• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Audit, Etika, Keahlian dan Pengalaman terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Ernst & Young).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Skeptisisme Profesional, Audit, Etika, Keahlian dan Pengalaman terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Ernst & Young)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh skeptisisme profesional, etika, keahlian, dan pengalaman terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Objek penelitian yang digunakan penulis dalam penelian ini adalah kantor akuntan publik Ernst & Young yang terletak di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kausal. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan skeptisisme profesional berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, hal ini dapat terlihat dari thitung > ttabel yaitu, 1,795 > 1,701 (sig 0,083 < 0,1). Etika berpengaruh terhadap ketepatan

pemberian opini oleh auditor, hal ini dapat terlihat dari thitung > ttabel yaitu 1,834 > 1,701

(sig 0,077 < 0,1) Pengalaman tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, hal ini dapat terlihat dari thitung < ttabel yaitu 0,992 < 1,701 (sig 0,330 > 0,1).

Keahlian tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor, hal ini dapat terlihat dari thitung < ttabel yaitu -0,009 < 1,701 (sig 0,993 > 0,1).

(2)

ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence about the effect of professional skepticism, ethics, skills and experience to the opinion accuracy given by auditors. Research objects used by the author in this study is Public Accounting Firm Ernst & Young located in Jakarta. This study used a causal method. The sampling technique using purposive sampling method. The results showed Professional Skepticism are positively significant on Opinion Accuracy Given by Auditors. It can be seen from t count > t table is 1,795 > 1,701 (sig 0,083 < 0,1). Ethics are positively significant on Opinion Accuracy Given by Auditors. It can be seen from t count> t table is 1,834 > 1,701 (sig 0,077 < 0,1). The experience does not affect the Opinion Accuracy Given by Auditors. It can be seen from t count < t table is 0,992 < 1,701 (sig 0,330 > 0,1). The Audit Skills not affect the Opinion Accuracy Given by Auditors. It can be seen from t count < t table is 0,009 < 1,701 (sig 0,993 > 0,1).

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Teori Disonansi Kognitif... 9

2.1.2 Theory of Planned Behavior………...10

2.1.3 Skeptisisme Profesional ... 12

2.1.4 Etika ... 15

2.1.5 Pengalaman ... 17

(4)

2.1.7 Opini Auditor………22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 23

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 27

2.3.1 Pengaruh skeptisisme profesional dengan ketepatan pemberian opini oleh auditor……….27

2.3.2 Pengaruh etika terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor………28

2.3.3 Pengaruh pengalaman terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor………...29

2.3.4 Pengaruh keahlian terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor………..29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 30

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 30

3.2 Metodologi Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel ... 31

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.6 Operasional Variabel ... 34

3.7 Teknik Analisis Data……….41

3.7.1 Uji Validitas………..41

3.7.2 Uji Reliabilitas………...41

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.7.4 Pengujian Hipotesis………..45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….50

4.1 Hasil Penelitian……….…50

4.1.1 Uji Validitas………...50

4.1.2 Uji Reliabilitas………...54

4.1.3 Regresi Linier Berganda: Pengaruh Skeptisisme Profesional (X1), Etika (X2), Pengalaman (X3), dan Keahlian (X4) terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Y)………56

4.1.3.1Uji Asumsi Klasik……….56

4.1.3.1.1 Uji Normalitas Data………55

4.1.3.1.2 Uji Heteroskedastisitas...57

4.1.3.1.3 Uji Multikolinieritas...58

4.1.3.2Persamaan Regresi Linier Berganda………....59

4.1.3.3Analisis Korelasi Pearson Product Moment………62

4.1.3.4Analisis Koefisien Determinasi………63

4.1.3.5Pengujian Hipotesis………...66

4.1.3.5.1 Uji Parsial (Uji t)……….…………...66

4.1.3.5.2 Uji Simultan (Uji F)………...71

(6)

4.2.1 Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Ketepatan

Pemberian Opini Auditor...73

4.2.2 Pengaruh Etika terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor……..74

4.3.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor………..74

4.3.4 Pengaruh Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor………..75

4.3.5 Pengaruh Skeptisisme Profesional Audit, Etika, Pengalaman, dan Keahlian terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor……….75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….………76

5.1 Simpulan……….……..76

5.2 Saran……….77

DAFTAR PUSTAKA………78

KUISIONER………...80

(7)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 KerangkaPemikiran………26

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas dengan Menggunakan Scatterplot ……...57

Gambar 3 Pengujian Hipotesis Parsial Variabel

Skeptisisme Profesional (X1)……….66

Gambar 4 Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Etika (X2) ………..67

Gambar 5 Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Pengalaman (X3) ………...68

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel I Operasionalisasi Variabel X……….34

Tabel II Operasionalisasi Variabel Y……….38

Tabel III Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisisme Profesional (X1)…….49

Tabel IV Hasil Uji Validitas Variabel Etika (X2)………50

Tabel V Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman (X3)……….51

Tabel VI Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian (X4)………..52

Tabel VII Hasil Uji Validitas Variabel Ketepatan Pemberian Opini (Y)….52 Tabel VIII Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian……….54

Tabel IX Hasil Uji Normalitas………56

Tabel X Hasil Nilai VIF Uji Multikolinieritas………...58

Tabel XI Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi...59

Tabel XII Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment………61

Tabel XIII Koefisien Korelasi dan Taksirannya………...62

Tabel XIV Analisis Koefisien Determinasi………..63

(9)

xii Universitas Kristen Maranatha Tabel XVI Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t)………...65

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2013 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan 2013. Meski demikian, tetap saja Jero Wacik yang menjabat sebagai menteri saat itu tersandung kasus korupsi. Menteri Keuangan pada saat itu Chatib Basri (2013) menyebutkan, opini baik atau wajar terhadap laporan keuangan berarti intansi tersebut secara lengkap telah menyerahkan data kepada auditor. Lanjut Chatib, laporan keuangan yang baik bukan berarti bersih dan penyimpangan. Kelengkapan data dan penyusunan sesuai dengan kaidah akuntansi belum tentu menunjukkan bersih dari korupsi (Maikel Jefriando, 2014). Sehingga patut diduga ketidaksesuaian ini antara lain disebabkan oleh belum optimalnya tingkat skeptisisme profesional auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang pada gilirannya berdampak pada ketidaktepatan pemberian opini audit (Suraida, 2005).

Selain itu terdapat fenomena lain pada tahun 2013, menurut Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hasan Bisri (2013) mengungkapkan, sampai hari ini masih

ada kantor akuntan publik yang bandel. Mereka tidak melaporkan temuan pelanggaran

dalam laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hasan menjelaskan,

(11)

2 Universitas Kristen Maranatha bonus untuk manajemen dan laba naik (Martha Thertina, 2013). Hal ini menunjukan

bahwa auditor tidak cukup berskeptisisme dalam bekerja dan tidak mencerminkan seorang auditor yang memiliki etika, pengalaman, dan keahlian audit yang baik (Adrian Arfin, 2013).

Penelitian Beasley (2001) dalam Herusetya (2007) yang didasarkan pada AAERs (Accounting and Auditing Releases), selama 11 periode (Januari 1987 – Desember 1997) menyatakan bahwa salah satu penyebab kegagalan auditor dalam mendeteksi laporan keuangan adalah rendahnya tingkat skeptisisme profesional audit. Seorang auditor yang memiliki skeptisisme profesional tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai obyek yang dipermasalahkan. Sikap skeptisisme profesional akan membawa auditor pada tindakan untuk memilih prosedur audit yang efektif sehingga diperoleh opini audit yang tepat (Noviyanti, 2008). Skeptisisme profesional auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya keahlian, pengalaman, dan etika (Gusti dan Ali, 2008).

(12)

serta tipe bukti audit seperti apa yang harus dikumpulkan (Arens, 2008). Sikap skeptisisme profesional akan membawa auditor pada tindakan untuk memilih prosedur audit yang efektif sehingga diperoleh opini audit yang tepat (Noviyanti, 2008).

Skeptisisme profesional auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah etika (Gusti dan Ali, 2008). Etika adalah Pengembangan kesadaran etis/moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan (Louwers, 1997 dalam Arvian, 2010). Semakin tinggi etika yang dimiliki oleh akuntan publik, semakin tinggi pula skeptisisme profesionalnya, sehingga opini yang diberikan akan semakin tepat (Suraida, 2005).

Selain etika, menurut (Gusti dan Ali, 2008) faktor pengalaman dan keahlian audit juga berpengaruh terhadap sikap skeptisisme profesional. Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan, semakin tinggi pengalaman yang dimiliki oleh auditor maka semakin tinggi pula skeptisisme profesional auditornya (Gusti dan Ali, 2008). Auditor berpengalaman lebih skeptis dibandingkan dengan auditor yang tidak berpengalaman (Ansah, 2002). Dian Indri Purnama Sari (2005) memberikan kesimpulan bahwa seseorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang lebih tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal, diantaranya: menditeksi kesalahan, memahami kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan.

(13)

4 Universitas Kristen Maranatha tertentu dalam memahami kriteria yang digunakan serta harus memiliki keahlian agar mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji (Arens, 2008).

Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian lapoaran keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit (Gusti dan Ali, 2008). Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1994: SA seksi 504, paragraph 01) menyatakan bahwa: “Laporan audit harus memuat suatu pernyataan

pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan”. Opini audit harus didasarkan atas standar

auditing dan temuan-temuannya (IAI, 2001:SA Seksi 508, paragraf 03).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Arfin, Adrian tahun 2013 yang berjudul Pengaruh skeptisisme profesional, etika, pengalaman, dan keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Alasan penulis meneliti kembali karena berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten, diantaranya adalah :

Penelitian Arfin Adrian, 2013 menyatakan bahwa skeptisisme profesional berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Sedangkan menurut penelitian Fanny Surfeliya, 2014 menyatakan bahwa skeptisisme profesional tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor.

(14)

2014 menyatakan bahwa etika auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan opini auditor.

Penelitian Arfin Adrian, 2013 menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Sedangkan penelitian Fanny Surfeliya, 2014 menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Menurut penelitian Rr.Sabrina K. pengalaman tidak berpengaruh terhadap variable ketepatan pemberian opini auditor.

Menurut penelitian Arfin Adrian, 2013 keahlian berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Sedangkan menurut penelitian Gusti dan Ali, 2008 keahlian tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis sampaikan, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah skeptisisme profesional auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik?

2. Apakah etika berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik?

3. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik?

(15)

6 Universitas Kristen Maranatha 5. Apakah skeptisisme profesional auditor, etika, pengalaman, dan keahlian

berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik?

1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah skeptisisme profesional, etika, pengalaman, dan keahlian berpengaruh secara parsial terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor.

2. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah skeptisisme profesional, etika, pengalaman, dan keahlian berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor.

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi akademisi

(16)

2. Bagi masyarakat

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada akuntan publik dalam melaksanakan audit. Masyarakat dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ketepatan opini auditor dan seberapa besar sikap skeptis, etika, keahlian, dan pengalaman mempengaruhi ketepatan opini auditor.

3. Bagi praktisi

(17)

75 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan tentang “Pengaruh Skeptisisme Profesional (X1), Etika (X2), Pengalaman (X3) dan Keahlian (X4) terhadap

Ketepatan Pemberian Opini (Y)”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Skeptisisme Profesional (X1) berpengaruh terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Y), dengan persentase pengaruh sebesar 27,0%;

2. Etika (X2) berpengaruh terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Y), dengan persentase pengaruh sebesar 29,1%;

3. Pengalaman (X3) tidak berpengaruh terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Y) 4. Keahlian (X4) tidak berpengaruh terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Y)

5. Secara simultan, Skeptisisme Profesional (X1), Etika (X2), Pengalaman (X3) dan

Keahlian (X4) berpengaruh signifikan terhadap Ketepatan Pemberian Opini (Y),

(18)

5.2 Saran

Penelitian ini mampu membuktikan secara simultan bahwa skeptisme profesional, etika, pengalaman, dan keahlian berpengaruh signifikan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk para auditor agar lebih memperhatikan indikator-indikator yang terdapat pada faktor-faktor terkait dengan ketepatan pemberian opini supaya audit yang dihasilkan berkualitas. Skeptisme profesional, etika, pengalaman, dan keahlian merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan auditor dalam memberikan opini, karena keempat elemen di atas menentukan tepat atau tidaknya opini yang diberikan oleh auditor.

2. Penelitian ini juga bisa dilanjutkan dengan menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor seperti independensi, situasi audit, risiko dan kompleksitas, pengendaian mutu, dan pemahaman atas pengendalian intern klien.

(19)

77 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Achmat, Zakarija. (2010). Theory of Planned Behavior, Masihkan Relevan?. http://zakarija.staff.umm.ac.id/files/2010/12/, diakses tanggal 14 September 2010.

Adrian, Arifin. (2013). Pengaruh Skeptisisme Profesional, Etika, Pengalaman, dan Keahlian Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Agoes, Sukirno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Akuntan Publik. Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Agung,A.M.Lilik. (2007). Human Capital Competence.PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Arvian, Vidianto. (2010). Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi. Makalah, Universitas Gunadarma.

Bisri, Hasan. (2013). BPK: Masih Banyak Kantor Akuntan Publik Bandel . Tempo, 12 September

2013 diakses dari

http://www.tempo.co/read/news/2013/09/12/063512696/BPK-Masih-Banyak-Kantor-Akuntan-Publik-Bandel.

(20)

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2008). Kode Etik Profesi Akuntan Publik. IFAC. Jakarta.

James A. Hall,Tommie Singleton. (2007). Audit dan Assurance Teknologi Informasi.Edisi 2.Buku 2. Salemba Empat. Jakarta.

Jefriando, Maikel. (2014). Laporan Keuangan Kementrian ESDM Sempurna, Tapi Jero Wacik Tersangka Korupsi. Detik Finance, 12 September 2014 diakses dari

Maxwell, John C. (2003). Etika. Yudi Himawa. Libri. Jakarta.

Mulyadi. (2002). Auditing, Buku dua Edisi ke Enam. Salemba Empat. Jakarta.

Noviyanti, Suzy. (2008). Skeptisisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan untuk Mencapai Prosedur Audit yang Efektif. Program Doktor, Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Rai,I Gusti Agung. (2008). Audit Kinerja pada Sektor Publik. Salemba Empat.Jakarta

Robbins,Stephen P dan Timothy A.Judge. (2008). Perilaku Organisasi.Volume 1.Edisi 12.Salemba Empat. Jakarta.

(21)

79 Universitas Kristen Maranatha Shaub, K. Michael dan Jenice E. Lawrence. (1996). Ethics Experience and Professional Scepticism: A Situational Analysis. Behavioral Research In Accounting Vol 8, 124-157.

Suraida, Ida. (2005). Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora. Vol.7, No.3.

Surfeliya,Fanny. (2014). Professional Influence Skeptisisme, Competention, ,Audit Situation, Audit Ethics, Experience and Expertise Make an audit of to Accuracy of Audit Opinion by Auditor BPK.

Referensi

Dokumen terkait

Citra Merek adalah keyakinan tentang suatu merek dengan melihat produk, kualitas dan persepsi yang telah ada selama ini dan dengan adanya keyakinan maka rasa

Selain tipe kelapa Dalam dan Genjah, beberapa jenis kelapa yang dianggap unik adalah (1) kelapa Hibrida, adalah jenis kelapa hasil persilangan antara tipe kelapa Genjah dan

Sampel dari penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yaitu dengan kriteria terdapat tanah hak guna bangunan yang diindikasikan terlantar atau telah ditetapkan

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model proses penerimaan pesanan pada industri kemasan karton sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses penerimaan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kandungan Pati dan Kurkuminoid Simplisia Kunyit ( Curcuma domestica Val.) sebagai Parameter Pemilihan Aksesi

Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah. Ejaan baku adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak

Judul Artikel : Karakteristik Habitat Undur-Undur Laut (Famili Hippidae) di Pantai Berpasir,. Pendidikan

Dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan bahwa Perkawinan dilarang antara dua orang yang: Berhubungan darah dalam garis