• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Formulasi Ralstonia Pickettii Sebagai Biopestisida

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Formulasi Ralstonia Pickettii Sebagai Biopestisida"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN FORMULASI

Ralstonia pickettii

SEBAGAI

BIOPESTISIDA

YUSRIAH K

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Formulasi Ralstonia pickettii sebagai Biopestisida adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tunggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicamtumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016 Yusriah K NIM A34110059

(4)
(5)

5

ABSTRAK

YUSRIAH K. Pengembangan Formulasi Ralstonia pickettii sebagai Biopestisida. Dibimbing oleh GIYANTO.

Agens pengendali hayati merupakan salah satu alternatif yang digunakan dalam mengendalikan patogen tanaman. Salah satu agens hayati yang baru dikembangkan yaitu R. pickettii. Sifat antagonis yang dimiliki oleh bakteri R. pickettii mampu mengendalikan penyakit hawar pelepah pada padi sehingga dikembangkan sebagai bahan aktif dalam formulasi biopestisida. Penelitian ini

bertujuan mengembangkan formulasi R. pickettii sebagai biopestisida. Berdasarkan analisis in vitro menunjukkan bahwa R. pickettii mampu

menghambat patogen: Rhizoctonia solani, Pyricularia oryzae, Helminthosporium

oryzae, dan Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Pembuatan formulasi pasta R. pickettii yang telah dimodifikasi menggunakan bahan pembawa tanah andosol,

penambahan elisitor, dan pupuk daun. Formulasi diujikan pada beberapa parameter pengujian yaitu uji fitotoksik, uji viabilitas, dan uji keefektifan formulasi. Uji fitotoksisitas menunjukkan bahwa formulasi yang diujikan tidak bersifat toksik terhadap bibit padi. Berdasarkan uji viabilitas menunjukkan bahwa formulasi F2 (40% minyak sayur, 24% talek, 22% tanah, 3% molase, 1% CMC, 10% R. pickettii [109 cfu/ml]) menunjukkan konsistensi tinggi seperti yang ditunjukkan oleh populasi R. pickettii pada minggu keenam setelah penyimpanan yaitu ± 106 cfu/g. Uji keefektifan formulasi menunjukkan bahwa formulasi Fd, F1, dan F2 mampu menghambat pertumbuhan P. oryzae masing-masing sebesar 96.9%, 97.2%, dan 97.6%.

(6)
(7)

7

ABSTRACT

YUSRIAH K. Formulation Development of Ralstonia pickettii as Biopesticide. Supervised by GIYANTO.

Biological control is one alternative method that is used to control of plant pathogens. One of the newest developed biological agent is R. pickettii. Antagonist properties possessed by the bacterium R. pickettii able to control on rice sheath blight disease that was developed as an active ingredient in the formulation of biopesticides. This research aim is to develop a formulation of R. pickettii as biopesticides. Based on in vitro analysis indicated that R. pickettii able to inhibit pathogen: Rhizoctonia solani, Pyricularia oryzae, Helminthosporium oryzae, and Xanthomonas oryzae pv. oryzae. The paste formulations of R. pickettii have been modified using a carrier material andosol soil, the addition of elicitor, and foliar fertilizers. Formulations were tested on several parameters included phytotoxic test, viability test, and effectiveness in suppressing rice pathogen. Phytotoxicity test showed that the formulation was not toxic to the rice seedling. Based on viability test indicated that F2 formulation (40% vegetable oil, 24% talc, 22% soil, 3% molasses, 1% CMC, 10% R. pickettii [109 cfu/ml]) show high consistency as indicated by R. pickettii population at sixth week after storing is ±106 cfu/g . The effectiveness test of formulation show that formulation Fd, F1 dan F2 inhibited the growth of P. oryzae as much as 96.9%, 97.2%, and 97.6% respectively.

(8)
(9)

9

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencamtumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB.

(10)
(11)

11

YUSRIAH K

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTISTUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

(12)
(13)
(14)
(15)

15

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengembangan Formulasi Ralstonia pickettii sebagai Biopestisida”. Skripsi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai November 2015.

Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Dr Ir Giyanto, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberi banyak masukan, perbaikan, dan arahan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Teguh Santoso, DEA yang telah banyak memberi saran dan Dr Ir Kikin Hamzah Mutaqin, MSi yang selama ini membimbing dalam bidang akademik. Penghargaan penulis sampaikan kepada teman-teman Proteksi Tanaman angkatan 48, teman satu bimbingan skripsi Iis Purnamawati dan Selvia Wulan Hajijah atas bantuan serta dukungannya, Tatit Sastrini, SP MSi, Syaiful Khoiri, SP, dan Fitria Yuliani, SP atas panduan serta arahannya selama penulis melakukan penelitian di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan. Terima kasih yang setulusnya kepada bapak, ibu, juga seluruh keluarga atas segala doa, perhatian, dan dukungannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bogor, Maret 2016

(16)
(17)

17

Waktu dan Tempat Penelitian 3

Metode Penelitian 3

Peremajaan Bakteri R. pickettii dari Kultur Penyimpanan 3 Uji Pengaruh Waktu Inkubasi R. pickettii terhadap Kemampuan

Antagonis pada Keempat Jenis Patogen 3

Penyiapan dan Pembuatan Formulasi Pasta R. pickettii 4

Penyiapan bahan pembawa 4

Pembuatan formulasi R. pickettii 4

Pengembangan formulasi R. pickettii 4

Uji Viabilitas R. pickettii dan Fitotoksik Formulasi 5

Uji viabilitas R. pickettii pada periode masa penyimpanan 5

Uji fitotoksik pada tanaman 6

Uji Keefektifan Formulasi Pasta R. pickettii terhadap P. oryzae 6

Rancangan Percobaan dan Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Pengaruh Waktu Inkubasi R. pickettii terhadap Kemampuan Antagonis

pada Keempat Jenis Patogen 7

Pembuatan Formulasi Pasta R. Pickettii 9

Uji Fitotoksik Formulasi Pasta R. pickettii terhadap Bibit Padi 10 Pengaruh Lama Penyimpanan Formulasi terhadap Viabilitas R. pickettii 11 Uji Keefektifan Formulasi terhadap Patogen P. oryzae 12

SIMPULAN DAN SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

LAMPIRAN 19

(18)
(19)

xix

DAFTAR TABEL

1 Bahan yang digunakan dalam pembuatan formulasi pasta R. pickettii dengan komposisi yang berbeda-beda untuk setiap jenis formulasi 5 2 Pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis

pada ketiga jenis cendawan patogen 7

3 Uji antibiosis R. pickettii terhadap X. oryzae pv. oryzae 8 4 Pengaruh perlakuan formulasi R. pickettii terhadap tinggi tajuk, panjang

akar, dan daya berkecambah padi 11

5 Pengaruh lama penyimpanan formulasi terhadap viabilitas bakteri

R. pickettii 12

6 Tingkat keefektifan formulasi R. pickettii dalam menghambat

pertumbuhan P. oryzae 12

DAFTAR GAMBAR

1 Daya hambat R. pickettii terhadap patogen pada tanaman padi. a) P. oryzae, b) H. oryzae, c) R. solani, dan d) X. oryzae pv. oryzae pada

inkubasi 5 hari. 8

2 Formulasi pasta R. pickettii dalam wadah botol. a) formulasi Fd dan F1 berwarna kuning kecokelatan dan b) formulasi F2, F3, F4a, F4b, dan

F4c cokelat kehitaman 10

3 Biomassa P. oryzae yang ditumbuhkan pada PDB yang mengandung 10% formulasi R. pickettii. a) kontrol, b) Fd, c) F1, d) F2, e) F3, f) F4a, g) F4b, dan h) F4c yang diujikan terhadap patogen P. oryzae 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis dalam menghambat R. solani 20 2 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap

kemampuan antagonis dalam menghambat P. oryzae 20 3 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap

kemampuan antagonis dalam menghambat H. oryzae 20 4 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap

kemampuan antagonis dalam menghambat X. oryzae pv. oryzae 20 5 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan formulasi R. pickettii terhadap

tinggi tajuk padi 20

6 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan formulasi R. pickettii terhadap

panjang akar padi 21

7 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan formulasi R. pickettii terhadap

(20)
(21)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan pertanian hingga saat ini memberikan dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dan penunjang kehidupan masyarakat Indonesia. Pembangunan pertanian terpusat pada padi dan tebu untuk memenuhi kebutuhan beras dan gula (Bantacut 2014). Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan, yaitu dengan intensifikasi produk pertanian, di antaranya peningkatan penggunaan pupuk, varietas unggul, dan pestisida. Penggunaan pestisida merupakan cara yang lazim digunakan dalam meningkatkan produksi pangan pada abad ke-20 (Gerhardson 2002). Kesadaran masyarakat semakin meningkat terhadap kesehatan, lingkungan, dan gizi sehingga mendorong peningkatan permintaan terhadap produk pertanian organik untuk tanaman pangan terutama padi (Las et al. 2006).

Padi merupakan tanaman pangan yang sebagian besar dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan juga dijadikan sebagai makanan pokok. BPS (2015) menyebutkan bahwa luas panen padi di Indonesia mengalami kenaikan seluas 0.51 juta hektar. Masalah utama yang sering dihadapi dalam kegiatan pertanian yaitu adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). Kondisi iklim di Indonesia sangat mendukung perkembangan OPT termasuk pada tanaman pangan khususnya padi. Beberapa patogen yang menyerang tanaman padi di antaranya Pyricularia oryzae (Amir dan Anggiani 1993), Xanthomonas oryzae pv. oryzae (White dan Yang 2009), dan Rhizictonia solani. Penyakit yang disebabkan oleh R. solani adalah salah satu dari tiga penyakit utama yang ada pada tanaman padi (Almasia et al. 2008). Salah satu strategi pengendalian dalam sistem PHT yaitu dengan pengunaan agens hayati (Norris et al. 2003) yang menjadi salah satu alternatif pengendalian dalam sistem pertanian organik.

Pengembangan agens hayati sebagai pengendali patogen telah banyak dilakukan oleh masyarakat khususnya peneliti dan akademisi. Beberapa agens hayati umumnya dijumpai pada kelompok cendawan, bakteri, virus, dan nematoda mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan penyakit tanaman baik penyakit yang ada di lahan maupun di tempat penyimpanan (Soesanto 2008; Kabaluk et al. 2010). Agens hayati yang dikembangkan sebagai biopestisida di antaranya adalah Bacillus subtilis, B. thuringiensis, Trichoderma harzianum (Djunaedy 2009), Ralstonia pickettii (Baiquni 2014), Nuclear polyhedro virus (NVP), dan Heterorhabditis bacteriophora (Kabaluk et al. 2010).

(22)

2

Yield Shield® Concentrate Biological Fungicide, merupakan produk biopestisida yang umumnya bukan produk dari Indonesia (Amin 2013).

Beberapa penyakit pada padi seperti P. oryzae, X.oryzae pv. oryzae, dan R. solani mampu dikendalikan oleh agens antagonis. Agens antagonis tersebut dikembangkan dalam bentuk formulasi yang mempermudah dalam pengaplikasian di lapangan (Nopiyanti 2013). Namun, pengembangan formulasi agens hayati sebagai biopestisida belum banyak dilakukan di Indonesia. Agens hayati yang digunakan pada penelitian ini adalah bakteri R. pickettii. Bakteri tersebut telah dilaporkan mampu mengendalikan penyakit hawar pelepah padi yang disebabkan oleh R. solani. Isolat bakteri R. pickettii TT47 memiliki persentase penekanan penyakit yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Serratia marcescens dan Bacillus subtilis serta dapat menghasilkan enzim kitinase (Rustam 2012).

Pengembangan lebih jauh untuk formulasi R. pickettii sebagai biopestisida perlu dilakukan. Bakteri R. pickettii termasuk bakteri Gram negatif sehingga jenis formulasi yang diterapkan yaitu dalam bentuk pasta dan cair. Formulasi bakteri R. pickettii yang dikembangkan dalam bentuk pasta dan cair mampu menekan penyakit hawar pelepah di lapangan, namun belum mampu menujukkan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi (Baiquni 2014). Pengembangan formulasi dengan penambahan bahan tambahan seperti unsur hara dan elisitor diprediksi mampu menambah fungsi dari formulasi R. pickettii. Formulasi tersebut selain mampu mengendalikan patogen penyakit juga mampu meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengembangkan formulasi R. pickettii sebagai biopestisida dalam meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman padi terhadap beberapa patogen pada tanaman padi.

Manfaat Penelitian

(23)

3

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor. Penelitian dimulai pada bulan Maret sampai November 2015.

Metode Penelitian

Peremajaan Bakteri R. pickettii dari Kultur Penyimpanan

Penelitian ini menggunakan isolat bakteri R. pickettii TT47 yang diperoleh dari Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bakteri tersebut merupakan bakteri yang digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan formulasi biopestisida. Bakteri R. pickettii dibiakkan pada medium nutrient agar (NA) (3 g beef extract, 5 g pepton, 15 g agar, dan 1 l akuades) (Schaad 2001) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Pertumbuhan koloni ditandai dengan bentuk sirkular, pinggiran rata, dan berwarna kuning (Rustam 2012).

Uji Pengaruh Waktu Inkubasi R. pickettii terhadap Kemampuan Antagonis pada Keempat Jenis Patogen

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri R. pickettii dalam menghambat beberapa patogen pada tanaman padi, di antaranya yaitu Rhizoctonia solani, Pyricularia oryzae, Helminthosporium oryzae, Xanthomonas oryzae pv. oryzae (koleksi Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tehnik dual culture. Bakteri R. pickettii yang telah ditumbuhkan pada media NA, kemudian dibiakkan dengan cara digoreskan pada sepertiga bagian cawan petri yang telah berisi media potato dextrose agar (PDA) (200 g kentang, 20 g dextrose, 15 g agar, dan akuades 1 l) dengan perlakuan inkubasi selama 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 hari. Cendawan R. solani, P. oryzae, dan H. oryzae dibiakkan pada media PDA dan diinkubasi selama 3-5 hari. Miselium cendawan diambil menggunakan cork borer kemudian ditempatkan pada sisi lain cawan dengan jarak 3 cm dari tepi cawan, kedua biakan tersebut ditumbuhkan bersama pada media PDA. Pengamatan persentase daya hambat dilakukan setelah inkubasi selama 3-5 hari (hingga R2 mencapai tepi cawan).

Bakteri X. oryzae pv. oryzae dibiakkan pada media peptone sucrose agar (PSA) (10 g peptone, 10 g sukrosa, 1 g monosodium glutamat, 15 g agar, 1 l akuades) kemudian diinkubasi selama 2-3 hari. Pengujian bakteri R. pickettii dengan bakteri X. oryzae pv. oryzae dilakukan menggunakan metode cross-streak.

Bakteri R. pickettii diambil menggunakan lup inokulasi kemudian digoreskan pada sepertiga bagian cawan petri yang telah berisi media PSA dengan jarak 3 cm dari tepi cawan. Bakteri X. oryzae pv. oryzae digores dengan arah tegak lurus sebanyak 4 goresan dengan panjang masing-masing goresan 4 cm dan jarak goresan tegak lurus antara R. pickettii dan X. oryzae pv. oryzae yaitu 0.5 cm. Pengamatan zona hambat dilakukan setelah inkubasi selama 2-3 hari.

(24)

4

hambat yang muncul terhadap bakteri patogen. Zona hambat yang memiliki nilai lebih besar diantara keempat patogen yang diuji, dipilih untuk uji lanjut. Persentase penghambatan dapat diukur dengan rumus berikut:

Persentase Penghambatan = R −RR × 100%

Keterangan:

R1 : panjang pertumbuhan miselium ke arah bakteri

R2 :.panjang miselium ke arah berlawanan dengan bakteri yang mencapai tepi cawan (Fokkema 1973 Di dalam Seema 2012).

Penyiapan dan Pembuatan Formulasi Pasta R. pickettii

Penyiapan bahan pembawa. Bahan pembawa atau carrier yang digunakan pada pembuatan formulasi adalah tanah andosol yang ada di Kecamatan Sukamantri, Bogor. Sampel tanah diambil sebanyak 1 kg, tanah yang diperoleh dari lapangan selanjutnya disuspensikan dalam air pada wadah yang telah disediakan. Suspensi tanah disaring sebanyak dua kali dengan menggunakan saringan tepung hingga menghasilkan butiran halus. Hasil saringan yang terakhir atau yang kedua diendapkan selama 1-2 jam. Endapan tersebut diambil dan dikeringkan dalam oven pada suhu 43ºC. Tanah yang telah kering dihaluskan menggunakan blender hingga halus dan digunakan sebagai bahan pembawa formulasi (Amalia 2014).

Pembuatan formulasi R. pickettii. Formulasi bakteri R. pickettii yang akan dibuat adalah formulasi pasta. Pembuatan 100 g formulasi pasta R. pickettii mengandung komposisi 44 g talek, 3 g xanthan gum, 3 g molase, 40 g minyak sayur, dan suspensi bakteri dengan konsentrasi 109 cfu/ml (Baiquni 2014). Suspensi bakteri didapatkan dari bakteri R. pickettii yang dibiakkan dalam 50 ml nutrient broth (NB) (5 g pepton, 3 g beef extract, 2.5 g glukosa, dan 1 l akuades) (Schaad 2001) dan diinkubasi selama satu hari menggunakan inkubator goyang dengan kecepatan 100 rpm pada suhu ruang. Semua bahan yang digunakan kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121ºC dan tekanan 1 atm. Bahan seperti talek dan xanthan gum dipisahkan dengan bahan cair seperti minyak sayur dan molase saat sterilisasi (Baiquni 2014).

Pengembangan formulasi R. pickettii. Pengembangan formulasi dilakukan

(25)

5 molase, 40 g minyak sayur, dan 10 ml suspensi bakteri. Formulasi ketiga (F3) dibuat dengan menambahkan asam salisilat dengan konsentrasi 1000 ppm (24 g talek, 22 g tanah andosol, asam salisilat, 1 g CMC, 3 g molase, 40 g minyak sayur, dan 10 ml suspensi bakteri). Formulasi keempat (F4) dibuat dengan menambahkan pupuk Gandasil D dengan konsentrasi masing-masing perlakuan yaitu 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm (24 g talek, 22 g tanah andosol, salicylic acid, Gandasil D, 1 g CMC, 3 g molase, 40 g minyak sayur, dan 10 ml suspensi bakteri). Formulasi yang telah dibuat selanjutnya disimpan pada suhu ruang untuk uji lanjut (mencampurkan semua komposisi formulasi pasta dengan bahan tambahan pada konsentrasi yang sesuai). Tabel 3 menunjukkan komposisi pada masing-masing formulasi.

Tabel 1 Bahan yang digunakan dalam pembuatan formulasi pasta R. pickettii dengan komposisi yang berbeda-beda untuk setiap jenis formulasi

Komposisi formulasi Fd F1 F2 Kode formulasiF3 F4a a F4b F4c

aKonsentrasi suspensi bakteri 109 cfu/ml. Fd: formulasi dasar, F1: formulasi awal; F2: formulasi

ke-dua; F3: formulasi ke-3; F4: formulasi ke-4 (a: 1500 ppm, b: 1000 ppm, dan 500 ppm).

Uji Viabilitas R. pickettii dan Fitotoksik Formulasi

(26)

6

Populasi bakteri =p × vx

Keterangan:

x: jumlah koloni yang tumbuh pada cawan pada faktor pengenceran ke- cfu p: faktor pengenceran ke-

v: volume suspensi yang disebar pada cawan (ml)

Setiap formulasi (F1, F2, F3, F4) dilakukan pengenceran berseri dengan teknik yang sama pada setiap konsentrasi untuk mengetahui perkembangan dan jumlah koloni bahan aktif (R. pickettii).

Uji fitotoksik pada tanaman. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan formulasi dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Benih yang akan diberi perlakuan terlebih dahulu disterilisasi menggunakan kloroks 1% dan perlakuan air panas (Hot Water Treatment) 55ºC selama 20 menit. Pengujian dilakukan dengan merendam benih padi (seed treatment) pada masing-masing formulasi dengan konsentrasi 10 g/l. Benih yang direndam dengan air steril digunakan sebagai kontrol dengan setiap perendaman dilakukan selama 24 jam.

Uji fitotoksik tanaman dengan pengujian viabilitas benih menggunakan metode Uji Kertas Digulung didirikan dalam Plastik (UKDdp) di dalam germinator IPB 72-1 dengan suhu ruang (ambient temperature). Peubah yang diamati adalah daya kecambah benih padi Ciherang. Waktu pengamatan daya berkecambah dilakukan pada hari ke-5 dan ke-7, sedangkan tinggi tajuk dan panjang akar diukur pada hari terakhir yaitu hari ke-7.

Uji Keefektifan Formulasi Pasta R. pickettii terhadap P. oryzae

Formulasi yang telah dikembangkan diuji terhadap patogen P. oryzae dengan metode peracunan media. Media yang digunakan dalam pengujian ini adalah PDB (potato dextrose broth) yang terdiri atas 200 g kentang, 20 g dekstrosa, dan 1 l akuades. Sebanyak 0.5 g formulasi R. pickettii dan 50 ml media PDB dimasukkan ke dalam gelas kaca ukuran 200 ml kemudian diinkubasi pada inkubator goyang selama 2 jam. Isolat P. oryzae yang telah disiapkan kemudian direndam dalam suspensi formulasi R. pickettii dengan konsentrasi 10 g/l. Hasil perendaman tersebut kemudian diinkubasi selama 5-6 hari. Kontrol untuk perlakuan hanya menggunakan media PDB tanpa ditambahkan formulasi. Peubah yang diamati yaitu berat basah miselia cendawan, berat kering miselia cendawan, dan pertumbuhan cendawan dalam suspensi formulasi. Berat basah dan berat kering miselia diamati pada hari terakhir. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven 37ºC selama 3 × 24 jam.

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

(27)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Inkubasi R. pickettii terhadap Kemampuan Antagonis pada Keempat Jenis Patogen

Isolat TT47 R. pickettii termasuk ke dalam golongan bakteri Gram negatif yang memiliki potensi sebagai agens hayati karena mampu menghambat pertumbuhan R. solani (Rustam 2012). Sifat anticendawan yang dimiliki oleh R. picketti dapat dilihat pada hasil uji antagonis yang dilakukan pada empat jenis patogen, tiga diantaranya termasuk golongan cendawan dan satu golongan bakteri. Cendawan patogen yang digunakan yaitu R. solani penyebab penyakit hawar pelepah pada padi dengan ciri miselium tidak berwarna ketika muda, menjadi coklat kekuningan ketika tua, dan dapat membentuk sklerotia (Ou 1985). P. oryzae penyebab penyakit blast dengan karakteristik miselium bercabang, hialin, konidiofor panjang bersekat, konidia keabu-abuan bersekat 2, dan bulat lonjong (Mew dan Gonzales 2002). H. oryzae penyebab penyakit bercak coklat pada padi dengan konidia sedikit melengkung bagian tengah melebar, ujung meruncing berwarna kecoklatan dengan 13 septa, dan hifa bercabang berwarna coklat gelap (Ou 1985). Bakteri yang digunakan pada pengujian antagonis yaitu bakteri X. oryzae pv. oryzae penyebab hawar daun bakteri dan termasuk kedalam golongan bakteri Gram negatif berbentuk basil dengan ciri koloni berwarna kuning, bulat, cembung, dan berlendir (Niño‐Liu et al. 2006).

Uji antagonis yang menunjukkan reaksi antibiosis R. pickettii terhadap cendawan R. solani memiliki persentase daya hambat tertinggi sebesar 31.0% pada inkubasi 5 hari. Hal tersebut berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa inkubasi yaitu sebesar 5.3%. Persentase daya hambat R. pickettii terhadap P. oryzae pada inkubasi 3-5 hari menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata yaitu antara 63.6% sampai 74.6%, akan tetapi hasil yang berbeda nyata pada perlakuan tanpa inkubasi yaitu 32.6%. Reaksi antibiosis yang ditunjukkan oleh R. pickettii terhadap H. oryzae terlihat tidak berbeda nyata pada inkubasi 1-4 hari yang berkisar antara 40.6% sampai 44.6%, namun persentase daya hambat tertinggi yaitu 48.6% pada inkubasi 5 hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu inkubasi berpengaruh terhadap aktivitas anticendawan (Tabel.2).

Tabel.2..Pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis pada ketiga jenis cendawan patogen

Lama inkubasi

R. pickettii (hari) Daya hambat (%)

a terhadap cendawan patogen

aUntuk setiap jenis patogen (R. solani, P. oryzae, dan Helminthosporium sp.), rataan selajur yang

(28)

8

d

Uji antagonis R. pickettii terhadap tiga jenis cendawan patogen memiliki tingkat persentase daya hambat yang berbeda-beda. P. oryzae memiliki tingkat persentase tertinggi yaitu 74.6% diikuti H. oryzae sebesar 48.6%, dan R. solani sebesar 31.0%. Pengujian in vitro tersebut menunjukkan kemampuan bakteri R. pickettii dalam mengendalikan cendawan patogen selain R. solani. Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis pada R. solani, P. oryzae , H. oryzae, danX. oryzae pv. oryzae masing-masing terlampir pada Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran 3, dan Lampiran 4.

Pengujian antogonis R. pickettii terhadap bakteri X. oryzae pv. oryzae dengan metode cross-streak, menunjukkan hasil bahwa panjang zona hambat tertinggi terdapat pada inkubasi 3, 4, dan 5 hari dengan hasil yang tidak berbeda nyata berturut-turut 8.2 mm, 12 mm, dan 10.8 mm. Perlakuan lama inkubasi menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dari R. pickettii terhadap X. oryzae pv. oryzae (Tabel 3).

Tabel.3..Uji antibiosis R. pickettii terhadap X. oryzae pv. oryzae

aRataan selajur yang diikuti huruf kecil yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata

menurut uji selang ganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil uji keempat patogen menunjukkan adanya hubungan lama inkubasi dengan peningkatan aktivitas patogen. Hal ini sesuai dengan penelitian Rustam (2012) yaitu aktivitas anticendawan terus meningkat walaupun sudah mencapai pertumbuhan sel maksimum hingga masa inkubasi 84 jam. Kemampuan antagonis R. pickettii dalam menghambat pertumbuhan patogen ditandai dengan munculnya zona bening. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar1 yang menunjukkan bahwa bakteri R. pickettii selain memiliki kemampuan dalam menekan cendawan patogen juga mampu menekan bakteri patogen.

Gambar 1 Daya hambat R. pickettii terhadap patogen pada tanaman padi. a) P. oryzae, b) H. Oryzae, c) R. solani, dan d) X. oryzae pv. oryzae pada inkubasi 5 hari

R. pickettii merupakan spesies baru yang dulunya spesies Burkholderia pickettii (Yabuuchi et al. 1995) yang dimanfaatkan sebagai biokontrol, bioremediasi, dan peningkatan pertumbuhan tanaman (Coenye dan Vandamme 2003). Sifat anticendawan R. pickettii mampu menekan penyakit hawar pelepah

Lama inkubasi (hari) Zona bening (mm)a

(29)

9 dengan persentase yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan agens hayati lainnya yaitu Serratia marcescens dan Bacillus subtilis (Rustam 2012). Penelitian lainnya juga menujukkan bahwa bakteri R. pickettii mampu mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman tomat yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum pada aplikasi rumah kaca (Wei et al. 2013). Menurut Khoiri (2012), bakteri tersebut mampu menghambat pertumbuhan R. solani dibuktikan dengan kemampuan transkonjugan R. pickettii dalam menghambat pertumbuhan R. solani dengan presentasi hambat lebih besar dari tipe liarnya.

Hal di atas membuktikan bahwa R. pickettii memiliki potensi besar sebagai agens hayati. Selain itu, R. pickettii juga dimanfaatkan sebagai bioremediasi dalam mencegah kontaminasi lingkungan, tanah, dan air tanah (Ryan 2007). Potensi tersebut juga dibuktikan dengan kemampuannya dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, memproduksi siderofor, menghasilkan enzim kitinase, sebagai pelarut fosfat (Rustam 2012), pelarut fosfat anorganik, dan sebagai pupuk hayati (Kailasan dan Vamanrao 2015).

Pembuatan Formulasi Pasta R. Pickettii

Formulasi memiliki fungsi dasar yaitu menstabilkan organisme yang digunakan selama produksi dan penyimpanan, membantu penanganan dan aplikasi produk sehingga mudah dikirim ke wilayah tujuan, melindungi agens hayati dari faktor lingkungan berbahaya di lapangan sehingga meningkatkan ketahanan agens hayati, meningkatkan aktivitas organisme di daerah target dengan meningkatkan aktivitas; reproduksi; kontak; dan interaksi dengan hama atau patogen (Jones dan Burges 1998). Pembuatan formulasi pasta bertujuan meningkatkan ketahanan dan keefektifan bakteri R. pickettii sebagai bakteri Gram negatif. Formulasi pasta R. pickettii mampu menekan penyakit hawar pelepah di lapangan namun tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi (Baiquni 2014). Oleh karena itu, dilakukan pengembangan formulasi pasta R. pickettii dengan modifikasi bahan pembawa dan penambahan bahan tambahan.

Komposisi formulasi pasta terdiri dari talek, Xanthan gum, minyak sayur, molase, suspensi bakteri, tanah andosol (modifikasi bahan pembawa), CMC (bahan modifikasi), asam salisilat (bahan tambahan), dan pupuk daun (bahan tambahan). Modifikasi bahan pembawa yaitu dengan memadukan antara talek dan tanah andosol. Komposisi tanah andosol dalam formulasi sebesar 22%. Tanah mineral dan pasir berfungsi sebagai bahan pembawa dalam formulasi dan termasuk bahan anorganik, sedangkan minyak sayur yang digunakan dalam formulasi termasuk bahan organik. Bahan tersebut sangat mempengaruhi kinerja produk formulasi biopestisida (Paau 1998). Tanah andosol telah digunakan sebagai bahan pembawa pada formulasi aktinomiset dan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman (Amalia 2014).

(30)

10

Gambar 2 Formulasi pasta R. pickettii dalam wadah botol. a) formulasi Fd dan F1 berwarna kuning kecokelatan dan b) formulasi F2, F3, F4a, F4b, dan F4c cokelat kehitaman

Bahan formulasi yang dimodifikasi yaitu dari Xanthan gum menjadi CMC. Xanthan gum adalah salah satu bahan formulasi yang digunakan pada formulasi dasar (Fd) yang berfungsi sebagai pengental dalam formulasi (Moazami 2008). Formulasi modifikasi F1, F2, F3, dan F4 menggunakan CMC sebagai bahan pengental formulasi pasta sebanyak 1%. CMC berfungsi sebagai pengikat (Moazami 2008), stiker, perekat, dan mampu meningkatkan populasi bakteri agens hayati secara signifikan jika dibandingkan dengan bahan perekat lainnya seperti polyvinyl alcohol (PVA) dan white flour gum (WFG) (Chakravarty dan Kalita 2011). Bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi modifikasi yaitu asam salisilat dan pupuk daun (Gandasil D). Penggunaan asam salisilat 10 ppm pada dosis aplikasi semprot mempengaruhi tingkat resistensi tanaman dan dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pengganggu tanaman padi (Leiwakabessy C Mei 2015, komunikasi pribadi). Selain itu asam salisilat sebagai elisitor memiliki efek positif terhadap hasil padi dan pengurangan penyakit (Sood 2013). Pupuk daun (Gandasil D [unsur makro: N 20%, P2O5 12%, K2O 14%, MgSO4 1%. Unsur mikro: Mn, B, Cu, Co, Zn, dan hormon tumbuh]) digunakan sebagai bahan tambahan dalam modifikasi formulasi agar mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman saat aplikasi biopestisida di lapangan. Menurut Pratiwi (2003), pemberian pupuk daun (Gandasil D) berpengaruh baik terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

Uji Fitotoksik Formulasi Pasta R. pickettii terhadap Bibit Padi

Hasil uji fitotoksik formulasi terhadap benih padi dengan metode perendaman menunjukkan bahwa formulasi R. pickettii berpengaruh terhadap viabilitas benih. Hal tersebut dapat dilihat pada tinggi tajuk dan panjang akar padi. Rata-rata tinggi tajuk mencapai angka di atas 7.1 cm dan panjang akar mencapai angka kurang lebih 12 cm. Tinggi tajuk pada perlakuan formulasi menunjukkan angka yang bebeda nyata antara Fd dengan F2 dan F2 dengan F4a, F2 memiliki rata-rata tinggi tajuk sebesar 7.64 cm. Namun, jika dibandingkan dengan kontrol ketujuh perlakuan tersebut menunjukkan angka yang tidak berbeda nyata terhadap kontrol. Persentase daya berkecambah benih pada kontrol sebesar 98%. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan persentase daya kecambah pada aplikasi ketujuh formulasi R. pickettii terhadap benih padi (Tabel 4).

(31)

11 Penggunaan kertas stensil pada pengujian UKDdp mampu mempertahankan air selama 7 hari pengujian untuk mendapatkan kondisi optimum (Suwarno dan Hapsari 2008). Daya berkecambah atau daya tumbuh benih adalah tolak ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi lingkungan optimum (Widajati 2013).

Tabel.4..Pengaruh perlakuan formulasi R. pickettii terhadap tinggi tajuk, panjang.akar, dan daya berkecambah padi

Formulasi Tinggi tajuk

aAngka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang

tidak berbeda nyata pada uji selang ganda Duncan pada taraf 5%.

Pengaruh formulasi terhadap tinggi tajuk, panjang akar, dan daya berkecambah benih padi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa formulasi tidak bersifat toksik terhadap tanaman padi. Hasil analisis ragam pengaruh formulasi terhadap pertumbuhan benih padi terlampir pada Lampiran 5, Lampiran 6, dan Lampiran 7.

Pengaruh Lama Penyimpanan Formulasi terhadap Viabilitas R. pickettii

Lama penyimpanan mempengaruhi viabilitas bakteri dalam formulasi (Tabel 5). Jumlah koloni R. pickettii pada ketujuh formulasi yang diujikan selama 6 minggu masa penyimpanan didapatkan hasil bahwa formulasi F2 memiliki jumlah populasi tertinggi pada umur 1 minggu setelah penyimpanan sebesar 3.5×108 cfu/g. Jumlah koloni tertinggi pada umur 2 minggu setelah penyimpanan terlihat pada formulasi Fd dan F2 masing-masing 2.5×107 cfu/g dan 1.7×107 cfu/g. Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa formulasi F4a, F4b, dan F4c yang mengandung pupuk Gandasil D menunjukkan pertumbuhan koloni bakteri hanya mampu bertahan selama 2 minggu masa penyimpanan. Formulasi tersebut diperkirakan bersifat toksik terhadap bahan aktif R. pickettii. Selain itu, penambahan pupuk daun diduga tidak cocok pada formulasi berbahan aktif mikroorganisme terutama bakteri R. pickettii. Menurut Asmara (2014), penggunaan pupuk Gandasil D dan pupuk Gandasil B diduga berhubungan dengan kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan nutrisi yang tersedia.

(32)

12

Tabel.5..Pengaruh lama penyimpanan formulasi terhadap viabilitas bakteri R. pickettii

Kode formulasi

Populasi bakteri R. pickettii (log cfu/g) selama penyimpanan minggu ke-a

a(-) Tidak ada bakteri yang tumbuh.

Konsistensi jumlah koloni tertinggi pada formulasi F2 diduga disebabkan oleh bahan formulasi dengan modifikasi bahan pembawa yaitu tanah andosol. Menurut Nakkeeran (2006), tanah merupakan wadah yang menguntungkan bagi perkembangan mikroba. Pemberian strain PGPR ke tanah mampu meningkatkan populasi dan sifat antagonis bakteri serta dapat menekan pembentukan mikroba patogen. Penggunaan tanah andosol sebagai bahan pembawa mampu menekan populasi X. oryzae pv. oryzae (Amalia 2014). Bahan organik tanah mempengaruhi sifat fisik dan kimia serta aktivitas biologi tanah. Tanah andosol memiliki akumulasi bahan organik tinggi pada permukaan tanah dengan warna horison permukaan gelap (hitam atau cokelat gelap), serta banyak mengandung bahan mineral seperti Fe, Mg, dan Ca (Sukarman dan Dariah 2014).

Uji Keefektifan Formulasi terhadap Patogen P. oryzae

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa formulasi pasta yang diaplikasikan pada media PDB mampu mengendalikan cendawan patogen pada minggu ke-6 penyimpanan. Formulasi Fd, F1, F2, F3, dan F4a dapat menghambat pertumbuhan P. oryzae dengan persentase penekanan bobot kering sebesar ≥ 90.3%, sedangkan formulasi F4b dan F4c tidak dapat menghambat pertumbuhan P. oryzae dengan persentase dibawah 0% (Tabel 6).

Tabel.6..Tingkat keefektifan formulasi R. pickettii dalam menghambat pertumbuhan P. oryzae

Formulasi Bobot basah

P.oryzae (g) % penekanan bobot basaha Bobot kering P.oryzae (g) % penekanan bobot keringa

Kontrol 4.416 0 0.465 0

(33)

13 Formulasi Fd mampu menghambat pertumbuhan cendawan P. oryzae dengan bobot basah terendah yaitu 0.434 g dengan persentase penekanan tertinggi sebesar 90.1% jika dibandingkan dengan formulasi lain. Sedangkan, formulasi F2 memiliki kemampuan dalam menghambat cendawan patogen dengan bobot kering terendah sebesar 0.011 g dengan presentase penekanan tertinggi sebesar 97.6% jika dibandingkan dengan formulasi lain. Pengaruh daya hambat masing-masing formulasi terhadap pertumbuhan P. oryzae ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Biomassa P. oryzae yang ditumbuhkan pada PDB yang mengandung 10% formulasi R. pickettii. a) kontrol, b) Fd, c) F1, d) F2, e) F3, f) F4a, g) F4b, dan h) F4c yang diujikan terhadap patogen P. oryzae Formulasi Fd, F1, dan F2 menunjukkan tidak adanya pertumbuhan miselium cendawan, sedangkan formulasi F3 dan F4a terlihat adanya pertumbuhan miselium cendawan. Meskipun demikian, formulasi F3 dan F4a tetap memiliki bobot basah dan bobot kering lebih rendah dibandingkan dengan kontrol dan menunjukkan adanya penghambatan. Hal tersebut diduga dipengaruhi oleh kandungan asam salisilat yang terkandung dalam formulasi F3 dan F4a. Menurut Sood et al. (2013), asam salisilat mampu meningkatkan pertahanan tanaman terhadap hawar pelepah dan meningkatkan hasil panen padi di lapang. Formulasi F4b dan F4c tergolong tidak efektif dalam mengendalikan cendawan patogen dengan presentase penekanan bobot basah dan bobot kering dibawah 0%, sebaliknya formulasi F4b dan F4c berpengaruh baik terhadap pertumbuhan cendawan patogen dengan bobot basah dan bobot kering lebih besar jika dibandingkan dengan kontrol.

a

b

c

d

(34)

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Isolat bakteri R. pickettii memiliki kemampuan antagonisme dalam menghambat patogen pada tanaman padi secara in vitro diantaranya R. solani, P. oryzae, H. oryzae, dan X. oryzae pv. oryzae. Terdapat pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap potensi antagonisme dengan masing-masing penghambatan pada inkubasi 5 hari: R. solani sebesar 31%, P. oryzae 74.6%, H. oryzae 48.6%, dan X. oryzae pv. oryzae dengan zona bening sebesar 10.8 mm.

Formulasi pasta R. pickettii yang memiliki potensi lebih baik yaitu Formulasi F2 (40 g minyak sayur, 24 g talek, 22 g tanah, 3 g molase, 1 g CMC, dan 10 ml suspensi bakteri konsentrasi 109 cfu/ml). Formulasi F2 tidak bersifat toksik terhadap tanaman uji dan mendukung viabilitas bakteri (R. pickettii) selama penyimpanan 6 minggu dengan populasi kurang lebih 106 cfu/g. Uji efektifitas formulasi menunjukkan bahwa formulasi Fd, F1, dan F2 mampu menekan pertumbuhan patogen P. oryzae dengan persentase penekanan bobot kering masing-masing sebesar 96.9%, 97.2%, dan 97.6%.

Saran

(35)

15

DAFTAR PUSTAKA

Almasia NI, Bazzini AA, Hopp HE, Vazquez RC. 2008. Overexpression of snakin-1 gene enhances risistance to Rhizoctonia solani and Erwinia carotovora in transgenic potato plants. Molec Plant Pathol. 9(3):329-38. doi:10.1111/j.1364-3703.2008.00469.x.

Amalia AF. 2014. Formulasi aktinomiset menggunakan beberapa jenis tanah sebagai agens hayati penyakit kresek (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) pada padi. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Amin N. 2013. Biopestisida suatu pembelajaran enterpreneurship bidang perlindungan tanaman. Konferensi nasional “inovasi dan technopreneurship”(KNIT) [Internet]. Bogor (ID); [diunduh 2015 Feb 25]: Tersedia pada: repository.unhas.ac.id/handle/123456789/11121.

Amir M, Anggiani N. 1993. Status dan pengendalian blas di Indonesia. Di dalam: Kinerja Penelitian Tanaman Pangan 1995. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pagan. hlm 583-592.

Asmara AA, Soegianto A, Putranto TWLC, Hairul A, Oktavitri NI. 2014. Ultilization of fertilizers for imroving the process rate of organic material degradation in anaerobic reactor. IPTEK J of Proceeding Series. 1:235-238. Baiquni A. 2014. Keefektifan formulasi cair dan pasta Ralstonia pickettii untuk

mengendalikan penyakit hawar pelepah pada padi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Bantacut T. 2014. Agenda pembangunan pertanian dan ketahanan pangan 2014-2019. Med komunik info. 23(3):278-292.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2015. Luas panen, produktivitas dan produksi tanaman padi. [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistika Republik Indonesia. [diunduh 2015 Oktober 30]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tnmn_pgn .php.

Chakravarty G, Kalita MC. 2011. Comparative evaluation of organic formulation of Psudomonas fluorescens based biopesticides and their application in the management of bacterial wilt of brinjal (Solanum melongena L.). African J of Biotekh 10(37):7174-7182.doi:10.5897/AJB11.1209.

Coenye T, Vandamme P. 2003. Diversity and significance of Burkholderia species occupying diverse ecological niches. Environm microbiol 5(9):719-729.doi:10.1046/j.1462-2920.2003.00471.x

Djunaedy A. 2009. Biopestisida sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT) yang ramah lingkungan. Embryo. 6(1):88-95.

Fokkema NJ. 1973. The role of saprophytic fungi in antagonism against Derchslera sorokaniana (Helminthosporium sativum) on agar plates and on rye leaves with pollen. Di dalam: Seema S, Devaki NS, editor. In vitro evaluation of biological control agents against Rhizoctonia solani. 2012; Karnataka, India. Karnataka (IN): J Agricult Technol. 8(1):233-240.

Gasic S, Tanovic B. 2013. Biopesticide formulations, possibility of application and future trends. Pestic Phytomed (Belgade). 28(2):97-102.doi: 10.2298/PIF1302097G.

(36)

16

Jones KA, Burges HD. 1998. Technology of formulation and application. Di dalam: Burges HD, editor. Formulation of Microbial Biopesticides: Benefical Microorganisms, Nematodes and Seeed Treatments. Dordrecht (NL): Kluwer Acadenic Publishers. hlm 7-31.

Kabaluk JT, Svircev AM, Goettel MS, Woo SG. 2010. The use and regulation of microbial pesticides in representative jurisdictions worldwide. Columbia (CO): IOBC global. hlm 1-99.

Kailasan NS, Vamanrao VB. 2015. Isolation and characterization of Ralstonia pickettii – a novel phosphate solubilizing bacterium from pomogranate rhizosphere from western India. Int J Life Sci Biotech Pharm Res. 4(1):1-9. Khoiri I. 2012. Peningkatan kemampuan antagonis Ralstonia pickettii terhadap

Rhizoctonia solani dengan metode transposon mutagenesis. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Las I, Subagyono K, Setiyanto AP. 2006. Isu dan pengelolaan lingkungan dalam revitalisasi pertanian. J Litbang Pertanian. 25(3):110-111.

Mew TW, Gonzales P. 2002. A handbook of rice seedborne fungi. Los Baños (PH): International Rice Research Institut, and Enfield, N.H. (USA): Science Publishers. hlm 1-83.

Mishra J, Tewari S, Singh S, Arora NK. 2015. Biopesticides: Where We Stand?. Di dalam: Plant Microbes Symbiosis: Applied Facets. India (IN): Springer. hlm 37-75.

Moazami N. 2008. Biopesticide production. Industrial biotechnology VI, Encyclopedia of life support systems (EOLSS). Inggris (GB): Eolss Oxford. hlm 1-52.

Nakkeeran S, Fernando WD, & Siddiqui ZA. 2006. Plant growth promoting rhizobacteria formulations and its scope in commercialization for the management of pests and diseases. In PGPR. Biocontrol and biofertilization. Jerman (DE): Springer Netherlands. hlm 257-296.

Niño‐Liu DO, Ronald PC, Bogdanove AJ. 2006. Xanthomonas oryzae pathovars: model pathogens of a model crop. Mol Plant Pathol. 7(5):303-324.doi: 10.1111/J.1364-3703.2006.00344.X.

Nopiyanti U. 2013. Uji viabilitas formulasi bakteri A8 sebagai agens hayati dan aplikasinya pada tanaman padi. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Norris RF, Caswell-Chen EP, Kogan M. 2003. Concepts in Integrated Pest Management. New Jersey (US): Prentice hall.

Ou S.H. 1985. Rice Diseases. 2nd ed. England (UK): Commonwealth mycological

institute. hlm 274-275.

Paau AS. 1998. Formulation of benefical organisms applied to soil. Di dalam: Burges HD, editor. Formulation of Microbial Biopesticides: Benefical Microorganisms, Nematodes and Seeed Treatments. Dordrecht (NL): Kluwer Acadenic Publishers. hlm 236-254.

Pratiwi COD. 2003. Pengaruh konsentrasi pupuk daun Hyponex dan Gandasil D terhadap pertumbuhan dua kultivar tanaman Tagetes erecta L [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(37)

17 Ryan MP, Pembroke JT, Adley CC. 2007. Ralstonia pickettii in enviromental biotechnology: potential and application. J Appl Microbiol 103:754-764. doi:10.1111/j.1365-2672.2007.03361.x.

Schaad NW, Jones JB, Chun W. 2001. Plant Pathogenic Bacteria Third edition. Minnesota (US): The American Phytopathological Society.

Soesanto L. 2008. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. Jakarta (ID): Rajawali press.

Sood N, Sohal BS, Lore JS. 2013. Foliar application of benzothiadiazole and salisylic acid to combat sheath blight disease of rice. Rice Sci. 20(5):349-355.doi:10.1016/S1672-6308(13)60155-9.

Sukarman, Dariah A. 2014. Tanah Andosol di Indonesia Karakteristik, Potensi, Kendala, dan Pengelolaannya untuk Pertanian. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Suwarno FC, Hapsari I. 2008. Studi alternatif substrat kertas untuk pengujian viabilitas benih dengan metode uji UKDdp. Bul Agron 36(1):48-91.

Wei Z, Huang J, Tan S, Mei X, Shen Q, Xu Y. 2013. The congeneric strain Ralstonia pickettii QL-A6 of Ralstonia solanacearum as an effective biocontrol agent for bacterial wilt of tomato. Biol Contr. 65(2):278-285. doi:10.1016/j.biocontrol.2012.12.010

White FF, Yang B. 2009. Host and pathogen factors controlling the rice-Xanthomonas oryzae interaction. Plant Physiol. 150(4):1677-86. doi:10.1104/pp.109.139360.

Widajati E. 2013. Metode pengujian mutu benih. Di dalam: Widajati E, Murniati E, Palupi ER, Kartika T, Suhartanto MR, Qadir A, editor. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor (ID): IPB Press. hlm 109-148.

Yabuuchi E, Kosako Y, Yano I, Hotta H, Nishiuchi Y. 1995. Transfer of two Burkholderia and an Alcaligenes species to Ralstonia gen. nov.: proposal of Ralstonia pickettii (Ralston, Palleroni and Doudoroff 1973) comb. Nov., Ralstonia solanacearum (Smith 1896) comb. nov. and Ralstonia eutropha (Davis 1969) comb. nov. Microbiology and immunology. 39(11):897-904.

<2011rus.pdf>.

Amalia AF. 2014. Formulasi Aktinomiset Menggunakan Beberapa Jenis Tanah sebagai Agens Hayati Penyakit Kresek (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) pada Padi. Wei Z, Huang J, Tan S, Mei X, Shen Q, Xu Y. 2013. The congeneric strain Ralstonia

pickettii QL-A6 of Ralstonia solanacearum as an effective biocontrol agent for

bacterial wilt of tomato. Biological Control 65(2):278-285.

(38)
(39)

19

(40)

20

Lampiran 1 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis dalam menghambat R. solani

Sumber

keragaman Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah F-hitung Pr > F Perlakuan 1524.944444 5 304.988889 4.68 0.0133 Galat 782.000000 12 65.166667

Total 2306.944444 17

Lampiran 2 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis dalam menghambat P. oryzae

Sumber

keragaman Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah F-hitung Pr > F Perlakuan 3229.611111 5 645.922222 3.47 0.0360

Galat 2234.000000 12 186.166667

Total 5463.611111 17

Lampiran 3 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis dalam menghambat H. oryzae

Sumber

keragaman Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah F-hitung Pr > F Perlakuan 596.666667 5 119.333333 3.47 0.2021

Galat 827.333333 12 68.944444

Total 1424.000000 17

Lampiran 4 Hasil analisis ragam pengaruh waktu inkubasi R. pickettii terhadap kemampuan antagonis dalam menghambat X. oryzae pv. oryzae Sumber

Galat 2565.694533 1192 2.152428

(41)

21

Lampiran 6 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan formulasi R. pickettii terhadap panjang akar padi

Sumber

keragaman Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah F-hitung Pr > F Perlakuan 64.69013 7 9.24145 0.56 0.7917

Galat 19802.02887 1192 16.61244

Total 19866.71899 1199

Lampiran 7 Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan formulasi R. pickettii terhadap perkecambahan padi

Sumber

keragaman Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah F-hitung Pr > F Perlakuan 11.95833333 7 1.70833333 0.85 0.5609

Galat 32.00000000 16 2.00000000

(42)

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Polewali Mandar pada tanggal 28 April 1993. Penulis adalah putri pertama dari pasangan Bapak Kaminuddin dan Ibu Asma. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Polewali tahun 2011 dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa program studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan.

Gambar

Tabel 1  Bahan yang digunakan dalam pembuatan formulasi pasta R. pickettii
Gambar 3  Biomassa  P. oryzaef  yang ditumbuhkan pada PDB yang mengandung R. pickettiig c P

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai komunitas gereja dan pribadi, kita bisa berpaling kepada Sang Hidup dengan mengambil waktu teduh dan berdoa, mengu- rangi suara yang menghalangi kita

Yaitu, diharapkan dengan penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan tentang persepsi remaja di Dusun Karang Petak Desa Aikmel

layani kaum remaja di gereja mereka. Namun makalah ini, hanya membahas salah satu aspek teknis terpenting saja dalam melayani kaum remaja, yaitu peli­ batan para orang tua

Sejalan dengan pengertian di atas, Kroeger (2005:26) menjelskan bahwa “ambiguity is a sentence can have more than one meaning, sentence of this type are said to be

Sedangkan untuk kompetensi teknis dapat diidentifikasi 16 Kompetensi teknis untuk Jabatan Pengadministrasian Akademik Program Pascasarjana, 16 Kompetensi teknis untuk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dari pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan matematika mahasiswa calon guru asal Papua adalah situasi pembelajaran di kelas

Berdasarkan latar belakang serta fenomena berbagai masalah yang timbul diatas, maka penulis berinisiatif untuk mengambil judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh