• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI DI SMA NEGERI 15 MEDAN T.A 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI DI SMA NEGERI 15 MEDAN T.A 2011/2012."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK MENGGUNAKAN MEDIA

PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI DI

SMA NEGERI 15 MEDAN T.A. 2011/2012

Oleh :

Jam`an Fahmi NIM 408131059

Program Sudi Pendidikan Kimia

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menggunakan media peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok koloid kelas XI di SMA Negeri 15 Medan T.A 2011/2012”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

(3)

Abdul Rasyid, Ali Imransyah, Reynald Panjaitan, Trisuci Handayani, Nurul Syafiqah, Yunita Sihotang, Mega Lestari, Mutiara Lajorgi, Novalina Panjaitan, Nurasyidah Yusrizal, Kartika Warman, Juita Riskina Siregar, Isma Ramadhani Lubis, Nur Anisyah, Rafiqah Batubara, dan teman-teman di kelas Reguler A Pendidikan Kimia stambuk 2008, serta semua pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berusaha dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, struktur maupun tata bahasa, Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya pengetahuan dalam bidang pendidikan.

Medan, 19 Juli 2012 Penulis

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Batasan Masalah 4

1.4.Rumusan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 4

1.6.Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Kerangka Teoritis 6

2.1.1. Hakikat Belajar Kimia 6

2.1.2. Hasil Belajar Kimia 7

2.1.3. Pembelajaran Kooperatif 8

2.1.4. Group Investigation (investigasi kelompok) 9

2.1.5. Pengertian Media 14

2.1.6. Materi Pokok Koloid 16

2.2. Kerangka Konseptual 21

2.3. Hipotesis 22

BAB III METODE PENELITIAN 23

3.1. Tempat dan Metode Penelititan 23

3.2. Populasi dan Sampel 23

3.3. Variabel Penelitian 24

3.4. Jenis dan Sumber Data 24

3.5. Jenis dan Rancangan Penelitian 24

3.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 25

3.7. Teknik Pengumpulan Data 29

3.8. Uji Coba Instrumen 29

3.9. Teknik Analisis Data 31

3.10. Pengujian Hipotesis 33

(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35

4.1. Hasil Penelitian 35

4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 35

4.3. Pembahasan 39

BAB V KESIMPULAN 43

5.1. Kesimpulan 43

5.2. Saran 43

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Perbedaan antara Larutan sejati, Sistem koloid dan Suspensi kasar 17

Tabel 2.2. Jenis-jenis Koloid 18

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 24

Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Hasil Penelitian 36

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data 37

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Sampel 38

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 39

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1.Rencana pelaksanaan pembelajaran 47

Lampiran 2.Peta konsep 54

Lampiran 3.Format laporan akhir 55

Lampiran 4.Contoh laporan akhir 56

Lampiran 5A.Kisi-kisi Sebelum Validasi 85 Lampiran 5B.Kisi-kisi Sesudah Validasi 98 Lampiran 6A.Instrumen Sebelum Validasi 106 Lampiran 6B.Instrumen Sesudah Validasi 113

Lampiran 7.Format Lembar Jawaban 118

Lampiran 8.Tabel Validitas 119

Lampiran 9.Perhitungan Uji Validitas 120 Lampiran 10.Perhitungan Uji Reliabilitas 123 Lampiran 11.Perhitungan Indeks Kesukaran 124

Lampiran 12.Tabel Pembeda Kelas 126

Lampiran 13.Perhitungan Daya Beda 127

Lampiran 14.Rekapitulasi Analisis Instrumen 129

Lampiran 15.Data Penelitian 130

Lampiran 16.Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians 131

Lampiran 17.Uji Normalitas Data 132

Lampiran 18.Uji Homogenitas Data 136

Lampiran 19.Data Peningkatan Gain 138

Lampiran 20.Uji Normalitas Data Gain 141 Lampiran 21.Uji Homogenitas Data Gain 143

Lampiran 22.Pengujian Hipotesis 144

Lampiran 23.Persentase Peningkatan Hasil Belajar 146

Lampiran 24.Perhitungan Efektivitas 147

Lampiran 25.Jadwal Kegiatan Penelitian 148

Lampiran 26.Dokumentasi 149

Lampiran 27.Tabel r 156

Lampiran 28.Tabel Chi kuadrat 157

Lampiran 29.Tabel F 158

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa indonesia apalagi pada era globalisasi yang menuntut kesiapan setiap bangsa untuk saling bersaing secara bebas. Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat strategis karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu sudah semestinya kalau pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah.

Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang cukup memadai.

Penggunaan metode mengajar yang sebagian besar dilakukan guru dengan mengedepankan peranan guru. Hal ini menyebabkan anak kurang berperan aktif sehingga akhirnya nilai yang diraihpun kurang dari yang diharapkan (Supraptama, 2011).

(10)

2

itu sendiri, walaupun seringkali tidak mereka sadari dan menyebabkan ilmu kimia itu sulit untuk dipelajari (Ashadi, 2011).

Melalui informasi yang didapat dari guru kimia di SMA Negeri 15 Medan, kebanyakan siswa merasa belum sepenuhnya memahami materi pelajaran kimia yang bersifat abstrak terutama dalam penggunaan rumus-rumus kimia, hal ini dapat ditinjau dari hasil ujian semester ganjil siswa dengan nilai KKM 65 serta sebanyak 5 % siswa tidak lulus. Hasil ini tentu saja masih belum sesuai harapan. Ini terjadi karena siswa tidak memahami materi melainkan hanya menghapalkan materi sehingga menyebabkan siswa menganggap kimia sulit untuk dipelajari dan kurang diminati. Kendala yang dialami guru karena kurangnya minat siswa mengakibatkan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar menurun. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa ada respon sehingga kemampuan siswa belum optimal. Selain itu, siswa juga jarang bertanya seputar materi yang kurang dipahami. Berdasarkan uraian ini maka perlu dicari alternatif pendekatan dan strategi pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran kimia serta meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif. Banyak metode mengajar dalam strategi kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah satu diantaranya adalah pembelajaran kooperatif dengan Group Investigation (investigasi kelompok).

Menurut Huda (2011), metode investigasi kelompok yang dikembangkan oleh sharan dan sharan ini lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Dalam metode GI, siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Melalui metode investigasi kelompok ini, siswa diharapkan mampu mengoptimalkan kemampuannya.

(11)

membentuk suatu jaringan konsep-konsep yang memiliki makna yang dilekatkan pada peta yang disajikan. Dasar untuk membuat peta konsep dari suatu pengetahuan ilmiah merupakan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi dan menghubungkan bagian penting menuju suatu konsep umum atau superordinat. Berdasarkan penjelasan ini, peneliti memilih peta konsep sebagai media yang mendukung dalam pembelajaran.

Hasil penelitian Yanto (2011) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dan nilai rata-rata kelas yang diajar dengan pembelajaran investigasi kelompok menggunakan media peta konsep lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diajar dengan pembelajaran investigasi kelompok tanpa menggunakan peta konsep.

Koloid merupakan materi akhir kimia untuk SMA/MA kelas XI semester genap. Berbagai jenis koloid ada di sekitar kita, bahkan sebagian besar telah kita manfaatkan, seperti agar-agar, susu, cat, busa, minyak rambut bentuk gel, dan parfum spray. Fenomena koloid juga memainkan peranan yang penting dalam sejumlah proses industri. Misalnya, industri keramik, industri plastik, industri sabun dan detergen. Industri-industri tersebut memanfaatkan koloid dan sifat-sifatnya dalam proses memproduksi produk. Peneliti memilih topik Koloid karena materinya yang lugas, syarat akan konsep, dan contohnya yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga cocok dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok menggunakan peta konsep.

(12)

4

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

a. Kurangnya minat siswa dalam belajar kimia b. Hasil belajar kimia siswa belum optimal

c. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah

1.3. Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe investigasi kelompok dengan media peta konsep. b. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil

tes pada materi pokok koloid yang meliputi perbedaan antara suspensi, koloid dan larutan, jenis-jenis koloid, sifat-sifat koloid, koloid liofil dan liofob, serta peranan koloid dalam industri.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini : apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok koloid kelas XI di SMA Negeri 15 Medan T.A 2011/2012?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

(13)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :

a. Memberi masukan yang berguna bagi peneliti sebagai calon pendidik mengenai penggunaan metode dan media yang menunjukkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran materi pokok koloid.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru kimia pada umumnya, dan guru kimia SMA Negeri 15 Medan khususnya dalam memilih metode mengajar dan media yang dapat mengoptimalkan siswa pada kegiatan pembelajaran. c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

(14)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi kelompok menggunakan media peta konsep sebesar 0,485 sehingga diperoleh persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 ini sebesar 48,5 %.

2. rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi kelompok tanpa menggunakan media peta konsep sebesar 0,281 sehingga diperoleh persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 ini sebesar 28,1 %.

3. Hasil analisa terhadap rumusan hipotesis menyatakan bahwa Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menggunakan media peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada pada materi pokok koloid di kelas XI SMA N 15 Medan T.A 2011/2012.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yeng telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menggunakan media peta konsep sehingga mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2005), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, edisi revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Asan, A. (2007). Concept Mapping in Science Class: A Case Study of fifth grade students. Educational Technology & Society,10 (1), 186-195.

Ashadi, M., (2011), Perbandingan Hasil Belajar Siswa Yang Diberi Pengajaran Menggunakan Metode Belajar Cooperative Tipe Investigasi Kelompok Dan Tipe Student Teem Achievement Division (STAD), Unimed, Medan.

Aunurrahman, (2011), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Chairil, (2009), http://chai-chairil.blogspot.com/. (diakses pada 9 maret 2012) Dimyati, dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit PT Rineka

Cipta, Jakarta

Genesis, I., (2008), Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Dan Sistem Periodik Unsur di Kelas XII SMA, Unimed, Medan.

Hamalik, O., (2001), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Huda, M., (2011), Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model

Terapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Juniadi, W., (2010), http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-kooperatif.html. (diakses pada 5 maret 2012)

Kusumah, W., (2009), http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran (diakses pada 21 maret 2012)

(16)

45

Manik, A., (2009), Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi Sma Negeri 11 Medan Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Dan Sistem Periodik Unsur T.P 2009/2012, Unimed, Medan.

Mistades, V., (2009), Concept Mapping in Introductory Physics, Education and Human Development3: 1-6.

Munadi, Y., (2008), Media Pembelajaran, Gaung Persada Press, Jakarta.

Munawar, I., (2009), http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. (diakses 5 maret 2012)

Rahmansyah, A., dan Susarno, H., (2011), http://blog.tp.ac.id/penerapan-model- pembelajaran-kooperatif-tipe-group-investigation-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-mata pelajaran-produktif-multimedia-siswa-kelas-x-smkn-1-cerme-gresik. (diakses pada 24 maret 2012)

Rajagukguk, S., (2007), Efektivitas Pembelajaran Kimia Dengan Menggunakan Peta Konsep, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2087175.pdf (diakses 13 maret 2012)

Septiana, I., (2011), Keefektifan Penggunaan Media Peta konsep pohon jaringan Pada pembelajaran menulis cerpen di kelas x Sma negeri 1 mojotengah kabupaten wonosobo, Fakultas Bahasa Dan Seni, UNY, Yogyakarta.

Sharan, S., and Sharan, Y., (1989), group investigation expands cooperative learning, educational laedership75:17-21.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin. R., (2005), Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Supraptama, (2011), Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Geografi Melalui Pendekatan Cooperative Learning, Buletin Pelangi Pendidikan4: 22-24.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada Media, Jakarta.

(17)

Widodo, (2009), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas XI.IPA-1 SMA Negeri 1 Simo /Semester genap 2007/2008, http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/26093238.pdf (diakses pada 5 maret 2012).

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan antara Larutan sejati, Sistem koloid dan Suspensi kasar     17Tabel 2.2
Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

1.) Secara teknis pendirian industri keripik nangka di kabupaten Semarang cukup layak karena pasar cukup prospektif, bahan baku tersedia dalam jumlah dan

Perumusan Model Upaya Mengatasi Masalah Keamanan Pangan Berdasarkan risiko ketidakamanan pangan dari semua sekolah, upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah

Analisis stakeholder pada pengembangan dan proyek manajemen sumberdaya alam selalu terfokus dalam inklusivitas, dan telah digunakan untuk memperkuat kelompok tambahan

keterampilan vokasional 60%. Berdasarkan hal tersebut dinyatakan bahwa keterampilan vokasional lebih diutamakan daripada kemampuan akademik. Sekolah luar biasa yaitu

Di samping itu ditunjukkan juga dalam simulasi ini pengaruh perubahan parameter serat optis dan sistem komunikasi optis terhadap besarnya daya sinyal FWM yang dibangkitkan..

Hasil pertanian pada pengering tidak langsung ini akan ditempatkan pada nampan atau rak pada lemari pengeringan dan sebuah unit pemanas terpisah yang disebut dengan kolektor surya

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa D alam Pembelajaran Ipa Materi.. Kenampakan

Perhitungan kecepatan profil (v) di dalam kolektor pada plat absorber digunakan untuk menentukan nilai koefisien udara yang dipengaruhi kecepatan angin (h w )