• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontrol Suhu Pada Ruangan Secara Wireless Dengan Pemograman Codevision Avr Berbasis Android 

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontrol Suhu Pada Ruangan Secara Wireless Dengan Pemograman Codevision Avr Berbasis Android "

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

KONTROL SUHU PADA RUANGAN SECARA WIRELESS

DENGAN PEMOGRAMAN CODEVISION AVR BERBASIS

ANDROID

TUGAS AKHIR

TENGKU ADETYA NURHALIZA

142408019

PROGRAM STUDI D-III FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KONTROL SUHU PADA RUANGAN SECARA WIRELESS

DENGAN PEMOGRAMAN CODEVISION AVR BERBASIS

ANDROID

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

TENGKU ADETYA NURHALIZA

142408019

PROGRAM STUDI D-III FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : KONTROL SUHU PADA RUANGAN SECARA

WIRELESS DENGAN PEMOGRAMAN CODEVISION AVR BERBASIS ANDROID

Kategori : Tugas Akhir

Nama : TENGKU ADETYA NURHALIZA

Nim : 142408019

Program Studi : Diploma 3 (D-III) Fisika Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Maret 2017

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

KONTROL SUHU PADA RUANGAN SECARA WIRELESSDENGAN PEMOGRAMAN CODEVISION AVR BERBASIS ANDROID

TUGAS AKHIR

Sayamengakuibahwatugasakhiriniadalahhasilkaryasendiri.Kecualibeberapakutipa ndanringkasan yang masing-masingdisebutkansumbernya.

Medan, 30 Maret 2017

(5)

ABSTRAK

Telah dilakukan perancangan dan realisasi sistem. Alat ini dapat dimanfaatkan sebagai sistem pemantau serta control otomatis pada temperatur ruangan.Sistem ini terdiri atas Hardware dan software. Hardware terdiri atas sebuah mikrokontroler, sensor LM35,LCD (Liquid Cristal Display),ADC(Analog to Digital Converter),driver kipas,rangkaian keypad. Software pada sistem ini dibuat dengan menggunakan program CodeVisionAVR. Pada Software Codevision AVR memprogram aplikasi ini dan bekerjapada saat dinyalakan maka inisilisasi hardware dilakukan kemudian menampilkan temperatur yang terdeteksi oleh LM35 pada LCD. Memasukkan Setpoint melalui keypad dan proseseksekusi dilakukan oleh mikrokontroler untuk menentukan mati/hidup sistem pendingin ruangan. Setelah setpoint dimasukkan maka nilai setpoint dibandingkan temperatur sebenarnyajika setpoint lebih besar maka kipas akan berputar dan sebaliknya jika setpoint lebih kecil maka kecepatan kipasakan menurun secara otomatis. Temperatur yang bisa dikendalikan oleh alat pengontroltemperatur. Keadaan temperatur lingkungan (±23ºC) sampai dengan 31º Celcius.

(6)

KATA PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,dengandilimpahan

berkatNya penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan Kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yaitu

Kepada:

1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS, selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Takdir Tamba,M.Eng.Sc selaku Ketua Program Studi D-III Fisika FakultasMIPA Universitas Sumatra Utara .

3. Bapak Prof. Dr. Nasruddin Noer,M.Eng.Sc, selaku Pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan Kepada Penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini .

4. Seluruh Staf Pengajar/Pegawai Program Studi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara .

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bantuan berupa

dukungan moril dan material yang sangat membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

6. Senior kami Fatuhrrahman yang telah memberikan bantuan berupa Ilmu dan Motivasi dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

7. Rekan Fisika Instrumentasi D-III yang memberikan bantuan penulisan

(7)

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak guna penyempurnaan laporan dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan Mahasiswa dan pembaca sekalian demi menambah pengetahuan tentang Laporan

Tugas Akhir.

Medan,30Maret 2017

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR TABEL……… vii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1.Latar Belakang………. 1

1.2.Rumusan Masalah……… 2

1.3.Tujuan Penelitian………. 2

1.4.Batasan Masalah………. 2

1.5.Metode Penulisan……… 2

1.6.Sistematika Penulisan……… 3

BAB II LANDASAN TEORI……….. 4

2.1.Mikrokontroler AVR Atmega 8……….. 4

2.1.1.Konfigurasi Pin Atmega 8………. 5

2.1.2.Spesifikasi Atmega 8……….. 7

2.1.3.Memori AVR Atmega 8………. 9

2.1.4.Komunikasi Serial Pada Atmega 8……… 10

2.1.5.Sistem Minimum Atmega 8……… 11

2.2.Modul Bluetooth HC-05 ……… 11

(9)

2.4Sensor Temperatur LM35……….. 15

2.5 LCD……… 16

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN………. 21

3.1.Diagram Blok Sistem……… 21

3.1.1.Fungsi-Fungsi Diagram Blog………. 21

3.2.Rangkaian Reguler 7805……… 21

3.3.Rangkaian Mikrokontroler Atmega 8……….. 22

3.4.Rangkaian LCD……….... 23

3.5.Rangkaian Sensor LM35 ……….. 24

3.6.Flowchat Sistem ………. 25

BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL………. . 26

4.1.Pengujian Rangkaian Regulator 7805………. 26

4.2.Pengujian Rangkaian Mikrokontroler……….. 26

4.3.Pengujian Rangkaian LCD………. 27

4.4.Pengujian Rangkaian Sensor LM35……… 28

4.5Hasil Pengujian Percobaan pada Sensor LM35…… 37

BAB V PENUTUP……….………. 41

5.1.Kesimpulan……… 41

5.2.Saran………... 41

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1.Konfigurasi Pin Atmega 8……….. 6

2.2. Modul Bluetooth HC- 05……… 13

2.3. LCD………... 17

2.4. Konfigurasi Pin LCD ……….… 18

3.1.Diagram Blok System……….. . 22

3.2.Rangkaian Reguler 7805………... 23

3.3.Rangkaian Mikrokontroler Atmega 8……… .. 24

3.4.Rangkaian LCD………. .. 25

3.5.Rangkaian Sensor LM35 ……… .. 25

3.6.Flowchat Sistem …………..………. .. 26

4.1.Informasi Signatur Mikrokontroler……… .. 27

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1.Operasi Dasar LCD……… 19

2.2.Konfigurasi LCD…….……… 19

2.3.Konfigurasi Pin LCD………. 19

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Mengurangi pemakaian energi dan kenyamanan merupakan dua pertimbangan yang saling bertolak belakang. Bagi sebagian orang tidak dapat lepas dari

keberadaan alat pendingin ruangan, terlebih bagi yang bekerja atau tinggal di gedung-gedung yang bertingkat. Pendingin ruangan digunakan untuk membuat

temperatur udara di dalam suatu ruangan menjadi nyaman karena kemampuan alat tersebut yang mampu mengubah suhu (temperatur) udara dan kelembaban sesuai yang kita kehendaki.

Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. teknologi yang modern harus mencakup secara sinergi antara efisiensi biaya, sumber daya alam

serta sumber daya manusianya. Jika salah satu diabaikan akan timbul masalah dikemudian hari.

Pengaturan pengendalian secara otomatis diberbagai bidang pada saat ini

sering dikembangkan diantaranya adalah aplikasi pengendalian temperatur yang banyak ditemui. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah sistem pengontrolan

temperatur di ruangan yang bisa diset dan ditampilkan. Sistem yang dibuat ini memanfaatkan kemampuan mikrokontroler ATMega8 dalam akuisisi data dan mengambil keputusan. Kawasan temperatur yang bisa dikendalikan adalah

keadaan temperatur lingkungan sampai dengan 24º Celcius.

Keuntungan dari sistem ini adalah komponen rangkaian yang banyak

(13)

langsung pada layar LCD, penyetingan temperatur sesuai keinginan dengan memasukkan setpoint pada keypad, kemudahan dalam pengoperasian. Sistem

pengontrolan pada alat yang dirancang adalahmenggunakan sistem pengatur ON OFF melalui android dan mikrokontroler digunakan sebagai pusat untuk kontrol proses.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam latar belakang maka pada

penelitian yang ditujukan untuk bagaimana merancang, mengaplikasikan dan mengontrol sistem miktronkontroler ATMega8 untuk pengontrolan temperatur dalam ruangan.

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dibuatnya alat ini adalah :

1. Mengaplikasikan sistem mikrokontroler ATMega8 untuk pengontrolantemperatur udara pada ruangan.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang sistem kendali alat dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama

kuliah agar lebih bermanfaat.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :

1. Sensor temperatur yang digunakan yaitu menggunakan sensor LM35.

(14)

3. Ketika suhu ruangan sudah mencapai 24 0C maka kecepatan kipas akan menurun secara otomatis

4. Program yang digunakan adalah Codevision AVR.

1.5 Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisa Tugas Akhir ini adalah:

1. Studi literatur yang berhubungan dengan perancanangan dan pembuatan alat ini.

2. Perencanaan dan pembuatan alat

Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun hardware.

3. Pengujian alat

Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyusunan laporan, maka dalam hal ini penulis membagi dalam beberapa bab, serta memberikan gambaran secara garis besar isi dari tiap-tiap bab.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

(15)

Bab ini merupakan landasan teori yang membahas tentang teoriteori yang mendukung dalam penyelesaian masalah.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Meliputi metode, bahan alat, perancangan dan pengambilan data penelitian.

BAB IV : HASIL dan ANALISA

Meliputi hasil penelitian dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN dan SARAN

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AVR Atmega8

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya

digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu

kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat

beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte. AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR

RISC yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan

ATmega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan

(17)

2.1.1. Konfigurasi Pin Atmega8

Gambar 2.1. Konfigurasi Pin ATmega 8

Atmega8 ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya

memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.

a. VCC

Merupakan supply tegangan digital. b. GND

Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.

c. Port B (PB7...PB0)

Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat

digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin 7

(18)

mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input

ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung

pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat

digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.

d. Port C (PC5…PC0)

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam

masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun

mengeluarkan arus (source). e. RESET/PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak

diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek

(19)

f. Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port

ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

g. AVcc

Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus

dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika

ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.

h. AREF

Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

2.1.2 SPESIFIKASI Atmega 8

1. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel®AVR® 8-bit Microcontroller

2. Advanced RISC Architecture

a. 130 Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi b. 32 × 8 General Purpose Kerja Register

c. Operasi Fully Static

d. Sampai dengan 16MIPS throughput di 16MHz

e. On-chip 2-siklus Multiplier

(20)

a. 8Kbytes In-System Self-programmable memori program flash b. 512bytes EEPROM

c. SRAM 1Kbyte internal

d. Menulis / Erase Cycles: 10.000 Flash / 100.000 EEPROM e. Data retensi: 20 tahun pada 85 ° C / 100 tahun pada 25 ° C (1)

f. Opsional Boot Kode Bagian dengan Independent Lock Bits g. In-System Programming secara On-chip Program Boot

h. Benar Operasi Baca-Sementara-Write

i. Kunci Pemrograman untuk Security Software

4. Fitur Peripheral

a. Dua 8-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, satu

Bandingkan Modus

b. Satu 16-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, Bandingkan Mode, dan Tangkap

c. Mode

d. Real Time Counter dengan Oscillator terpisah

e. Tiga Saluran PWM

f. 8-channel ADC di TQFP dan QFN / MLF paket g. Delapan Saluran 10-bit Akurasi

h. 6-channel ADC dalam paket PDIP i. Enam Saluran 10-bit Akurasi

(21)

l. Master / Slave SPI Serial Interface

m. Programmable Watchdog Timer dengan terpisah On-chip

Oscillator

n. On-chip Analog Comparator 5. Fitur Mikrokontroler Khusus

a. Power-on ulang dan Programmable Brown-out Detection b. Internal dikalibrasi RC Oscillator

c. Eksternal dan Sumber Interrupt internal

d. Lima Mode Sleep: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, dan

e. Bersiap 6. I / O dan Paket

a. 23 Programmable I / O Garis

b. 28-lead PDIP, 32-lead TQFP, dan 32-pad QFN / MLF 7. Tegangan Operasi

a. 2.7V - 5.5V (ATmega8L) b. 4.5V - 5.5V (ATmega8)

8. Kelas Kecepatan

a. 0 - 8MHz (ATmega8L) b. 0 - 16MHz (ATmega8)

9. Konsumsi Daya di 4Mhz, 3V, 25฀C

a. Aktif: 3.6mA

(22)

2.1.3. Memori AVR Atmega 8

Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Memori Flash Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode program berada. Kata flash menunjukan jenis ROM yng dapat ditulis dan dihapus secara elektrik. Memori flash terbagi menjadi dua bagian yaitu

bagian aplikasi dan bagian boot. Bagian aplikasi adalah bagian kode-kode program apikasi berada. Bagian boot adalah bagian yang digunakan

khusus untuk booting awal yang dapat diprogram untuk menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui USART. 32 General purpose registers 64 I/O registers Additional I/O

registers Internal RAM Flash Boot Section EEPROM 13.

2. Memori Data Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk

keperluan program. Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu : 32 GPR (General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit),

dalam instruksi assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR.Dalam istilah processor komputer sahari-hari GPR dikenal sebagai “chace

memory”. I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang difungsikan khusus untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler seperti pin port, timer/counter, usart dan lain-lain. Register

(23)

3. EEPROM EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off), digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan

terhadap gangguan catu daya. 14 2.1.3 Timer/Counter 0 Timer/counter 0 adalah sebuah timer/counter yang dapat mencacah sumber pulsa/clock baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan

kapasitas 8-bit atau 256 cacahan. Timer/counter dapat digunakan untuk : 1. Timer/counter biasa

2. Clear Timer on Compare Match (selain Atmega 8) 3. Generator frekuensi (selain Atmega 8)

4. Counter pulsa eksternal

2.1.4. Komunikasi Serial Pada Atmega 8

Mikrokontroler AVR Atmega 8 memiliki Port USART pada Pin 2 dan Pin3 untuk melakukan komunikasi data antara mikrokontroler dengan mikrokontroler ataupun mikrokontroler dengan komputer. USART dapat

difungsikan sebagai transmisi data sinkron, dan asinkron. Sinkron berarti clock yang digunakan antara transmiter dan receiver satu sumber clock. Sedangkan

asinkron berarti transmiter dab receiver mempunyai sumber clock sendiri-sendiri. USART terdiri dalm tiga blok yaitu clock generator, transmiter, dan receiver.

2.1.5. Sistim Minimum Atmega 8

Dengan menggunakan minimum sistem yang kompatibel dengan

(24)

downloader tersebut bisa berupa downloader paralel atau serial dengan tools programmernya menggunakan Ponkemudian sediakan USBASP (Downloader)

yang lain untuk mendownload firmware ke atmega8. (Downloader tidak harus

yang berbasis USBASP bisa yang lain asal kompatibel dengan MOSI,MISO,SCK dan reset mikrokontroler AVR).

2.2 Modul Bluetooth HC-05

Modul bluetooth seri HC memiliki banyak jenis atau varian, yang secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu jenis ‘industrial series’ yaitu HC-03 dan HC-04 serta ‘civil series’ yaitu HC-05 dan HC-06. Modul Bluetooth serial,

yang selanjutnya disebut dengan modul BT saja digunakan untuk mengirimkan data serial TTL via bluetooth.Modul BT ini terdiri dari dua jenis

yaitu Master dan Slave.

Seri modul BT HC bisa dikenali dari nomor serinya, jika nomer serinya genap maka modul BT tersebut sudah diset oleh pabrik, bekerja sebagai slave

atau master dan tidak dapat diubah mode kerjanya, contoh adalah HC-06-S. Modul BT ini akan bekerja sebagai BT Slave dan tidak bisa diubah menjadi

Master, demikian juga sebaliknya misalnya HC-04M. Default mode kerja untuk modul BT HC dengan seri genap adalah sebagai Slave.Sedangkan modul BT HC dengan nomer seri ganjil, misalkan HC-05, kondisi default

biasanya diset sebagai Slave mode, tetapi pengguna bisa mengubahnya menjadi mode Master dengan AT Command tertentu.

(25)

HC-06 tidak bisa mengganti mode karena sudah diset oleh pabrik, selain itu tidak banyak AT Command dan fungsi yang bisa dilakukan pada modul

tersebut. Diantaranya hanya bisa mengganti nama, baud rate dan password saja, Sedangkan untuk modul HC-05 memiliki kemampuan lebih yaitu bisa diubah mode kerjanya menjadi Master atau Slave serta diakses dengan lebih

banyak AT Command, modul ini sangat direkomendasikan, terutama dengan flexibilitasnya dalam pemilihan mode kerjanya.

Modul HC-05 adalah modul bluetooth yang dapat berfungsi sebagai master atau sebagai slave. modul HC-05 memiliki dua mode kerja yaitu mode AT Command dan mode Data. Modul HC-05 menggunakan mode Data secara

default. Berikut ini adalah keterangan untuk kedua mode tersebut:

AT Command. Pada mode ini, modul HC-05 akan menerima instruksi

berupa perintah AT Command. Mode ini dapat digunakan untuk mengatur konfigurasi modul HC-05. Perintah AT Command yang dikirimkan ke modul HC-05 menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan karakter

CRLF (\r\n atau 0x0d 0x0a dalam heksadesimal).

Data. Pada mode ini, modul HC-05 dapat terhubung dengan perangkat

bluetooth lain dan mengirimkan serta menerima data melalui pin TX dan RX. Konfigurasi koneksi serial pada mode ini menggunakan baudrate: 9600 bps, data: 8 bit, stop bits: 1 bit, parity: None, handshake: None.

(26)

Gambar 2.2. Modul Bluetooth HC-05

Keterangan pin out di atas adalah sebagai berikut:

EN fungsinya untuk mengaktifkan mode AT Command Setup pada modul

HC-05. Jika pin ini ditekan sambil ditahan sebelum memberikan tegangan ke modul HC-05, maka modul akan mengaktifkan mode AT Command

Setup. Secara default, modul HC-05 aktif dalam mode Data.

Vcc adalah pin yang berfungsi sebagai input tegangan. Hubungkan pin ini

dengan sumber tegangan 5V.

GND adalah pin yang berfungsi sebagai ground. Hubungkan pin ini

dengan ground pada sumber tegangan.

TX adalah pin yang berfungsi untuk mengirimkan data dari modul ke

perangkat lain (mikrokontroler). Tegangan sinyal pada pin ini adalah 3.3V sehingga dapat langsung dihubungkan dengan pin RX pada arduino karena

tegangan sinyal 3.3V dianggap sebagai sinyal bernilai HIGH pada arduino.

RX adalah pin yang berfungsi untuk menerima data yang dikirim ke

(27)

tegangan jika menghubungkan pin ini dengan arduino yang bekerja pada tegangan 5V. Pembagi tegangan tersebut menggunakan 2 buah resistor.

Resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan pada tutorial ini adalah 1K ohm dan 2K ohm. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagian implementasi koneksi antara modul HC-05 dan arduino UNO.

STATE adalah pin yang berfungsi untuk memberikan informasi apakah

modul terhubung atau tidak dengan perangkat lain.

2.3. PWM

PWM ( Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi

dengan mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona

transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari kondisi logika high dalam suatu periode sinyal dan di nyatakan dalam bentuk (%)

dengan range 0% sampai 100%, sebagai contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus artinya memiliki duty cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal

keadaan high sama dengan keadaan low maka sinyal mempunyai duty cycle sebesar 50%.

Aplikasi penggunaan PWM biasanya ditemui untuk pengaturan kecepatan

motor dc, pengaturan cerah/redup LED, dan pengendalian sudut pada motor servo. Contoh penggunaan PWM pada pengaturan kecepatan motor dc semakin

(28)

putaran motor. Apabila nilai duty cylce-nya kecil maka motor akan bergerak lambat.

Untuk membandingkannya terhadap tegangan DC, PWM memiliki 3 mode operasi yaitu :

1. mode inverted

Pada mode inverted ini jika nilai sinyal lebih besar dari pada titik pembanding (compare level) maka output akan di set high (5v) dan

sebaliknya jika nilai sinyal lebih kecil maka output akan di set low (0v) seperti pada gelombang A pada gambar di atas.

2. Non Inverted Mode

Pada mode non inverted ini output akan bernilai high (5v) jika titik pembanding (compare level) lebih besar dari pada nilai sinyal dan

sebaliknya jika bernilai low (0v) pada saat titik pembanding lebih kecil dari nilai sinyal seperti pada gelombang B pada gambar di atas.

3. Toggle Mode

Pada mode toggle output akan beralih dari nilai high (5v) ke nilai low (0v) jika titik pembanding sesuai dan sebaliknya beralih dari nilai low ke high.

2.4. Sensor Temperatur LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi

untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen

(29)

dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan

dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu

daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas

(self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .

2.5. LCD

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai banyak digunakan.Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari

penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan manusia sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih), maupun yang berwarna.Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan

dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan.

Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan, tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor CRT lebih cepat memberikan kejenuhan

(30)

Gambar 2.3.LCD

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai

pemendar cahaya.Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom.Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),

yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan.Dalam keadaan normal, cairan yang

digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pad sisi dalam lempeng kaca bagian depan.

Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat

menggunakan catu daya yang kecil.Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari.Di bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu

(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan.

LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang mena mpilkan data dengan 2

(31)

1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk membuat program tampilan.

2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data dan 3 bit control.

3. Ukuran modul yang proporsional.

4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

LCD 16x2

Gambar 2.4. Konfigurasi Pin LCD

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses

proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan huruf 5x7 dot matrik.Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter

(membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data.Perintah utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display

Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.2. menunjukkan operasi dasar LCD

Tabel 2.1.Operasi Dasar LCD

RS R/W Operasi

(32)

0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)

1 0 Menulis Data

1 1 Membaca Data

Tabel 2.2. Konfigurasi LCD

Pin Bilangan biner Keterangan

RS 0 Inisialisasi

1 Data

RW 0 Tulis LCD / W (write)

1 Baca LCD / R (read)

E 0 Pintu data terbuka

1 Pintu data tertutup

Tabel 2.3.Konfigurasi Pin LCD

Pin

No.

Keterangan Konfigurasi Hubung

1 GND Ground

2 VCC Tegangan +5VDC

3 VEE Ground

4 RS Kendali RS

(33)

6 E Kendali E/Enable

7 D0 Bit 0

8 D1 Bit 1

9 D2 Bit 2

10 D3 Bit 3

11 D4 Bit 4

12 D5 Bit 5

13 D6 Bit 6

14 D7 Bit 7

15 A Anoda (+5VDC)

16 K Katoda (Ground)

Lapisan film yang berisis Kristal cair diletakkan di antara dua lempeng kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat teganga dicatukan pada beberapa pasang elektroda, molekul – molekul Kristal cair akan menyusun diri

agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,

atau gambar sesuai bagian yang di aktifka.

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain

seperti Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan

(34)

satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom dan baris secara bersamaan digunakan metode Screening.

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan untuk

mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD, mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film Transistor

(35)

BAB 3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1.Diagram Blok Sistem

Atmega 8 Drive

Suplly

LCD

Sensor 2

Tombol set Sensor 1

Kipas

HC-05 AndroidAndroid

Gambar 3.1 Diagram blok system

3.1.1.Fungsi-fungsi diagram blok

1.Blok sensor 1 sebagai pendeteksi suhu atas

2. Blok sensor 2 sebagai input / pendeteksi suhu bawah

3. Blok Tombol set sebagai input / pengatur suhu sesuai yang diinginkan 4.Blok Supply sebagai sumber tegangan.

(36)

3.2.Rangkaian Regulator 7805

Gambar 3.2 Rangkaian Regulator 7805

Mikrokontroler, sensor dan komponen komponen elektonika, kebanyakan menggunakan tegangan 5v untuk menstabilkan tegangan dapat menggunakan

ICLM7805, yang berfungsi sebagai penstabil tegangan, dan mempertahankan output tetap 5 volt.

3.3.Rangkaian Mikrokontroler Atmega8

Rangkaian mikrokontroller merupakan pusat pengendalian dari bagian

input dan keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan mikrokontroller jenis Atmega8 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a.Kristal 8 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock.

b.Kapasitor 22 pF pada pin XTAL1 dan XTAL2. c.Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin reset. d.Port masukan dan keluaran yang digunakan yaitu :

1.PortC.0 digunakan sebagai Penerima data dari remote (receiver)

2.PortA.1,PortB.1 -PortB.4 digunakan sebagai data input basis transistor

(37)

Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroller dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroler Atmega8

3.4.Rangkaian LCD

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena

mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Pemasangan potensio sebesar 10 KΩ untuk mengatur kontras

(38)

Gambar 3.4. Rangkaian LCD

Dari gambar 3.4, rangkaian ini terhubung ke PB.1 - PB.7, yang merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator

analog dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat dikendalikan oleh

Mikrokontroller Atmega8.

3.5.Rangkaian Sensor LM35

Gambar 3.5.Rangkaian Sensor LM35

(39)

DZ sehingga range pengukuran hanya berkisar antara 0 – 100°C dengan perubahan sebesar 10mV/1°C. Dengan ketelitian yang dimiliki maka sensor

tersebut dapat diterapkan langsung dengan Mikrokontroller AVR ATmega8535 yang memiliki ADC internal 10 bit. Pada gambar diatas output dari LM35 dapat langsung di koneksikan ke ADC internal Mikrokontroller AVR ATmega8535.

3.6.Flowchat Sistem

start

inisialisasi

Set suhu

Sensor baca suhu

Kipas mati

Kipas hidup

selesai If Suhu > set

(40)

BAB 4

PENGUJIAN DAN HASIL

4.1.Pengujian Rangkaian Regulator 7805

Voltage regulator IC adalah IC yang digunakan untuk mengatur tegangan

.IC 7805 adalah Regulator 5V, Voltage yang membatasi output tegangan 5V dan menarik 5V diatur power supply.Pengujian rangkaian regulator ini biasanya

menggunakan volt meter, rangkaian ic7805 ini akan mengeluarkan tegangan 5 volt dengan inputan diatas 6 volt sampai dengan 35 Volt.

4.2.Pengujian Rangkaian Mikrokontroler

Pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming)

mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler

oleh program downloader yaitu Atmega8.

(41)

Atmega8 menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan

rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.

4.3.Pengujian Rangkain LCD

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa

keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port B dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD.Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN,

RS dan RW: Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke

LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan

dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin

RW selalu diberi logika low ( 0 )

Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke

(42)

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(8, 7, 6, 4, 3, 2);

Void setup()

{lcd.begin(16, 2);}

Void loop()

{

Lcd.setCursor(0,0);

Lcd.putsf(“tes lcd”);

}

Program di atas akan menampilkan kata “Tes LCD” di baris pertama pada

display LCD 2x16. Pada alat dalam penelitian ini, Saat keseluruhan rangkaian diaktifkan.

4.4. Pengujian Rangkaian Sensor LM35

Sensor ini bekerja dengan sangat baik, sesuai dengan datasheet yang

dikeluarkan pihak pabrikan. Sensor ini sudah menjadi sensor standar internasional karena telah dipakai pada kejuaraan- kejuaraan robot pemadam api tingkat dunia. Tegangan keluarannya linier dengan perubahan sebesar 10mV untuk setiap

kenaikan atau penurunan sebesar 1C.

Melalui pengujian pada suhu ruangan maupun air yang didinginkankan

(43)

dengan suhu yang terbaca dari termometer sangatlah akurat. Berikut adalah programnya

#include <mega8.h> #include <delay.h>

#include <mega8.h> #include <stdlib.h>

#define pb1 PINB.2 #define pb2 PINB.4 char data;

int set=30; int get1,get2;

float temp; char buff[20]; int pwm;

int count;

// Alphanumeric LCD functions

#include <alcd.h>

// Declare your global variables here // Standard Input/Output functions

#include <stdio.h>

// Voltage Reference: AREF pin

(44)

unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) {

ADMUX=adc_input | ADC_VREF_TYPE;

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage delay_us(10);

// Start the AD conversion ADCSRA|=(1<<ADSC);

// Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & (1<<ADIF))==0); ADCSRA|=(1<<ADIF);

return ADCW; }

void main(void) {

// Declare your local variables here

// Input/Output Ports initialization // Port B initialization

// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=Out Bit0=In DDRB=(0<<DDB7) | (0<<DDB6) | (0<<DDB5) | (0<<DDB4) | (0<<DDB3) | (0<<DDB2) | (1<<DDB1) | (0<<DDB0);

// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=P Bit3=T Bit2=P Bit1=0 Bit0=T PORTB=(0<<PORTB7) | (0<<PORTB6) | (0<<PORTB5) | (1<<PORTB4) |

(45)

// Function: Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In DDRC=(0<<DDC6) | (0<<DDC5) | (0<<DDC4) | (0<<DDC3) | (0<<DDC2) |

(0<<DDC1) | (0<<DDC0);

// State: Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T

PORTC=(0<<PORTC6) | (0<<PORTC5) | (0<<PORTC4) | (0<<PORTC3) |

(0<<PORTC2) | (0<<PORTC1) | (0<<PORTC0); // Port D initialization

// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In DDRD=(0<<DDD7) | (0<<DDD6) | (0<<DDD5) | (0<<DDD4) | (0<<DDD3) | (0<<DDD2) | (0<<DDD1) | (0<<DDD0);

// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T PORTD=(0<<PORTD7) | (0<<PORTD6) | (0<<PORTD5) | (0<<PORTD4) |

(0<<PORTD3) | (0<<PORTD2) | (0<<PORTD1) | (0<<PORTD0); // Timer/Counter 0 initialization

// Clock source: System Clock

// Clock value: Timer 0 Stopped

TCCR0=(0<<CS02) | (0<<CS01) | (0<<CS00);

TCNT0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock

// Clock value: 8000,000 kHz // Mode: Fast PWM top=0x00FF

(46)

// Noise Canceler: Off

// Input Capture on Falling Edge

// Timer Period: 0,032 ms // Output Pulse(s):

// OC1A Period: 0,032 ms Width: 0 us

// Timer1 Overflow Interrupt: Off // Input Capture Interrupt: Off

// Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off

TCCR1A=(1<<COM1A1) | (0<<COM1A0) | (0<<COM1B1) | (0<<COM1B0) |

(0<<WGM11) | (1<<WGM10);

TCCR1B=(0<<ICNC1) | (0<<ICES1) | (0<<WGM13) | (1<<WGM12) |

(0<<CS12) | (0<<CS11) | (1<<CS10); TCNT1H=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization

(47)

// Mode: Normal top=0xFF // OC2 output: Disconnected

ASSR=0<<AS2;

TCCR2=(0<<PWM2) | (0<<COM21) | (0<<COM20) | (0<<CTC2) | (0<<CS22) | (0<<CS21) | (0<<CS20);

TCNT2=0x00; OCR2=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization

TIMSK=(0<<OCIE2) | (0<<TOIE2) | (0<<TICIE1) | (0<<OCIE1A) | (0<<OCIE1B) | (0<<TOIE1) | (0<<TOIE0);

// External Interrupt(s) initialization // INT0: Off

// INT1: Off

MCUCR=(0<<ISC11) | (0<<ISC10) | (0<<ISC01) | (0<<ISC00); // USART initialization

// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity // USART Receiver: On

// USART Transmitter: On // USART Mode: Asynchronous // USART Baud Rate: 9600

UCSRA=(0<<RXC) | (0<<TXC) | (0<<UDRE) | (0<<FE) | (0<<DOR) | (0<<UPE) | (0<<U2X) | (0<<MPCM);

(48)

UCSRC=(1<<URSEL) | (0<<UMSEL) | (0<<UPM1) | (0<<UPM0) | (0<<USBS) | (1<<UCSZ1) | (1<<UCSZ0) | (0<<UCPOL);

UBRRH=0x00; UBRRL=0x33;

// Analog Comparator initialization

// Analog Comparator: Off

// The Analog Comparator's positive input is

// connected to the AIN0 pin

// The Analog Comparator's negative input is // connected to the AIN1 pin

ACSR=(1<<ACD) | (0<<ACBG) | (0<<ACO) | (0<<ACI) | (0<<ACIE) | (0<<ACIC) | (0<<ACIS1) | (0<<ACIS0);

// ADC initialization

// ADC Clock frequency: 1000,000 kHz // ADC Voltage Reference: AREF pin

ADMUX=ADC_VREF_TYPE;

ADCSRA=(1<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADFR) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE) |

(0<<ADPS2) | (1<<ADPS1) | (1<<ADPS0); SFIOR=(0<<ACME);

// SPI initialization

// SPI disabled

SPCR=(0<<SPIE) | (0<<SPE) | (0<<DORD) | (0<<MSTR) | (0<<CPOL) |

(49)

// TWI disabled

TWCR=(0<<TWEA) | (0<<TWSTA) | (0<<TWSTO) | (0<<TWEN) |

(0<<TWIE);

// Alphanumeric LCD initialization // Connections are specified in the

(50)
(51)

itoa(set,buff); lcd_puts(buff);

lcd_gotoxy(9,1); lcd_putsf("PWM="); itoa(pwm,buff);

lcd_puts(buff);

if (temp>set){OCR1A=pwm;}

if (temp<=set){OCR1A=0;} delay_ms(200);

}

}

4.5Hasil Pengujian Percobaan pada Sensor LM35 4.1. Tabel Hasil Pengujian Keseluruhan

Waktu (s) Suhu (0C)

0 30

10 30

20 30

30 29

40 29

50 29

60 29

70 29

(52)

90 28

100 28

110 28

120 28

130 28

140 28

150 28

160 28

170 27

180 27

190 27

200 27

210 27

220 27

230 27

240 27

250 27

260 27

270 27

280 27

290 27

300 27

(53)

320 26

330 26

340 26

350 26

360 26

370 26

380 26

390 26

400 26

410 25

420 25

430 25

440 25

450 25

460 25

470 25

480 25

490 25

500 25

510 25

520 24

530 24

(54)

550 24

560 24

570 24

580 24

590 24

(55)
(56)

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang

kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Prinsip Kerja pada Sensor LM35 adalah mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.

2. Dalam aplikasi alat kontrol suhu ruangan ini dapat disimpukan bahwa ketika

sensor mendeteksi perubahan suhu pada ruangan ,Maka Mikrokontroler akan menampilkan data ke LCD, Jika suhu mencapai 24 0C maka kecepatan

kipas akan menurun secara otomatis dan sebaliknya apabila suhu melebihi 240C maka kecepatan kipas akan meningkat secara otomatis yang dikontrol menggunakan android.

5.2.Saran

Dari hasil Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan

dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut.Oleh karenanya penulis merasa perlu untuk memberi saran sebagai berikut:

1. Pada Tugas Akhir ini dengan menggunakan Alat kontrol suhu ruangan,

Agar lebih teliti lagi dalam mengambil data agar data yang di dapat lebih akurat.

Gambar

Gambar 2.1. Konfigurasi Pin ATmega 8
Gambar 2.2. Modul Bluetooth HC-05
Gambar 2.3.LCD
Tabel 2.1.Operasi Dasar LCD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Tugas Akhir ini, Qt SDK digunakan untuk membuat aplikasi untuk memonitoring suatu ruangan menggunakan kamera dan menampilkannya pada smartphone berbasis

Penelitian ini bertujuan untuk membangun repllika alat pengontrol temperatur suatu ruangan berbasis mikrokontroler ATMEGA 8535 yang dapat digunakan untuk

Penyelesaian tugas akhir dengan judul “ ALAT KONTROL GERAKAN KAMERA RUANGAN BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID ” tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir Detektor suhu ruangan dengan tombol pengatur manual berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai alat bantu

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir Detektor suhu ruangan dengan tombol pengatur manual berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai alat bantu

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir kami dengan judul IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PENSTABIL SUHU RUANGAN BERBASIS MODUL PELTIER (KEYPAD) beserta

Oleh karena itu penulis mencoba untuk membuat suatu alat yang bisa memonitoring ruangan dari jarak jauh dengan menggunakan sinar laser. Dengan alat ini petugas tidak perlu

Dalam tugas akhir ini, topik yang akan diangkat sebagai permasalahan adalah mengenai Pembuatan sistem keamanan 4 ruangan jarak jauh dengan sms berbasis bahasa