PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM
BASA TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh :
Andi Wahyu Sudibyo Nim : 409431004
Program Studi Pendidikan Kimia
SKIRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami persembahkan ke hadirat Allah SWT, yang masih
berkenan memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kami sehingga skripsi yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan
Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada
Pokok Bahasan Termokimia Tahun Ajaran 2013/2014”dapat kami selesaikan
tepat waktu dengan hasil yang kami anggap cukup baik dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Dra.
Ratu Evina Dibiyantini, M.Si senagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran – saran kepada penulis sejak awal
penyusunan proposal sampai terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Ibu Dra. Ani Sutiani,
M.Si, dan Ibu Dra. Nurmalis, M.Si yang telah banyak memberikan masukan dan
saran bagi penulis, begitu juga kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang
M.Sc, Ph.D sebagai dosen pembimbing akademik dan seluruh bapak, ibu dosen
beserta staf pegawai jurusan kimia FMIPA UNIMED yang sudah banyak
membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada Bapak kepala sekolah,
guru kimia beserta pegawai tata usaha SMA PAB 8 Saentis yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian. Teristimewa penulis ucapkan kepada orang
tua saya beserta keluarga yang telah memberikan doa dan motivasi bagi saya
sehingga skripsi ini bias terselasikan dengan baik.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
saya satu angkatan yang telah memberikan bantuan dan semangat serta inspirasi
buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada pembaca yang ingin
mengangkat kembali judul ini agar terciptanya kesempurnaan bagi skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
mahasiswa dilingkungan FMIPA UNIMED khususnya jurusan kimia dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2014
Penulis
iii
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada
Pokok Bahasan Larutan Asam Basa Tahun Ajaran 2013/2014.
Andi Wahyu Sudibyo (409431004) ABSTRAK
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Defenisi Oprasional 8
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar 9
2.2 Pengertian Hasil Belajar 11
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 12
2.4 Metode Mengajar 12
2.4.1 Model Group Investigation 13
2.4.1.1 Kebaikan Model Pembelajaran Group Investigation 17 2.4.1.2 Kelemahan Model Pembelajaran Group Investigation 18
2.4.2 Metode Inquiry 18
2.4.2.1 Keunggulan Model Pembelajaran Inquiry 25 2.4.2.2 Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry 25 2.4.3 Persamaan dan perbedaan GI dan Inquiry 26
2.5 Asam-Basa 27
2.5.1 Pengertian Asam-Basa 27
2.5.2 Teori Asam-Basa Arrhenius 27
2.5.2.1 Keterbatasan teori Arrhenius 38
2.5.3 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry 41
2.5.4 Teori Asam-Basa Lewis 48
2.6 Hipotesis Penelitian 52
2.6.1 Hipotesis Verbal 52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 53
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 53
3.2.1 Populasi 53
3.2.2 Sampel 53
3.3 Variabel Penelitian 53
3.4 Instrumen Penelitian 54
3.5 Rancangan Penelitian 54
3.6 Prosedur Penelitian 55
3.7 Teknik Pengumpulan Data 58
3.7.1 Uji Validitas Tes 58
3.7.2 Uji Reliabelitas Tes 58
3.7.3 Taraf Kesukaran Tes 59
3.7.4 Daya Pembeda Soal 60
3.8 Teknik Analisis Data 61
3.8.1 Uji Normalitas Data 61
3.8.2 Uji Homogenitas Data 61
3.8.3 Uji Hipotesis 62
3.8.4 Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 64
4.1.1 Analisis Instrumen Penelitian 64
4.1.2 Analisis data hasil Penelitian 66
4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data 68
4.1.3.1 Uji Normalitas Data 68
4.1.3.2 Uji Homogenitas Data 69
4.1.3.3 Uji Hipotesis 70
4.1.3.4 Persentase peningkatan hasil belajar 70
4.2 Pembahasan 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 75
5.2 Saran 75
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Group Investigation 16 Tabel 2.2 Persamaan dan perbedaan Group Investigation dan Inquiry 26 Tabel 2.3 Beberapa contoh asam yang telah dikenal dalam kehidupan 28 Tabel 2.4 Beberapa contoh basa yang telah dikenal 29
Tabel 2.5 Perbedaan sifat asam dan basa 30
Tabel 2.6 Beberapa contoh garam yang telah dikenal 32
Tabel 2.7 Harga pH untuk beberapa jenis zat 35
Tabel 2.8 Beberapa senyawa amfoterik 43
Table 3.1 Rancangan Penelitian 55
Tabel 4.1 Rata-rata dan simpangan baku 66
Tabel 4.2 Nilai pretes dan postes kelas eksperimen 1 dan 2 67 Table 4.3 Hasil uji normalitas data kelas eksperimen 1 68 Table 4.4 Hasil uji normlaitas data kelas eksperimen 2 68
Table 4.5 Hasil uji homogenitas data 69
Table 4.6 Hasil uji hipotesis 69
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Buah yang bersifat asam 29
Gambar 2.2 Identifikasi kertas lakmus 33
Gambar 2.3 Bunga yang bersifat basa 33
Gambar 2.4 Uji larutan elektrolit 34
Gambar 2.5 Indikator universal 36
Gambar 2.6 larutan Asam-basa 37
Gambar 2.7 Larutan indikator 37
Gambar 2.8 pH meter digital 38
Gambar 2.9 pH meter elektronik 38
Gambar 2.10 Pembentukan ion hidronium (H3O+) 42 Gambar 2.11 Transfer proton dari ion Hidronium 42 Gambar 2.12 Reaksi ion hidrogen karbonat dengan air 44
Gambar 2.13 Reaksi asam klorida dengan air 45
Gambar 2.14 Reaksi asam asetat dengan air 46
Gambar 2.15 Pembentukan ion Hidronium 48
Gambar 2.16 Basa Bronsted-lowry menerima ion Hidrogen 49 Gambar 2.17 Ikatan koordinasi antara ion ammonia dengan BF3 50 Gambar 2.18 Elektron dalam ikatan hidrogen-klor 51 Gambar 2.19 Ikatan koordinasi antara nitrogen dengan hidrogen 51
Gambar 3.1 Diagram Alir Desain Penelitian 57
Gambar 4.1 Grafik peningkatan hasil belajar 67
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 78
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 85 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 92 Lampiran 4 Kisi-kisi instrumen tes sebelum validasi 99
Lampiran 5 Instrumen Tes sebelum validasi 116
Lampiran 6 Kunci jawaban instrumen sebelum validasi 127 Lampiran 7 Kisi-kisi instrumen tes setelah validasi 128
Lampiran 8 Instrumen Tes setelah validasi 137
Lampiran 9 Kunci jawaban instrument setelah validasi 143
Lampiran 10 Perhitungan validasi tes ` 144
Lampiran 11 Perhitungan reliabilitas Tes 147
Lampiran 12 Perhitungan tingkat kesukaran 148
Lampiran 13 Perhitungan daya beda tes 150
Lampiran 14 Tabulasi nilai pretes dan postes kelas eksperimen 1 152 Lampiran 15 Tabulasi nilai pretes dan postes kelas eksperimen 2 153 Lampiran 16 Simpangan rata-rata & simpangan baku kelas eksperimen 1 154 Lampiran 17 Simpangan rata-rata & simpangan baku kelas eksperimen 2 155 Lampiran 18 Rekapitulasi analisis instrument tes 156
Lampiran 19 Perhitungan uji normalitas 158
Lampiran 20 Perhitungan uji homogenitas 161
Lampiran 21 Perhitungan uji hipotesis 162
Lampiran 22 Perhitungan peningkatan hasil belajar(gain) 164
Lampiran 23 Tabel nilai r-Product Moment 170
Lampiran 24 Tabel Kritis distribusi chi kuadrat (χ2) 171 Lampiran 25 Tabel nilai-nilai dalam distribusi t (table t) 172 Lampiran 26 Daftar nilai persentil untuk distribusi F 173
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mempunyai
keterampilan intelektual dalam bidang kimia yang dilandasi oleh sikap ilmiah
serta meningkatkan kesadaran untuk lebih mengangungkan kebesaran dan
kekuasaan tuhan yang maha esa, maka metode mengajar memegang peranan yang
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah inti
dari kegiatan pendidikan. Dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang terarah
maka proses pendidikan akan berjalan lebih baik.(Sihombing,2012)
Proses belajar mengajar akan berjalan lebih baik akan menghasilkan
kualitas pendidikan yang baik pula, salah satu faktor yang menentukan kualitas
pendidikan yang baik adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa akan
menurun jika tidak ada innovasi yang dilakukan guru dalam penyampaian materi
seperti penerapan model pembelajaran yang innovatif dan menuntut agar siswa
lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang innovatif akan
menimbulkan rasa ingin tahu pada siswa dan rasa ingin tahu dari siswa tersebut
yang akan menambah motivasi siswa dalam belajar (Sardiman,1996).
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan
sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan
individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari
dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan
oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan,
hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini
tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa (Suharsimi, 1993: 88).
2
Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang merupakan
hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir
tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah. Namun pada saat ini sains (kimia) merupakan salah satu mata pelajaran
yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa sekolah menengah. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya rumus perhitungan kimia yang memerlukan analisis
perhitungan matematis. Selain hal tersebut, perlu adanya variasi dalam mengajar
agar siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran didalam kelas
(Setyowati,K.2007).
Pembelajaran dengan model Group Investigation dimulai dengan
pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta anak didik meilih topik tertentu.
Setelah topik dan permasalahan telah disepakati, maka peserta didik dan guru
menentukan model penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah.
Setiap kelompok bekerja berdasarkan model investigasi yang telah mereka
rumusan. Aktivitas tersebut merupakan kegiatan sistemik keilmuan mulai dari
mengumpulkan data,analisis data,sintesis,hingga menarik kesimpulan.
Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh masing-masing
kelompok. Pada tahap ini diharapkan terjadi intersubjektif dan objektivitas
pengetahuan yang telah dibangun oleh suatu kelompok. Berbagai persepektif
diharapkan dapat dikembangkan oleh seluruh kelas atas hasil yang dipresentasikan
oleh suatu kelompok. Seyogyanya diakhiri pembelajaran dilakukan evaluasi.
Evaluasi dapat memasukan assesmen individual atau kelompok.
Secara ringkas sintak pembelajaran tipe pembelajaran Group Investigation
adalah pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan
sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi. Jadi tipe Group Investigation
merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil
dimana siswa bekerja menggunakan perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan
kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas. Tipe ini paling
kompleks dan sulit diterapkan dibandingkan metode kooperatif yang lain
3
Dasar pengambilan model pembelajaran Group investigation adalah agar
siswa dapat termotivasi untuk lebih antusias dalam mempelajari kimia sehingga
materi yang akan diajarkan dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa. Dan juga
dengan diterapkan model pembelajaran Group investigation siswa dapat lebih
mengeksplor kemampuan yang ada pada dirinya seperti belajar berkomunikasi
yang baik kepada teman maupun guru, meningkatkan kerja sama dengan teman
dalam pembelajaran dapat merencanakan dan mengorganisasi pekerjaan dan
berpatisipasi untuk membuat suatu keputusan dalam kelompok sehingga dapat
digunakan untuk pembelajaran yang lebih baik.
Dalam model pembelajaran Group investigation memiliki kelemahan yang
harus diperbaiki dalam penelitian ini yaiu penilaian kelompok dapat membutakan
penilaian secara individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya, dalam hal
ini guru (peneliti) harus memberikan penilaian yang dilakukan oleh teman
sekelompok dengan memberikan lembar penilaian kepada kelompok untuk
menilai teman sendiri sehingga penilaian dapat dengan efektif dilakukan secara
individual.
Selain dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
innovasi pembelajaran yang dilakukan guru agar motivasi belajar siswa tidak
menurun adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiri.
Model pembelajaran Inquiry (inkuiri), merupakan salah satu model
pembelajaran terkenal. Inquiry berasal dari katato inquireyang berarti ikut serta,
atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Model pembelajaran Inquiry (inkuiri) bertujuan untuk memberikan
cara bagi siswa untuk membangun kecakapan intelektual yang terkait dengan
proses berpikir reflektif.
Ada beberapa teori yang mendasari model pembelajaran Inquiry yaitu:
1. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu
akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya;
2. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan
4
3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan
dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa;
4. Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan
berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa
bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi altematif.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi model pembelajaran
Inquiry (inkuiri). Pertama, model pembelajaran Inquiry (inkuiri) menekankan
kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
pendekatan inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri
dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Artinya dalam model pembelajaran Inquiry (inkuiri)
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan. Ketiga, model pembelajaran Inquiry (inkuiri) adalah mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam
pembelajaran inquiry siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Dasar pengambilan model pembelajaarn Inquiry adalah agar siswa di beri
kebebasan untuk menentukan gaya belajarnya sendiri sehingga pengembangan
asset kognitif, afektif dan psikomotorik jadi lebih seimbang. Siswa yang diajar
dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat mencari informasi sendiri
tentang materi dan pembelajaran menjadi lebih baik karena siswa lebih aktif
dalam pembelajaran.
Dalam model pembelajaran Inquiry memiliki kelemahan yang harus
diperbaiki dalam penelitian ini yaiu model pembelajaran inquiry digunakan
sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan keberhasilan
siswa. Dalam hal ini guru (peneliti) akan memberi tugas secara individual
5
Materi pokok larutan asam basa meliputi meliputi sub materi pokok yaitu
pengertian asam basa, teori asam basa menurut Arrhenius, keterbatasan teori
Arrhenius, teori asam basa Bronsted Lowry, hubungan teori Bronsted Lowry dan
Arrhenius, senyawa amfoterik, pasangan asam basa konjugasi, teori asam basa
Lewis,hubungan antara teori asam basa Bronsted Lowry dan teori asam basa
Lewis dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut penelitian Putri Junita Sari Nasution tentang pengaruh
media kartu kerja dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI
(Group Investigation) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok
koloid kelas XI SMA Swasta Al Hidayah Dalam hal ini Peningkatan hasil belajar
siswa dihitung dengan bentuk gain ternormalisasi dan didapatkan persen
keberhasilan belajar siswa pada kelas eksperimen I sebesar 80.2 %. Sehingga
hipotesis yang menyatakan peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan
media kartu kerja pada pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation)
lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan media kartu kerja pada
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) diterima.
Berdasarkan hasil penelitan Pikek Arsidah (2009) tentang perbedaan
metode inquiri dengan ceramah menunjukan perbedaan yang signifikan yaitu
rata-rata post-test inquiri 8,61 ± 0,7891 dan rata-rata-rata-rata post-test ceramah 6,02 ± 0,8843.
Kemudian pada penelitian Wildani Ratmi (2008) mengenai perbedaan model
inquiri dengan modul di kelas XI SMK Musda Perbaungan, menunjukan bahwa
siswa yang diajar dengan metode inquiri berbeda secara signifikan dibandingkan
yang diajar dengan metode modul. Pada penelitian T Sri Ayuni Sinaga (2009)
mengenai penerapan model pembelajaran Inquiry menunjukan hasil yang
signifikan dimana hasil yang diperoleh yaitu untuk Inquiry 7,824 ± 0,95 dan
konvensional 6,351 ± 0,949.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pahotton Sihombing (2012)
tentang pengaruh metode inquiry dan diskusi terhadap peningkatan hasil belajar
6
perbedaan yang signifikan yaitu hasil belajar dikelas eksperimen 73,88 ± 8,16 dan
pada kelas kontrol 61,63 ± 8,50.
berdsarkan dengan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berupaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya
mata pelajaran kimia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa Tahun Ajaran 2013/2014.
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka yang
menjadi ruang lingkup adalah:
1. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran kimia
2. Model pembelajaran yang cocok digunakan dalam meningkatkan
hasil belajar
3. Peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran
Group Investigation dan Inquiry.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi batasan masalah adalah :
1. Materi yang diajarkan pada kelas XI IPA dengan pokok bahasan larutan
asam basa.
2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran Group
Investigation dan Inquiry
7
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Group Investigaton dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam
basa.
2. Apakah penerapan model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil
belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode
Group Investigation dengan model pembelajaran Inquiry pada pokok
bahasan larutan asam basa.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
dilakasanakannya penelitian adalah Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Group Investigation dan
Inquiri terhadap hasil belajar siswa
2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa dengan penerapan model pembelajaran Group
Investigation dan Inquiri.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam
belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat
meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan
sistematis
2. Memberikan masukan bagi mahasiswa calon guru sebagai tambahan
wawasan dan pengalaman dalam menggunakan model dan metode
8
3. Memberikan gambaran tentang peningkatan prestasi belajar siswa yang
ditimbulkan oleh metode mengajar yang digunakan yaitu model Group
Investigation dengan model Inquiry.
1.7 Defenisi Oprational
Group Investigation adalah metode pembelajaran yang dimulai dengan
pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta anak didik meilih topic tertentu
sesuai permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topic itu.
Setelah topic dan permasalahan telah disepakati, maka peserta didik dan guru
menentukan model penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan:
1. Terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa yang signifikan antara
yang diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran Group
Investigation dengan yang diberi model pembelajaran Inquiry pada
pokok bahasan larutan asam basa di SMA PAB 8 Saentis.
2. Nilai rata-rata tes akhir kelas yang diajar menggunakan model
pembelajaran Group Investigation sebesar (84,125 + 7,997),
sedangkan pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran
Inquiry sebesar (73,714 + 8,77).
3. Dengan menggunakan kedua model ini siswa mampu
mengkoordinasi pemikiran dengan informasi yang didapat dan dapat
membuat siswa lebih percaya diri dan berani untuk mengemukakan
pendapat dalam kelompok maupun kelas.
1.2.Saran
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran
yang diajukan, yaitu:
1. Bagi guru dan calon guru agar menggunakan kedua metode ini dalam
pembelajaran pokok bahasan larutan asam basa.
2. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek
yang sama dengan penelitian ini, dapat menjadikan sebagai sumber
masukan agar penelitian ini menjadi sempurna.
3. Guru harus mengetahui bahwa model pembelajaran Group
Investigation dan Inquiry tidak dapat digunakan dalam semua materi
melainkan hanya materi tertentu yang membutuhkan penalaran logis.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.,(2006),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi VI),PenerbitRineka Cipta,Jakarta
Dogra,S & S.K Dogra,(1984),Kimia Fisik dan Soal-soal,Universitas Indonesia (UI Press),Jakarta
Istarani.2011.58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan
Junaidi,W., Model Pembelajaran Inquiry training,http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-inquiry-training.html
Lubis,R.K.,(2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Menggunakan Media Kartu Kata Pada
Hidrokarbon,Skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Medan,Medan
Purba,M.,(2006), Kimia SMA Kelas XI, Erlangga; Jakarta
Purwanto, M. N, 1990,Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Salim, P., 1991,Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern Englliss Press. Cet.ke-1, Jakarta.
Sardiman, A.M.,1996, interaksi dan motivasi belajar mengajar, Bina Aksara, Jakarta.
Setyowati,K.2007.Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Larutan
Asam Basa Melalui Metode Quantum
Teaching.Skripsi.FMIPA,UNNES. Semarang
Sihombing,P.,(2012),Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dan Diskusi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Di kelas XII IPA Tahun Ajaran 2011/2012,skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Medan,Medan
Silitonga,P.M,2010,Statistik (teori dan aplikasi dalam penelitian),FMIPA Unimed,Medan
Silitonga,P.M,2011,Metodologi Penelitian Pendidikan,FMIPA Unimed,Medan
Slameto, 2004, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta. Cet. Ke-4, Jakarta.
77
Surya, M., 2004, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sutresna,N.,(2007),Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI,Grafindo,Bandung
Tarigan,S.,(2011).Strategi Belajar Mengajar Kimia,Fmipa Unimed.Medan
Tim Pendidikan Kimia,(2008),Dasar-Dasar Pendidikan MIPA,Fmipa Unimed, Medan
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/04/termokimia-kalor-reaksi.html
http://ramadhanakurnia.blogspot.com/2012/10/materi-kimia-kelas-xi-sma-termokimia.html