v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Komponen bracket pada alat ortodontik cekat merupakan area retensi yang dapat menyebabkan peningkatan akumulasi plak. Bakteri Streptococcus mutans yang terdapat dalam plak adalah bakteri utama dalam inisiasi dan perkembangan lesi karies.Penggunaan self-ligating bracket memberi keuntungan berupa eliminasi dari ligatur elastomer atau kawat stainless steel yang digunakan pada conventional bracket sehingga kebersihan rongga mulut dapat lebih mudah dijaga. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan penggunaan self-ligating bracket dan conventional bracket terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans.
Penelitian dilakukan pada 18 pasien poliklinik spesialis ortodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha yang menggunakan alat ortodontik cekat. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menggunakan self-ligating bracket dan kelompok yang menggunakan conventional bracket dengan elastomer. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengambilan apus plak untuk dilakukan perhitungan jumlah koloni Streptococcus mutans. Data diolah dan dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata jumlah koloni Streptococcus mutans yang lebih rendah pada kelompok pengguna self-ligating bracket dibandingkan dengan kelompok pengguna conventional bracket (self-ligating bracket: 3364 CFU/ml; conventional bracket: 15060 CFU/ml). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jumlah koloni Streptococcus mutans pada kelompok self-ligating bracket dan kelompok conventional bracket.
Kesimpulan dari penelitian adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan self-ligating bracket dan conventional bracket terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans pada pasien poliklinik spesialis ortodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha.
vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
Bracket as a component of fixed orthodontic appliances creates new retention areas that can lead to increased plaque accumulation. Streptococcus mutans in plaque is the primary bacteria in the initiation and progression of a carious lesion. One of the advantages in using self-ligating brackets is the elimination of elastomeric or stainless steel ligature needed in conventional brackets so proper oral hygiene can be maintained. The aim of this study was to determine the difference in Streptococcus mutans count between self-ligating bracket and conventional bracket.
This study was conducted on a total of 18 orthodontics patients in orthodontic specialist polyclinic of Maranatha Dental Hospital. The subjects were divided into two groups, one group of self-ligating brackets samples and another group of conventional brackets with elastomeric ligation samples. Plaque samples were collected and Streptococcus mutans colonies formed on plate agars were counted. The data was analyzed using Mann-Whitney test.
The result shows less Streptococcus mutans colonies were formed in self-ligating bracket group compared to conventional bracket group (self-self-ligating bracket: 3364 CFU/ml; conventional bracket:15060 CFU/ml). Statistical analysis shows no significant difference in the Streptococcus mutans counts between the two groups.
Conclusion: no significance difference is found between the usage of self-ligating bracket and conventional bracket in relation to Streptococcus mutans count in orthodontic patients within orthodontic specialist polyclinic of Maranatha Dental Hospital.
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) SIDANG SKRIPSI PROGRAM SARJANA (S1) ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 4
xi Universitas Kristen Maranatha
1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Ortodontik ... 8
2.1.1 Tujuan Perawatan Ortodontik ... 8
2.1.2 Klasifikasi Alat Ortodontik ... 10
2.2 Alat Ortodontik Cekat ... 10
2.2.1 Definisi dan Pengertian Alat Ortodontik Cekat ... 10
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Alat Ortodontik Cekat ... 11
2.2.2.1 Kelebihan Alat Ortodontik Cekat ... 11
2.2.2.2 Kekurangan Alat Ortodontik Cekat ... 11
2.2.3 Dampak Pemakaian Alat Ortodontik Cekat...……..…...12
2.2.3.1 Karies ... 12
2.2.3.2 Trauma ... 14
2.2.3.3 Reaksi Pulpa ... 15
2.2.3.4 Resorbsi Akar ... 15
2.2.3.5 Penyakit Periodontal ... 16
2.2.3.6 Peningkatan Akumulasi Plak Gigi ... 16
2.2.4 Komponen Alat Ortodontik Cekat ……….…………18
2.2.4.1 Komponen Pasif Alat Ortodontik Cekat…....…...19
2.2.4.2 Komponen Aktif Alat Ortodontik Cekat…....…...20
2.3 Komponen Bracket Pada Alat Ortodontik Cekat ... 21
2.3.1 Conventional Bracket ... 22
xii Universitas Kristen Maranatha
2.3.1.2 Ligatur Elastomer…………..…………..…...24
2.3.2 Self-Ligating Bracket ... 25
2.3.2.1 Definisi Self-Ligating Bracket ... …25
2.3.2.2 Sejarah dan Perkembangan Self-Ligating Bracket..27
2.3.2.3 Kelebihan Self-Ligating Bracket ... 32
2.3.2.4 Keterbatasan Self-Ligating Bracket ... 34
2.4 Flora Normal Dalam Rongga Mulut ... 35
2.4.1 Flora Residen ... 36
2.4.2 Flora Transien ... 37
2.4.3 Streptococcus mutans ... 37
2.4.3.1 Karakteristik Streptococcus mutans ... 38
2.4.3.2 Peranan Streptococcus mutans... 39
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 43
3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 43
3.1.1 Alat Penelitian ... 43
3.1.2 Bahan Penelitian ... 44
3.2 Metoda Penelitian ... 45
3.2.1 Desain Penelitian ... 45
3.2.2 Populasi dan Sampel ... 46
3.2.3 Variabel Penelitian ………..……....47
3.2.4 Definisi Operasional ………..……….47
3.2.5 Prosedur Penelitian ………..…...49
xiii Universitas Kristen Maranatha
3.3.1 Hipotesis Statistik ... 50
3.3.2 Kriteria Uji ... 51
3.4 Aspek Etik Penelitian ... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1 Hasil Penelitian ... 52
4.1.1 Perbandingan Penggunaan Self-Ligating Bracket dan Conventional Bracket Terhadap Jumlah Koloni Streptococcus mutans ... 52
4.2 Analisis Data ... 54
4.2.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 54
4.2.2 Hasil Uji Perbandingan Jumlah Koloni Streptococcus mutans antara Self-Ligating Bracket dan Conventional Bracket ... 55
4.3 Pembahasan ... 55
4.4 Uji Hipotesis ... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Simpulan ... 61
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN ... 67
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bakteri Flora Normal Dalam Rongga Mulut ... 36
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Streptococcus mutans ... 53
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 54
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Akumulasi Plak di Sekitar Rantai Elastomer ... 17
Gambar 2.2 Komponen Alat Ortodontik Cekat... 19
Gambar 2.3 Conventional Bracket dengan Ligatur Elastomer ... 23
Gambar 2.4 Akumulasi Plak di Sekitar Bracket dengan Elastomer ... 25
Gambar 2.5 Self-Ligating Bracket Pasif... 26
Gambar 2.6 Self-Ligating Bracket Aktif ... 26
Gambar 2.7 Russel Attachment ... 27
Gambar 2.8 Edgelok Bracket ... 28
Gambar 2.9 Activa Bracket ... 28
Gambar 2.10 Time Bracket ... 29
Gambar 2.11 Damon™ SL II Bracket ... 29
Gambar 2.12 GAC In-Ovation R™ dan GAC In-Ovation C™ Bracket ... 30
Gambar 2.13 Unitek SmartClip™ Bracket ... 31
Gambar 2.14 Morfologi streptococcus... 39
Gambar 3.1 Alat Penelitian ... 44
Gambar 3.2 Bahan Penelitian ... 45
Gambar 3.3 Self-Ligating Bracket... 48
Gambar 3.4 Conventional Bracket dengan Ligatur Elastomer ... 48
Gambar 4.1 Bi-Level Orthodontic Brush ... 58
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GRAFIK
xvii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan Etik Penelitian ... 67
Lampiran 2 Informed Consent Penelitian ... 68
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Streptococcus mutans ... 69
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian ... 70
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perhatian masyarakat terhadap masalah estetik dan fungsional yang berkaitan dengan gigi semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman dan
meningkatnya gaya hidup. Salah satu jenis perawatan yang dapat dipilih adalah perawatan ortodontik, yang bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi dan memperbaiki maloklusi yang ada.
Tiga alasan utama untuk menjalani perawatan ortodontik adalah untuk meningkatkan penampilan dentofasial, memperbaiki fungsi oklusal gigi, dan
menghilangkan oklusi yang dalam jangka panjang dapat merusak kesehatan gigi dan jaringan periodonsium.1 Pemakaian alat ortodontik dapat menimbulkan beberapa dampak yang tidak diharapkan, terutama berkaitan dengan perubahan
mikrobiologis dan jaringan gingiva.2
Perlekatan mikroba dalam rongga mulut pada pasien ortodontik terutama
dikaitkan dengan peningkatan resiko kolonisasi Streptococcus mutans dan lactobacilli yang dapat berkembang menjadi suatu keadaan patologis dari jaringan
keras termasuk dekalsifikasi dan karies.3 Penggunaan alat ortodontik dengan
komponen alat ortodontik cekat seperti bracket, elastomer, molar band, atau molar tube menghasilkan area retensi baru yang merupakan daerah yang mudah dikoloni
2
Universitas Kristen Maranatha jumlah bakteri salah satunya adalah bracket. Dalam perkembangan sistem bracket, telah diperkenalkan self-ligating bracket untuk mengatasi beberapa kekurangan
dari conventional bracket.4,5
Aspek yang menguntungkan dari self-ligating bracket salah satunya adalah
eliminasi dari ligatur elastomer atau ligatur stainless steel yang digunakan pada conventional bracket. Eliminasi ligatur elastomer atau ligatur stainless steel
memberi dua keuntungan, yaitu tidak adanya kontaminasi silang yang dapat terjadi saat penggantian ligatur dan peningkatan kebersihan rongga mulut pasien. Peningkatan kebersihan rongga mulut pasien dapat dicapai karena pasien memiliki
akses yang lebih mudah untuk membersihkan permukaan-permukaan yang lebih tidak kompleks dan daerah retensi koloni mikroba yang lebih sedikit.3
Penelitian Pellegrini pada tahun 2009 mengenai pengaruh metode ligasi arch wire terhadap retensi plak dan jumlah bakteri menggunakan ATP-driven
bioluminescence menemukan bahwa jumlah rata-rata bakteri streptococcus dan
total bakteri yang diambil dari permukaan gigi lebih sedikit pada penggunaan self-ligating bracket.6
Streptococcus mutans adalah bakteri yang paling berperan dalam terjadinya
karies dan teknik ligasi pada bracket turut mempengaruhi jumlah koloni bakteri Streptococcus mutans pada sekitar bracket, sehingga peneliti tertarik untuk
3
Universitas Kristen Maranatha
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal yang perlu diidentifikasi dari
penelitian adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan antara penggunaan self-ligating bracket dan
conventional bracket terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans pada pasien
pengguna alat ortodontik cekat di poliklinik spesialis ortodontik RSGM Maranatha.
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
Mengetahui perbedaan antara penggunaan self-ligating bracket dan conventional
bracket terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans pada pasien pengguna alat
ortodontik cekat di poliklinik spesialis ortodontik RSGM Maranatha.
1.4Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
a. Menambah informasi ilmiah mengenai pengaruh desain bracket terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans selama perawatan ortodontik.
b. Sebagai referensi untuk dijadikan dasar pada penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai pemilihan jenis
4
Universitas Kristen Maranatha menimbulkan kolonisasi Streptococcus mutans yang menyebabkan peningkatan resiko karies.
b. Sebagai informasi tambahan dan masukan bagi dokter gigi, terutama dokter gigi spesialis ortodontik dalam membantu pasien menentukan jenis bracket
yang dipilih sebelum menerima perawatan.
1.5Kerangka Pemikiran
Ortodontik adalah bidang dalam kedokteran gigi yang perhatian utamanya adalah untuk memperbaiki posisi gigi dan menghilangkan maloklusi yang ada.
Terdapat empat tipe alat ortodontik yang dapat digunakan untuk perawatan ortodontik, diantaranya adalah alat ortodontik lepasan, cekat, fungsional, dan
ekstra oral. Pemilihan alat harus dilakukan secara hati-hati dengan tepat karena pemakaian alat yang salah dapat memperburuk maloklusi yang ada.1
Alat ortodontik cekat merupakan pilihan utama untuk kebanyakan perawatan
ortodontik karena hasil perawatan yang lebih dapat diprediksi dan standar hasil perawatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan alat ortodontik yang lain.1
Kekurangan alat ortodontik cekat adalah kemampuannya untuk menginduksi akumulasi Streptococcus mutans dan retensi plak bakteri sehingga dapat meningkatkan resiko karies selama perawatan.9 Salah satu komponen yang paling
berperan dalam perlekatan plak yang terjadi selama perawatan ortodontik adalah bracket. Bracket adalah bagian dari alat ortodontik cekat yang paling terlihat.
5
Universitas Kristen Maranatha tempatnya. Kawat-kawat yang lebih kecil atau karet elastik kecil kemudian menahan arch wire pada bracket pada teknik ligasi konvensional.10
Rongga mulut merupakan ekosistem yang kaya akan mikroorganisme. Meskipun penyakit periodontal dan karies dianggap sebagai penyakit
multifaktorial, bakteri plak adalah faktor utama yang menentukan onset dan perkembangan penyakit diatas. Terdapat beberapa situasi yang disebut ‘ecological stress’, dimana terjadi perubahan keseimbangan mikrobiologis yang menghasilkan
suatu kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri kariogenik dan bakteri periodontopathic. 3
Dekalsifikasi iatrogenik pada enamel gigi dan perkembangan white spot lesion adalah hal yang tidak diharapkan selama perawatan ortodontik karena
berpotensi untuk melemahkan hasil estetik yang diperoleh dari perbaikan maloklusi yang ada. Bracket yang dilekatkan ke permukaan gigi menimbulkan kesulitan dalam menjaga kebersihan rongga mulut dan membentuk daerah yang
dapat dihuni oleh mikroba, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan akumulasi plak.14
Desain struktur alat ortodontik, spesifiknya metode ligasi arch wire merupakan faktor tambahan penting yang mempengaruhi kolonisasi bakteri.14 Permukaan gigi dengan bracket yang diligasi dengan elastomer dapat
menimbulkan jumlah mikroorganisme dalam plak yang secara signifikan lebih tinggi daripada bracket yang diligasi dengan kawat stainless steel.9
6
Universitas Kristen Maranatha elastomer memberikan kontrol arch wire yang sulit diprediksi, friksi yang tinggi, dan menimbulkan kesulitan dalam menjaga kebersihan rongga mulut. Alasan
menciptakan self-ligating bracket pertama kali adalah untuk mengatasi berbagai kekurangan dari conventional bracket.12
Teknik self-ligating memiliki berbagai kelebihan yang merupakan solusi dari kekurangan teknik ligasi bracket secara konvensional. Self-ligating bracket tidak
memerlukan ligatur elastomer ataupun stainless steel, tetapi memiliki mekanisme yang dapat dibuka atau ditutup untuk memegang arch wire. Pada kebanyakan desain, mekanisme self-ligating bracket menggunakan suatu slot yang dapat
dibuka dan ditutup menggunakan instrumen atau ujung jari. 12
Keuntungan yang paling menonjol dari self-ligating bracket adalah
berkurangnya waktu perawatan ortodontik, berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien, dan berkurangnya friksi antara arch wire dan bracket karena arch wire tidak tertekan ke dasar bracket seperti yang terjadi pada teknik ligasi
dengan elastomer ataupun stainless steel.1,6 Keuntungan lainnya adalah perawatan kebersihan rongga mulut yang lebih mudah dilakukan karena pasien mampu
membersihkan permukaan-permukaan yang lebih sederhana dan daerah retensi bakteri yang lebih sedikit. 3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dhaval pada tahun 2015 untuk
mengevaluasi dan membandingkan jumlah akumulasi plak dan kolonisasi Streptococcus mutans di sekitar bracket dengan sistem ligasi konvensional
7
Universitas Kristen Maranatha sistem self-ligating. Informasi mengenai perbedaan jumlah akumulasi Streptococcus mutans harus menjadi faktor pertimbangan dalam memilih sistem
ligasi bracket untuk memperoleh perawatan ortodontik yang lebih baik untuk kebersihan rongga mulut pasien.7
1.6Hipotesis
Terdapat perbedaan antara penggunaan self-ligating bracket dan conventional bracket terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans pada pasien pengguna alat
ortodontik cekat di poliklinik spesialis ortodontik RSGM Maranatha.
1.7Waktu dan Lokasi Penelitian
61 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan hasil penelitian adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan self-ligating bracket dan conventional bracket terhadap jumlah
koloni Streptococcus mutans pada pasien pengguna alat ortodontik cekat di poliklinik spesialis ortodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha.
5.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut dengan populasi sampel yang lebih besar perlu dilakukan.
2. Penelitian lebih lanjut dengan homogenisasi jenis sikat gigi yang digunakan perlu dilakukan.
3. Penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh teknik ligasi terhadap jumlah koloni
62 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Harry DR, Sandy J. A Clinical Guide to Orthodontics. British Dental Journal, 2003: 195(8): 433-437.
2. Bamani MS, Shafshak S, Ali MS. Microbiological and Gingival Tissue Changes associated with the Active Orthodontic Therapy. Journal of Applied Sciences Research, 2013: 9(9): 5849-5496.
3. Pandis N, Papaioannou W, Kontou E, Nakou M, Makou M, Eliades T. Salivary Streptococcus mutans Levels in Patients with Conventional and Self-Ligating Brackets. The European Journal of Orthodontics Advance Access, 2010: 32(1):94-99.
4. Turkkahraman H, Sayin M, Bozkurt F, Yetkin Z, Kaya S, Onal S. Archwire Ligation Techniques, Microbial Colonization, and Periodontal Status in Orthodontically Treated Patients. The Angle Orthodontist, 2005: 75(2): 231-236.
5. Brantley W, Eliades T. Orthodontic Materials: Scientific and Clinical Aspects. New York: Thieme Stuttgart, 2001. p.124-126,144,161.
6. Fleming S, Johal A. Self-Ligating Brackets in Orthodontics. Angle Orthodontist, 2010: 80(3): 575-584.
7. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed. St Louis: Mosby Elsevier, 2007. p.4-13.
63
Universitas Kristen Maranatha 9. Perry HT, Forbes DP. Understanding Orthodontics. Quintessence, 1996.
P.26-29.
10.Ludwig B, Bister D, Baumgaertel S. Self-Ligating Brackets in Orthodontics: Current Concepts and Techniques. 1st ed. New York: Thieme Stuttgart, 2012. P.2-8, 35-40.
11.Eliades T, Pandis N. Self-Ligation in Orthodontics. 1st ed. West Sussex: Wiley-Blackwell, 2009. P.1-15,125-131.
12.Wade WG, Aldred MJ, Walker DM. An Improved Medium for Isolation of Streptococcus mutans. Journal of Medical Microbiology, 1986: 2:319-323.
13.Bishara S. Textbook Of Orthodontics. Philadelphia: W.B Saunders Company,2001. P.187-191.
14.Singh G. Fixed Orthodontic Appliances. In: Singh G, editor. Textbook of Orthodontics. 2nd ed, New delhi: Jaypee Publishers; 2007. p.4,316-319, 449-466.
15.Gardiner JH, Leighton BC, Luffingham JK, Valiathan A. Orthodontics for Dental Students. 4th ed. Philadelphia: Oxford University Press, 1998. P.213.
16.Arora DR, Arora H. Textbook of Microbiology for Dental Students. New Delhi: CBS Publishers & Distributors; 2005. p.117, 341-344.
17.Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology. 21st ed. Connecticut: Appleton & Lange; 1998. p.179.
18.Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. 4th ed. USA: Mosby, 2002. p.65-67, p.90-92.
64
Universitas Kristen Maranatha 20.Cobourne MT, DiBiase AT. Handbook of Orthodontics. Philadelphia:
Mosby Elsevier; 2010. p.313-314.
21.Bagg J, MacFarlane TW, Poxton IR, Smith AJ. Essentials of Microbiology for Dental Students. 2nd ed. Philadelphia: Oxford University Press; 2006. p.239-242.
22.Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology. 9th ed. USA: W.B Saunders Company, 2002. p.97-81.
23.Lindhe K, Karring T, Lang NP. Clinical Periodontology and Implant Dentistry. 4th ed. UK: Blackwell Munksgaard, 2003. p.83-85.
24.Khursheed, Alam, Mohammad. A to Z orthodontics: fixed orthodontic appliance. PPSP publication; 2012: 10:1-31.
25.Pellegrini P, Sauerwein R, Finlayson T, Mcleod J, Covell DA, Maier T, Machida CA. Plaque Retention by Self-Ligating vs Elastomeric Orthodontic Brackets: Quantitative Comparison of Oral Bacteria and Detection with Adenosine Triphosphate-Driven Bioluminescence. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics.
2009;135:426.e1-426.e-9.
26.Xubair A, Graber, Vanarsdall, Vig. Orthodontic Current Principal and Techniques. 5th ed. Philadelphia: Elsevier, 2012. p.581-589.
27.Fadia D, Vandekar M, Vaid N, Doshi V. Plaque Accumulation and Streptococcus mutans Levels around Self-Ligating Bracket Clips and Elastomeric Modules: A Randomized Control Trial. Apos Trends Orthod, 2015: 5(3): 97-102.
65
Universitas Kristen Maranatha 29.Elberting JJ, Straja SR, Tuncay OC. Treatment Time, Outcome, and Patient
Satisfaction Comparisons of Damon And Conventional Brackets. Clin Orthod Res. 2001;4: 228-234.
30.Harradine NW. Self-Ligating Brackets And Treatment Efficiency. Clin Orthod Res, 2001; 4(4): 220-227.
31.Samaranayake L. Essential Microbiology for Dentistry. 3rd ed. UK: Churchill Livingstone Elsevier; 2006. p.255,268-269.
32.Lamont RJ, Burne RA, Lantz MS, Leblanc DJ. Oral Microbiology and Immunology. USA: ASM Press; 2006.
33.Tahmourespour A, Kermanshahi RK. The Effect Of a Probiotic Strain (Lactobacillus acidophilus) On The Plaque Formation Of Oral Streptococci. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences, 2011; 11(1): 37-40.
34.Wu CC, Lin CT, Wu CY, Peng WS, Lee MJ, Tsai YC. Inhibitory Effect Of Lactobacillus salivarius On Streptococcus mutans Biofilm Formation. Molecular Oral Microbiology, 2015; 30(1): 16-26.
35.Vasanthakumari R. Textbook of Microbiology. New Delhi: BI Publications Pvt Ltd; 2007. p. 191,
36.Dworkin M, Falkow S, Rosenberg E, Schleifer K, Stackebrandt E. The
Prokaryotes. Singapore: Springer; 2006: 4.p.79.
37.Prescott, Harley, Klein. Prescott’s Mircobiology. 5th ed. The McGraw-Hill Companies; 2002. p.933-936.
66
Universitas Kristen Maranatha 39.Simamora, NR. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. P. 28-29.
40.Bathla S. Periodontics Revisited. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2011. p.270-271.