• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI KETIKA MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS XI SMA SWASTA YAYASAN PERGURUAN KELUARGA PEMATANG SIANTAR T.A 2013/2014”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI KETIKA MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS XI SMA SWASTA YAYASAN PERGURUAN KELUARGA PEMATANG SIANTAR T.A 2013/2014”."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI KETIKA MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS XI SMA SWASTA PERGURUAN KELUARGA

PEMATANGSIANTAR T.A. 2013/2014

SKRIPSI

Oleh:

ANDRY LIANY SIREGAR

NIM 1101151002

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI KETIKA MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS XI SMA SWASTA PERGURUAN KELUARGA

PEMATANGSIANTAR T.A. 2013/2014

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

ANDRY LIANY SIREGAR NIM 1101151002

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta. Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala nikmat, rahmat dan hidayah yang senantiasa diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Maka, selayaknya ungkapan Alhamdulillah diucapkan atas terselesaikannya skripsi yang berjudul ”Meningkatkan

Pengendalian Diri Ketika Memperoleh Hasil Belajar Rendah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Pada Siswa Kelas XI SMA Swasta Perguruan Keluarga Pematangsiantar T.A. 2013/2014”. Shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi umatnya.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir yang menjadi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Penulis sebagai seorang mahasiswa menyadari masih kurangnya pengetahuan dalam poroses belajar sehingga dengan bantuan dari beberapa pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Atas bantuan dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S selaku Dekan FIP UNIMED beserta

Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III serta seluruh staffnya.

(8)

vi

4. Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd Kons selaku dosen pembimbing skripsi dan juga selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, bantuan dan kesediaannya untuk meluangkan waktu dalam memberikan saran dan masukan yang sangat berguna dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zuraidah Lubis, M.Pd, Bapak Dr. M. Rajab Lubis, MS. dan ibu Dra.Nurarjani, M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis sebagai masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, dukungan, saran dan motivasi kepada penulis selama berada di dalam maupun di luar perkuliahan.

7. Kepala Sekolah SMA Swasta Yayasan Perguruan Keluarga Pematangsiantar Bapak Drs. Prayugo yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian. 8. Ibu Dra. Mart Suryati selaku PKS 1, Bapak Tri Asmoko, S.Pd selaku PKS 2, Bapak Sutiono, S.Pdi selaku guru BK dan guru-guru serta pegawai di SMA Swasta Perguruan Keluarga yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data sehingga mempermudah penulis saat melakukan penelitian.

(9)

vii

pendidikan dari Universitas Negeri Medan. Kasih sayang dan cinta kasih ayah dan ibu yang menjadi semangat penulis dalam menjalani kehidupan.

10. Terima kasih kepada kakak tercinta Ayu Syaftari Siregar, Amd dan Adinda tercinta Annisa Hardiyanti Siregar yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan yang luar biasa kepada penulis. Serta kepada seluruh keluarga penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan yang tak henti.

11. Sahabatku tercinta Ulfa dan Atikah yang selalu bersama mulai dari awal perkuliahan hingga akhir dan semoga selamanya. Devi dan Diah yang sangat penulis sayangi, terima kasih untuk dukungan dan doanya.

12. Sohib-sohib seperjuangan Kartika, Kasful, Harwan, Kusno, Inur, Yamin, Hardinal, Dewi, Anas, Mpud, Ika, Mery, Natalia, Ruby, Ayu, Nita dan semua teman-teman BK Reguler A, Reguler B, Reguler C dan Ekstensi 2010 yang luar biasa. Semoga kita menjadi orang sukses yang mampu memajukan pendidikan.

Penelitian ini telah dilakukan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan yang membuat penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Penulis mengharapkan saran, kritik, maupun masukan yang dari teman-teman dan pembaca. Saya berharap skripsi ini berguna bagi kita semua. Saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2014 Penulis

(10)

iii

ABSTRAK

Andry Liany Siregar. NIM.1101151002. “Meningkatkan Pengendalian Diri Ketika Memperoleh Hasil Belajar Rendah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Pada Siswa Kelas XI SMA Swasta Yayasan Perguruan Keluarga Pematangsiantar T.A 2013/2014”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan, 2014.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dapat meningkatkan pengendalian diri ketika memperoleh hasil belajar rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengendalian diri ketika memperoleh hasil belajar rendah melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) dengan menggunakan metode kualitatif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 34 siswa. Kemudian melalui instrumen ditentukan 7 orang siswa yang tidak dapat mengendalikan diri dan 3 orang siswa yang cukup dapat mengendalikan diri, sehingga didapat 10 siswa yang menjadi subjek penelitian.

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui angket dan observasi. Analisa data dilakukan dengan cara menganalisis presentasi skor angket, laiseg, lebar evaluasi dan lembar observasi yang digunakan selama proses bimbingan kelompok berlangsung. Setelah tindakan siklus I terjadi peningkatan pengendalian diri siswa menjadi 5 orang siswa dapat mengendalikan diri, 1 orang yang cukup dapat mengendalikan diri dan 4 orang siswa yang tidak dapat mengendalikan diri. Setelah tindakan siklus II peningkatan juga terjadi menjadi 8 orang siswa yang dapat mengendalikan diri dan 2 orang yang cukup dapat mengendalikan diri ketika memperoleh hasil belajar rendah.

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Perencanaan Perangkat Penelitian Siklus I ... 38 Table 3.2 Perencanaan Perangkat Penelitian Siklus II ... 41 Table 3.3 Kisi-kisi angket pengendalian diri ketika memperoleh

hasil belajar rendah ... 43 Table 3.4 Pemberian Skor Angket ... 44 Table 4.1 Pengendalian diri ketika memperoleh hasil belajar rendah

sebelum bimbingan kelompok teknik diskusi ... 48 Table 4.2 Rencana pelaksanaan bimbingan kelompok siklus I ... 49 Tabel 4.3 Tabel analisis hasil angket pengendalian diri ketika

memperoleh hasil belajar rendah Siklus I ... 58 Tabel 4.4 Rancangan pelaksanaan bimbingan kelompok siklus II ... 61 Tabel 4.5 Tabel analisis hasil angket pengendalian diri ketika

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Pengendalian Diri Ketika Memperoleh

Hasil Belajar Rendah... 77

Lampiran 2 Posisi Duduk Kegiatan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi ... 81

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling (RPLBK) ... 83

Lampiran 4 Daftar Hadir Siswa ... 88

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Terhadap Bimbingan Kelompok ... 89

Lampiran 6 Lembar Evaluasi Siswa ... 94

(13)

1

`

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam Yusuf, 2002:184) mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu moral.

Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya dan makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini berdampak kurang baik bagi remaja. Dia cenderung kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Setiap remaja pada hakikatnya akan mengalami perkembangan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek kognitif, emosi, sosial, nilai dan moral, kepribadian, perilaku, dan kesadaran beragama.

(14)

2

masa remaja terlihat jelas pada bagian hidung, kaki, tangan, berat dan tinggi badan, membesar jakun di leher (pada remaja laki-laki), dan suara membesar.

Perkembangan nonfisik yang dialami siswa usia remaja meliputi perkembangan kemampuan dalam berpikir. Menurut ahli-ahli psikologi asosiasi (dalam Suryabrata, 2010:54) mengganggap bahwa berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan dimana subjek yang bersifat pasif.

Kemampuan berpikir dan mengingat dapat disebut dengan intelektual. Kemampuan intelektual berjalan seiring dengan perkembangan syaraf otak. Oleh karena itu remaja akan mengalami perkembangan kemampuan berpikirnya diawali dengan kemampuan mengenal. Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan ini ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu.

Memilih dan menolak sesuatu merupakan kemampuan dalam mengambil keputusan yang juga termasuk dalam perkembangan kognitif pada masa remaja. Menurut Syafaruddin (2004:47) “pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan”.

(15)

3

Menurut Suryabrata, (2010:66) “perasaan biasanya didefenisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf”. Masa remaja merupakan puncak emosionalitas dimana siswa memiliki perkembangan emosi yang tinggi. Perkembangan emosi biasanya menunjukan perasaan-perasaan negatif seperti mudah tersinggung, cepat marah, mudah sedih, dan sensitif terhadap peristiwa atau keadaaan yang tidak sesuai dengannya.

Keadaan siswa usia remaja yang tidak mampu mengendalikan emosi dari perasaan-perasaan negatif ditunjukan melalui tingkah laku malasuai. Reaksinya itu tampil dalam tingkah laku malasuai (maladjustment), seperti 1) agresif: melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi dan senang mengganggu; 2) melarikan diri dari kenyataan: melamun, pendiam, senang menyendiri, dan meminum minuman keras atau obat-obat terlarang (Yusuf, 2002:197).

Berdasarkan perubahan fisik dan nonfisik yang dialami pada masa remaja, siswa usia remaja seharusnya mulai dapat mengendalikan dirinya, dapat bertanggung jawab atas perbuatannya, mengontrol tingkah laku, menerima perubahan fisik yang terjadi dalam dirinya, dapat lebih mandiri dan mampu mencapai kemandirian secara emosional.

(16)

4

Tidak semua siswa usia remaja dapat melakukan tugas-tugas perkembangan yang ada dan tidak sedikit juga siswa usia remaja yang mampu melakukan tugas perkembangan seperti kemampuan mengendalikan diri dan emosi ketika hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan, bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan dan mampu mengontrol tingkah laku malasuai.

Siswa usia remaja dengan tingkat pendidikan yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima perubahan maupun menerima pengaruh dari luar yang lebih luas. Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku siswa usia remaja di rumah maupun di sekolah.

Siswa usia remaja memiliki potensi dasar secara esensial yaitu pikiran, perasaan dan kehendak. Potensi dasar yang dimiliki itu tidaklah sama bagi masing-masing remaja. Sebagian remaja menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan remaja lainnya, salah satunya dalam menerima pelajaran di sekolah.

(17)

5

Mencapai hasil yang lebih rendah tidak selalu disebabkan oleh faktor intelektual, tetapi dianggap ketakutan akan gagal yang menjadi penyebabnya. Ketakutan akan gagal ini disebabkan oleh keraguan total, yang menyebabkan kapasitas intelektual tidak sepenuhnya dapat bekerja.

Ketika mendapatkan hasil belajar yang rendah, ada siswa yang dapat mengendalikan dirinya namun banyak juga yang tidak dapat mengendalikan dirinya. Siswa yang tidak dapat mengendalikan diri akan menunjukan perilaku, perasaan dan pikiran yang tidak wajar bukan hanya ketika memperoleh hasil belajar rendah, tetapi siswa tersebut tidak akan dapat mengendalikan dirinya saat menghadapi masalah lainnya seperti masalah patah hati maupun pergaulan dengan lingkungan.

Siswa dengan keadaan seperti ini merupakan masalah bagi guru bidang studi dan guru BK. Berdasarkan observasi awal di SMA Swasta Yayasan Perguruan Keluarga Pematangsiantar melalui wawancara yang dilakukan kepada guru bidang studi dan guru BK pada bulan November 2013, ditemukan permasalahan tentang kurangnya pengendalian diri siswa ketika memperoleh hasil belajar rendah, salah satunya pada bidang studi Kimia dan Matematika. Dilihat dari hasil ulangan harian dengan ketuntasan nilai yang telah ditetapkan yaitu 60, ditemukan ±55% dari 210 siswa yang mendapatkan hasil belajar rendah tidak dapat mengendalikan diri.

(18)

6

menunjukkan perasaan marah kepada teman yang memperoleh hasil belajar lebih baik darinya.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, guru BK biasanya hanya memberikan arahan dan nasehat-nasehat. Bantuan ini kurang efektif, sehingga siswa tidak dapat menyadari sepenuhnya tindakan yang harus dilakukan agar dapat membuat hasil belajarnya menjadi tinggi. Guru BK dapat memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang mengalami masalah ketika memperoleh hasil belajar rendah. Guru BK perlu memahami psikologis siswa usia remaja yang tidak dapat mengendalikan diri ketika memperoleh hasil belajar rendah sehingga guru BK dapat memberikan bantuan yang tepat.

Pemberian layanan bimbingan dan konseling belum terlaksana dalam membantu permasalahan siswa tersebut. Salah satu bantuan yang dapat diberikan guru BK dalam meningkatkan pengendalian diri siswa ketika memperoleh hasil belajar rendah adalah melalui pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Pemahaman guru BK tentang upaya bantuan melalui bimbingan kelompok akan memungkinkan terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. Berdasarkan uraian latar belakang, mengendalikan diri ketika memperoleh hasil belajar rendah sangatlah penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dapat dilihat pengendalian diri siswa ketika memperoleh hasil belajar rendah dapat ditingkatkan atau tidak. Maka peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Pengendalian Diri Ketika

(19)

7

Teknik Diskusi Pada Siswa Kelas XI SMA Swasta Perguruan Keluarga Pematangsiantar T.A. 2013/2014”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengindetifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Masih ada siswa yang tidak mampu mengendalikan diri ketika memperoleh hasil belajar rendah.

2) Masih ada siswa yang menjadi pendiam dan pemurung, merasa sedih dan kecewa ketika memperoleh hasil belajar rendah.

3) Masih ada timbul pikiran negatif siswa terhadap guru dengan beranggapan bahwa guru pilih kasih dalam pemberian nilai.

4) Masih ada siswa yang suka menyendiri dan tidak menerima kenyataan dengan menunjukkan perasaan marah kepada teman yang memperoleh hasil belajar lebih baik darinya.

1.3Pembatasan Masalah

(20)

8

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dapat meningkatkan pengendalian diri ketika memperoleh hasil belajar rendah pada siswa kelas XI SMA Swasta Perguruan Keluarga Pematangsiantar T.A. 2013/2014?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pengendalikan diri siswa ketika memperoleh hasil belajar rendah melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, khususnya siswa kelas XI SMA Swasta Perguruan Keluarga Pematangsiantar T.A. 2013/2014.

1.6Manfaat Penelitian

1)Manfaat Teoritis

a) Penelitian ini dapat bermanfaat dalam pemberian masukan untuk meningkatkan pengendalian diri ketika memperoleh hasil belajar rendah melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas XI XI SMA Swasta Perguruan Keluarga Pematangsiantar T.A. 2013/2014. b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

(21)

9

2)Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

Siswa mengetahui kerugian yang didapat dari kurangnya pengendalian diri ketika memperoleh hasil belajar rendah, serta siswa dapat mengendalikan dirinya ketika memperoleh hasil belajar rendah melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi.

b) Bagi Guru BK

Sebagai bahan masukan dalam membantu meningkatkan pengendalian diri siswa ketika memperoleh hasil belajar rendah melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi di sekolah.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru BK dalam memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan pengendalian diri siswa ketika memperoleh hasil belajar rendah, sekaligus sebagai bekal dalam menapaki karir sebagai guru BK.

d) Bagi Sekolah

(22)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a) Siswa mampu mengendalikan diri ketika memperoleh hasil belajar rendah melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi.

b) Melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi siswa dapat mengontrol perasaan-perasaan negatif ketika memperoleh hasil belajar rendah.

c) Layanan bimbingan kelompok teknik diskusi membantu siswa menghilangkan pikiran negative terhadap guru dalam memberikan nilai.

5.2

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti menyarankan: a) Siswa dapat menggunakan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi

untuk mengetahui kerugian yang didapat dari kurangnya pengendalian diri ketika memperoleh hasil belajar rendah dan penyelesaian masalah lainnya. b) Bagi Guru BK dapat menggunakan bimbingan kelompok teknik diskusi

sebagai alternatif dalam membantu meningkatkan pengendalian diri siswa ketika memperoleh hasil belajar rendah dan permasalahan lainnya.

(23)

74

(24)

75

DAFTAR PUSTAKA

Hallen, A. 2005. Bimbingan Dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching

Dalimunthe, R.Z. 2014. Mengendalikan Perilaku Konsumtif Melalui Layanan Konseling Kelompok Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A. 2013-2014 (Skripsi). Medan: Universitas Negeri Medan

Damayanti, N. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Dan Konseling. Yogyakarta: Araska

Dewi, R. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Gunarsa, O.S. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Handayaningrum, A. 2013. Penerapan Bimbingan Kelompok Untuk Mencegah Bullying Pada Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Guntur Kabupaten Demak. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang. Skripsi tidak diterbitkan

Lathif, M. 9 Mei 2012. Defenisi, pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. (Online), dalam (http://azharm2k. wordpress.com/2012/05/09/definisi-pengertian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ diakses pada 13 Januari 2014)

Latipah. 22 Agustus 2011. Pengendalian Diri. (Online), dalam (http://duniaku-suka.blogspot.com/2010/01/pengendalian-diri.html, diakses pada tanggal 5 Januari 2014)

Makmun, A.S. 2007. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Kepengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Munawar, I. 11 Juni 2009. Hasil Belajar (pengertian dan Defenisi). (Online), dalam (http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi. html. diakses pada 13 Januari 2014)

Nurihsan, A.J. 2005. Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta. Rineka Cipta

(25)

76

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sabri, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Ciputat: PT. Ciputat Press

Setiawan, H. 4 Januari 2013. Pengendalian Diri. (Online), dalam (http://herrystw.wordpress.com/2013/01/04/, diakses 13 januari 2014) Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT

Asdi Mahasatya

Sugiono. 2006. Statistika untuk Penelitian, Cetakan Keempatbelas. Bandung: Universitas Pendidikan Bandung

Sukardi, D.K. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suryabrata, S. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Syafaruddin & Anzizhan. 2004. System Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT.

Grasindo

Yusuf, S. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Yusuf, W.M. 15 Maret 2013. Pengendalian Diri (Self Control). (Online), dalam (http://garasikeabadian.blogspot.com/2013/03/pengendalian -diri-self-control.html, diakses pada 23 Januari 2014)

Gambar

Table 3.1 Perencanaan Perangkat Penelitian Siklus I ..........................................

Referensi

Dokumen terkait

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 165 Dari kegiatan yang dilaksanakan maka hasil yang dicapai Dinas Kelautan dan. Perikanan Provinsi Sumatera Barat dalam Tahun

Selain membandingkan persyatan mutu susu UHT, susu kental manis dan susu bubuk berdasarkan SNI, Anda juga bisa mencari informasi tentang standar mutu susu UHT, susu

Salah satu arah kebijakan pemberantasan korupsi adalah melakukan tindakan serius dalam penegakan hukumnya, namun demikian kejahatan tindak pidana korupsi terus

Hasil penelitian menunjukkan adanya keragaman karakter morfologi tanaman sirsak di Jawa yang meliputi batang, daun, bunga, buah dan biji serta karakter

Untuk memudahkan transfer keterampilan dan perilaku baru dari tempat pelatihan ke tempat kerja kita harus memaksimalkan kemiripan antara situasi pelatihan dan situasi

5.3 menunjukkan nilai bilangan kurva dan imperviousness pada tiap subDAS di DAS Ciliwung bagian hulu pada kondisi KAT I, II dan III. Dalam basin model , perlu disusun

Pada praktenya nanti dalam pembahasan masalah ini adalah dimulai dari bagaimana perlindungan hukum yang dilakukan oleh pihak perbankan untuk melindungi para

[r]