• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO (Studi Di Dealer “Pusat Motor” Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO (Studi Di Dealer “Pusat Motor” Surabaya)."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

(Studi Di Dealer “Pusat Motor ” Sur abaya)

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh :

MUHAMMAD IBNU KHALDUN 0912010110 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

S K R I P S I

Oleh :

MUHAMMAD IBNU KHALDUN 0912010110 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

S K R I P S I

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

(Studi Di Dealer “Pusat Motor ” Sur abaya)

Disusun Oleh :

MUHAMMAD IBNU KHALDUN 0912010110 / FE / EM

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji

Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal : 31 Mei 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing utama Ketua

Dr. Pr asetyo Hadi, MM Dr. Prasetyo Hadi, MM Sekretaris

Dra. Ec. Mei Retno A, Msi Anggota

Dr s. Ec. Bowo Santoso, MM

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur , MM NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

(Studi Di Dealer “Pusat Motor ” Sur abaya)

Yang Diajukan :

MUHAMMAD IBNU KHALDUN 0912010110 / FE / EM

Telah Diseminar kan Dan Disetujui Untuk Menyusun Skripsi Oleh :

Pembimbing

Dr. Pr asetyo Hadi,SE, MM Tanggal : ……….

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM NIP. 196 509 071 991 031 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

S K R I P S I

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

(Studi Di Dealer “Pusat Motor ” Sur abaya)

Yang Diajukan :

MUHAMMAD IBNU KHALDUN 0912010110 / FE / EM

Disetujui Untuk Ujian Skripsi Oleh :

Pembimbing

Dr. Pr asetyo Hadi,SE, MM Tanggal : ……….

Mengetahui,

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS NIP. 190 003 301 986 031 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

i

Muhammad SAW atas segala Berkah dan Rahmat serta Hidayah-Nya yang di limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan SKRIPSI berjudul PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO (Studi Di Dealer “Pusat Motor ” Sur abaya).

Penulisan SKRIPSI ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Manajemen, di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dengan selesainya penulisan Skripsi ini, penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang di berikan kepada penulis guna mendukung penyelesaian Skripsi ini. Maka dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Dr. Muhadjir, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasioanl “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

4. Bapak Dr. Prasetyo Hadi, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, saran, petunjuk dan korelasi yang sangat berharga dalam penyusunan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

ii

5. Bapak Drs.Ec. Hery Pudjo P, MM selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Segenap Bapak / Ibu Dosen, karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

7. Kedua orang tua Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya.

8. Teman-teman Jurusan Manajemen dan Akuntansi angkatan 2009, khususnya pada SB FC, terima kasih atas bantuan, dukungan dan doanya.

9. Semua pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih semuanya.

Penulis berharap dan berdo’a, agar semua budi Bapak dan Ibu serta rekan-rekan diterima dan dibalas oleh Allah SWT.

Penyusun Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis memohon kepada seluruh pihak untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar dalam penulisan selanjutnya dapat lebih baik dan dapat lebih bermanfaat bagi yang memerlukan.

Surabaya, Mei 2013

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

iii 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu...9

2.2 Landasan Teori...10

2.7.1 Pengaruh persepsi konsumen terhadap sikap konsumen...23

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

iv

2.7.2 Pengaruh sikap konsumen terhadap keputusan pembelian...24

2.8 Kerangka Konseptual...26

2.9 Hipotesis...26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...27

3.1.1 Definisi Operasional Variabel...27

3.1.2 Pengukuran Variabel...29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian...44

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...44

4.1.2 Produk-Produk Yamaha………...46

4.1.3 Visi & Misi Perusahaan... ...46

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……...47

4.2.1 Penyebaran Kuisoner...47

4.2.2 Deskripsi Karakteristik Responden...47

4.2.3 Deskripsi Persepsi Konsumen...50

4.2.4 Deskripsi Sikap Konsumen...52

4.2.5 Deskripsi Keputusan Pembelian...54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

v

4.4 Pembahasan...61 4.4.1 Pengujian Hipotesis Pengaruh Persepsi Konsumen (X)

Terhadap Variabel Sikap Konsumen (Z)…...61 4.4.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Sikap Konsumen (Z)

Terhadap.Variabel Keputusan Pembelian (Y)…...62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...64 5.2 Saran...64 DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data TBI Sepeda motor matic tahun 2010-2012…...4

Tabel 1.2 Data Penjualan Yamaha Mio di Dealer “Pusat Motor”...5

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian PLS………...42

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...48

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Umur…………...49

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan...49

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Pernyataan Persepsi Konsumen (X)...50

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Pernyataan Sikap Konsumen (Z)...52

Tabel 4.6 Hasil Jawaban Pernyataan Keputusan Pembelian (Y)...54

Tabel 4.7 Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas)...56

Tabel 4.8 Second Order (Model Pengukuran Indikator dengan Variabel)...58

Tabel 4.9 Average Variance Extracted (AVE)……...59

Tabel 4.10 Uji Kausalitas (Inner Weight)………...60

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

vii

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual...26

Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Persepsi...34

Gambar 3.2 Analisis Full Model...35

Gambar 4.1 Model Pengukuran PLS...55

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Output Uji PLS dengan SmartPLS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

ix Oleh :

Muhammad Ibnu Khaldun ABSTRAKSI

Konsumen menggunakan petunjuk yang mempengaruhi persepsi seperti pengenalan atas suatu objek, jelas, gerakan, intensitas, warna, suara, dan aroma untuk menidentifikasi produk dan merek Sikap positif yang kuat terhadap produk didasarkan pada kepercayaan dan arti baik produk yang dapat diakses dari dalam ingatan ataupun persepsi konsumen Yamaha Mio berada pada posisi puncak Top Brand. Akan tetapi dengan segala keunggulan yang dimiliki Yamaha Mio, pada tahun 2012 indeksnya mengalami penurunan dari 64,4 % menjadi 60,0 %, hal ini mengindikasikan bahwa pembelian konsumen akan Yamaha Mio mengalami penurunan dan sebagai pemuncak top brand berarti Yamaha Mio menjadi pemegang pangsa pasar tertinggi di kelas motor matic. Meskipun demikian masih juga terdapat konsumen yang memiliki persepsi dan sikap kurang baik terhadap sepeda motor Yamaha Mio. Dan berikut adalah data penjualan sepeda motor Yamaha Mio di Dealer Yamaha Pusat Motor Jl. Ngagel Jaya 97-99 Surabaya dalam 12 bulan terakhir mulai bulan Januari-Desember 2012

Penelitian ini dilakukan di Dealer “Pusat Motor” Surabaya dan pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dengan sampel calon responden seluruh konsumen Yamaha Mio data dikumpulkan melalui kuesioner yang disusun dalam bentuk sematic differential scale. Teknik analisis menggunakan Partial Least Square (PLS)

Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada uji kausalitas yang menunjukkan bahwa variabel persepsi berpengaruh negatif terhadap sikap konsumen dan variabel sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Keyword : Persepsi konsumen, Sikap Konsumen , Keputusan Pembelian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan yang merupakan pusat bisnis, perdagangan, indsutri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur dengan jumlah penduduk lebih dari 3 juta jiwa pada tahun 2012 dan tingkat mobilitas yang meningkat setiap harinya. Untuk menunjang berbagai kegiatan penduduk, maka di butuhkan suatu alat transportasi sebagai sarana pendukung dalam menjalankan aktifitas atau pekerjaan yang memerlukan jarak tempuh agar sampai ke suatu tujuan dalam waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini kendaraan tersebut adalah sepeda motor.

Sebagai alat transportasi darat sepeda motor dipilih karena harganya yang terjangkau, bisa mengarungi kemacetan daerah perkotaan, dari segi ekonomis sepeda motor mampu mengurangi biaya bahan bakar, dan mudah perawatannya. Konsumen dalam mengambil keputusan mengenai alternatif pilihan produk akan mempertimbangkan faktor sosial, budaya dan psikologis (Kotler,2001). Seiring dengan perkembangan teknologi dan pembangunan yang ada di segala bidang saat ini, perkembangan sarana transportasi pun telah berlangsung dengan cepat. Dapat kita lihat sekarang ini, melalui jenis kendaraan automatic yang dapat mempermudah seseorang dalam mengendarainya. Tidak heran kalau hampir semua lapisan masyarakat saat ini memilih sepeda motor sebagai alat transportasi darat ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

Diantara berbagai jenis sepeda motor, terdapat satu jenis kendaraan yakni sepeda motor matic. Sekarang ini berbagai merek sepeda motor matic membanjiri pasar otomotif motor nasional diantaranya, Yamaha (Mio dan Xeon), Honda (Beat, Vario, Scoopy), Suzuki (Spin, Skywave), Kawasaki (Curve) dan lain sebagainya. Dari beberapa jenis varian motor matic yang beredar di Indonesia, konsumen bisa memilih jenis matic yang sesuai dengan kebutuhannya.

Saat ini pasar motor nasional dikuasai motor jenis matic, bukan jenis bebek lagi. Dari data penjualan sepeda motor yang dikeluarkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), market share motor matic di Indonesia mencapai 58,62 %, sisanya jenis motor bebek dan sport. Alasan utama konsumen menyukai motor jenis ini karena kemudahan dalam mengendarainya, dimana pengendara tidak perlu lagi repot pindah gigi.

(

http://motorplus.otomotifnet.com/read/2012/08/08/333534/30/9/Bebek-Semakin-Tergusur-Matik-Kuasai-Penjualan-Motor-Nasional)

Besarnya market share motor matic menjadi peluang usaha bagi para perusahaan untuk bisa bersaing memberikan yang terbaik kepada konsumen dan menguasai pangsa pasar. Menurut Kotler (2002) dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam perilakunya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

3

maka produsen harus benar-benar tanggap untuk melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginannya. Jadi pada dasarnya pengusaha mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan memuaskan konsumen melalui produk yang ditawarkan.

Salah satu produsen motor matic di Indonesia yakni PT Yamaha Motor Indonesia dengan produk Yamaha Mio, hingga dikeluarkan teknologi matic injeksi yaitu Mio J, dimana pada tahun 2010-2012 Yamaha Mio menjadi

market leader di kelas motor matic, ini ditunjukkan dengan data top brand

index dimana produk tersebut selama tiga tahun terakhir menjadi pemuncak

brand index dibanding pesaing nya seperti honda beat, honda vario, suzuki

spin, dll. Untuk bisa mengalahkan pasar Yamaha Mio beberapa produk pesaing saat ini menambahkan fitur-fitur yang lebih unggul seperti, adanya

brake lock atau rem tangan, stand switch atau kunci anti maling, Helm in

atau bagasi luas. Untuk lebih lengkapnya mengenai Top Brand Index sepeda motor matic, dapat dilihat pada tabel berikut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

Tabel 1.1

Data Top Brand Index Sepeda Motor Matic Tahun 2010-2012

Tahun Nomor Merek Top Brand Index yaitu pada tahun 2010 , 2011 , 2012 Yamaha Mio berada pada posisi puncak

Top Brand. Akan tetapi dengan segala keunggulan yang dimiliki Yamaha

Mio, pada tahun 2012 indeksnya mengalami penurunan dari 64,4 % menjadi 60,0 %, hal ini mengindikasikan bahwa pembelian konsumen akan Yamaha Mio mengalami penurunan dan sebagai pemuncak top brand berarti Yamaha Mio menjadi pemegang pangsa pasar tertinggi di kelas motor matic. Meskipun demikian masih juga terdapat konsumen yang memiliki persepsi dan sikap kurang baik terhadap sepeda motor Yamaha Mio. Dan berikut adalah data penjualan sepeda motor Yamaha Mio di Dealer Yamaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

5

“Pusat Motor” Surabaya dalam 12 bulan terakhir mulai bulan Januari-Desember 2012 :

Tabel 1.2

Sepeda Motor Yamaha MIO di Dealer “Pusat Motor” Surabaya Periode 2012

Sumber : “Pusat Motor” Surabaya, Tahun 2012

Berdasarkan tabel 1.2 diatas membuktikan penjualan Yamaha Mio mengalamai fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan mengindikasikan respon pembelian konsumen terhadap Yamaha Mio menurun. Salah satu penyebab fenomena penurunan penjualan ini adalah adanya persepsi dan sikap konsumen yang kurang baik terhadap sepeda motor Yamaha Mio.

Beberapa persepsi dan sikap yang kurang baik dari konsumen adalah, sepeda motor Yamaha Mio kurang irit atau boros bensin. Dalam hal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

keamanan berkendara, Yamaha Mio juga dinilai masih kalah dengan produk pesaing yang sudah dilengkapi dengan fitur parking brake lock yang berfungsi sebagai rem tangan dan menunjang keamanan pengendara saat parkir di tanjakan, serta side stand switch yang membuat mesin tidak bisa dinyalakan saat standart samping dalam posisi turun.Selain itu, kunci kontak belum dilengkapi penutup lubang kunci magnet sebagai alat pengaman anti maling. Dari segi model, Yamaha Mio dinilai konsumen memiliki bodi yang terlalu sederhana sehingga terkesan kurang futuristic, serta memiliki lampu depan yang kurang terang. (http://noenk24.blogspot.com/2013/01/)

Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas produk secara keseluruhan berkenaan dengan maksud yang diharapkan, dimana bersifat relatif terhadap alternatif-alternatif. Persepsi kualitas dari suatu produk mempunyai kaitan erat dengan bagaimana suatu merek tersebut dipersepsikan (Aaker 1996,1997 dalam Lindawati, 2005).

Konsumen menggunakan petunjuk yang mempengaruhi persepsi seperti pengenalan atas suatu objek, jelas, gerakan, intensitas, warna, suara, dan aroma untuk menidentifikasi produk dan merek. Total persepsi konsumen terhadap produk mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap produk dan dibentuk dari informasi yang didapat dan berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu produk. Oleh karena itu, persepsi positif atau negatif konsumen dapat mempengaruhi sikap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

7

konsumen yang berpengaruh pada pembelian. (dalam Citra & Syahlani 2008)

Sikap menempatkan seseorang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai suka atau tidak sukanya akan sesuatu, mendekati atau menjauhi mereka. Sikap seseorang mengikuti suatu pola, dan untuk mengubah satu sikap saja memerlukan penyesuaian yang akan menyulitkan dengan sikap lainnya, jadi perusahaan biasanya harus mencoba mencocokkan produknya dengan sikap yang telah ada dan tidak berusaha mengubah sikap tersebut (Sunarto,2003). Sikap positif konsumen terhadap produk tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen untuk melakukan pembelian (Setiadi,2003). Sikap positif yang kuat terhadap produk didasarkan pada kepercayaan dan arti baik produk yang dapat diakses dari dalam ingatan ataupun persepsi konsumen (Simamora,2004)

Berdasarkan pemaparan teori dan data tentang penurunan indeks dari Yamaha Mio dikelas matic maka penelitian ini mengambil judul “Pembelian sepeda motor Yamaha Mio”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi konsumen berpengaruh terhadap sikap konsumen ?

2. Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan adanya pengaruh persepsi konsumen terhadap sikap konsumen.

2. Untuk membuktikan adanya pengaruh sikap konsumen terhadap keputusan pembelian.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Diharapakan dapat memberikan manfaat bagi pihak lain yang membutuhkan informasi tentang masalah yang sejenis, sehingga mampu membantu mengatasi masalah yang ada.

2. Sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang pemasaran khususnya yang terkait dengan keputusan pembelian

3. Sebagai informasi dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan melalui perilaku konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

9 BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

1. Willy H Ginandar, 2010. Pengaruh motivasi dan persepsi kualitas terhadap sikap konsumen dalam membeli sepeda motor Yamaha pada Yamaha Indra Motor banjaran Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivas dan persepsi kualitas terhadap sikap konsumen. Obyek analisis penelitian ini adalah konsumen atau pembeli dan pengguna sepeda motor Yamaha di Yamaha Indra Motor Banjaran Bandung. Dari hasil ini diketahui bahwa motivasi dan persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen sepeda motor Yamaha. Manfaat penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan melalui perilaku konsumen.

2. Wahyuni, 2008. Pengaruh motivasi, persepsi, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek honda di Kawasan Surabaya Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian. Satuan unit/obyek analisis penelitian ini adalah konsumen atau pembeli dan pengguna sepeda motor merek Honda di kawasan Surabaya Barat. Dari hasil ini diketahui bahwa motivasi, persepsi dan sikap berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

pembelian sepeda motor merek Honda. Manfaat penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan melalui perilaku konsumen.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Banyak orang yang memiliki pengertian yang berbeda mengenai pemasaran. Sebagian mengenal pemasaran sebagai kegiatan menjual atau proses menciptakan penjualan. Sebenarnya pengertian pemasaran memilki arti yang sangat luas.

Kotler (2000:9) dengan bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” mengemukakan definisi pemasaran bahwa “is a societal proces by which individuals and groups obtain what they need and want through creating,offering and freely exchanging products and service of value with others” jadi pemasaran adalah proses social dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dengan kelompok lainnya.

Menurut kotler (2000:9) manajemen pemasaran adalah “is the process of planing and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods, services to create exchanges that satisfy individual and organizational goals” jadi manajemen pemasaran adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

11

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta menyalurkan gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Kotler (2002:22) menegaskan bahwa kunci sukses untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang telah terpilih. Usaha untuk lebih mengefektifkan pemasaran dapat diklasifikasikan ke dalam empat faktor konsep pemasaran (Kotler, 2002:22)

1. Pasar Sasaran

Perusahaan-perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat memilih pasar-pasar saarannya dan mempersiapkan program-program pemasaran yang dirancang khusus untuk pasar tesebut. 2. Kebutuhan Pelanggan

Menanggapi kebutuhan pelanggan, berarti mempelajari kebutuhan pelanggan dan membuat produk yang cocok dengan kebutuhan banyak orang. Namun beberapa perusahaan menanggapi kebutuhan individual masing-masing pelanggan.

3. Pemasaran Terpadu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

Tenaga penjual, periklanan, pelayanan pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran harus bekerja sama dengan kedua pemasaran harus dirangkul oleh departemen-departemen lain.

4. Kemampuan memperoleh laba

Tujuan akhir konsep pemasaran adalah membuat organisasi, mencapai tujuan mereka yaitu laba. Perusahaan tidak seharusnya meraup laba sebagai akibat dari penciptaan nilai pelanggan yang unggul. Sebuah perusahaan menghasilkan uang Karena memenuhi kebutuhan pelanggan lebih baik dari pada pesaingnya.

2.3. Perilaku Konsumen

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam menghadapai pesaingan adalah berusaha mempertahankan dan meningkatkan konsumen. Artinya bahwas uatu perusahaan harus mampu untuk menganalisis serta memahami pola perilaku konsumennya supaya dapat memenuhi secara efektif dan efisien dibandingan para pesaingnya. Perusahaan harus mengauasai siap pasar sasarannya, sekaligus bagaimana pora perilaku konsumennya.

Definisi perilaku konsumen menurut Engel et al. (1994:3), adalah “Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Kotler (2004:182),”Konsumen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

13

mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangk memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka”. Swastha (2000:10), mendefinisikan perilaku konsumen adalah “kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk didalmnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.

Definisi perilaku konsumen diatas, dapat disimpulkan ada tiga elemen penting yaitu proses pengambilan keputusan perilaku konsumen yang menyoroti perilaku baik dari individu atau organisasi dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatakan manfaat dari barang dan jasa tersebut. Disimpulkan bahwa perilaku konsumen tidak hanya memperlajari apa yang dibeli atau dikonsumsi konsumen, tetapi juga bagaimana kebiasaan konsumen dan dalam kondisi macam apa barang-barang dan jasa dibeli.

2.4. Persepsi konsumen

2.4.1. Pengertian Persepsi Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:146) Perception is process by

which an individuals selects, organizers, and interprets stimuli into the a

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

meaningfull and coherent picture of the world. Kurang lebihnya bahwa

persepsi merupakan suatu proses yang membuat sesorang untuk memilih,mengorganisasikan dan meninterpretasikan rangsangan-rangasangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.

Konsumen ada kalanya memiliki berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan, hal ini disebabkan adanya perbedaaan persepsi yang berawal dari bagaimana mereka mengumpulkan dan menafsirkan informasi yang didapat dari lingkungan sekitar mereka. Kita semua belajar melalui arus informasi yang melewati kelima alat indera kita; penglihatan, pendengar, penciuman, peraba, dan pengecap. Kotler (2009:179) menyatakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Amirullah (2002:42) mengemukakan bahwa persepsi sebagai proses dimana individu memilih, mengelola, dan menginterpreasikan stimulus kedalam bentuk arti dan gambar.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterpretasian atas stimuli yang diterima oleh konsumen melalui lima indera, menjadi sesuatu yang bermakna untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang berarti.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

15

2.4.2. Pr oses Per sepsi

Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting daripada realitas, karena persepsi itulah yang akan mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena tiga proses persepsi : perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif (Kotler dan Keller,2009:228).

1. Perhatian Selektif

Orang mengalami sangat banyak rangsangan setiap hari, karena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi semua rangsangan itu, kebanyakan rangsangan akan disaring dan proses ini disebut perhatian selektif. Hal ini dimaksudkan, para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen. Tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang.Walaupun menyaring banyak rangsangan di sekelilingnya, mereka dipengaruhi oleh rangsangan yang tidak diduga.Para pemasar berusaha mempromosikan tawaran mereka secara halus supaya bisa melewati saringan perhatian selektif.

2. Distorsi Selektif

Rangsangan yang telah mendapatkan perhatian bahkan tidak selalu muncul di pikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh pengirimnya. Distorsi selektif adalah kecenderungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra konsepsi orang. Konsumen akan sering merubah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

informasi sehingga menjadi konsisten dengan keyakinan awal mereka atas merek dan produk. Ketika konsumen melaporkan opini yang berbeda antara versi bermerek dan tanpa merek dari produk yang identik, yang menjadi persoalan adalah bahwa keyakinan meek dan produk, yang diciptakan oleh sarana apapun, agak mengubah persepsi produk mereka. Distorsi selektif dapat berfungsi bagi keuntungan pemasar dengan merek yang kuat ketika konsumen mengganggu informasi merek yang netral atau ambigu (bermakna ganda) untuk membuatnya lebih positif.

3. Ingatan Selektif

Orang akan melupakan banyak hal yang dipelajari, tapi cenderung mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka. Adanya ingatan selektif, orang cenderung mengingat hal-hal yang baik yang disebutkan tentang produk yang disukai dan melupakan hal-hal yang baik yang disebutkan tentang produk pesaing. Ingatan selektif menjelaskan mengapa para pemasar menggunakan drama dan pengulangan dalam mengirimkan pesan ke pasar sasaran mereka untuk memastikan bahwa pesan mereka tidak diremehkan.

2.5. Sikap konsumen

2.5.1 Pengertian Sikap konsumen

Pengertian sikap menurut Sutisna (1999:214) “Merupakan memperlajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu objek atau kelompok baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten”. Sedangkan menurut Gordon Allport dalam Nugroho J.(2003:214) definisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

17

sikap yang lebih luas. “Sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi,diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku”.

Jika kita analogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu produk berarti bahwa sikap terhadap produk yaitu memperlajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi produk baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian konsumen mengevaluasi produk tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai paling baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap timbul setelah konsumen

melakukan pencarian dan pemprosesan informasi tentang objek. Apakah konsumen akan meyakini informasi yang diterimanya dan mengkonsumsinya. Hal ini berkaitan dengan sikap yang dikembangkan oleh konsumen.

Menurut James F Engel, Goger D. Blackwell & paul W. Miniard (1994:349), dalam bukunya perilaku konsumen: “sifat yang penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap tersebut. Mengerti tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting karena hal ini dapat mempengaruhi kekuatan hubungan diantara sikap dan perilaku”. Konsumen akan bertindak berdasarkan sikap mereka uyang sudah ada, apabila hal ini tidak dipenuhi oleh suatu produk maka konsumen akan mencari informasi tambahan sebelum konsumen menentukan pilihannya. Disisi lain tingkat kepercayaan dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

memperngaruhi kerentangan sikap terhadap perubahan. Artinya sikap lebih bersifat dinamis ketimbang statis. Maksudnya banyak sikap akan berubah bersama waktu dan perubahan itu akan menggeser gaya hidup kosnumen. 2.5.2 Fungsi Sikap

Menurut Daniel karzt dalam Nugroho J. (2003:214) mengklasifikasikan empat fungsi sikap antara lain yaitu:

1. Fungsi Utilitarian. 2. Fungsi Ekspresi Nilai

3. Fungsi Mempertahankan Ego 4. Fungsi Pengetahuan.

2.5.3 Tiga Komponen Sikap

Menurut Sutisna (2001:100) dalam Sukarno (2005:139), terdapat tiga indikator sikap yang menghubungkan antara kepercayaan terhadap merek,evaluasi,dan sikap berkeinginan yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Menurut Schiffman dan Kanuk, (1994):Engel, Blackwell dan Miniard

(1993) dalam Sumarwan (2002:147), secara rinci ketiga komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh dari pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

19

2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2002:147) menyebutnya sebagai “ as primari evaluative in nature “ yaitu menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk, apakah produk itu disukai atau tidak disukai; atau apakah produk ini baik atau buruk.

3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek, Engel, Balckwell dan Miniard (1993) dalam Sumarwan (2002:147), konatif berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh konsumen terhadap pembelian dan seiring juga disebut intention.

2.6. Keputusan pembelian konsumen

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dimana konsumen dihadapkan pada masalah yang dipecahkan. Berdasarkan pendapat Amirullah (2002:62), keputusan konsumen adalah “Proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan bedasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu”. Kotler (2002:202) mengatakan ada lima peran yang dimainkan seseorang di dalam keputusan pembelian yaitu:

1. Pemrakarsa adalah orang yang pertama menyarankan gagasan memberli produk atau jasa tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

2. Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan atau sarannya memperngaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambilan keputusan adalah orang yang akhirnya membuat keputusan pembelian atau sebagian dari itu apakah akan membelinya. 4. Pembeli adalah orang-orang yang benar-benar melakukan pembelian. 5. Pengguna adalah orang yang mengkonsumsi barang atau jasa.

Menurut Philip Kotler (1995:284) proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen melalui tahap-tahap sebagai berikut:

Gambar 2.1 Tahap-tahap dalam proses pembelian

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Tingkah pasca

Masalah informasi alternatif membeli pembelian

Sumber: Philip Kotler (1995:283)

Dalam proses keputusan membeli ini, kita mengenal tahapan-tahapan, yaitu :

1. Pengenalan Masalah (problem recognition) 2. Pencarian informasi

Adapun sumber-sumber informasi konsumen ada empat kelompok a) Sumber pribadi

b) Sumber Niaga c) Sumber umum d) Sumber pengalaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

21

3. Evaluasi alternatif

Apabila sesorang konsumen telah mendapatkan informasi tentang merek produk, maka langkan selanjutnya adalah tahap memilih merek. Alasan konsep-konsep dasar yang membantu memperjelas proses penilaian konsumen sebagai berikut:

a) Sifat-sifat produk.

b) Ciri-ciri yang terlupakan. c) Kepercayaan merek d) Fungsi kemanfaatan. e) Prosedut penilaian.

4. Keputusan Pembelian

Setelah melalui tahap-tahap maka tahap berikutnya adalah pengambilan keputusan untuk menentukan membeli atau tidak. Apabila keputusan diambil adalah membeli maka akan dijumpai serangkaian keputusan mngenai jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kwantitas, wktu pembelian dan cara pembayaran.

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap produk akan memberi umpan balik berupa tingkah laku setelah pembelian. Apabila konsumen puas, ia mungkin akan membeli lagi produk disaat ini. Dan konsumen yang puas juga cenderung memberitahukan hal-hal yang baik kepada kawan-kawannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

Seorang konsumen yang tidak puas memberi umpan balik yang berbeda. Ia mungkin membuang atau mengembalikan produk, atau mungkin mencoba mencari berbagai informasi tentang pembelian. Konsumen yang tidak puas punya pilihan antara mengambil tindakan atau tidak berbuat apa-apa.

2.7. Hubungan Variabel

2.7.1. Pengaruh persepsi konsumen terhadap sikap konsumen

Persepsi adalah proses dimana individu diekspos untuk menerima informasi, memperhatikan informasi tersebut, dan memahaminya (Sunarto:2003).

Persepsi juga dapat diartikan sebagai proses yang digunakan olek individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan mengintterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler:2005).

Assel (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponenya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar, dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga, tempat penjualan, dampak dari negara penjualan). Informasi yang diperoleh adan diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

23

obyek. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu objek, yang pada gilirannya akan sikap ini seringkali sevcara langsung akan mempengaruhi apakan konsumen akan membeli suatu produk atau tidak. Sehingga dapat diketahui bahwa persepsi tercipta karena adanya suatu objek. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dari sikap guna memenuhi kebutuhan untuk melakukan pembelian.

2.7.2. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian. Difinisi sikap yang paling klasik dikemukakan oleh Gordon Allport yang termuat dalam buku Sutisna (2001:99). Allport mendefinisikan sikap adalah melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten.

Sikap memainkan peranan utama dalam pembentukan perilaku dalam hal ini pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau merek yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan langganan, konsumen secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk dievaluasi secara paling menguntungkan. Sebagai akibatnya peningkatan sikap ini dapat menjadi sasaran pemasaran yang penting bagi perusahaan. Swastha (1990 : 114) mendefinisikan sikap sehingga “suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik maupun kurang baik secara konsisten”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

Akan tetapi Sutisna (2001 :101) menyatakan keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan lebih tinggi hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap merupakan bagian dari herarki pengaruh yang menyebabkan keputusan untuk membeli (pertama kali konsumen mempunyai kepercayaan terhadap merek, kemudian mengembangkan sikap terhadap merek, dan memutuskan membeli atau tidak).

Jika kita analogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu produk berarti bahwa sikap terhadap produk yaitu memperlajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi produk baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian konsumen mengevaluasi produk tertentu secara keseluruhan dari yang paling jelek sampai paling baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap timbul setelah konsumen melakukan pencarian dan pemprosesan informasi tentang objek. Apakah konsumen akan meyakini informasi yang diterimanya dan mengkonsumsinya. Hal ini berkaitan dengan sikap yang dikembangkan oleh konsumen. dalam Daya Kurniawan & Anas Bayas’ud (2006)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

25

2.8. Kerangka Konseptual

Persepsi H1 Sikap H2 Keputusan Konsumen (X) Konsumen (Z) Pembelian (Y)

Gambar 2.2 Kerangka konseptual.

2.9. Hipotesis

• Semakin tinggi persepsi konsumen akan meningkatkan sikap konsumen

pada sepeda motor Yamaha Mio.

• Semakin tinggi sikap konsumen akan meningkatkan keputusan

pembelian pada sepeda motor Yamaha Mio.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memperoleh gambaran yang jelas, serta lebih dapat memahami isi dagar definisi yang digunakan didalam penelitian ini dapat diukur serta menghilangkan dan menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran maka variabel-variabel yang berkaitan dengan penelitian yang akan di analisis adalah sebagai berikut:

3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel- variabel yang digunakan dalan penelitian ini antara lain : 1. Persepsi (X)

Tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau produk yang menjadi pilihannya dalam Wahyuni (2008). Indikator variabel ini antara lain:

Persepsi diukur melalui : X1 Fitur produk.

X2 Rancangan produk/desain.

X3 Kinerja produk/mesin. X4 Kualitas suku cadang. 2. Sikap Konsumen (Z)

Adalah Komponen positif atau negatif terhadap objek yang terbentuk dari penilaian evaluatif terhadap suatu produk. Indikator sikap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

27

konsumen dalam Sutisna (2001) mengungkapkan ada 3 komponen sikap, antara lain :

Z1 Komponen Kognitif (Kepercayaan) : kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang objek.

Z2 Komponen Afektif (Evaluasi) : emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu objek. Z3 Komponen Konatif (Maksud untuk membeli) : tindakan

seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek.

3. Keputusan pembelian (Y)

Adalah Pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Indikator keputusan pembelian dalam Fadli & Inneke (2008) antara lain :

Y1 Informasi Produk : Konsumen membeli Yamaha Mio

dipengaruhi karena infromasi mengenai produk tersebut.

Y2 Pemenuhan Kebutuhan : Konsumen membeli Yamaha Mio

karena dianggap sesuai dengan kebutuhannya.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik pembobotan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang suatu atau gejala fenomena. Analisis ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut :

1 5

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada kotak yang tersedia di sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 nilai tertinggi. Jawaban dengan nilai antara 1-3 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 4-5 berarti cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2.Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Sepeda Motor Yamaha Mio di Surabaya, khususnya yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

29

melakukan pembelian di Dealer “Pusat Motor” Surabaya periode Jan-Des 2012 yang berjumlah 861 konsumen.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004:73). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling tepatnya purposive

sampling. Teknik purposive ini merupakan cara pengambilan sampel

dengan penetapan kriteria-kriteria tertentu terhadap populasi berdasarkan keinginan dan tujuan penelitian itu sendiri. Target sampel yang diinginkan adalah populasi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Populasi usia mulai 19 tahun. Usia ini dipandang bisa memahami dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam angket.

2. Mengenal dan memiliki pengetahuan tentang produk sepeda motor Yamaha Mio.

3. Orang yang menggunakan produk Yamaha Mio.

Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran kuisoner adalah konsumen dealer Pusat Motor. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n) / (jumlah responden) ditentukan dengan menggunakan rumus slovin karena jumlah populasi yang ada diketahui. Berikut ini rumus slovin yang dikutip oleh Husain Umar (2002:141) :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Ukuran Populasi

e = Sampling error (10%) = 0,10

Dengan perhitungan:

n = 861 1 + 861 (0,1)²

n = 861 9,61 n = 89,59 ≈ 90

Dari hasil perhitungan sampel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah: 1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, yakni data yang diperoleh dari responden melalui kuisoner yang diisi oleh responden secara langsung. Dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

31

penelitian ini, menggunakan data primer dari konsumen yang memenuhi kriteria di dealer Yamaha Pusat Motor.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya, akan tetapi data hasil olahan dari pengambilan data primer. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain dari penelitian terdahulu, literatur-literatur, dan media elektronik (internet).

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari konsumen yang menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio di Surabaya.

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan :

a. Kuesioner

yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada para responden.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

b. Interview

yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara secara langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat mereka.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). PLS dikembangkan pertama kali oleh Wolf sebagai metode umum untuk mengistemasi parth model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator yang dianalisis menggunakan program PLS.

3.4.2. Confirmation factor Analysis

Model yang digunakan menganalisis data dalam penelitian ini adalah

Partial Least Square (PLS). Model pengukuran variabel bebas dan terikat

dalam penelitian ini, menggunakan Confirmation factor Analysis dengan program SPSS dengan perintah rotasi Varimax. Peneksiran pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah – langkah dalam analisis PLS model pengukuran dengan contoh variabel informasi dilakukan sebagai berikut :

Persamaan dimensi faktor persepsi : X1= λ1 persepsi + er_1 X2=λ2 persepsi + er_2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

33

X3=λ3 persepsi + er_3 X4=λ4 persepsi + er_4

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasya melalui confirmatory factor analisis, maka model pengukuran dengan contoh Persepsi akan nampak sebagai berikut :

X1.1 er_1

X1.2 er_2

Persepsi

X1.3 er_3

X1.4 er_4

Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Persepsi

Keterangan :

X1 = pertanyaan tentang fitur produk tersebut.

X2 = pertanyaan tentang rancangan produk/desain.

X3 = pertanyaan tentang kinerja produk/mesin.

X4 = pertanyaan tentang kualitas suku cadang.

er_j = error term Yj

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

X

X X

X

X

X

X X X

Demikian juga dengan faktor yang lain seperti sikap dan keputusan pembelian.

Gambar 3.2 Analisis Full Model

X1 Y1 Y2

X2

Persepsi Konsumen Sikap Konsumen Keputusan Pembelian

(X) (Z) (Y)

X3 Z1 Z2 Z3

X4

Keterangan :

X = Per sepsi Konsumen

X1 = Fitur produk

X2 = Rancangan produk/desain

X3 = Kinerja produk/mesin

X4 = Kualitas suku cadang

Z = Sikap Konsumen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

35

Z1.1 = Komponen kognitif (kepercayaan)

Z1.2. = Komponen afektif (evaluasi)

Z1.3. = Komponen konatif (maksud untuk membeli)

Y = Keputusan Pembelian

Y1 = Informasi produk

Y2 = Pemenuhan Kebutuhan

3.4.3. Asumsi Model ( Partial Least Square )

PLS merupakan factor identerminacy metode analisis yang powerfull oleh karena tidak mengasumsikan data dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil.

Dengan pendekatan PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk mengistemasi veriabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah identerminabcy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor (Wold, 1982).

Oleh karena PLS menggunakan iterasi alogaritma yang terdiri dari seri analisis ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak menjadi masalah untuk model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk distribusi tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel dapat kecil dengan perkiraan kasar yaitu (1) sepuluh kali

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

skala dengan jumlah terbesar dari indikator (kausal) formatif (catatan skala untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indikator dapat diabaikan, atau (2) sepuluh kali dari jumlah terbesar struktural path yang diarahkan pada konstruk tertentu dengan model struktural.

3.4.4. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan: (1) inner model yang menspesifikasikan hubungan antara variabel laten (struktural model), (2) outer model yang menspesifikasikan hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya (measurement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Tanpa kehilangan generalisasinya, dapat diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau manifest variabel diskala zero means dan unit variance (nilai

standardized) sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat

dihilangkan dalam model.

1. Inner Model

Inner model yang kadang juga disebut dengan (inner

relation, struktural model dan subtantive theory ) menggambarkan

hubungan antara veriabel laten berdasarkan pada substantive

theory. Model persamaannya dapat ditulis seperti dibawah ini.

η = βo + βµ+ Γξ + ζ (1)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

37

Dimana η menggambarkan vektor endogen (dependen) variabel laten, ξ adalah vektor variabel laten exogen, dan ζ adalah vektor variabel residual (unexpalined variance). Oleh karena PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antara variabel laten, setiap veriabel laten dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut.

ηj = Σi βji ηi + Σi γjb ξb + ζj (2)

dimana βji dan γjb adalah koefisien jalur yang menghubungkan predikator endogen dengan variabel laten exogen ξ dan η sepanjang range indeks i dan b dan ζj adalah inner residual variable.

2. Outer model

Outher model sering juga disebut (outler relation, atau

measurement model) mendefinisikan bagaimana setiap blok

indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator reflektif dapat ditulis dengan persamaannya sebagai berikut.

X = xξ + Ɛ x

Y = y η + Ɛ y (3)

Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variabel laten exogen dan endogen ξ dan η, sedangkan x dan y

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

merupakan matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan ɛ x dan ɛ y dapat diinterpresentasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.

Blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut.

ξ = Πξ x + δξ

ηi = Πη y + δη (4)

dimana ξ, η, x dan y sama dengan yang digunakan pada persamaan (3). Πx dan Πy adalah koefisiensi regresi berganda dari variabel laten dan blok indikator dan δx dan δy adalah residual dari regresi.

3. Weight Relation

Inner dan outler model memberikan spesifikasi yang

diikuti dalam estimasi alogaritma PLS, kita memerlukan definisi

weight relation. Nilai kasus untuk setiap variabel laten diestimasi

dalam PLS berikut.

ξb = Σkb wkb xkb

ηi = Σki Wki yki (5)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(53)

39

Dimana wkb dan Wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi variabel laten ξb dan ηi. estimasi variabel laten adalah linier agregat dari indikator yang dinilai weightnya didapat dengan prosedur estimasi PLS seperti dispesifikasi oleh

inner dan outer model dimana η adalah vektor variabel laten

endogen (dependen) dan ξ adalah vektor variabel latel exogen (independen), ζ merupakan vektor residual dan β serta Γ adalah matrik koefisien jalur (path coefficient).

3.4.5. Evaluasi Model

Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik perametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998). Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non-parametrik. Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indikator. Sedangkan outer model dengan formatif indikator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut (Chin, 1998). Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk kontruk laten dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geisser Q square test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(54)

juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur boostraping

3.4.6. Kriter ia Penilaian PLS

Berikut ini merupakan kriteria penilaian model Partial Least Square yang diajukan oleh Chin (1998).

Tabel 3.1.

Hasil R sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural mengidentifikasikan bahwa model “baik”, “moderat” dan “lemah”

Estimasi koefisien jalur

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping. f untuk effect sice Nilai f sebesar 0.02, 0.15 dan 0.35 dapat

diinterpresentasikan apakah predikator variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, madium ataukah besar pada tingkat struktural.

Relevansi prediksi (Q dan q )

Prosedur blindfolding digunakan untuk menghitung

memberikan bukti bahwa model memiliki predictive relevance (Q dibawah nol mengidentifikasikan model kurang memiliki predictive relevance. Dalam kaitannya denga f . dampak relatif model struktural terhadap pengukuran variabel dependen laten dapat dinilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(55)

41

dengan

q - Q2included – Q2excluded 1 – Q2included

Evaluasi model Pengukuran Refleksif

Loading factor Nilai loading faktor harus diatas 0.70 Composite

Reability

Composite reability mengukur internal consistency dan nilainya harus diatas 0.60

Average Variance

Nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih besar dari pada nilai kolerasi antar variabel laten

Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validasi diskriminan. Diharapkan setiap blok indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap variabel laten yang diukut dibandingkan dengan indikator untuk laten variabel lainnya.

Evaluasi Model Pengukuran Formatif Signifikansi nilai

weight

Nilai estimasi untuk model pengukuran formatif harus signifikan. Tingkat signifikansi ini dinilai dengan prosedur bootstrapping

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(56)

42 4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejar ah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1971, Yamaha Motor Jepang mendirikan distributor resmi di Indonesia bekerjasama dengan konglomerat lokal dan memulai ekspor motor rakitan utuh dengan mesin 100cc dari jepang dan menjualnya secara lokal.

Pada Juli 1974, Yamaha motor mendirikan PT YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing)

Pada tanggal 29 Agustus 2001 didirikan pabrik suku cadang di Indonesia yang dinamakan PT. Moric Indonesia. Pabrik itu mulai beroperasi pada Januari 2002 dan didirikan dengan modal lima juta dolar AS yang terdiri dari 80% Moric Co.,Ltd dan 20% oleh Yamaha Motor Asia Pte.Ltd. Perusahaan ini menyediakan dukungan finansial untuk semua perakitan dan manufacturing Yamaha di kawasan Asia Tenggara dan promosi perdagangan. Dengan memanfaatkan sejumlah fasilitas yang sudah ada di Indonesia, perusahaan itu akan memproduksi lampu dan suku cadang mesin untuk sepeda motor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(57)

43

Pada November 2004, Yamaha motor membuat pabrik manufacturing motor kedua di Karawang, Jawa Barat dengan nama PT. YMMWJ (Yamaha Motor Manufacturing West Java). Perusahaan ini didirikan dengan modal US$ 14.7 juta dan merupakan anak perusahaan YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing). Pabrik ini memiliki luas total 300 m2 dan area gedung 54.000m2 dengan kapasitas produksi 300.000 unit dan dimulai pada Januari 2006. Salah satu fitur yang menarik dari pabrik baru ini ialah pabrik yang khusus membuat motor tipe moped (bebek) dan mempunyai kemampuan untuk memproduksi moped dalam skala besar.

Yamaha Motor di Indonesia sendiri dibagi menjadi beberapa perusahaan :

1. YMKI (Yamaha Motor Kencana Indonesia) di Pulogadung Jakarta Timur, ditujukan untuk pemasaran motor saja.

2. YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing) di Pulogadung Jakarta Timur, ditujukan untuk perakitan dan produksi motor.

3. YMMWJ (Yamaha Motor Manufacturing West Java) di Karawang Jawa Barat merupakan pabrik manufacturing kedua.

4. Yamaha POD di Cibitung untuk spare parts motor.

5. Yamaha motor Electronic Indonesia untuk memproduksi alat-alat pengapian seperti CDI, stator dan rotor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(58)

6. YMPMI (Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia) di Kerawang memproduksi spare part motor.

4.1.2 Pr oduk-Pr oduk Yamaha

Dalam kegiatan produksinya hingga sekarang, Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memfokuskan untuk memproduksi tiga jenis produk, yaitu motor, sparepart, dan oli khusus Yamaha. Saat ini Yamaha menawarkan 13 model sepeda motor yang ditujukan untuk 3 segmen jenis sepeda motor yaitu motor jenis bebek, matic, dan sport. Macam-macam produk dari Yamaha motor antara lain:

1. Jenis bebek : Yamaha Vega R, Vega ZR, Jupiter Z, Jupiter MX 135.

2. Jenis Automatic : Yamaha Mio J, Mio sporty, Mio soul, Xeon.

3. Jenis Sport : Yamaha V-Ixion, Byson, Scorpio.

4.1.3 Visi & Misi Perusahaan

Visi : menjadi perusahaan penyalur sepeda motor Yamaha yang terbaik.

Misi : Mengembangkan bisnis melalui produk-produk yang berkualitas asli Jepang, terdistribusi secara regional dengan dasar customer satisfaction dan information tekhnologi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(59)

45

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1 Penyebaran Kuisoner

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuisoner yang telah diberikan, kuisoner dibagikan sejak mulai tanggal 22 Januari 2013 – 5 Februari 2013. Kuisoner yang dibagikan berjumlah 90 kuisoner dan pengembalian kuisoner dilakukan secara langsung kepada peneliti, Jadi jumlah yang kembali kepada peneliti dan layak untuk di olah berjumlah 90 kuisoner. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah ini :

4.2.2 Deskr ipsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna produk sepeda motor Yamaha Mio. Ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini,yaitu purposive sampling.

Berdasarkan data dari 90 responden yang menggunakan produk sepeda motor Yamaha Mio, melalui daftar pertanyaan didapat kondisi responden tentang jenis kelamin, umur, dan jenis pekerjaan. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum objek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(60)

1. Berdasar kan J enis Kelamin Responden

Tingginya jumlah konsumen sepeda motor Yamaha Mio memungkinkan variasi populasi yang besar bagi konsumen laki-laki dan perempuan. Gambaran umum mengenai konsumen sepeda motor Yamaha Mio berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki sebanyak 56 responden atau 62.2 %, Sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 34 responden atau 37.8 %.

2. Berdasar kan Umur Responden

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Umur

Sumber : Data diolah

J enis Kelamin J umlah Dalam %

Laki-Laki 56 62.2

Perempuan 34 37.8

J umlah 90 100

Umur J umlah Dalam %

19-30 Tahun 26 28.9

31-40 Tahun 40 44.4

> 40 Tahun 24 26.7

J umlah 90 100

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(61)

47

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa proporsi paling besar adalah dari responden berusia 31-40 tahun sebanyak 40 responden atau 44.4%, kemudian usia 19-30 tahun sebanayak 26 responden atau 28.9% dan usia >40 tahun sebanyak 24 responden atau 26.7%.

3. Berdasar kan J enis Peker jaan Responden Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Umur J umlah Dalam %

Pelajar/Mahasiswa 26 28.9

Pegawai Negeri Sipil 13 14.4

Pegawai Swasta 27 30.0

Wiraswasta 14 15.6

Lainnya 10 11.1

J umlah 90 100

Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa responden paling tinggi berasal dari Pegawai Swasta yaitu sebanyak 27 atau 30%. Kemudian Pelajar/ Mahasiswa sebanyak 26 atau 28.9%, Wiraswasta sebanyak 14 atau 15.6%, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 13 atau 14.4%, dan Lainnya

sebanyak 10 atau 11.1%.

4.2.2 Deskr ipsi Per sepsi Konsumen (X)

Persepsi Konsumen adalah Tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau produk yang menjadi pilihannya. Indikator yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Tabel 1.1  Sepeda Motor
Tabel 1.2 Sepeda Motor Yamaha MIO di Dealer “Pusat Motor” Surabaya
Gambar 2.1 Tahap-tahap dalam proses pembelian
Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Persepsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

efektif Efektif PPN lainnya Tidak efektif Tidak efektif Sangat efektif Berdasarkan kriteria efektivitas penerimaan pada PPN tersebut, dapat diketahui bahwa

Reporting mainly aggressive encounters with leopards can erode local people’s tolerance and worsen the situation by forcing the Forest Department to unnecessarily trap the wild

Dengan metode ini dihasilkan algoritma untuk mekanisme safe autonomous landing dengan mengikuti sinyal eksponensial di mana quadcopter mencapai titik 0 (nol) meter dalam

Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa yang diajarkan model pembelajaran discovery learning

letter r; wrote 130 poems without using that letter, he also omitted the letter r from his daily conversation for 17 years….. 1945) proved the one time pad guaranties

rancangan penelitian ini bersifat pre dan post test two group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan core stability pada latihan zig-zag run

Untuk informasi yang tidak bias (yang tidak berat sebelah), informasi dan petunjuknya dapat dipercaya dan merupakan media massa yang dapat diterima langsung oleh

 Siswa dapat Melengkapi pernyataan yang sesuai dengan teks  Siswa dapat Menentukan hal-hal penting dari teks yang didengarkan!.  Siswa dapat Meringkas teks yang