• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACKHAND SHORT SERVICE DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACKHAND SHORT SERVICE DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACKHAND SHORT SERVICE DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH :

SANTI RAMADHANY NIM. 608310199

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmad dan

hidayah nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana

pendidikan di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi isi, bahasa, maupun dari teknik penulisannya. Oleh

karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan, saran dan

relevan dari bapak/ibu Dosen demi kesempurnaan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes Dekan FIK Unimed.

3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd Pembantu Dekan I FIK Unimed.

4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes AIFO Pembantu Dekan II FIK Unimed.

5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd Pembantu Dekan III FIK Unimed.

6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes Ketua Jurusan PJKR.

7. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd, Sekretaris Jurusan PJKR.

8. Bapak M.Irfan, S.Pd, M.Or Ketua Prodi PKR FIK Unimed

9. Bapak M. Ishak, S.Pd, M.Pd Dosen Pembimbing skripsi Penulis yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan yang sangat

berharga dalam penulisan skripsi ini.

10.Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen yang telah mengalirkan ilmunya kepada

penulis. Jasamu tiada tanda jasa.

11.Staff Administrasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed yang begitu banyak

membantu penulis dalam penyelesaian berkas.

12.Staff Perpustakaan dan Perlengkapan dilingkungan FIK Universitas Negeri

Medan yang banyak membantu kepada penulis.

13.Terimakasih Kepada Kepala SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan yang telah

memberikan izin melakukan penelitian di sekolah tersebut.

14.Terkhusus buat Ayahanda Ngatino dan Ibunda Indryani tercinta yang telah

mengasuh, membesarkan dan membimbing serta mendoakan penulis sehingga

(5)

vii

15.Kepada kedua Abangnda Brigadir Rudi Hariyono dan Brigadir Andika yang

telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

16.Teristimewa kepada Roy Arwidwifian Dhikin yang sudah memberikan

dukungan sepenuhnya kepada penulis dan selalu ada dalam keadaan suka dan

duka ketika penulisan.

17.Untuk sahabat- sahabatku di PJKR 2008.

18.Buat Semua teman- teman PJKR dan terkhususnya buat teman- teman yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, yang memberikan semangat dan

dukungan sehingga penulisan ini dapat selesai.

Semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pembaca, terutama bagi

pihak sekolah dan juga bagi penulis sendiri. Akhir kata, kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan dari pembaca budiman sebagai masukan

untuk menutupi kekurangan yang ada pada skripsi ini dan dapat bermanfaat bagi

seluruh Civitas Akademi Universitas Negeri Medan, khususnya pada jurusan

PJKR/ PJS FIK UNIMED.

.Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, penulis

tidak dapat membalasnya kiranya tiada kata lain untuk penulis ucapkan selain

berserah diri kepada Tuhan YME dan melimpahkan kuasa Nya untuk kita semua,

Amin.

Medan, Juli 2013

Penulis

SANTI RAMADHANY

(6)

ABSTRAK

SANTI RAMADHANY NIM. 608310199. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Backhand Short Service Dalam Permainan Bulu Tangkis Melalui Penerapan Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2012/2013

(PEMBIMBING : M. Ishak)

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2013

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus,

dimana setiap siklus berisikan tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan gaya mengajar penemuan terbimbing yang disesuaikan dengan

materi pelajaran. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 3

Percut Sei Tuan tahun pembelajaran 2012/2013 sebanyak 9 kelas dengan jumlah

siswa 253 orang. Kemudian yang menjadi sampe yaitu kelas VIII-9 yang

berjumlah 27 siswa. Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 27 siswa Metode

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I

dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi teknik dasar backhand short

service sebanyak dua kali pertemuan.

Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil

analisisnya : (1) Pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa

kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik backhand short service masih

rendah. Dari 27 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata

hanya 14 orang siswa (51,85%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar,

sedangkan selebihnya yaitu 13 orang siswa (48,15%) belum memiliki ketuntasan

belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 61,70. (2) Pada siklus II

dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara

klasikal sudah meningkat. Dari 27 orang siswa, ternyata 23 orang siswa (85,19%)

yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 4 orang

siswa (14,81%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang

diperoleh hanya mencapai 74,05. Dan pada siklus II didapat hasil bahwa kriteria

(7)

viii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah………... 8

C. Pembatasan Masalah……….. 8

D. Rumusan Masalah………. …... 9

E. Tujuan Penelitian……… 9

F. Manfaat Penelitian………. 9

BAB II LANDASAN TEORITIS……….... 10

A. Kajian Teoritis……….... 10

1. Hakikat Hasil Belajar……….………….……... 10

2. Hakikat Pendidikan Jasmani……….. 12

3. Hakikat Permainan Bulutangkis ………. 16

3.1. Sejarah Bulutangkis……….16

3.2.Peraturan dan Peralatan Bulutangkis……….. 17

3.3.Teknik Dasar Backhand Short Service……… 21

4. Hakikat Metode Penemuan Terbimbing………. 24

B. Kerangka Berfikir………... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 29

A. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 29

1. Lokasi……….. 29

2. Waktu……….. 29

(8)

ix

1. Populasi……… 29

2. Sampel ……….... 30

C. Metodologi Penelitian……… 31

D. Desain Penelitian ……… 32

E. Instrumen Penelitian……… 36

F. Teknik Analisis Data ………. 38

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN………. 41

A. Deskripsi Data Penelitian………. 41

B. Hasil Penelitian ……… 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 56

A. Kesimpulan………. 56

B. Saran……… 56

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kelebihan dan Kelemahan Gaya Penemuan Terbimbing ... 26

Tabel 2. Populasi ... 31

Tabel 3. Lembar Portofolio ... 38

Tabel 4. Daftar Nilai Keseluruhan ... 41

Tabel 5. Lembar Observasi Siklus I dan II ... 42

Tabel 6. Hasil Post Test Siklus I ... 46

Tabel 7. Hasil Post Test Siklus II ... 50

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lapangan Bulutangkis ... 18

Gambar 2. Net Bulutangkis ... 19

Gambar 3. Raket Bulutangkis ... 19

Gambar 4. Kok ... 20

Gambar 5. Melakukan Backhand Short Service ... 27

Gambar 6. Desain Penelitian ... 33

Gambar 7. Diagram Siklus I... 47

Gambar 8. Diagram Siklus II ... 50

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I ... 59

Lampiran 2. RPP Siklus II ... 61

Lampiran 3. Paparan Nilai Pre Test ... 64

Lampiran 4. Nilai Siklus I ... 67

Lampiran 4. Nilai Siklus II ... 70

Lampiran 5. Perbandingan Siklus I dan Siklus II ... 74

Lampiran 6. Observasi Siklus I dan II ... 75

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali

siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna

sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu

mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan

mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan

masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola

hanya dengan melalui pola tradisional.

Perlu adanya usaha perbaikan dalam hal pengajaran, misalnya penggunaan

metode mengajar atau gaya mengajar yang menarik dan dengan menggunakan

media pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru harus memliki gaya

mengajar atau strategi,agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, salah

satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah mengenai teknik-teknik penyajian

bahan pelajaran,atau biasa disebut metode mengajar atau gaya mengajar. Teknik

penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar atau

gaya mengajar yang dipergunakan oleh instruktur. Pengertian lain ialah sebagai

teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

(13)

2

Jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para

tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber

belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang

bersangkutan. Terlebih dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada pokok

bahasan bulutangkis. bulutangkis merupakan olahraga yang cukup popular

sehingga didalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani bulutangkis

merupakan sebuah materi yang tidak asing bagi siswa maupun bagi guru.

Permainan bulutangkis adalah salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani

yang diajarkan dilembaga pendidikan maupun non kependidikan.

Mengamati perjalanan olahraga bulutangkis di Indonesia, tidaklah

berlebihan apabila olahraga bulutangkis dijadikan salah satu olahraga prioritas

dalam pembinaan. Maka dari itu, olahraga bulutangkis dimasukan kedalam

kurikulum pendidikan jasamani di Indonesia. Hal didasari historis Indonesia yang

telah berkali-kali mampu menunjukan prestasi bulutangkis didunia.

Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket,

melewati jaring ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya

kembali. Area permainan berbeda untuk partai tunggal dan ganda, seperti yang

diperlihatkan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok

dikatakan "keluar". Setiap kali pemain/pasangan tidak dapat mengembalikan kok

(karena menyangkut di jaring atau keluar lapangan) maka lawannya akan

memperoleh poin. Permainan berakhir bila salah satu pemain/pasangan telah

meraih sejumlah poin tertentu.

Dalam permainan bulutangkis terdapat beberapa teknik dasar yaitu: 1).

(14)

(2009:25-3

27). Pukulan (service) merupakan pukulan yang mengawali atau sajian bola

pertama sebagai permulaan permainan. Dalam teknik pukulan (service) terdapat

salah satu teknik pukulan yaitu Backhand Short Service. Pada umumnya, dalam

materi ini siswa sangat sulit menginterpestasikan stimulus yang diberikan oleh

guru. Karena Backhand Short Service memiliki tingkat kesulitan dibandingkan

teknik Short Service lainnya.

Dalam peningkatan hasil belajar Backhand Short Service ini pasti

dibutuhkan peran guru dalam memberikan sebuah stimulus terhadap siswa

melalui metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan jasmani,

dikarenakan aplikasi metode pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa. Karena pada zaman era globalisasi ini siswa sudah terbiasa dengan belajar

dari apa yang mereka lihat, dengar, dan sebagainya. Sehingga, jika guru

pendidikan jasmani tidak menguasai gaya mengajar/ metode belajar lainnya, akan

membuat siswa semakin jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

Sistem pengajaran yang bersifat konvensional yaitu dengan proses

pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana guru aktif menjelaskan sedangkan

siswa bersifat pasif, hanya mendengarkan dan mencatat masih banyak diterapkan.

Hal ini tentu saja sangat membosankan siswa itu sendiri sehingga mereka akan

sulit untuk berkonsentrasi dan pikiran mereka pun melayang kemana-mana. Guru

seperti ini akan menyebabkan pembelajaran 3M yaitu membosankan,

membahayakan dan merusak minat belajar siswa. Akibatnya tidak sedikitpun

materi yang tersimpan dalam ingatan dan memori siswa. Jika hal ini berlangsung

terus-menerus dalam waktu yang lama maka minat, motivasi, aktivitas, dan hasil

(15)

4

fasiliator dan pembelajaran seharusnya terus mengembangkan kreativitasnya

dalam proses belajar mengajar. Apalagi sekarang dunia pendidikan sudah harus

mengikuti perkembangan teknologi.

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai

pelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi

edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan

oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran. Mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam

menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan oleh harus menumbuhkan

berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan mengajar. Untuk

melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, guru harus menentukan metode

pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode

pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Setiap metode

pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada

suatu metode pembelajaran pun yang dianggap ampuh untuk segala situasi. Hal

ini bergantung pada pertimbangan situasi belajar mengajar yang relevan.

Pembelajaran dengan penemuan (Discovery Learning) merupakan suatu

komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah

panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery

Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak/siswa

dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para

ilmuwan. Pembelajaran penemuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran

penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended

(16)

5

(UT 1997).Diakses melalui http://penelitian tindakankelas.blogspot.com

/2009/03/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing .html.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (Guided

Discovery Learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa

akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya

merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.

Dari hasil survei yang dilakukan di sekolah SMP Negeri 3 Percut Sei

Tuan, siswa kurang berminat mengikuti pelajaran bulutangkis karena menurut

mereka pelajaran bulutangkis tersebut tidak menarik dan terlihat juga motivasi

yang ada dari dalam diri siswa tersebut sangat kurang untuk mengikuti pelajaran

bulutangkis. Di sekolah tersebut hampir semua pembelajaran pendidikan jasmani

yang dilakukan guru memakai gaya mengajar komando dan tidak menggunakan

gaya mengajar lainnya. Siswa hanya mengikuti dan melaksanakan apa yang

disampaikan guru. Sehingga siswa kurang kreatif dalam proses pembelajaran dan

guru kurang mampu meningkatkan kemampuan berfikir siswanya. Sarana dan

prasarana disekolah tersebut juga tidak mendukung proses belajar mengajar

dikarenakan lapangan bulutangkis disekolah tersebut tidak memenuhi standar.

Kemudian hasil belajar siswa juga menunjukan angka rendah, dimana siswa yang

masuk kategori “tuntas” dalam KKM hanya sedikit, dan kategori “tidak tuntas”

siswa mendominasi. Kemudian di kelas VIII-9 dari 27 siswa terdapat 5 yang

masuk criteria tuntas (18,51%) dan sekitar 22 siswa yang masuk dalam criteria

(17)

6

Selain permasalahan di atas, peneliti juga menemukan bahwa konsep

belajar mengajar yang di terapkan oleh guru pendidikan jasmani yang monoton.

Guru tidak pernah melakukan evaluasi proses terhadap kegiatan belajar yang

sudah dilakukan oleh siswa. Seperti yang diungkapkan Zainal Arifin (2011:34)

evaluasi proses adalah suatu proses banyak menentukan keberhasilan kurikulum.

Hal ini disebabkan konsistensi waktu yang terbagi tidak sesuai dengan terapan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), jumlah siswa yang banyak juga

mempengaruhi waktu untuk guru melakukan evaluasi proses. Dan kreativitas guru

dalam pembelajaran juga dibutuhkan.

Hal semacam ini bukan saja berakibat kurang baik terhadap proses belajar

pendidikan jasmani yang dilaksanakan, akan tetapi juga, mengakibatkan daya

berfikir dan keingintahuan anak tidak berkembang. Dan itu juga mempengaruhi

terhadap hasil belajar yang didapat siswa selama ini. Dalam pembelajaran penjas,

sekolah telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada nilai siswa

yaitu 70, namun masih banyak siswa yang memiliki nilai rata-rata yang rendah

yaitu dibawah 70. Melihat fenomena yang terjadi, peneliti tertarik mencoba

sebuah gaya megajar penemuan terbimbing agar siswa lebih kreatif dan tidak

merasa terpaksa dalam belajar. Hasil belajar siswa mengenai materi backhand

short service dalam permainan bulutangkis juga menunjukan bahwa siswa kurang

menginterpestasikan pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga hasil belajar

siswa menunjukan jauh dibawah rata-rata.

Berdasarkan observasi disekolah dan permasalahan yang ada, maka

peneliti tertarik mengangkat judul penelitian yaitu “ Upaya Meningkatkan Hasil

(18)

7

Penerapan Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran

2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang telah diuraikan penulis di atas, maka penulis dapat

mengindentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: faktor-faktor apa

sajakah yang mempengaruhi hasil belajar backhand short service dalam

permainan bulutangkis. Apakah gaya mengajar dapat memotivasi siswa dalam

mengikuti mata pelajaran pendidkan jasmani? Apakah penggunaan gaya

penemuan terbimbing dapat mempengaruhi hasil belajar backhand short service.

Apakah dengan penerapan gaya mengajar penemuan terbimbing dengan media

dapat mempergaruhi hasil belajar backhand short service dalam permainan

bulutangkis.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan penulisan maka, penulis membatasi penelitian ini membahas : Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Backhand Short Service Dalam Permainan Bulu

Tangkis Melalui Penerapan Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Pada Siswa

KelasVIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran

(19)

8

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Meningkatkah Hasil Belajar Backhand Short Service Dalam Permainan Bulu

Tangkis Melalui Penerapan Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Pada Siswa

KelasVIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran

2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

“Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Backhand Short Service Dalam

Permainan Bulu Tangkis Melalui Penerapan Gaya Mengajar Penemuan

Terbimbing Pada Siswa KelasVIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang Tahun Ajaran 2012/2013

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas dapat diperoleh manfaat penelitian

sebagai berikut :

1. Bagi guru berguna sebagai upaya untuk memperbaiki kesulitan belajar

khususnya pada pembelajaran penjas.

2. Bagi siswa sebagai cara untuk meningkatkan hasil belajar serta kemampuan

khususnya pada materi pelajaran penjas.

3. Bagi sekolah berguna untuk menambah perbendaharaan strategi pembelajaran

(20)

9

4. Bagi peneliti berguna untuk mengembangkan metode pembelajaran,

khususnya untuk pemikiran pembelajaran yang berkaitan dengan gerak dan

menambah wawasan terkait dengan evaluasi praktek mengajar.

(21)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil belajar siswa adanya peningkatan proses hasil belajar

backhand short service melalui gaya mengajar penemuan terbimbing pada siklus

I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam

melakukan teknik backhand short service masih rendah. Dari 27 orang siswa yang

menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 14 orang siswa (51,85%)

yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 13 orang

siswa (48,15%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang

diperoleh hanya mencapai 67,70. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa

kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah

meningkat. Dari 27 orang siswa, ternyata 23 orang siswa (85,19%) yang sudah

memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 4 orang siswa (14,81%)

belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya

mencapai 74,05

Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

“Meningkatkatnya Hasil Belajar Backhand Short Service Dalam Permainan Bulu

Tangkis Melalui Penerapan Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Pada Siswa

KelasVIII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran

(22)

56

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Disarankan kepada guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan

untuk mempertimbangkan penggunaan gaya mengajar yang harus disesuaikan

dengan materi karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan

hasil belajar siswa.

3. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan

pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti secara

langsung kepada guru, dan tidak melakukan gerakan yang efektif ketika proses

pembelajaran berlangsung, maka disarankan kepada guru yang akan

melaksanakan pembelajaran diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara

memotivasi siswa untuk berani berbicara maupun bertanya, dan melakukan

gerakan yang efektif.

3. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba

melakukan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan gaya

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng (1992).Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Adang Suherman (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Agus Kristiyanto (2010). Penelitian TIndakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Sebelas Maret University Press.

Giri Verianti, Bangbang Samsudar (2009). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Untuk Siswa SMP-Mts Kelas VII.

Hamalik,Oemar (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hamdani (2010). Strategi Belajar Mengajar. Penerbit CV. Mustika Bandung

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19650909199102 1-BAMBANG_ABDULJABAR/Konsep_Pendidikan_Jasmani_.pdf diakses oleh Santi Ramadhani pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://www.birdievents.com/badminton-tips-trainings/how-to-execute-high-quality-short-serves.html diakses oleh Santi Ramadhani pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://latifah04.wordpress.com/2008/04/03/ptk diakses oleh Santi Ramadhani pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://www.scribd.com/doc/ 7422782/Skripsi-Hubungan-Motivasi-Belajar- Dengan-Hasil-Belajar-Siswa diakses oleh Santi Ramadhani pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-penemuan-terbimbing.htmldiakses oleh Santi Ramadhani pada tanggal 20 Oktober 2012.

Icuk Sugiarto (2002). Total Badminton. CV Setyaki Eka Anugrah. PBSI Pengda DKI Jakarta.

Muska Mosston, Sara Ashworth (2008). Teaching Physical Education. First Edition. Spectrum Teaching and Learning Institute.

Syahri Alhusin (2007). Gemar Bermain Bulutangkis. CV Seti-Aji Surakarta.

(24)

Suharsimi Arikunto (2010). Prosedur Penelitian. Penerbit PT Rineka Cipta

Rusli Lutan (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Rusli Lutan (2000).Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Gambar

Tabel 1. Kelebihan dan Kelemahan Gaya Penemuan Terbimbing ..................  26
Gambar 1. Lapangan Bulutangkis ...................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Nilai feeding rate tertinggi menggunakan metode SNI adalah papan partikel sengon kerapatan rendah (78,33 µg/ekor/hari untuk SNI dan 16,67 µg/ekor/hari untuk JIS) dan feeding

Lebar tangga yang biasa digunakan (dan diijinkan) dalam bangunan rumah tinggal adalah minimal 80.. cm (tangga utama, bukan

45º tidak dapat diputar. Catatan: untuk sambungan tumpul pada pipa tidak ada posisi PB, PD dan PE. 4) Posisi Pengelasan Sambungan Sudut pada Pipa (gambar 2.19). a) PA

[r]

Untuk itu pengusul mempunyai gagasan untuk memanfaatkan sisa benang bekas dari pabrik textile yang dapat disebut limbah agar dapat digunakan UKM jahit seperti

Permasalahan yang ditimbulkan Bell’s Palsy cukup kompleks, sehingga dalam penulisan karya tulis ini, dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah pemberian teknologi fisioterapi

Faktor penyebab erosi terbesar pada Situ Bojongsari adalah karena tanah yang terbawa aliran permukaan akibat vegetasi di sekitar situ tidak dapat menahan aliran permukaan

Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru pamong, dengan sumber data yaitu, kepala sekolah, guru dan siswa SMP IT At-Taqwa Miri Sragen, dan dalam memperoleh