• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PENYELENGGARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PENYELENGGARAAN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PENYELENGGARAAN

Pelatihan Wirausaha Sanitasi

Disusun oleh

Tim Pemasaran Sanitasi

WSP EAP - Indonesia

(2)
(3)

PANDUAN

PENYELENGGARAAN

Pelatihan Wirausaha Sanitasi

Disusun oleh

Tim Pemasaran Sanitasi

WSP EAP - Indonesia

Ver. 1.0

(4)

Daftar Isi

Daftar Isi ... ii

Daftar Gambar dan Tabel ... iii

Pengantar ... iv

Bagaimana Menggunakan Panduan Ini ... v

Bab 1 Latar Belakang dan Tujuan Pelatihan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Model Usaha “Sanitasi Satu Atap“ ... 2

1.3 APPSANI ... 2

1.4 Tujuan Pelatihan ... 3

1.5 Hasil yang Diharapkan ... 4

Bab 2 Tahap Pra Pelatihan ... 5

2.1 Seleksi Peserta Pelatihan ... 5

2.2 Kepanitiaan ... 5

2.3 Perencanaan Logistik ... 6

2.4 Anggaran Pelatihan ... 9

2.5 Pemilihan Fasilitator, Narasumber, Master Trainer dan Notulen Pelatihan ... 9

2.6 Pemilihan Tempat Pelatihan ... 10

2.7 Rapat Persiapan ... 11

Bab 3 Tahap Pelatihan ... 12

3.1 Metodologi ... 12

3.2 Materi Pelatihan ... 12

3.3 Agenda Pelatihan ... 13

3.4. Pendekatan dan Proses Pemanduan Pelatihan Wirausaha Sanitasi ... 15

3.5 Panduan Praktek Lapangan I (Menjual) ... 15

3.6 Panduan Praktek Lapangan II (Praktek Produksi dan Instalasi Jamban) ... 16

Bab 4 Pasca Pelatihan (Monitoring) ... 20

4.1 Survey Telepon ... 20

4.2 Coaching Melalui Kunjungan Lapangan ... 22

Lampiran ... 25

Lampiran 1 Jadwal Perencanaan Pelatihan ... 26

Lampiran 2 Formulir untuk Seleksi Calon Peserta Pelatihan ... 27

Lampiran 3 Anggaran Pelatihan ... 34

Lampiran 4 Penataan Ruang ... 37

Lampiran 5 Peta Sosial ... 38

Lampiran 6a Daftar Pertanyaan Survey Telepon ... 39

Lampiran 6b Format Pertanyaan Survey Telepon ... 41

Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Coaching ... 42

Lampiran 8 Format Penilaian Pengusaha Sanitasi ... 43

Lampiran 9 Format Penilaian Stakeholder ... 44

(5)

Daftar Gambar dan Tabel

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Model Usaha “Sanitasi Satu Atap” ... 2

Gambar 2.1 Peralatan yang dibutuhkan untuk produksi dan intalasi jamban ... 8

Gambar 3.1 Alur pelatihan wirausaha sanitasi ... 13

Gambar 3.2 Proses praktek menjual ... 16

Gambar 3.3 Proses produksi dan instalasi jamban ... 17

Gambar 3.4 Kegiatan praktek produksi dan instalasi jamban ... 18

Gambar 4.3 Proses coaching melalui kunjungan lapangan ... 23

Gambar 4.4 Contoh peta rencana coaching ... 24

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Logistik untuk proses pelatihan di ruang kelas ... 7

Tabel 2.2 Logistik praktek produksi dan instalasi jamban sehat. ... 7

Tabel 2.3 Kebutuhan biaya peralatan untuk praktek produksi dan instalasi jamban ... 8

Tabel 2.4 Daftar kebutuhan yang dibahas dalam rapat koordinasi ... 11

(6)

Pengantar

Kumpulan dokumen ini adalah panduan resmi bagi penyelenggaraan Pelatihan Wirausaha Sanitasi. Panduan ini ditujukan sebagai referensi lengkap dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi. Panduan ini terdiri dari empat bagian dan lampiran dan untuk dipergunakan sebagai satu kesatuan.

Panduan ini dikembangkan oleh tim yang terdiri dari fasilitator dan narasumber yang berpengalaman menyelenggarakan pelatihan wirausaha sanitasi di beberapa propinsi di Indonesia sepanjang tahun 2008 - 2012. Dalam penggunaannya, Penyelenggaran pelatihan diharapkan menyesuaikan seperlunya agar tujuan dan hasil yang diharapkan dari pelatihan ini lebih relevan dengan kondisi daerah dimana pelatihan ini diselenggarakan.

(7)

Bagaimana Menggunakan Panduan Ini

Panduan ini terdiri dari empat (4) bab yang disusun secara sistematis untuk memudahkan pengelolaan Pelatihan Wirausaha Sanitasi secara mandiri dan terstruktur. Penyelenggara Pelatihan diharapkan membaca seluruh bab sebelum memulai perencanaan Pelatihan Wirausaha Sanitasi.

Defi nisi

Pelatihan Wirausaha Sanitasi

Pelatihan untuk menciptakan provider sanitasi yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik sehingga mampu menciptakan dan memenuhi permintaan jamban sehat dan ekonomis.

Model Usaha Sanitasi Satu Atap

Usaha yang menyediakan produk dan layanan sanitasi terintegrasi yang meliputi konsultasi pemilihan sarana sanitasi, tipe dan harga produk yang sesuai kondisi geografi s dan keinginan pelanggan, material dan proses konstruksi serta alternatif cara pembayaran.

Pendekatan Partisipatif

Proses belajar dan bekerja yang melibatkan lebih dari satu peserta untuk membahas atau menyelesaikan isu/permasalahan spesifi k melalui kontribusi aktif dari setiap peserta dalam proses yang terstruktur.

Penyelenggara Pelatihan

Organisasi/institusi yang memiliki komitmen dan siap menyelenggarakan seluruh kegiatan pelatihan wirausaha sanitasi.

Panitia Pelatihan

Sekelompok orang yang ditunjuk dan/atau dipercaya untuk mengelola Pelatihan Wirausaha Sanitasi. Setiap anggota Panitia Pelatihan memiliki peran dan tanggung jawab spesifi k. Panita Pelatihan diketuai oleh seorang Ketua Panitia.

Narasumber

Narasumber adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan pada bidang yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan pada saat Pelatihan Wirausaha Sanitasi.

Fasilitator

Seorang profesional atau sebuah tim terdiri dari beberapa profesional yang memiliki keahlian dalam merencanakan, mengelola dan mengevaluasi pelatihan menggunakan pendekatan partisipatif

Master Trainer

Seorang professional atau tim yang memiliki tugas utama untuk menjadi motor dari pelaksanaan pelatihan. Tanggung jawab yang harus dilakukan yaitu menjaga alur pelatihan, menjaga motivasi peserta selama mengikuti pelatihan dengan melakukan ice breaking dan memandu jalannya sesi pelatihan.

Tukang (Tenaga Teknis Proses Produksi)

Seorang atau tim yang ahli dalam proses instalasi jamban. Peran utama dari tukang yaitu membantu peserta pada saat praktek produksi dan instalasi jamban

Provider

Dalam konteks pembahasan wirausaha sanitasi, provider merupakan istilah untuk pengusaha sanitasi yang telah menjalankan usaha sanitasi (membuat jamban).

(8)
(9)

BAB I

LATAR BELAKANG DAN

TUJUAN PELATIHAN

1.1 Latar

Belakang

Water and Sanitation Program (WSP) adalah program kerjasama internasional yang didirikan pada tahun

1978 dan dikelola oleh Bank Dunia untuk membantu masyarakat miskin mengakses air bersih dan fasilitas sanitasi sehat dengan nyaman, aman dan berkelanjutan. Program ini mempunyai tujuan untuk mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs) di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. WSP menyediakan bantuan teknis, memfasilitasi pertukaran ilmu/pengetahuan, dan mempromosikan bukti kemajuan program sanitasi sehat dalam setiap dialog – dialog di forum – forum resmi baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu program yang telah diimplementasikan oleh WSP adalah program

Scaling up Rural Sanitation yang selanjutnya diadopsi oleh Pemerintah Indonesia menjadi program STBM

(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dengan tema pendekatan baru untuk menstimulus dan meningkatkan permintaan dan pasokan di bidang sanitasi sehat. Program STBM mempunyai tiga komponen kegiatan yang saling berhubungan yaitu :

1. Meningkatkan permintaan layanan sanitasi.

2. Memperkuat pasokan untuk pemenuhan kebutuhan sanitasi. 3. Mengaktifkan lingkungan yang mendukung.

Pada tahun 2007, inisiatif ini pertama kali diimplementasikan di wilayah perdesaan di 29 wilayah kabupaten di Jawa Timur. Program ini dilihat sebagai pondasi utama untuk melakukan intervensi dalam rangka memperkuat semua kabupaten di Jawa Timur dalam mengelola semua aspek peningkatan akses sanitasi penduduk dan program peningkatan kebersihan. Target yang dicanangkan oleh program STBM di Jawa Timur yaitu pada akhir tahun keempat program pada Desember 2011, target sebanyak 1,4 juta penduduk di Jawa Timur akan memperoleh akses peningkatan layanan sanitasi sehat.

Setelah sukses menciptakan dan mengembangkan pengusaha sanitasi di Jawa Timur melalui Pelatihan Wirausaha Sanitasi di tiga lokasi yaitu di Nganjuk, Jember dan Surabaya, tim WSP mulai melakukan hal serupa di empat provinsi baru yaitu Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan melaksanakan pelatihan wirausaha sanitasi di Jombang Jawa Timur kepada perwakilan dari 5 provinsi (termasuk Jawa Timur).

Melihat perkembangan dan kebutuhan akan pelatihan wirausaha sanitasi yang semakin meningkat, maka tim WSP merasa perlu untuk membuat suatu acuan standar untuk menyelenggarakan pelatihan wirausaha sanitasi agar nantinya bisa direplikasi dan dilaksanakan secara mandiri oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk melaksanakan pelatihan wirausaha sanitasi.

(10)

1.2 Model Usaha “Sanitasi Satu Atap”

Model usaha “One Stop Shop Sanitation” atau “Sanitasi Satu Atap” merupakan satu inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan daya saing pengusaha sanitasi. Kelebihan dari model usaha ini adalah sebagai berikut :

1. Beragam pilihan produk dan pilihan harga 2. Manfaat lain yang dapat diperoleh:

• Jasa konsultasi produk

• Potongan harga dengan aturan tertentu (apabila ada pesanan kolektif sejumlah rumah tangga tertentu)

• Proses produksi di tempat: mengurangi biaya distribusi dan biaya tukang 3. Fleksibilitas pembayaran: tunai, angsuran, arisan

Selain itu, model usaha ini juga menekankan adanya suatu jaringan yang kuat di antara stakeholder yang berkaitan dengan bisnis sanitasi. Berikut ini merupakan skema jaringan yang dibentuk melalui model usaha sanitasi satu atap.

Gambar 1.1 Skema Model Usaha “Sanitasi Satu Atap“

Pelanggan

Peran Tenaga Penjual

Peran pendukung Bisnis Sanitasi - Pemasok One-stop service

providers

Toko Bahan Bangunan/ Material

Pabrik Alat Cetak Bis Beton Tukang Lembaga Keuangan Mikro Pelengkap

1.3 APPSANI

Proses pemicuan dan edukasi sanitasi ke masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui puskesmas maupun organisasi mitra pemerintah telah banyak memunculkan permintaan akan fasilitas jamban yang sehat dan berkualitas. Permintaan ini harus mampu direspon oleh komponen pemasok (Pengusaha Sanitasi Satu Atap) setempat sehingga perubahan perilaku yang diharapkan dapat terjadi. Peran pengusaha lokal yang memiliki keahlian menyediakan produk dan jasa pembuatan jamban sesuai preferensi pelanggan dengan harga terjangkau harus dibangun sebagai bagian dari penguatan pasokan sanitasi. Sejak tahun 2009 hingga saat ini, Pemerintah Indonesia dan Water and Sanitation Program (WSP) telah melatih sejumlah pengusaha sanitasi untuk menjadi pemasok sanitasi yang handal sebagai partner pemerintah daerah dalam mengimplementasikan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Bahkan beberapa pemerintah daerah telah mereplikasi proses ini menggunakan anggaran yang dimilikinya.

Metode pelatihan yang digunakan dimulai dengan pelatihan selama 4 (empat) hari dengan diikuti proses pendampingan (coaching) dan monitoring perkembangan usaha mereka. Metode ini terbukti efektif dan mampu menghasilkan pengusaha sanitasi yang telah menjalankan usahanya di Jawa Timur. Namun demikian, dalam perkembangannya, para pengusaha ini mulai menghadapi beberapa kendala sekaligus juga peluang,

(11)

sehingga diperlukan suatu wadah kegiatan untuk mempersatukan para pengusaha tersebut agar dapat bertahan dari hambatan yang timbul sekaligus juga berkembang lebih luas lagi. Hal inilah yang menjadi landasan untuk membentuk suatu organisasi yang diberi nama Asosiasi Pengelola dan Pemberdayaan Sanitasi Indonesia atau APPSANI. Inisiasi organisasi APPSANI dilakukan di Surabaya pada tanggal 18 – 20 Januari 2012 dengan mengumpulkan beberapa pengusaha sanitasi yang berasal dari Lumajang, Nganjuk, Blitar, Kediri, Jombang, Ngawi dan Sidoarjo, sebagai tim perumus awal. Beberapa hasil kesepakatan tentang organisasi APPSANI:

1. Nama organisasi :

Asosiasi Pengelola dan Pemberdayaan Sanitasi Indonesia disingkat APPSANI , dengan Akta Notaris No.204 tanggal 31 januari 2012

2. Visi organisasi :

APPSANI menjadi mitra pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi masyarakat dalam rangka mencapai target MDGs 2015

3. Misi organisasi :

a. Memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat dalam bidang sanitasi b. Menyediakan alternatif produk sanitasi yang sehat dan terjangkau

c. Memberdayakan peran perempuan dalam pelayanan sanitasi d. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bidang sanitasi

4. Struktur organisasi :

Organisasi dipimpin oleh seorang ketua umum yang dibantu langsung oleh pelaksana harian. Terdapat 7 (tujuh) bidang kegiatan yaitu promosi dan hubungan kelembagaan, pengembangan usaha dan kerjasama, pegembangan dan penelitian teknik, pendidikan dan pelatihan, penguatan organisasi, dan pemberdayaan perempuan.

5. Anggota organisasi:

Anggota organisasi adalah mereka yang telah menjalankan usaha sanitasi dengan sebelumnya mendapatkan pelatihan wirausaha sanitasi yang diadakan APPSANI sebagai bagian dari upaya standarisasi kualitas layanan.

1.4 Tujuan Pelatihan

Tujuan dari pelatihan ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut :

Tujuan Umum :

Mengembangkan sanitasi yang mandiri dan berkelanjutan untuk mendukung komponen pasokan STBM dalam menciptakan akses masyarakat miskin ke jamban sehat.

Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan kemampuan peserta dalam memanfaatkan peluang pasar sanitasi yang berkelanjutan 2. Meningkatkan kemampuan peserta dalam mengembangkan produk dan layanan sanitasi sesuai

yang diinginkan pasar khususnya masyarakat miskin pedesaan.

3. Meningkatkan kemampuan peserta untuk menciptakan peluang pasar sanitasi melalui serangkaian aktifi tas promosi.

4. Meningkatkan kemampuan peserta untuk secara konsisten melakukan tertib administrasi pembukuan dan keuangan sebagai salah satu syarat untuk tumbuh berkembang

5. Menumbuhkan jiwa wirausaha sanitasi agar mampu menjawab peluang dan tantangan yang mungkin akan dihadapi.

(12)

1.5 Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah sebagai berikut :

1. Peserta mampu memberikan alternatif produk dan layanan pembuatan jamban

2. Peserta mampu melihat peluang dan bekerjasama dengan berbagai pihak di daerah dalam mengembangkan pasar sanitasi pedesaan

3. Peserta mampu melakukan promosi produk dan layanan pembuatan jamban sehat miliknya 4. Peserta mampu menjual produk dan layanan pembuatan jamban sehat yang dipasarkannya

5. Peserta mampu menyusun administrasi pembukuan keuangan sederhana untuk menjamin kelangsungan usahanya

(13)

BAB II

TAHAP PRA PELATIHAN

2.1 Seleksi Peserta Pelatihan

Proses seleksi mempunyai tujuan untuk menyortir atau menghilangkan calon peserta pelatihan yang tidak memenuhi kualifi kasi. Proses seleksi merupakan bagian yang sangat penting, karena penentuan perkembangan usaha sanitasi berasal dari individu yang punya karakteristik dan kompetensi yang memadai. Sehingga pada tahap seleksi atau pemilihan individu ini harus cermat dalam menyeleksi para calon provider berdasarkan parameter dari analisis pekerjaan. Setiap langkah dalam proses seleksi haruslah dirancang untuk memperoleh informasi khusus yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan pemilihan calon peserta pelatihan.

Pada tahap ini akan dilakukan seleksi terhadap calon peserta pelatihan dengan menggunakan formulir seleksi. Formulir seleksi calon peserta pelatihan dirancang untuk menyeleksi calon provider yang lolos untuk mengikuti pelatihan dan diproyeksikan untuk menjadi provider yang unggul. Pada formulir pendaftaran terdapat kriteria dan nantinya diberikan nilai untuk setiap jawaban pada kriteria tersebut. Tools yang digunakan untuk melakukan seleksi terdiri dari 3 macam, yaitu :

1. Formulir pendaftaran peserta pelatihan (F1) (diisi oleh calon peserta)

2. Panduan penilaian formulir seleksi calon peserta pelatihan provider sanitasi (F2) (diisi oleh penyelenggara pelatihan)

3. Formulir matrik penilaian untuk form pendaftaran (F3) (berisi rekap nilai untuk masing-masing peserta)

Catatan :

- Kelengkapan formulir untuk proses seleksi bisa dilihat di lampiran 2

- Mengingat materi dan diskusi yang cukup intensif, jumlah peserta Pelatihan Wirausaha Sanitasi sebaiknya tidak lebih dari empatpuluh (40) orang, dengan jumlah ideal berkisar 20-30 orang.

2.2 Kepanitiaan

Terdapat 5 bagian kepanitiaan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pelatihan ini, yaitu ketua panitia, koordinator peserta, koordinator narasumber dan acara, koordinator logistik serta koordinator keuangan. Detail tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian kepanitiaan adalah sebagai berikut:

1. Ketua Panitia

a) Bertanggung jawab dan menjadi kontak utama atas seluruh aspek penyelenggaraan pelatihan wirausaha sanitasi

b) Memimpin anggota tim panitia pelatihan.

c) Memimpin pertemuan reguler untuk mengupdate kemajuan persiapan pelatihan dan pertemuan dengan narasumber satu hari sebelum pelatihan.

(14)

2. Koordinator Peserta

a) Melapor pada ketua panitia dan bertanggung jawab untuk urusan peserta. b) Membuat daftar peserta yang akan diundang sebagai peserta

c) Membuat draft udangan ke peserta atau institusi/organisasi peserta pelatihan.

d) Mengirimkan undangan ke setiap institusi/organisasi yang diundang, termasuk email, surat tercetak, fax, dll.

e) Membuat daftar peserta, mengkonfi rmasi ke setiap undangan memastikan undangan diterima dan mengkonfi rmasi kehadiran

f ) Memperbaharui daftar peserta saat pendaftaran peserta. g) Menyiapkan papan nama untuk peserta.

h) Menyiapkan dan memperbaharui daftar hadir Peserta selama pelatihan.

3. Koordinator Narasumber dan Acara

a) Melapor pada ketua panitia dan bertanggung jawab untuk urusan narasumber dan acara. b) Berkoordinasi dengan presenter mengenai material dan kebutuhan presentasi.

c) Berkoordinasi dengan fasilitator, fasilitator kelompok dan notulen serta koordinator logistik mengenai kebutuhan fasilitasi .

d) Menyiapkan dokumen kontrak untuk setiap narasumber.

e) Mendampingi narasumber (terutama presenter dan fasilitator) selama mengisi atau memandu pelatihan.

f ) Menjadi point of contact dan berkoordinasi dengan pengelola tempat/pemasok untuk kebutuhan berhubungan dengan pengaturan tempat, tatasuara dan tatacahaya selama pelatihan.

4. Koordinator Logistik

a) Melapor pada ketua panitia dan bertanggung jawab untuk urusan logistik.

b) Berkoordinasi dengan narasumber dan koordinator narasumber mengenai kebutuhan logistik pelatihan. Kebutuhan logistik ini menyangkut: tatasuara, tatacahaya, kebutuhan fasilitasi (papan tulis,

fl ipchart, ATK, dll).

c) Mencari, mendapatkan dan menyiapkan kebutuhan logistik sesuai dengan perencanaan logistik dan/atau permintaan spesifi k dari narasumber.

d) Menyiapkan kebutuhan logistik di lokasi satu hari sebelum pelatihan. e) Bertanggung jawab pada kebutuhan logistik selama pelatihan berlangsung.

5. Koordinator Keuangan

a) Melapor pada Ketua Pantia dan bertanggung jawab untuk urusan keuangan. b) Menyiapkan, melengkapi dan merevisi anggaran.

c) Mengkoordinasi pembayaran-pembayaran untuk vendor, supplier dan penyedia jasa lain serta pembelian kebutuhan pelatihan lainnya.

d) Menerima kontrak dan administrasi tagihan serta hasil kerja narasumber (mis. Laporan pelatihan dari Notulen) dan memproses pembayaran.

e) Membuat laporan keuangan pelatihan

2.3 Perencanaan Logistik

Perencanaan logistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk proses pelatihan di ruang kelas dan proses praktek produksi dan instalasi jamban sehat.

(15)

Logistik untuk praktek produksi dan instalasi jamban sehat.

Berikut ini adalah kebutuhan material untuk membuat 1 unit jamban tipe 3-3-1. (referensi harga diambil dari daerah Sidoarjo, untuk daerah lain bisa menyesuaiakan)

Berikut ini merupakan detail keperluan logistik tersebut :

Logistik untuk proses pelatihan di ruang kelas :

Tabel 2.1 Logistik untuk proses pelatihan di ruang kelas

No Peralatan Jumlah

1 Kain Hitam (1.5 x 3 m) (Untuk Sticky Cloth utama) 1 buah

2 Kain Hitam (1 x 1.5 m) (Untuk Sticky Cloth 4 kelompok) 4 buah

3 Kertas Metaplan (putih, merah muda, kuning, hijau muda dan biru muda) @500

4 Spray mount 2 botol

5 Rafi a kuning,merah @ 2 glondong

6 Gunting 4 buah

7 Spidol warna warni Minimal 4 set

8 Spidol boardmarker besar Minimal 4 buah

9 Spidol boardmarker hitam Minimal 12 buah

10 Lakban bening besar Minimal 2 buah

11 Lakban Hitam besar Minimal 2 buah

12 Double tape Minimal 2 buah

13 Penggaris 30 cm Minimal 2 buah

Tabel 2.2 Kebutuhan biaya peralatan untuk praktek produksi dan instalasi jamban

Material Jumlah Satuan Harga Jumlah

Pasir 0.306 m kubik Rp 750,000 Rp 229,500 Semen 4 sak Rp 50,000 Rp 200,000 Closet 1 unit Rp 65,000 Rp 65,000 Pipa 2" 0.5 unit Rp 40,000 Rp 20,000 Pipa 3" 1.5 unit Rp 60,000 Rp 90,000 Knee 3" 1 unit Rp 12,000 Rp 12,000 T 2" 1 unit Rp 8,000 Rp 8,000

Besi alas 1 unit Rp 20,000 Rp 20,000

Besi tutup 1.5 unit Rp 30,000 Rp 45,000

(16)

Peralatan yang dibutuhkan yaitu :

Tabel 2.3 Kebutuhan biaya peralatan untuk praktek produksi dan instalasi jamban

No Peralatan Kebutuhan Harga

1 Cangkul 1 unit Rp 55,000

2 Sekrok 1 unit Rp 25,000

3 Sekop 1 unit Rp 45,000

4 Linggis 1 unit Rp 35,000

5 Meteran 1 unit Rp 10,000

6 Betel Cor 1 unit Rp 7,000

7 Cetok 1 unit Rp 15,000

8 Palu 1 unit Rp 20,000

9 Kasutan 1 unit Rp 5,000

10 Water pas 1 unit Rp 30,000

11 Timba 1 unit Rp 6,500

12 Cetakan dalam 1 m Septictank 1 set Rp 1,700,000

13 Cetakan dalam 0,5 m Septictank 1 set Rp 850,000

14 Cetakan luar 0,5 m Septictank 1 set Rp 850,000

15 Cetakan dudukan Kloset 1 set Rp 650,000

16 Cetakan tutup septictank 1 set Rp 250,000

Total Investasi Peralatan Rp 4,553,500

60 cm 60 cm 60 cm 60 cm 1 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 10M

(17)

2.4 Anggaran Pelatihan

Besar anggaran yang diperlukan untuk menyelenggarakan sebuah Pelatihan Wirausaha Sanitasi sangat bergantung pada hal-hal berikut:

1. Jumlah peserta

Semakin banyak jumlah peserta, bukan saja biaya yang berurusan dengan logistik semakin besar, namun juga biaya yang berhubungan dengan program, proses dan fasilitasi cenderung meningkat.

2. Lokasi penyelenggaraan

Pelatihan Wirausaha Sanitasi dapat diselenggarakan di tempat yang cukup luas, nyaman dan aman. Tidak ada keharusan Pelatihan Wirausaha Sanitasi diselenggarakan di tempat mewah – misalnya hotel berbintang – selama tempat yang digunakan dapat mengakomodasi kebutuhan pelatihan. Misalnya, aula atau ruang rapat pemerintah daerah yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan dapat juga digunakan. Berdasarkan pengalaman pada pelatihan-pelatihan sebelumnya, rata-rata paket meeting per orang yaitu berada pada range Rp 180.000,- hingga Rp 300.000,- per hari tergantung tempat dilaksanakannya pelatihan.

3. Narasumber dan Fasilitator

Pelatihan ini tentunya membutuhkan narasumber dan fasilitator untuk memberikan materi. Sebaiknya jumlah dari narasumber dan fasilitator disesuaikan dengan kebutuhan untuk melakukan efi siensi biaya namun tetap dapat memberikan hasil yang optimal terhadap target luaran pelatihan yang diharapkan.

4. Tukang

Jumlah tukang disesuaikan dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk saat praktek produksi dan instalasi jamban. Satu kelompok sebaiknya didampingi oleh dua (2) orang tukang. Besarnya fee tukang tergantung kesepakatan dan daerah asal tukang tersebut.

Contoh anggaran pelatihan bisa dilihat di lampiran 3.

2.5 Pemilihan Fasilitator, Narasumber, MasterTrainer dan Notulen

Pelatihan

Fasilitator

Fasilitator dipilih dari orang atau tim yang berpengalaman memberikan pelatihan wirausaha sanitasi.

Tim fasilitator akan datang lebih awal 1 (satu) hari untuk: - Memastikan tempat praktek di lapangan

- Menata tempat pelatihan termasuk assesoris (jika diperlukan), misalnya memasang poster dan lain-lain - Menyampaikan materi yang sesuai dengan keahliannya

Nara Sumber

Nara sumber kegiatan pelatihan ini adalah mereka yang sudah sukses mengembangkan pilihan sanitasi termasuk presentasi dan penjualan dan sudah berpengalaman mengikuti proses pelatihan tukang dan marketing dalam konteks program STBM. Nara sumber pelatihan adalah mereka yang kompeten untuk mengisi materi pelatihan dan berpengalaman dalam proyek pengembangan usaha pedesaan baik dari luar maupun dari tim WSP sendiri.

Master Trainer

Syarat yang harus dimiliki oleh seorang master trainer adalah sebagai berikut : 1. Memiliki keahlian komunikasi yang baik

2. Memiliki ide-ide ice breaking/pencairan suasana yang menarik 3. Memiliki ketegasan dan kedisiplinan yang baik

(18)

Notulensi

Syarat yang harus dimiliki oleh seorang notulen yaitu :

1. Berpengalaman mendokumentasikan pelatihan dalam bentuk laporan terstruktur, terutama dalam bidang pembangunan ekonomi dan sosial.

2. Memiliki kemampuan menulis/mengetik cepat dan menangkap esensi dari diskusi dengan baik.

2.6 Pemilihan Tempat Pelatihan

Pemilihan tempat pelatihan wirausaha sanitasi dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Tempat pelatihan di dalam ruangan

Pelatihan Wirausaha Sanitasi dapat diselenggarakan di tempat yang cukup luas, nyaman dan aman. Tidak ada keharusan Pelatihan Wirausaha Sanitasi diselenggarakan di tempat mewah – misalnya hotel berbintang – selama tempat yang digunakan dapat mengakomodasi kebutuhan pelatihan. Misalnya, aula atau ruang rapat pemerintah daerah yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan dapat juga digunakan. Detail pemilihan dan penataan tempat pelatihan di dalam ruang bisa dilihat di lampiran 4.

2. Tempat praktek lapangan 1 (menjual)

Tempat yang dipilih untuk praktek menjual sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut : a. Pernah dilakukan pemicuan dengan metoda CLTS sebelumnya

b. Memiliki potensi komunitas dusun atau desa dengan jumlah keluarga yang belum punya jamban masih banyak. Salah satu cara mengetahui potensi suatu daerah yaitu dengan membuat peta sosial seperti pada lampiran 5 bagian 1. Peta sosial merupakan peta yang menunjukkan kondisi sosial suatu daerah. Pada pelatihan ini peta sosial memberikan informasi berapa rumah tangga yang belum meiliki jamban dan letaknya di dalam peta.

c. Tempat praktek menjual sebaiknya tidak terlalu jauh dari tempat pelatihan (maksimal membutuhkan 1 jam perjalanan dari tempat pelatihan)

3. Tempat praktek lapangan 2 (proses produksi dan instalasi)

Tempat yang dipilih untuk praktek produksi sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Sebaiknya tempat praktek produksi sama dengan tempat praktek menjual untuk memudahkan koordinasi dan perijinan

b. Jika sudah ada pengusaha sanitasi satu atap lokal di tempat pelatihan, sebaiknya bekerja sama dengan pengusaha tersebut dengan memanfaatkan order yang akan dikerjakan sebagai media proses produksi dan instalasi. Alternatif lain jika belum ada pengusaha sanitasi lokal yaitu bisa dengan mengajukan kerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk pengadaan material dan bahan (seperti pengalaman pelatihan wirausaha sanitasi di Batu, Jawa Timur, 2013)

c. Tempat praktek instalasi jamban sebaiknya tidak terlalu jauh dari tempat pelatihan (maksimal membutuhkan 1 jam perjalanan dari tempat pelatihan)

d. Jarak antar pos tempat praktek dari masing-masing kelompok sebaiknya berdekatan sehingga memudahkan proses koordinasi dan pemantauan. Contoh pemilihan pos praktek bisa dilihat pada lampiran 5 bagian 2

(19)

Tabel 2.4 Daftar kebutuhan yang dibahas dalam rapat koordinasi

No Peralatan Kebutuhan Harga

1 Memastikan lokasi pelatihan

2 Memastikan lokasi praktek lapangan (praktek menjual dan

proses instalasi jamban)

3 Memastikan kesiapan peralatan produksi jamban (cetakan,

cangkul, cetok dll)

4 Memastikan kesiapan bahan/material untuk produksi jamban

sehat (untuk tipe 3-3-1) :

Bahan Jumlah Satuan

Pasir 0.3 rit Semen 4.0 Sak Closet 1.0 unit Pipa 2" 0.5 unit Pipa 3" 1.0 unit Knee 3" 1.0 unit T 2" 1.0 unit

Besi alas 1.0 unit

Besi tutup 1.5 unit

2.7 Rapat Persiapan

Sesuai jadwal dan perencanaan pelatihan pada lampiran 1, diperlukan rapat koordinasi antara semua stakeholder yang berkaitan dengan pelatihan sebanyak 2 kali yaitu pada H-14 dan H-7. Minimal yang harus ada saat pertemuan/rapat ini yaitu panitia, fasilitator dan narasumber. Di luar pertemuan tersebut, diharapkan panitia memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan pertemuan atau rapat sesuai dengan kebutuhan. Agenda penting yang harus dibahas saat rapat ini yaitu memastikan kebutuhan pelatihan, penanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan tenggat waktu yang disepakati bersama .

(20)

BAB III

TAHAP PELATIHAN

3.1 Metodologi

Presentasi

Pemaparan materi dengan topik spesifi k dan durasi waktu tertentu oleh nara sumber dalam bentuk ceramah baik dengan atau tanpa alat bantu presentasi.

Tanya Jawab

Sesi diskusi interaktif antara narasumber dan peserta dengan topik spesifi k dan durasi waktu tertentu baik dengan atau tanpa dipandu oleh fasilitator. Peserta diharapkan memfokuskan pertanyaan yang diajukan berupa klarifi kasi atau elaborasi dari sesi presentasi atau diskusi oleh nara sumber sebelumnya. Pernyataan berupa komentar atau masukan tetap diterima namun diarahkan agar sesuai dengan topik yang dibicarakan.

3.2. Materi Pelatihan

Materi disusun berdasarkan pengalaman pelaksanaan Pelatihan Wirausaha Sanitasi yang sudah dilaksanakan oleh WSP dengan berbagai penyesuaian yang dimungkinkan dapat dilaksanakan. Materi pelatihan tersebut yaitu :

1. Pembukaan dan Orientasi Belajar 2. Motivasi Wirausaha

3. Konsep Dasar Pemasaran Sanitasi dan Jejaring Pemasaran Sanitasi 4. Pengenalan Produk dan Proses Instalasi / Produksi

5. Teknik Komunikasi dan Presentasi Produk 6. Manajemen Penjualan dan Teknik Menjual 7. Persiapan Praktek Lapangan I: Praktek Menjual 8. Praktek Lapangan I: Praktek Menjual

9. Refl eksi Praktek Menjual

10. Persiapan Praktek Lapangan II: Praktek Produksi Jamban 11. Praktek Lapangan II: Praktek Produksi Jamban

12. Refl eksi Praktek Produksi Jamban 13. Membangun Komitmen

14. Administrasi Pembukuan dan Manajemen Keuangan Sederhana 15. Menyusun Organisasi Tim Bisnis

16. Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi Pembelajaran 17. Penutupan

(21)

Alur pelatihan selama proses pelatihan adalah sebagai berikut :

Catatan :

Detail teknis pelaksanaan untuk masing-masing materi bisa dilihat dalam Buku Panduan Pengembangan dan Penggunaan Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi yang berisi kurikulum dan detail teknis pelaksanaan tiap-tiap materi pelatihan. Buku Panduan Pengembangan dan Penggunaan Modul Pelatihan serta Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi yang berisi uraian materi pelatihan termasuk bahan presentasi yang digunakan oleh narasumber dan fasilitator merupakan satu kelengkapan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Buku Panduan Penyelenggaraan Pelatihan ini.

3.3. Agenda Pelatihan

Agenda di bawah menggambarkan secara singkat proses belajar dan bekerja yang akan diikuti oleh peserta dalam Pelatihan Wirausaha Sanitasi. Agenda ini direncanakan dengan seksama untuk memaksimalkan proses belajar dan bekerja secara partisipatif dalam Pelatihan Wirausaha Sanitasi sehingga tujuan dan hasil yang diharapkan dari pelatihan ini dapat tercapai. Oleh karena itu, urutan sesi dalam agenda ini sebaiknya tidak disusun ulang namun durasi dari tiap sesi dapat disesuaikan dengan dinamika pelatihan.

Gambar 3.1 Alur Pelatihan Wirausaha Sanitasi

HARI 1 Pembukaan dan Orientasi Belajar (1) 60” Motivasi Wirausaha (2)

Konsep Dasar Pemasaran Sanitasi dan Jejaring

Pemasaran Sanitasi (3)

Pengenalan Produk dan Proses Instalasi/Produksi

(4)

Teknik Komunikasi dan Presentasi Produk

(5)

60” 120” 120” 180”

HARI 2

Manajemen Penjualan dan Teknik Menjual (6) Persiapan Praktek Lapangan I: Praktek Menjual (7) Praktek Lapangan I: Praktek Menjual (8) Refleksi Praktek Menjual (9) Persiapan Praktek Lapangan II: Praktek Produksi Jamban (10) 180” 30” 120” 90” 60” HARI 3 Praktek Lapangan II Praktek Produksi Jamban

(11) Refleksi Praktek Produksi Jamban (12) 5 Menit Kesenian Daerah Membangun Komitmen (13) 240” 120” 30” 120” HARI 4

Administrasi Pembukuan dan Manajemen Keuangan Sederhana

(14)

Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi Pembelajaran

(16) Menyusun Organisasi Tim Bisnis (15) Penutupan (17) 180” 60” 180” 90”

(22)

Tabel 3.1 Agenda pelatihan

Hari, Tanggal Materi Penanggung Jawab

Hari ke-1 Peserta check in di hotel Panitia Hari ke-2 07.00 – 07.30 Registrasi Peserta Panitia 07.30 – 08.00 Bina Suasana : Games Master trainer

08.00 – 09.00 (M-1) Pembukaan dan Orientasi Belajar Penyelenggara 09.00 – 10.00 (M-2) Motivasi Wirausaha Fasilitator 10.00 – 10.15 Coff ee break Panitia 10.15 – 12.15 (M-3) Konsep Dasar Pemasaran Sanitasi dan Jejaring Pemasaran Sanitasi Fasilitator

12.15 – 13.15 Ishoma Panitia

13.15 – 15.15 (M-4) Pengenalan Produk dan Proses Instalasi / Produksi Fasilitator 14.15 – 15.15 (M5) Teknik Komunikasi dan Presentasi Produk (part 1) Fasilitator 15.15 – 15.30 Coff e break + Sholat Panitia

15.30 – 17.30 (M5) Teknik Komunikasi dan Presentasi Produk (part 2) Fasilitator

17.30 – 19.00 Ishoma Panitia

Hari ke-3 07.00 – 07.30 Registrasi Peserta Panitia 07.30 – 08.00 Bina Suasana : Refl eksi dan Games Master trainer 08.00 – 10.00 (M-6) Manajemen Penjualan dan Teknik Menjual (part 1) Fasilitator 10.00 – 10.15 Coff ee break Panitia 10.15 – 11.15 (M-6) Manajemen Penjualan dan Teknik Menjual (part 2) Fasilitator

11.15 – 13.00 Ishoma Panitia

13.00 – 13.30 (M-7) Persiapan Praktek Lapangan I: Praktek Menjual Fasilitator 13.30 – 15.30 (M-8) Praktek Lapangan I: Praktek Menjual Semua Fasilitator 15.30 – 16.00 Coff ee break + Sholat Panitia 16.00 – 17.30 (M-9) Refl eksi Praktek Menjual Fasilitator

17.30 – 19.00 Ishoma Panitia

19.00 – 20.00 (M10) Persiapan Praktek Lapangan II: Praktek Produksi Jamban Fasilitator Hari ke-4 07.00 – 07.30 Registrasi Peserta Panitia

07.30 – 08.00 Bina Suasana Master trainer 08.00 – 09.00 Perjalanan praktek lapangan II Panitia 09.00 – 13.00 (M-11) Praktek Lapangan II: Praktek Produksi Jamban Semua Fasilitator

13.00 – 14.00 Ishoma Panitia

14.00 – 15.00 Kembali ke hotel Fasilitator 15.00 – 15.30 Coff ee break + sholat Panitia 15.30 – 17.30 (M-12) Refl eksi Praktek Produksi Jamban Fasilitator

17.30 – 19.00 Ishoma Panitia

19.00 – 19.30 5 menit kesenian daerah Panitia 19.30 – 21.30 (M-13) Membangun Komitmen Fasilitator Hari ke-5 07.00 – 07.30 Registrasi Peserta Panitia

07.30 – 08.00 Bina Suasana: Refl eksi dan Games Fasilitator 08.00 – 10.00 (M-14) Administrasi Pembukuan dan Manajemen Keuangan Sederhana (part 1) Fasilitator 10.00 – 10.15 Coff ee break Panitia 10.15 – 11.15 (M-14) Administrasi Pembukuan dan Manajemen Keuangan Sederhana (part 2) Fasilitator 11.15 – 12.15 (M-15) Menyusun Organisasi Tim Bisnis (Provider Sanitasi) Fasilitator

12.15 – 13.00 Ishoma Panitia

13.00 – 16.00 (M-16) Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi Pembelajaran Fasilitator 16.00 – 16.30 Coff ee break + Sholat Panitia 16.30 - 17.30 M-17 Penutupan Fasilitator dan Panitia

Penyelenggara

Catatan :

Detail teknis pelaksanaan untuk masing-masing materi bisa dilihat dalam Buku Panduan Pengembangan dan Penggunaan Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi.

(23)

3.4. Pendekatan dan Proses Pemanduan Pelatihan Wirausaha Sanitasi

1) Pendekatan Pelatihan

Pelatihan Wirausaha Sanitasi terdiri dari beberapa sesi presentasi, diskusi pleno dan diskusi kelompok. Dalam pelatihan ini dilakukan pendekatan partisipatif agar peserta dapat terlibat aktif, belajar dan bekerja baik sebagai individu maupun anggota kelompok. Pendekatan partisipatif juga diaplikasikan pada saat pembentukan kelompok dimana kelompok dibentuk secara dinamis agar tercipta interaksi efektif di antara peserta. Tim fasilitator memandu dan mendampingi peserta namun peserta yang menjadi penentu utama dalam mencapai hasil pelatihan.

2) Proses Pemanduan

Secara umum pelatihan dipandu oleh fasilitator utama yang bertanggung jawab atas jalannya pelatihan. Agar peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan dengan baik maka peserta diminta membaca dan merujuk pada panduan pelatihan. Jika ada pertanyaan seputar metodologi yang sedang dan akan dipakai maka peserta diharapkan bertanya ke fasilitator. Jika ada perubahan pada manual pelatihan, fasilitator akan menginformasikan sebelum perubahan tersebut dilaksanakan.

Sebelum pelatihan dimulai fasilitator akan mengajak peserta menyepakati kontrak pelaksanaan pelatihan yang berisi:

1) Peserta memulai dan mengakhiri pelatihan dalam satu kesatuan kelompok. 2) Peserta menghargai semua masukan dan pendapat dari peserta lain.

3) Peserta terbuka dalam memberi masukan dan komentar serta berperan aktif dalam diskusi. 4) Peserta menyampaikan pendapat berdasarkan persepsi dan pengalaman individu.

5) Tidak ada “hukuman” bagi peserta baik sebagai individu dan kelompok atas ekspresi dan pendapat yang disampaikan.

6) Peserta memutuskan dan/atau menyetujui serta mematuhi agenda dan jadwal pelatihan 7) Handphone akan dimatikan atau ditaruh pada moda “silent”

8) Menjawab panggilan telepon di luar ruangan.

3.5. Panduan Praktek Lapangan 1 (Menjual)

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan praktek penjualan yaitu sebagai berikut :

1. Memastikan kepada pihak tempat yang akan mejadi tempat praktek menjual mengenai jadwal kedatangan dan agenda yang akan dilakukan

2. Memastikan banner petunjuk tahapan-tahapan pembuatan jamban sudah terpasang di tiap-tiap pos praktek.

3. Memastikan peta sosial sudah tersedia. Peta sosial merupakan peta yang menunjukkan kondisi sosial suatu daerah. Pada pelatihan ini peta sosial memberikan informasi berapa rumah tangga yang belum meiliki jamban dan letaknya di dalam peta. Contoh peta sosial yang digunakan sebagai acuan praktek menjual bisa dilihat pada lampiran 5.

2. Memastikan transportasi untuk menuju tempat praktek penjualan 3. Memastikan konsumsi saat di lapangan

4. Memastikan kelengkapan peserta untuk pelatihan sesuai dengan arahan pada saat materi Persiapan Praktek Menjual

5. Memastikan jumlah peserta dan ketua tiap-tiap kelompok agar bertanggung jawab terhadap semua anggota kelompoknya

6. Saat tiba di tempat praktek menjual, harus diagendakan ada pertemuan antara panitia dan peserta dengan pihak desa sebagai bentuk apresiasi atas kesediaan menjadi tempat praktek menjual

(24)

7. Saat peserta melakukan praktek menjual, harus didampingi minimal satu fasilitator dari panitia 8. Untuk mempermudah pencarian sasaran untuk praktek menjual (keluarga yang belum mempunyai

jamban) sangat disarankan untuk berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk melakukan pemetaan sosial.

9. Fasilitator yang mendampingi masing-masing kelompok harus memastikan waktu untuk praktek menjual sehingga dapat berjalan sesuai jadwal yang telah disepakati.

10. Setelah praktek selesai, fasilitator pendamping tim dibantu ketua kelompok memastikan kelengkapan jumlah anggota sebelum kembali ke tempat pelatihan (ruang kelas)

Gambar 3.2 Proses Praktek Menjual

3.6 Panduan Praktek Lapangan 2 (Praktek Produksi dan Instalasi

Jamban)

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan praktek produksi dan instalasi jamban yaitu sebagai berikut :

1. Memastikan kepada pihak tempat yang akan mejadi tempat praktek produksi dan instalasi jamban mengenai jadwal kedatangan dan agenda yang akan dilakukan.

2. Memastikan peralatan dan material untuk praktek produksi dan intalasi jamban sudah tersedia di tempat praktek.

3. Memastikan tukang yang akan membantu praktek sudah siap di lapangan.

4. Memastikan transportasi untuk menuju tempat praktek produksi dan instalasi jamban. 5. Memastikan konsumsi saat di lapangan.

6. Memastikan kelengkapan peserta untuk pelatihan sesuai dengan arahan pada saat materi Persiapan Praktek Produksi dan Instalasi Jamban.

7. Memastikan jumlah peserta dan ketua tiap-tiap kelompok agar bertanggung jawab terhadap semua anggota kelompoknya.

8. Saat praktek, satu kelompok akan berada pada satu pos yang telah ditentukan sebelumnya oleh panitia. Kelompok tersebut akan berada pada pos yang sama untuk melakukan proses produksi dan instalasi jamban mulai dari awal hingga akhir proses (tidak berpindah-pindah antar pos).

9. Saat peserta melakukan praktek produksi dan instalasi jamban, harus didampingi minimal satu fasilitator yang berpengalaman dalam proses instalasi jamban. Tugasnya yaitu untuk memastikan proses pembuatan jamban sesuai dengan standar pembuatan jamban sehat yang telah dijelaskan pada materi Pengenalan Produk dan Proses Instalasi.

10. Fasilitator yang mendampingi masing-masing kelompok harus memastikan waktu untuk praktek sehingga dapat berjalan sesuai jadwal yang telah disepakati (tidak molor).

11. Setelah praktek selesai, fasilitator pendamping tim dibantu ketua kelompok memastikan kelengkapan jumlah anggota sebelum kembali ke tempat pelatihan (ruang kelas).

(25)

Berikut ini merupakan urutan proses instalasi jamban :

1 – 2 : Pengukuran & penggalian lubang untuk bak penampung dan resapan 3 – 4 : Persiapan cetakan: setel cetakan, pemberian oli dll

5 : Pemasangan cetakan pada lubang

6 : Pengecoran, perbandingan cor: 1 semen x 2 kerikil x 3 pasir 7 : Hasil cor dibiarkan sampai keras & padat (± 2 jam)

8 : Pelepasan cetakan

9 : Melakukan plester pada lobang bagian dalam dan seluruh permukaan cor

10 – 11 : Pengecoran/pemasangan tutup termasuk pemasangan lubang udara dan dudukan kloset

12 : Serah terima, Jamban selesai dibuat

Keseluruhan rangkaian proses tersebut dapat dilihat pada ilustrasi berikut :

Gambar 3.3 Proses Produksi dan Instalasi Jamban

1 2 3

4 5 6

7 8 9

(26)

Berikut ini merupakan ilustrasi proses praktek produksi dan instalasi jamban :

Gambar 3.4 Kegiatan Praktek Produksi dan Instalasi Jamban

Tahap 1 praktek produksi dan instalasi jamban Persiapan peralatan cetakan buis beton

Proses pencampuran material pasir dan semen Pemasangan cetakan pada lubang

Pengecoran septic tank Proses pelepasan cetakan buis beton

(27)

Gambar 3.4 Kegiatan Praktek Produksi dan Instalasi Jamban (lanjutan)

Pemasangan begesting bambu Pengecoran tutup septic tank

Tahap 3 praktek produksi dan instalasi jamban Pemasangan cetakan dudukan kloset

(28)

BAB IV

PASCA PELATIHAN

(MONITORING)

Kegiatan monitoring yang dilakukan terdiri dari 2 macam, yaitu survey telepon dan pendampingan melalui kunjungan lapangan.

4.1 Survey

Telepon

Tujuan dari survey telepon adalah sebagai berikut :

1. Monitoring awal untuk menanyakan perkembangan bisnis sanitasi. 2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menjalankan bisnis sanitasi.

Sebaiknya survey telepon ini dilakukan oleh pihak atau lembaga yang menyelenggarakan pelatihan wirausaha sanitasi dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan tempat para pengusaha sanitasi berasal.

SOP Pelaksanaan Survey Telepon :

Persiapan :

1. Siapkan data yang dibutuhkan :

a. Biodata provider sanitasi yang akan disurvey

b. Daftar pertanyaan (bisa dilihat pada lampiran 6a) dan format pertanyaan (bisa dilihat pada lampiran 6b) c. Alat komunikasi (handphone atau telepon), pastikan saldo pulsa masih mencukupi. Untuk

penghematan keuangan, usahakan nomor operator yang menyesuaikan dengan operator responden (provider sanitasi).

2. Rencanakan waktu kapan akan menghubungi responden. Waktu paling efektif untuk menelepon yaitu di luar jam kerja terutama pada saat hari libur. Jika pada hari kerja, waktu yang efektif yaitu sekitar pukul 15.00 ke atas.

Proses Telepon :

Setelah berhasil tersambung dan diangkat oleh responden (provider sanitasi), langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

A. Sebelum melakukan wawancara :

• Perkenalkan diri secara ramah dan sopan.

(29)

• Mintalah terlebih dahulu kesediaan responden untuk diwawancarai. Jika responden belum bersedia diwawancarai karena kesibukan tertentu, buatlah janji untuk menghubungi di lain waktu. Jangan paksa responden untuk melakukan wawancara saat sedang sibuk.

B. Saat wawancara :

• Jangan tinggalkan suatu pertanyaan sebelum memperoleh jawaban secara cukup. Jangan menduga-duga.

• Jangan menganggap bahwa jika responden berbicara banyak berarti secara otomatis suatu wawancara sudah tercapai. Dengarkan secara kritis jawaban-jawaban tersebut dan harus yakin bahwa jawaban tersebut sudah jelas.

• Jangan puas dengan jawaban “Saya tidak tahu” kecuali sudah yakin bahwa responden benar-benar tidak tahu. Buat pertanyaan-pertanyaan pancingan untuk meyakinkan bahwa responden benar-benar tidak tahu.

• Usahakan agar responden bercerita. Jika responden membicarakan hal-hal yang tidak relevan dengan pertanyaan, arahkan pembicaraan kembali ke inti pertanyaan.

• Jangan memberikan pendapat meskipun sedang menanyakan tentang apa yang sedang ditanyakan. Pendapat surveyor dapat mempengaruhi kemurnian jawaban responden.

• Hindari memberi saran/anjuran atas jawaban dai suatu pertanyaan. Jawaban responden diharapkan mencerminkan reaksinya sendiri tidak terpengaruh oleh pewawancara atau pihak-pihaka lain yang mungkin hadir pada saat wawancara berlangsung.

• Lihat kembali daftar pertanyaan setiap selesai melakukan wawancara untuk meyakinkan apakah semua pertanyaan sudah ditanyakan

Teknik Wawancara :

A. Probing

Kualitas dari wawancara ditentukan oleh kemampuan pewawancara berkomunikasi dan kritis. Salah satu aspek yang menarik dan penting dari tugas wawancara adalah probing. Probing adalah seni dalam mencari informasi tambahan dengan cara menggali informasi lebih mendalam. Hal – hal yang harus dihindari saat probing adalah kesan yang memojokkan responden, jangan bernada interogasi seperti polisi menginterogasi pencuri.

Jenis – Jenis Probing : • Mengulangi pertanyaan

Surveyor mengulangi pertanyaan sekali lagi karena bisa jadi responden tidak mendengar pertanyaan secara utuh atau kehilangan titik penting dari pertanyaan. Mungkin surveyor terlalu cepat saat membacakan pertanyaan. Ulangi sekali lagi pertanyaan agak pelan dengan intonasi yang tepat sampai responden mengerti apa maksud dari pertanyaan yang dibacakan pewawancara

• Mengulangi jawaban responden

Terkadang dengan mengulangi jawaban dari responden dapat merangsang pemikiran lebih jauh dari responden sehingga mendapat jawaban yang sesuai dengan tujuan pertanyaan.

• Menggunakan pertanyaan pancingan yang netral

Seperti ‘Bagaimana”, Apa yang anda maksud”, “Mengapa memiliki pikiran seperti itu” atau pertanyaan lainnya.

• Mohon penjelasan

Pewawancara boleh menyatakan belum memahami jawaban dari responden, maka meminta responden menjelaskan kembali.

B. Menghadapai jawaban “Saya Tidak Tahu”

Salah satu jawaban yang menggambarkan tanggapan responden yang meragukan adalah jawaban tidak tahu. Jawaban tersebut dapat berarti salah satu dari berikut ini:

• Responden tidak mengerti apa yang ditanyakan

Mungkin cara surveyor membaca pertanyaan tidak jelas (terlalu pelan atau tidak lancar) atau kalimat pertanyaan tidak jelas sehingga responden sukar mengerti. Jika terjadi demikian maka surveyor harus menanyakan sekali lagi tetapi lebih lambat dan dengan tekanan yang benar bila

(30)

• Responden sedang memikirkan pertanyaan itu dan mengatakan saya tidak tahu untuk mengisi kesunyiaan dan guna memperoleh waktu untuk berfi kir. Pewawancara harus sensitif terhadap kemampuan responden dan mengubah teknik bertanya sesuai dengan kemampuannya, harus sabar dan memberi waktu yang cukup untuk responden berpikir.

• Responden bisa jadi tidak tahu atau ia tidak memiliki pendapat. Penggunaan beberapa teknik mungkin membantu surveyor untuk menentukan kenyataan dan kesungguhan bahwa responden tidak tahu.

Mengakhiri Wawancara

Setelah semua pertanyaan telah dijawab oleh responden dan semua informasi yang dibutuhkan telah diperoleh, maka proses wawancara bisa diakhiri. Berikut langkah-langkah mengakhiri proses wawancara :

1. Meminta kesediaan responden untuk dihubungi lagi jika suatu saat nanti ada hal yang perlu ditanyakan.

2. Mengucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan. 3. Mengakhiri dengan salam.

4.2 Coaching Melalui Kunjungan Lapangan

Setelah dilakukan survey telepon, untuk lebih mengetahui detail perkembangan dari para provider sanitasi maka diperlukan coaching atau pendampingan melalui kunjungan lapangan. Pada kunjungan lapangan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut :

º Mengamati secara langsung perkembangan usaha sanitasi di lokasi provider. º Mendiskusikan masalah yang dihadapi dan membantu mencarikan solusinya º Mencari fakta temuan menarik di lapangan

º Mendokumentasikan fakta di lapangan

Daftar persiapan untuk monitoring lapangan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Rencana narasumber yang wajib dikunjungi saat survey lapangan : b. Kasi PL Dinas Kesehatan

c. Provider (Pengusaha Sanitasi)

d. Pelanggan ( yang sudah membangun, akan membangun dan belum membangun) e. Stakeholder penting (perangkat desa, bidan, tokoh masyarakat, toko material dan lain-lain) 2. Instrumen yang diperlukan :

a) Peta rencana monitoring (contoh peta rencana monitoring terdapat pada halaman 30) b) Daftar pertanyaan (lampiran 7)

c) Business plan hasil pelatihan

d) Form penilaian pengusaha sanitasi (lampiran 8) e) Form penilaian stakeholder (lampiran 9) f ) Dokumentasi, meliputi :

i. Temuan menarik ii. Kantor usaha

iii. Jamban sehat yg sudah dibangun iv. Peralatan

v. Inventory bahan

vi. Media promosi (Papan nama, kartu nama, spanduk dll) vii. Peta desa

viii. Jejaring Usaha

(31)

Gambar 4.3 Proses Coaching Melalui Kunjungan Lapangan

Berikut ini merupakan ilustrasi kegiatan coaching melalui kunjungan lapangan :

Proses coaching kepada provider Proses diskusi dengan customer

Kunjungan dan diskusi dengan kasi PL Proses diskusi dengan pemilik toko material

(32)

JA

W

A

TIMUR

JA W A TENGAH P acitan P onor ogo T renggalek T ulung- agung Blitar Kediri Nganjuk M adiun M agetan Nga wi Bojonegor o T uban Lamongan Gr esik Bangk alan Sampang P amek asan Sumenep Sidoarjo M ojoker to P asuruan P robolinggo L umajang Jember Ban yuwang i Situbondo Jombang M alang Bondo w oso Kontak P erson: Sahuri No . HP : 08135713415 Alama t: Desa Keben, Turi Kontak P erson: Sidik No . HP : 081332138608 Alama t: ... Kontak P

erson: Moh. Ali

No . HP : 087850046769 Alama t: ... Kontak P erson: Hermant o No . HP : 081931632082 Alama t: Jl . P ahla wan Gg I/9A Kontak P erson: Aba R achem No . HP : 08113533125 Alama t: ... Kontak P erson: Muhtar om No . HP : 081359625463 Alama t: Jl . Ma yor Bismo Kontak P erson: A gus S No . HP : 085735851872 Alama t: ... Kontak P erson: ... No . HP : ... Alama t: ... Kontak P erson: ... No . HP : ... Alama t: ... Kontak P erson: ... No . HP : ... Alama t: ... Kontak P erson: Sumar ti D w i No . HP : 085290888450 Alama t: ... Kontak P erson: Ahmad No . HP : 081805567874 Alama t: S eliwung , Situbondo Kontak P erson: S oni Hendra No . HP : 081336323125 Alama t: ... Kontak P erson: Endang No . HP : 081252799699 Alama t: ... Kontak P erson: Jamin K No . HP : 081358938399 Alama t: L

ebak Ombo Jember

Kontak P erson: Suk idi No . HP : 0333821948 Alama t: Jl . Sanusi Kontak P erson: Koen I riant o No . HP : 0818526958 Alama t: ... Kontak P erson: ... No . HP : ... Alama t: ... erson: S etiyadi : 085231300944 t: Ds . T egalagung erson: Rusmijan : 08121771202 t: ... erson: M U sman E : 085732817219 t: ... erson: Suyant o : 085230230489 t: Ds P erning erson: Suwarjiant o : 05359100511 t: Ds W idodar en erson: Sur ya Bagus : 0351-452686 t: ... erson: W idodo : 085646822627 t: Dsn Gelang , Sukosari erson: Hermant o

: 085233535081 t: Ds Kedompol erson: Sunar

to

: 0358-811522 t: ... erson: Abu Naim : 081230126963 t: Ds Bedali, Ngancar

C o nt oh P eta Rencana C oaching

(33)
(34)

LAMPIRAN 1

JADWAL PERENCANAAN PELATIHAN

Berikut adalah jadwal generik untuk perencanaan dan persiapan Pelatihan Wirausaha Sanitasi. Jadwal ini dibuat berdasarkan pengalaman penyelenggaraan pelatihan sebelumnya. Mengingat kondisi dan batasan di tiap daerah berbeda, maka besar kemungkinan jadwal ini perlu diubah agar lebih relevan.

Kapan Aktifi tas PIC

H-60 s/d H-30 Konfi rmasi narasumber (presenter dan fasilitator) Penyelenggara Pelatihan

Membentuk panitia pelatihan Penyelenggara Pelatihan

Melakukan seleksi calon peserta pelatihan Panitia Pelatihan

Membuat anggaran dan konfi rmasi dana Panitia Pelatihan

Survey dan konfi rmasi tempat untuk pelatihan dan praktek lapangan (Menjual dan Proses Produksi)

Panitia Pelatihan

H-30 Pengiriman undangan ke peserta, narasumber dan fasilitator Panitia Pelatihan

Konfi rmasi peserta Koordinator peserta

Konfi rmasi narasumber dan fasilitator Panitia Pelatihan

H-14 Rapat persiapan I antara panitia, narasumber dan fasilitator Panitia Pelatihan

Membuat daftar peserta Panitia Pelatihan

Persiapan logistik Koordinator Logistik

H-7 Rapat persiapan II antara panitia, narasumber dan fasilitator Panitia Pelatihan

Identifi kasi peserta tambahan (jika perlu) Panitia Pelatihan

Fasilitator melakukan persiapan di tempat praktek mejual dan proses produksi

Fasilitator dan Panitia Pelatihan

H-1 Briefi ng dengan pengelola tempat

Agenda:

1. Keseluruhan jadwal pelatihan 2. Tata letak ruangan

Ketua Panitia, Koordinator Logistik, Koordinator Narasumber dan Acara

Briefi ng dengan nara sumber (panitia,mastertrainer, fasilitator, narasumber dan notulen)

Agenda:

1. Rundown agenda

2. Persiapan material pelatihan (berkas powerpoint, dokumen yang perlu dicetak, dll)

Ketua Panitia, Koordinator Logistik, Koordinator Narasumber dan Acara

Revisi daftar peserta Loading kebutuhan logistik

Hari H1 Pelatihan Evaluasi Hari 1 Penyelenggara Pelatihan Narasumber Fasilitator Notulen Hari H2 Pelatihan Evaluasi Hari 2 Hari H3 Pelatihan Evaluasi Hari 3 Penyelenggara Pelatihan Narasumber Fasilitator Notulen Hari H4 Pelatihan Evaluasi Hari 4 Penyelenggara Pelatihan Narasumber Fasilitator Notulen

H+1 – H+3 Dokumentasi hasil pelatihan Notulen

H+7 Pelaporan Notulen

(35)

LAMPIRAN 2

FI: Formulir Pendaftaran Peserta Pelatihan

Tipe Pelatihan1 : Dasar Menengah Lanjut

A. DATA UMUM

1. Nama: ___________________________________

Lelaki Perempuan

2. Status Perkawinan: Belum Kawin Menikah

3: Alamat:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

Telepon: __________________________________

4. Tanggal Lahir: ______________________________

B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

5. Apakah kualifi kasi pendidikan Anda?

Program Nama Institusi Pendidikan Kualifi kasi2 Tahun

SD SMP SMU D1 D3 S1

C. LATAR BELAKANG PENGALAMAN KERJA

6. Pengalaman kerja apa yang Anda miliki?

(36)

D. KEMAMPUAN KOMUNIKASI (pilih salah satu)

7. Bagaimana pengalaman anda berkomunikasi selama ini?

a. Kesulitan menyampaikan ide

b. Bisa menyampaikan ide kepada orang lain

c. Bisa menyampaikan ide dan meyakinkan pada orang lain

d. Bisa menyampaikan ide, meyakinkan dan mengajarkan pada orang lain

E. LATAR BELAKANG WIRAUSAHA5

8. Apakah Anda pernah terlibat dalam sebuah bisnis? Ya Tidak

9. Apakah Anda memiliki sebuah usaha pada saat ini? Ya Tidak

10. Mengapa Anda mulai berbisnis?

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

F. IDE BISNIS

11. Apakah sekarang ini Anda memiliki ide bisnis? Ya Tidak

Silahkan sebutkan ide bisnis anda:

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

12. Apakah Anda sudah mengambil langkah untuk memulai ide bisnis ini?

Ya Tidak

Apabila ya, langkah apa?

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

G. SUMBER DAYA KEUANGAN

13. Dari mana rencana Anda untuk membiayai bisnis?

Keluarga Pemberi Pinjaman Teman Bank Lain-lain

Jelaskan:

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

Apabila Anda bermaksud untuk memperoleh pinjaman, dapatkan Anda memberikan jaminan atau agunan?

Ya Tidak

(37)

H. TUNTUTAN PEKERJAAN

14. Bagaimana persepsi Anda terhadap peluang usaha jamban sehat?

a. Produk/jasa yang menarik b. Produk/jasa yang tidak menarik

15. Apakah anda pernah sakit keras, sehingga harus menghindari pekerjaan di lapangan (wilayah kerja pembangunan jamban sehat)?

a. Ya

b. Tidak pernah

I. KOMITMEN UNTUK BERPARTISIPASI

16. Apakah Anda bersedia berpartisipasi penuh mengikuti pelatihan? Ya Tidak

17. Berapa persenkah Anda bersedia membayar dari biaya pelatihan untuk mengikuti pelatihan ini?

0% 50% 75% 100%

18. Kapan Anda berharap untuk memulai bisnis Anda?

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

J. INFORMASI LAIN YANG ANDA PIKIR RELEVAN DALAM PENDAFTARAN ANDA

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

(38)

F2: PANDUAN PENILAIAN FORMULIR SELEKSI CALON PESERTA PELATIHAN

PROVIDER

SANITASI

Nilai diberikan untuk setiap kriteria berikut ini:

A. Latar belakang pendidikan B. Pengalaman kerja

C. Kemampuan komunikasi D. Latar belakang wirausaha E Ide bisnis

F. Sumber daya keuangan G. Tuntutan pekerjaan

H. Komitmen untuk berpartisipasi dan memulai usaha I. Motivasi untuk berpartisipasi

Nilai yang diberikan untuk setiap kriteria memiliki bobot yang berbeda. Hal ini dikarenakan setiap kriteria mempunyai tingkatan indikator yang berbeda-beda.

A. Latar Belakang Pendidikan

Nilai maksimum adalah 5 untuk kriteria ini.

Program Nilai D1/D3/S1 5 SMA 4 SMP 3 SD 1 - 2 B. Pengalaman Kerja

Nilai maksimum adalah 5 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Pengalaman kerja selama minimal dua tahun yang terkait sanitarian atau usaha konstruksi 5

Memiliki kualifi kasi pendidikan yang sesuai untuk menjalankan bisnis sanitasi 3 - 4

Memilik pengalaman kerja lebih dari dua tahun di bidang apa pun 2 - 3

Memiliki pengalaman kerja kurang dari dua tahun 1 - 2

C. Kemampuan Komunikasi

Nilai maksimum adalah 5 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Sangat Baik (bisa menyampaikan idenya, meyakinkan dan mengajarkan pada orang lain) 5

Baik (bisa menyampaikan idenya dan meyakinkan pada orang lain) 4

Cukup Baik (bisa menyampaikan idenya) 3

(39)

D. Latar Belakang Wirausaha

Nilai maksimum adalah 10 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Pernah memiliki usaha sanitasi sebelumnya 8 - 10

Memiliki usaha saat ini 5 - 8

Memiliki alasan untuk rencana usaha 1 - 4

E. Ide Bisnis

Nilai maksimum adalah 10 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Memiliki ide bisnis sanitasi yang baik dan telah mengambil beberapa langkah untuk memulai bisnis sanitasi tersebut

8 - 10

Memiliki ide bisnis yang jelas namun belum mengambil langkah untuk memulai bisnis sanitasi 6 - 8

Memiliki ide umum mengenai bisnis sanitasi yang ingin mereka mulai dan hendak mereka mulai 3 - 6

Tidak memiliki ide atau tidak bermaksud memulai sebuah bisnis sanitasi Tidak diikutkan

dalam program pelatihan

F. Sumber Daya Keuangan

Nilai maksimum adalah 10 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Siap untuk membiaya bisnis sanitasi tanpa bantuan atau tidak membutuhkan pinjaman 9 - 10

Berharap untuk dapat memperoleh dana untuk memulai dari bantuan keluarga atau teman dan sumber lainnya

6 - 8

Tidak memiliki jaminan atau bayangan akan bantuan dari orang lain Tidak diikutkan

dalam program pelatihan

G. Tuntutan Pekerjaan

Nilai maksimum adalah 5 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Tidak pernah sakit keras dan tidak punya penyakit kambuhan serta bersedia dianggap rendah orang lain dikarenakan berbisnis jamban sehat

5 Pernah sakit keras dan punya penyakit kambuhan tapi bersedia dianggap rendah orang lain

dikarenakan berbisnis jamban sehat

3 - 4 Tidak pernah sakit keras dan tidak penyakit kambuhan tapi masih belum siap dianggap rendah

orang lain

2 - 3 Pernah sakit keras dan punya penyakit kambuhan serta masih belum siap dianggap rendah orang

lain

Tidak diikutkan dalam program

(40)

H. Komitmen untuk Berpartisipasi

Nilai maksimum adalah 5 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Bersedia hadir penuh dan mau membayar biaya pelatihan 100% 5

Bersedia hadir penuh dan mau membayar biaya pelatihan 75% 4

Bersedia hadir penuh dan mau membayar biaya pelatihan 50% 3

Bersedia hadir penuh dan mau membayar biaya pelatihan 25% 2

Bersedia hadir penuh dan tidak mau membayar biaya pelatihan 0% 1

Tidak siap untuk berpartisipasi penuh Tidak diikutkan

dalam program pelatihan

I. Motivasi untuk Berpartisipasi

Nilai maksimum adalah 5 untuk kriteria ini.

Indikator Nilai

Ingin menjadi sociopreneur yang sukses dalam bisnis sanitasi jamban sehat 4 - 5

Ingin memanfaatkan peluang bisnis jamban sehat 2 - 3

Tidak mempunyai motivasi untuk menjadi provider sanitasi jamban sehat Tidak diikutkan

dalam program pelatihan

(41)

tar La tar Belak ang P endidik an (Max. 5) P engalaman K erja (Max. 5) K emampuan Komunik asi (Max. 5) La tar Belak ang W ir ausaha (Max. 10)

Ide Bisnis (Max. 10)

Sumber Da y a K euangan (Max. 10) T u ntutan P e k erjaan (Max. 5) K

omitmen untuk Berpar

tisipasi (Max. 5) Motiv asi untuk Berpar tisipasi (Max. 5) N ilai (%) Sta tus S eleksi 12 3 4 5 6 7 8 9 ted (t er pilih), Reser ve

(cadangan), Not suitable (tidak cocok)

TRIK PENIL

AIAN UNTUK FORM PEND

AFT

AR

(42)

LAMPIRAN 3

ANGGARAN PELATIHAN

[Harga-harga tahun 2013]

Pengeluaran Unit Jumlah Unit Price Total Biaya Keterangan

PRA KEGIATAN - KUNJUNGAN KE TEMPAT PELATIHAN (TERMASUK TEMPAT PRAKTEK)

Biaya operasional:

1 Akomodasi Orang Hari 4 Rp500,000 Rp2,000,000 2 orang 2 hari

2 Transport lokal (sewa kendaraan,

bensin, sopir, uang makan sopir)

Unit Hari 2 Rp200,000 Rp400,000 I unit 2 hari

3 Data & fotocopy pax 1 Rp100,000 Rp100,000

Sub Total Rp2,500,000 PELAKSANAAN

Tempat

4 Sewa ruangan & perlengkapan

(sound system, note book, layar, fl ip chart, white board)

Hari 5 Rp1,000,000 Rp5,000,000

5 Sewa LCD & printer Hari

6 Paket meeting Pax 160 Rp180,000 Rp28,800,000 40 orang selama 4

hari

Sub Total Rp33,800,000 Upah Profesional

8 Narasumber 2 orang: Orang Hari 10 Rp1,000,000 Rp10,000,000

9 Fasilitator Orang Hari 10 Rp500,000 Rp5,000,000

10 Tukang pax 4 Rp250,000 Rp1,000,000

Sub Total Rp16,000,000 Penginapan

11 Peserta (30 orang) Orang Hari 60 Rp400,000 Rp24,000,000 1 kamar dua orang

selama 4 hari

12 Narasumber (2 orang), asisten (2

orang), fasilitator (2 orang)

Orang Hari 15 Rp400,000 Rp6,000,000 1 kamar dua orang

selama 5 hari

Sub Total Rp30,000,000 Transport

13 Transport lokal (sewa kendaraan,

bensin, sopir, uang makan sopir)

Unit 5 Rp200,000 Rp1,000,000

14 Transportasi peserta luar daerah

(pulang-pergi)

Orang 30 Rp300,000 Rp9,000,000

Sewa Mobil untuk Praktek Lapangan I dan II

Unit Hari 8 200,000 1,600,000

Sub Total Rp11,600,000 Peralatan untuk metode partisipatif

15 Kain Hitam (2.5 x 1.5 m) (Untuk Sticky

Cloth utama)

m 3.75 Rp20,000 Rp75,000

16 Kain Hitam (1 x 1.5 m) (Untuk Sticky

Cloth 4 kelompok)

m 6.00 Rp20,000 Rp120,000

17 Spray mount Botol 3 Rp130,000 Rp390,000

18 Rafi a berwarna cerah Gelondong 2 Rp5,000 Rp10,000

19 Kertas Metaplan (putih, merah muda,

kuning, hijau muda dan biru muda) @ 1 rim

rim 5 Rp25,000 Rp125,000

(43)

Pengeluaran Unit Jumlah Unit Price Total Biaya Keterangan

Material Untuk Praktek Produksi dan Instalasi Jamban (untuk 4 unit jamban tipe 3-3-1)

20 Pasir m kubik 1 Rp750,000 Rp918,000 21 Semen sak 16 Rp50,000 Rp800,000 22 Closet unit 4 Rp65,000 Rp260,000 23 Pipa 2" unit 2 Rp40,000 Rp80,000 24 Pipa 3" unit 6 Rp60,000 Rp360,000 25 Knee 3" unit 4 Rp12,000 Rp48,000 26 T 2" unit 4 Rp8,000 Rp32,000

27 Besi alas unit 4 Rp20,000 Rp80,000

28 Besi tutup unit 6 Rp30,000 Rp180,000

Sub Total Rp2,758,000 Peralatan Untuk Praktek Produksi dan Instalasi Jamban (4 unit Jamban tipe 3-3-1)

29 Cangkul unit 4 Rp55,000 Rp220,000

30 Sekrok unit 4 Rp25,000 Rp100,000

31 Sekop unit 4 Rp45,000 Rp180,000

32 Linggis unit 4 Rp35,000 Rp140,000

33 Meteran unit 4 Rp10,000 Rp40,000

34 Betel Cor unit 4 Rp7,000 Rp28,000

35 Cetok unit 4 Rp15,000 Rp60,000

36 Palu unit 4 Rp20,000 Rp80,000

37 Kasutan unit 4 Rp5,000 Rp20,000

38 Water pas unit 4 Rp30,000 Rp120,000

39 Timba unit 4 Rp6,500 Rp26,000

40 Cetakan dalam 1 m Septictank unit 4 Rp1,700,000 Rp6,800,000

41 Cetakan dalam 0,5 m Septictank unit 4 Rp850,000 Rp3,400,000

42 Cetakan luar 0,5 m Septictank unit 4 Rp850,000 Rp3,400,000

43 Cetakan dudukan Kloset unit 4 Rp650,000 Rp2,600,000

44 Cetakan tutup septictank unit 4 Rp250,000 Rp1,000,000

Sub Total Rp18,214,000 Alat Tulis Kantor yang berisi

45 Tinta printer pax 4 Rp25,000 Rp100,000

46 Stiker lingkaran kecil (dia. <1cm) pak 1 Rp15,000 Rp15,000

47 Double tape (lebar 1inch) gulung 2 Rp10,000 Rp20,000

48 Selotip kertas gulung 2 Rp10,000 Rp20,000

49 Kertas Karton Warna uk. A4/Legal pak (isi 10) 30 Rp10,000 Rp300,000

50 Sewa whiteboard/pinboard besar

(180x240cm)

bh 2 Rp150,000 Rp300,000

51 Sewa fl ipchart bh 6 Rp150,000 Rp900,000

52 Kertas fl ipchart rim 1 Rp50,000 Rp25,000

53 Kertas gulung (lebar 1,2m) m 20 Rp5,000 Rp100,000

54 Kertas A3 lembar 10 Rp500 Rp5,000

55 Kertas A4 rim 1 Rp25,000 Rp25,000

56 Marker/spidol ukuran sedang pak (isi 12) 8 Rp2,500 Rp20,000

57 Marker/spidol ukuran besar bh 4 Rp5,000 Rp20,000

Gambar

Gambar 1.1  Skema Model Usaha “Sanitasi Satu Atap“
Tabel 2.2  Kebutuhan biaya peralatan untuk praktek produksi dan instalasi jamban
Tabel 2.3  Kebutuhan biaya peralatan untuk  praktek produksi dan instalasi jamban
Tabel 2.4  Daftar kebutuhan yang dibahas dalam rapat koordinasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mewujudkan akuntabilitas keuangan daerah tersebut, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun suatu laporan

• Inisiatif masyarakat adat Ciptagelar, Sukabumi dalam mempertahankan nilai adat agar warga mengelola alam secara seimbang untuk keamanan pangan, air, serta energi, dan

a.Pada tabung 2 tambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna dibandingkan dengan tabung pertama2. Catat jumlah tetes dan tentukan pH

Berdasar hasil analisis, kriteria yang berpengaruh signifikan terhadap penentuan prioritas lokasi PRONA adalah angka kemiskinan, perbandingan luas bidang

Pada Tabel 5.12 dan Gambar 5.12.1 cash flow pergeseran uang muka pembayaran bulanan, terjad, overdraft maksimum pada pembayaran ke-4 sebesar Rpl47.493.681,58 yang berarti

Jika di dalam Skripsi terdapat lebih dari satu gambar, maka perlu dibuat daftar gambar (dapat berupa gambar, foto atau grafik) yang memuat urutan judul gambar (penulisan

Oleh karena itu, untuk membuat model persamaan awal musim hujan hanya digunakan indeks cuaca bulan Juli dan Agustus dan untuk ENSO menggunakan anomali SST

Tes terdiri dari lima bagian dengan total jumlah soal ada dua puluh enam butir, yang terdiri atas: (I) pilihan ganda yang terdiri atas sepuluh butir soal, (II)