PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN PMRI
SISWA KELAS V SD N GLAGAHOMBO I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
YULIUS ANDI BASKORO NIM: 071134030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENINGKATAN M TENTANG PENJUM
SISW
Diaju Me Progra
PROGRAM ST
FAKULTAS UNI
AN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEM NJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKAT
SWA KELAS V SD N GLAGAHOMBO I
Skripsi
ajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
ram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
YULIUS ANDI BASKORO NIM: 071134030
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DAS JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
EMATIKA ATAN PMRI
DASAR
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”( Evelyn Underhill )
PERSEMBAHAN:
Dengan tulus, ku persembahkan skripsi ini kepada:
Yesus Kristus yang selalu menemaniku dalam suka dan duka Bunda Maria yang selalu menuntunku
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN PMRI
SISWA KELAS V SD N GLAGAHOMBO 1
Yulius Andi Baskoro Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa tentang penjumlahan pecahan pada mata pelajaran Matematika bagi siswa kelas V SDN Glagahombo 1 Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2011/2012. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menanamkan konsep PMRI pada materi penjumlahan pecahan.
Peneliatian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PMRI. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Glagahombo 1 Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 23 siswa. Instrument dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda. Data dianalisis secara manual, teknik analisa data yang digunakan untuk mengkaji data yaitu pengumpulan evaluasi siswa, mengubah skor menjadi nilai, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi awal.
ABSTRACT
IMPROVING INTEREST AND ACHIEVEMENT OF STUDY ON MATHEMATICS SUMMING OF FRACTIONS USING PMRI APPROACH
FIFTH GRADE SDN GLAGAHOMBO 1
Yulius Andi Baskoro Sanata Dharma
2013
This research was aimed to determine whether PMRI approach were able to improve students’ interest and achievement about fractional summation material in mathematics subject for fifth grade students at SDN Glagahombo 1, subdistrict of Temple, district of Sleman, in Academic year 2011/2012. The action that used in this research was engrafting PMRI concept in fractional summation material.
This research was included in Classroom Action Research (CAR) which used cooperative learning through PMRI approach. Subject of this research was 23 students of class 5A at SDN Glagahombo 1, district of Sleman, in academic year 2011/2012. Instrument that used in this research was multiple choices exam. The data was analyzed manually. Data analysis technique which used to assess the data was collecting students’ evaluation, modifying the score into the value, finding the average, then comparing it with the early circumstance.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama menulis ada berbagai suka, duka dan tantangan yang harus penulis hadapi. Namun, karena kuasa dan campur tangan Allah yang senantiasa menaungi penulis dan keterlibatan pihak-pihak yang membantu semua hal itu dapat teratasi.
Dengan kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dalam bentuk apapun kepada:
1. Bapak Drs. Rohandi, Ph.D.,selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,SS.,BST.,M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Paulus Wahana M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Slamet Riyadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Glagahombo I yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Glagahombo I.
5. Bapak Marsono A.Ma.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Glagahombo I yang telah memberikan waktu, bantuan, dan saran yang bermanfaat bagi penulis.
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL ....………
HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….………. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……….. vii
ABSTRAK ………. viii
ABSTRACK ……….. x
KATA PENGANTAR ………... xii
DAFTAR ISI ……….. xiv
DAFTAR TABEL ……….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Batasan Masalah ……… 2
C. Rumusan Masalah ………. 2
D. Pemecahan Masalah ……….. 3
E. Batasan Pengertian……… 3
F. Tujuan Penelitian ………... 4
G. Manfaat Penelitian ……… 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA………. 5
A. Minat 5 1. Pengertian Minat ……… 5
2. Pengertian Minat Belajar……….. 5
B. Prestasi Belajar 6
1. Pengertian Belajar ……….. 6
2. Jenis-jenis Belajar ………... 8
3. Prestasi ………. 9
4.Prestasi Belajar ………. 10
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ………. 11
6. Matematika ……….. 11
7. Pendidikan Matematika Realistik ……… 12
8. Pengertian PendidikanMatematika Realistik Indonesia ………. 13
9. Sejarah Singkat PMRI ……….. 14
10. Prinsip PMRI ……… 14
11. Karakteristik PMRI ……….. 16
C. Penelitian yang Relevan ……… 18
D.Kerangka Berpikir ………. 18
E. Hipotesis ……… 19
BAB III METODE PENELITIAN ……… 20
A. Jenis Penelitian ……….. 20
B. Setting Penelitian ………... 21
C. Rencana Tindakan………. 22
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ……….. 26
1. Peubah indikator keberhasilan ……….. 26
2. Pengumpulan data ……… 33
3. Instrumen ……….. 33
4.Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ………... 36
E. Refleksi Implementasi ………... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 41
A. Hasil Penelitian ………. 41
BAB V PENUTUP ………. 58
A. Kesimpulan ………... 58
B. Saran ………. 59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel JadwalPenelitian ………. 21
Tabel 3.2 Tabel Peubah Indikator Keberhasilan ……… 26
Tabel 3.3 Tabel Kriteria Keberhasilan ………. 29
Tabel 3.4 Tabel Keterlibatan Siswa ………. 33
Tabel 3.5 Tabel Pengamatan Minat………. 34
Tabel 3.6 Tabel Hasil Validasi Dosen dan Guru ………... 38
Tabel 3.7 Tabel Kriteria Klasifikasi Reliabilitas Instrumen ……….. 39
Tabel 4.1 Tabel Perolehan Nilai Ulangan Siklus 1 ……… 42
Tabel 4.2 Tabel Perolehan NilaiUlangan Siklus II ………... 45
Tabel 4.3 Tabel Rangkuman Hasil Penelitian ……… 47
Tabel 4.4 Tabel Perolehan Hasil Ketuntasan Penelitian ……… 48
Tabel 4.5 Tabel Pencapaian Ketuntasan Siswa ………. 49
Tabel 4.6 Tabel Rata-rata NilaiKelas ……… 49
Tabel 4.7 Tabel Penilaian Minat ……… 51
Tabel 4.8 Tabel Kriteria Penilaian ………. 53
Tabel 4.9 Tabel Rubrik Penilaian ……….. 53
Tabel 4.10 Tabel Penilaian Minat Siklus 1 ……… 54
Tabel 4.11 Tabel Penilaian Minat Siklus 2 ……… 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus ……….. 62
Lampiran 2 : RPP 1 ……… 67
Lampiran 2 :RPP 2 ……… 70
Lampiran 2 : RPP 3 ……… 72
Lampiran 2 : RPP 4 ……… 74
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa 1 ……….. 76
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa 2 ……….. 79
Lampiran 3 :Lembar Kerja Siswa 3 ……….. 82
Lampiran 4 : Soal Evaluasi Siklus 1 ……….. 85
Lampiran 5 : Lembar Penilaian Minat ………... 86
Lampiran 6 : Kriteria Penilaian Minat ………... 88
Lampiran 7 : Rubrik Penilaian Minat……… 88
Lampiran 8 : Hasil Penilaian Minat Siklus 1 ………. 89
Lampiran 9 : Hasil Penilaian Minat Siklus 2 ………. 90
Lampiran 10 : Rekap Penilaian Minat ………... 91
Lampiran 11 : Surat Ijin Penelitian dari Kampus ……….. 93
Lampiran 12 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ………. 94
Lampiran 13 : Foto-foto ……… 95
Lampiran 14 : Kisi– kisi soal ……… 99
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam jenjang pendidikan sekolah dasar yang harus di kuasai oleh siswa. Melalui mata pelajaran matematika siswa diharapkan untuk dapat melakukan operasi hitung. Oleh sebab itu, pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika harus benar sehingga siswa mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru di kelas.
Banyak hal yang dapat menghambat siswa memahami dengan baik matematika. Salah satunya adalah hilangnya minat belajar siswa. Oleh karena itu, peran guru menjadi sangat penting dalam menjaga minat belajar siswa agar tetap tinggi sehingga siswa dapat memaksimalkan kemampuannya dalam belajar. Dibutuhkan berbagai model mengajar untuk membuat siswa tetap semangat belajar. Akan tetapi, saat ini masih banyak guru yang melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah. Itu disebabkan karena saat ini banyak guru yang mengajar hanya sekedar menyelesaikan materi, tanpa melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar. Siswa hanya disuruh untuk mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan soal-soal. Guru tidak mengetahui apakah siswanya memahami materi yang diajarkan atau tidak. Hal tersebut tentu membuat siswa menjadi bosan, mengatuk dan kehilangan semangat belajar.
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 61. Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V SDN 1 Glagahombo, kondisi ini dikarenakan daya tangkap siswa terhadap materi yang rendah serta metode yang digunakan kurang inovatif yaitu ceramah.
Tolok ukur keberhasilan belajar yaitu telah mencapai atau melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai ulangan siswa dalam buku daftar nilai, jika diamati maka terlihat deretan prestasi siswa yang sudah atau yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ideal adalah 100% sedangkan batas nilai minimal disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peserta didiknya. Di SDN 1 Glagahombo, sebanyak 64,5 % siswanya belum mencapai KKM.
Berdasarkan kondisi diatas, perlu usaha untuk mengatasi masalah dengan teknik pembelajaran pendidikan matematika realistik Indonesia. Teknik ini dipilih dengan alasan lebih mengembangkan kemampuan siswa, baik secara akademik maupun non akademik.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan tidak terjadi salah konsep, maka penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar“Menjumlahkan berbagai bentuk pecahan”
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
2. Apakah teknik pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang menjumlahkan berbagai bentuk pecahan?
D. Pemecahan Masalah
Berdasarkan penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya materi menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah maka peneliti menggunakan teknik Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Dengan teknik pembelajaran ini diharapkan siswa dapat berpikir secara kreatif dalam mengerjakan matematika.
E. Batasan Pengertian
a. Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang. b. Prestasi belajar adalah hasil dari aktivitas belajar yang sudah ditempuh
berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap kegiatan belajar dibidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah teknik pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang menjumlahkan berbagai bentuk pecahan bagi siswa kelas V SDN 1 Glagahombo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2011/2012.
G. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis
a. Penelitian ini untuk memenuhi tugas akhir skripsi, sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
b. Menambah pengalaman tentang penerapan pembelajaran inovatif, khususnya teknik pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia, sehingga dapat mengetahui informasi dan tolok ukur tingkat penguasaan materi siswa selama mengikuti pelajaran.
c. Memliki alternatif teknik pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara bervariasi.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat menambah pengalaman belajar siswa di sekolah. 3. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan memberikan motivasi dan inspirasi bagi guru untuk mengembangkan pelaksanaan pembelajaran yang lebih menarik pada saat mengajar.
4. Bagi Sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Moh. Surya (2003:67) minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.
Hurlock (1993:114) menjelaskan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.
Minat sangat berpengaruh dalam belajar siswa. Perasaan yang bersemangat dalam belajar dapat meningkatkan pencapaian anak. Dengan perasaan yang baik, anak dapat belajar dengan maksimal.
Dari beberapa pengertian minat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa tertarik terhadap suatu objek yang bersifat menetap.
2. Pengertian Minat Belajar
kecenderungan-kecenderungan lain, yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
3. Faktor pendorong minat
Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat merupakan alat motivasi yang utama. Menurut Esti (2002: 365) salah satu cara untuk menarik minat selamapelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan dengan minat-minat siswa.
Menurut Sardiman (1986:93-94) beberapa cara untuk menciptakan minat, antara lain:
a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar
b) Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada masa lampau
c) Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak merasa bosan
d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Dalam dunia pendidikan, belajar menjadi hal yang penting karena belajar merupakan pokok dari pendidikan itu sendiri. Belajar tidak memiliki batas karena proses belajar itu sendiri terus berlangsung selama kita masih hidup.
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Masidjo (2006:11) mengemukakan belajar adalah proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan yang terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) dalam jangka waktu tertentu yang hasilnya adalah tingkah laku baru ataupun penyempurnaan tingkah laku lama.
Menurut Winkel (Winkel 1989:34) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Yamin (2006:17) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap.
Belajar diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap (Arikunto, 1980:19).
Morgan (Purwanto, 1996:84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Slameto (2003:2) menyatakan bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Jerome S. Bruner (Hudoyo, 1990:101) berpendapat bahwa, belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yang relevansi: memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan, sehingga belajar dapat diartikan sebagai proses kognitif.
perangsang-sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku perangsang-sebagai hasil dari pengalaman. Agus Suprijono (2009:2) juga berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Gagne (Hudoyo, 1990:11) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman.
Wina Sanjaya (2005:89) belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Hilgard (Wina Sanjaya, 2006:110) mengemukakan belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan setiap orang sejak lahir demi perkembangan dirinya (Wens Tanlain, 2006:19). Nasution (1982) mengemukakan belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan, perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penghargaan minat dan penyesuaian diri.
Menurut Piaget (Semiawan,2008:10) belajar merupakan perkembangan aktivitas yang melibatkan kognitif seseorang merupakan proses interaksi yang terus-menerus antara lingkungan, dan kondisi manusia yang disebut adaptasi. Menurut Oemar Hamalik (2001:29) belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Menurut Muhibin Syah (1999:68) belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunganyang melibatkan proses kognitif.
dampak positif yang dapat merubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik.
2. Jenis-Jenis Belajar
Jenis belajar menurut Gagne (Winkel, 1989:72) yaitu:
a. Informasi verbal, yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan itu diperoleh dari sumber yang menggunakan bahasa juga, lisan ataupun tertulis. Informasi verbal memiliki peran penting bagi siswa karena dengan memiliki kemampuan menangkap informasi verbal dengan baik, maka siswa akan mendapatkan pengetahuan secara maksimal.
b. Kemahiran Intelektual, yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar).
c. Pengaturan kegiatan kognitif; kemampuan yang mencakup penggunaan konsep dan kaidah yang dimiliki, terutama saat menghadapi suatu problem.
d. Ketrampilan motorik; kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmaniah dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Ciri khas dari ketrampilan motorik ini adalah otomatisme, yaitu gerakan yang berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar. e. Sikap; hal ini berkaitan dengan perasaan, tentang bagaimana kita
memunculkan perasaan tidak suka, sehingga individu harus melakukan penilaian terhadap pilihan-pilihan yang ada sebelum memberikan keputusan.
3. Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari suatu yang telah dilakukan atau kerjakan (KBBI, 2005:895). Menurut Nasrun Harahap, Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. Menurut Sardiman A.M (2001:46) prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) memiliki arti yang berbeda, menurutnya prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.
4. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari suatu yang telah dilakukan atau kerjakan (KBBI, 2005:895). Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mate pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru (KBBI, 2005:895).
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Winkel (1983) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu.
5. Faktor-Faktor Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar memiliki kesamaan dengan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Suharsimi Arikunto (1980 : 21) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pada prinsipnya dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor internal atau yang berasal dari luar diri siswa tersebut. Kedua faktor tersebut adalah :
a. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis dan psikologis. Yang dapat dikategorikan faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.
b. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa. Dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan, dan lingkungan fisik.
6. Matematika
pikir deduktif dan konsisten. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Pusat Kurukulum, 2008).
Dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pasti dan konsisten yang memiliki peranan dalam meningkatkan daya pikir manusia yang menunjang berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu, mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada siswa sejak dari sekolah dasar agar siswa dapat berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.
7. Pendidikan Matematika Realistik
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan pendekatan dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan paradigma pendidikan sekarang. PMRI menginginkan adanya perubahan dalam paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar menjadi paradigma belajar (Marpaung,2004).
karakteristik siswa sendiri dan pengalaman belajarnya. Tanggungjawab langsung guru sebenarnya pada penciptaan kondisi belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang baik (Marpaung,2004). Pengalaman belajar akan terbentuk apabila siswa ikut terlibat dalam pembelajaran yang terlihat dari aktivitas belajarnya.
PMRI juga menekankan untuk membawa matematika pada pengajaran yang bermakna dengan mengkaitkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari yang bersifat realistik. Siswa disajikan masalah-masalah kontekstual, yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi realistik. Kata realistik disini dimaksudkan sebagai situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa atau menggambarkan situasi dalam dunia nyata (Zulkarnain,2002).
8. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
Suryanto (2010:37) menyatakan bahwa Pendidikan Matematika Realistik (PMRI) adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic Mathematic Education yang diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Zulkardi dalam Dhoruri (2000:8-9) berpendapat bahwa PMRI adalah pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang “real” bagi siswa, menekankan ketrampilan abstrak dan formalisasi matematisasi dan refleksi situasi nyata matematisasi dalam aplikasi “proses of doing mathematics”, berdiskusi berkolaborasi berargumentasi dengan teman sekelas sehinga dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.
Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika dan mengembangkan daya nalar.
9. Sejarah Singkat PMRI
PMRI berkembang dari Realistic Mathematics Education (RME) yang dikembangkan oleh institude Freudenthal. Institut ini didirikan pada tahun 1971, berada di bawah Utrecht University Belanda sebagai penolakan terhadap gerakan Matematika Modern yang elanda sebagian besar dunia saat itu. Ujicoba RME di Indonesia dilakukan tahun 1998 dan diujicoba di sekolah dasar tahun 2011 dengan nama PMRI. Bakker(2004: 42) menyatakan RME adalah sebuah teori yang pembelajaran dalam pendidikan matematika yang menawarkan filosopi pedagogis dan didaktis dalam proses belajar dan mengajar matematika, terutama dalam mendisain instruksi dan materi. Freudenthal dalam Wijaya (2012:20) mengatakan bahwa matematika sekolah tidak ditempatkan sebagai sistem tertutup (closed system) melainkan sebagai aktivitas yang disebut matematisasi. Adanya pendapat tersebut menjadi landasan untuk mengembangkan Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education). Sistem yang sama juga diadopsi di negara Indonesia, dalam perkembangnya RME menjadi PMRI.
10. Prinsip PMRI
1) Guided Re-invention (Penemuan kembali secara terbimbing) dan Progressive Mathematization (Matematisasi progresif)
Prinsip Guided Re-invention ialah penekanan pada “penemuan kembali” secara terbimbing. Melalui masalah kontekstual yang realistik (yang dapat dibayangkan atau Matematika dipahami oleh siswa), yang mengandung topik-topik matematika tertentu yang disajikan, siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali ide-ide dan konsep-konsep matematis.
Prinsip Progressive Mathematization menekankan “matematisasi” atau “pematematikaan”, yang dapat diartikan sebagai
“upaya yang mengarah ke pemikiran matematis”. De Lange dalam
Wijaya (2011:42) membagi matematisasi menjadi dua, yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Gravemeijer dalam Dhoruri (2000:3-4) menyatakan bahwa matematisasi horizontal merupakan proses penalaran dari dunia nyata ke dalam simbol-simbol matematika. Sedangkan matematisasi vertikal merupakan proses penalaran yang terjadi di dalam sistem matematika itu sendiri, misalnya : penemuan cara penyelesaian soal, mengkaitkan antar konsep-konsep matematis atau menerapkan rumus-rumus matematika.
2) Didactical Phenomenology (Fenomenologi didaktis)
Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat mendidik dan menekankan pentingnya masalah kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematik kepada siswa.
3) Self-developed model (Membangun sendiri model)
mengembangkan sendiri model-model atau cara-cara menyelesaikan masalah tersebut. Model-model atau cara-cara tersebut dimaksudkan sebagai wahana untuk mengembangkan proses berpikir siswa, dari proses berpikir yang paling dikenal siswa, ke arah proses berpikir yang lebih formal. Jadi dalam pembelajaran guru tidak memberikan informasi atau menjelaskan tentang cara penyelesaian masalah, tetapi siswa sendiri yang menemukan penyelesaian tersebut dengan cara mereka sendiri.
11. Karakteristik PMRI
Suryanto (2010:44) menyatakan bahwa terdapat 5 karakteristik matematika realistik, yaitu:
1) Menggunakan konteks
Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru. Konteks yang dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata baik aspek budaya maupun aspek geografis. Di dalam PMR hal itu tidak selalu diartikan konkret tetapi dapat juga yang telah dipahami oleh siswa atau dapat dibayangkan oleh siswa.
2) Menggunakan model
3) Menggunakan kontribusi siswa
Dalam pembelajaran perlu sekali diperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa, yang berupa ide, atau variasi cara pemecahan masalah. Kontribusi siswa itu dapat memperbaiki atau memperluas konstruksi yang perlu dilakukan atau produksi yang perlu dihasilkan sehubungan dengan pemecahan masalah kontekstual.
4) Menggunakan format interaktif
Dalam pembelajaran jelas bahwa sangat diperlukan adanya interaksi, baik antara siswa dan siswa atau antara siswa dan guru yang bertindak sebagai fasilitator. Interaksi mungkin juga terjadi antara siswa dan sarana, atau antara siswa dan matematika atau lingkungan. Bentuk interaksi itu dapat juga macam-macam, misalnya diskusi, negosiasi, memberi penjelasan atau komunikasi, dan sebagainya.
5) Intertwinning (Manfaatkan keterkaitan)
Keterkaitan antara topik, konsep, operasi, dan sebagainya sangat kuat sehingga sangat dimungkinkan adanya interaksi antara topik-topik, dan sebagainya. Bahkan mungkin saja antara matematika dan bidang pengetahuan lain untuk lebih mempertajam kebermanfaatan belajar matematika.
C. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Yohana Yuniarti dengan judul “Karakteristik bangun ruang sederhana di kelas I SD K Demangan Baru tahun 2008.” Jenis
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hadziqotul Aizah tahun 2007 dalam Suryanto ( 2010:182) (skripsi tidak diterbitkan) dengan judul “Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan PMRI di Kelas IV A SD N Percobaan 2 Depok Sleman.”
D. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menggunakan model PMRI merupakan salah satu cara yang tepat dalam usaha mengembangkan kemampuan siswa dalam matapelajaran matematika. Melalui PMRI siswa akan belajar bagaimana ia mengembangkan kemampuannya, dimana siswa berusaha untuk menemukan sendiri apa yang ia pelajari. Siswa diharapkan bertanggungjawab akan hal-hal yang dilakukannya sehingga ia akan berusaha belajar dengan sebaik-baiknya.
E. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan pengertian tersebut terdapat beberapa ide pokok tentang PTK sebagai berikut
1. Menurut Suharsimi dalam Mulyasa (2009:11), penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan
2. Menurut Bodgan dan Biklen dalam Burn,(1999), penelitian tindakan kelas adalah pengumpulan informasi yang sistematis yang dirancang untuk menghasilkan perubahan sosial.
3. Menurut Dedi Dwitagama, penelitian tindakan kelas merupakan ragam pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Glagahombo 1, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Glagahombo 1 Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012
3. Objek Penelitian
Prestasi belajar siswa dengan menggunakan teknik pembelajaran matematika realistik Indonesia
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.
N
o
Kegiatan Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Observasi pra
penelitian
V
2 Penyusunan Proposal V V
3 Permohonan ijin
penelitian
V
4 Pengumpulan data v
5 Pengolahan data v
6 Penyusunan laporan v v
7 Ujian skripsi v
8 Revisi V
9 Pembuatan artikel V
C. Rencana Tindakan 1. Persiapan
Tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Meminta izin kepada kepala sekolah SDN Glagahombo 1 untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
c. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu kurangnya minat dan prestasi belajar siswa mengenai materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
d. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi penjumlahan dan pengurangan pecahan yang disampaikan guru kurang berkesan kepada siswa. Hal ini dikarenakan kurangnya kreativitas guru untuk menumbuhkan minat belajar siswa dengan menggunakan teknik dan metode pembelajaran yang tepat. Guru belum menggunakan media dan alat peraga yang sesuai secara maksimal karena keterbatasan penyediaan sarana sekolah. Peneliti akan mencoba meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan pendekatan PMRI.
e. Perumusan masalah.
f. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus. g. Merancang pengembangan ide pembelajaran.
h. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS).
i. Menyusun instrument penelitian.
2. Rencana Tindakan setiap Siklus
a. Siklus I
(1) Perencanaan
a) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
b) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pecahan. c) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
d) Siswa dibagikan soal latihan untuk berlatih mengerjakan soal tentang pecahan.
e) Siswa bersama guru membahas bersama-sama soal yang telah dikerjakan.
(2) Tindakan
Melaksanakan sesuai dengan rencana tindakan (3) Observasi / Pengamatan
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi
(4) Refleksi
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peneliti mengidentifikasi kesulitan dan hambatan selama pelaksanaan pembelajaran serta melakukan pengumpulan data dan menghitung keberhasilan belajar siswa. Kemudian melakukan revisi untuk perbaikan ke siklus berikutnya (siklus II).
b. Siklus II
2) Rencana Tindakan
a) Mengidentifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b) Mengembangkan skenario pembelajaran.
d) Menyiapkan sumber belajar 3) Pelaksanaan Tindakan
a) Menyampaikan kompetensi dasar dan indicator yang akan dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
b) Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan.
c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.
d) Siswa diminta untuk berlatih mengerjakan soal-soal latihan.
e) Siswa diminta untuk mengerjakan di depan kelas. f) Siswa mengerjakan soal evaluasi
4) Observasi
Melakukan observasi terhadap minat belajar siswa dengan lembar pengamatan yang tersedia
5) Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti pada siklus II akhir pertemuan pertama dan akhir pertemuan kedua adalah sebagai berikut : a) Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus
I, tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang dihadapi siswa.
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya 1. Peubah (variabel) indikator keberhasilan
Sesuai dengan judul penelitian di atas, penelitian ini ada dua peubah, yaitu minat dan prestasi belajar. Pengamatan minat dilaksanakan pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan minat pada setiap siklus pembelajarannya.
Tabel 3.2 Peubah (variabel) indikator keberhasilan
No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen 1 Minat Siswa
berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran. 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa menyimak penjelasan dari guru 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa mengerjakan tugas dari guru
20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa aktif bertanya 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa aktif menjawab pertanyaan 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat
Siswa sering maju ke depan
20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa aktif berdiskusi 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa membantu guru menyiapkan perlengkapan pembelajaran. 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa bekerjasama dalam kelompok 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa sering bertanya 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa mengikuti pelajaran dengan antusias. 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa datang tepat waktu 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa merasa senang terhadap
materi yang diterima. siswa minat Siswa belajar dengan antusias 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat Siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai 20 siswa Pengamatan Rubrik pengamatan minat 2 Prestasi belajar siswa • Rata-rata nilai ulangan • Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM Nilai tes siswa
Tes tertulis Lembar tes/ulangan siswa
Tabel 3.3 Tabel Kriteria Keberhasilan
1 Minat Siswa
berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran.
8 10 15
Siswa menyimak penjelasan dari guru
8 10 15
Siswa mengerjakan tugas dari guru
8 10 15
Siswa aktif bertanya
8 10 15
Siswa aktif menjawab pertanyaan
8 10 15
Siswa senang terhadap mata pelajaran Matematika karena menarik
8 10 15
Siswa senang mata pelajaran matematika karena sesuai dengan kebutuhan
Siswa lebih senang mata pelajaran matematika dibanding mata pelajaran lain
8 10 15
Siswa senang terhadap guru karena
penjelasannya mudah
dipahami.
8 10 15
Siswa menanyakan kesulitannya kepada guru
8 10 15
Siswa sering maju ke depan
8 10 15
Siswa aktif berdiskusi
8 10 15
Siswa
membantu guru menyiapkan perlengkapan pembelajaran.
Siswa bekerjasama dalam kelompok
8 10 15
Siswa sering bertanya
8 10 15
Siswa mengikuti pelajaran
dengan antusias.
8 10 15
Siswa datang tepat waktu
8 10 15
Siswa merasa senang terhadap materi yang diterima.
8 10 15
Siswa belajar dengan antusias
8 10 15
Siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai
Tabel 3.4 Tabel Keterlibatan siswa
No Peubah Indikator Jumlah siswa yang terlibat
Kondisi awal Akhir siklus 1 Akhir siklus 2 2 Prestasi
belajar siswa
- Rata-rata nilai ulangan
- Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
5
40%
6
50%
6,5
70%
2. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini menggunakan data yang berkaitan dengan minat dan prestasi belajar siswa mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan. Data mengenai rubrik pengamatan minat sebagai data penilaian minat siswa, sedangkan prestasi belajar siswa diukur dengan tes pada setiap akhir siklus.
3. Instrumen
Instrumen penelitian ini akan menggunakan dua (2) instrumen, yakni tes dan non tes. Instrumen tersebut adalah sebagai berikut :
a) Tes Tertulis
Soal tes tertulis berupa soal isian yang dikembangan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Soal isian berjumlah 20 nomor, yang masing-masing nomor mempunyai bobot satu (1).
Dengan ketentuan :
Skor 0 = jika jawaban salah
b) Non Tes (lembar pengamatan minat)
Penilaian non tes yang digunakan peneliti yaitu menggunakan lembar pengamatan minat. Lembar pengamatan minat ini disusun oleh peneliti berdasar indikator minat. Lembar pengamatan ini diisi oleh peneliti pada waktu proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, baik pada siklus 1 maupun siklus 2.
Lembar pengamatan disusun sebagai berikut : Tabel 3.5
LEMBAR PENGAMATAN MINAT
No Indikator Aspek
Jumlah siswa yang
terlibat
Jumlah total
1. Perhatian dalam mengajar
• Siswa berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran.
• Siswa menyimak penjelasan dari guru
• Siswa mengerjakan tugas dari guru
• Siswa aktif bertanya
• Siswa aktif menjawab pertanyaan
2. Rasa tertarik terhadap materi dan guru
Matematika karena menarik
• Siswa senang mata pelajaran matematika karena sesuai dengan kebutuhan
• Siswa lebih senang mata pelajaran
matematika dibanding mata pelajaran lain
• Siswa senang terhadap guru karena
penjelasannya mudah dipahami.
• Siswa menanyakan kesulitannya kepada guru
3. Keterlibatan siswa dalam pelajaran
• Siswa sering maju ke depan
• Siswa aktif berdiskusi
• Siswa membantu guru menyiapkan
perlengkapan pembelajaran.
• Siswa bekerjasama dalam kelompok
4. Ekspresi • Siswa mengikuti pelajaran dengan antusias.
• Siswa datang tepat waktu
• Siswa merasa senang terhadap materi yang diterima.
• Siswa belajar dengan antusias
• Siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai
Jumlah Keseluruhan =
4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian a) Validitas
Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Suatu tes dikatakan valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Validitas penelitian ini menggunakan dua validitas, yakni validitas (expert judgement) dan validitas empiris.
dibuat sebaiknya mengacu pada apa yang diukur pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, validitas expert judgement digunakan untuk mengukur rubrik pengamatan minat dan panduan wawancara. Rubrik pengamatan minat dan panduan wawancara yang telah dibuat peneliti, kemudian dikonsultasikan kepada yang lebih ahli, yaitu dosen pembimbing.
Validitas Empiris yaitu membuat instrumen penelitian yang sebaik mungkin dan selanjutnya dikonsultasikan kepada yang lebih ahli, kemudian diujikan di lapangan. Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien validitas (rxy). Validitas empiris digunakan untuk mengukur kisi-kisi soal tes yang dibuat peneliti. Soal tes yang telah dibuat peneliti, kemudian dikonsultasikan kepada yang lebih ahli dan diujikan di lapangan. Setelah diujikan di lapangan kemudian validitas suatu tes dapat dihitung dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson, baik dengan menggunakan rumus angka kasar maupun dengan rumus singkat.
1) Validasi Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti harus melalui validasi sebelum digunakan dalam proses kegiatan penelitian. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi silabus, RPP, LKS dan bahan ajar.
a. Hasil validasi
Berikut ini adalah tabel hasil validasi dosen
Tabel 3.6. Tabel hasil validasi Dosen dan Guru
No Perangkat Pembelajaran
Dosen dan Guru
Rata-rata Kriteria P.W. Mar Sla
1 Silabus 3,7 3.11 3,4 3.11 Baik sekali
2 RPP 3,8 3,09 3,47 3,45 Baik sekali
3 LKS 3,87 3,25 3,123 3,41 Baik sekali
4 Bahan Ajar 3,8 2,8 3,2 3,26 Baik sekali
5 Evaluasi 3,6 3,2 3,8 3,53 Baik sekali
rata-rata total 3.11 Baik sekali
b) Reliabilitas
Besarnya tingkat reliabilitas dinyatakan dengan menggunakan koefisien reliabilitas (rtt). Kriteria reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 3.7 Kriteria Klasifikasi Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Kualifikasi
± 0,91–± 1,00 Sangat tinggi
± 0,71–± 0,90 Tinggi
± 0,41–± 0,70 Cukup
± 0,21–± 0,40 Rendah
± 0–± 0,20 Sangat rendah
E. Refleksi Implementasi
Penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri I Glagahombo,
Tempel, Sleman tahun 2011/2012 berjalan dengan cukup baik.
Indikator-indikator yang mencakup minat siswa sudah muncul dalam pembelajaran
meskipun belum maksimal. Kegiatan terlaksana dalam 3 kali pertemuan
sesuai dengan rencana peneliti. Situasi yang selama kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan cukup kondusif sehingga siswa dapat belajar untuk
menjumlahkan pecahan dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Proses pembelajaran berlangsung cukup baik walaupun masih belum
maksimal. Kurangnya pemberian kesempatan oleh guru pada siswa untuk
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Glagahombo I dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri 8 siswa putra dan 12 siswa putri. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dengan standar kompetensi, kompetensi dasar yang sama, namun indikator pembelajaran dan tindakan yang berbeda. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Penelitian dilakukan melalui proses yang dimulai dari perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Februari sampai 5 Maret 2012.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti pada pertemuan ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian. Persiapan tersebut meliputi materi pelajaran tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama, menyiapkan silabus, RPP dan LKS, menyiapkan lembar pengamatan siswa, lembar wawancara guru dan lembar wawancara siswa serta instrumen dalam bentuk tes tertulis yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
b. Pelaksanaan
guru. Peran siswa pada siklus I yaitu siswa berdiskusi di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
c. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan tes evaluasi pada akhir siklus I diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perolehan nilai ulangan siklus I
No Nama KKM Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
1 FKY 65 70
2 RPI 65 60
3 ANF 65 70
4 AIK 65 65
5 LDA 65 60
6 ZSA 65 60
7 ABI 65 70
8 AND 65 55
9 AFB 65 60
10 DST 65 60
11 DCS 65 70
12 EAP 65 60
13 LSD 65 65
14 MNF 65 60
15 MAY 65 60
16 MAR 65 65
17 NSB 65 75
18 OLI 65 65
19 RDH 65 60
Berdasarkan tes evaluasi siklus I diperoleh rata-rata nilai kelas V mencapai 64. Nilai tertinggi 75 nilai terendah 55. Jumlah siswa yang tuntas / mencapai KKM terdiri dari 9 siswa atau 45% dari jumlah seluruh siswa, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas / belum mencapai KKM terdiri dari 11 siswa atau 55% dari jumlah seluruh siswa.
d. Refleksi
Pada pelaksanaan pembelajaran kendala yang muncul yaitu : pembentukan kelompok-kelompok dan mengkoordinasi siswa membutuhkan waktu yang lumayan lama. Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang ramai ketika berdiskusi, usaha yang dilakukan oleh guru yaitu dengan cara mendekati siswa dan memberikan pengertian. Terdapat beberapa siswa yang kurang lancar dalam penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut yang sama. Usaha yang dilakukan dengan cara mendekati siswa secara personal dan mengajari menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut yang sama.
Kualitas proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu ini tampak bahwa: Siswa merasa senang dan bersemangat ketika pembagian kelompok, siswa tampak antusias mengikuti pelajaran, hal ini diwujudkan siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan
Jumlah 1280 9 11
Rata-rata 64
Nilai tertinggi 75
Nilai Terendah 55
berusaha untuk menjaga ketenangan kelas. Dalam melakukan diskusi kelompok terjadi komunikasi yang baik di antara siswa sehingga setelah diberikan soal evaluasi akhir siklus 1 persentase siswa yang memenuhi target KKM mengalami kenaikan dari kondisi awal 35,5% menjadi 45%, tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu 50%. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, akan dilakukan perbaikan pembelajaran ke siklus selanjutnya, yaitu siklus II.
2. Siklus II
a. Pelaksanaan
Siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Maret 2012 membahas tentang penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa, selanjutnya pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin, 5 Maret 2012 membahas tentang penjumlahan dua pecahan campuran dengan jumlah 20 siswa. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media tiruan pizza yang terbuat dari kertas karton. Buku sumber yang digunakan adalah buku paket yang dimiliki siswa. Pada akhir siklus II dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran.
b. Hasil Penelitian
Tabel 4.2 Perolehan nilai ulangan siklus II
No Nama KKM Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
1 FKY 65 81,2
2 RPI 65 61,2
3 ANF 65 75,0
4 AIK 65 73,7
5 LDA 65 76,2
6 ZSA 65 81,2
7 ABI 65 80,0
8 AND 65 75,0
9 AFB 65 71,2
10 DST 65 75,0
11 DCS 65 63,7
12 EAP 65 81,2
13 LSD 65 75,0
14 MNF 65 75,0
15 MAY 65 73,7
16 MAR 65 82,5
17 NSB 65 75,0
18 OLI 65 73,7
19 RDH 65 63,7
20 SNA 65 73,7
Jumlah 1487,9 17 3
Rata-rata 74,395
Nilai tertinggi 82,5
Berdasarkan tes evaluasi siklus II diperoleh rata-rata nilai kelas V mencapai 74,39 dengan nilai tertinggi 82,5 dan nilai terendah 61,2. Jumlah siswa yang tuntas / mencapai KKM terdiri dari 17 siswa atau 85% dari jumlah seluruh siswa sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas / belum mencapai KKM terdiri dari 3 siswa atau 15% dari jumlah seluruh siswa.
c. Refleksi
Pada pelaksanaan pembelajaran kendala yang muncul antara lain; terdapat kelompok yang mengalami rebut dikarenakan ada salah satu siswa yang tidak mau bekerja dalam kelompok. Usaha yang dilakukan peneliti dengan cara memberikan pengertian kepada kelompok yang bermasalah dan memberikan pengarahan kepada semua kelompok.
Kualitas proses pelaksanaan siklus II terlihat ketika siswa mengikuti kegiatan belajar dengan antusias, sebelum pembelajaran dimulai siswa telah mempersiapkan diri di kelas dan mereka berkreasi untuk membentuk kelompok sendiri sehingga guru tidak perlu mengatur dalam pembentukan kelompok. Kegiatan di dalam kelompok berjalan dengan lancar dan diskusi berlangsung dengan baik, masing-masing anggota kelompok terihat aktif di dalam kelompok. Kelebihan pada siklus II ini, siswa sudah mulai aktif di dalam kelompok untuk berdiskusi, mereka mau bekerja sama untuk menyelesaikan tugas. Apabila terdapat kesulitan, siswa juga langsung bertanya kepada guru. Jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya kesulitan dalam penjumlahan pecahan juga sudah berkurang. Penguasaan materi
sudah lebih baik hal ini ditunjukkan nilai tes evaluasi siklus II sebagian besar sudah memenuhi KKM.
B. Pembahasan
Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperlihatkan ringkasan hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
No Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak NIlai Ya Tidak
1 s1 49 70 81,2
2 s2 75 60 61,2
3 s3 66 70 75,0
4 s4 53 65 73,7
5 s5 69 60 76,2
6 s6 60 60 81,2
7 s7 74 70 80,0
8 s8 58 55 75,0
9 s9 70 60 71,2
10 s10 27 60 75,0
11 s11 47 70 63,7
12 s12 42 60 81,2
13 s13 68 65 75,0
14 s14 96 60 75,0
15 s15 96 60 73,7
16 s16 72 65 82,5
17 s17 59 75 75,0
18 s18 40 65 73,7
20 s20 30 55 73,7
21 s21
-22 s22 55
23 s23 58
24 s24 90
25 s25 50
26 s26 37
27 s27 72
28 s28 78
29 s29 33
30 s30 57
31 s31 50
32 s32
-Jumlah 13 19 9 11 17 3
Tabel 4.4 Perolehan hasil ketuntasan penelitian
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Tuntas 35,5% 45% 85%
Tidak Tuntas 64,5% 55% 15%
Tabel 4.5 Pencapaian Ketuntasan Siswa
Tabel 4.6 Rata-rata Kelas
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Kondisi Awal Akhir Siklus 1 Akhir Siklus 2
Series 1 Column1 Column2
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Kondisi Awal Akhir Siklus 1 Akhir Siklus 2
Pada akhir siklus I peneliti memberikan soal untuk mengevaluasi siswa. Evaluasi ini bermaksud untuk mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajaran yang telah diterimanya. Hasil penelitian siklus I yaitu 2 siswa mendapat nilai 55, 9 siswa mendapat nilai 60, 4 siswa mendapat nilai 65, 4 siswa mendapat nilai 70 dan 1 siswa mendapat nilai 75.
Dari data tersebut, siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 9 anak atau mencapai 45% dari 20 siswa dan 11 anak memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau mencapai 55%. Hasil dari siklus I belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 50%. Maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dan dilakukan serangkaian perencanaan untuk siklus II.
Hasil penelitian siklus II yaitu 1 siswa mendapat nilai 61,2; 2 siswa mendapat nilai 63,7; 1 siswa mendapat nilai 71,2; 5 siswa mendapat nilai 73,7; 6 siswa mendapat nilai 75,0; 1 siswa mendapat nilai 80,0; 3 siswa mendapat nilai 81,2; dan 1 siswa mendapat nilai 82,5. Dari data tersebut, siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 17 siswa atau mencapai 85% dari 20 siswa dam 3 sisa masih memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau mencapai 15% dari 20 siswa.
siswa berkurang. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang sudah tuntas KKM mencapai 85%, maka siklus tidak perlu dilanjutkan karena sudah memenuhi target yaitu 70%
Penilaian non tes yang digunakan peneliti yaitu menggunakan lembar pengamatan minat. Lembar pengamatan minat ini disusun berdasarkan indikator minat. Lembar pengamatan minat ini diisi oleh peneliti pada waktu proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, baik pada siklus 1 maupun siklus 2. Lembar pengamatan disusun sebagai berikut :
Tabel 4.7 Penilaian Minat
Nama Siswa : ... Kelas : ...
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Siswa berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran.
2 Siswa menyimak penjelasan dari guru
3 Siswa mengerjakan tugas dari guru
4 Siswa aktif bertanya
pelajaran Matematika karena menarik
7 Siswa senang mata pelajaran matematika karena sesuai dengan kebutuhan
8 Siswa lebih senang mata
pelajaran matematika dibanding mata pelajaran lain
9 Siswa senang terhadap guru karena penjelasannya mudah dipahami.
10 Siswa menanyakan kesulitannya kepada guru
11 Siswa sering maju ke depan 12 Siswa aktif berdiskusi 13 Siswa membantu guru
menyiapkan perlengkapan pembelajaran.
14 Siswa bekerjasama dalam kelompok
15 Siswa sering bertanya 16 Siswa mengikuti pelajaran
dengan antusias.
17 Siswa datang tepat waktu 18 Siswa merasa senang terhadap
materi yang diterima.
pelajaran sebelum pelajaran dimulai
Jumlah
Jumlah Keseluruhan
Tabel 4.8 Kriteria Penilaian Skor Keterangan
1 Sangat rendah
2 Rendah
3 Sedang 4 Tinggi
5 Sangat Tinggi
Tabel 4.9 Rubrik Penilaian Klasifikasi Rentang Skor Sangat Rendah 0–20
Rendah 21–40
Cukup 41–60
Tinggi 61–80
Tabel 4.10 Penilaian Minat Siklus I
No Nama Siswa Skor
1 FKY 59
2 RPI 55
3 ANF 48
4 AIK 51
5 LDA 68
6 ZSA 63
7 ABI 66
8 AND 60
9 AFB 58
10 DST 69
11 DCS 73
12 EAP 75
13 LSD 73
14 MNF 66
15 MAY 68
16 MAR 63
17 NSB 75
18 OLI 69
19 RDH 60
Tabel 4.11 Penilaian Minat Siklus II
No Nama Siswa Skor
1 FKY 69
2 RPI 74
3 ANF 68
4 AIK 76
5 LDA 78
6 ZSA 66
7 ABI 70
8 AND 78
9 AFB 69
10 DST 79
11 DCS 78
12 EAP 77
13 LSD 76
14 MNF 79
15 MAY 80
16 MAR 76
17 NSB 80
18 OLI 77
19 RDH 71
Tabel 4.12 PENILAIAN MINAT No Nama
Siswa
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi
1 FKY 55 Cukup 59 Cukup 69 Tinggi
2 RPI 51 Cukup 55 Cukup 74 Tinggi
3 ANF 45 Cukup 48 Cukup 68 Tinggi
4 AIK 48 Cukup 51 Cukup 76 Tinggi
5 LDA 47 Cukup 68 Tinggi 78 Tinggi
6 ZSA 54 Cukup 63 Tinggi 66 Tinggi
7 ABI 58 Cukup 66 Tinggi 70 Tinggi
8 AND 53 Cukup 60 Cukup 78 Tinggi
9 AFB 51 Cukup 58 Cukup 69 Tinggi
10 DST 58 Cukup 69 Tinggi 79 Tinggi
11 DCS 59 Cukup 73 Tinggi 78 Tinggi
12 EAP 62 Tinggi 75 Tinggi 77 Tinggi
13 LSD 66 Tinggi 73 Tinggi 76 Tinggi
14 MNF 64 Tinggi 66 Tinggi 79 Tinggi
15 MAY 68 Tinggi 68 Tinggi 80 Tinggi
16 MAR 61 Tinggi 63 Tinggi 76 Tinggi
17 NSB 67 Tinggi 75 Tinggi 80 Tinggi
18 OLI 58 Cukup 69 Tinggi 77 Tinggi
19 RDH 57 Cukup 60 Cukup 71 Tinggi
Total 1141 1285 1495
Rata-rata
57.05 Cukup 64.3 Tinggi 74.75 Tinggi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan teknik pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SD Negeri 1 Glagahombo dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sekolah menerapkan teknik pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di setiap kelas, akan tetapi belum maksimal karena guru masih perlu banyak waktu untuk lebih mempelajari dan mendapatkan pelatihan tentang cara penerapan PMRI dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Glagahombo berjalan dengan lancar karena adanya keterlibatan dari berbagai pihak seperti dosen pembimbing, kepala sekolah SD Negeri 1 Glagahombo, guru kelas V SD Negeri 1 Glagahombo, dan juga siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Glagahombo.
Peningkatan minat belajar siswa dilihat menggunakan kuesioner dari kondisi awal dengan rata-rata skor 57.05 dengan klasifikasi cukup. Setelah diberikan tindakan pada siklus 1, terdapat peningkatan minat belajar siswa dengan rata-rata skor menjadi 64.3 dengan klasifikasi cukup. Rata-rata skor 64.3 belum mencerminkan peningkatan minat belajar siswa yang signifikan, maka dilanjutkan pada siklus 2, dimana pada akhir siklus 2 diperoleh rata-rata skor menjadi 74.75. Skor 74.75 menggambarkan bahwa minat belajar siswa termasuk kriteria tinggi.
pembelajaran PMRI. Hasil penelitian siklus 1 yaitu 2 siswa mendapat nilai 55, 9 siswa mendapat nilai 60, 4 siswa mendapat nilai 65, 4 siswa mendapat nilai 70, dan 1 siswa mendapatkan nilai 75. Tingkat ketuntasan siswa pada akhir siklus 1 ini dengan hasil 45% siswa berhasil tuntas. Hasil dari siklus 1 belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 50%. Maka penelitian dilanjutkan pada siklus 2 dan dilakukan serangkaian evaluasi dan perencanaan untuk siklus 2. Hasil penelitian siklus II yaitu 1 siswa mendapat nilai 61,2; 2 siswa mendapat nilai 63,7; 1 siswa mendapat nilai 71,2; 5 siswa mendapat nilai 73,7; 6 siswa mendapat nilai 75,0; 1 siswa mendapat nilai 80,0; 3 siswa mendapat nilai 81,2; dan 1 siswa mendapat nilai 82,5. Dari data tersebut, siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 17 siswa atau mencapai 85% dari 20 siswa dam 3 sisa masih memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau mencapai 15% dari 20 siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Sebaiknya dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran Matematika dengan lebih sering melakukan pembelajaran yang menarik sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat membuktikan sendiri materi yang telah diberikan oleh guru di kelas. Dengan demikian siswa akan lebih senang dalam mengikuti pelajaran Matematika di kelas.
2. Bagi peneliti selanjutnya
DAFTAR REFERENSI
Arifin, Z. (1990). Evaluasi instruksional prinsip-teknik-prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Azwar, Syarifudin. (2011). Validitas dan Reliabilitas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Esti Wahyuni, Sri. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Hadi, Sutarto (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin:Tulip
sara
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Heruman.2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:Rosdakarya.
Hidayah dan Sugiarto.2006. Work Shop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika.
Hudojo,Herman.2001.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.Malang: Universitas Negeri Malang.
Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang. Hurlock, EB. 19.. .Perkembangan Anak
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius
Masidjo. 2007. Modul Evaluasi Pembelajaran II. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Sanjaya, Wina.2006. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta; Kencana.
Slameto.1998. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara
Surya, Mohammad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Suryanto (2002). Penggunaan Masalah Kontekstual dalam Pembelajaran matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Suryanto dkk. 2010. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.Jakarta: Depdikbud.
Syah, Muhibin. 2003. Psikologi belajar. Jakarta: Rajawala Pers.
Syaiful Bahri Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usana Offset Printing
Tanlain, Wens. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Wijaya, Ariyadi.2012.Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:Graha Ilmu.
SILABUS Nama Sekolah : SD Negeri 1 Glagahombo
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/2
Standar Kompetensi : Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan Penjumlahan pecahan Pertemuan 1
- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari.
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi penjumlahan pecahan sederhana. <