BUKU INFORMASI
MENGINSPEKSI PEMASANGAN INSTALASI
LISTRIK BANGUNAN INDUSTRI MENENGAH
KTL.II02.221.01
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI --- 2
BAB I PENDAHULUAN --- 4
A. Tujuan Umum --- 4
B. Tujuan Khusus --- 6
BAB II MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK BANGUNAN INDUSTRI MENENGAH --- 5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiap kan Pemeriksaan Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah --- 5
1. Merencanakan Perintah Kerja --- 5
2. Pemeriksaan Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah --- 6
3. Menyiapkan Dokumen Gambar Pengawatan Instalasi Fhasa Tunggal Dan Atau Fhasa Tiga --- 15
4. Menyiapkan Alat Uji Dan Aalat K3 Serta Alat Bantu Yang Dibutuhkan. --- 36
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiap kan Pemeriksaan Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah --- 54
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiap kan Pemeriksaan Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah --- 54
BAB III MEMERIKSA INSTALASI LISTRIK BANGUNAN INDUSTRI MENENGAH --- 55
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi listrik Bangunan Industri Menengah --- 55
1. Macam – macam perlengkapan / komponen penangkal petir Instalasi listrik bangunan industri menengah --- 55
2. Cara memeriksa komponen instalasi listrik bangunan industri menengah--- 58
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi listrik
Bangunan Industri Menengah --- 74
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi listrik Bangunan Industri Menengah --- 74
BAB IV MEMEMBUAT LAPORAN --- 75
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan --- 75
1. Cara membuat laporan pemeriksaan --- 75
2. Cara membuat berita acara pemeriksaan --- 75
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan --- 76
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan --- 76
DAFTAR PUSTAKA --- 77
A. Dasar Perundang-undangan --- 77
B. Buku Referensi --- 77
C. Referensi Lainnya --- 77
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --- 78
A. Daftar Peralatan/Mesin --- 78
B. Daftar Bahan--- 78
LAMPIRAN --- 79
Lampiran 1 Contoh Kuesioner --- 80
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menginspeksi Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menginspeksi Pemasangan Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Merencanakan dan Mempersiap kan Pemeriksaan Instalasi Listrik Bangunan
Industri Menengah;
2. Memeriksa Instalasi listrik Bangunan Industri Menengah; 3. Membuat Laporan.
BAB II
MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN PEMERIKSAAN INSTALASI LISTRIK BANGUNAN INDUSTRI MENENGAH
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan Pemeriksaan
Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah.
1. Merencanakan perintah kerja
a. Perintah kerja yang telah diberikan diperiksa untuk memastikan bahwa perintah tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan SOP/Prosedur Operasi Standar meliputi :
1) Rencana kerja
Rencana adalah hasil proses perencanaan berupa daftar ketetapan tentang langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa pelaksananya, di mana, kapan jadualnya dan berapa sumberdaya yang akan digunakan, serta pelbagai keterangan mengenai tolok ukurnya, dalam rangka mencapai hasil. Rencana digunakan manajemen untuk pedoman pengarahan kegiatan dan juga sebagai titik tolak proses pengendalian. 2) Menghubungi pihak terkait
Menguhubungi personil yang berwenang adalah untuk koordinasi agar pekerjaan memasang Instalasi Listrik pada bangunan gedung Industri tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya.Koordinasi itu melibatkan personil-personil:
a) Pengawaspekerjaan
b) Penanggung jawab Panel Memasang Instalasi Listrik Bangunan Industri
c) Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik d) Pekerja yang menggunakan tenaga listrik.
3) Merencanakan alat kerja material, K3
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan kerja adalah usaha – usaha yang dapat menjamin keadaan dan kesempurnaan pekerja beserta hasil karya dan alat – alat kerjanya di tempat kerja. Sedangkan kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha – usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit – penyakit atau gangguan kesehatan yang timbu;ll oleh faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit – penyakit umum.
Informasi Bahaya Sengatan Listrik
Tubuh manusia dapat menghantarkan listrik. Bahkan arus lemah pun dapan mengakibatkan efek berat bagi kesehatan. Kejang-kejang, terbakar, kelumpuhan otot atau bahkan kematian, tergantung pada seberapa besar arus yang mengalir pada tubuh, sirkulasi aliran arus dan durasi waktu sengatannya maka salah satu untuk tindakan pencegahan dengan melengkapi papan informasi peringatan yang membahayakan akibat tegangan listrik dan anjuran pemakaian APD ( Alat Pelindung Diri).
Simbol Peringatan Bahaya
Gambar 1
Simbol Peringatan Bahaya
2. Pemeriksaan pemasangan instalasi listrik bangunan industri menengah. a. Cara memeriksa kualitas pekerjaan
Listrik adalah elemen yang sangat penting dari bangunan industri atau pabrik. Oleh karena itu faktor kenyamanan dan keamanan sangat harus diperhatikan ketika saat melakukan pemasangan dan pemeriksaan instalasi listrik di industri / pabrik sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah.
Gambar 2
PHB Instalasi Listrik Industri
Masalah yang bisa ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik pada industri / pabrik yang salah, seperti kurang daya, konsleting, mesin dan alat-alat elekronik yang bisa rusak karena listrik tidak stabil bahkan bisa ke hal-hal yang fatal seperti kebakaran.
Gambar 3 Panel Instalasi Listrik
Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam cara pemasangan dan pemeriksaan instalasi listrik pada bangunan industri dan pabrik seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya, komponen / peralatan listrik yang dipakai, gunakanlah yang sudah teruji dan tersetandarisasi oleh pemerintah, pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan area masing-masing, dan sebagainya.Bila semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasinyapun akan dirasakan langsung, yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan
listrik. Baik dalam instalasi area industri, ataupun instalasi listrik pabrik harus dilakukan dengan cara yang benar karena resiko yang besar dari penggunaan listrik yang salah bisa menimpa kita semua.
b. Langkah Pemeriksaan Instalasi
Periksa apakah PHB yang dirakit sudah sesuai dengan gambar kerja Periksa apakah peralatan pengaman yang terpasang sudah laik operasi Periksa apakah kabel yang digunakan sudah laik operasi
Periksa titik-titik koneksinya sudah laik operasi
Periksa terminal penghantar netral apakah pada satu titik koneksi ada kabel masukan dan kabel keluaran yang bertumpuk
Periksa apakah semua fungsi kendali PHB, metering, signaling sudah laik operasi
Periksa apakah sudah memenuhi kewajiban criteria aman, amdal dan akrab lingkungan.
c. Cara Pengujian Kelaikan PHB penerangan Pengujian Kelaikan PHB meliputi :
1) Kondisi tidak bertegangan Selektivitas (Visual) Kontinuitas
Polaritas ( kode warna kabel power ) Kebocoran isolasi
Resistansi grounding Kekuatan konektor
Pengujian safety (keselamatan) 2) Kondisi bertegangan
Urutan fasa
Tegangan Len ke Len 3) Tegangan Len ke Netral
PHB, dengan merujuk ke :
PUIL (1.2.10.2) PHB harus tahan terhadap arus hubung pendek yang dapat timbul didalamnya dengan cara memperhitungkan kerja gawai proteksi yang terpasang didepannya lihat gambar 2.
10 A 10 A 10 A NC100LH F1 30 A Gambar 4
Rangkaian sistem proteksi
Arus hubung pendek NFB(up stream) ini harustidak tripp !!
NFB NC100LH (down stream) = pemutus daya reaksi cepat, shg seberapapun besarnya arus
hubung pendek di Z hanya NFB NC100LH saja yang terbuka.Kontinyuitas layanan ke cabang 2 lainnya tetap terjaga.
Jadi apabila terjadi gangguan pada suatu titik maka alat pengaman down stream atau yang paling dekat dengan titik gangguan harus terputus(tripp) lebih dulu dari pada alat pengaman up stream.
Z
Incoming cable NYY 4 X 6 mm2 BC 10 mm2 CT F6 F7 F8F9F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X2 F1 30 A X4 N PE F6 – F17 6 A F2 – F5 10 A F1 30 A 1 2 34 56 78 9101112 X1
Gambar.3 susunan pengaman dengan memenuhi syarat selektifitas , pengaman utama F1= 30 A, pengaman kelompok F2 – F5 =10A, pengaman cabang F6 – F17=6 A
Gambar 5
Susunan Rangkaian Pengaman
d. Pengujian kontinuitas
Pengujian ini tujuannya adalah untuk membuktikan apakah pengkabelan system PHB sudah tersambung dengantepat dan benar.
Pengujian dilakukan dengan multi meter pada mode operasi sinyal suara bunyi meliputi :
Rangkaian kabel power fasa 1,2,3 dari F1 sampai dengan terminal blok X1.
Rangkaian kabel power netral, dari busbar netral X2 ke terminal blok X1 dan ke terminal netral lampu indicator dan volt meter.
Rangkaian lampu indicator dari F18 ke lampu H1, H2, H3. Rangkaian Volt meter dari F18 ke VSS, ke Volt meter.
Multimeter Analog/Digital disiapkan, set pada gambar simbol sinyal suara Bila PHB sudah terhubung ke sumber tegangan incoming, lakukan prosedur
putus hubung. Sehingga pada waktu pengerjaan PHB sudah bebas tegangan.
Buat tabel pengukuran sehingga pekerjaan terencana.
i. Cara Pengujian Kontinuitas Rangkaian Power
Gambar 6
Contoh Rangkaian pengkabelan system Panel
Incoming cable NYY 4 X 6 mm2 BC 10 mm2 CT F6 F7 F8 F9 F10F11F12F13F14F15F16F17 F2 F3 F4 F5 N F18 X3 X2 F1 30A X4 N PE 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 X1
A
A
A
V
V1 V2 A1 A2 A3 H1 H2 H3 R V1 N B Y V2 V1 V2 z QTabel pengukuran:
F1=F2, F3 , F4, F5 – F6 sampai dengan F17 dalam posisi ON
Titik pengujian Hasil Kesimpulan
F1 - X1 Fasa 1 F1 - fasa 1 X1 Fasa 2 F1 - fasa 2 X2 Fasa 3 F3 - fasa 3 X3
Bunyi Pengkabelan dari F1 ke X1 baik dan benar
X2 - X1 Busbar netral–Netral X1 Bunyi Pengkabelan netral baik dan benar
X3 - X1 Busbar grounding–Netral X1 Bunyi Pengkabelan grounding baik dan benar
e. Cara Pengujian Kontinuitas Rangkaian Lampu Indikator
Multimeter Analog/Digital disiapkan, set pada gambar simbol sinyal suara Buat tabel pengukuran sehingga pekerjaan terencana
Tabel pengukuran:
F5 dalam posisi Off , F18 dan Lampu indicator dalam keadaan terpasang
Titik pengukuran Hasil Kesimpulan
F18 - H1, H2, H3
Terminal netral – H1. H2, H3
F18 fasa 1 - lampu fasa 1 F18 fasa 2 - lampu fasa 2 F18 fasa 3 - lampu fasa 3 Terminal netral – Netral lampu fasa 1, fasa 2 dan fasa 3
Bunyi
Bunyi
Pengkabelan dari F18 ke fasa lampu indicator baik dan benar
Pengkabelan penghantar netral baik dan benar
f. Cara Pengujian Kontinuitas Rangkaian Volt meter
Multimeter Analog/Digital disiapkan, set pada pengukuran resistansi pada skala x 1kΩ
Tabel pengukuran:
F5 dalam posisi Off , F18 dan volt meter dalam keadaan terpasang, lampu indicator H1, H2, H3 dilepas
Titik pengukuran Hasil Kesimpulan
F18 Posisi VSS RS F18 fasa 1 –F18 fasa 2 Posis VSS ST F18 fasa 2 –F18 fasa 3 Posisi VSS TR F18 fasa 3 –F18 fasa 1 Nilai resistansi terukur sama dengan resistansi dalam Vollt meter
Pengkabelan pengukuran tegangan len baik
dan benar F18 Posisi VSS RN F18 fasa 1 –Netral Posis VSS SN F18 fasa 2 –Netral Posisi VSS TN F18 fasa 3 –Netral Nilai resistansi terukur sama dengan resistansi dalam Vollt meter
Pengkabelan pengukuran tegangan fasa baik
dan benar
g. Cara Pengujian Kontinuitas Rangkaian Amper meter dan CT
Multimeter Analog/Digital disiapkan, set pada pengukuran resistansi pada skala x 1Ω
Buat tabel pengukuran sehingga pekerjaan terencana Tabel pengukuran:
Ujung kabel fasa1, fasa2 dan fasa3 dari amper meter masing-masing dilepaskan dari terminal CT. Ujung kabel yang digabung menjadi satu titik sambung pada CT(Z) jangan dilepaskan.
Titik pengukuran Hasil Kesimpulan
X4
Fasa 1 - Q Fasa 2 - Q Fasa 3 - Q
Nilai resistansi terukur sama dengan
resistansi dalam Amper meter
Pengkabelan pengukuran arus len1, len2, len3 baik dan benar
h. Cara Pengujian Kontinuitas Rangkaian Grounding
Multimeter Analog/Digital disiapkan, set pada gambar simbol sinyal suara
Buat tabel pengukuran sehingga pekerjaan terencana
Tabel pengukuran:
Titik pengukuran Hasil Kesimpulan
X3 - X1 Busbar gruounding – X1 Busbar grounding - BKT Bunyi Bunyi Pengkabelan grounding ke X1
baik dan benar Pengkabelan grounding ke BKT
baik dan benar
i. Pengujian Polaritas ( kode warna kabel power )
Standar kode warna isolasi kabel pada PHB sangat berkaitan dengan keselamatan system PHB itu sendiri karena akan memudahkan para teknisi dalam proses pengerjaan PHB. Sebagai pedoman untuk pengujian harus merujuk ke Tabel dibawah ini.
Pengujian ini dilaksanakan dengan cara melakukan inspeksi kode warna kabel apakah sudah sesuai dengan PUIL seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.Warna dan lambang pengenal penghantar (PUIL 2000:300)
Inti atau Rel
Pengenal Dengan
Huruf Lambang Dengan Dengan Warna
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik:
B. Instalasi perlengkapan listrik: fasa satu fasa dua fasa tiga U/X V/Y W/Z Merah Kuning Hitam C. Instalasi arus searah:
positif negatif kawat tengah L + L – M + - Biru
D. Penghantar netral N Biru
E. Penghantar pembumian PE Loreng
hijau-kuning
3 Menyiapkan Dokumen Gambar Pengawatan Instalasi Fhasa Tunggal dan Atau Fhasa Tiga .
a. Dokumen gambar pengawatan instalasi fasa tunggal dan fasa
Tahap yang cukup penting sebelum memulai kegiatan inspeksi instalasi listrik adalah memeriksa dokumen gambar pengawatan dan mempelajarinya. Dengan memeriksa gambar pengawatan dan mempelajarinya seseorang dapat dengan segera memahami instalasi listrik yang akan di inspeksi. Berikut contoh diagram pengawatan instalasi listrik.
1) Gambar Situasi
Tujuan pembuatan Gambar Situasi adalah instalatir mengetahui letak rumah yang akan dipasang instalasi sehingga mampu mengisi surat/blanko Jaminan Instalasi dan Asuransi Kecelakaan Diri.
Gambar situasi instalasi listrik bangunan gedung juga, menunjukan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancanganpenyambungannya dengan sumber tenaga listrik.(PUIL4.1.2.3 a)
Jl. Kelinci Jl. D ew i Sar tika Jl. Raya Cawang Lokasi:
Jl. Kelinci no. 6 Jakarta Timur
utara
Skala 1:1000
Cililitan
Kp. Melayu
Gambar 7 Denah Gambar Situasi
Gedung Praktek Asembling R. Teori Gudang Ruang Pimpinan K a m a r K e cil
R. Teori R. Teori R. Teori R. Teori
Ruang Dosen Ruang per cetakan General Office
Ruang Gambar 1 Ruang CAD CAM
Ruang Seminar Aula perkuliahan Ruang dokumentasi Ruang KAJUR Ruang KAJUR Ruang KAJUR LVMDP SDP4 SDP2 SDP1 SDP3
Kabel Power Ke Gedung Praktek Asembling
Outgoing Cable Incoming
Cable
Gambar 8
2) Gambar Rancangan Tata Letak
Tujuan pembuatan Gambar Rancangan Tata Letak adalah instalatir mengetahui letak titik-titik peralatan listrik (lampu dan kotak kontak) pada bangunan yang akan dipasang sesuai pembagian kelompoknya.
Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti
titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB dan lain-lain. Gambar instalasi meliputi : (PUIL4.1.2.3 b) :
. Gambar rancangan tata letak instalasi listrik . Gambar rancangan hubungan perlengkapan listrik
3,00m 6,00m 6,00m 6,00m 6,00m 3,00m 2 ,50 m 5 ,00 m 012 L13 L12 L11 L10 L9 L8 L7 L6 L5 L4 L3 L2 L1 L14 L15 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 T12 T13 T14 T15 T16 T17 T18 T19 T20 T21 T22 T23 T24 T25 T26 T27 1 012 F2 F3 F4 F5 F6 F1 012 012 012 012 012 012 012 012 012 012 12 Gambar 9
Rancangan Tata Letak Perlengkapan Listrik Pada Bangunan Gedung Industri
3) Gambar rancangan hubungan perlengkapan listrik
Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau
3,00m 6,00m 6,00m 6,00m 6,00m 3,00m 2 ,50 m 5 ,00 m 012 L13 L12 L11 L10 L9 L8 L7 L6 L5 L4 L3 L2 L1 L14 L15 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 T12 T13 T14 T15 T16 T17 T18 T19 T20 T21 T22 T23 T24 T25 T26 T27 1 2,3,4 5 2 3 4 012 F2 F3 F4 F5 F6 F1 012 012 012 012 6 8 8 012 012 012 012 012 012 7 12 12 11 11 10 9 9 Gambar 10
Rancangan Hubungan Perlengkapan Listrik Pada Bangunan Gedung Industri
4) Diagram Garis Tunggal
Tujuan pembuatan Diagram Garis Tunggal adalah instalatir mengetahui jalur-jalur pemasangan kabel dan berapa jumlah serta jenis kabel yang lewat pada jalur tersebut.
Diagram garis tunggal, yang meliputi :
1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal komponennya; SNI 04-0225-2000
2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya;
3) Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18;( PUIL ) 4) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.
01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 80 W 80 W 80 W 80 W 80 W 5 x 80 W 4 x 80 W 8 x 100 W 3 x 80 W 3 x 80 W 2 x 100 W 3 x 80 W 80 W 80 W 80 W 80 W 80 W 80 W 3 x 80 W 3 x 80 W 7 x 100 W 3 x 80 W 2 x 100 W Sirkit 1 Sirkit 2 Sirkit 3 Sirkit 4 Sirkit 4 Sirkit 5 Sirkit 6 Sirkit 8 Sirkit 7 Sirkit 12 Sirkit 11 Sirkit 10 Sirkit 9 Sirkit 12 R S T Gambar 11
tiang listrik Alat Pengkur dan Pembatas (APP) Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) utama Saluran Utama Pelanggan sirkit
cabang akhirsirkit
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) cabang sirkit akhir Sambungan Rumah sirkit akhir sirkit akhir sirkit akhir Gambar 12
5 ) Tabel Rekapitulasi Daya
Tujuan pembuatan Tabel Rekapitulasi Daya adalah supaya instalatir mengetahui: 1. Jenis dan besar pengaman dalam Perlengkapan Hubung Bagi (PHB).
2. Pembagian kelompok, jenis, dan besar daya, sampai total daya beban pada instalasi tersebut.
6) Diagram Pengawatan Skema hubungan fhasa tiga
Tujuan pembuatan Diagram Pengawatan adalah supaya instalatir mengetahui dengan lebih mendetail jenis dan penggambaran fhasa tiga kabel dan perlengkapan listrik pada instalasi yang akan dipasang.
Gambar 13
Skala 1:100
Gambar 14
7) Tabel Bahan Instalasi
Tujuan pembuatan Tabel Bahan Instalasi adalah merinci semua bahan yang diperlukan untuk pemasangan sehingga mempermudah pembelian bahan tersebut.
Contoh Tabel Bahan Instalasi:
NO BAHAN SPESIPIKASI SATUA
N JUMLAH SPARE TOTAL
1 PHB 4A – 500V buah 1 - 1
2 MCB Mitsubishi 10 A buah 2 - 2
3 MCB Mitsubishi 20 A buah 1 - 1
4 Pipa ⅝” PVC batang 10 - 10
5 Kotak sambung
-Cabang 3 ⅝”, hitam buah 20 2 25
-Cabang 4 ⅝“, hitam buah 1 1 2
6 Kabel NYM 3x2.5 mm2 meter 25 3 27.5
NYM 2x2.5 mm2 meter 25 3 27.5
7 Sakelar tunggal 6A, Broco putih buah 3 - 3
8 Sakelar Seri 6A, Broco putih buah 2 - 2
9 KKB 200VA/6A, Broco putih buah 1 - 1
10 Fiting Lampu PJ.
Hitam buah 6 - 6
Lampu
- Pijar 60 watt, PHILIPS buah 4 - 4
- Pijar 40 watt, PHILIPS buah 10 - 10
- TL 40 watt, PHILIPS buah 1 - 1
11 Klem kabel No. 12 plastik 5 1 6
12 Isolasi band standar rol 5 1 6
13 skrup ¾ “ kotak 1 - 1
14 Kabel ground NYY, 6 mm2 meter 3 - 3
15 Elektrode Galvanis 0,01 mm meter 2 - 2
b. Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik
Tabel Flowchart Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik:
3
mengajukan permohonan pemasangan instalasi baru
6
konsumen sudah dapat menikmati listrik
5a
sudah ada jaringan listriknya
sudak adakah jaringan listriknya?
5b
belum ada jaringan listriknya konsumen menunggu pemasangan jaringan listrik baru konsumen mengisi Kontrak Penyambungan 4 mengadakan suvei ke lokasi konsumen listrik
2
memasang instalasi sesuai dengan keinginan
konsumen
PLN
1
meminta pemasangan listrik pada instalatir
instalatir konsumen listrik
Gambar 15
Flowchart Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik
Keterangan:
Jaringan listrik yang dimaksud adalah tiang dan kabel listrik di jalan sampai gardu listrik.
apabila konsumen harus menunggu, tenggang waktu pemasangan jaringan bervariasi dari 10, 30, sampai 100 hari tergantung dari kesulitan pemasangan di
c. Surat Pernyataan Kontrak Penyambungan
Surat ini didapat bila Saudara melapor ke PLN untuk penyambungan listrik baru. Setelah dibaca setiap pasal dengan teliti dan menyetujuinya Saudara dapat mengisi dan mengembalikannya maka PLN akan mencatat bahwa Saudara adalah pelanggan baru.
d. Surat Permintaan Sambungan Baru / Perubahan Daya / Tarip
Dengan mengisi blanko ini Saudara dapat memilih:
1) Sambungan Baru, berarti Saudara meminta PLN untuk menyambungkan listrik ke bangunan Saudara yang belum dialiri listrik.
2) Perubahan Daya, berarti Saudara ingin menurunkan atau menaikan daya listrik pada bangunan Saudara misalnya dari 1300 VA ke 900 VA atau sebaliknya.
3) Tarip, berarti Saudara menginginkan pergantian Golongan Tarip misalnya dari R1 ke R2 atau dari R ke B.
Untuk lebih mengerti lihatlah Tarif Dasar Listrik – 2002 pada Lampiran.
Setelah Saudara isi dengan teliti kembalikan blanko ini tapi jangan lupa ditandatangani terlebih dahulu.
Contoh Pengisian Surat Permintaan-Sambungan Baru:
keterangan:
No. sebelah kanan atas dibiarkan kosong saja, No. Kontrol biarkan kosong juga.
No. Kontrak adalah nomor pelanggan, untuk Pemasangan Baru dikosongkan saja.
Contoh Pengisian Surat Permintaan-Perubahan Daya :
keterangan:
No. sebelah kanan atas dibiarkan kosong saja, No. Kontrol biarkan kosong juga.
No. Kontrak adalah nomor pelanggan harus diisi dengan mencocokan dengan lembar Rekening Listrik bulanan konsumen (tiap pelanggan berbeda).
Perubahan daya dari 1300 VA menjadi 2200 VA.
e. Rekening Listrik Rumah
Contoh-contoh di bawah ini berdasarkan Tarif Dasar Listrik 2002 jadi tidak dapat digunakan pada tahun-tahun berikutnya karena pasti terdapat perubahan tarif listrik yang diberlakukan oleh PLN. Tapi cara menganalisa rekening listrik tahun berikutnya pasti sama dengan contoh-contoh berikut ini.
Contoh 1:
Perhatikan Rekening Listrik Bapak Dedi Kasaha di bawah baik-baik, lalu lihatlah penjelasan kolom-kolom pentingnya dengan melihat uraian ini.
Kolom Daya (VA)
Kolom ini berisi berapa daya yang terpasang pada rumah Bapak Dedi Kasaha yaitu 450 VA. Pengelompokkan daya lainnya dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik yang diberikan PLN secara cuma-cuma kepada pelanggan (LAMPIRAN)
Kolom Tarip
Kolom ini menunjukkan daya 450 VA termasuk Gol Tarip R1M (Huruf M adalah huruf tambahan dari PLN).
Pengelompokkan Gol. Tarip lainnya dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik. (LAMPIRAN)
Kolom Harga per kVA Biaya Beban
Kolom ini menunjukkan berapa Harga per kVA Biaya Beban pada daya tersambung. Harga per kVA Biaya Beban = Rp 7.862 dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik (LAMPIRAN)
Kolom Harga per kWh, terdiri dari Blok 1, Blok 2, & Blok 3
Kolom ini menunjukkan berapa Harga per kWh pada blok masing-masing.
Harga per kWh ( Blok 1 = 160, Blok 2 = 334, Blok 3 = 377) dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik (LAMPIRAN)
Kolom Angka Kedudukan, terdiri dari Akhir & Yang Lalu
Kolom ini menunjukkan angka yang tertera pada kWh meter. Akhir (3000) untuk angka pada akhir bulan sedangkan Yang Lalu (2900) adalah angka pada awal bulan. Kolom Pemakaian
Kolom ini menunjukkan besarnya daya yang dipakai tiap blok. Angka-angka ini didapat dari selisih Angka Kedudukan.
Selisih Angka Kedudukan: = Akhir - Yang Lalu = 3000 – 2900
= 100 (harus dibagi kedalam blok 1, blok 2, & blok 3) Blok 1 (0-30 kWh), dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik
Jadi Blok 1 = 30
Blok 2 (31-60 kWh), dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik Jadi Blok 2 = 30
Kolom Rincian Rekening Listrik
Beban = Harga per kVA Biaya Beban x Daya (kVA) = Rp 7.862 x 0,45
= Rp 3.525 (dibulatkan ke bawah)
Blok 1 = Harga per kWh Blok 1 x Pemakaian Blok 1 = Rp 160 x 30
= Rp 4.800
Blok 2 = Harga per kWh Blok 2 x Pemakaian Blok 2 = Rp 334 x 30
= Rp 10.000 (dibulatkan ke bawah)
Blok 3 = Harga per kWh Blok 3 x Pemakaian Blok 3 = Rp 377 x 40
= Rp 15.050 (dibulatkan ke bawah) PTL= Blok 1 + Blok 2 + Blok 3
= Rp 4.800 + Rp 10.000 + Rp 15.050 = Rp 33.375
MET= Rp 0 (untuk R1M Rp 0 sedangkan untuk R2M&R3M MET = Rp 3.000) TOTAL= PTL + MET
Contoh1. Rekening Listrik :
PT. PLN (PERSERO) REKENING LISTRIK
UNIT DISTRIBUSI JAKARTA RAYA &
TANGERANG NO.PELANGGAN
BULAN/TA
HUN NOMOR INKASO
UNIT PELAYANAN:
SERPONG DES / 2002
JL. RAYA SERPONG BSD SEKTOR 8
SUDAH TERIMA DARI
NAMA:DEDI KASAHA TEMPAT PEMBAYARAN:
ALAMAT: NO. KONTRAK:
UANG SEJUMLAH: TIGA PULUH TIGA RIBU TIGA RATUS TUJUH PULUH LIMA RUPIAH GUNA PEMBAYARAN REKENING
LISTRIK KODE KEDUDUKA
N
KODE
GOL DAYA (VA) TARIP HARGA PER KVA HARGA PER KWH BIAYA BEBAN L.W.B / BLOK 1 W.B.P / BLOK 2 KVARH / BLOK 3 450 R1M 7.862 160 334 377
ANGKA KEDUDUKAN FAKTOR KALI PEMAKAIA N
DATA TEKNIK ANGSURAN
METER AKHIR YANG LALU
3000 2900 30
30
40
INFORMASI RINCIAN REKENING LISTRIK
BEBAN: 3.525 MET: 0 BLOK 1: 4.800 BLOK 2: 10.000 BLOK 3: 15.050 PTL: 33.375 TOTAL: 33.375 GENERAL MANAGER
Contoh 2 :
Perhatikan Rekening Listrik Ibu Ana Putri Yuwita di bawah baik-baik lalu lihatlah lagi penjelasan kolom-kolom pentingnya dengan melihat uraian ini.
Kolom Daya (VA)
Daya yang terpasang pada rumah Ibu Ana.P.Y yaitu 1300 VA. Kolom Tarip
Daya 1300 VA, termasuk Gol Tarip R1M (Huruf M adalah huruf tambahan dari PLN).
Kolom Harga per kVA Biaya Beban
Harga per kVA Biaya Beban pada daya 1300 VA = Rp 26.271 (dapat dilihat pada LAMPIRAN)
Kolom Harga per kWh, terdiri dari Blok 1, Blok 2, & Blok 3
Harga per kWh (Blok 1 = 327, Blok 2 = 346, Blok 3 = 404) (dapat dilihat pada LAMPIRAN)
Kolom Angka Kedudukan, terdiri dari Akhir & Yang Lalu
Akhir (42172) untuk angka pada akhir bulan sedangkan Yang Lalu ( 42000) adalah angka pada awal bulan.
Kolom Pemakaian Selisih Angka Kedudukan
= Akhir - Yang Lalu = 42172 – 42000
= 172 (harus dibagi kedalam blok 1, blok 2, & blok 3) Blok 1 (0-20 kWh), dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik
Jadi Blok 1 = 20
Blok 2 (21-60 kWh), dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik Jadi Blok 2 = 40
Blok 3 (>60 kWh), dapat dilihat pada lembar Tarif Dasar Listrik Jadi Blok 3 = 112
(Blok 1+ blok 2 + Blok 3 = 100) (20 + 40 + 112 = 172)
Kolom Rincian Rekening Listrik
Beban = Harga per kVA Biaya Beban x Daya (kVA) = Rp 26.271 x 1,3
= Rp 34.150 (dibulatkan ke bawah)
Blok 1= Harga per kWh Blok 1 x Pemakaian Blok 1 = Rp 3427 x 20
= Rp 6.525 (dibulatkan ke bawah)
Blok 2 = Harga per kWh Blok 2 x Pemakaian Blok 2 = Rp 346 x 40
= Rp 13.825 (dibulatkan ke bawah)
Blok 3 = Harga per kWh Blok 3 x Pemakaian Blok 3 = Rp 404 x 112
= Rp 45.225 (dibulatkan ke bawah) PTL= Blok 1 + Blok 2 + Blok 3
= Rp 6.525 + Rp 13.825 + Rp 45.225 = Rp 99.725
MET= Rp 0 (untuk R1M Rp 0 sedangkan untuk R2M&R3M MET = Rp 3.000) TOTAL= PTL + MET
Contoh 2. Rekening Listrik :
Ket: Kolom-kolom yang diisi adalah kolom-kolom penting yang harus diperhatikan untuk mencari TOTAL tarif yang harus dibayar.
PT. PLN (PERSERO) REKENING LISTRIK
UNIT DISTRIBUSI JAKARTA RAYA & TANGERANG
NO.PELANG GAN
BULAN/T
AHUN NOMOR INKASO UNIT PELAYANAN:
SERPONG DES / 2002
JL. RAYA SERPONG BSD SEKTOR 8
SUDAH TERIMA DARI
NAMA: ANA PUTRI.Y TEMPAT PEMBAYARAN:
ALAMAT: NO. KONTRAK:
UANG SEJUMLAH: SEMBILAN PULUH SEMBILAN RIBU TUJUH RATUS DUA PULUH LIMA RUPIAH GUNA PEMBAYARAN REKENING
LISTRIK KODE KEDUDUKA
N
KODE
GOL DAYA (VA) TARIP HARGA PER KVA HARGA PER KWH BIAYA BEBAN L.W.B / BLOK 1 W.B.P / BLOK 2 KVARH / BLOK 3 1300 R1M 26,271 327 346 404
ANGKA KEDUDUKAN FAKTOR KALI PEMAKAI AN
DATA TEKNIK ANGSURAN
METER AKHIR YANG LALU 42172 42000 20 40 112
INFORMASI RINCIAN REKENING LISTRIK
BEBAN: 34,150 MET: 0 BLOK 1: 6,525 BLOK 2: 13,825 BLOK 3: 45,225 PTL: 99,725 TOTAL: 99,725 GENERAL MANAGER
4. Menyiapkan Alat Uji Dan Aalat K3 Serta Alat Bantu Yang Dibutuhkan.
Peralatan yang dibutuhkan dikumpulkan untuk kemudian diperiksa satu persatu untuk memastikan bahwa peralatan tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan.
a. Peralatan yang dibutuhkan :
1) Tool kit (alat-alat listrik yang dikemas dalam satu set yang didalamnya terdapat: Obeng + dan Obeng – dengan berbagai macam ukuran, Tang, Solder, Palu, Testpen, Multitester/Avo meter)
2) Alat pengukur isolasi (Megger)
3) Alat khusus sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan b. Kelengkapan Kerja yang dibutuhkan :
1) Tangga
2) Sarung tangan 3) Helmet
4) Pakaian kerja 5) Safety shoes
Megger (Isolasi Meter)
Megger adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya tahanan isolasi listrik dalam satuan mega ohm, karena itu alat ini sering juga disebut dengan mega ohm meter.
Gambar 17 Megger
Gambar diatas adalah salah satu gambar megger jenis mekanik Yokogawa Type 3221 Handle Speed 120 rpm, yang didalamnya terdapat pembangkit listrik (dinamo) yang dapat mengeluarkan arus listrik DC atau aliran rata/searah dengan kemampuan maksimum 500 V dan kemampuan batas ukur sebesar 1000 M.
Selain jenis mekanik juga ada jenis megger transistorized (jenis elektronik) yang menggunakan tenaga listrik sebesar 220 V AC.
Ketentuan besarnya tahanan isolasi yang dipersyaratkan dalam PUIL adalah sebesar 1000 setiap voltnya. Hal tersebut dapat dijelaskan denga contoh berikut :
Bila instalasi listrik yang menggunakan tegangan kerja sebesar 220 V, maka besar tahan isolasi (phase nol/arde) penghantar yang tidak terhubung secara langsung yang memenuhi syarat minimum sebesar 220 x 1000 = 220.000 = 0,22 M.
Jadi bila tahanan isolasi jaringan tersebut kurang dari 0,22 M berarti tahanan kurang baik (kurang dari yang dipersyaratkan), sebaliknya jika nilai tahanan dari pengukuran tersebut lebih besar dari yang disyaratkan
berarti tahanan isolasinya dalam keadaan baik atau telah memenuhi syarat.
Cara menggunakan Megger
Sebelum alat ini digunakan harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan 2 kabel test dan memutarkan engkol dengan kecepatan menengah, maka jarum penunjuk bergerak mendekati angka nol dan apabila kabel dilepas jarum penunjuk akan kembali mendekati angka tak terhingga. Hal ini menunjukkan bahwa megger dalam keadaan baik.
Setelah diketahui keadaan megger, maka pengukuran dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Pengukuran jaringan/instalasi listrik
Rangkaian harus dalam keadaan tidak terhubung langsung maupun terhubung oleh lampu atau oleh beban lain, tetapi saklar/sekering dapat dihubungkan kemudian barulah engkol dapat diputar dengan kecepatan maksimum. Pengukuran ini dapat dilakukan pada instalasi 2 maupun 3 phase. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.
Pengukuran dapat dilakukan secara berurutan sebagai berikut : Phase R dengan S, - S dengan T
Phase T dengan 0, - R dengan T Phase S dengan 0, - T dengan arde Phase R dengan 0, - S dengan arde Phase R dengan arde
M Ω
M Ω
saklar/sekering dapat disambung
2) Pengukuran pada peralatan
Pengukuran tahanan isolasi baik pada instalasi maupun pada peralatan tidak boleh dilakukan dengan memegang jepitannya (tersentuh anggota badan seseorang) karena akan mempengaruhi pengukuran isolasinya. Pengukuran pada motor, trafo dan lain-lain dilakukan hanya untuk mengetahui adanya kebocoran antara kumparan satu dengan yang lainnya atau dengan body motor.
Gambar 19
Pengukuran Tahanan Isolasi Pada Motor Listrik
Yang dimaksud dengan kebocoran yaitu adanya hubungan singkat atau nilai tahanannya kurang memenuhi syarat. Pengukuran yang dilakukan adalah antara :
Kumparan a dengan b, kumparan b dengan c Kumparan a dengan c, kumparan b dengan body Kumparan a dengan body, kumparan c dengan body
Gambar 20
Kebocoran Listrik Pada Peralatan
M Ω x y z a b c u v w MOTOR u v w z x y
Sedangkan pengukuran pada trafo dapat dilakukan antara :
Kumparan primer (input) dengan kumparan sekunder (output). Kumparan primer atau kumparan sekunder dengan body.
Gambar 21
Pengukuran Pada Trafo
3) Cara Pembacaan
Cara pembacaan yang benar agar mendapat hasil yang baik yaitu dengan: Melihat penunjukan jarum secara tegak lurus dengan jarum
penunjuk/bidang skala
Mengulang pengukuran/pembacaan
Meletakkan alat sesuai dengan yang ditentukan Menempatkan alat pada tempat yang terang
M Ω
6
9
12
24
V
110
220
V
Bidang skala pada peralatan
Gambar 22 Bidang Skala
Cara melihat pembacaan jarum yang SALAH
Gambar 23
Pembacaan Skala Yang Salah
0
5
10
15
20
25
50
100
150
200
250
jarum penunjuk bidang skala 90o arah pandanganCara melihat pembacaan jarum yang BENAR
Gambar 24
Pembacaan Skala Yang Benar
Apabila pada pengukuran ternyata jarum menunjuk pada angka 0,5 ini berarti nilai tahanan isolasinya adalah sebesar 0,5 M atau 500.000 , dan apabila penunjukan pada angka 2 ini berarti nilai tahanan isolasinya adalah sebesar 2 M
atau 2 x 1.000.000 = 2.000.000 .
Dalam pengukuran tahanan isolasi nilainya adalah sebesar nilai yang ditunjukkan pada megger secara langsung tanpa perhitungan yang rumit.
4) Jenis-jenis alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan a) Menyiapkan alat kerja, material dan peralatan K3
Sebelum mengerjakan perakitan dan pemasangan PHB perlu dipersiapkan peralatan kerja yang meliputi peralatan kerja K3 atau APD (Alat K3 dan Pelindung
Diri), peralatan kerja mekanik dan peralatan kerja listrik. Peralatan APD (K3)
jarum penunjuk
bidang skala
90o
disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan')
Menyiapkan Alat K3
Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja, antara lain :
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
- Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang timbul sewaktu melakukan aktifitas dibengkel atau dimana saja pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : Faktor manusia , Peralatan dan Alat pelindung Diri ( APD ).
Tabel peralatan K3 (APD):
NamaPeralatan Fisik
1.Helm pelindung
3.Kaca mata pengaman
4.Sarung tangan
5.Sepatu pelindung
b) Peralatan Kerja Mekanik
Peralatan kerja mekanik adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan mekanik seperti pengerjaan melubangi bagian PHB, dinding tembok, mengencangkan komponen pada PHB dan saat memasang PHB ke dinding tembok. Semua jenis peralatan mekanik harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis pekerjaanya.
Tabel peralatan kerja mekanik:
Nama Peralatan Fisik
1.Hand bor impact 1mm sd 13 mm
3.Ramset 10 mm
4. Kunci shock rachet kit 4 sd 21 mm
5. Key hole saw 1 Inchi
6.Kunci pas/ring
8,9,10,11,12,13,14,15mm
7.Gergaji besi
9.Senter punch
11. Mistar baja
12. Tangga Allumunium lipat 2 kaki, tinggi 1,5 m
c) Peralatan Listrik
Peralatan kerja listrik adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan pemasangan instalasi seperti pengerjaan memotong kabel, mengupas isolasi , harness kabel, pemasangan sepatu kabel, pemasangan end sleeve kabel, terminasi, pemeriksaan rangkaian listrik dan pengujian. Semua jenis peralatan listrik harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis pekerjaanya dan keselamatan kerjanya.
Tabel peralatan listrik :
Nama Peralatan Fisik
1. Obeng plat 1,2x 6,5x150 mm 2. Obeng plus 6 x 100 mm 3. Obeng plat 1x4x82 mm 4. Tes pen 5. Tang kombinasi 8 x 56 mm 6. Tang pemotong 64 mm
7. Tang pengupas kabel 0,5 sd 10 mm²
8. Tang pemotong kabel sd10 mm²
9. Tang press kabel end sleeve Sd 2,5 mm²
10. Tang press sepatu kabel 1,5 , 2,5 , 6 , 10, 16 mm²
11. Multi meter Analog
ACV : 10V, 50V, 250V, 750V DCV : 0,25V, 2,5V, 10V, 50V, 250V, 1000V mA : 50µA sd 250 mA Ω : 1x, 10x, x100, x1k 12. Insulation Tester, 500 V 13. Tang Amper Arus : 6, 15, 60, 150, 300 A
14. Eart tester Tiga pole, E, P, C
d) Material
Material merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan gambar kerja yang akan dirakit. Semua jenis materialspesifikasinya harus sesuai dengan kemampuan daya hantarnya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis fungsi dari materialnya. Kesalahan dalam menentukan spesikasi material berarti sudah melalaikan keselamatan kerjanya.
Tabel daftar material :
Nama material Fisik
1. Kabel NYY 4 x 6 mm²
2. Kabel NYA 6 mm², 2,5 mm², 1,5 mm²
3. Kabel NYAF 0,75 (1) mm²
4. Kawat BCC 6, 10 mm² (Bare Copper Conductor)
5. No Fuse Breaker (NFB) 30 A NF 30 SP
6. Miniatur Circuit Breaker (MCB) 3 pole, NC45N – C10
7. Miniatur Circuit Breaker (MCB) 1 pole, NC45N – C6
8. Box panel listrik 50 x 60 x 20 cm 9. Saklar tunggal 10 A / 250 V 10. Kotak Kontak dengan Saklar 16 A / 250 V 11. Flush Mounting Box untuk Saklar dan Kotak Kontak
12. Kotak Sambung
14. Pipa PVC Flexibel 15. Ceiling Fan 80 W/ 220V 16.Regulator CeilingFan 01 2 17. Lampu Led 100 W/220 V 18. Lampu TL set 2 x 40 Watt 19. Terminal deret R S T N PE 4 mm
X1
20. Cable tie support21. Cable ties 10 cm
22. Rel omega allumunium
23. Terminal blok 4 pin - 4mm
24. Rel plat tembaga (Busbar) Fasa1,
fasa2, fasa3, netral dan pembumian
(PE), 12 x 2 mm = 24 mm²
25. Terminal Strip
26. Isolasi band
27. Klem kabel
c. Memeriksa peralatan kerja, material
Pemeriksaan peralatan kerja dan material sebelum melakukan perakitan PHB bertujuan:
agar jumlah, macam dan spesifikasi peralatan kerja yang dipersiapkan sesuai dengan volume kerja dari a sampai dengan z.
agar pada saat proses pengerjaan peralatan kerja dapat berfungsi dengan dengan baik dan benar atau dalam kondisi laik operasi.
agar jumlah, macam, mutu dan spesifikasi material yang dipersiapkan sesuai dengan volume kerja, serta dari a sampai dengan z.
agar material yang dipersiapkan aman dan dapat mengamankan terhadap efek dari adanya beban lebih dan arus hubung pendek.
agar material yang dipersiapkan mampu melalukan arus tanpa pemanasan lebih.
agar material yang dipersiapkan dapat membuka dan menutup sebuah sirkuit dibawah arus pengenal.
agar material yang dipersiapkan aman dan dapat mengamankan terhadap efek dari adanya kegagalan isolator.
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiap kan Pemeriksaan Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah.
1. Melaksanakan instruksi kerja
2. Membuat program Kerja pemeriksaan pemasangan instalasi listrik bangunan industri menengah.
3. Membuat gambar kerja/pengawatan instalasi fasa tunggal dan atau fasa tiga. 4. Melaksanakan penyiapan dan pemeriksaan alat kerja, material, K3 dan alat
bantu yang dibutuhkan.
C. Sikap kerja
Harus bersikap secara:
1. Cermat , teliti tatat asas seuai SOP.
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman yang dilakukan.
BAB III
MEMERIKSA INSTALASI LISTRIK BANGUNAN INDUSTRI MENENGAH
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi listrik Bangunan Industri Menengah.
1. Macam – macam perlengkapan / komponen penangkal petir Instalasi listrik bangunan industri menengah.
a. Perlengkapan / komponen penangkal peti terdiri dari :
1) Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang yang runcing ) atau penerima kawat mendatar.
2) Kawat penyalur dari tembaga
3) Pentanahan kawat penyalur sampai dengan pada bagian tanah yang basah, ukuran dari instalasi ditentukan berdasarkan daerah/bangunan yang dilindungi.
b. Posisi pemasangan Penangkal petir
Penangkal petir dipasang pada bangunan min. 2 lantai (paling tinggi diantara sekitarnya, konstruksi bangunan yang menonjol : cerobong asap, antena TV, tiang bendera )
c. Model Pemasangan perlindungan bahaya petir
Pemasangan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Franklin rod.
Terdiri dari komponen-komponen :
Alat penerima logam tembaga ( logam bulat panjang runcing ) Kawat penyalur dari tembaga
Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah basah. Sistem perlindungan dengan bentuk sudut 45 O.
Gambar 25
Pemasangan Model Franklin Rod.
Langkah pemasangan Model Franklin rod.
Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling atas batang tembaga elektroda yang ditanamkan.
Batang elektroda pentanahan dibuat bak kontrol memudahkan pemeriksaan dan pengetesan.
Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah jangkauannya terbatas.
1) Sangkar Farady Terdiri dari komponen :
Alat penerima kawat mendatar Kawat dari tembaga
Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basah. Langkah pemasangan Model Sangkar Farady
Perlindungan bangunan jarak antar kawat mendatar tidak melebihi 20 m pada titik-titik yang tertentu diberi ujung vertikal ½ M.
Sistem pemasangan dibuat memanjang sehingga jangkauannya lebih luas dari sistem Franklin Biaya sedikit mahal, menggangu keindahan.
Gambar 26
Pemasangan Model Sangkar Farady 2) Radio Aktif
Terdiri dari komponen : Elektrode
Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa dari isotop ( americum 241 ). Elektrode akan terus menerus menciptakan arus ion ( Min. 10 8 ion/det. ).
Coaxial cabel
Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik petir yang menuju tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasi.
Metode tahanan langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan seluruh unit mempunyai potensial yang sama dengan bumi.
Sehingga benda-benda yang berada disekitar system akan aman. Pentanahan
Perlu test lokasi geografis dari pentanahan 5 ohm. Tahanan bumi max. Yang terbaik untuk system ini = 5 ohm.
Gambar 27
Pemasangan Model Radio Aktif Elektrod
Cara kerja system ini pada saat petir mengenai electroda maka muatan negatif akan menetralkan muatan.
Sistem pemasangan ini cocok untuk bangunan tinggi dan besar, pemasangan tidak perlu dibuat karena sistem payung yang digunakan dapat melindunginya. Bentangan cukup besar sehingga satu bangunan cukup satu tempat penagkal petir.
Cara pemasangan ketiga sistem adalah titik puncak/kepala dari alat penangkal petir dihubungkan dengan pipa tembaga menuju ke dasar tempat sebagai pentanahan yaitu pipa tembaga tersebut harus mencapai tanah berair. Oleh karena itu, tempat-tempat tesebut harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu keindahan bangunan dan tetap berfungsi baik terhadap penanggulangan bahaya petir.
2. Cara Memeriksa Komponen Instalasi Listrik Bbangunan Industri Menengah.
a. Cara Pemeriksaan peralatan kerja
Pemeriksaan peralatan kerja meliputi spesifikasi peralatan kerja dan
fungsi peralatan kerja agar saat digunakan semua peralatan kerja dalam
kondisi laik pakai. Dibawah ini melalui sebuah tabel pemeriksaan peralatan kerja diuraikan nama macam peralatan kerja dan cara pemeriksaannya.
Tabel pemeriksaan peralatan kerja:
Nama Peralatan Gambar/PhotoPeralatan Cara Pemeriksaan 1.Hand bor impact 1mm sd 13 mm Tegangan 220 V/50 Hz Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya dalam keadaan baik
Periksa apakah bagian kelistrikannya dalam keadaan baik
2. Mata bor 5mm sd 13 mm
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bidang
penyayat mata bor tidak tumpul
3.Ramset10m m
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya dan fungsinya dalam keadaan baik 4. Kunci shock
rachet kit
4 sd 21 mm Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian mekaniknya dan
fungsinya
dalam keadaan baik
5. Key hole saw
1 Inchi
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian mekaniknya dan
fungsinya
dalam keadaan baik
6.Kunci pas/ring 8,9,10,11,12,1 3, 14,15mm Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian mekaniknya dan
fungsinya
7.Gergaji besi
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian mekaniknya dan
fungsinya
dalam keadaan baik 8.Palu besi 1
kg
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian mekaniknya dan
fungsinya
dalam keadaan baik
9.Senter punch
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian mekaniknya dan
fungsinya
dalam keadaan baik
11. Mistar baja Periksa apakah
spesifikasinya benar Periksa apakah bagian mekaniknya dan
fungsinya
dalam keadaan baik
12. Tangga lipat Allumunium 2 kaki, tinggi 1,5 m Periksa apakah spesifikasinya benar
Periksa apakah bagian
mekaniknya dan fungsinya
b) Cara Pemeriksaan material
Pemeriksaan materialmeliputi spesifikasi material dan fisik material agar saat digunakan semua peralatan kerja dalam kondisi laik pakai. Dibawah ini melalui sebuah tabel pemeriksaan material diuraikan nama macam peralatan kerja dan cara pemeriksaannya.
Tabel pemeriksaan material :
Nama Peralatan Gambar /Photo
Peralatan
Cara Pemeriksaan
1. Kabel
NYY 4 x 6 mm²
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah fisiknya baik
2. Kabel NYA 6 mm², 2,5 mm², 1,5 mm²
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah fisiknya baik
3. Kabel NYAF 0,75 (1) mm²
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah fisiknya baik
4. Kawat BCC 6, 10 mm²
(Bare Copper Conductor)
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah fisiknya baik
5. No Fuse Breaker (NFB) 30 A
NF 30 SP
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah semua bagian mekaniknya dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik Periksa kontinuitas dalam
keadaan ON dan OFF dengan Ohm meter.
6. Miniatur Circuit Breaker
(MCB) 3 pole, NC45N – C10
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah semua bagian mekaniknya dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik Periksa kontinuitas dalam
keadaan ON dan OFF dengan Ohm meter.
7. Miniatur Circuit Breaker
(MCB) 1 pole, NC45N – C6
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah semua bagian mekaniknya dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik Periksa kontinuitas dalam
keadaan ON dan OFF dengan Ohm meter.
8. Box panel listrik 50 x 60 x 20 cm
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah semua bagian mekaniknya dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik
9. Saklar tunggal 10 A / 250 V
Periksa apakah spesifikasinya benar / SNI
Periksa apakah fisiknya baik Periksa kontinuitas dalam
keadaan ON dan OFF dengan Ohm meter.
10. Kotak Kontak dengan Saklar 16 A / 250 V
Periksa apakah spesifikasinya benar/SNI
Periksa apakah fisiknya baik Periksa kontinuitas dalam
keadaan ON dan OFF dengan Ohm meter.
11. Flush Mounting
12. Kotak Sambung
Periksa apakah spesifikasinya benar/SNI
Periksa apakah fisiknya baik
13. Pipa listrik PVC Periksa apakah spesifikasinya benar/ SNI
Periksa apakah fisiknya baik 14. Pipa PVC Flexibel Periksa apakah spesifikasinya benar/ SNI
Periksa apakah fisiknya baik
15. Ceiling Fan 80 W/ 220V
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah fisiknya
baik
Periksa kontinuitas kumparannya dalam dengan Ohm meter.
Tes runing dengan tegangan kerja.
16.Regulator Ceiling Fan
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah fisiknya
baik
Periksa kontinuitas dengan Ohm meter
Hubungkan dengan ceiling fan.
Tes runing dengan tegangan kerja.
17. Lampu LED 100 W/220 V
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah fisiknya
baik
Tes fungsi dengan tegangan kerja.
18. Lampu TL set
2 x 40 Watt Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah fisiknya
baik
Tes fungsi dengan tegangan kerja. 19. Rel plat tembaga (Busbar) Fasa1, fasa2, fasa3, netral dan pembumian (PE) 12 x 2 mm = 24 mm² Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya dan fungsinya
dalam keadaan baik
20.Terminal deret R S T N PE 4
mm
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya
dan fungsinya dalam keadaan baik
21. Cable tie
support 10 cm Periksa apakah
spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya
dan fungsinya dalam keadaan baik
22. Cable ties 10
cm Periksa apakah spesifikasinya benar
Periksa apakah bagian mekaniknya
23. Rel omega allumunium
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya
dan fungsinya dalam keadaan baik
24. Terminal blok 4
pin - 4mm Periksa apakah
spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya
dan fungsinya dalam keadaan baik
25. Terminal Strip
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah bagian
mekaniknya dan fungsinya
dalam keadaan baik
26. Isolasi band
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah fisiknya
dalam keadaan baik
27. Klem kabel
Periksa apakah spesifikasinya benar Periksa apakah fisiknya
3. Cara Membandingkan Antara Hasil Uji Dengan Hasil Pengukuran.
a. Pengukuran Tahanan Pembumian, Tahanan Isolasi, dan Polaritas 1) Pengukuran resistans isolasi
Prosedur pengujian resistansnya adalah: a) Rangkaian bebas dari tegangan listrik
b) Putar/tekan sakelar pemilih ke skala Mohm (jika Megger mempunyai variasi skala)
c) On-kan semua MCB dan sakelar d) Off-kan semua peralatan listrik.
e) Putuskan kabel dari Terminal Pembumian ke Terminal Netral pada PHB. f) Hubungkan satu kabel Megger ke Terminal Pembumian.
g) Hubungkan kabel yang lainnya ke L dan N (yang dikopel) Saluran Utama Pelanggan.
h) Lihatlah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 1000
Ω/volt tegangan kerja)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Terminal netral Terminal pembumian PHB L N Kondisi on dikopel M C B p o m p a M C B la m p u I M C B U ta m a M 0 20 1000 MEGGER 0,2 0,5 200 100 10 5 M C B la m p u II M C B la m p u I I M C B la m p u I I V
Kabel dari terminal pembumian ke terminal netral diputus
Kabel L dan N Semua MCB
Nilai minamal 5M Ohm
Gambar 28
Pengukuran Resistans Isolasi Seluruh Instalasi Antara Kabel Netral Dan Pembumian i) Hubungkan kabel Megger ke penghantar L Saluran Utama Pelanggan dan kabel
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Terminal netral Terminal pembumian PHB L N Kondisi on M C B p o m p a M C B la m p u I M C B U ta m a M 0 20 1000 MEGGER 0,2 0,5 200 100 10 5 M C B la m p u II M C B la m p u I I M C B la m p u I I V
Kabel dari terminal pembumian ke terminal netral diputus
Semua MCB
Nilai minamal 5M Ohm
Gambar 29
Pengukuran Resistans Isolasi Seluruh Instalasi Antara Kabel Fhasa Dan Pembumian k) Pindahkan kabel ke penghantar N Saluran Utama Pelanggan.
l) Lihalah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 M.)
2) Pengujian Resistans Isolasi Setiap Sirkit Akhir Prosedur pengujian resistansnya adalah:
a) Putar/tekan sakelar pemilih ke skala Mohm (jika Megger mempunyai variasi skala).
b) Off-kan semua alat pengaman.
c) Putuskan kabel dari Terminal Pembumian ke Terminal Netral pada PHB. d) Hubungan kabel Megger ke kabel keluaran MCB.
e) Hubungkan kabel yang lain ke Terminal Pembumian.
f) Jika L dan N dihubungkan ini untuk memastikan tidak ada kerusakan pada alat elektronik.
g) Lihatlah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 1000
/volt tegangan kerja.).
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Terminal netral Terminal pembumian PHB L N Kondisi on M C B p o m p a M C B la m p u I M C B U ta m a M 0 20 1000 MEGGER 0,2 0,5 200 100 10 5 M C B la m p u II M C B la m p u I I M C B la m p u I I V
Kabel dari terminal pembumian ke terminal netral diputus
Semua MCB
Nilai minaman 5M Ohm
Gambar 30
Pengukuran Resistans Isolasi Setiap Sirkit Akhir 1 3) Pengujian Resistans Penghantar Pembumian Sirkit akhir
Prosedur pengujian resistansnya adalah:
a) Putar / tekan sakelar pemilih Multi meter ke skala (ohm).
b) Hubungkan kabel Multi meter ke Terminal Pembumian yang sudah diputuskan dari Terminal Netral.
c) Hubungkan kabel Multi meter yang lain ke pin pembumian kotak kontak dengan pengaman.
OFF 1000 250 50 10 X10K X1K X10 X100 25 2,5 0,1 0,5 2,5 250 10 50 1000 DCV DCmA ACV X1 250 com N P DCV.A &ACV AC10V hFE ICEO LV 20 30 50 100 200 500 10 5 2 1 0 1K 2K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 M C B p o m p a M C B la m p u I M C B la m p u II Terminal netral PHB L Kondisi off N M C B la m p u III M C B K K B Skala X 1 Terminal pembumian M C B U ta m a
Kabel yang sudah diputus dari terminal pembumian ke
terminal netral semua MCB pada Kotak kontak dengan pengaman Nilai pengukuran:
kurang dari 2Ohm
Gambar 31
Pengukuran Resistans Isolasi Setiap Sirkit Akhir 2
4) Pengujian Resistans Penghantar Elektrode Pembumian Prosedur pengujian resistansnya adalah:
a) Putar / tekan sakelar pemilih Multi meter ke skala (ohm).
b) Hubungkan kabel Multi meter ke Terminal Pembumian yang sudah diputuskan dari Terminal Netral.
c) Hubungkan kabel Multi meter yang lain ke ujung penghantar pembumian. d) Bacalah hasil pengukurannya. Biasanya bernilai kurang dari 2 Ohm.
OFF 1000 250 50 10 X10K X1K X10 X100 25 2,5 0,1 0,5 2,5 250 10 50 1000 DCV DCmA ACV X1 250 com N P DCV.A &ACV AC10V hFE ICEO LV 20 30 50 100 200 500 10 5 2 1 0 1K 2K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 M C B p o m p a M C B la m p u I M C B la m p u II Terminal netral PHB L Kondisi off N M C B la m p u III M C B K K B Skala X 1 Terminal pembumian M C B U ta m a
Kabel yang sudah diputus dari terminal pembumian ke
terminal netral
semua MCB pada
Nilai pengukuran:
kurang dari 2Ohm
Gambar 32
Pengukuran Resistans Penghantar Elektroda Pembumian
5) Pengujian polaritas
Pengujian Polaritas Sakelar dan Pemutus Sirkit
Semua sakelar dan MCB harus berada pada fase L (aktif) supaya bila terdapat gangguan, instalatir yang memperbaikinya tidak terkena kejut listrik. Untuk itulah pengujian polaritas ini diperlukan.
POLARITAS BENAR
1 2 3 4 5 6 M C B p o m p a M C B la m p u L N M C B U ta m a 1 2 3 4 5 6PHB
ARAH ARUS LISTRIKA
Gambar 33Pengujian Polaritas Sakelar & MCB Tahap 1
Perhatikan gambar di bawah. Bila polaritas salah (sakelar dan MCB dipasang pada penghantar N) bisa membahayakan jiwa. Walaupan MCB-nya sudah diturunkan tetapi aliran listriknya masih mengalir pada penghantar N. Instalatir yang ingin memperbaiki bisa terkena kejut listrik.
POLARITAS SALAH
1 2 3 4 5 6 M C B p o m p a M C B la m p u L N M C B U ta m a 1 2 3 4 5 6PHB
ARAH ARUS LISTRIKB
Kondisi MCB off d i n d i n g P' Djajang MENYEBABKAN KECELAKAAN Gambar 34Pengujian Polaritas Sakelar & MCB Tahap 2
Prosedur pengujiannya adalah:
a) Putar / tekan sakelar pemilih Multi meter ke skala (ohm). b) Putuskan kabel antara terminal pembumian dan terminal netral. c) Hubungkan kabel Multi meter ke MCB Utama bagian masukan. d) Hubungkan kabel Multi meter yang lain kepada beban yang dilayani.
f) Jika nilainya kecil maka sakelar bekerja pada penghantar benar (L) tapi bila tak terhingga maka pemasangannya terbalik (pada N atau pada PE).
OFF 1000 250 50 10 X10K X1K X10 X100 25 2,5 0,1 0,5 2,5 250 10 50 1000 DCV DCmA ACV X1 250 com N P DCV.A &ACV AC10V hFE ICEO LV 20 30 50 100 200 500 10 5 2 1 0 1K 2K 1 2 3 4 5 6 M C B p o m p a M C B la m p u Terminal netral Terminal Pembunian L Posisi ON N Skala X 1 M C B U ta m a 1 2 3 4 5 6 Sakelar posisi ON Semua MCB pada PHB Polaritas sakelar benar bila penunjukkan jarum menunjukkan nilai kecil
Kabel antara terminal pembumian dan natral
diputus
Gambar 35
Pengujian Polaritas Sakelar & MCB Tahap 3
4. Cara Mengidentifikasi Penyebab Penyimpangan Hasil Uji Yang Terjadi
Membandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran dilakukan dengan cara setiap selesai melakukan pengukuran rangkaian listrik, tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas agar dapat segera dipastikan bahwa nilainya telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Sehingga jika nilainya belum memenuhi
standar dapat segera dilakukan langkah langkah perbaikan.
Catatan : Tambahkan kolom nilai standar tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas
B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Memeriksa Instalasi listrik Bangunan Industri Menengah.
.
1. Memeriksa /pengujian penangkal petir Instalasi listrik bangunan industri menengah.
2. Memeriksa komponen instalasi listrik bangunan industri menengah sesuai dengan fungsi kerjanya.
3. Mengecek dan membandingkan antara hasil uji dengan hasil pengukuran. 4. Mengidentifikasi penyebab penyimpangan hasil uji yang terjadi.
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi Listrik Bangunan Industri Menengah.
.
1. Cermat , teliti tatat asas sesuai SOP.
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman yang dilakukan.