• Tidak ada hasil yang ditemukan

10. Model Pembelajaran Saintifik MP Bhs Inggris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "10. Model Pembelajaran Saintifik MP Bhs Inggris"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

Melalui Pendekatan

Saintifik

PEMBELAJARAN BERBASIS

KOMPETENSI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PSMA

(2)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

(3)

DAFTAR ISI

COVER ---i

KATA PENGANTAR ---ii

DAFTAR ISI ---iii

BAB I : PENDAHULUAN ---1

A. Latar Belakang ---1

B. Tujuan ---2

C.Ruang Lingkup ---2

D. Landasan Hukum---3

BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI ---4

A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ---5

B.Penilaian Autentik ---19

C. Penilaian Hasil Belajar---20

BAB III : ANALISIS KOMPETENSI ---22

A. Prosedur Analisis ---22

B.Hasil Analisis Kompetensi Dasar ---36

BAB IV : PENUTUP ---82

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

(5)

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran

2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

(6)

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup buku ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian otentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum

(7)

BAB II. PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis sejak tahun 2004 melalui piloting beberapa sekolah, dan secara operasional dikembangkan menjadi KTSP sejak tahun 2006. Oleh karena itu pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswapeserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, menalar, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengobservasimengamati,

bertanyamenanya, mencoba/mengumpulkan data,

mengasosiasi/bernalarmenalar, dan mengomunikasikanmengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

(8)

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) dari peserta didik diberi tahu menuju menjadi peserta didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju menjadi pembelajaran terpadu; (6) daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) daripembelajaran verbalisme menuju menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

(9)

hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswapeserta didik (Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswapeserta didik

(Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan,

siswapeserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, gurupendidik hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar

siswapeserta didik.

Dalam model ini siswapeserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswapeserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan

(10)

mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswapeserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswapeserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswapeserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan gurupendidik lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia baik dalam komunikasi formal maupun informal. Bahasa Inggris juga berperan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bahasa Inggris juga digunakan dalam dunia ekonomi dan perdagangan, hubungan antar bangsa, sosial-budaya dan pendidikan serta pengembangan karier.

Untuk keperluan tersebut di atas, penguasaan Bahasa Inggris merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan global. Penguasaan bahasa Inggris dapat diperoleh melalui berbagai program dan program pembelajaran di sekolah masih merupakan sarana utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

(11)

Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian siswapeserta didik Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan tatabahasa dalam arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang siswapeserta didik belum dapat dikatakan menguasai Bahasa Inggris jika dia belum dapat menggunakan Bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi, meskipun dia mendapat nilai yang bagus pada penguasaan kosakata dan tata bahasanya. Memang diakui bahwa seseorang tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan baik kalau pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata memang tetap diperlukan tetapi yang lebih penting bukan semata-mata pada penguasaan kosakata tersebut tetapi memanfaatkan pengetahuan kosakata tersebut dalam kegiatan komunikasi dengan Bahasa Inggris.

(12)

pembelajaran Bahasa Inggris. Keempat keterampilan berbahasa tersebut disajikan secara terpadu.

Agar dapat menguasai keterampilan tersebut di atas dengan baik,

siswapeserta didik perlu dibekali dengan unsur-unsur bahasa yaitu kosakata, lafal, ejaan serta tata bahasa. Tatabahasa membantu seseorang untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk memahami gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. NamuntTatabahasa hanyalah sebagai unsur pembantu dalam penguasaan keterampilan berbahasa. Oleh karenanya, pengajaran yang menekankan semata-mata pada pengetahuan tatabahasa hendaknya ditinggalkan. Tatabahasa hendaknya diajarkan dalam rangka memfasilitasi penguasaan keempat keterampilan yang telah disebutkan di muka.

Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam dua cara, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Dalam komunikasi lisan, unsur yang perlu diperhatikan adalah ucapan/lafal atau pronunciation. Kesalahan dalam ucapan menyebabkan seseorang tidak dapat mengemukakan gagasannya dengan tepat. Atau, kalau dia dalam posisi mendengarkan pembicaraan orang lain, maka kesalahan dalam ucapannya juga berpengaruh terhadap kemampuannya untuk memahami apa yang dia dengar. Demikian pula kalau orang tersebut mendengarkan pembicaraan orang lain yang mengucapkan dengan benar, tentu kata yang dia tangkap bukan kata yang dimaksud.

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris yang optimal dan menarik perhatian siswapeserta didik seperti yang dikemukakan Cassandra James (2011) dapat digunakan perangkat teknologi seperti CD, VCD, DVD, radio, tayangan televisi, internet. Melalui internet dapat diperoleh berbagai informasi dalam Bahasa Inggris sehingga dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan melalui computer siswapeserta didik dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu dapat digunakan juga media cetak. Media cetakyang meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain.

(13)

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup

kegiatan mendengarkan paparan, membaca teks, memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, dan format penyampaian atau penulisannya.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswapeserta didik dalam bentuk konsep, prinsnsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswapeserta didik berpikir secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Kegiatan menanya dapat dilakukan di antaranya mempertanyakan perbedaan bentuk paparan baik secara lisan maupun tertulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia termasuk perbedaan penggunaannya, perbedaan pola-pola kalimat, dan isi wacana seperti gagasan pokok, informasi tertentu, informasi rinci, rujukan kata, dsb.

(3) Kegiatan mengeksplorasi dilakukan untuk melatih kemampuan berbahasa peserta didik melalui kegiatan simulasi, bermain peran dan kegiatan lain yang terstruktur.

(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh

gurupendidik melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan berkelompok sehingga siswapeserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis teks, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, membandingkan berbagai ungkapan, struktur teks, unsur kebahasaan, mendiskusikan isi wacana, serta memperoleh balikan dari gurupendidik.

(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah kegiatan untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan maupun tulis seperti mendemonstrasikan, menuliskan, memaparkan, menyunting hasil karya teman, mempublikasikan hasil karya pada majalah dinding, buletin sekolah, learning journal, blog sekolah, dsb.

(14)

keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir

siswapeserta didik hingga situasi baru yang tak terdugatersebut.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswapeserta didik kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah model sebagai berikut

(1)Discovery Learning

a) Langkah Pembelajaran menciptakan stimulus (rangsangan)

Kegiatan penciptaan stimulus dilakukan pada saat peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga fakta atau femomena yang menimpulkan kontroversi. Misalnya peserta didik diminta untuk mengamati fakta tentang beberapa teks deskripsi, kemudian diberikan fakta lain tentang paparan jati diri penulis dan CV seseorang yang dari segi informasikan terlihat hampir sama tapi dengan genre yang berbeda. Dengan demikian peserta didik tergugah untuk mencari tahu lebih lanjut tentang fakta/fenomena tersebut dengan membaca dari berbagai sumber atau mempertanyakan kepada pendidik.

Tahapan ini dimulai dengan peserta didik dihadapkan pada teks dengan genre yang sama namun bervariasi dalam fungsi sosial dan unsur kebahasaan sehingga menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki alasan penulis atau penutur menggunakan unsur kebahasaan yang berbeda, sehingga dapat mengetahui perbedaan fungsi sosial dari teks-teks tersebut. Disamping itu pendidik harus menyiapkan instruksi yang jelas untuk penugasan dalam setiap tahapan.

(15)

pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang pendidik harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

b) Menyiapkan pernyataan masalah

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun peserta didik agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.

c) Mengumpulkan data

Ketika eksplorasi berlangsung pendidik juga memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Dalam hal ini informasi ang dikumPada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak sengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki

(16)

Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis

e) Memverifikasi data

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004: 244). Verifikasi menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak

f) Menarik kesimpulan

(17)

Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:

a) Secara klasikal peserta didik memiliki kecerdasan/kecakapan awal yang lebih dengan keterampilan berbicara dan menulis lebih baik. Bagi peserta didik yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

b) Jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, karena untuk melakukan pembelajaran jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

c) Pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman.

d) Perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan pembelajaran.

Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:

a)Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

b)Pengetahuan yang diperoleh besifat pribadi, dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

c) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa penyelidikan dan berhasil.

d)Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan dengan keecepatannya sendiri.

e)Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya.

f) Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya.

g)Membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan kegiatannya.

h)Mendorong peserta didik berfikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan hipotesis.

(18)

j) Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai jenis sumberbelajar.

(2)Project Based Learning

a) Langkah Pembelajaran Menyiapkan pertanyaan atau penugasan projek

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapan berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik sesuai dengan tuntusan kompetensi yang diharapkan. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal semester agar dapat dirancang kegiatan selanjutnya yaitu mendesain perencanaan.

b) Mendesain perencanaan projek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c) Menyusun Jadwal

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

 membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,

 membuat deadline penyelesaian proyek,

 membawa peserta didik agar merencanakan cara yang

baru,

 membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara

yang tidak berhubungan dengan proyek, dan

 meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

(alasan) tentang pemilihan suatu cara

d) Memonitor kegiatan dan perkembangan projek

(19)

roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

e) Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Persyaratan pendukung dan Manfaatnya Pemilihan model pembelajaran project based learning memerlukan dukungan persyaratan untuk mereduksi kelemanan yang sering terjadi, antara lain:

 Peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah,

sehingga projek tidak memakan waktu terlalu lama.

 Dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan

belajar di laboratorium.

 Pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol.

 Perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan

project.

Manfaat pemilihan model pembelajaran project based learning, antara lain:

 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,

mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

 Mengembangkam kemampuan peserta didik dalam memecahkan

(20)

 Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan

pengelolaan sumberdaya.

 Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

 Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi

dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

 Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga

peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

(3)Problem Based Learning

a) Langkah Pembelajaran Mengorientasi peserta didik pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh guru. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar peserta didikdapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu :

 Tujuan utama pembelajaran tidak untuk mempelajari

sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,

 Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak

mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,

 Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), peserta

(21)

 Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan

didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang akan menjadi bahan lelucon oleh peserta didik atau teman sekelas. Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

b) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

(22)

c) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, pendidik harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Pendidik membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan pendidik seharusnya mengajukan pertanyaan pada peserta didik untuk berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan. Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelesan, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berfikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.

d) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

(23)

pemeran ini melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, para pendidik, para orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

e) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

Langkah-Langkah Pemilihan Model Pembelajaran

Pemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

(1)Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual, konseptual, dan prosedural. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih project based learning dan

problem based learning.

(2)Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery

learning dan problem based learning, sedangkan pada keterampilan

konkrit dapat dipilih project based learning.

(3)Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)

Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan.

Dimensi Pengetahuan Dimensi Keterampilan

Abstrak Konkrit

Faktual Discovery Learning Discovery Learning

(24)

Prosedural Discovery Learning Problem Based Learning

Discovery Learning Problem Based Learning

Metakognitif Discovery Learning

Project Based Lerning Problem Based Learning

Discovery Learning Project Based Lerning Problem Based Learning

B. Penilaian OtentikAutentik

Penilaian yang dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian otentikautentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud No. 66 Tahun 2013). Penilaian yang dilakukan gurupendidik tidak hanya berbasis pada hasil belajar tetapi juga pada prosesnya. Konsep penilaian otentikautentik (Munif Chatib) adalah kemampuan anak dinilai berdasar perkembangan hasil anak itu sendiri yang, berbasis proses, bukan pada akhir pembelajaran, serta tidak hanya a menilai ranah kognitif saja, namun jugamenilai ranah psikomotorik dan afektif juga.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris, dengan penilaian otentikautentik,

gurupendidik dapat menggunakan berbagai kegiatan untuk mengecek pemahaman siswapeserta didik bahwa siswapeserta didik yang belajar bahasa asing memerlukan berbagai cara untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka atas konsep-konsep yang telah mereka pelajari (Moir, 2005). O'Malley dan Pierce School Library Media Activities Monthly (1998) memberikan contoh-contoh penilaian otentikautentik yakni tindakan

siswapeserta didik yang harus dapat diamati dan didokumentasikan:

1. Oral Interviews: GuruPendidik bertanya kepada siswapeserta didik

tentang jati diri, kegiatan yang dilakukan, bacaan, dan hal-hal minat lainnya.

2. Story or Text Retelling:SiswaPeserta didik menceritakan ulang gagasan pokok atau informasi rinci pilihan yang didapat pada waktu membaca atau menyimak.

3. Writing Samples: SiswaPeserta didik membuat tulisan naratif, ekspositori, persuasif, atau bentuk tulisan lainnya.

4. Projects/Exhibitions: SiswaPeserta didik bekerja dengan

(25)

menggunakan multimedia, presentasi lisan dan tulis, serta pameran.

5. Experiments/Demonstrations: SiswaPeserta didik

mendokumentasikan rangkaian pengalaman, mengilustrasikan prosedur, menampilkan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, dan mendokumentasikan hasil-hasil tindakannya. 6. Constructed-Response Items: SiswaPeserta didik memberikan

respon atau jawaban atas pertanyaan terbuka dalam bentuk tulisan.

7. Teacher Observations:GuruPendidik mengamati dan mendokumentasikan perhatian dan interaksi siswapeserta didik di dalam kelas, respon mereka terhadap materi pembelajaran, dan kerjasama dengan siswapeserta didik lainnya.

8. Portfolios: Koleksi pekerjaan siswapeserta didik yang terfokus untuk menunjukkan tingkat kemajuan hasil belajar siswapeserta didik dari waktu ke waktu

.

C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Inggris

Penilaian otentikautentik (penilaian alternatif atau penilaian informal) adalah

pendekatan penilaian dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas seperti membaca dan menulis dalam dunia nyata dan di sekolah, presentasi, mengamati, survey, project, makalah, membuat multi media, membuat karangan atau, diskusi kelas. Tujuannya adalah untuk menilai berbagai jenis kemampuan berbahasa dalam konteks yang hampir mendekati situasi nyata. Sebagai contoh, penilaian autentik meminta peserta didik untuk membaca teks autentik, menulis untuk tujuan autentik tentang topik-topik yang bermakna, dan terlibat dalam tugas-tugas literasi yang autentik seperti mendiskusikan buku cerita pendek, membuat jurnal, menulis surat, dan menyunting teks hingga sesuai dengan struktur dan fungsi sosialnya. Baik Mmateri maupun tugas penilaian harus dibuat

(26)

Berdasarkan tugas yang telah ditentukan tersebut, pendidik perlu menyusun rubrik penskoran dan daftar cek pengamatan untuk mengetahui aspek apa saja yang perlu dilakukan oleh peserta didik dan apakah peserta didik telah melakukan pekerjaan dengan baik.

dikembangkan pertanyaan “aspek apa saja yang perlu dilakukan peserta didik agar guru tahu bahwa mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik. Untuk itu perlu menggunakan rubriks penskoran dan daftar cek untuk pengamatan.Berikut ini 5 dimensi dari penilaian aAutentik menurut Gulikers, Bastiaens, & Kirschner (2004).

(1) Bentuk penilaian harus relevan dan mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan yang peserta didik harus pelajari.

(2) Lingkungan fisik harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa betul-betul digunakan.

(3) Konteks sosial harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa akan digunakan.

(4) Hasil penilaian harus termasuk unjuk kerja yang dibutuhkan dari peserta didik.

(5) Kreteria penilaian harus didasarkan pada level unjuk kerja yang ditentukan dalam kompetensi dasar.

Berikut ini beberapa alternatif penilaian untuk melakukan penilaian

autentik dalam pembelajaran bahasa Inggris. (1)KINERJA

Melakukan monolog Bermain Peran

SimulasiPresentasi (2)OBSERVASI:

Sasaran penilaian Sikap

Sasaran penilaian PengetahuanSasaran penilaian Keterampilan (3)PORTOFOLIO

Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan hasil atau

capaian belajar berupa rekaman penggunaan ungkapan dan skrip percakapan.

Kumpulan hasil tes dan latihan.

Catatan penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa

komentar atau cara penilaian lainnya. (4)PENILAIAN DIRI

Bentuk: diary, jurnal, format khusus.

(27)
(28)

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

(29)

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

(1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok.

(30)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1

4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana, untuk

memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

Teks lisan dan tulis sederhana, untuk memaparkan, menanyakan, dan

merespons pemaparan jati diri

Fungsi sosial

Menjalin hubungan dengan

gurupendidik, teman dan orang lain.

Ungkapan

My name is... I’m ... I live in ... I have … I like …. dan semacamnya

Unsur kebahasaan: (1) Kata terkait dengan

hubungan kekeluargaan dan kekerabatan, profesi pekerjaan, hobi.

(2) Kata kerja dalam simple present tense: be, have dalam simple present tense.

(3) Kata tanya What? Who? Which?

(4) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tulisan tangan yang rapi.

(5) Rujukan kata. TTopik:

Keteladanan tentang

perilaku terbuka, menghargai perbedaan, perdamaian. 3.2.Menganalisi

4.2.Menyusun teks lisan dan tulis untuk

mengucapkan dan merespon pujian

bersayap, dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan

Teks lisan dan tulis untuk memuji bersayap (extended) serta responsnya.

Fungsi sosial:

Menjaga hubungan interpersonal dengan

gurupendidik, teman dan orang lain.

Ungkapan:

(31)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) sesuai

dengan konteks penggunaan nya.

yang benar dan sesuai konteks.

4.3. Menyusun teks lisan dan tulis untuk

mengucapkan dan merespon ungkapan

perhatian (care), dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur

kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis untuk menunjukkan perhatian (care).

Fungsi sosial:

Menjaga hubungan interpersonal dengan

gurupendidik, teman dan orang lain.

Ungkapan:

Ungkapan untuk memberi perhatian dan cara

meresponsnya: You look pale . Are you OK? Not, really. I’ve got a

headache.

Unsur kebahasaan: Ucapan, tekanan kata, intonasi.

4.4.Menyusun teks lisan dan tulis untuk

menyatakan dan

menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis pernyataan dan

pertanyaan tentang niat melakukan sesuatu Fungsi Sosial:

Menyatakan rencana Struktur Teks:

‘I’d like to tell my name.,’ I will tell him about my job,. I’m going to introduce my friend. Unsur Kebahasaan:

(32)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus)

3.5.Menganalisi

4.5.Menyusun teks lisan dan tulis untuk

mengucapkan dan merespon ucapan selamat bersayap

(extended), dengan

memperhatikan tujuan, struktur teks, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

Teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan

meresponsucapan selamat bersayap (extended).

Fungsi Sosial:

Menjaga hubungan interpersonal dengan

gurupendidik, teman, dan orang lain.

Struktur teks:xt

Ungkapan baku dari sumber-sumber

otentikautentik. Unsur kebahasaan:

(1) Kata dan tata bahasa baku.

(2)Ejaan dan tulisan

tangan dan cetak yang jelas dan rapi.

(3)Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika

mempresentasikan secara lisan.

Topik:

Keteladanan tentang perilaku peduli dan cinta damai. jadian yang dilakukan/t erjadi di waktu lampau yang

4.6.Menyusun teks lisan dan tulis untuk lampau yang merujuk waktu terjadinya dengan yang merujuk pada kesudahannya, dengan

Tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau yang merujuk waktu terjadinya dengan dan yang merujuk pada kesudahannya

(Past Simple dan Present Perfect Tense)

Fungsi sosial:

Menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau yang merujuk waktu terjadinya dengan dan yang merujuk pada

kesudahannya.

(33)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) merujuk fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

I hollered farewells to my friends and poured myself into the car.

My friend has prepared everything before we left already prepared

everything.

Unsur kebahasaan:

(1) Past Simple, Present Perfect

(2) Tata bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.

Topik:

Berbagai hal terkait dengan interaksi antara

gurupendidik dan

siswapeserta didik selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas. 3.7. Menganal

isis fungsi sosial, wisata, dan bangunan

4.8.Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana. 4.9.Menyunting

teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah

terkenal, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur

kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. 4.10.Menyusun

teks deskriptif

Teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.

Fungsi sosial:

Membanggakan, mengenalkan, mengidentifikasi, memuji, mengritik, mempromosikan, dsb. Struktur teks:xt

(1)Penyebutan nama orang, tempat wisata, dan bangunan

bersejarah terkenal dan nama

bagian-bagiannya yang dipilih untuk dideskripsikan (2)Penyebutan sifat

orang, tempat wisata, dan bangunan

(34)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) lisan dan tulis

sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, dengan

memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

(3)Penyebutan tindakan dari atau terkait

dengan orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.

yang semuanya sesuai dengan fungsi sosial yang hendak dicapai.

Unsur kebahasaan:

(1)Kata benda yang terkait dengan orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.

(2)Kata sifat yang terkait dengan orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal (3)Ejaan dan tulisan

tangan dan c etak yang jelas dan rapi

(4)Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika

mempresentasikan secara lisan.

(5)Rujukan kata Topik:

Keteladanan tentang perilaku toleran, kewirausahaan,

nasionalisme, percaya diri.

3.8. Menganal isis fungsi sosial,

4.11.Menangkap makna

pemberitahua n

(announceme nt).

4.12.Menyusun teks tulis pemberitahua n

(announcemen t), sangat pendek dan sederhana,

Teks tulis berbentuk announcement (pemberitahuan) Fungsi sosial:

Memberikan informasi dengan atau tanpa perintah atau petunjuk yang harus diikuti, untuk memperlancar informasi antara gurupendidik,

siswapeserta didik, kepala sekolah, dan staf

(35)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) penggunaan

struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Ungkapan yang lazim digunakan dalam teks announcement di media massa maupun di

internet, secara urut dan runtut.

Unsur kebahasaan:

Kosa kata , tata bahasa, ucapan, rujukan kata, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tanda baca yang tepat, dengan pengucapan yang lancar dan penulisan dengan tulisan tangan atau cetak yang jelas dan rapi.

Multimedia:

Layout, dekorasi, yang membuat

tampilan teks lebih menarik.

3.9.Menganalisi

4.13. Menangkap makna dalam teks recount lisan dan tulis sederhana. 4.14. Menyusun teks

recount lisan dan tulis sederhana tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur

kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

Teks recount lisan dan tulis, sederhana, tentang pengalaman /kegiatan/ kejadian/peristiwa.

Fungsi sosial:

Meneladani, membanggakan,

bertindak teratur, teliti dan disiplin, melaporkan. Struktur:

a.Menyebutkan tindakan/ peristiwa/kejadian secara umum

b.Menyebutkan urutan tindakan/

kejadian/peristiwa secara kronologis, dan runtut.

c.Jika perlu, ada kesimpulan umum.

Unsur kebahasaan:

(36)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) kejadian/peristiwa yang sedang banyak

dibicarakanlampau. (2) Penyebutan kata

benda.

(3) Ejaan dan tulisan

tangan dan c etak yang jelas dan rapi.

(4) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika

mempresentasikan secara lisan.

(5) Rujukan kata Topik:

Keteladanan tentang perilaku kewirausahaan, daya juang, percaya diri, tanggung jawab, disiplin. 3.9. Menganali

sis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaa n pada teks naratif sederhana berbentuk legenda rakyat, sesuai dengan konteks penggunaa nnya.

4.15. Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda,

sederhana

Teks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda

sederhana. Fungsi sosial:

Meneladani nilai-nilai moral, cinta tanah air, menghargai budaya lain. Struktur:

a.Pengenalan tokoh dan setting.

b.Komplikasi terhadap tokoh utama.

c.Solusi dan akhir cerita.

Unsur kebahasaan:

(1) Kata-kata terkait karakter, watak, dan setting dalam legenda.

(2) Modal auxiliary verbs. (4) Ejaan dan tulisan

tangan dan cetak yang jelas dan rapi.

(5) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.

(37)

Materi Pokok (Silabus) Prinsip, dan

Prosedur

(KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) Keteladanan tentang perilaku dan nilai-nilai luhur dan budaya. 3.11.

Menyebutk an fungsi sosial dan unsur kebahasaa n dalam lagu.

4.16. Menangkap makna lagu sederhana.

Lagu sederhana Fungsi sosial:

Menghibur,

mengungkapkan

perasaan, mengajarkan pesan moral

Unsur kebahasaan:

(1)Kata, ungkapan, dan tata bahasa dalam karya seni berbentuk lagu.

(2)Ejaan dan tulisan

tangan dan cetak yang jelas dan rapi.

(3)Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika

mempresentasikan secara lisan

Topik:

Keteladanan tentang perilaku yang

menginspirasi.

(2)Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

(3)Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

(4)Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

(5)Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan.

(6)Merancang penilaian yang diperlukan.

(7)

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

(38)

Materi Pokok (Silabus)

Materi Pembelajara

n Fakta, Konsep, Prinsip, dan

Prosedur

Alternatif Kegiatan Pembelajaran

: Mengamati,

Menanya, Mengeksplor

asi, Mengasosiasi

, dan Mengomunik

asikan

Pembelajaran (Silabus)

Indikator Sikap, Pengethuan,

dan Keterampila

n untuk Penilaian

Penillaian (Silabus)

Lulusan yang : Cerdas,

Kreatif, Produktif,

dan Bertanggun

g jawab a. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok

(silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

A.

Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

B.

Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

C.

Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan

D.

Merancang penilaian yang diperlukan

E.

F.

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

M.

N.

O.

P.

Q.

R.

S.

T.

U.

Mengembangkan Materi pembelajaran

(39)

melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Materi pembelajaran bahasa Inggris dikembangkan menggunakan konsep genre

sebagai dasar. Sehingga dirumuskan konsisten, runut, dan menggambarkan tindakan komunikatif. Dengan demikian materi pembelajaran bahasa Inggris untuk setiap jenis teks dapat secara konsisten terdiri atas tiga unsur, yaitu (1) fungsi sosial, (2) struktur teks, dan (3) unsur kebahasaan. Selain itu, materi pembelajaran bahasa Inggris akan sangat sulit dipisahkan secara konkrit antara pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip maupun prosedur. Hal ini disebabkan ketiga aspek genre yang harus dikuasai bisa dikelompokkan pada dua tataran pengetahuan sekaligus, misalnya fungsi sosial teks bisa berada pada tataran konsep maupun prinsip.

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:

(1)Fakta, merupakan teks yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diamati. Selain itu pengetahuan faktual pada mata pelajaran bahasa Inggris juga terkait dengan topik dan konteks.

(2)Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang teks deskriptif adalah teks yang mempunyai berbagai fungsi sosial dalam kehidupan sehari-hari, dengan struktur yang diawali dengan identifikasi dan diikuti deskrisi bagian-bagiannya, serta dengan unsur kebahasaan kata benda dan kata sifat terkait orang, benda, dan tempat.

(3)Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan. Prinsip bahasa bersifat holistik, sebab diawali dengan teks, bukan dari kata perkata. Contoh pengetahuan yang merupakan prinsip adalah bentuk kalimat, dan struktur teks.

(4) Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran bahasa Inggris, langkah menyusun teks merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi materi pembelajaran.

V.

Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

(40)

langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi Kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan

Dengan demikian kegiatan pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi komunikatif yang tidak hanya bermakna menguasai keterampilam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis tetapi merupakan kemampuan untuk melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan bahasa Inggris secara trampil baik lisan maupun tulisan dengan sikap yang benar. Keterampilan menggunakan bahasa Inggris tidak hanya berupa pembiasaan namun harus mempunyai pemahaman akan tujuan komunikatif dan strategi penyampaiannya. Untuk memberi kesempatan yang luas kepada peserta didik dalam mencapai kompetensi komunikatif maka perlu melakukan langkah-langkah pembelajaran yang menuntut partisipasi aktf peserta didik yaitu melalui pendekatan saintifik dengan lima tahapan kegitan yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

(1) Mengamati

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu kegiatan yang memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, dan membaca, atau menyimakmenonton. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, konsep, dan prosedur. Materi

berbentuk fakta yaitu misalnya teks

interpersonal/transaksional,. tTeks khusus, teks fungsional, dan unsur kebahasaan dalam bentukyang berupa bacaan, video, atau rekaman suara. Sedangkan materi berbentuk konsep yaitu materi tentang fungsi sosial dari teks-teks tersebut dan materi berbentuk prosedur adalah stuktur teks dari masing-masing teks yang dibaca atau didengar. Jadi alternatif pembelajaran untuk proses mengamati bisa berupa kegiatan mendengarkan/menonton video percakapan, menonton film sederhana, dan membaca buku cerita, koran, majalah, brosur, leaflets, banner dan poster berbahasa Inggris

Gambar

TABEL 1: Linierisasi Kompetensi Dasar dari KI3 dan KI4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji koefisien deteminasi di atas, nilai R square yang diperoleh sebesar 0,425 yang menunjukkan bahwa pengambilan keputusan pada auditor

2010 2015 Memberikan kesempatan kepada dosen dan mahasiswa Manajemen untuk melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, misalnya dalam bentuk

“Political Branding Jokowi Selama Masa Kampanye Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 di Media Sosial Twitter” Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Kristen

Botol A karena susunannya tepat, lapisan teratas merupakan lapisan lempung yang terdiri dari campuran tanah liat, pasir, dan bebatuan se hingga aerasi cukup baik

Jika BNN pusat mencatat 3,8 juta penduduk untuk penyalahgunaan narkoba di Indonesia, Badan Narkotika Provinsi Bali menunjukan bahwa tingkat prevalensi

Hampir tidak dijumpai lagi etnis Melayu yang memanfaatkan lahan pekarangannya, padahal banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan dari pekarangan baik dari segi ekonomi, sosial

Permasalahan yang diperkirakan masih dihadapi dalam pembangunan kehutanan pada tahun 2007 adalah: (1) masih lemahnya kapasitas kelembagaan pengelola sumber daya hutan