• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

oleh

Kartika NIM 1104969

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

oleh Kartika NIM 1104969

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd NIP. 195107261978032001

Pembimbing II

Dr. H. Taufik Rahman M.Pd NIP. 196201151987031002

Mengetahui,

(3)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dr. Bambang Supriatno, MS. NIP. 196305211988031002

Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Pada

Penguasaan Konsep Siswa SMA Dalam

Praktikum Animalia

Oleh Kartika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Kartika 2015

(4)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM

ANIMALIA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, September 2015

Pembuat pernyataan

(5)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan penguasaan konsep melalui penerapan praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada konsep Animalia. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experimental dengan desain penelitian Pretest-Posttest Design. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes penguasaan konsep siswa dan lembar kerja siswa (LKS). Sampel penelitian adalah kelas X MIA 5 dan X MIA 7 dari salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan praktikum berbasis inkuiri terbimbing tidak dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rata-rata nilai pretest siswa dan nilai posttest siswa pada kelas eksperimen tetapi nilai N-gain yang didapat lebih besar kelas kontrol daripada kelas kontrol. Nilai N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,32 termasuk kriteria sedang, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,34 termasuk kriteria sedang. Dalam setiap jenjang kognitif dapat dikatakan praktikum inkuiri terbimbing hanya dapat membantu peningkatan pada jenjang kognitif C1, sedangkan untuk jenjang C2 dan C3 tidak terdapat peningkatan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan praktikum inkuiri terbimbing tidak dapat meningkatkan seluruh jenjang kognitif penguasaan konsep siswa.

(6)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

EFFECT OF GUIDED INQUIRY METHOD TO CONCEPT IN ANIMALIA PRACTICAL WORK

Abstract

This study aimed to analyze the increasing mastery of science concepts students through guided inquiry-based practical application of the concept of Animalia. The method used is quasy experimental research design with pretest- posttest design. The research instrument used in the form of a test mastering concepts and student worksheets. Samples were class X MIA 5 and X MIA 7 of one of the high schools in Bandung. The results obtained show that the application of learning with guided inquiry-based lab cannot increase student mastery of concepts . It is characterized by an increased average value of student pretest and posttest score of students in the experimental class but N-gain value obtained is greater than the control class. N-gain value for the experimental class, including criteria was 0.32, while for the control class of 0.34 including the criteria for being. In each level can be said to be practical cognitive guided inquiry can only help increase the cognitive level C1, while for C2 and C3 level there is no significant improvement. It can be concluded that the guided inquiry learning with practical work cannot improve all levels of cognitive mastery of concepts students.

(7)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

A.Latar Belakang Masalah………... 1

B.Rumusan Masalah……… 4

H.Stuktur Organisasi Skripsi………... 5

BAB II PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA……….. 7

A.Praktikum dalam Pembelajaran Biologi……….. 7

B.Pendekatan Inkuiri………... 9

C.Inkuiri Terbimbing……….. 10

D.Penguasaan Konsep………. 14

E. Animalia……….. 17

F. Hasil Penelitian yang relevan……….……….. 21

BAB III METODE PENELITIAN………... 22

A.Metode Penelitian……… 22

B.Desain Penelitian………. 22

C.Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 22

D.Definisi Operasional……… 23

E. Instrumen Penelitian……… 24

F. Pengembangan Instrumen………... 24

G.Teknik Pengambilan Data……… 29

H.Teknik Pengolahan Data……….. 29

I. Tahap Penelitian……….. 33

(8)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 37

A.Hasil Penelitian……… 37

B.Pembahasan……….. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 59

A.Kesimpulan……….. 59

B.Saran……… 59

DAFTAR PUSTAKA………. 61

(9)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan fakta yang ada di lapangan saat ini, pembelajaran sains secara utuh belum dilaksanakan, banyak ditemukan bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh pendekatan konvensional dengan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya berpusat pada guru (teacher centered). Guru lebih banyak bercerita dan

menginformasikan semua fakta dan konsep, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal yang disampaikan guru. Kegiatan belajar semacam ini menyebabkan berkurangnya keaktifan dan partisipasi (kohesif) siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Siswa memiliki banyak konsep, tetapi tidak dilatih untuk menemukan dan mengembangkan konsep. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan atau dimanfaatkan (Kusumawati, 2012).

Menurut Sumintono, Ibrahim dan Phang, (2010) pengajaran sains di sekolah umumnya terbagi dalam dua bagian besar yaitu sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Konteks sains sebagai produk terletak pada pengajaran tentang fakta, teori, prinsip dan hukum alam, sedangkan sains sebagai proses adalah pengembangan kemampuan siswa dalam metode ilmiah dan pemecahan masalah sains. Untuk sains sebagai proses, maka pengajaran melalui praktikum adalah kegiatan penerapan metode ilmiah oleh siswa. Kegiatan praktikum dapat meningkatkan sikap kritis, keterampilan proses sains, ataupun sikap ilmiah siswa. Hal ini dapat dilakukan oleh guru IPA, khususnya Biologi untuk dapat menumbuhkan atau meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

(10)

2

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

secara langsung diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara intelektual, mental, dan sosial, maka pengalaman belajar semakin bermakna. Salah satu kegiatan pembelajaran yang memungkinkan untuk pengamatan secara langsung adalah dengan melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum ini tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran Biologi. Kegiatan praktikum ini memiliki peranan penting dalam sebuah pembelajaran, khususnya dalam Biologi (Rustaman, et al., 2005).

Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri merupakan pembelajaran yang ideal bagi pencapaian proses sains dan sikap ilmiah. Pembelajaran berdasarkan inkuiri merupakan seni penciptaan situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam situasi ini siswa dapat berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala alam, mengajukan penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang teori, menganalisis data, menarik kesimpulan dari hasil eksperimen, merancang dan lain-lain (Trianto, 2007).

Strategi pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada proses penemuan dan peran aktif siswa baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan berbagai latihan melalui eksperimen. Gulo (2002) menyatakan bahwa,

(11)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam proses pembelajaran, banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode pembelajaran inkuiri. Fitriyah (2013, hlm.1) menyebutkan bahwa metode inkuiri terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru terhadap siswanya. Metode inkuiri tersebut adalah Metode Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry Approach), Metode Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach), dan Metode Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry Approach).

Selain inkuiri terbimbing seperti dikemukakan sebelumnya, peran inkuiri bebas pun sangat penting dan sering dicobakan pada siswa, peran siswa di sini menyelidiki pertanyaan guru dan kemudian menyajikannya melalui proses atau solusi. Beda inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas ini terletak pada prosesnya. Dikatakan oleh Sadeh & Zion (2009) bahwa inkuiri terbimbing meskipun pertanyaan dibuat oleh guru tetapi siswa berperan sebagai pemimpin dalam proses penyelidikan.

Dettrick, (2001 dalam Rustaman et al., 2005) menyatakan bahwa pendekatan inkuiri dilakukan untuk membelajarkan siswa dalam mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik

yang digunakan oleh para ahli penelitian. Melalui pendekatan ini informasi atau pengetahuan yang diperoleh seolah-olah menjadi “milik” siswa karena itu akan tertanam kuat dalam memori jangka panjang (Rustaman et al., 2005).

(12)

4

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kompleksitas dan seluk beluk epistemological yang terlibat kecuali mereka sebelumnya telah terlibat dalam penelitian ilmiah.

Materi pokok yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah subkonsep Vertebrata dalam materi Animalia. Konsep ini akan lebih mudah dipahami siswa apabila dilakukan dengan mengamati secara langsung dalam proses pembelajarannya, oleh karena itu pengalaman belajar yang digunakan adalah kegiatan praktikum, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajarannya.

Mengingat pentingnya upaya peningkatan pembelajaran yang baik pada siswa SMA. Maka, penulis memilih melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh metode inkuiri terbimbing pada penguasaan konsep siswa SMA dalam praktikum animalia.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh metode inkuiri terbimbing pada penguasaan konsep siswa SMA pada praktikum Animalia?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa SMA sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kedua kelas?

2. Bagaimanakah perbedaan penguasaan konsep siswa SMA pada kelas yang menggunakan praktikum inkuiri terbimbing dan kelas yang menggunakan praktikum biasa?

C. Tujuan Penelitian

(13)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa SMA sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kedua kelas.

2. Menganalisis perbedaan penguasaan konsep siswa SMA, antara siswa yang belajar dengan menggunakan praktikum inkuiri terbimbing dengan siswa yang belajar dengan menggunakan praktikum biasa.

D. Batasan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah Materi Animalia sub konsep Vertebrata.

2. Penguasaan konsep siswa dalam materi Animalia sub konsep Vertebrata, dibatasi hanya soal-soal C1, C2, dan C3.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang dapat diambil dalam penelitian ini, manfaat dari

penelitian ini adalah menjadikan pembelajaran di kelas menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan hidup.

F. Asumsi

1. Gulo (2002) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

G. Hipotesis

(14)

6

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu H. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penelitian ini terdapat lima bab, sistematikanya sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan

Bab I Pendahuluan menjabarkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, asumsi, hipotesis, manfaat penelitian dan stuktur organisasi skripsi.

2. Bab II Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing pada penguasaan konsep siswa SMA pada praktikum Animalia

Bab II menjabarkan teori-teori yang berhubungan dengan penguasaan konsep, materi Animalia, penelitian yang relevan.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab III menjabarkan tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian, dan alur penelitian.

4. Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan

Bab IV menjabarkan tentang pemaparan data hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

(15)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental dimana setiap kelas dalam penelitian ini mendapatkan perlakuan yang berbeda. Terdapat dua kelompok tes, kelompok pertama merupakan kelompok eksperimental yakni kelompok yang mengalami praktikum berbasis inkuiri terbimbing sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol yang mengalami praktikum konvensional.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian eksperimen yang dipilih adalah pretest-posttest design, dengan pola sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan :

O1 : Tes awal pada kelompok eksperimen O2 : Tes akhir pada kelompok kontrol

X1 : Penerapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing X2 : Penerapan pembelajaran berbasis praktikum konvensional

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

(16)

23

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA, salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 5 dan X MIA 7 tahun ajaran 2014 – 2015, kelas tersebut dipilih secara langsung dari seluruh kelas X MIA yang ada, karena jumlah siswa di kedua kelas tersebut tidak terlalu beda jauh, dan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran sama.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara operasional untuk menghindari berbagai penafsiran. Adapun istilah tersebut sebagai berikut:

1. Metode Inkuiri terbimbing adalah cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan memberikan langkah-langkah dan arahan kepada siswa untuk dapat melakukan kegiatan penyelidikan sehingga siswa dapat memecahkan persoalan yang dihadapi. Guru memberikan pembekalan dahulu sebelum siswa melakukan penyelidikan. Guru mengajukan beberapa

pertanyaan, memberikan informasi singkat, hal ini dilakukan agar siswa tidak tersesat. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain, memperkenalkan dan mengarahkan siswa terhadap topik yang dipelajari, menemukan pengetahuan

awal siswa, menemukan kesalahan konsep yang dimiliki siswa, menuntun siswa dalam merumuskan masalah dan hipotesis, menuntun siswa dalam merencanakan percobaan dengan beberapa pertanyaan, menuntun siswa dalam kegiatan percobaan, menuntun siswa dalam merumuskan suatu kesimpulan, dan menuntun siswa dalam melaporkan hasil percobaan. Metode inkuiri dikatakan berpengaruh pada praktikum apabila hasil pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik dari hasil pembelajaran kelas konvensional.

(17)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Alat ukur yang digunakan adalah berupa tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas jenjang kognitif mulai C1 sampai C3.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis ini terdiri dari pretest dan posttest. Soal pretest dan posttest yang dimaksud adalah soal yang diberikan di awal dan di akhir proses pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal pretest dan posttest praktikum berupa soal yang mengacu pada RPP (Lampiran A.1 dan A.2) yang terdiri dari:

a. Soal pilihan ganda sebanyak 12 butir soal dengan jenjang kognitif dari C1 sampai C3 (Lampiran B.3), untuk mengukur pengetahuan konsep siswa. Soal yang dipakai dibuat oleh penulis sendiri, yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli.

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (Lampiran B.2) digunakan untuk mengarahkan siswa selama kegiatan praktikum Animalia.

F. Pengembangan Instrumen

Instrumen tes disusun oleh peneliti dan kemudian dilakukan uji coba pada kelas yang bukan merupakan subjek penelitian. Setelah dilakukan uji coba kemudian dilakukan analisis data meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas butir soal dengan menggunakan program software Anates versi 4.05 (Karno & Wibisono, 2004) program pilihan ganda dan uraian.

(18)

25

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pengembangan instrumen yang dimaksud adalah berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep siswa.

Berikut adalah langkah-langkah pengembangan instrumen butir soal: a. Menyusun soal penguasaan konsep siswa sebagai instrumen penelitian b. Mengkonsultasikan dengan dosen ahli

c. Mengujicobakan soal pada SMA X Bandung d. Melakukan analisis pokok uji terhadap soal

e. Merevisi dan menyeleksi instrumen yang tidak memenuhi syarat

f. Mengkonsultasikan kembali instrumen yang telah direvisi dengan dosen ahli g. Menggunakan instrumen yang telah direvisi oleh dosen ahli

Tabel 3.2. Kisi-kisi Butir Soal Penguasaan Konsep Siswa No.

Soal

Jenjang Kognitif C1 C2 C3

1   

2   

3   

4   

5   

6   

7   

8   

9   

10   

11   

12   

(19)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

versi 4.05 (Karno & Wibisono, 2004) program pilihan ganda dilakukan pada soal uji coba.

1) Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukkan sukar atau tidaknya suatu soal yang dibuat. Soal yang mudah memiliki nilai indeks yang besar, sedangkan soal yang sukar memiliki nilai indeks yang kecil. Rentang nilai indeks dimulai dari 0,00 sampai 1,00. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran:

Keterangan:

P : Indeks Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Kategori tingkat kesukaran menurut (Arikunto, 2012) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kriteria Tingkat kesukaran soal No Rentang Nilai Tingkat

Kesukaran

Kriteria

1 0,00 sampai dengan 0,30 Sukar 2 0,31 sampai dengan 0,70 Sedang 3 0,71 sampai dengan 1,00 Mudah

Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda Penguasaan Konsep Siswa

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Soal

Persentase

Sukar - - 0%

Sedang 1,4,6,7,8,9,10,11,13,14,16,19 12 48% Mudah 2,3,5,12,15,17,18,20,21,22,23,24,25 13 52%

2) Daya Pembeda

(20)

27

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (memiliki kemampuan tinggi) dan kurang pandai (memiliki kemampuan rendah) (Arikunto, 2012). Rentang nilai indeks daya pembeda ini mulai dari 0,00 sampai dengan 1,00. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda:

Keterangan:

D : Indeks daya pembeda

J : Jumlah siswa yang mengkuti tes JA : Jumlah siswa kelompok atas JB : Jumlah siswa kelompok bawah

BA : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal benar BB : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal benar PA : Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab soal benar PB : Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab soal benar

Kategori daya pembeda soal menurut (Arikunto, 2012) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Soal No Rentang Nilai Daya

Pembeda Soal

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda Penguasaan Konsep Siswa

Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Persentase

(21)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Baik 2,4,5,7,10,14,16,18,20,23,25 11 44% Baik

Sekali

15 1 4%

3) Validitas Butir Soal

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Tes dapat dikatakan sahih apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Berikut adalah rumus yang dapat digunakan untuk menghitung validitas butir soal:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah siswa

X : Skor item yang dicari validitasnya Y : Skor yang diperoleh siswa

Kategori validitas menurut (Arikunto, 2012) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7. Kriteria Validitas Soal No Rentang Nilai Validitas Kriteria

1 0,00 sampai dengan 0,19 Sangat Rendah 2 0,20 sampai dengan 0,39 Rendah

3 0,40 sampai dengan 0,59 Cukup 4 0,60 sampai dengan 0,79 Tinggi

5 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi

Rekapitulasi hasil analisis validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Soal Pilihan Ganda Penguasaan Konsep Siswa

Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal Persentase Sangat

Rendah

1,3,6,9,10,11,12,14,16,17,21 11 44%

(22)

29

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Sangat

Tinggi

- - -

4) Reliabilitas

Reliabilitas tes menunjukkan tingkat konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif, tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Uji

reliabilitas untuk soal pilihan ganda (penguasaan konsep siswa) menggunakan rumus metode belah dua (Arikunto, 2012).

Hasil perhitungan reliabilitas setiap jenis soal kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai r yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) seperti tertera pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.9. Kriteria Reliabilitas Soal

No Rentang Nilai Validitas Kriteria 1 0,00 sampai dengan 0,19 Sangat Rendah 2 0,20 sampai dengan 0,39 Rendah

3 0,40 sampai dengan 0,59 Cukup 4 0,60 sampai dengan 0,79 Tinggi

5 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi

Instrumen tes soal pilihan ganda penguasaan konsep siswa memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,64, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi.

G. Teknik Pengambilan Data

(23)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1. Analisis data hasil penelitian

Soal penguasaan konsep siswa yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda dan skor untuk setiap butir soal adalah 1. Skor total hasil tes siswa dikonversikan yang kemudian menjadi nilai penguasaan konsep siswa.

Proses pembelajaran ini menggunakan metode praktikum dengan pendekatan inkuiri pada sub konsep Vertebrata. Pembelajaran tersebut dilakukan 2 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan 3 x 35 menit. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, terlebih dahulu dilakukan pretest baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Sedangkan posttest dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan proses pembekalan terlebih dahulu oleh guru kepada siswa, pembekalan yang dimaksud adalah berupa arahan dalam melakukan kegiatan praktikum pembedahan hewan Vertebrata. Guru memberikan pertanyaan pengarah kepada siswa mengenai hal-hal yang harus diketahui oleh siswa dari hasil pembedahan hewan. Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa. Dari 6 kelompok tersebut siswa

membedah hewan vertebrata yang berbeda-beda, untuk pertemuan pertama siswa dari kelompok 1, 2 dan 3 membedah hewan dari kelas Pisces, sedangkan untuk kelompok 4, 5 dan 6 membedah hewan dari kelas Amphibi. Pada pertemuan kedua siswa dari

kelompok 1 dan 2 membedah hewan dari kelas Reptil, kelompok 3 dan 4 membedah hewan dari kelas Aves, sedangkan kelompok 5 dan 6 membedah hewan dari kelas Mammalia.

(24)

31

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Indeks Gain

Indeks gain dihitung untuk melihat pencapaian nilai penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran inkuiri terbimbing. Peningkatan penguasaan konsep siswa ini dapat diketahui dari hasil perhitungan indeks gain. Menurut Hake, (1999) menyatakan bahwa data yang terkumpul akan dihitung dengan rumus :

Hasil perhitungan tersebut, kemudian dibandingkan dengan kriteria menurut Hake, (1999) sebagai berikut:

Tabel 3.10. Kriteria Indeks Gain Rentang Nilai Kriteria

(g) < 0,3 Rendah 0,70 > (g) > 0,3 Sedang (g) > 0,70 Tinggi

3. Analisis Uji Statistik

Analisis uji statistik dilakukan dengan menggunakan software SPPS 16.0 dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah dilakukan pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini untuk menguji normalitas adalah uji Shapiro-Wilk dengan

taraf signifikansi α = 0,05.

Perumusan hipotesis yang ada pada uji normalitas adalah sebagai berikut: Ho = Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(25)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05, kriterianya jika nilai signifikansi yang didapat ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Apabila nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil analisis data penguasaan konsep yang telah dilakukan pada saat pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya berdistribusi tidak normal (Lampiran C.3).

b. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama.

Perumusan hipotesis yang ada pada uji normalitas adalah sebagai berikut: Ho = Variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama (homogen)

H1 =Variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama (tidak homogen).

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05, kriterianya jika nilai signifikansi yang didapat ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama (tidak homogen). Apabila nilai

signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama (homogen).

Berdasarkan hasil analisis data penguasaan konsep (Lampiran C.3) yang telah dilakukan pada saat pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya bersifat homogen.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Pengujian hipotesis pada rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah dugaan dari penelitian sesuai atau tidak dengan kenyataannya.

(26)

33

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uji prasyarat (uji normalitas dan homogenitas) jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji hipotesis parametrik. Uji yang digunakan pada uji hipotesis parametrik adalah Independent-t Test. T-test dilakukan jika data antara variabel yang satu tidak

saling berikatan/independent.

Perumusan hipotesis pada uji dua rata-rata Independent-t Test sebagai berikut: Ho= Tidak ada perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eskperimen. H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05, kriterianya jika nilai signifikansi (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Apabila nilai signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, tidak ada perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata secara Non Parametrik

Jika data yang didapat pada uji prasyarat ada yang tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka untuk selanjutnya dilakukan uji dua rata-rata

non parametrik. Uji yang dilakukan berupa Uji U-Mann Whitney.

Perumusan hipotesis pada uji dua rata-rata Uji U-Mann Whitney sebagai berikut: Ho= Tidak ada perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05, kriterianya jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, terdapat perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, tidak ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

(27)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Secara garis besar, penelitian yang dilakukan ini dapat dibagi ke dalam empat tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data dan tahap penyusunan laporan. Berikut adalah uraian dari setiap tahapan penelitian: 1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa hal, yakni sebagai berikut: a. Perumusan masalah

b. Studi pustaka

c. Pembuatan proposal penelitian untuk diseminarkan d. Perbaikan proposal penelitian setelah diseminarkan e. Pembuatan instrumen penelitian

f. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran A.1 dan Lampiran A.2)

g. Judgement instrumen penelitian oleh dosen ahli (Lampiran B.1) h. Revisi instrument penelitian hasil judgement (Lampiran B.2)

i. Uji coba instrumen kepada siswa yang sudah pernah mengalami pembelajaran tentang materi Vertebrata

j. Analisis tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas soal dari instrumen tertera pada (Lampiran C.1)

k. Berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing tentang hasil uji coba

instrument penelitian

l. Revisi instrumen penelitian agar dapat dipakai untuk penelitian (Lampiran B.3)

m. Pembuatan surat ijin penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

(28)

35

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Pemberian treatment dalam proses pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan metode praktikum biasa untuk kelas kontrol

Tabel 3.11 Perbedaan langkah-langkah pembelajaran Praktikum berbasis Inkuiri Praktikum konvensional Siswa merumuskan masalah

terlebih dahulu

Siswa tidak merumuskan masalah

Siswa merumuskan hipotesis dengan bantuan guru

Siswa tidak merumuskan hipotesis

Siswa mengumpulkan data Siswa mengumpulkan data

Siswa menganalisis data Siswa menganalisis data

Siswa menyimpulkan hasil dan mencocokkan dengan hipotesis

Siswa menyimpulkan hasil

c. Pelaksanaan posttest pada kelas kontrol maupun eksperimen

3. Tahap Pengolahan data

Pada tahap pengolahan data ini, semua data yang diambil berupa hasil pretest dan posttest soal penguasaan konsep siswa dianalisis menggunakan bantuan program SPPS 16.0.

4. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap penyusunan laporan dilakukan beberapa hal, yakni: a. Analisis data yang telah diperoleh

(29)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu J. Alur Penelitian

Perumusan masalah

Studi Pendahuluan Penyusunan Instrumen Penelitian

Studi Literatur

Judgement Instrumen Seminar Proposal

Uji Coba Instrumen

Revisi Instrumen

(30)

59

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung pada kelas X MIA mengenai pengaruh metode inkuiri terbimbing pada materi Animalia sub Vertebrata untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA, diperoleh kesimpulan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing ini tidak dapat meningkatkan penguasaan konsep. Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil pretest dan posttest penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain dari hasil pretest dan posttest, dilihat juga dari nilai N-Gain dan analisis setiap jenjang kognitif

C1, C2, dan C3.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda, rata-rata nilai posttest penguasaan konsep siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan, dan nilai posttest penguasaan konsep siswa pada siswa kelas eksperimen

juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai posttest penguasaan konsep siswa pada kelas kontrol, tetapi capaian N-Gain nya lebih rendah dari kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang disampaikan peneliti, diantaranya:

1. Ketika menerapkan pembelajaran dengan menggunakan inkuiri terbimbing terdapat fase-fase yang harus dilalui dalam proses pembelajarannya, agar penerapan pembelajaran lebih baik lagi maka sebaiknya ditambahkan lagi dalam pertemuan pembelajarannya.

(31)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Guru yang akan memberikan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing harus diberikan pembekalan dan pelatihan terlebih dahulu, karena tidak semua guru pernah mengalami atau melakukan kegiatan inkuiri terbimbing.

4. Pemberian soal pretest sebaiknya dilakukan pada pertemuan sebelum proses pembelajaran dilakukan, begitu juga soal posttest dilakukan setelah pertemuan proses pembelajaran dilakukan. Hal ini disarankan agar waktu pengerjaan soal pretest dan posttest lebih lama sehingga nilai yang diperoleh siswa dapat lebih maksimal lagi.

5. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, sebaiknya guru mengecek kelengkapan alat dan bahan di laboratorium sekolah yang akan digunakan, sehingga pada saat pembelajaran dimulai siswa tidak kebingungan dalam mengambil alat dan bahan yang diperlukan.

6. Guru mengecek keadaan siswa pada saat melakukan pretest dan posttest agar tidak saling bekerja sama, karena hal tersebut dapat berpengaruh pada hasil perolehan nilai pretest dan posttest siswa.

7. Penggunaan inkuiri terbimbing memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga diperlukan waktu belajar yang lebih lama dalam proses pembelajarannya agar didapatkan hasil yang lebih baik dan lebih maksimal.

8. Guru harus mampu menjadi fasilitator dan motivator yang lebih baik, karena siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam proses dalam pembelajaran praktikum inkuiri terbimbing.

9. Perlu mengkaji lebih dalam antara model inkuiri terbimbing dengan kemampuan kognitif siswa.

10. Pelaksanaan praktikum dengan inkuiri terbimbing ini harus didahului dengan penjelasan mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa, agar siswa dapat lebih jelas dalam proses pengerjaannya.

(32)

61

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Andriani, N., Husaini, I., dan Nurliyah, L. (2011). Efektivitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Bandung: SNIPS.

Arifin, Mulyati dkk (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia UPI

Arikunto. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Campbell, N. et al. (2012) Biology.(7th Ed). Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Fitriyah, S.U. (2013). Metode Inkuiri. [Online]. Tersedia di: http://umifitri.wordpress.com/2013/08/26/metode-inkuiri/. Diakses 24 Juni 2015]

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Ibrahim, M (2007). Pembelajaran Inkuiri. Surabaya: UNESA-University Press.

Kusumawati. (2012). Pengembangan PKP. [Online]. Diakses http://eprints.uny.ac.id/9393/2/BAB%201%20-%20%2008312244042.pdf [24 Juni 2015]

Maryana, C. (2012). Penggunaan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Berdasarkan Dimensi Pengetahuan Pada Konsep Sistem Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Mustofa, Ridwan. (2013). Pendekatan Inkuiri. [Online]. Tersedia: http://ridwanmustofa2403.blogspot.com/2013/04/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran.html [25 Juni 2015)

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(33)

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Rustaman, N.Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sadeh, I dan Zion, M. (2009). “The Development of Dynamic Inquiry Performances

within an Open Inquiry Setting: A Comparison to Guided Inquiry Setting”.

Journal of research in science teaching. Vol. 46, NO. 10, PP. 1137–1160 (2009)

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Syah, Muhibin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Schwarz, C.V. & Gwekwerere, Y. N. (2006).”Using a Guided Inquiry and Modeling

Instructional Framework (EIMA) to Support Preservice K-8 Science Teaching”. Science Education. Vol 9, 158 – 186 (2007)

Spiro, M. D. & Knisely, K. I. (2008). “Alternation of Generation and Experimental

Design: A Guided-Inquiry La Exploring The Nature of The herll Developmental Mutant of Ceratopterisrichardii (C-Fem) CBE-life Science Education 7(1), 82-88

Subiantoro, Agung W. (2009). Pentingnya Praktikum Dalam Pembelajaran IPA.

[Online]. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM_PENTINGNYA%20PRAKTI KUM.pdf [26 Juni 2015]

Sudargo, F dan Asiah S, Soesy. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses

Siswa SMA. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._biologi/195107261978032-fransisca_sudargo/artikel_hk_09_fransisca/artikel_hibah_kompetitif.pdf [26 Juni 2015]

Sudesti, R. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

(34)

63

Kartika, 2015

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumintono. (2001). Managing Secondary School Science Laboratory Activities. Tesis MIPA. Tidak diterbitkan.

Suryotosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah:Wawasan Baru Beberapa Metode Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Jakarta: Rineka Cipta.

Timawati. (2012). Penguasaan Konsep Siswa. [Online]. Tersedia: http://kekeislearning.blogspot.com/2012/09/penguasaan-konsep.html [25 Juni 2015]

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trihastuti, Singgih et al.(2008).Pembelajaran Keterampilan Proses, Inquiry dan

Discovery Learning. [Online]. Tersedia:

http://umifatmatmawati.blog.uns.ac.id/2009/07/17/8/#more-8 [25 Juni 2015]

Gambar

Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.2. Kisi-kisi Butir Soal Penguasaan Konsep Siswa
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat kesukaran soal Rentang Nilai Tingkat Kriteria
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda
+5

Referensi

Dokumen terkait

4 Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah prediksi tinggi tubuh berdasarkan rentang lengan, penelitian lainnya perkiraan tinggi badan dari jari tengah dalam sebuah

Mengerucut pada bahasan yang akan diteliti oleh penulis mengenai pengaruh kegiatan MGMP terhadap kompetensi profesional guru dengan studi kasus mata pelajaran matematika, maka

DARWIS TRIADI/ salah satu fotografer kenamaan Indonesia/ berawal dari pergaulannya di dunia fashion / Darwis banyak menghasilkan karya foto-foto yang bertemakan fashion

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria

Putu Ayu Lestari dan Anak Agung Ayu Sriathi , 2013, Pengaruh Pelatihan Kerja, Lingkungan Kerja Fisik serta Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada PT.

2 Penanganan nyeri yang efektif dengan sedikit efek samping akan mempercepat pemulihan dan kepulangan pasien dari rumah sakit.. Pemberian analgesia pascabedah

Plak dental merupakan faktor etiologi utama penyakit periodontal.Kontrol plak adalah suatu usaha untuk menyingkirkan plak dan mencegah akumulasi plak pada gigi.Kontrol plak

Peneliti melakukan penelitian terkait dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung dengan alasan pembelajaran sains pada