• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

(DeskriptifAnalitikSiswaKelas 8 SMP Muhammadiyah6 Bandung)

SKRIPSI

DiajukanuntukmemenuhisebagiansyaratuntukmemperolehgelarsarjanaPendidikanIlmuPe ngetahuanSosial

oleh:

GILANG FAHDILLAH RAMADHAN

NIM 1006770

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

(DESKRIPTIF ANALITIK SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH

6 KOTA BANDUNG)

Oleh:

Gilang Fahdillah Ramadhan

SkripsiinidiajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanaPendidi kan IPS padaFakultasPendidikanIlmuPengetahuanSosial

© GilangFahdillah Ramadhan UniversitasPendidikanIndoneisa

Juni 2015

HakCiptadilindungiundang-undang

(3)

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

(4)

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

ABSTRAK

Pada era globalisasi, Perilaku menunda sangat merugikan. Sebab, pada era ini berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Perilaku menunda tersebut adalah perilaku Prokrastinasi. Perilaku prokrastinasi akademik biasanya dilakukan oleh siswa yang kurang berprestasi namun peneliti ingin melihat lebih jauh apakah disetiap siswa yang berprestasi pernah melakukan prokrastinasi akademik, serta apa penyebab siswa itu melakukan prokrastinasi akademik. Perilaku prokrastinasi dipengaruhi oleh banyak faktor dari faktor keluarga yang terdekat hingga faktor

lingkungan sosial. Pada skripsi ini mendeskripsikan dan

menyimpulkan bagaimana peran orang tua dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analaitik dengan subjek siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 6 Bandung. Setelah dilakuakn penelitian terhadap siswa serta orang tua diperoleh temuan bahwa peran orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak yang terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik.

(5)

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

In the era of globalization, delay behavior is very harm. Because, in this era apply the value of whoever being productive, then he/she will get succeed. That delay behavior is Procrastination. The academic procrastinator is usually performed by underachiever students, but researchers want to look further if high achiever ever did procrastination, as well as what the cause of the student did academic procrastination. Procrastination behavior is influenced by many factors it could be come from family or their social environment. This paper describe and deduce how the role of parents in reducing academic procrastination behavior. This study used descriptive analytic with subject 8th grade students of SMP Muhammadiyah 6 Bandung. After doing research on students and parents, it was found that the role of parents are very influential in shaping the personality of children who be spared from academic procrastination behavior.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

UCAPAN TERIMA KASIH ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifakasi Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengertian Prokrastinasi ... 10

2.2 Jenis-jenis tugas pada prokrastinasi akademik ... 11

2.3 Ciri-ciri prokratinasi akademik ... 11

2.4 Teori perkembangan prokrastinasi akademik ... 13

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi... 14

(7)

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.7 Alasan melakukan prokrastinasi ... 20

2.8 Pengertian Keluarga... 23

2.9 Tipe-Tipe Keluarga ... 25

2.10 Peranan Keluarga ... 25

2.11 Fungsi Keluarga ... 26

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... 30

3.1 Desain Metode Penelitian ... 30

3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian ... 31

3.3 Pengumpulan Data ... 32

3.4 Instrumen Penelitian ... 34

3.5 Analisis Data ... 39

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Profil Sekolah ... 42

4.2 Profil Subjek ... 43

4.1 Hasil Temuan ... 47

4.2 Pembahasan ... 66

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 74

5.1 Simpulan ... 74

5.2 Implikasi ... 76

5.3 Rekomendasi... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Penelitian ... 81

LAMPIRAN 2 Catatan Lapangan ... 83

LAMPIRAN 3 Transkip Wawancara ... 88

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Sunarto & Hartono (2008:35) menyatakan pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Hasil pertumbuhan yaitu bertambahnya ukuran badan anak seperti panjang, berat dan kekuatannya begitu pula dengan pertumbuhan yang mencangkup perubahan sistem jaringan saraf dan sistem seksual anak. Sedangkan perkembangan mengacu pada perubahan karakteristik individu yangn khas. Para ahli psikologi mengungkapkan bahwa perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat progresif untuk mencapai karakteristik yang baru,misalnyaNagel (dalam Jamilah, 2008 hlm. 38)mengemukakan pengertian perkembangan sebagai perubahan progesif yang menunjukan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan dan pertumbuhan saling berkaitan dan keduanya berasal dari dalam diri individu. Dalam proses perkembangnnya, seorang anak akan mengalami masa peralihan menuju dewasa yaitu masa remaja yang ditandai dengan pubertas.

(11)

2

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

cenderung negatif. Perkembangan masa puber sangat berpengaruh terhadap keadaan fisik, pola pikir dan perilaku, sedangkan masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hall (1993) melihat masa

remaja adalam masa “Strom and Stress”. Maksudnya bahwa masa remaja merupakan masa dimana remaja menemui banyak permasalahan yang dihadapinya dan masa ini merupakan awal pembentukan identitas remaja tersebut. Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti tumbuh untuk mencapai kematangan. Adolescence memiliki arti yang luas, mencangkup kematangan mental, emosional, social dan fisik. MenurutMappiare (dalam Ali & Asrori, 2009:9) remaja adalah berlangsung antara 12 tahun hingga 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi laki-laki.

Sebagaian besar orang memandang istilah puber dan remaja adalah maksud yang sama, padahal kedua istilah ini berbeda. Puber lebih memandang terhadap perubahan fisik seorang anak laki-laki maupun perempuan sedangkan masa remaja memandang perubahan emosi. Menurut para ahli psikologi menyatakan bahwa masa remaja biasanya terjadi 2 tahun setelah masa puber. Melihat dari pengertian tersebut, terlihat bahwa remaja tidak memiliki tempat atau posisi yang jelas, mereka tidak termasuk golongan anak-anak namun belum dikatakan atau diterima untuk masuk ke golongan dewasa, remaja merupakan diantara fase anak-anak dan fase dewasa. Maka dari itu remaja sering dikatakan dengan fase mencari jati diri (Ali &Asrori, 2009:9)

(12)

Pekerjaan rumah dan tugas sekolah merupakan salah satu aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar guru dan siswa di kelas. Untuk mencapai nilai yang memuaskan, setiap siswa berlomba untuk mengerjakan tugas sekolah dan pekerjaan rumah dengan baik, salah satunya dengan membuat perencanaan terlebih dahulu. Contoh jika seorang siswa diberikan tugas dan pengerjaannya diberikan waktu satu minggu maka idealnya siswa tersebut langsung mengerjakan tugas tersebut dan membuat skala prioritas untuk mengerjakan tugas tersebut. Namun tidak sedikit siswa yang menunda pengerjaannya, banyak alasan yang mereka keluarkan. Dimulai dengan alasan masa pengumpulan tugas yang masih lama, ada pekerjaan yang lebih penting dan alasan lainya.Penundaan tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku prokrastinasi (Ghufron, 2003).

Istilah prokrastinasi berasal dari kata latin yaitu Procrastination, yaitu dari kata pro dan crastinus. Kata pro berarti maju atau bergerak dan crastinus

(13)

4

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Rumiani (2006) mengemukakan bahwa factor motivasi internal maupun eksternal yang rendah dapat mendoromg seseorang untuk menjadi seorang prokrastinator. Burka & Yuen (dalam Jamilah, 2008)berpendapat bahwa faktor-faktor perilaku prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu faktor-faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik dan psikologi seseorang, sedangkan faktor ekternal yaitu diluar kondisi fisik dan psikologi seseorang seperti kondisi lingkungan masyarakat, tempat bekerja maupun lingkungan paling dekat yaitu keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter seseorang. Keluarga merupakan lembaga terkecil dalam lembaga sosial, sehingga keluarga menjadi awal permulaan pembentukan kepribadian baik emosional, pola pikir maupun idiologi seseorang, dengan kata lain kepribadian seseorang tergantung pada pemikiran dan perlakuan keluarga dan tidak terlepas dari etika dalam penyampaiannya. Keluarga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan tertua karena keluarga merupakan fase pertama seseorang memperoleh pendidikan.

(14)

Setiap orang tua menaruh harapan terhadap pendidikan yang tinggi kepada anaknya agar kelak ia menjadi individu yang pintar dan berakhlak mulia, sedangkan globalisasi menuntut setiap peserta didik agar menjadi individu yang berkualitas, individu yang berfikir kreatif dan kompetitif serta menjadi individu yang dapat bersaing (HAR Tilaar, 1993, hlm.401). Melihat harapan dan tututan tersebut, beban setiap peserta didik dirasakan sangatlah berat, hal ini juga dapat kita lihat dari fungsi dan tujuan pendidikan menurut pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwapendidikan nasional berfungsi mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tuntutan dan harapan yang tinggi membuat setiap pendidik bekerja lebih keras dan kreatif agar menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan harapan, namun permasalahan pun dapat timbul dari peserta didik itu sendiri selama proses perkembangannya.Hal ini sesuai dengan pendapat Elizabeth B. Hurlock (1997, hlm. 220) yang mengatakan bahwa pada umumnya remaja suka mengeluh tentang aktivitas belajar selama disekolah seperti cara mengajar guru dikelas maupun pemberian tugas oleh guru.

(15)

6

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengakibatkan sesuatu yang buruk dalam membangun mentalitas ataupun kepribadiannya. Dari berbagai permasalahan diatas, peneliti mengambil judul

penelitian yaitu “Peran Keluarga Untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi

Akademik Siswa”. Semoga apa yang peneliti teliti dapat bermanfaat bagi orang

lain dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah mengidentifikasikan dan menganalisisperankeluarga dalam mendidik anaknya untuk terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik serta menjelaskan apa yang menjadi kebiasaan siswa melakukan perilaku prokrastinasi

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hal apa yang melandasi kebiasaan menunda tugas (prokrastinasi) pada siswa? 2. Bagaimana peran orang tua dalam membina siswa terhindar dari perilaku

prokrastinasi?

3. Bagaimana cara siswa membentengi dirinya sendiri agar terhindar dari perilaku menunda tugas?

1.4 Tujuan Penelitian

(16)

1. Menjelaskan Hal apa yang melandasi kebiasaan menunda tugas (prokrastinasi) pada siswa

2. Menjelaskan peran orang tua dalam membina siswa terhindar dari perilaku prokrastinasi

3. Menjelaskan cara siswa membentengi dirinya sendiri agar terhindar dari perilaku menunda tugas

1.5 Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :

1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembelajaran pendidikan IPS sebagai salah satu fenomena yang terjadi di era globalisasi saat ini dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dengan memberi gambaran mengenai hal-hal yang menjadi alasan menunda tugas dan bagaimana peran orang tua dalam mengatasinya 2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa agar terhindar dari perilaku prokrastinasi

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

(17)

8

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dilakukannya penelitian dan struktur organisasi berisikan sistematika penulisan skripsi dari setiap babnya.

BAB II berisikan kajian pustaka yang memuat teori-teori yang

digunakan dalam penelitian, dan kerangka berpikir dari penelitian skripsi penulis. Selain itu teori-teori yang ditulis pada kajian pustaka menjadi salah satu acuan dalam penulisan pembahasan dari hasil penelitian.

BAB III berisikan metodelogi penelitian yang penulis gunakan. Mencakup jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, cara

pengumpulan data, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan teknis analisis data.

BAB IV berisikan Hasil penelitian dan Pembahasan yang sudah dilakukan oleh penulis selama penelitian. Hasil penelitian berisikan pemaparan data dan informasi dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan selama penelitian di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 6 Bandung. Hasil penelitian tersebut selanjutnya di bahas guna menjawab rumusan masalah.

BAB V merupakan bab terakhir dari skripsi yang berisikan simpulan dari hasil penelitian serta pembahasan, dan terdapat berbagai saran yang

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Desain Metode Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.Menurut John W. Creswell (2012) metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan, dan mengelompokan objek studi. Peneliti memasuki dunia informan dan melakukan interaksi terus menerus denagn informan, dan mencari sudut pandang informan.

Moleong (2010, hlm. 9) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif,peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul datautama dengan menggunakan metode penelitian yang meliputi pengamatan,wawancara dan penelaahan dokumen. Data-data yang akan dikumpulkan berupakata-kata dan gambar. Senada dengan Moleong, Andi (2010, hlm. 15) mengungkapkanbahwa, metode kualitatif sangat mengutamakan manusia sebagai instrument penelitian, sebab mempunyai adaptabilitas tinggi hingga senantiasa dapatmenyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah selama penelitian itu.

(19)

31

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

meliputi analisis dan interprestasi tentang arti data itu, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Metode inilah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

2. Partisipan dan tempat penelitian

a. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada tempat tinggal orang tua dan Siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah6 Bandungyang umumnya bertempat tinggal di kota Bandung.

b. Partisipan penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 6 Bandungyang memiliki tingkat perilaku prokrastinasi akademiknya rendah dan orang tua mereka, penentuan siswa yang menjadi subjek penelitian ini atas dasar informasi dari wali kelas, guru pengajar serta teman-teman subjek penelitian tersebut.

Dalam pemilihan subjek, peneliti menggunakan teknik

Purposive Sampling, yaitu pengumpul data yang telah diberi penjelasan oleh peneliti tentang siapa saja yang menjadi subjek penlitian menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian (Soehartono 2011 hlm. 63). Dalam hal ini peneliti mengambil sampel sebanyak 5 orang siswa yang telah direkomendasikan oleh wali kelas serta guru.

Tabel 3.1 subjek penelitian NO PARTISIPAN

PENELITIAN

KELAS ALAMAT

(20)

3 RR VIII-C Jl. Sukabakti 4 SM VIII-D Jl. Sukagalih 5 MSY VIII-E Jl. Cipedes Tengah

3. Pengumpulan data

Terdapat beberapa cara pengumpulan data yang peneliti lakukan :

a. Wawancara (interview)

Sugiyono (2011, hlm. 137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Sedangkan Fathoni (2006, hlm. 65) menyatakan wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan dating dari pihak yang mewawancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancara. Dalam hal ini peneliti mewawancarai orang tua siswa untuk mengetahui bagaimana peran orang tua untuk membina siswa agar terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik.

(21)

33

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interview harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998, hlm. 90)

Hal-hal atau konteks wawancara yang peneliti lakukan mengenai perilaku serta kebiasaan siswa pilihan yang menurut data memiliki tingkat prokrastinasinya rendah selama disekolah maupun dirumah, selain itu peneliti akan menggali informasi dari responden mengenai tips atau cara responden terhindar dari perilaku prokrastinasi. Wawancara ini bukan hanya melihat dari faktor internal responden saja, tetapi peneliti akan melakukan wawancara terhadap faktor eksternal responden yaitu keluarga responden mengenai bagaimana kondisi serta kebiasaan anak dirumah, fasilitas apa yang diberikan oleh keluarga, bentuk motivasi apa yang diberikan keluarga serta pola asuh seperti apa yang diterapkan orang tua terhadap anaknya.

b. Catatan Lapangan (Field Notes)

(22)

Jenis yang digunakan peneliti adalah jenis Jotted Notes, yaitu catatan yang dibuat di tempat penelitian. Catatan ini ringkas dan hanya berisi kata-kata yang dapat mengingatkan memori di tempat kejadian (Sugiyono, 2011)

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain (Sugiyono, 2011, hlm. 240). Dokumen yang digunakan oleh peneliti adalah berupa catatan dari guru tentang ketepatan siswa dalam mengumpulkan tugas.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat atau instrumen pengumpul data utama, karena peneliti adalah manusia.Menurut Nasution (2003, hlm. 55) bahwa tidak ada pilihan lainmenjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama dalampenelitian kualitatif, karena segala sesuatunya belum mempunyai kepastian danmasih perlu dikembangkan lebih lanjut. Sehingga hanya peneliti itu sendirisebagai alat yang dapat mencapainya. Dalam penelitian ini peneliti dibantu dengan instrumen pedoman wawancara.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

(23)

35

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(24)
(25)

37

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(26)

5. Apakah

b. Eksternal 1. Bagaimana perilaku orang tua kepada anda dirumah?

2. Apakah orang tua selalu

menanyakan tugas kepada anda?

(27)

39

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Apakah orang tua selalu bahwa analisisdata adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yangdiperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehinggadapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Nasution (2003, hlm. 254) mengemukakan bahwa analisis dirumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke lapangan dan setelah dilapangan. Tujuan analisis data adalah proses untuk mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lainnya. Sehingga data tersebut mudah untuk dipahami. Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data, kegiatan analisis data dibagi dua yaitu analisis sebelum lapangan dan analisis selama dilapangan,

A. Analisis sebelum penelitian

(28)

melakukan analisis terhadap beberapa buku dan hasil-hasil penelitian lainnya

B. Selama di lapangan

Analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Pada saat wawancara peneliti melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Apabila jawaban dari hasil wawancara tersebut setelah dianalisis hasilnya belum memuaskan, maka peneliti akan mengajukan pertanyaan lagi hingga diperoleh data yang menurut peneliti dianggap kredibel. Dalam kegiatan selama dilapangan, peneliti tiga tahap analisis yaitu:

a. Reduksi Data

Tahap ini merupakan proses seleksi pemfokusan dari abstraksi data kasar pada field note atau catatan lapangan (Andi, 2010, hlm. 288). Reduksi data berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan penelitian baik sebelum ataupun sesudah pengumpulan data. Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yangpenting.

b. Penyajian Data

Penyajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga ketika dibaca akan mudah dipahami.

(29)

41

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(30)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Seseorang yang mempunyaikesulitanuntukmelakukansesuatu, sesuaibataswaktu yang telahditentukan, seringmengalamiketerlambatan, mempersiapkansesuatudengansangatberlebihan,

maupungagaldalammenyelesaikantugassesuaibataswaktu yang telahditentukan, dapatdikatakansebagaiseorang yang melakukanprokrastinasi,

sehinggaprokrastinasidapatdikatakansebagaisalahsatuperilaku yang tidakefisiendalammenggunakanwaktu,

danadanyakecenderunganuntuktidaksegeramemulaisuatukerjaketikamengh adapisuatutugas.

Setiappenundaandalammenghadapisuatutugasdisebutprokrastinasi. Prokrastinasiakademikadalahjenispenundaan yang dilakukanpadajenistugas formal yang berhubungandengantugasakdemik, misalnyatugassekolahatautugaskursus.Prokrastinasiakademikdapatdipanda ngdariberbagaisegi,

karenaprokrastinasiinimelibatkanberbagaiunsurmasalah yang komplek, yang salingterkaitsatudenganlainnya. Seseorang yang mempunyaikecenderunganuntukmenunda,

atautidaksegeramemulaisuatukerja, ketikamenghadapisuatukerja, ketikamenghadapisuatutugasdisebutsebagaiseseorang yang melakukanprokrastinasi.

Tidakpeduliapakahpenundaantersebutmempunyaialasanatautidak.

(31)

75

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitiinginmelihatapakahdalamseorangsiswa yang berprestasipernahmelakukanperilakuprokrastinasi. Dari hasil yang diperolehselamapenelitian, orang tuasubjekselalumemberikanmotivasikepadaanakanya agar

merekamemilki rasa

tanggungjawabsehinggamerekadapatmerubahekonomikeluargadenganmen jadi orang yang sukses, yaitudengancaramendapatkanprestasi di sekolah. Walaupun di tengahkesibukanuntukmenghidupikeluarga, orang tuasubjekselalumemperhatikanperkembanganpendidikananaknya. Salah

(32)

Setiapsubjekmemilikicarauntukmembentengidirinyaterhindardaripe rilakuprokrastinasiakademik.

Semuasubjekmemilkimotivasitersendiriuntukmerubahkeadaanekonomikel uarga. Tanpadimintaoleh orang tua, para subjekmemilkikeinginansendiriuntukmerubahekonomikeluarga,

merekaberkeyakinanjalan yang harusdiraihuntukmerubahkeadaantersebutyaitudenganmendapatkanprestasi di

sekolahlalumelanjutkansekolahhinggapendidikantertinggidanakhirnyamenj adi orang yang sukses.

B. Implikasi

Implikasidaripenelitianini yang pertamamasyarakatmemahmipentingnyaproduktifitas di tengahpesatnya era modernisasi, produktifitasdapatterganggudarihal-halkecilsepertiperilakuprokrastinasi. Untuk orang tualebihmemahamibagaimanaperan orang tuauntukmembangun mental anaknya yang terhindardariperilakuprokrastinasiakademik, karenaperilakuprokrastinasi yang kronikdapatsangatmengganggupolapikirmaupunmasadepanseseorang, khususnyadalambidangpendidikannya.Selainitupemerintahdalamhalinipem buatkebijakanlebihmemahamipentingnyafasilitaspendidikan di setiapsekolahsepertibuku-bukupenunjangbelajar yang sangatdiperlukanolehsiswa.

C. Rekomendasi

Untuk orang tua agar

selalumemperhatikanperkembanganpendidikananaknya,

(33)

77

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

anakselalusemangatdalambelajarsehinggaterhindardariperilakuprokrastinas iakademik. Selainmotivasijugadiperlukanfasilitas-fasilitas yang

harusdipenuhioleh orang

tuauntukmenunjangbelajaranaksehinggabelajardanpengerjaantugasakanleb ihmudah.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Prastowo. (2010). MetodePenelitianKualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Ali, Mohammad &Asrori, Mohammad. (2009).PsikologiRemajaPerkembanganPesertaDidik. Jakarta Grafika Offset Burka,J.B.& Yuen, L.M. (2008). Procrastination: Why you do it, What to Do About It (TerjemahanMulyana). Bandung: SyamsilCipta Media

Creswell, John W. (2012). Research design: PendekatanKualitatif, Kuantitatifdan Mixed. Yogyakarta: PustakaPelajar

Combs, Jeffery. (2012). The Procrastination Cure: Seven Step For Procrastination Avoid. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama

Dan B, Allender. (1998). Family Ties. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama

Eko, Sujadi. (2010). PengaruhEkonomiKeluargaTerhadapHasilBelajarSiswa Di Smp Taman DewasaPrigen.Tesis. UniversitasPendidikan Indonesia

Fathoni, Abdurrahmat. (2006).MetodologiPenelitian&TeknikPenyusunanSkripsi. Jakarta: PT RinekaCipta

Ferrari, Jr. Johnson, Jl&McCown, W.G. (1995) Procrastination and Task Avoidance, Theory, Research and Treatment. New York: Plenum Press

Ferarri&Ollivete. (2005). Overcoming Procrastination. [Online]. Diaksesdarihttp://www.yoch.acil/syllabus/behave/academic.com

Ghufron, M Nur. (2003).

HubunganKontrolDiridanPersepsiRemajaTerhadapPenerapanDisiplin Orang

TuadenganProkrastinaasiAkademik. [Online]

Diaksesdarihttp:///www.damandiri.or.id

Ghufron, M Nur&Risnawita, Rini. (2010). Teori-TeoriPsikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Hall, CS. &Lindzey. (1993).Teori-TeoriPsikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisus

(35)

78

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hurlock, Elizabeth B. (1997). PsikologiPerkembangan, SuatuPendekatanSepanjangRentangKehidupan

(TerjemahanIstiwidayantidanSoedjarwo). Jakarta: Erlangga

Jamilah, SitiAnisah. (2008). Profile ProkrastinasiAkademikSiswadanImplikasinyaBagi Program BimbinganAkademik. Skripsi.

JurusanPsikologiPendidikandanBimbinganFakultasIlmuPendidikanUniversitasPen didikan Indonesia

Jhonson R – Lenny R, (2010). KeperawatanKeluargaPlusContohAskepKeluarga. Yogyakarta: NuhaMedika

Meda,Wahini. (2008). KeluargaSebagaiTempatPertama Dan UtamaTerjadinyaSosialisasiPadaAnak. [oline]. Diaksesdari:

http://www.tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.html

Meleong, Lexy. (2010) MetodologiPenelitianKualitatifEdisiRevisi. Bandung: Rosda

Nasution, S. (2003). MetodePenelitianKualitatifdanNaturistik. Jakarta :BumiAksara

NCSS. (1992). National Curriculum Standards for Social Studies: Executive

Summary. [Online].

Diaksesdarihttp://www.socialstudies.org/standards/execsummary

NCSS. (1994). Social Studies. [Online] Diaksesdari http://iowacore.gov/iowa-core/subject/social-studies

Nurdiani, Wuri. (2008).

EfektifitasKonselingBerorientasiPerlakuUntukMenurunkanIntesitasProkrastinasi.

Tesis. UniversitasPendidikan Indonesia

Poerwandari, E. Kristi. (1998). PendekatanKualitatifDalamPenelitianPsikologi.

Jakarta: LPSP3

Rakbidyo, (2008). KeluargadanFungsiKeluarga. [Online] Diaksesdari:

http://www.pikm..ac.id/artikel/2015/8/0/8 -KELUARGA.html

(36)

JurusanPsikologiPendidikandanBimbinganFakultasIlmuPendidikanUniversitasPen didikan Indonesia

Rumiani. (2006). ProkrastinasiAkademikDitinjaudariMotivasiBerprestasidan Stress Mahasiswa. JurnalPsikologi. UniversitasDiponogoro Vol. 3 No. 2

Setiadi. (2008).Konsep&Proses keluarga. Yogyakarta: Grahailmu

Setyowati, Sri. &Murwani, Arita. (2007).AsuhanKeluarga, konsepdanapilkasikasus. Jakarta: MitraCendikia

Sriyanto, (2013). PengaruhPolaAsuhKeluarga, LingkunganSekolah, PersepsiPesertaDidikTentangPembelajaran IPS, dan Media Massa TerhadapPerilakuAsertifdanKecenderunganKenakalanRemajaPadaPesertaDidik SekolahMenengahPertamaNegeriJawa Barat. Desertasi. Program StudiPendidikanIlmuPengetahuanSosialUniversitasPendidikan Indonesia

Sugiyono. (2011). MetodePenelitianKualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sunarto& Hartono, Agung. (2008). PerkembanganPesertaDidik. Jakarta: RinekaCipta

Surakhmad, Winarno. (2009). PengantarPenelitianIlmiah: Dasar, Metode Dan Teknik. Bandung: Tarsito

Soehartono, Irawan. (2011). MetodePenelitianSosial: SuatuTeknikPenelitianBidangKesejahteraanSosialdanIlmuSosialLainnya.

Bandung: PT RemajaRosdakarya

Tilaar, HAR. (1993). AnalisisKebijakanPendidikan: SuatuPengantar. Bandung: PT RemajaRosdakarya

UniversitasPendidikan Indonesia. (2014). PedomanPenulisanKaryailmiah.

Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia

Wyk, Liesel Van. (2004). The Relationship Between Procrastination and Stress in

The Life of The High School Teacher. [Online].

(37)

80

Gilang Fahdillah Ramadhan, 2015

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA

Gambar

Tabel 3.1 subjek penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

Interview atau wawancara sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga