• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PERTENUNAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TEKNISI PROSES PERTENUNAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PERTENUNAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TEKNISI PROSES PERTENUNAN."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PERTENUNAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TEKNISI PROSES PERTENUNAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh

MUSTIKA SALSABILA 0906443

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PERTENUNAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TEKNISI PROSES PERTENUNAN

Oleh Mustika Salsabila

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Tata Busana

© Mustika Salsabila 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MUSTIKA SALSABILA

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PERTENUNAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TEKNISI PROSES PERTENUNAN

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Dra.Hj. Herni Kusantati, M.Pd NIP. 19501230 197702 2 001

Pembimbing II

Ir.H.Supandi, M.Ds NIP. 19511008 198903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga,

(4)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PERTENUNAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TEKNISI PROSES PERTENUNAN Dewasa ini industri pertenunan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat, dan seyogyanya kemajuan tersebut didukung oleh penyediaan sumber daya manusia berkualitas khususnya di bidang teknologi pertenunan yang dapat disiapkan melalui pendidikan. Penelitian ini mengkaji kontribusi hasil belajar Teknologi Pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang kontribusi hasil belajar Teknologi Pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi pertenunan. Metode yang digunakan adalah metode survei. Populasi penelitian yaitu mahasiswa jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil dengan menggunakan sampel acak berjumlah 30 orang. Alat pengumpul data berupa tes dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Teknologi Pertenunan berdasarkan kemampuan memahami pengertian pertenunan, melakukan persiapan pertenunan untuk benang lusi, melakukan persiapan pertenunan untuk benang pakan, melakukan gerakan pokok mesin tenun, dan kemampuan memahami perkembangan mesin tenun. Pada umumnya berada pada kategori tinggi dan memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan.

(5)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE CONTRIBUTION OF WEAVING TECHNOLOGY LEARNING RESULT TOWARD THE READINESS OF BEING A WEAVING

PROCESS TECHNICIAN

Nowadays, weaving industry in Indonesia was in high peak of development. Therefore, it was expected that the development of the industry was supported by the human resources availability, especially by those who work in weaving technology. The selection of human resources can be done through education. This study investigates the contribution given by the Weaving Technology learning outcome to the readiness of being a weaving process technician. Thus, the aim of this study is to collect the data related to the contribution given by the Weaving Technology learning outcome to the readiness of being a weaving process technician. Survey was the method used in this study. The population of this study was the students of Textile Major in Textile Technology Institution (STTT) by specifically involving 30 students as the sample. Test and questionnaire were the instruments employed in collecting the data. The finding of this study showed that the learning outcome of Weaving Technology was based on the ability to comprehend the definition of weaving, to prepare the weaving process for warp, to prepare the weaving process for weft, to do the basic moves of weaving machine, and the ability to comprehend the development of weaving machine. The findings also showed that generally the aforementioned abilities significantly gave positive contribution toward the readiness of being a weaving process technician.

(6)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

A. Tinjauan Mata Kuliah Teknologi Pertenunan ... 7

1. Tujuan Perkuliahan Teknologi Pertenunan ... 7

2. Materi perkuliahan Teknologi Pertenuna ... 7

B. Hasil Belajar Teknologi Pertenunan ... 25

C. Teknisi Pertenunan ... 27

D. Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan ... 27

E. Hipotesis Penelitian... . 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi, Populasi dan Sampel penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 32

(7)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan ... 51

5. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Sebagai Variabel X Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan Sebagai Variabel Y ... 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

1. Hasil Belajar Teknologi Pertenunan (Variabel X) ... 54

2. Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan (Variabel Y) ... 56

3. Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan ... 56

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan ... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN

(8)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian ... 31

3.2 Sampel Penelitian ... 32

3.3 Interpretasi Nilai r ... 37

3.4 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi r ... 43

4.1 Motivasi Masuk Jurusan Teknik Tekstil ... 45

4.2 Alasan Memilih Jurusan Teknik tekstil... 46

4.3 Hasil Belajar Teknologi Pertenunan ... 47

4.4 Data Hasil Belajar Teknologi Pertenunan ... 48

4.5 Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan ... 50

(9)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Proses Pengelosan ... 9

2.2 Mesin Kanji ... 12

2.3 Skema Proses Pencucukan ... 12

2.4 Elemen-elemen Pembentuk Mulut Lusi ... 14

2.5 Rib Pakan... ... 15

2.6 Rib Lusi... ... 15

2.7 Penyisipan Pakan Menggunakan Proyekyil... ... 16

2.8 Penyisipan Pakan Menggunakan Fleksibel Rapier... ... 17

2.9 Penyisipan Pakan Menggunakan Air Jet... ... 17

2.10 Penyisipan Pakan Menggunakan Water Jet Loom... ... 17

2.11 Skema Proses Pengetekan... ... 18

2.12 Alat Tenun Dobby... ... 20

2.13 Mesin Jacquard... 21

2.14 Mesin Tenun Rapier... ... 22

2.15 Teropong Gripper dan Mesin Tenun Proyektil... ... 23

2.16 Air Jet Loom... ... 24

2.17 Watrer Jet Loom... ... 25

2.18 Grafik Batang ... 50

(10)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Tabel Halaman

(11)

1

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini industri pertenunan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang pesat, dan seyogyanya kemajuan tersebut harus didukung oleh penyediaan sumber daya manusia khususnya pada bidang teknologi pertenunan. Penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 mengenai ketentuan umum sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagai upaya pencapaian tujuan Pendidikan Nasional tersebut maka, pemerintah melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengusahakan dan menyelenggarakan program pendidikan melalui tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal. Ketiga jalur pendidikan tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu menghasilkan manusia yang berkualitas, produktif, dan mandiri. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan secara berjenjang dan berkesinambungan yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

(12)

2

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) merupakan lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi di bidang teknologi tekstil, seperti ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun 1999 pasal 4 ayat (4) mengenai pendidikan profesional merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Saat ini STTT menyelenggarakan program pendidikan Diploma I dan Diploma IV dengan Jurusan Teknik Tekstil, Jurusan Kimia Tekstil, dan Jurusan Barang Jadi Tekstil.

Struktur kurikulum Jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) program diploma IV dikelompokan menjadi 5 kelompok mata kuliah, salah satunya kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB). Teknologi Pertenunan merupakan salah satu kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB). Teknologi Pertenunan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa Jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Ruang lingkup materi perkuliahan Teknologi Pertenunan meliputi pengertian pertenunan, persiapan pertenunan untuk benang lusi, persiapan pertenunan untuk benang pakan, gerakan pokok mesin tenun, perkembangan mesin tenun.

(13)

3

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknisi merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam industri tenun. Teknisi bertanggung jawab untuk mempersiapkan, mengawasi dan mengevaluasi proses pembuatan kain tenun. Hasil belajar Teknologi Pertenunan akan memberikan pembekalan bagi mahasiswa berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang teknologi pertenunan, khususnya keterampilan ini akan dibutuhkan dalam persiapan menjadi teknisi proses pertenunan.

Kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan berupa penguasaan pengetahuan dan pemahaman tentang keterampilan dalam bidang teknologi pertenunan, keterampilan ini akan dibutuhkan dalam persiapan menjadi teknisi pertenunan. Industri tenun di Indonesia saat ini membutuhkan SDM yang mempunyai kriteria inovatif, kreatif dan teliti. Industri tenun sebagai salah satu industri terbesar di Indonesia, mempunyai perkembangan yang sangat pesat dewasa ini. Perkembangan ini dapat diantisipasi dengan melakukan peningkatan pada bidang teknisi proses pertenunan.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah perlu ditentukan terlebih dahulu untuk memudahkan dan mengetahui masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

(14)

4

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Teknologi Pertenunan merupakan kompetensi keahlian jurusan Teknik Tekstil. Mata kuliah ini mempelajari teori dan praktek proses pembuatan kain tenun.

c. Kesiapan merupakan suatu kondisi dimana individu telah berhasil dengan kemampuan, kemauan dan usaha untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu, sehingga bersedia untuk melakukan aktivitasnya.

d. Teknisi pertenunan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam proses pembuatan kain tenun, karena pekerjaan teknisi pertenunan akan mempengaruhi kualitas kain tenun yang dihasilkan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah disusun berdasarkan latar belakang masalah dan alasan pemilihan masalah yang telah diuraikan, seperti yang telah dikemukakan oleh

Arikunto (2002:44) bahwa “perumusan masalah merupakan langkah dalam

menentukan suatu problematika penelitian dan bagian pokok dalam kegiatan

penelitian dan bagian pokok dalam kegiatan penelitian”. Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Berapa Besar Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan” pada mahasisiwa jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil angkatan tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian

Penentuan tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitiannya, sehingga penelitian tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan yanng hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang:

(15)

5

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pokok pada mesin tenun, dan kemampuan memahami perkembangan mesin tenun.

2. Kesiapan mahasiswa untuk menjadi teknisi proses pertenunan pada mahasiswa jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil angkatan tahun 2010.

3. Kontribusi hasil belajar Teknologi Pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan pada mahasiswa jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil angkatan tahun 2010.

4. Besarnya kontribusi hasil belajar Teknologi Pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan pada mahasiswa jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil angkatan tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan guna mendapatkan hasil dari apa yang diteliti. Hasil penelitian yang diperoleh tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang bersangkutan. Manfaat penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam kesempatan ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak khususnya peneliti dan Program Studi Pendidikan Tata Busana baik secara langsung ataupun tidak langsung. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manfaat penelitian “Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap

Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan” ditinjau secara teori yaitu untuk memperkaya keilmuan bidang busana khususnya dalam bidang pertenunan.

(16)

6

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi penulisan dalam penelitian mengenai “Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses

Pertenunan”, secara sistematis terbagi ke dalam lima bab sebagai berikut:

1. Bab I pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tukuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi

2. Bab II kajian pustaka, berisi tentang gambaran mata kuliah Teknologi Pertenunan, konsep hasil belajar Teknologi Pertenunan, kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan.

3. Bab III metodologi penelitian, berisi tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alat pengumpulan data, teknik pengolahan data.

4. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

5. Bab V kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan dan saran.

(17)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil yang beralamat di Jalan Jakarta No 24 Bandung. Lokasi ini dipilih untuk memperoleh data tentang Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan yang ditujukan pada mahasiswa Jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

2. Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis, data yang diperoleh merupakan respon dari populasi atau sampel penelitian. Populasi yang deteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) angkatan tahun 2010 yang telah mengikuti perkuliahan pada mata kuliah Teknologi Pertenunan dengan jumlah mahasiswa 60 orang.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Kelas Jumlah Mahasiswa

1. Teknik Tekstil 1 20

2. Teknik Tekstil 2 20

3. Teknik Tekstil 3 20

(18)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sampel

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini masing-masing kelas diambil sebesar 50% dari jumlah mahasiswa jurusan Teknik Tekstil angkatan 2010 yang terdapat pada setiap kelasnya yaitu:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama Kelas Jumlah Mahasiswa Jumlah Sampel

1. Teknik Tekstil 1 20 10

2. Teknik Tekstil 2 20 10

3. Teknik Tekstil 3 20 10

Jumlah Sampel 30 Orang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel acak atau simple

random sampling yaitu seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki

peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. B. Metode Penelitian

(19)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi dan analisis pengolahan data serta membuat kesimpulan.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan dalam penelitian sebagai upaya untuk menghindari salah pengertian mengenai beberapa istilah dalam judul penelitian Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan yang ditujukan pada mahasiswa Jurusan Teknik Tekstil. Penjelasan definisi operasional yang dimaksud dalam judul tersebut, yaitu:

1. Hasil Belajar Teknologi Pertenunan

a. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2009:3) adalah “Perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam penelitian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”.

b. Teknologi Pertenunan adalah salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa Jurusan Teknik Tekstil

Pengertian hasil belajar Teknologi Pertenunan yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat di atas yaitu perubahan tingkah laku mahasiswa yang meliputi kemampuan memahami pengertian pertenunan, kemampuan melakukan persiapan pertenunan untuk benang lusi, kemampuan melakukan persiapan pertenunan untuk benang pakan, kemampuan melakukan gerakan pokok pada mesin tenun, dan kemampuan memahami perkembangan mesin tenun.

2.Kesiapan Menjadi Teknisi Pertenunan

(20)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Teknisi merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam industri tenun. Teknisi bertanggung jawab untuk mempersiapkan, mengawasi dan mengevaluasi proses pembuatan kain tenun.

Pengertian kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat di atas yaitu kondisi atau keadaan siap pada mahasiswa untuk menjadi seseorang teknisi proses pertenunan yang ahli dalam bidangnya.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:148) “Instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sesuai dengan tujuan ini yaitu untuk mengetahui kesiapan menjadi Teknisi Pertenunan pada mahasiswa jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil angkatan 2010 maka instrumen penelitian yang digunakan berupa tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar teknologi pertenunan dan angket untuk memperoleh data tentang kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan.

E. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses menerapkan metode pada masalah yang diteliti. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tes (Test)

(21)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar Teknologi Pertenunan sebagai variabel (X) yang telah dikuasai oleh mahasiswa jurusan Teknik Tekstil.

2. Angket atau kuesioner

Angket diberikan kepada mahasiswa Jurusan Teknik Tekstil angkatan 2010 yang telah menempuh mata kuliah Teknologi Pertenunan untuk memperoleh data mengenai Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan sebagai variabel (Y)

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yaitu untuk mengetahui Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan dengan cara mengolah dan menganalisa data. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Verifikasi data yaitu pemeriksaan dan pemilihan lembar jawaban yang benar-benar dapat diolah lebih lanjut.

2. Pemberian skor bertujuan untuk menghitung skor yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk hasil belajar Teknologi Pertenunan meliputi kemampuan memahami pengertian pertenunan, kemampuan melakukan persiapan pertenunan untuk benang lusi, kemampuan melakukan persiapan pertenunan untuk benang pakan, kemampuan melakukan gerakan pokok pada mesin tenun, dan kemampuan memahami perkembangan mesin tenun diberi skor 1-0, yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0.

b. Pemberian skor untuk angket kesiapan menjadi Teknisi Pertenunan berpedoman pada skala Likert yaitu skor tertinggi 5 dan terendah 1

(22)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Penjumlahan skor dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan untuk memperoleh skor mentah

e. Menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1) Uji Validitas Instrumen

Uji validitas ini dimaksudkan apakah instrumen mempunyai kelas kebenaran, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi momen produk (product moment) yang diberi notasi “r” sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ (∑ } ∑ ∑

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Jumlah skor butir item seluruh responden Y = Jumlah skor total item seluruh responden

∑ = Jumlah skor item

∑ Jumlah skor total n = Jumlah responden

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji

t-student untuk menentukan taraf signifikan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

(M.Hariwijaya, 2011:88)

(Sugiyono,2009:257)

(23)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu t = Signifikasi korelasi

r = Koefisien korelasi butir item n = Jumlah responden

Kriteria pengujian: instrumen penelitian dikatakan valid bila t hitung> t tabel dengan

derajat kebebasan dk=13 pada taraf kepercayaan 95%

Hasil perhitungan uji validitas instrumen hasil belajar Teknologi Pertenunan (variabel X), sebagai contoh pada item nomor 1 terlihat bahwa nilai r terdapat sebesar 0,50 dan setelah dilakukan uji–t diperoleh nilai t hitung= 2,07 > t tabel 95%=1,77 dengan

taraf kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa item no.1 pada variabel X dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan yang berjumlah 30 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk=13.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan (variabel Y), sebagai contoh pada item nomor 1 terlihat bahwa nilai r terdapat sebesar 0,54 dan setelah dilakukan uji –t diperoleh nilai t hitung = 2,34> t tabel(95%)=1,77 dengan taraf kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa item

no.1 pada variabel Y dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan yang berjumlah 25 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk=13.

2). Uji Reliabilitas Instrumen

(24)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Riduwan, 2004:115)

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas menggunakan bahan interpretasi nilai r dari JP. Guilford (Riduwan, 2004:98) sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

0,800-1,000 Sangat tinggi

0,600-0,799 Tinggi

0,400-0,599 Cukup

0,200-0,399 Rendah

<0,200 Sangat Rendah

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji t-student untuk menentukan signifikannya, dengan rumus sebagai berikut:

√ M.Hariwijaya, 2011:89)

Keterangan:

t = siginifikasi korelasi

r = koefisien korelasi butir item

n = Jumlah responden

Kriteria pengujian : instrumen penelitian dikatakan reliabel bila t hitung> t tabel

pada taraf kepercayaan 95%

Hasil perhitungan reliabelitas variabel X diperoleh nilai r11 = 0,89 yang berada

(25)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tabel(95%) =1,77 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk=13, maka variabel X dapat

dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Hasil perhitingan reliabelitas variabel Y diperoleh nilai r11 = 0,89 yang berada

pada kriteria tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t diperoleh nilai t

hitung= 4,76 > t tabel (95%) = 1,77 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk =13, variabel

Y dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data

3).Pengolahan Data Identitas

Pengolahan data dilakukan untuk menghitung persentase jawaban responden dengan tujuan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden karena jumlah jawaban responden pada setiap itemnya berbeda. Pengolahan data yang dilakukan dalam bentuk tabel presentase (percentage

table) atau tabel distribusi frekuensi relatif. Rumus yang digunakan yaitu statistik

sederhana :

P: Persentase (jumlah persentase yang dicari)

f: Frekuensi Jawaban

n: Jumlah Responden

(26)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan : Skor data yang ditafsirkan adalah skor data yang persentasenya paling besar.

4). Uji Normalitas

Uji normalitas distributor skor dilakukan sebagai syarat analisis korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentuan mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan uji chi kuadrat.

a) Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

(Riduwan,2004:121)

b) Menentukan banyaknya kelas (Bk) interval dengan menggunakan aturan sturgess (Suprian A.S.2008:9)

Keterangan :

BK = Banyaknya kelas

n = jumlah responden

c). Menggunakan panjang interval (i)

(Riduwan,2004:121)

Keterangan : i = Panjang kelas

R = Rentang skor tertinggi- skor terendah Bk = Banyaknya kelas

d). Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y

R = skor maximum –skor minimum

BK = 1 + 3,3 Log n

(27)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e). Menghitung Mean (M)

X = ∑

∑ (Riduwan,2004:121)

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x xi = Tanda kelas interval

d). Membuat tabel distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dan uji cji kuadrat yaitu:

(1). Menentukan batas interval

(2). Menentukan angka baku Z-Score dengan rumus :

(Riduwan,2004:121)

(3). Menentukan batas luas tiap kelas interval (L) dengan rumus :

(Riduwan,2004:121)

(4). Menghitung frekuensi Ekspansi (fe) dengan cara mengalikan luas kelas interval dengan jumlah responden (n).

(Riduwan,2004:121)

(5). Menghitung besarnya distribusi Chi-kuadrat dengan rumus :

(Riduwan,2004:121)

Keterangan :

Z =

L = -

(28)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Nilai Chi-Kuadrat

fo = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fe = Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal jika hitung < tabel, dengan derajat kebebasan (dk = n-1) pada taraf nyata α = 0,05, begitupun

sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika hitung > tabel. Jika pada uji

normalitas diketahui kedua variabel (variabel X dan variabel Y) berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametik, sebaliknya jika salah satu atau kedua variabel X dan Y berdistribusi tidak normal maka analisis data menggunakan statistik non parametik.

6). Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi, untuk mengetahui apakah data tersebar disekitar garis linier atau tidak. Pengujian linieritas regresi menggunakan rumus fisher (F), dengan langkah sebagai berikut :

Mencari harga persamaan regresi variabel X dan Y melalui persamaan regresi linier sederhana : Y = a+bX, dimana harga a dan b diperoleh dari

a = ∑ (∑ ) ∑ ∑

∑ ∑ (Sugiyono, 2011:262)

Variabel bebas sebagai X dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Teknologi Pertenunan, sedangkan variabel terikat sebagai variabel Y yaitu Kesiapan Menjadi Teknisi Pertenunan pada mahasiswa jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil angkatan tahun 2010. Untuk menguji lineritas regresi, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK) dari masing-masing sumber variabel

b = ∑ ∑ ∑

(29)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Membuat tabel analisis (ANAVA)

c. Memasukkan harga-harga dari perhitungan rata-rata jumlah kuadrat (RJK) ke dalam daftar ANAVA

Kriteria pengujian: Jika Fhitung< Ftabel, maka linieritas data signifikan pada taraf

kepercayaan 95 %.

7). Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mencari koefisien korelasi antara kedua variabel, dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson, sebagai berikut :

(M.Hariwijaya, 2011:88)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

∑X =jumlah skor item

∑Y =jumlah skor total

n = jumlah responden

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji-t untuk menentukan taraf signifikannya menggunakan rumus sebagai berikut :

t = r

(M.Hariwijaya, 2011:89)

∑ ∑ ∑

(30)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Kriteria pengujian hipotesis : Tolak Hipotesis Nol (Ho) apabila > pada taraf kepercayaan 95%.

Besar koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2002:245) diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Krteria Penafsiran Indeks Korelasi r

Korelasi (r) Intrepretasi

Antara 0,800 – 1,000

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y.

KD = ×100% (Riduwan , 2004:139)

Keterangan : koefisien determinasi yang dicari KD = koefisien determinasi yang dicari

2

r = kuadrat koefisien korelasi

(31)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

80,00 ≤ KD < 100,00% = Sangat besar

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini ada tiga tahap adalah : 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dilakukan untuk merencanakan dan mengumpulkan bahan sebagai bekal penelitian, sebelum mengadakan penelitian penulis mengadakan kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan lapangan dan mempelajari buku-buku yang menjadi sumber acuan

b. Menentukan masalah dan hipotesis c. Menyusun outline

Tahap pelaksanaan ini dilakukan untuk pelaksanaan penelitian pada responden dari judul yang telah kita buat pada saat tahap persiapan. Setelah seminar I dan seluruh hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyebaran instrumen penelitian

(32)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

d. Membuat pembahasan hasil penelitian e. Menyusun kesimpulan, dan rekomendasi f. Seminar tahap II

g. Perbaikan draf skripsi hasil seminar II

3. Tahap Akhir

(33)

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi

Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar Teknologi Pertenunan

Hasil penelitian mengenai hasil belajar Teknologi Pertenunan ditinjau dari kemampuan memahami pengertian pertenunan, melakukan persiapan pertenunan untuk benang lusi, melakukan persiapan pertenunan untuk benang pakan, melakukan gerakan pokok mesin tenun, dan kemampuan memahami perkembangan mesin tenun berada pada kriteria tinggi.

2. Kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Hasil penelitian mengenai kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan berada pada kriteria tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai kemampuan yang tinggi sebagai teknisi proses pertenunan. Kemampuan menjadi teknisi proses pertenunan yang berada pada kriteria tinggi dipengaruhi oleh faktor internal yang dapat dilihat dari motivasi masuk Jurusan Teknik Tekstil yaitu merupakan keinginan sendiri dan alasan memilih Jurusan Teknik Tekstil yaitu ingin bekerja di Industri tekstil khususnya sebagai teknisi proses pertenunan sehingga faktor ini dapat meningkatkan kemampuan di bidang Teknologi Pertenunan menjadi lebih tinggi, sedangkan faktor eksternal yaitu keluarga, lingkungan dan belajar dengan teman yang lebih mahir.

(34)

59

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi positif yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan kontribusi positif yang signifikan dari hasil belajar Teknologi Pertenunan (variabel X) terhadap kesiapan menjadi teknisi prosses pertenunan (variabel Y).

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Teknologi Pertenunan Terhadap Kesiapan Menjadi Teknisi Proses Pertenunan

Hasil belajar Teknologi Pertenuan memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses perenunan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Teknologi Pertenunan memberikan sumbangan yang tinggi terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenuan.

B. Saran

Saran penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis mengajukan saran yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan di dalam pembelajaranTeknologi Pertenunan. Saran ini penulis tunjukkan kepada Mahasiswa Jurusan Teknik Tekstil

(35)

60

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adanur, S dan Giarto. (2009). Pengetahuan teknologi pertenunan. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka cipta Arikunto, S. (2006). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka cipta

AS. Suprian. (2008). Statistik I dan II. Bandung : FPTK UPI

Hariwijaya M, Triton (2011). Pedoman penulisan ilmiah skirpsi dan tesis. Jakarta : Suka buku

Jumaeri, dkk. (1977). Tekstil desain. Bandung: Institut Teknologi Tekstil

Riduwan (2013). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan, dan peneliti

pemula. Bandung : Alfabeta

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.

Soeparli, L. (1973). Teknologi pertenunan. Bandung: Institut Teknologi Tekstil

Soeparli, L, Dahlan R.E dan Malikus. (1974). Teknologi persiapan pertenunan. Bandung: Institut Teknologi Tekstil

Sudjana,N. (2009).Penilaian hasil proses belajar mengajar.Bandung:

Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sugiyono.(2011).Statistika untuk penelitian.Bandung: Alfabeta. Suliyanto. (2012). Analisis statistik. Yogyakarta: Andi offset

(36)

61

Mustika Salsabila, 2014

Kontribusi hasil belajar teknologi pertenunan terhadap kesiapan menjadi teknisi proses pertenunan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dokumen:

Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. (2004). Pedoman kurikulum jurusan teknik teksil. Bandung: Jurusan Teknik Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Tidak diterbitkan

Internet:

Wikipedia. (2010). Pengertian alat tenun. [Online]. Tersedia: wikipedia.org/wiki/Alat_tenun [12 September 2013] Gunawan. (2009). Alat tenun jacquard [Online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 2.1   Skema Proses Pengelosan ..................................................................
Tabel 3.1  Populasi Penelitian
Tabel 3.2  Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang didapat yaitu karena proses kerumitan dan membutuhkan keuletan yang tinggi dalam membuat animasi dengan teknik tersebut, menyebabkan

Pada penulisan Ilmiah ini penulis membahas Iklan Layanan Masyarakat tentang Anti Peperangan dengan menggunakan Macromedia Flash MX sebagai penunjang dalam pembuatan animasi,

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADVENTURE GAME DENGAN MODEL BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengaruh Berbagai Macam Pembelahan Bawang Merah di Bawah Naungan Atap Plastik Terhadap Produksi.. Bawang Merah Budidaya dan Pengolahan

[r]

[r]

Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma Al-Husna (Al Quddus, Ash Shomad, Al Muhaimin dan Al Badi’)b.  Melafalkan 4 Al-Asma Al-Husna al Quddus, Ash

Defect poor repair merupakan cacat yang disebabkan oleh repair cacat yang tidak sempurna yang berasal dari defect flow out, defect top coat, defect touch up dan defect