• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN Analisis Pengaruh Diameter Dan Panjang Elektroda Pentanahan Arester Terhadap Perlindungan Tegangan Lebih.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN Analisis Pengaruh Diameter Dan Panjang Elektroda Pentanahan Arester Terhadap Perlindungan Tegangan Lebih."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA

PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN

LEBIH

OLEH :

SYAIFUDDIN NAJIB

D 400 060 049

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAKSI

Untuk melindungi peralatan listrik tersebut perlu adanya suatu perlindungan maksimal sehingga gangguan dapat diminimalisir. Diperlukan adanya pemasangan kawat atau elektroda yang terhubung langsung ke tanah untuk pengamanan peralatan tersebut. Pemasangan ini dilakukan untuk memotong tegangan surja dan mengalirkannya ke tanah. Adapun kemampuan kerja alat ini juga dipengaruhi oleh kecuraman muka gelombang surja yang menuju peralatan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester terhadap pemotongan tegangan pelepasan surja dan dapat mengetahui pengaruh diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester terhadap tegangan kerja arester

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011 di gardu induk 150 kV Jajar, diawali dengan pengambilan data berupa name plate tranformator, arrester, tahanan pentanahan arrester dan penghantar yang digunakan. Kemudian dihitung rating tegangan arrester, dan parameter yang akan digunakan dalam simulasi menggunakan software PSCAD. Setelah itu parameter dimasukkan kedalam rangkaian uji sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu: Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin kecil tegangan pemotongan pelepasan akibat surja petir. Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin besar pula tegangan kerja maksimal akibat surja petir. Rata – rata tegangan kerja maksimum pada arus petir 10 kA – 80 kA adalah 258.95 kV dan Rata – rata tegangan pemotongan maksimum pada arus petir 10kA - 80 kA adalah 3316.75 kV

(5)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit ke konsumen diperlukan suatu sistem jaringan tenaga listrik yang dituntut untuk memiliki effisiensi yang tinggi dalam pelayanannya kepada konsumen. Sistem pengiriman tenaga listrik ke pusat-pusat beban dalam hal ini konsumen melalui saluran udara mempunyai resiko kemungkinan terkena petir, baik sambaran langsung sambaran yang mengenai saluran transmisi yang terhubung dengan peralatan tersebut maupun sambaran tak langsung sambaran di daerah luar saluran transmisi yang kemudian menimbulkan induksi.

Lonjakan tegangan yang besar yang jauh di atas amplitude tegangan sistem akan terjadi jika saluran terkena sambaran petir. Hal ini mengakibatkan kerusakan terhadap peralatan. Dalam kaitannya dengan perlindungan peralatan terhadap tegangan lebih maka dikenal adanya koordinasi lokal. Koordinasi tersebut dinyatakan dalam bentuk langkah-langkah yang diambil untuk menghindarkan kerusakan pada peralatan listrik yang disebabkan tegangan lebih dan membatasi tegangan tersebut.

Untuk melindungi peralatan listrik tersebut perlu adanya suatu perlindungan maksimal sehingga gangguan dapat diminimalisir. Diperlukan adanya pemasangan kawat atau elektroda yang terhubung langsung ke tanah untuk pengamanan peralatan tersebut. Pemasangan ini dilakukan untuk memotong tegangan surja dan mengalirkannya ke tanah. Adapun kemampuan kerja alat ini juga dipengaruhi oleh kecuraman muka gelombang surja yang menuju peralatan. Walaupun peralatan tersebut sudah diproteksi dengan pentanahan arrester, namun kenyataannya masih terjadi kerusakan pada peralatan tersebut.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu :

1. Dapat mengetahui hubungan diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester terhadap pemotongan tegangan pelepasan surja

(6)

A. Landasan Teori

Petir

Petir merupakan hasil pemisahan muatan listrik secara alami di dalam awan badai, proses pelepasan muatan ini akan berupa kilat cahaya dan suara gemuruh yang biasa disebut petir. Petir lebih sering terjadi antara pusat muatan satu dengan pusat muatan lainnya di dalam awan, sedangkan antara pusat muatan di dalam awan dengan pusat muatan di permukaan bumi jarang terjadi.

Petir terjadi disebabkan oleh adanya konsentrasi muatan karena perbedaan tekanan udara dan temperatur yang menyebabkan pergerakan udara ke atas. Pergerakan udara keatas ini akan membawa uap air sampai pada ketinggian tertentu dimana temperatur udara sangat dingin. Uap air tersebut terkonsentrasi dan berubah menjadi titik-titik air seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, kumpulan dari titik-titik air ini disebut awan (Comulo Nimbus). Awan ini lebarnya bisa mencapai puluhan kilometer dan terdiri dari sejumlah besar sel-sel awan yang berdiri sendiri dengan ketinggian sekitar 7,5 km sampai dengan 18 km. Secara garis besar ada dua jenis awan badai yang membangkitkan muatan listrik statik, yaitu:

a. Awan badai panas (heat storm clouds). b. Awan badai frontal (frontal storm clouds).

(7)

besar, maka berakibat terjadinya proses tembus pada resistansi udara, sehingga menimbulkan suatu peluahan petir

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011 di PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT.SURAKARTA untuk observasi, dilanjutkan dengan perhitungan dan analisis menggunakan software PSCAD selama 1 bulan di rumah.

B. Peralatan Utama dan Pendukung

Peralatan yang digunakan untuk penelitian antaralain :

a. Perangkat keras (hardware) yaitu seperangkat PC (Personal Computer) yang digunakan untuk menjalankan program PSCAD 4.2, dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Processor Intel Pentium IV 3.0 GHz. 2. Memory 2GB.

3. Motherboard Gigabyte 4. Vganvidia 512MB

b. Perangkat lunak (software) yaitu program paket PSCAD 4.2 yang digunakan untuk analisa lightning arrester.

c. Printer untuk mencetak hasil analisa

C. Tahap penelitian

(8)

1. Studiliteratur

Studi literature adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa buku, karya-karya ilmiah, dan melalui internet, serta media massa yang berhubungan dengan penulisan laporanini.

2. Observasi

Pengumpulan data dengan cara melihat langsung keadaan objek di lapangan 3. Konsultasi Bimbingan

(9)

Diagram Alir Penelitian

tidak

ya

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

a. Alur penelitian dimulai dengan studi literature dilanjutkan dengan mengumpulkan data yang diperlukan, setelah data sudah siap langkah selanjutnya menghitung rating tegangan arrester, kemudian membuat permodelan system menggunakan

StudiLiteratur Mulai

Penelitiandanpengu mpulan data

Penulisan laporan

Selesai Apakah simulasi berhasil?

Pemilihan diameter dan panjang elektroda pentanahan arrester

(10)

software PSCAD, lalu disimulasikan hingga mendapat hasil yang diinginkan, dan yang terakhir yaitu pembuatan laporan tugas akhir.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data

Data diperoleh dari gardu induk 150 kV jajar, data yang dibutuhkan diantaranya karakteristik komponen yang terpasang pada gardu induk. Data tersebut akan digunakan sebagai nilai dasar untuk mengisi parameter pada simulasi lightning arrester menggunakan software PSCAD 4.2. Data dinyatakan dalam tabel dan gambar sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Lightning Arrester

Jurusan Phasa Merk Type No. seri

(11)

B. AnalisaMenggunakan PSCAD 4.2

Simulasi lightning arrester dapat menggunakan model arrester pada PSCAD ditunjukkan pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Model arrester pada PSCAD

Parameter yang digunakan untuk pemodelan arrester 150 kV dengan panjang arrester d=1.7m dan jumlah kolom parallel n=1 dapat dihitung sebagai berikut:

L0 = 0.2d/n

= 0.34 μH

C = 100n/d

= 58.8 pF

L1 = 15d/n

= 25.5 μH

R = 65d/n

(12)

Dari hasil perhitungan diatas maka parameter arrester dapat dimasukan seperti pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Model Arrester setelah parameter dimasukan

C. Resistansi pentanahan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2 sebagai

berikut :

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 5.08 dengan panjang elektroda 2 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×200 ( In 4.200

2.54 – 1) = 7.96 × 4.75 = 37.81

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 5.08 dengan panjang elektroda 4 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×400 ( In 4.400

2.54 – 1) = 3.98 × 5.44 = 21.65

(13)

R = 2×3.14×60010000 ( In 4.6002.54 – 1) = 2.65 × 5.85 = 15.50

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 5.08 dengan panjang elektroda 8 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×800 ( In 4.800

2.54 – 1) = 1.99 × 6.13 = 12.19

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 2 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×200 ( In 4.200

1.905 – 1) = 7.96 × 5.04 = 40.11

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 4 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×400 ( In 4.400

1.905 – 1) = 3.98 × 5.73 = 22.80

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 6 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×600 ( In 4.600

1.905 – 1) = 2.65 × 6.13 = 16.24

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 3.81 dengan panjang elektroda 8 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×800 ( In 4.800

(14)

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 2 meter

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 4 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×400 ( In 4.400

1.27 – 1) = 3.98 × 6.13 = 24.39

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 6 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×600 ( In 4.600

1.27 – 1) = 2.65 × 6.54 = 17.33

Perhitungan resistansi pentanahan pada diameter 2.54 dengan panjang elektroda 8 meter adalah :

R = 10000

2×3.14×800 ( In 4.800

(15)

Tabel variasi tahanan pentanahan arester

Diameter Panjang Resistansi

( cm ) (m) ( ohm )

5.08 2 37.81

5.08 4 21.65

5.08 6 15.50

5.08 8 12.19

3.81 2 40.11

3.81 4 22.80

3.81 6 16.24

3.81 8 12.27

2.54 2 43.30

2.54 4 24.39

2.54 6 17.33

(16)
(17)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin kecil tegangan pemotongan pelepasan akibat surja petir

2. Apabila semakin besar diameter dan panjang elektroda pentanahan maka semakin besar pula tegangan kerja maksimal akibat surja petir

3. Rata – rata tegangan kerja maksimum pada arus petir 10 kA – 80 kA adalah 258.95 kV B. Saran

1. Pihak PLN harus memperhatikan terminal arrester, agar arrester selalu berfungsi dengan baik

2. Perlu diperhatikan ukuran elektroda yang digunakan pentanahan arester sehingga tidak terjadi kerusakan pada peralatan yang dilindungi

(18)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

1. Arismunandar, A. 1975, “TeknikTeganganTinggi”,PradnyaParamita, Jakarta. 2. Arismunandar, A. 1997, “TeknikTenagaListrik”, Jilid III, PradnyaParamita,

Bandung.

3. Arismunandar, A. 1993, “TeknikTenagaListrik”,JilidII, PradnyaParamita, Jakarta.

4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptunimus-gdl-s1-2008-anasyusufn-917- 2-bab2.pdf

5. L. Tobing, Bonggas. 2003, “PeralatanTeganganTinggi”,GramediaPustakaUtama,

Jakarta.

6. Muthumuni, Dharshana. 2005, “Pscad Getting-Started Tutorials”,Manitoba

HVDC Research Centre Inc, Canada.

7. Winnipeg. 2008, “Applications of PSCAD® / EMTDC™”, Manitoba HVDC

Research Centre Inc, Canada.

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Tabel 4.1 Data Lightning Arrester
Gambar 4.1 Model arrester pada PSCAD
gambar 4.2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan penelitian Elyria dengan penelitian ini adalah menggunakan Rumah Sakit atau healthcare service sebagai subjek penelitian dengan variabel yang terdiri dari

[r]

Tinggi pada fase vegetatif tanaman diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh, sedangkan pada fase generatif tinggi tanamn diukur sampai ruas teratas kedudukan bunga

“Diam, jangan merusak mood pagiku, Adnan!” Xavera hafal dengan suara itu, tetapi ia memilih fokus untuk menghabiskan roti yang baru saja dibelinya?. “Sudah kubilang jangan

Kebiasaan responden menyikat gigi pada waktu yang tidak tepat dikarenakan kurangnya pengetahuan serta pendidikan kesehatan gigi yang didapat oleh murid tentang kapan saja

(2) MUSDA Tingkat Kabupaten/Kota diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali, namun dalam keadaan luar biasa dapat dipercepat atau ditunda atas persetujuan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul

4 Ma’mur, Ilzamudin. Membangun Budaya Literasi.. Dunia akademik pun berkontribusi dalam menumbuhkan kembali kesadaran literasi di kalangan generasi muda. Sulistyowati