalam menelusur.

Selain itu terdapat penelitian dari Nurani (2011, hlm. 66) yang berjudul

“Penelusuran Informasi Menggunakan OPAC Dosen Jurusan Tarbiyah Prodi PAI STAIN Palangka Raya”. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa

“…kebutuhan informasi dosen dapat diwujudkan dan terpenuhi melalui penelusuran informasi…Semakin tepat penelusuran informasi yang digunakan

dosen maka semakin cepat dan tepat/relevan pula kebutuhan informasi terpenuhi”.

Penelitian ini terfokus pada kegiatan penelusuran informasi oleh dosen dengan menggunakan OPAC dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Berdasarkan hasil observasi awal ke Perpustakaan ITB dan hasil penelitian dari Nugraha tersebut dapat terlihat bahwa di Perpustakaan ITB memiliki persoalan yaitu besarnya hubungan penggunaan OPAC dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka masih dipertanyakan. Baik itu dari segi relevansi atau kesesuaian, kemudahan, dan kecepatan. Padahal dari segi penggunaan, Webpac sudah menjadi alat telusur utama di perpustakaan tersebut.

(23)

10

B. Identifikasi Masalah

Untuk merumuskan permasalahan apa yang akan dikaji maka penulis melakukan identifikasi masalah yang terjadi di UPT Perpustakaan ITB terlebih dahulu. Hambatan atau kendala yang terjadi saat penggunaan Webpac di UPT Perpustakaan ITB diantaranya adalah:

1. Masih ada pemustaka yang kesulitan menelusur dengan penggunaan Webpac. 2. Masih ada pemustaka yang tidak menemukan koleksi yang dibutuhkan

walupun telah menelusur menggunakan Webpac.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, selanjutnya dirumuskan masalah umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di

UPT Perpustakaan ITB?”. Berdasarkan rumusan masalah umum tersebut, selanjutnya dirumuskan masalah khusus dalam penelitian ini:

1. Bagaimana deskripsi penggunaan Webpac di UPT Perpustakaan ITB?

2. Bagaimana deskripsi kebutuhan informasi pemustaka UPT Perpustakaan ITB?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini disesuaikan dengan masalah yang akan dikaji

yakni tujuan umum “untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan ITB. Tujuan khusus dari masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

(24)

11

2. Untuk mengetahui deskripsi kebutuhan informasi pemustaka UPT Perpustakaan ITB.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini secara teori diharapkan dapat menambah kajian dalam ilmu perpustakaan dan informasi khususnya dalam bidang temu balik informasi di perpustakaan dan kebutuhan informasi pemustaka.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, sebagai salah satu bentuk peningkatan wawasan berpikir peneliti dan melatih peneliti untuk berfikir secara utuh.

b. Bagi pustakawan, sebagai salah satu media yang dapat menunjang peningkatan kemampuan mereka untuk memberikan layanan yang lebih baik. c. Bagi UPT Perpustakaan ITB, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan untuk pengembangan Webpac di perpustakaan, sehingga dapat dijadikan dasar evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan di perpustakaan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Bertujuan memberikan petunjuk mengenai rangkaian pembahasan yang disusun secara sistematis sehingga akan tampak jelas mengenai kerangka skripsi yang disusun.

BAB I yakni pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II berupa kajian teori, kerangka pemikiran, asumsi, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, kajian teori menunjukkan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.

(25)

12

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV berisi hasil penelitian serta pembahasan yakni berupa pemaparan data dan pembahasan data.

(26)

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung (PP-ITB) yang terletak di Jalan Ganesha 10 Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.

2. Subjek Populasi

Dalam penelitian dibutuhkan subek dan populasi yang menjadi lingkup penelitian. Populasi sendiri menurut Sukmadinata (2011, hlm. 250) yaitu “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita”. sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 215) “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya”.

Dalam memilih populasi sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah dalam menentukan populasi target, karakteristik populasi, wilayah populasi, jumlah populasi. Karena dari keempat hal tersebut maka akan menentukan penarikan sampel dari suatu populasi tersebut. Apabila kita telah mempelajari keempat hal tersebut dengand baik maka kemungkinan terjadinya kekeliruan yang akan mengakibatkan bias dalam penarikan sampel akan semakin rendah.

(27)

51

Tabel 3.1

Data Statistik Pengunjung Perpustakaan ITB dari bulan Agustus 2014 sampai bulan Januari 2015

(Sumber: Data Statistika Pengunjung UPT Perpustakaan ITB tahun 2014-2015)

3. Sampel Penelitian

Setelah menentukan populasi target maka tahap selanjutnya adalah

pengambilan sampel, menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) “sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari tahap pengambilan atau penarikan sampel ini kita akan memilih dan menentukan jenis serta besarnya sampel yang akan menjadi subyek dan objek penelitian.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling Insidental. Teknik pengambilan sampel ini dipilih karena peneliti ingin meneliti pemustaka yang memiliki pengalaman menggunakan Webpac sehingga dapat memberikan data yang diharapkan oleh peneliti.

Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012, hlm. 85).

Jadi peneliti akan mengambil sampel pemustaka yang pernah menggunakan Webpac dengan dua cara yaitu memilih pemustaka yang ketika ditemui baru saja menggunakan Webpac atau dengan menanyakan terlebih dahulu

No. Bulan Jumlah Pengunjung

1. Agustus 2014 5.883

2. September 2014 10.808

3. Oktober 2014 8.313

4. November 2014 6.443

5. Desember 2014 4.995

6. Januari 2015 4.225

Jumlah 40.667

(28)

52

Webpac atau belum. Adapun periode pengambilan sampel yang digunakan yaitu pengguna Webpac dari tanggal 26 April 2015 sampai dengan 16 Mei 2015.

Dalam perhitungan besarnya sampel maka penulis menggunakan rumus Taro Yamane.

N n =

N . d2 + 1

(Prasetyo dan Lina, 2010, hlm. 137) Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi (10 %) dengan tingkat kepercayaan 90%

Berdasarkan data statistik kunjungan Perpustakaan ITB maka diperoleh jumlah populasi sebanyak 6.778 orang, jumlah populasi tersebut diperoleh dari rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan selama enam bulan terakhir yaitu mulai bulan Agustus 2014 sampai bulan Januari 2015. Dalam penelitian ini, presisi yang digunakan adalah 10% dengan tingkat kepercayaan 90%. Dari rumus tersebut maka diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

N

(29)

53

menanyakann kembali mengenai sudah atau belum pernahnya pemustaka tersebut dalam menggunakan Webpac.

B. Desain Penelitian

Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti harus menentukan desain penelitian agar penelitian yang hendak dilakukan dapat terlaksana dengan baik karena sudah ada tahap perencanaan sebelumnya.

Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antarvariabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan periset, mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir (Umar, 2008, hlm.6).

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, diantaranya adalah variabel (X) yaitu penggunaan Online Public Access Catalog (Webpac) dan variabel (Y) yaitu pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Berikut desain penelitian hubungan antara variabel X dengan Y yang digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Y X

Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka

Penggunaan Webpac XY

C. Metode Penelitian

(30)

54

saat ini, informasi tuntutan atau tantangan yang dihadapi, kebutuhan yang dirasakan, kekurangan yang dialami, dan informasi mengenai pengalaman pemustaka dalam penggunakan Webpac.

Dalam penelitian ini variable-variabel penelitian tidak dimanipulasi dan tidak diberikan suatu perlakuan-perlakuan yang diharapkan akan terjadi pada variable tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sukmadinata (2011, hlm. 74) bahwa, “penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan , manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya”. Jadi semua fenomena terjadi apa adanya, dan satu-satunya manipulasi atau perlakuan yang dilakukan yaitu pada penelitian iu sendiri, baik melalui observasi, wawancara, angket, ataupun studi dokumentasi.

Pendekatan kuantitatif digunakan karena peneliti ingin menggambarkan fenomena yang terjadi menggunakan ukuran, jumlah, atau frekuensi, jadi hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk besaran angka. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sugiono (2009, hlm. 12) yaitu “…disebut sebagai data kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”. Pendekatan ini juga digunakan untuk melihat hubungan antara variabel X dan Y secara sebab dan akibat. Jadi dapat diketahui besarnya hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

D. Definisi Operasional

1. Penggunaan Online Public Access Catalog (Webpac)

(31)

55

2. Pemenuhan Kebutuhan Informasi Penustaka

Pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka yaitu tercukupinya salah satu kebutuhan dasar pemustaka yaitu kebutuhan akan informasi. Setiap pemustaka memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda sesuai dengan faktor eksternal dan faktor internal yang dimilikinya. Kebutuhan informasi pemustaka tersebut diantaranya adalah kebutuhan informasi mutakhir, kebutuhan informasi rutin, kebutuhan informasi mendalam, serta kebutuhan informasi cepat dan ringkas. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut maka pemustaka harus menelusur atau mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhannya melalui media atau sumber informasi tertentu. Agar dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka yang beragam, maka tugas perpustakaan adalah menyediakan informasi yang mudah diakses dan ditemukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan mengukur hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 102) “…instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.”

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket atau kuesioner dan pedomana wawancara. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup luas dan tersebar di wilayah yang luas”. Angket ini digunakan untuk memperoleh data berupa angka sehingga akan diperoleh hasil antar variabel yang lebih akurat. Angket ini juga dapat menjangkau responden dalam jumlah banyak. Angket akan disusun berdasarkan kisi-kisi angket yang isinya mencakup hal-hal yang dapat menjawab pertanyaan seputar variabel-variabel penelitian.

(32)

56

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari kuesioner dapat diberi skor, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Jawaban dengan Skala Likert

No. Jawaban Skor

1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

2. Setuju/sering/positif diberi skor 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 4. Tidah setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah diberi skor 1

Selain kuesioner instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada pustakawan yang secara khusus mengelola Webpac sebagai respondennya. Pedoman wawancara berisi butir-butir pertanyaan mengenai Webpac serta penggunaannya oleh pemustaka. Hasil dari wawancara ini bisa dijadikan sebagai data tambahan yang mendukung hasil penelitian, sehingga dapat menentukan objektifitas hasil penelitian.

Pada kuesioner dengan skala likert dan pedoman wawancara ini variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan titik tolak yang kemudian dijadikan kisi-kisi berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Instrumen No. Item Responden

(33)
(34)

58

Instrumen penelitian harus memenuhi persyaratan tertentu agar data yang diperoleh menjadi absah. Menurut sukmadinata (2011, hlm. 208) “persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas”. Jadi persyaratan tersebut harus terpenuhi untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

1. Pengujian Validitas

Menurut subino (1987, hlm. 119) yang dimaksud dengan validitas adalah “tingkat ketepatan tes dapat mengukur apa yang harus diukur, seberapa baikkah tes tersebut dapat melaksanakan tugas yang diembannya”. Rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen adalah Pearson Product Moment yang dikemukakan oleh pearson dengan rumus dibawah ini :

(Arikunto, 2006. Hlm. 170) Keterangan:

(35)

59

Y = jumlah skor total (seluruh item);

Setiap butir soal dalam instrumen dikatakan valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel. Sedangkan butir soal dikatakan tidak valid apabila rhitung lebih kecil dari rtabel. Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2013 dan IBM SPSS Statistics 20. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen, terdapat beberapa pernyataan yang tidak valid. Berikut merupakan hasil uji validitas instrumen penelitian dari variabel Penggunaan Webpac dan variabel Pemenuhan Kebutuhan Pemustaka.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel X (Penggunaan Webpac)

No.

Koefisien Korelasi

Keterangan

r

hitung

r

tabel

1 (0.012) 0.344 Tidak Valid

2 (0.187) 0.344 Tidak Valid

3 (0.027) 0.344 Tidak Valid

4 0.429 0.344 Valid

5 0.582 0.344 Valid

6 0.413 0.344 Valid

7 0.278 0.344 Tidak Valid

8 0.403 0.344 Valid

9 0.582 0.344 Valid

10 0.413 0.344 Valid

11 0.214 0.344 Tidak Valid

12 0.416 0.344 Valid

13 0.126 0.344 Tidak Valid

14 0.047 0.344 Tidak Valid

15 (0.288) 0.344 Tidak Valid

16 0.269 0.344 Tidak Valid

17 0.564 0.344 Valid

(36)

60

20 0.485 0.344 Valid

21 0.526 0.344 Valid

22 0.103 0.344 Tidak Valid

23 0.440 0.344 Valid

24 0.225 0.344 Tidak Valid

25 0.404 0.344 Valid

26 0.447 0.344 Valid

27 0.375 0.344 Valid

28 0.434 0.344 Valid

29 (0.021) 0.344 Tidak Valid

30 0.478 0.344 Valid

31 0.424 0.344 Valid

32 0.526 0.344 Valid

33 0.542 0.344 Valid

34 (0.020) 0.344 Tidak Valid

35 0.552 0.344 Valid

36 0.432 0.344 Valid

37 0.400 0.344 Valid

38 0.274 0.344 Tidak Valid

39 0.491 0.344 Valid

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka)

No. Koefisien Korelasi

Keterangan

r

hitung

r

tabel

40 0.670 0.344 Valid

41 0.359 0.344 Valid

42 0.339 0.344 Tidak Valid

43 0.523 0.344 Valid

44 0.449 0.344 Valid

(37)

61

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan hasil tes. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2011, hlm. 229) “reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketepatan hasil pengukuran”. Metode yang digunakan untuk uji reliabilits ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Berikut rumus dari Cronbach’s Alpha:

(Arikunto, 2002, hlm. 109)

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan Σσ2

b = jumlah varians butir

σ2

t = varians total

Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan banuan IBM SPSS Statistics 20. Berikut hasil uji validitas instrumen penelitian dari variabel X dan Y.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilas Variabel X (Penggunaan Webpac)

(38)

62

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada empat teknik yaitu penyebaran angket atau kuesioner, observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.

1. Penyebaran Angket/Kuesioner

Teknik penyebaran kuesioner ini digunakan karena dianggap tepat untuk menjangkau responden yang jumlahnya cukup banyak. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”

Kuesioner yang akan disebarkan kepada para responden berisi pertanyaan-pertanyaan yang dilandaskan pada indikator yang telah ditentukan dari variable penelitian. Ada dua variable penelitian yaitu variable penggunaan Webpac dan variable pemenuhan kebutuhan informasi. Variable penggunaan Webpac (X) memiliki 7 indikator, diantaranya adalah: frekuensi penggunaan Webpac, tujuan penggunaan Webpac, persiapan penggunaan Webpac, cara penggunaan Webpac, penggunaan fitur pencarian pada Webpac, penggunaan hasil penelusuran, permasalahan penggunaan Webpac. sedangkan variabel kebutuhan informasi (Y) memiliki empat indikator yaitu Current need approach, Everyday need approach, Exhaustic need approach, dan Catching-up need approach. Indikator-indikator tersebut akan menjadi acuan untuk membuat butir pertanyaan kuesioner.

(39)

63

skala likert dengan format jawaban : SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

2. Observasi

Selain kuesioner, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi. Menurut Arikunto (2006, hlm. 156)“…observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera”. Observasi atau pengamatan ini dilakukan untuk memperdalam perolehan data dari para responden dan agar memberikan data yang lebih akurat, sebagaimana dengan fungsi dari pengamatan itu sendiri yaitu “untuk membantu responden dalam menjawab pertanyaan yang sulit dijawab…untuk memeriksa kebenaran jawaban…” (Daniel, 2003, hlm. 147).

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi non-sistematis karena dilakukan tanpa menggunakan panduan observasi. Observasi dilakukan dengan mengamati proses penggunaan Webpac oleh pemustaka dan mengamati tampilan Webpac Perpustakaan ITB.

3. Wawancara

Penelitian ini akan lebih objektif apabila data yang diperoleh lebih mendalam dan tidak bersumber hanya dari pemustaka sebagai sampel penelitian. Oleh karena itu digunakan teknik wawancara, teknik ini digunakan pada saat melakukan observasi awal ke lapangan.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2012, hlm, 137).

(40)

64

hasil penelitian yang dilakukan. Dengan dilakukannya wawancara ini penulis akan mendapatkan informasi yang lebih mendalam, lengkap, dan objektif.

4. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data lain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, dimana peneliti menghimpun informasi-informasi dari sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian. Selain itu juga peneliti mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

H. Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) “statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin mengambil kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil”. Jadi peneliti bermaksud mendeskripsikan data yang dipeoleh apa adanya tanpa bermaksud menarik kesimpulan yang berlaku secara umum. Analisis data sendiri terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Tahap-Tahap Analisis Data

Data-data yang telah diperoleh dari hasil penyebaran angket selanjutnya di olah dalam beberapa tahapan pada prosedur pengolahan data. “Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu: persiapan, tabulasi, penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian” (Arikunto, 2006, hlm. 235). Penjelasan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut.

a. Persiapan adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan tersebut menyangkut pengecekan kelengkapan angket secara keseluruahn. Diantaranya meliputi pemerikasaan nama dan kelengkapan identitas responden, pengecekan kelengkapan data, dan memeriksa macam isian data.

(41)

65

data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan analisis yang digunakan yaitu statistik deskriptif, dan memberikan kode (Coding). Coding adalah pemberian kode atau skor untuk setiap option dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada yakni dengan menggunakan skala Likert.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian adalah dimana data yang telah diperoleh lalu diolah dengan rumus-rumus atau aturan-aturan secara kuantitatif.

2. Teknik Analisis Data

Setelah tahap pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur di atas, tahapan kegiatan selanjutnya adalah analisis data. Teknik analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Analisis data dilakukan setelah data dari sumber data yaitu responden atau sumber lainnya terkumpul.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik”. Teknik analisis data ini digunakan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang sistematis, dan mengolah serta menafsirkan data yang sebelumnya telah dikumpulkan. (Sugiyono, 2012, hlm. 147)

Kegiatan teknik analisis data dalam penelitian ini dengan cara melakukan uji hipotesis/korelasi dan uji signifikasi. Berikut teknik analisis data yang dilakukan:

a. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Jadi pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasional, sehingga besarnya hubungan antara variable akan dinyatakan dengan koefisien korelasi.

(42)

66

(Sugiyono, 2011, hlm. 245) Keterangan:

Ρ = Koefisiensi Korelasi N = Banyaknya Sample

∑d2 = Jumlah kuadrat dari selisish rank variabel X dan rank variabel Y

Untuk mengetahui keberartian korelasi maka berikut ini adalah pedoman untuk menginterpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2013, hlm. 257).

Tabel 3.9 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan ± 0,00 – ± 0,199 Sangat rendah ± 0,20 – ± 0,399 Rendah ± 0,40 – ± 0,599 Sedang ± 0,60 – ± 0,799 Kuat ± 0,80 – ± 1,000 Sangat kuat

b. Uji Signifikasi

Tahapan selanjutnya sebelum dibuat kesimpulan harus dilakukan pengujian atas tingkat keberartian (signifikansi) korelasi hasil perhitungan tersebut. Pengujian signifikasi ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji t student (Sugiyono, 2013, hlm. 257) yaitu:

Keterangan:

t = distribusi student dengan dk = n-2 r = koefisien korelasi

n = banyaknya data

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian yang berjudul “Hubungan antara Penggunaan Webpac dengan

Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka di UPT Perpustakaan Institut

Teknologi (ITB)” ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan dari

berdasarkan hasil penelitian ini terdiri dari beberapa kesimpulan yaitu kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB) maka didapatkan kesimpulan bahwa hubungan antara keduanya signifikan dengan tingkat hubungan pada kategori sedang. Kategori sedang dapat diartikan cukup baik, sehingga hubungan antara kedua variabel juga bersifat positif. Dengan demikian maka pemustaka telah cukup memahami penggunaan Webpac dalam rangka memenuhi kebutuhan informasinya. Penggunaan Webpac juga artinya sudah cukup membantu pemustaka memenuhi kebutuhan informasi mutakhir, rutin, mendalam, serta cepat dan ringkas.

(44)

132

Deskripsi pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan ITB yang merupakan salah satu jawaban dari rumusan masalah khusus dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa skor tertinggi terdapat pada pernyataan Webpac membantu pemustaka dalam kegiatan pembelajaran, pernyataan Webpac menyediakan informasi yang lengkap untuk menambah pengetahuan pemustaka, dan pernyataan informasi lokasi dan status ketersediaan koleksi pada Webpac sesuai dengan yang ada pada rak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Webpac sangat membantu memenuhi kebutuhan informasi rutin dan kebutuhan informasi mutakhir pemustaka.

2. Kesimpulan Khusus

Selain kesimpulan umum, berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan khusus mengenai deskripsi penggunaan Webpac oleh pemustaka di UPT Perpustakaan ITB yang diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Frekuensi penggunaan Webpac oleh pemustaka di Perpustakaan ITB dapat dikategorikan cukup sering, karena pemustaka menggunakan Webpac 1-3 kali dalam seminggu.

b. Tujuan utama penggunaan Webpac adalah untuk mengetahui informasi status ketersediaan koleksi, berikutnya adalah untuk mengetahui informasi letak koleksi, informasi identitas koleksi, untuk mendapatkan buku di rak dengan mudah dan cepat, dan tujuan terakhir adalah untuk mengetahui koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan.

c. Informasi koleksi yang paling utama disiapkan pemustaka adalah nama pengarang, dengan demikian maka nama pengarang sangat membantu pemustaka dalam penelusuran informasi menggunakan Webpac dibandingkan informasi bibliografi lain terutama bila dibandingkan dengan tahun terbit. d. Webpac mudah digunakan oleh pemustaka, sehingga memungkinkan

pemustaka menelusur secara mandiri tanpa bantuan orang lain termasuk pustakawan.

(45)

133

dibandingkan kata kunci lainnya terutama bila dibandingkan dengan kata kunci berupa penerbit.

f. Penggunaan fitur pencarian lanjut dengan memasukan kata kunci yang spesifik sangat membantu pemustaka menemukan informasi yang dibutuhkan terutama dengan bantuan formula AND.

g. Penggunaan fitur pencarian biasa lebih membantu pemustaka dalam proses penelusuran informasi dibandingkan fitur pencarian lanjut.

h. Informasi nomor panggil koleksi sangat membantu pemustaka menelusur koleksi di rak dibandingkan informasi koleksi pada Webpac lainnya, terutama bila dibandingkan dengan informasi identitas koleksi seperti judul, pengarang, dsb.

i. Pemustaka sudah dapat menggunakan Webpac dengan cukup baik, dan tidak terlalu mengalami banyak permasalahan.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan khusus mengenai deskripsi pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan ITB, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Webpac sangat memenuhi kebutuhan informasi mutakhir pemustaka dengan adanya informasi lokasi dan status ketersediaan koleksi yang sesuai dengan apa yang ada di rak, juga dengan memberikan informasi yang cukup terbaru dan detail.

b. Webpac sangat memenuhi kebutuhan informasi rutin pemustaka karena Webpac sangat membantu sebagian besar pemustaka dalam kegiatan pembelajaran, membantu dalam kegiatan penelitian dan cukup membantu pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi yang dapat menambah wawasan sehari-hari.

c. Webpac telah memenuhi kebutuhan informasi mendalam pemustaka dengan menyediakan informasi yang lengkap untuk menambah pengetahuan pemustaka, dan dengan menyajikan informasi koleksi yang cukup akurat dalam membantu pemustaka menelusur koleksi.

(46)

134

penelusuran dengan cukup cepat, dan menyediakan informasi koleksi yang cukup ringkas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh di lapangan, maka peneliti menyatakan beberapa rekomendasi dengan harapan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak terkait. Beberapa rekomendasi tersebut diantaranya adalah:

1. Bagi Perpustakaan

a. Sebaiknya rak buku diberi tanda atau kode berdasarkan nomor klasifikasi atau subjek, agar proses penelusuran koleksi di rak lebih mudah dan pemustaka tidak kebingungan mencari koleksi yang mereka butuhkan.

b. Sebaiknya jumlah data koleksi pada Webpac ditambah lagi, disesuaikan dengan koleksi yang tersedia di perpustakaan.

c. Sebaiknya komputer Webpac jumlahnya ditambah lagi, karena ditemukan beberapa komputer Webpac yang rusak sehingga pemustaka harus mengantri. d. Sebaiknya keberadaan Webpac semakin dipromosikan, karena ditemukan

beberapa pemustaka yang tidak mengetahui adanya komputer Webpac di perpustakaan.

e. Sebaiknya perpustakaan menyediakan petunjuk penggunaan Webpac, baik di meja komputer maupun pada tampilan Webpac.

f. Sebaiknya desain Webpac lebih sederhana agar mudah digunakan pemustaka, terutama untuk pemustaka yang belum pernah menggunakan Webpac.

2. Bagi Pustakawan

a. Sebaiknya pustakawan meningkatkan pelayanan bantuan penelusuran informasi kepada pemustaka.

Gambar

Tabel 4.15 Skor Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka  ......................
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Skor Jawaban dengan Skala Likert
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar pada Berita Acara Pembuktian kualifikasi nomor Berita Acara Pembuktian kualifikasi Nomor : 328.3/ULP-Pokja-JK/2011 tanggal 13 Juni 2011 Pekerjaan

[r]

S-1 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Laporan.. Komisi Aset Paroki menyiapkan dokumen-dokumen yang terkait dengan laporan pertanggungjawaban aset. Dokumen itu antara lain: kartu inventaris, laporan pengadaan aset,

Untuk kondisi aliran akan terjadi suatu keadaan gerusan yang disebut gerusan.. batas, besarnya akan asimtotik

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.. Universitas

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.. Universitas

Proses Pengukuran contour dengan bantuan Hook and Point Gauge serta Mistar setelah Running