• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Purwoceng (Pimpinella alpina Molk), Jintan Hitam (Nigella sativa Linn), dan Kombinasinya Terhadap Aktivitgas Seksual Tikus Wistan Jantan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Purwoceng (Pimpinella alpina Molk), Jintan Hitam (Nigella sativa Linn), dan Kombinasinya Terhadap Aktivitgas Seksual Tikus Wistan Jantan."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PURWOCENG (Pimpinella alpina Molk), JINTAN HITAM (Nigella sativa Linn), DAN KOMBINASINYA TERHADAP AKTIVITAS SEKSUAL TIKUS WISTAR JANTAN

Fannisa Salma Shafira, 2016; Pembimbing I : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes aaaaaPembimbing II : Adrian Suhendra ,dr., Sp.PK, M.Kes

Latar Belakang: Gangguan hasrat seksual hipoaktif adalah berkurangnya/tidak ingin melakukan aktivitas seksual. Prevalensi HSDD pada pria sebanyak 16 % dan dapat menimbulkan masalah dalam hubungan. Terapi tradisional pada masyarakat untuk gangguan libido menggunakan purwoceng dan jintan hitam.

Tujuan Penelitian: Mengetahui efek pemberian ekstrak etanol purwoceng (EEP), ekstrak etanol jintan hitam (EEJH), kombinasinya dalam meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan, serta membandingkan kombinasi dengan bentuk tunggalnya.

Metode Penelitian yaitu eksperimental menggunakan RAL dan bersifat komparatif. Sampel 20 ekor tikus Wistar jantan dibagi dalam 4 kelompok : K1 (kontrol negatif, larutan Na-CMC 1%), K2 (EEP 50mg/ekor/hari), K3 (EEJH 100mg/ekor/hari), dan K4 (kombinasi EEP 25mg/ekor/hari dan EEJH 50mg/ekor/hari). Perlakuan selama 21 hari. Variabel respon adalah aktivitas seksual tikus, waktu pertama kali penunggangan (mounting). Analisis data dengan Kruskal Wallis dilanjutkan uji MannWhitney dengan α=0,05.

Hasil: Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan bermakna waktu pertama kali mounting (p=0,014) antara K1 dengan K2. Antara K1 dengan K3 (p=0,071) dan K4 (p=0,053) tidak didapatkan perbedaan bermakna . Antara K2 dan K4 (p=0,100) tidak didapatkan perbedaan bermakna, begitu juga antara K3 dengan K4 (p=0,190).

Simpulan: EEP dapat meningkatan aktivitas seksual tikus wistar jantan EEJH. Kombinasi EEP dan EEJH tidak meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PURWOCENG (Pimpinella alpina Molk), BLACK CUMIN (Nigella sativa Linn), AND COMBINATIONS

TOWARDS SEXUAL ACTIVITY IN MALE WISTAR RATS

Fannisa Salma Shafira, 2016; Tutor I : Dr.Diana Krisanti Jasaputra,dr.M.Kes, Tutor II : Adrian Suhendra ,dr.,Sp.PK,M.Kes

Background: Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) means deficiency/absence of sexual activity desire. The prevalence of HSDD is 16 % and can cause problems in relationship. Purwoceng and black cumin are traditional therapies for HSDD.

Purpose: Investigate ethanol extract of purwoceng (EEP), ethanol extract of black cumin (EEBC), and combinations effect towards increasing sexual activity of male Wistar rats, and comparing the combination with solely.

Methode: Comparative experimental used RAL. Twenty male Wistar rats were divided into 4 groups: K1 (negative control, Na-CMC 1%), K2 (EEP 50mg/rat/day), K3 (EEBC 100mg/rat/day) and K4 (combination of EEP 25mg/rat/day and EEBC 50mg/rat/day). Treatment for 21 days. The response variable is sexual activity of rat, first mounting time. Data were analyzed with Kruskal Wallis then continued with Mann-Whitney test with

α=0,05.

Results: Mann-Whitney test showed a significant difference of first mounting time between K1 to K2 (p=0.014) but no significant difference between K1 to K3 (p=0.071) and K4 (p=0.053). Among K2 and K4 (p=0.100) were not found significant differences, as well as between K3 to K4 (p=0.190).

Conclusion: EEP can increase sexual activity of male Wistar rats. EEJH and combination of EEP and EEJH shows no significant results.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Penis ... 6

2.1.1 Otot Penis ... 7

2.1.2 Suplai Darah Penis ... 8

2.1.3 Vena Penis dan Drainase Limfatik Penis ... 8

2.1.4 Persyarafan Penis ... 9

(4)

2.2.1 Rangsangan Syaraf ... 9

2.2.2 Unsur Psikis Rangsangan Seksual Pria ... 10

2.3 Mekanisme Pengaturan Perilaku ... 10

2.3.1 Sistem Limbik ... 10

2.3.2 Hipotalamus ... 11

2.3.3 Amigdala ... 12

2.3.4 Hipokampus ... 13

2.3.5 Korteks Limbik ... 13

2.4 Tahapan Aksi Seksual Pria ... 13

2.4.1 Ereksi ... 14

2.4.2 Lubrikasi ... 15

2.4.3 Ejakulasi ... 15

2.5 Testosteron ... 17

2.5.1 Struktur Biokimia dan Biosintesis Testosteron ... 17

2.5.2 Pengaturan Sekresi Hormon Testosteron ... 18

(5)

2.6.5 Khasiat Jintan Hitam ... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 29

3.1.1 Alat Penelitian ... 29

3.1.2 Bahan Penelitian ... 29

3.1.3 Subjek Penelitian... 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Metode Penelitian ... 30

4.3 Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 41

(6)

4.3.2 Hipotesis Penelitian II ... 41

4.3.3 Hipotesis Penelitian III ... 42

4.3.4 Hipotesis Penelitian IV ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 45

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 50

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Waktu pertama kali mounting tikus wistar jantan ... 35

Tabel 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney terhadap Waktu Pertama Kali Mounting

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Mekanisme Kerja Purwoceng dan Jintan Hitam ... 5

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria ... 6

Gambar 2.2 Anatomi Penis ... 7

Gambar 2.3 Anatomi Sistem Limbik ... 11

Gambar 2.4 Anatomi Hipotalamus ... 12

Gambar 2.5 Struktur Testosteron ... 17

Gambar 2.6 Biosintesis Testosteron ... 18

Gambar 2.7 Pengaturan Umpan Balik HPT Aksis ... 19

Gambar 2.8 Tanaman purwoceng ... 23

Gambar 2.9 Tanaman Jintan Hitam ... 26

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 50

Lampiran 2 Perhitungan Dosis ... 51

Lampiran 3 Statistik Penelitian ... 52

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV, yang

disebut Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) adalah (1) Berkurangnya

fantasi seksual atau tidak adanya kmeinginan untuk melakukan aktivitas seksual

secara persisten atau berulang, (2) Gangguan menyebabkan adanya distress atau

kesulitan interpersonal, (3) Kelainan tersebut bukan merupakan akibat dari

kelainan lain (kecuali disfungsi seksual lain), pengobatan, atau penyalahgunaan

obat. Di antara 100 pasangan suami istri, dilaporkan 16 % mengalami HSDD pada

pasangan pria. Pria usia 50 -59 tahun tiga kali lebih banyak mengalami HSDD

dibandingkan dengan usia yang lebih muda (Brotto, 2015).

Gangguan libido merupakan penyakit yang kompleks, di mana etiologinya

dapat bermacam- macam. Etiologinya di antaranya yaitu karena faktor psikologis

yang meliputi cemas, perubahan gaya hidup, perasaan negatif terhadap diri sendiri

maupun pasangan, tabu terhadap hal-hal seksual, kurangnya perhatian, kurangnya

komunikasi, terlalu sibuk, dan disfungsi seksual pada pasangan. Sebagai

tambahan, penyakit kronis dan juga obat-obatan dapat menyebabkan gangguan

libido. Adanya gangguan libido menyebabkan kesedihan pada penderita dan

menimbulkan masalah dalam hubungan (McNab & Henry, 2006).

Berbagai cara telah dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah gangguan

libido tersebut, di antaranya dengan menggunakan pengobatan tradisional.

Pengobatan tradisional adalah gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan

praktek berdasarkan pada teori, keyakinan, dan pengalaman dari budaya

masing - masing, yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam

pencegahan, diagnosis, perbaikan, maupun perawatan penyakit fisik dan mental

(WHO, 2005).

Penggunaan obat tradisional ini diwariskan berdasarkan pengalaman dari satu

(11)

memanfaatkan tumbuhan, baik dari akar, batang, ataupun daunnya. Meskipun

telah banyak obat modern, masyarakat tetap menggunakan obat tradisional karena

harganya yang cukup terjangkau.

Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa Linn)

telah digunakan secara turun-temurun sebagai obat untuk meningkatkan potensi

seksual pada pria. Penelitian menunjukkan peningkatan kadar testosteron pada

pemberian purwoceng ataupun jintan hitam (Taufiqqurrachman, 1999 ;

Haseena et al., 2015). Testosteron memiliki peranan penting dalam meningkatkan

aktivitas seksual pada pria (Sherwood, 2007). Pada penelitian ini akan diteliti pula

bagaimana pengaruh purwoceng apabila dikombinasikan dengan jintan hitam

dalam mempengaruhi aktivitas seksual.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah

yang timbul dan akan diteliti yaitu:

Apakah purwoceng (Pimpinella alpina Molk) berpengaruh meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan

Apakah jintan hitam (Nigella sativa Linn) berpengaruh meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan

Apakah kombinasi purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa Linn) berpengaruh meningkatkan aktivitas seksual tikus

wistar jantan

Apakah kombinasi purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa Linn) meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan

(12)

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

Efek purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dalam meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan

Efek jintan hitam (Nigella sativa Linn) dalam meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan

Efek kombinasi purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa Linn) dalam meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar

jantan

Perbandingan pengaruh kombinasi purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa Linn) dalam meningkatkan aktivitas

seksual tikus wistar jantan dengan bentuk tunggalnya.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

 Manfaat akademik : Memberikan ilmu pengetahuan mengenai efek purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa

Linn) serta kombinasinya terhadap aktivitas seksual

 Manfaat praktis : Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pengobatan suportif gangguan libido.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Testosteron merupakan hormon pria yang utama. Hormon tersebut disekresi

oleh sel interstitial Leydig pada testis. Testosteron memiliki banyak fungsi. Pada

umumnya testosteron bertanggung jawab terhadap berbagai sifat maskulinisasi

(13)

testis ke dalam skrotum, dan perkembangan sifat kelamin sekunder

(Guyton & Hall,2012).

Hormon yang paling berperan terkait dengan dorongan seksual adalah

testosteron itu sendiri. Bagian yang paling berperan dalam mengatur perilaku

seksual adalah hypothalamus dan cortex cerebri. Dengan adanya testosteron,

daerah anterior hypothalamus akan terakumulasikan testosteron dalam jumlah

besar yang akan meningkatkan metabolisme otak dan meningkatkan libido.

Individu dengan kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan penurunan

dorongan seksual. (Taufiqurrachman, 1999). Testosteron mempengaruhi enzim

Nitric oxide synthase (NOS), enzim yang memproduksi neurotransmitter untuk

ereksi yaitu Nitric oxide (Zvara et al., 1995). NO melebarkan arteri pada penis

dan merelaksasi jalinan trabekula serabut otot polos di dalam jaringan erektil

corpus spongiosum dan corpora cavernosa dalam penis sehingga menyebabkan

ereksi (Guyton & Hall, 2012).

Purwoceng (Pimpinella alpina) mengandung senyawa sterol yang akan

dikonversikan menjadi testosteron di jaringan perifer yang dapat meningkatkan

dorongan seksual. Dapat juga menstimulasi hypothalamus untuk mensekresikan

GnRH yang merangsang sekresi LH dan FSH. LH akan meningkatkan sintesis

hormon testosteron. (Taufiqurrachman, 1999).

Jintan hitam (Nigella sativa) mengandung asam lemak tidak jenuh yang akan

menstimulasi 17β hidroksisteroid dehidrogenase yang merupakan enzim utama

dalam biosintesis testosteron. Minyak yang terkandung dalam jintan hitam dapat

merangsang hypothalamus yang akhirnya dapat meningkatkan testosteron

(14)

Gambar 1.1 Mekanisme Kerja Purwoceng dan Jintan Hitam

1.5.2 Hipotesis

Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) meningkatkan aktivitas seksual tikus.

Jintan hitam (Nigella sativa Linn) meningkatkan aktivitas seksual tikus. Kombinasi purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam

(Nigella sativa Linn) meningkatkan aktivitas seksual tikus.

Kombinasi purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa Linn) meningkatkan aktivitas seksual tikus lebih baik dari

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dapat meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan

Ekstrak etanol jintan hitam (Nigella sativa Linn) tidak meningkatkan aktivitas seksual tikus wistar jantan

Kombinasi ekstrak etanol purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan ekstrak etanol jintan hitam (Nigella sativa Linn) tidak meningkatkan

aktivitas seksual tikus wistar jantan

Kombinasi purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan hitam (Nigella sativa Linn) meningkatkan aktivitas seksual tikus tidak lebih baik dari

bentuk tunggalnya.

5.2 Saran

Sebagai akhir penelitian dan penulisan dari Karya Tulis Ilmiah ini, penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

 Perlu penelitian uji toksisitas untuk mengetahui batas keamanan penggunaan ekstrak etanol purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan

ekstrak etanol jintan hitam (Nigella sativa Linn).

 Perlu dilakukan penelitian terhadap efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian ekstrak etanol purwoceng (Pimpinella alpina Molk) dan jintan

hitam (Nigella sativa Linn)

Perlu dilakukan penelitian terhadap dosis optimal jintan hitam (Nigella sativa Linn)

 Melakukan penelitian menggunakan bentuk sediaan lain

(16)

PENGARUH PURWOCENG (Pimpinella alpina Molk),

JINTAN HITAM (Nigella sativa Linn),

DAN KOMBINASINYA TERHADAP

AKTIVITAS SEKSUAL TIKUS WISTAR JANTAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FANNISA SALMA SHAFIRA

1310051

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan dengan baik dan tepat

waktu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Purwoceng (Pimpinella

Alpina Molk), Jintan Hitam (Nigella Sativa Linn), Dan Kombinasinya Terhadap

Aktivitas Seksual Tikus Wistar Jantan”

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat akademik untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha Bandung.

Karya Tulis Ilmiah ini berhasil tersusun dengan baik berkat bantuan,

dukungan secara moral maupun materiil, bimbingan, dan saran-saran dari

berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes. selaku pembimbing pertama

yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan

sabar telah membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat,

solusi permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepada penulis

selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Adrian Suhendra, Sp.PK, M.Kes selaku pembimbing kedua yang selalu

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah

membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat, solusi

permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepadaa penulis selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Kepala bagian Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Marnatha

yang mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian sehingga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Nana selaku staf Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen

Maranatha dan Bapak Kris yang selalu membantu penulis selama

(18)

5. Keluarga penulis ; Slamet Tarmedi, Pipih Saripah, Faqila Syahna, dan

Navisha Hazna yang selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat

serta bantuan moral dan materiil kepada penulis.

6. Teman seperjuangan penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah,

Elizabeth dan Ayunda Prameswari yang telah saling membantu, memberi

semangat dan bekerjasama selama melaksanakan penelitian ini. Terima

kasih atas kerjasama yang baik dan pengorbanan yang telah diberikan

selama ini.

7. Teman-teman penulis, Fenny Santoso, Helen Sustantine, Cindy Nanda,

Maria Pyrhadistya, Vilia Ruthy, Annisa Nurhidayati, Gumelar Arafah,

Yeremia Prasetyo dan Aldy yang telah membantu penulis dalam

pelaksanaan peneltian.

8. Sahabat–sahabat penulis, Gorga Sihombing, Nadia Verina, Geby

Khomaro, Rika Evadewy, Ricky Purnomo, Hanifan Nugraha, Audri

Rizki, Enrico, Aqil Putra, Daniel Hadiwinata, dan Janice Setiawan yang

selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam

penyusunan karya Tulis Ilmiah ini.

9. Kepada pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan dorongan dan

semangat maupun bantuan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis

(19)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak

kekurangan sehingga Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Penulis berharap karya tulis ini dapat berguna masyarakat Indonesia terutama bagi

perkembangan ilmu kedokteran di kemudian hari.

Bandung, November 2016

Fannisa Salma Shafira

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Sa’aidi, J. A. A., Al-Zobaydi, A. L. D., & Al-Khuzai, N. F. H. (2009). Effect

of alcoholic extract of Nigella sativa on fertility in male rats Nigella sativa. Iraqi Journal of Veterinary Sciences, 23, 123–128.

Aljabre, S. H. M., Alakloby, O. M., & Randhawa, M. A. (2015). Dermatological effects of Nigella sativa. Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery, 19(2), 92–98. http://doi.org/10.1016/j.jdds.2015.04.002

Bamosa, A. O., Ali, B. A., & Sowayan, S. A. (1997). Effect of Oral Ingestion of Nigella sativa Seeds on Some Blood Parameters. Saudi Pharmaceutical Journak, 5(2-3).

Brotto, L. (2015). The DSM Diagnostic Criteria for Hypoactive Sexual Desire Disorder in Men. J Sex Med, 7, 2015–2030.

Caroline, C. (2011). Pengaruh Ekstrak Etanol Herba Purwoceng (Pimpinella alpina) terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan.

Darwati, I., & Roostika, I. (2006). Status Penelitian Purwoceng ( Pimpinella alpina Molk .) di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah, 12(1), 9–15.

Drake, R., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. M. (2010). Gray’s Anatomy for Students (3rd ed.). Philadelphia: Elsevier Ltd.

Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20th ed.). Jakarta: EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed.). Jakarta: EGC.

Haseena, S., Aithal, M., Das, K. K., & Saheb, S. H. (2015). Effect of Nigella Sativa Seed Powder on Testosterone and LH levels in Sterptozotocine Induced Diabetes male Albino Rats . J. Pharm. Sci. & Res, 7(4), 234–237.

Heyne, K. (1987). Tunbuhan Berguna Indonesia (3rd ed.). Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya

Houssay, B. A., Lewis, J. T., Orias, O., Braun-Menendez, E., Hug, E., Foglia, V., & Leloir, L. F. (1955). Human Physiology. New York: McGraw-Hill.

Hidayat, S., & Napitupulu, R. M. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Agriflo.

(21)

Islam, N., Ahsan, M., Hassan, C. M., & Malek, M. A. (1989). Antifungal Activities of the Oils of Nigella sativa Seeds. Pakistan J Pharm, 2(1), 25–28.

Khan, A., Chen, H., Tania, M., & Zhang, D. (2011). Anticancer Activities of Nigella sativa (Black Cumin). Afr J Tradit Complement Altern Med, 8, 226– 232. http://doi.org/10.4314/ajtcam.v8i5S.10

Marbat, M. M., Ali, M., & Hadi, A. M. (2013). The use of Nigella sativa as a single agent in treatment of male infertility. Tikrit Journal of Pharmaceutical Sciences, 9(1), 19–29.

McNab, W. L., & Henry, J. (2006). Human Sexual Desire Disorder: Do We Have a Problem? The Health Educator, 38(2), 45–52.

Moore, K. L., Dalley, A. F., & Agur, A. M. R. (2006). Clinically Oriented Anatomy (5th ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Nasihun, T. (2009). Pengaruh Pemberian Ekstrak Purwoceng ( Pimpinella alpina Molk ) terhadap Peningkatan Indikator Vitalitas Pria. Sains Medika, 1(1), 53–62.

Parandin, R., Yousofvand, N., & Ghorbani, R. (2012). The enhancing effects of alcoholic extract of Nigella sativa seed on fertility potential, plasma gonadotropins and testosterone in male rats. Iran J Reprod Med, 10(4), 355– 362.

Permana, D., & Usman, H. (2013). Efek Sitotoksik Ekstrak Metanol Akar Tumbuhan Purwoceng ( Pimpinella Alpina ) Terhadap Sel Kanker Payudara ( MCF-7 Breast Cancer Cells ). Pharmamedika, 5(1), 34–37.

Pribadi, W. A. (2012). Efektifitas Ekstrak Etanol Purwoceng (Pimpinella alpina) Terhadap Pertambahan Bobot Badan Tikus Betina Buting Pada Umur Kebuntingan 0 – 13 Hari.

Salem, M. L. (2005). Immunomodulatory and therapeutic properties of the Nigella sativa L . seed, 5, 1749–1770. http://doi.org/10.1016/j.intimp.2005.06.008

(22)

typhimurium.

Sejati, A. D. (2012). Penetapan Kadar Flavonoid Dan Fenolik Ekstrak Air Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Dan Uji Sitotoksik Pada Sel Kanker Payudara

Mcf-7 Dari Tiga Daerah : Habasyah, India Dan Indonesia.

Shakeri, F., Gholamnezhad, Z., Mégarbane, B., & Rezaee, R. (2016). Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis Dan Eko-Industri, 84–88.

Suhartinah. (2012). Efek Spermatogenesis dan Aprodisiaka Herba Purwoceng (Pimpinella alpina K.D.S.) Asal Dieng Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

Supriadi. (2001). Tumbuhan Obat Indonesia : Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Suryadi, R. (2014). Karakter Morfologi dan Pemupukan N dan P Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bioaktif Thymoquinone Jintan Hitam (Nigella sativa L.).

Tajuddin, Ahmad, S., Latif, A., & Qasmi, I. A. (2003). Aphrodisiac activity of 50% ethanolic extracts of Myristica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice: a comparative study. BMC Complement Altern Med., 3(6).

Taufiqqurrachman. (1999). Pengaruh Ekstrak Pimpinella alpina Molk (purwoceng) dan Akar Eurycoma longifolia Jack (pasak bumi) Terhadap Peningkatan Kadar Testosteron, LH, dan FSH Serta Perbedaan Peningkatannya Pada Tikus Jantan Sprague Dawley.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2009). Principles of Anatomy and Physiology: Maintanance and Continuity of the Human Body, Volume 2 (12th ed.). Hoboken: John Wiley & Sons.

(23)

WHO. (2005). National policy on traditional medicine and regulation of herbal medicines Report of a WHO global survey World Health Organization, (May).

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney terhadap Waktu Pertama Kali Mounting
Gambar 1.1 Mekanisme Kerja Purwoceng dan Jintan Hitam

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan evaluasi menggunakan analisis uji t menunjukan hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti dari ketiga variabel tersebut yakni kegiatan pertanian, perkembangan

Penelitian selanjutnya Martha Anna Siagian (2011), yang meneliti tentang analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar

Selain dari bentuk dan juga perubahan gaya hidup pertama-tama akan saya jelaskan berbagai betuk ketertarikan dan alasan mereka para kaum urban yang memilih

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan strategi PQ4R di kelas IV SDN 1

Agaknya fakta tersebut/ yang kemudian menjadi pembenaran/ atas stigma Islam itu teroris/ atas nama jihad// padahal terorisme dan jihad merupakan dua hal

Dari hasil analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa metode data mining yaitu market basket analysis dengan Algoritma FP-Growth

CEO transformational leadership and the new product development process: The mediating roles of organizational learning and innovation culture.. Seen Yu Ng, Garib Singh SK.,