• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENGARUH INTERVENSI IONTOPHORESIS SER-C TERHADAP HIPERPIGMENTASI PADA KULIT WAJAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PENGARUH INTERVENSI IONTOPHORESIS SER-C TERHADAP HIPERPIGMENTASI PADA KULIT WAJAH."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit yang sehat terlihat sebagai kulit yang optimal secara fisik maupun

fisikologik. Secara fisik, terlihat dari warna, konsistensi, kelenturan, struktur

bentuk dan besarnya sel-sel lapisan kulit. Sedangkan secara fisikologik,

lapisan kulit teratas selalu tumbuh dan mengelupas kembali. Pada lapisan

kulit yang sehat, regenerasi ini umumnya berlangsung selama 28 hari

(Graham dan Burns, 2005).

Berbagai macam perubahan pada kulit wajah, disebabkan oleh berbagai

faktor. Paparan sinar matahari pada kulit akan menyebabkan proses

melanogenesis yaitu pembentukan melanin yang berlebihan khususnya pada

wajah, penggunaan kosmetik yang mengandung bahan kimia melebihi

toleransi dan berlangsung lama, kebiasaan menggunakan alat kontrasepsi

yaitu jenis hormonal, penggunaan obat-obatan yang bersifat fototoksik,

kehamilan serta faktor genetik (Fitzpatrick, et al, 2005).

Hasil penelitian Rahman, dkk (2007) di Khasmir, bahwa 167 pasien

yang dilakukan pemeriksaan kulit, 40,7% tergolong hiperpigmentasi, dan

62,3% terjadi pada wanita dengan usia antara 13 sampai 60 tahun, dan

disebabkan oleh penggunaan kosmetik yang mengandung bahan kimia

(2)

2

wanita usia di atas 30 tahun sangat rentan menderita hiperpigmentasi, dan

10% di alami oleh pria.

Perawatan korektif atau perbaikan bisa dilakukan dengan cara atau alat

mikrodermabrasi, iontophoresis, LASER, chemical peeling, mesotherapy,

sonophoresis, dan pemakaian krim malam atau krim pengelupas kulit yang

juga membantu proses penipisan flek (Oh, 2005).

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terjadi pada kulit begitu kompleks, antara lain

kelainan pigmentasi yaitu hiperpigmentasi. Untuk mengembalikan kondisi

kulit yang lebih baik yang bertujuan untuk mengurangi hiperpigmentasi pada

kulit wajah, mencerahkan kulit wajah dari dalam, mengurangi teroksidasinya

melanin dan menghambat pembentukan melanin dapat dilakukan dengan

berbagai macam tindakan. Namun dalam prosesnya, iontophoresis dapat

memberikan efek yang baik dalam menghantarkan ser-C dan tidak

meninggalkan efek negatif pada kulit.

Sebuah uji mengenai Iontophoresis vitamin C dilakukan untuk

menunjukkan keefektifannya dalam menangani hiperpigmentasi yang

hasilnya membaik setelah diberi perawatan dua kali seminggu selama 12

minggu yang dilakukan 6 menit secara khusus untuk setiap kali kunjungan

(Huh, et al, 2002). Sedangkan menurut Miwa dan Suzuki (2002), untuk

masalah hiperpigmentasi diberikan perawatan selama 4 minggu dilakukan 8

(3)

3

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penelitian tentang

pengaruh iontophoresis ser-C terhadap hiperpigmentasi pada kulit wajah

menjadi penting dilakukan karena bila tidak dilakukan perawatan atau tidak

ditangani dengan cara yang benar maupun penggunaan kosmetika yang tidak

tepat, selain dapat mengurangi nilai estetika juga akan menyebabkan

pelebaran area pigmentasi, memacu proses penuaan kulit sehingga terjadi

penuaan dini, dan memacu pertumbuhan tumor, baik itu tumor jinak ataupun

tumor ganas (Kariosentono, 2004).

Mengingat bahwa hiperpigmentasi biasanya terjadi pada wanita usia di

atas 30 tahun, maka dari studi pendahuluan didapatkan sampel penelitian

adalah Paguyuban ibu-ibu dilingkungan Nilasari Baru-Desa Gonilan RT.01

RW.10 Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo. Dari 55 orang populasi ditemukan 39

orang mengalami hiperpigmentasi pada wajah.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada pengaruh intervensi

iontophoresis Ser-C terhadap hiperpigmentasi pada kulit wajah.

D. Rumusan Masalah

Adakah pengaruh intervensi iontophoresis Ser-C terhadap

(4)

4

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intervensi

iontophoresis Ser-C terhadap hiperpigmentasi pada kulit wajah.

F. Manfaat Penelitian

1. Membuka wawasan mengenai patogenesis hiperpigmentasi terutama

dalam kaitannya dengan pemanfaatan metode pengobatan yang modern

dan canggih

2. Sebagai dasar untuk mencari alternatif pengobatan terhadap

hiperpigmentasi dengan intervensi iontophoresis

3. Sebagai data penelitian selanjutnya dalam hal peranan fisioterapi terhadap

dunia kecantikan.

4. Sebagai edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya kecantikan pada

kulit wajah serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

teknik perawatan kulit yang aman dan nyaman sehingga menghasilkan

Referensi

Dokumen terkait

Fatimah juga mengambil bagian dalam periwayatan hadis, dengan meriwayatkan 18 hadis. Menurut Ibn al-Jauzi, Fatimah merupakan satu- satunya putri Rasulullah saw. yang turut

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Nilai Gizi Protein dan Pendugaan Umur Simpan Biskuit yang Memanfaatkan Blondo dan Diperkaya dengan Tepung

Di dalam Laporan Kerja Praktek dan Tugas Akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru

Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang; klien (individu atau keluarga), perawat, dan anggota tim perawatan dilakukan oleh banyak orang; klien (individu atau keluarga),

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Mengembangkan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Open Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

3. Mempunyai kemampuan berkomunikasi dalam konteks dunia bisnis. Politeknik NSC Surabaya terus berupaya untuk menyelaraskan kebutuhan industri dengan kegiatan

Jenis hidroponik yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem irigasi tetes yang menggunakan rockwoll, sabut pinang dan sabut kelapa sebagai media