• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE

GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

JAJANG NURJAMAN 0901400

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

(2)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE

GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung)

Oleh

Jajang Nurjaman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Jajang Nurjaman 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(4)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe

Group Investigation untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran

Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung)”. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penggunaan metode cooperative

learning tipe group investigation. Kegiatan ini berupa performance yang harus

dikerjakan siswa melalui kerjasama dan pembuatan berupa laporan hasil diskusi investigasi kelompok. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran sejarah. Karena pembelajaran sejarah selama ini masih bersifat teacher centered dan ketika siswa melakukan kegiatan diskusi di kelas hanya beberapa orang siswa saja yang melakukan kerjasama saat diskusi. Kerjasama siswa yang rendah terlihat ketika siswa dimintai belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan berbagi tugas mengenai materi pembelajaran sejarah, saat pembagian tugas-tugasnya tidak terbagi secara merata. Saat melakukan diskusi di dalam kelompok pun masing-masing siswa masih kurang menghargai pendapat orang lain, juga partisipasi siswa di dalam pengerjaan tugas masih kurang. Pada akhirnya diskusi kelompok tidak berjalan dengan baik sehingga mengakibatkan siswa bekerja secara sendiri-sendiri. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain dari Kemmis dan Taggart. Desain model Kemmis dan Taggart dalam satu siklus diawali dengan perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observation) dan diakhiri dengan refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Instrumen penelitiannya menggunakan lembar observasi, rubric dan lembar wawancara. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa penggunaan metode cooperative learning tipe group

investigation dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran sejarah

pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung. Hal ini terlihat dari pencapaian siswa dalam setiap pelaksanaan siklus yang mengalami peningkatan, baik dalam pengerjaan laporan hasil diskusi investigasi kelompok dan peningkatan kerjasama siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode cooperative

learning tipe group investigation dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam

(5)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(6)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga alhamdulilah saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

uswah dan qudwah kita Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para

sahabatnya dan semoga sampai kepada kita semua, amiin.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun judul yang diambil yaitu “Penerapan

Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan

Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung)”.

Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak.” Begitupun halnya

pembuatan skripsi ini yang masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun dari pembaca sekalian sangat saya harapkan guna

penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan saya bahwasannya skripsi ini dapat

memberikan manfaat yang besar bagi pembaca sekalian.

Wassalammu’alaikum wr.wb

Bandung, Februari 2014

Penulis

(7)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Banyak halangan dan rintangan dalam proses penyusunan skripsi ini, tetapi

alhamdulilah dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya skripsi

ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.Dadang Supardan, M. Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan

Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Wawan Darmawan, S. Pd, M. Hum, selaku sekretaris Jurusan

Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Ibu Dra. Yani Kusmarni, M. Pd dan Bapak Drs. Tarunasena Ma’mur, M. Pd,

selaku pembimbing I dan II yang telah banyak membimbing, memberikan

arahan, memberi petunjuk, meluangkan waktu dan memberi motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Tata Usaha Jurusan Pendidikan Sejarah,

terimakasih atas bimbingan, arahan dan saran terhadap penulisan skripsi ini.

5. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan motivasi curahan dan

limpahan kasih sayang serta do’a kepada penulis hingga terselesaikannya

skripsi ini.

6. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah S1 angkatan 2009

FPIPS serta adik-adik dan kakak-kakak tingkat di Universitas Pendidikan

Indonesia.

Terimakasih atas dorongan dan bantuannya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini, semoga amal baik semuanya mendapat balasan dari

Allah SWT, amin. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, tetapi penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak

yang memerlukannya.

Bandung, Februari 2014

(8)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA …... 10

A. Cooperative Learning ... 10

1. Cooperative Learning ... 10

a. Cooperative learning Lebih Efektif dalam Segi Pengelolaan Kelas ... 12

b. Student Centered ... 13

2. Tipe-Tipe Cooperative Learning ... 13

a. Student Team Achievenment Divisions (STAD) ... 14

b. Jigsaw ... 14

c. Group Investigation ... 15

d. Think-Pair-Share ... 15

(9)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Numbered Heads Together ... 15

B. Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation ... 16

C. Kerjasama Siswa ... 21

D. Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah .. 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 28

B. Desain Penelitian ... 28

1. Perencanaan (plan) ... 29

2. Tindakan (act) ... 31

3. Pengamatan (observe) ... 32

4. Refleksi (reflect) ... 33

C. Metode Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional ... 34

1. Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation dalam Pembelajaran Sejarah ... 34

2. Kerjasama Siswa ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

1. Lembar Observasi ... 38

2. Rubric ... 38

3. Lembar Wawancara ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Observasi ... 39

2. Wawancara ... 39

3. Studi Dokumentasi ... 40

G. Analisis Data ... 40

1. Data Kuantitatif ... 40

2. Data Kualitatif ... 41

a. Triangulasi ... 42

b. Expert opinion ... 42

(10)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Member Check ... 42

d. Audit Trail ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Kondisi Sekolah ... 43

2. Kondisi Guru Sejarah ... 44

3. Kondisi Siswa Kelas XI IPS dalam Pembelajaran Sejarah . 44 4. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 45

a. Deskripsi Tindakan Siklus I ... 45

1) Perencanaan (Plan) ... 45

2) Pelaksanaan (Act) ... 46

3) Observasi (Observation) ... 53

4) Refleksi (Reflection) ... 60

b. Deskripsi Tindakan Siklus II ... 62

1) Perencanaan (Plan) ... 62

2) Pelaksanaan (Act) ... 62

3) Observasi (Observation) ... 70

4) Refleksi (Reflection) ... 76

c. Deskripsi Tindakan Siklus III ... 78

1) Perencanaan (Plan) ... 78

2) Pelaksanaan (Act) ... 78

3) Observasi (Observation) ... 86

4) Refleksi (Reflection) ... 92

d. Deskripsi Tindakan Siklus IV ... 94

1) Perencanaan (Plan) ... 94

2) Pelaksanaan (Act) ... 94

3) Observasi (Observation) ... 103

(11)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Refleksi (Reflection) ... 110

e. Deskripsi Tindakan Siklus V ... 111

1) Perencanaan (Plan) ... 112

2) Pelaksanaan (Act) ... 102

3) Observasi (Observation) ... 119

4) Refleksi (Reflection) ... 125

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 127

1. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 127

a. Merencanakan Pembelajaran Sejarah melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung ... 127

b. Melaksanakan Pembelajaran Sejarah melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung ... 128

c. Menguraikan Pembelajaran Sejarah melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung ... 131

1) Deskripsi Data Hasil Kerjasama Siswa ... 131

2) Deskripsi Data Hasil Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation .... 135

3) Deskripsi Data Laporan Hasil Diskusi Investigasi Kelompok ... 139

4) Deskripsi Data Hasil Wawancara ... 143

d. Memaparkan Upaya Guru dalam Mengatasi Kendala

pada Pembelajaran Sejarah dengan Metode

(12)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk

Meningkatkan Kerjasama Siswa pada kelas XI IPS di

SMA PGII 2 Bandung ... 144

2. Analisis Hasil Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation terhadap Peningkatan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 146

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 152

A. Kesimpulan ... 152

B. Saran ... 153

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

2.1 Tabel Fase Group Investigation ... 18

4.1 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 46

4.2 Daftar Kelompok Siklus I ... 47

4.3 Format Penilaian Kerjasama Siswa Siklus I ... 54

4.4 Skala Nilai ... 54

4.5 Format Penilaian Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Siklus I ... 56

4.6 Skala Nilai ... 56

4.7 Format Penilaian Laporan Hasil Diskusi Investigasi Kelompok I ... 58

4.8 Skala Nilai ... 58

4.9 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 60

4.10 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 62

4.11 Daftar Kelompok Siklus II ... 64

4.12 Format Penilaian Kerjasama Siswa Siklus II ... 70

4.13 Skala Nilai ... 71

4.14 Format Penilaian Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Siklus II ... 72

4.15 Skala Nilai ... 72

4.16 Format Penilaian Laporan Hasil Diskusi Investigasi Kelompok II .. 74

4.17 Skala Nilai ... 74

4.18 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 76

4.19 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 78

4.20 Daftar Kelompok Siklus III ... 80

4.21 Format Penilaian Kerjasama Siswa Siklus III ... 86

4.22 Skala Nilai ... 87

4.23 Format Penilaian Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Siklus III ... 88

4.24 Skala Nilai ... 89

(14)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.25 Format Penilaian Laporan Hasil Diskusi Investigasi Kelompok III .. 90

4.26 Skala Nilai ... 90

4.27 Lembar Observasi Guru Siklus III ... 92

4.28 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus IV ... 94

4.29 Daftar Kelompok Siklus IV ... 96

4.30 Format Penilaian Kerjasama Siswa Siklus IV ... 103

4.31 Skala Nilai ... 104

4.32 Format Penilaian Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Siklus IV ... 106

4.33 Skala Nilai ... 106

4.34 Format Penilaian Laporan Hasil Diskusi Investigasi Kelompok IV . 108 4.35 Skala Nilai ... 108

4.36 Lembar Observasi Guru Siklus IV ... 110

4.37 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus V ... 112

4.38 Daftar Kelompok Siklus IV ... 113

4.39 Format Penilaian Kerjasama Siswa Siklus V ... 120

4.40 Skala Nilai ... 120

4.41 Format Penilaian Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Siklus V ... 122

4.42 Skala Nilai ... 122

4.43 Format Penilaian Laporan Hasil Diskusi Investigasi Kelompok V ... 123

4.44 Skala Nilai ... 124

4.45 Lembar Observasi Guru Siklus V ... 125

4.46 Indikator dan Hasil Skor Penilaian Kerjasama Siswa ... 131

4.47 Skala Nilai ... 132

4.48 Indikator dan Hasil Skor Penilaian Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation ... 135

4.49 Skala Nilai ... 136

4.50 Indikator dan Hasil Skor Penilaian Laporan Hasil Investigasi Kelompok ... 139

4.51 Skala Nilai ... 140

(15)

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

3.1 Adopsi Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc

Taggart ... 29

4.1 Denah Sekolah ... 43

4.2 Kegiatan Diskusi Investigasi Kelompok ... 66

4.3 Kegiatan Diskusi Investigasi Kelompok ... 82

4.4 Kegiatan Presentasi Investigasi Kelompok ... 99

4.5 Kegiatan Presentasi Investigasi Kelompok ... 116

4.6 Grafik Kerjasama Siswa ... 134

4.7 Grafik Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation ... 138

4.8 Grafik Laporan Hasil Diskusi Investigasi Kelompok ... 142

(16)

1

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Kerjasama siswa merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran

sebagaimana diungkapkan oleh Warsono dan Hariyanto (2012: 163) bahwa

“kerjasama tidak hanya sebagai cara untuk belajar, namun kerjasama juga menjadi bagian dari isi pembelajaran.” Pendapat tersebut meyakinkan peneliti bahwa kerjasama siswa adalah bagian terpenting dalam pembelajaran. Karena selain

siswa mengembangkan kecerdasannya juga mengajak siswa untuk bertukar

pikiran serta berpartisipasi dalam pembelajaran.

Kerjasama siswa merupakan salah satu problem yang dihadapi dalam

pembelajaran, terutama pada mata pelajaran sejarah. Permasalahan ini dapat

terindikasi setelah peneliti melakukan observasi pada kelas XI IPS di SMA PGII 2

Bandung. Bahwa kerjasama siswa yang rendah dapat terlihat dari beberapa hal

yang terjadi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pertama, kondisi

pembelajaran sejarah di kelas. Sebagian besar siswa di kelas XI IPS itu

memperlihatkan kondisi belajar yang pasif, siswa jarang memperhatikan apa yang

diterangkan oleh guru. Pada saat guru melontarkan pertanyaan-pertanyaan kecil

saat pembelajaran, hanya beberapa siswa saja yang mencoba menjawab

pertanyaan guru tersebut, siswa lebih tertarik dengan kegiatan lain, misalnya;

mengerjakan tugas dari mata pelajaran selain sejarah. Kedua, pembagian tugas

yang tidak merata. Ini terindikasi ketika guru meminta siswa belajar secara

berkelompok untuk berdiskusi dan berbagi tugas mengenai materi pembelajaran

sejarah. Misalnya di dalam kelompok tersebut terdiri dari lima orang siswa, tetapi

dalam pelaksanaan diskusi hanya dua orang siswa saja yang bekerja dan saling

berbagi tugas-tugas, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam dan tidak ikut

(17)

2

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga, kurang menghargai pendapat. Itu teramati ketika siswa berdiskusi di

dalam kelompok, misalnya; siswa A memberikan pendapat mengenai pembahasan

materi diskusi, tetapi ketika siswa A tersebut sedang menyampaikan

pemikirannya, tiba-tiba siswa B memotong pembicaraan tersebut. Padahal siswa

A itu belum selesai menyampaikan hasil pemikirannya kemudian siswa B malah

melanjutkan pembicaraan tersebut dengan menyampaikan pemikirannya.

Keempat, kurangnya partisipasi siswa. Itu terlihat ketika diskusi kelompok, tidak

semua anggota mencurahkan pendapatnya mengenai pemahaman dan pemikiran

mereka tentang materi diskusi. Pada akhirnya diskusi kelompok tidak berjalan

dengan baik karena kurangnya interaksi antar anggota sehingga mengakibatkan

siswa bekerja secara sendiri-sendiri.

Kegiatan-kegiatan tersebut mencirikan bahwa sebagian besar siswa masih

memiliki sikap individualitas dalam belajar, selain itu pula saat kegiatan diskusi

terlihat masih kurang baik dalam hal kinerja siswa di setiap kelompok. Itu terbukti

dari 5 orang anggota dalam kelompok, yang bekerja menyelesaikan tugas mata

pelajaran sejarah hanya 2-3 orang saja. Permasalahan tersebut menunjukkan

bahwa kerjasama siswa rendah, ini menarik perhatian peneliti dan bermaksud

untuk memperbaiki kondisi pembelajaran tersebut dengan meningkatkan

kerjasama siswa. Pembelajaran sejarah seharusnya tertuju pada siswa (student

center), terutama kegiatan siswa dalam diskusi yang menunjukkan kerjasama

siswa. Dapat melatih siswa dalam proses pembagian tugas dan tanggung jawab

dalam sebuah kelompok dan diharapkan siswa belajar bekerjasama dan

berpartisipasi dalam suatu diskusi, sehingga kerjasama siswa itu meningkat.

Sesuai dengan ciri-ciri dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

dikemukakan oleh Asmani (2010: 59-60) menyampaikan bahwa:

(18)

3

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa merupakan objek utama dalam suatu pembelajaran, siswa dapat

mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan serta

minatnya dalam belajar. Dalam hal ini, tugas dari seorang guru adalah sebagai

fasilitator dan mediator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan

baik. Guru harus menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa

untuk bertanggung jawab dalam proses pembelajaran, serta memberikan

kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa. Agar siswa mampu

mengekspresikan gagasan dan argumentasinya untuk merangsang siswa berpikir

secara produktif. Selain itu, guru memonitor dan mengevaluasi sejauh mana

perkembangan belajar siswa tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Suprijono

(2013: 39-40) menjelaskan bahwa:

Kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama.

Pemaparan peneliti tersebut menjelaskan bahwa kerjasama siswa itu

merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, karena siswa dapat

memperbaiki pemahaman masing-masing ketika bertemu dengan siswa yang lain

dan saling mengevaluasi satu sama lain mengenai pembelajaran yang dirasa

kurang paham bahkan memecahkan dan mencari solusinya secara bersama-sama.

Selain itu, dapat meningkatkan rasa saling menghargai dan meningkatkan jalinan

komunikasi siswa dalam mencapai tujuan yang sama. Sehingga dapat di

definisikan bahwa kerjasama siswa merupakan hubungan kerja yang dibangun

antara dua orang siswa atau lebih yang terjalin karena adanya suatu ikatan serta

kebutuhan untuk mencapai tujuan yang sama, indikator keterjalinannya terlihat

melalui proses saling mendukung dalam menyelesaikan tugas akademik, saling

berinteraksi antar siswa, saling ketergantungan dan saling menghormati satu sama

(19)

4

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan kerjasama siswa ada beberapa metode pembelajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Salah satu dari metode

pembelajaran tersebut adalah metode cooperative learning. Metode ini adalah

metode yang dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran. Karena di

dalam metode ini proses pembelajarannya menekankan pada kerjasama siswa

dalam suatu kelompok.

Suprijono (2013: 61) memandang cooperative learning merupakan suatu

model pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa, sebagaimana

dikemukakannya bahwa:

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan interdepedensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya.

Penelitian ini akan menggunakan metode cooperative learning dengan tipe

group investigation. Metode ini menekankan kerjasama siswa dalam menjalankan

dan menyelesaikan tugas-tugas dalam suatu kelompok. Siswa diberikan

kesempatan seluas-luasnya untuk merencanakan pembelajaran yang akan mereka

pelajari dengan proses menginvestigasi materi atau topik. Siswa dibentuk ke

dalam kelompok kecil terdiri dari 3 sampai 5 orang yang ditugaskan untuk

mendiskusikan suatu materi atau topik yang kemudian dipresentasikan di kelas.

Menurut Sharan (Huda, 2013: 16) pembelajaran dengan menggunakan

group investigation adalah sebagai berikut:

Teknik-teknik yang digunakan dalam metode investigasi kelompok sangat kompleks karena melibatkan proses berpikir tingkat tinggi, anggota kelompok bertanggung jawab atas kontribusi yang mereka berikan pada kelompoknya, dan diskusi menjadi sarana utama untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama.

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kerjasama

siswa itu salah satu cara terbaiknya adalah dengan menggunakan metode

(20)

5

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan metode tersebut proses diskusi siswa dapat berjalan ke arah yang lebih

baik dan siswa belajar menghargai pendapat orang lain serta ikut berperan aktif

dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru tidak mendominasi pada saat

pembelajaran, melainkan sebagai pemantau dan fasilitator di kelas. Maka akan

tercipta iklim pembelajaran yang lebih baik.

Adapun penelitian sebelumnya mengenai metode cooperative learning tipe

group investigation ini dengan judul “Penerapan Metode Cooperative Learning

Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Keterampilan Bekerjasama Siswa

dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 1

Asy-Syafiyyah Bandung)” yang diteliti oleh Sovia Hasifah pada tahun 2012. Dalam penelitiannya mengungkapkan tentang penerapan metode tersebut untuk

meningkatkan keterampilan bekerjasama siswa. Terdapat persamaan dalam

penelitian beliau dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode

cooperative learning tipe group investigation. Namun disisi lain ada

perbedaannya, jika beliau dalam instrumen penelitiannya hanya mengamati

aktivitas kerjasama siswa saja tetapi dalam penelitian ini menggunakan beberapa

pengamatan yaitu mengamati kerjasama siswa, mengamati penggunaan metode

cooperative learning tipe group investigation dan mengamati laporan hasil diskusi

investigasi kelompok serta melakukan kegiatan wawancara setelah selesai

melakukan tindakan pada setiap siklusnya.

Uraian di atas mendorong ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai “Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation

untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat

beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Adapun

rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Metode

(21)

6

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa dalam Pembelajaran Sejarah pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung

?”.

Untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan

penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran sejarah melalui metode

cooperative learning tipe group investigation untuk meningkatkan

kerjasama siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran sejarah melalui metode

cooperative learning tipe group investigation untuk meningkatkan

kerjasama siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung?

3. Bagaimana hasil penerapan pembelajaran sejarah melalui metode

cooperative learning tipe group investigation terhadap peningkatan

kerjasama siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung?

4. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala pada pembelajaran

sejarah dengan metode cooperative learning tipe group investigation

untuk meningkatkan kerjasama siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2

Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang

dikemukakan di atas, secara umum adalah untuk memperoleh gambaran secara

faktual dan aktual mengenai penerapan metode cooperative learning tipe group

investigation untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran sejarah

pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung. Secara khusus penelitian ini

bertujuan sebagai berikut:

1. Merencanakan pembelajaran sejarah melalui metode cooperative learning

tipe group investigation untuk meningkatkan kerjasama siswa pada kelas

(22)

7

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Melaksanakan pembelajaran sejarah melalui metode cooperative learning

tipe group investigation untuk meningkatkan kerjasama siswa pada kelas

XI IPS di SMA PGII 2 Bandung.

3. Menguraikan hasil penerapan pembelajaran sejarah melalui metode

cooperative learning tipe group investigation terhadap peningkatan

kerjasama siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung.

4. Memaparkan upaya guru dalam mengatasi kendala pada pembelajaran

sejarah dengan metode cooperative learning tipe group investigation

untuk meningkatkan kerjasama siswa pada kelas XI IPS di SMA PGII 2

Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan akan

memberikan manfaat bagi peneliti, siswa SMA khususnya siswa kelas XI IPS

SMA PGII 2 Bandung, guru sejarah dan sekolah yang bersangkutan. Manfaat

penelitian ini secara khusus yaitu sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dengan diterapkannya metode cooperative learning tipe

group investigation dapat menambah wawasan serta keterampilan dalam

menerapkan metode pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar

selanjutnya.

2. Bagi siswa, akan meningkatkan kerjasama siswa di kelas dengan

menggunakan metode cooperative learning tipe group investigation dalam

pembelajaran sejarah.

3. Bagi guru sejarah, dapat memperbaiki permasalahan pembelajaran yang

dihadapi dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran di

kelas. Sehingga guru sejarah dapat mengembangkan pembelajaran dengan

menggunakan metode cooperative learning tipe group investigation

sebagai solusi apabila siswa memiliki permasalahan dalam kerjasama yang

(23)

8

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi sekolah, akan bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran sejarah pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Pemaparan dari hasil penelitian ini akan peneliti susun ke dalam lima bab

sesuai dengan struktur organisasi skripsi yang disesuaikan dengan buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Struktur organisasi skripsi

yang dimaksud adalah:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi ringkasan secara rinci mengenai latar

belakang penulisan yang menjadi alasan peneliti sehingga merasa perlu untuk

mengkaji dan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan

Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan

Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah pada kelas XI IPS di SMA PGII 2

Bandung yang ditujukan sebagai latar belakang penulisan skripsi, rumusan dan

pembatasan masalah yang diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi dalam penyusunan

skripsi.

Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai

konsep-konsep yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai sumber

literatur yang akan disusun ke dalam beberapa sub bab yang berhubungan dengan

kerjasama siswa dan metode cooperative learning tipe group investigation.

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini diuraikan mengenai metode

penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti menguraikan

tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian yang berisi

langkah-langkah penelitian, dimulai dari persiapan sampai langkah terakhir dalam

(24)

9

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini berisi mengenai

hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai seluruh informasi dan

data-data yang diperoleh peneliti tentang peningkatan kerjasama siswa dalam

pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode cooperative learning tipe

group investigation pada kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada bab terakhir ini peneliti memberikan

kesimpulan dari hasil pembahasan yang berisi mengenai rancangan, penerapan,

tanggapan dan hasil dari penerapan metode cooperative learning tipe group

investigation. Hal-hal yang dituliskan dalam bab kesimpulan ini sekaligus

(25)

28

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas XI IPS di

SMA PGII 2 Bandung. Sekolah tersebut terletak di Jalan Pahlawan Belakang No.

17 Bandung. Untuk guru mata pelajaran sejarahnya sendiri adalah Taufik Angga

P, S. Pd. Guru tersebut adalah guru yang bukan lulusan dari bidang studi sejarah,

namun dari bidang studi pendidikan kewarganegaraan. Pada kelas XI IPS

keseluruhan siswanya berjumlah 20 orang dengan siswa laki-laki 8 orang dan

perempuan 12 orang. Peneliti menetapkan kelas dan guru tersebut sebagai subjek

penelitian. Penentuan subjek penelitian tersebut didasarkan atas masalah yang

akan diteliti oleh peneliti dengan sebelumnya melakukan konsultasi kepada dosen

pembimbing dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum di sekolah tersebut.

Siswa di kelas tersebut memiliki masalah yang harus segera dipecahkan,

yaitu tentang kerjasama siswa yang rendah dalam pembelajaran sejarah. Untuk

meningkatkan hal tersebut, peneliti menggunakan metode cooperative learning

tipe group investigation. Dalam proses penelitian guru sejarahnya bisa diajak

kerjasama dalam membantu penelitian dari awal sampai akhir penelitian. Beliau

senantiasa memberikan pengarahan serta bimbingan setelah peneliti melakukan

penelitian tindakan kelas.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu model Kemmis dan

Taggart. Model Kemmis dan Taggart ini terdiri dari empat tahapan dalam

penelitian tindakan kelasnya yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sampai pada hasil

yang dirasa cukup dalam sebuah penelitian. Peneliti memilih desain ini karena

(26)

29

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

investigation untuk meningkatkan kerjasama siswa saja dalam melakukan suatu

tindakannya, sehingga peneliti memutuskan bahwa desain penelitian dengan

model Kemmis dan Taggart merupakan desain yang cocok dalam penelitian ini.

Adapun gambar desainnya sebagai berikut:

Gambar 3.1 Adopsi Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis

dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66)

Langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam melaksanakan tindakan

saat penelitian berdasarkan desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan

Taggart dari keempat langkah-langkah tersebut, yaitu:

1. Perencanaan (plan)

Dalam tahap ini peneliti akan menyusun beberapa rencana kegiatan yang

akan dilakukan pada saat penelitian untuk mendapatkan gambaran terlebih dahulu

sebelum menerapkannya pada pembelajaran di kelas. Menurut Kaufman

Refleksi

Observasi

Tindakan 1 Rencana

tindakan1

Rencana tindakan2

Pra

Rencana tindakan3

Observasi Observasi

Refleksi Refleksi

Tindakan 2

Tindakan 3

(27)

30

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Harjanto, 2008: 2) bahwa dalam tahap perencanaan ini diperlukan beberapa

elemen-elemen yang mendukung keabsahan dan bernilai berikut pemaparannya:

a. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan. b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.

c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.

d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.

e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.

f. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.

Pada penelitian ini merencanakan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1) Mencari mitra sekolah yang akan digunakan sebagai tempat untuk

melaksanakan penelitian.

2) Menyusun kesepakatan dengan guru mitra mengenai penentuan pelaksanaan

dan guru model dalam penelitian.

3) Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan

penelitian.

4) Melakukan pra-penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan tempat untuk

melaksanakan penelitian.

5) Mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas yaitu kerjasama siswa yang

rendah, peneliti mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Solusi yang

dipilih adalah menggunakan metode cooperative learning tipe group

investigation.

6) Meminta ketersediaan siswa yang akan diteliti, karena penelitian akan

berlangsung beberapa pertemuan.

7) Mendiskusikan dan menentukan materi/topik diskusi yang akan diterapkan

dalam penelitian tindakan kelas.

8) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan.

9) Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam Proses Belajar

(28)

31

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10)Membuat instrumen penelitian.

11)Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.

2. Tindakan (act)

Tahapan ini merupakan tahap penting dalam penelitian, karena di dalamnya

terdapat beberapa rencana yang disusun sedemikian rupa. Ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana rencana-rencana yang sudah disusun diterapkan dalam

pembelajaran, mengamati perbaikan dan peningkatan penerapan metode

cooperative learning tipe group investigation untuk meningkatkan kerjasama

siswa dalam pembelajaran sejarah. Adapun tindakan yang akan dilakukan peneliti

selama penelitian bisa dijelaskan sebagai berikut:

1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Menggunakan metode cooperative learning tipe group investigation dalam

kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai berikut:

a) Membentuk siswa ke dalam kelompok

Siswa dengan dibantu oleh guru membentuk kelompok yang terdiri dari 3

sampai 5 orang. Pembentukan kelompok ini didasarkan secara heterogen

yaitu menurut tingkat prestasi belajar dan jenis kelamin siswa.

b) Pemilihan topik diskusi

Guru memberikan materi pembelajaran, misalnya: tentang bagaimana proses

penyebaran kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Melalui materi

tersebut setiap kelompok akan menentukan topik yang akan dibahas bersama

dengan guru.

c) Pembagian tugas diskusi dalam kelompok

Merencanakan tentang bagaimana pembagian tugas. Dengan seperti itu,

setiap anggota kelompok mempunyai wewenang dan tanggung jawab

(29)

32

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Kegiatan diskusi

Melakukan kegiatan diskusi antara lain: (a) mengerjakan tugas dengan secara

bersama-sama mencari sumber-sumber informasi, referensi tambahan melalui

buku ataupun artikel, (b) melakukan analisa terhadap sumber-sumber

tersebut, dan (c) mencurahkan pendapat hasil penemuan, pemahaman dan

pemikiran dari masing-masing anggota kelompok dalam menyelesaikan

tugas.

e) Membuat laporan tertulis

Merefleksikan hasil diskusi kelompok dengan membuat laporan tertulis yang

berisi kesimpulan kelompok.

f) Presentasi

Menyampaikan laporan hasil diskusi kelompok di kelas dengan memaparkan

temuan-temuan yang dihasilkan dari diskusi kelompok.

g) Membuat kesimpulan

Siswa dan guru secara bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi yang sudah

dilaksanakan.

3) Mengadakan evaluasi non test dengan format penilaian yang telah dibuat oleh

guru.

4) Menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun.

5) Melakukan pengolahan data diakhir penelitian.

3. Pengamatan (observe)

Pada tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan

dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini, peneliti melakukan

beberapa pengamatan yaitu sebagai berikut; (a) pengamatan terhadap keadaan

kelas yang diteliti, (b) mengamati tentang kesesuaian penerapan metode

cooperative learning tipe group investigation dengan materi pembelajaran, (c)

mengamati kerjasama siswa di dalam kelompok dalam penelusuran topik,

(30)

33

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan pengamatan dan penilaian terhadap laporan hasil diskusi investigasi

kelompok.

4. Refleksi (reflect)

Adapun tahap refleksi yang dilakukan peneliti adalah melakukan evaluasi

dan merefleksikan hasil penelitian. Jika terdapat suatu kekurangan/kesalahan

maka akan diperbaiki pada siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai penelitian

ini memperlihatkan peningkatan kerjasama siswa melalui penerapan metode

cooperative learning tipe group investigation di dalam kelas. Bagian-bagian

tersebut antara lain adalah pertama, melakukan diskusi balikan dengan guru mitra

untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam pelaksanaan penelitian. Kedua,

mengajak siswa untuk berdiskusi setiap kali selesai melakukan tindakan. Ketiga,

peneliti menyimpulkan hasil diskusinya agar menjadi acuan untuk melaksanakan

siklus selanjutnya.

C.Metode, Pendekatan dan Teknik Penelitian

Sugiyono (2008: 2) menuturkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara

ilmiah untuk mendapatkan data, sebagaimana yang diungkapkan oleh beliau yaitu:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Pendapat tersebut secara garis besar meliputi empat tahapan yang sangat

penting yaitu mengenai cara, data, tujuan serta kegunaan. Sehingga jika

disederhanakan pengertiannya bahwa metode penelitian adalah cara yang

digunakan dan dilakukan oleh seorang peneliti untuk mencari serta menemukan

jawaban atas permasalahan yang ditemukan di lapangan dengan tahapan-tahapan

yang sudah terencana.

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan

digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Menurut Sukmadinata (2010:

(31)

34

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

Berdasarkan kutipan pengertian di atas peneliti memilih menggunakan

metode penelitian tindakan kelas, dengan alasan melalui metode ini maka guru

akan lebih mengenal keadaan siswa umumya keadaan kelas. Sehingga dapat

melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas kegiatan belajar dan mengajar dalam pembelajaran sejarah. Sesuai dengan

tujuan penelitian ini yaitu ingin meningkatkan kerjasama siswa, maka dengan

menggunakan penelitian tindakan kelas dapat mengatasi permasalahan pada kelas

XI IPS di SMA PGII 2 Bandung tentang rendahnya kerjasama siswa dalam

pembelajaran sejarah. Kerjasama siswa diharapkan dapat meningkat dengan

menggunakan metode cooperative learning tipe group investigation. Sehingga

penyakit siswa yang kerjasamanya kurang baik bisa diobati sampai penyakit

tersebut sembuh. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki

kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.

D.Definisi Operasional

1. Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation dalam

Pembelajaran Sejarah

Metode cooperative learning tipe group investigation adalah salah satu

bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi, kerjasama dan

aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia (misalnya dari buku pelajaran siswa

atau dapat mencari melalui internet) dengan melibatkan siswa sejak perencanaan,

baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

investigasi, yang menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok yang di

(32)

35

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

learning tipe group investigation dalam pembelajaran sejarah diarahkan untuk

meningkatkan kerjasama siswa. Dalam hal ini, group investigation akan dibagi ke

dalam tujuh indikator tahapannya yaitu:

a. Membentuk siswa ke dalam kelompok

Siswa dengan dibantu oleh guru membentuk kelompok yang terdiri dari 3

sampai 5 orang. Pembentukan kelompok ini didasarkan secara heterogen

yaitu menurut tingkat prestasi belajar dan jenis kelamin siswa.

b. Pemilihan topik diskusi

Guru memberikan materi pembelajaran, misalnya: tentang bagaimana proses

penyebaran kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Melalui materi

tersebut setiap kelompok akan menentukan topik yang akan dibahas bersama

dengan guru.

c. Pembagian tugas diskusi dalam kelompok

Merencanakan tentang bagaimana pembagian tugas. Dengan seperti itu,

setiap anggota kelompok mempunyai wewenang dan tanggung jawab

masing-masing untuk menjalankan tugas yang telah diberikan kepadanya.

d. Kegiatan diskusi

Melakukan kegiatan diskusi antara lain: (a) mengerjakan tugas dengan secara

bersama-sama mencari sumber-sumber informasi, referensi tambahan melalui

buku ataupun artikel, (b) melakukan analisa terhadap sumber-sumber

tersebut, dan (c) mencurahkan pendapat hasil penemuan, pemahaman dan

pemikiran dari masing-masing anggota kelompok dalam menyelesaikan

tugas.

e. Membuat laporan tertulis

Merefleksikan hasil diskusi kelompok dengan membuat laporan tertulis yang

berisi kesimpulan kelompok.

f. Presentasi

Menyampaikan laporan hasil diskusi kelompok di kelas dengan memaparkan

(33)

36

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu g. Membuat kesimpulan

Siswa dan guru secara bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi yang sudah

dilaksanakan.

2. Kerjasama Siswa

Seperti yang diungkapkan oleh Suprijono (2013: 39-40) menjelaskan

bahwa:

Kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama.

Pemaparan peneliti tersebut menjelaskan bahwa kerjasama siswa itu

merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, karena siswa dapat

memperbaiki pemahaman masing-masing ketika bertemu dengan siswa yang lain

dan saling mengevaluasi satu sama lain mengenai pembelajaran yang dirasa

kurang paham bahkan memecahkan dan mencari solusinya secara bersama-sama.

Selain itu, dapat meningkatkan rasa saling menghargai dan meningkatkan jalinan

komunikasi siswa dalam mencapai tujuan yang sama. Sehingga dapat di

definisikan bahwa kerjasama siswa merupakan hubungan kerja yang dibangun

antara dua orang siswa atau lebih yang terjalin karena adanya suatu ikatan serta

kebutuhan untuk mencapai tujuan yang sama, indikator keterjalinannya terlihat

melalui proses saling mendukung dalam menyelesaikan tugas akademik, saling

berinteraksi antar siswa, saling ketergantungan dan saling menghormati satu sama

lain. Dalam hal ini, peneliti akan membagi kerjasama siswa ke dalam beberapa

indikator yaitu:

a. Kerjasama dalam membentuk kelompok

Siswa bekerjasama membentuk kelompok, setiap kelompok memiliki anggota

yang seimbang baik itu dalam kecerdasan maupun gender yang dibantu

(34)

37

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kerjasama pada saat memilih topik diskusi

Siswa berinteraksi dengan anggota kelompoknya untuk menentukan topik

yang akan mereka kerjakan.

c. Kerjasama dalam membagi tugas diskusi

Secara cooperative siswa melakukan pembagian tugas menurut kemampuan

yang mereka miliki masing-masing.

d. Kerjasama pada saat kegiatan diskusi

Secara bersama-sama mengerjakan, mencari dan menyelesaikan tugas. Yaitu

melalui proses mencurahkan pendapat, bertukar ide atau pemikiran

masing-masing anggota dengan saling menghargai setiap masukan, saran dan

sanggahan yang muncul.

e. Kerjasama dalam membuat laporan tertulis

Dengan secara bersama-sama bekerja untuk menghasilkan sebuah laporan

tertulis yang dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok setelah diperolehnya

kesimpulan hasil dari diskusi.

f. Kerjasama dalam presentasi

2-3 orang melakukan presentasi dengan bekerjasama untuk menyampaikan

laporan hasil temuannya.

E.Instrumen Penelitian

Arikunto (2007: 101) menyatakan bahwa sebagai berikut:

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Merujuk pendapat Arikunto tersebut bahwa pada dasarnya instrumen

merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian, karena sang peneliti akan

berpatokan ketika melihat hasil penelitiannya pada instrumen yang telah

(35)

38

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama

pelaksanaan penelitian. Siswa dituntut untuk memperlihatkan kinerjanya secara

berkelompok saat melakukan kerjasama pengerjaan tugas dalam bentuk product.

Selain itu lembar observasi digunakan dengan tujuan untuk melihat dan

mengamati performance siswa pada saat melakukan group investigation. Lembar

observasi yang peneliti gunakan adalah lembar observasi nonpartisipan dimana

peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

2. Rubric

Rubric berisikan tentang aspek-aspek yang akan dijadikan sebagai penilaian

siswa. Hal ini membantu peneliti untuk mengukur tercapai atau tidaknya suatu

tujuan terhadap seluruh siswa dengan dilakukan penilaian perkelompok maupun

perindividu. Adapun rubric tersusun atas kolom dan baris, pada bagian kolom

berisikan mengenai mutu atau nilai yang akan digunakan. Pada baris terdapat

kriteria penilaian yang ingin dicapai. Aspek-aspek yang menjadi pilihan dalam

penilaian pada rubric disesuaikan dengan kondisi siswa yang dijadikan sebagai

objek penelitian. Agar siswa mampu memahami dengan baik tentang penilaian

apa saja yang menjadi kriteria dalam pembelajaran tersebut.

3. Lembar Wawancara

Lembar wawancara ini digunakan untuk mengetahui perdapat dan

perkembangan mengenai pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode

cooperative learning tipe group investigation untuk meningkatkan kerjasama

siswa. Lembar ini berisi identitas siswa dan beberapa pertanyaan serta ringkasan

(36)

39

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2006:224) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data

adalah sebagai berikut:

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Berdasarkan kajian yang peneliti lakukan, maka peneliti menggunakan

beberapa teknik yaitu:

1. Observasi

Menurut Zainul (2011: 153) berpendapat bahwa:

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi.

Observasi ini dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data dalam mengamati

kerjasama siswa. Mulai dari tahap kerjasama dalam membentuk kelompok,

kerjasama pada saat memilih topik diskusi, kerjasama dalam membagi tugas

diskusi, kerjasama pada saat kegiatan diskusi, kerjasama dalam membuat laporan

tertulis, kerjasama dalam presentasi dan membuat kesimpulan. Pengamatan

terhadap kerjasama siswa tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan kerjasama siswa dalam proses penelitian berlangsung mengenai

penerapan metode cooperative learning tipe group investigation dalam

pembelajaran sejarah.

2. Wawancara

Menurut pendapat dari Sugiyono (2006: 137) memaparkan sebagai berikut:

(37)

40

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara ini dipakai sebagai alat untuk memperoleh data mengenai

pendapat siswa tentang peningkatan kerjasama siswa dalam pembelajaran sejarah

melalui metode cooperative learning tipe group investigation. Adapun wawancara

ini dilakukan setiap kali selesai melakukan tindakan dengan mewawancarai dua

orang siswa dan guru pamong sekolah

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Sukmadinata (2010: 221-222) mengungkapkan

bahwa:

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dipilih dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menyimpan

hasil rekaman melalui alat penyimpan audio, visual dan audio visual seperti

kamera handphone atau video recorder. Ini dipakai sebagai alat untuk

memperoleh data mengenai gambaran saat melakukan penelitian. Adapun

data-data yang diperoleh dari studi dokumentasi tersebut adalah berupa surat ijin

melakukan penelitian, surat keterangan telah melakukan penelitian, daftar

kehadiran siswa, dan lain sebagainya.

G.Analisis Data

Peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh dari instrumen penelitian

yang digunakan dari langkah-langkah pengolahan data akan dilakukan sebagai

berikut:

1. Data Kuantitatif

Pengolahan data untuk mengukur kerjasama siswa diolah secara kuantitatif

(38)

41

Jajang Nurjaman,2014

NO. DAFTAR FPIPS: 2043/UN.40.2.3/PL/2014PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penskoran performance kerjasama siswa dan laporan hasil diskusi investigasi

kelompok secara keseluruhan yaitu;

1) Performance mengenai kerjasama siswa, menentukan skor hasil pengamatan

kerjasama siswa dan penggunaan metode cooperative learning tipe group

investigation yang akan diperoleh setiap kelompok. Skor tersebut di dapat

dengan cara menjumlahkan semua skor yang diberikan oleh observer untuk

setiap bentuk kegiatan dalam lembar observasi. Jumlah skor maksimal yang

akan diperoleh setiap kelompok adalah 21 (3 x 7) dan skor minimalnya 7 (1 x

7).

2) Product berupa laporan hasil diskusi investigasi kelompok, menentukan skor

dari pengamatan laporan hasil diskusi investigasi kelompok yang diperoleh

setiap kelompok. Skor tersebut di dapat dengan cara menjumlahkan semua skor

yang diberikan oleh observer untuk setiap bentuk kegiatan dalam lembar

observasi. Jumlah skor maksimal yang akan diperoleh setiap kelompok adalah

15 (3 x 5) dan skor minimalnya 5 (1 x 5).

2. Data Kualitatif

Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Data-data yang terkumpul diberikan kode-kode tertentu menurut jenis dan

sumbernya.

2) Peneliti melakukan interpretasi data. Hal ini dilakukan untuk memudahkan

memberi penjelasan terhadap temuan hasil penelitian.

3) Data diolah sesuai dengan jenis datanya. Pengolahan data di dapat dari rubric

akan dilakukan dengan menghitung skor yang di dapat masing-masing

kelompok siswa, sedangkan lembar observasi akan diolah dengan melihat

perubahan yang terjadi pada setiap kelompok siswa dan membandingkan

situasi dan kondisi sebelum dan sesudah tindakan dilakukan.

Data yang baik adalah data yang valid, suatu data dikatakan valid jika data

tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validasi merupakan salah

Gambar

Tabel
Gambar  3.1   Adopsi Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc
Gambar 3.1 Adopsi Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis
gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dipilih dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan yang berada dalam kondisi industri tumbuh lambat padahal kondisi makro sedang membaik.. *) keterangan/ contoh SPACE Matrix. Contoh Aplikasi

Beberapa keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini diantaranya adalah belum mampu menampilkan semua indikator yang mungkin terkait dalam variabel motivasi kerja

(1) the designed system enables the communication among different platform and datasets, including smart phones, web, and desktop application whether it is structured, semi-

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di

No. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa interval jumlah aktivitas off task yang diobservasi oleh guru pendamping selama 90 menit dapat terlihat bahwa siswa yang tidak

Perancangan dan simulasi Cycloconverter sebagai pengendali kecepatan motor induksi satu fasa berbasis mikrokontroller AT 89S52.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Studi Komparasi Pertunjukan Sisingaan Lingkungan Seni Tresna Wangi dan Lingkungan Seni Pusaka Wangi di Kabupaten Subang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Furthermore, women with low education level had 86% greater risk of (pre-)eclampsia (RRa=1.86, P=0.005), while middle education level had 72% greater risk of