• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DETERMINAN INVESTASI SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DETERMINAN INVESTASI SUMATERA UTARA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DETERMINAN INVESTASI

SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

IBNU SINA NIM.

809625007

PROGRAM STUDI. ILMU EKONOMI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ANALISIS DETERMINAN INVESTASI

SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

IBNU SINA NIM.

809625007

PROGRAM STUDI. ILMU EKONOMI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

IBNU SINA. Analisis Determinasi Investasi Sumatera Utara. Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

Salah satu faktor utama pertumbuhan ekonomi adalah nilai investasi pada suatu kawasan. Jika melihat data Investasi di Sumatera Utara, terjadi penurunan pertumbuhan Investasi setidaknya tiga kali antara tahun 1991 s/d 2010. Penurunan nilai Investasi ini tentunya dapat menurunkan Pertumbuhan Ekonomi, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor – faktor yang menjadi determinan investasi di Suamtera Utara terhadap Investasi di Sumatera Utara. Determinan tersebut adalah Tingkat Bunga, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (PDRBP), Inflasi, Persentase Kredit Investasi terhadap PDRB dan Krisis Moneter. Data dalam penelitian ini diambil dari Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia dalam bentuk data Time Series selama dua puluh tahun, dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary

least squares, (OLS) dengan menggunakan alat analisis Program Eviews. Hasil

(6)

ii ABSTRACT

IBNU SINA. The Analysis of the Determinant North Sumatera Investment. UNIMED. Postgraduate Program 2012.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala kerendahan hati

karena hanya Rahmat dan HidayahNya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan

judul : “ANALISIS DETERMINAN INVESTASI SUMATERA UTARA”.

Dalam Tesis ini penulis bermaksud menghitung pengaruh dari faktor-faktor yang

menjadi Determinan Investasi di Sumatera Utara untuk kemudian menjadi

informasi bagi para stakeholder.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan maupun kekurangan serta

kesalahan yang penulis miliki, untuk itu segala kritik serta saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan pada masa-masa yang akan

datang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan;

2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan;

3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus selaku

Pembimbing II dalam penyusunan tesis ini;

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus

(8)

iv

5. Bapak Prof. Dr. Zulkarnain Lubis, M.S., selaku Pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan gagasan, pemikiran dan

koreksi dalam penyusunan tesis ini;

6. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, M.A., selaku Penguji dalam Ujian Meja

Hijau Penulis;

7. Bapak Drs. Indra Maipita, M.Si., Ph.D., selaku Penguji dalam Ujian Meja

Hijau Penulis;

8. Seluruh unsur Pimpinan, Staf, Dosen, dan Staf Administrasi Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan tambahan

ilmu, bantuan administrasi, dan bantuan lainnya dalam kelancaran studi

penulis;

9. Ayahanda Kamaluddin W. Margolang dan ibunda Hj. Hartati Br. Sinaga yang

selalu berdoa dan memotivasi dalam setiap langkah dan kesuksesan penulis;

10. Abangda Hendri Margolang dan Kakanda Dewi Sartika, atas doa dan motivasi

yang kalian berikan;

11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan VIII Program Studi Ilmu Ekonomi Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah menjalin keakraban

bersama, suka duka, dukungan dan semangatnya selama menjalani

perkuliahan ini,

12. Seluruh Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan

(9)

v

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah, dan karya

manusia tidak akan luput dari segala kekurangan, semoga karya ini dapat

bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Medan, Mei 2012 Penulis,

(10)

vi

2.1.5 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ··· 29

2.1.6 Pengertian Inflasi ··· 31

2.1.7 Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA) ··· 35

2.1.8 Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ··· 37

(11)

vii

2.2. Penelitian Sebelumnya ··· 39

2.3. Hipotesis Penelitian ··· 43

4.1 Perkembangan Investasi di Sumatera Utara ··· 53

4.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga di Indonesia ··· 55

4.3 Perkembangan PDRB Sumatera Utara ··· 58

4.4 Perkembangan Tingkat Inflasi ··· 60

4.5 Perkembangan Kredit Investasi Sumatera Utara ··· 62

4.6 Hasil Estimasi Persamaan Determinasi Investasi Sumatera Utara ··· 65

(12)

viii

4.6.2 Uji t Statistik ··· 66

4.6.3 Uji f Statistik ··· 68

4.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ··· 69

4.7.1 Uji Multikolinearitas ··· 69

4.7.2 Uji Serial Korelasi ··· 70

4.7.3 Uji Normalitas ··· 70

4.8 Interpretasi Ekonomi ··· 71

4.8.1 Suku Bunga ··· 71

4.8.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ··· 72

4.8.3 Inflasi ··· 74

4.8.4 Realisasi Kredit Investasi ··· 75

4.8.5 Krisis Moneter ··· 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ··· 78

5.1 Kesimpulan ··· 78

5.2 Saran ··· 79

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Persetujuan Penanaman Modal 1997-2003 ... 2

Tabel 1.2 Banyaknya Proyek dan Investasi Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang Disetujui Tahun 2008 ... 6

Tabel 4.1 Hasil Regresi Loglinier ... 65

Tabel 4.2 Hasil Uji t Statistik ... 66

Tabel 4.3 Matrik Korelasi Hasil Uji Multikolinearitas ... 69

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Persentase Pertumbuhan Investasi Sumatera Utara ... 7

Gambar 1.2 Persentase Pertumbuhan PDRB Sumatera Utara ... 8

Gambar 2.1 Fungsi Investasi ... 18

Gambar 2.2 Fungsi Investasi ... 27

Gambar 2.3 Stagflasi ... 34

Gambar 2.4 Bagan Alur Pikir ... 44

Gambar 4.1 Perkembangan Investasi Sumatera Utara ... 54

Gambar 4.2 Perkembangan Suku Bunga Indonesia ... 57

Gambar 4.3 Perkembangan PDRB Sumatera Utara ... 59

Gambar 4.4 Perkembangan Tingkat Inflasi Sumatera Utara ... 61

Gambar 4.5 Perkembangan Kredit Investasi Sumatera Utara ... 63

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Mentah ... 82

2. Data Penelitian... 83

3. Hasil Uji Regresi Log Linier ... 84

4. Matrik Korelasi untuk Uji Multikolinearitas ... 85

5. Hasil Uji Serial Korelasi ... 86

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan

pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

langsung maupun tidak langsung akan diikuti pembangunan berbagai sektor lain,

seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, transportasi, upah, ekspor, dan

ketenagakerjaan yang semua ini berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi,

karena kita ketahui bersama bahwa pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung

akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan jumlah

lapangan pekerjaan.

Salah satu faktor utama dalam memacu pertumbuhan ekonomi di suatu

negara adalah Investasi. Investasi merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara seperti Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu alat pengukur prestasi dari

perkembangan perekonomian suatu negara. Dalam analisis makro ekonomi,

tingkat pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai suatu negara diukur dari

perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai dalam tahun tertentu. Jadi

untuk memacu pembangunan dalam negeri, diyakini pentingnya peranan

Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan

Produk Domestik Bruto (PDB).

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan pencanangan

(17)

2

minat investor menanamkan modal di Indonesia. Pada tahun 1997, nilai

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memuncak senilai Rp. 119 triliun

dengan jumlah proyek 723 unit. Namun Nilai PMDN terus merosot sejak posisi

puncak tersebut. Tahun 2003, PMDN tinggal senilai Rp. 50 triliun dengan 196

proyek. Pada Nopember 2004 tercatat nilai PMDN terus merosot sehingga Rp.

33,4 triliun dengan 158 proyek.

Pola yang sama tampak pada Penanaman Modal Asing (PMA). Tahun

1997, PMA tercatat sebesar 33,7 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dengan 778

proyek. Tahun 2003 nilai investasi asing ini anjlok menjadi 14 miliar dollar AS

dengan 1.170 proyek. Ironisnya hingga Nopember 2004, nilai PMA baru tercatat

9,6 miliar dollar AS dengan 1.066 proyek (Kompas, 2005).

Tabel 1.1 : Perkembangan Persetujuan Penanaman Modal 1997-2003

Tahun

Sumber: Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2003, www.dprin.go.id

Tabel 1.1 menunjukkan menurunnya arus investasi sejak tahun 1997

(18)

3

dapat dipungkiri lingkungan bisnis yang sehat mutlak dibutuhkan untuk menarik

arus investasi. Survey Komite Pelaksanaan Otonomi Daerah (2004) membuktikan,

institusi merupakan faktor utama yang menentukan daya tarik suatu daerah bagi

investasi. Disusul kemudian faktor sosial politik, infrastruktur fisik, kondisi

ekonomi daerah, dan produktivitas tenaga kerja (Warta Ekonomi, 2005).

Studi JETRO (Japan External Trase Organization) juga menunjukkan

bahwa iklim investasi Indonesia jauh lebih buruk di banding Cina, Thailand,

Vietnam, dan negara- negara ASEAN lainnya. Faktor penyebabnya adalah

masalah perburuhan (meningkatnya biaya buruh dan demonstrasi buruh), masalah

pabean, tak adanya insentif fiskal, dan berbagai kebijakan yang tidak pro bisnis.

Kondisi investasi secara nasional juga berpengaruh terhadap investasi di

Sumatera Utara. Seperti kita ketahui bersama, Sumatera Utara merupakan salah

satu daerah berkembang di Indonesia yang sedang membangun dan tentunya

sangat membutuhkan investasi yang besar. Investasi suatu daerah sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat bunga, Produk domestik regional

bruto, (PDRB), tingkat inflasi, dan kemudahan mendapatkan modal, dan berbagai

faktor lainnya.

Kita ketahui bersama jika tingkat bunga terlalu tinggi akan menurunkan

nilai investasi di suatu daerah. Karena bunga yang tinggi akan mendorong orang

untuk menyimpan modalnya demi memperoleh keuntungan dari bunga, dari pada

menginvestasikan modalnya dangan segala resiko yang mungkin akan timbul.

Sebaliknya, tingkat suku bunga yang terlalu rendah akan mendorong orang

menarik modalnya dari Bank. Tentunya dalam periode tertentu hal ini akan

(19)

4

sektor rill. Namun, jika hal ini terus berlanjut, maka akan terjadi peningkatan

jumlah uang beredar, yang pada akhirnya akan memicu peningkatan inflasi.

Inflasi yang terlalu besar tentunya akan mengganggu arus investasi di

suatu daerah. Inflasi akan menimbulkan biaya tambahan bagi investor, antar lain :

1. Biaya pulang pergi ke bank untuk mengambil uang (shoeleather cost),

2. Biaya perusahaan untuk merubah harga karena inflasi (menu cost),

3. Biaya ketidak nyamanan hidup dengan selalu berubahnya harga,

4. Pajak yang dibebankan pada keuntungan (sebab pajak selalu menentukan

besarnya pajak dari keuntungan nominal bukan dari keuntungan riil,

padahal dengan adanya inflasi, maka keuntungang riil lebih kecil

sedangkan pajak yang dibayarkan lebih besar)

Selain itu inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat yang tentunya

secara tidak langsung akan mengganggu dunia usaha. Jika inflasi melebihi dari

bunga pinjaman, maka sesungguhnya nilai uang dari masyarakat yang disimpan di

perbankkan telah mengalami penurunan, sekalipun secara absolut jumlah uang

yang disimpan bertambah.

Untuk menarik investor menanamkan modalnya di suatu daerah, maka

diperlukan fasilitasi dari perbankkan dalam penyediaan kredit modal. Karena

tentunya dengan bantuan modal dari perbankkan akan membantu investor dalam

berusaha di suatu daerah, terutama investor dalam negeri.

Berdasarkan Laporan Tahunan BI, Pada negara-negara berkembang,

(20)

5

perbankan. Lambatnya penyaluran kredit perbankan di Indonesia setelah krisis

1997 dituding sebagai salah satu penyebab lambatnya pemulihan ekonomi

Indonesia. Meskipun sempat terjadi penurunan tajam terhadap alokasi kredit

perbankan, namun pada tahun 2001 secara perlahan kredit mulai menunjukkan

peningkatan. Hal ini seiring dengan meningkatnya portofolio kredit sejak tahun

2002.

Untuk wilayah Sumatera Utara realisasi investasi sebenarnya terus

mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1, dimana walaupun

pada tahun tertentu terjadi penurunan, tetapi kecendrungan investasi di Sumatera

Utara mengalami peningkatan. Seperti kita ketahui, Investasi disuatu daerah selalu

dikaitkan dengan tingkat PDRB. PDRB yang besar menggambarkan kemampuan

suatu daerah dalam memberikan keuntungan bagi para investor. Karenannya

daerah yang memiliki PDRB yang besar, akan menjadi incaran para investor

untuk berinvestasi.

Pada tahun 2005, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi ini

sebesar Rp. 87,89 triliun dengan kontribusi terbesar disumbang dari sektor

pertanian, yaitu sebesar 25,2%, atau sama dengan Rp. 22,19 trilyun, diikuti sektor

industri pengolahan sebesar Rp. 21,30 triliun (24,2%) serta sektor perdagangan,

hotel dan restoran sebesar Rp. 15,98 triliun (18,2%).

Pada tahun yang sama, nilai ekspor Sumatera Utara mencapai US$ 4,56

miliar, yang disumbang dari Minyak Lemak, Minyak Nabati dan Hewani sebesar

(21)

6

623 juta, bahan makanan dan binatang hidup senilai US$ 606 juta. Tanaman

Palawija juga menjadi salah satu andalan ekspor Sumatera Utara.

Sebagai sebuah provinsi yang memiliki sumber daya alam yang besar

tentunya Sumatera Utara sangat menarik bagi investor untuk menanamkan

modalnya. Pertumbuhan PDRB yang terus mengalami peningkatan menunjukkan

besarnya potensi daerah ini untuk menjadi tempat berusaha. Tabel berikut

mennggambarkan realisasi proyek dan Investasi yang ada di Sumatera Utara.

Tabel. 1.2 Banyaknya Proyek dan Investasi Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang Disetujui Tahun 2008

Tahun/Year

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara

Table 1.1 menunjukkan peningkatan arus investasi ke Sumatera Utara,

(22)

7

Grafik berikut menggambarkan perkembangan investasi Provinsi

Sumatera Utara

Gambar. 1.1. Persentase Pertumbuahan Investasi Sumatera Utara.

Sumber : BPS Sumatera Utara, diolah.

Grafik di atas menggambarkan kecendrungan persentase pertumbuhan

realisasi Investasi di Sumatera Utara pluktuatif. Walaupun demikian, ada tiga

tahun terjadi penurunan investasi, yaitu tahun 1997, 1998 dan 2006. Hal ini

bersamaan dengan krisis ekonomi dalam negeri dan luar negeri, jadi kemungkinan

besar pada tahun – tahun tersebut krisis ekonomi telah menekan laju pertumbuhan

investasi di Sumatera Utara. Selain dari tahun – tahun tersebut pertumbuhan

(23)

8

Fenomena yang tidak biasa terjadi ketika kita melihat PDRB Suamtera

Utara pada saat dimana pertumbuhan investasi sedang mengalami penurunan,

disisi lain PDRB mengalami kenaikan yang cukup besar.

Untuk melihat lebih jauh penyebab terjadinya fluktuasi arus investasi dalam

negeri di Sumatera Utara, berikut tergambar grafik pertumbuhan PDRB Sumatera

Utara.

Gambar 1.2. Persentase Pertumbuahan PDRB Sumut.

Sumber : BPS Sumatera Utara, diolah.

Dari tabel di atas terlihat bahwa PDRB Sumatera Utara terus mengalami

peningkatan. Dapat kita lihat dari pertumbuhan PDRB yang selalu positif. Hal ini

cukup menggembirakan, karena PDRB merupakan salah satu indikator

kemampuan ekonomi suatu daerah. Bahkan pada tahun 1998 dimana terjadi krisis

moneter di Indonesia, Sumatera Utara masih mampu meningkatakan PDRB nya,

padahal disaat yang sama perekonomian kita secara nasional mengalami

masa-masa yang sulit. Hal ini menjadi fenomena tersendiri. Seolah – olah krisis moneter

(24)

9

Namun jika kita menghubungkan pertumbuhan PDRB ini dengan arus

Investasi di Sumatera Utara, dimana terjadi pertumbuhan negatif investasi

khususnya pada tahun 1997 dan 1998, dan di sisi lain PDRB mengalami kejutan

peningkatan yang luar biasa, tentunya hal ini menjadi fenomena yang tidak biasa

dan patut menjadi pertanyaan.

Melihat fenomena kesenjangan pertumbuhan Investasi di Sumatera Utara,

dan kaitannya dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti yang

tertulis dalam penjelasan sebelumnya, penulis tertarik melakukan penelitian

mengenai pengaruh berbagai variabel terhadap Investasi di Sumatera Utara

dengan menambahkan variabel Dummy yang mewakili krisis moneter tahun 1998.

Penelitian yang penulis lakukan berjudul “Analisis Determinan Investasi

Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang pemasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

Apakah tingkat suku bunga, PDRBP, inflasi, persentase kredit terhadap

PDRB dan Krisis Moneter berpengaruh signifikan terhadap investasi di Sumatera

Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menjawab permasalaan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

(25)

10

Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, PDRBP, inflasi,

persentase kredit terhadap PDRB dan Krisis Moneter terhadap investasi di

Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi mengenai determinasi investasi di Sumatera Utara,

khususnya terhadap beberapa sektor di atas.

2. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan dalam

mengambil kebijakan mengenai Investasi di Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang

(26)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

mengenai Investasi di Sumatera Utara, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai

berikut:

1. Suku Bunga, Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (PDRBP), Inflasi

Sumatera Utara, Persentase Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB, dan Krisis

Moneter secara serempak berpengaruh terhadap Investasi di Sumatera Utara.

2. Suku bunga tidak signifikan mempengaruhi investor menanamkan modalnya di

Sumatera Utara. Meskipun terjadi perubahan suku bunga, tidak akan mengurangi

atau menambah secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara. Inflasi juga

tidak signifikan mempengaruhi investor menanamkan modalnya di Sumatera

Utara. Walaupun terjadi perubahan inflasi di Sumatera Utara, tidak akan

mempengaruhi secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRBP) Sumatera Utara mempunyai pengaruh

signifikan dan positif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi

peningkatan PDRBP, maka akan meningkatkan pula Investasi di Sumatera Utara.

Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB Sumatera Utara mempunyai pengaruh

signifikan dan positif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi

peningkatan Realisasi Kredit Investasi terhadap PDRB, maka akan meningkatkan

pula nilai Investasi di Sumatera Utara. Krisis Moneter tahun 1997 mempunyai

pengaruh signifikan dan negatif terhadap Investasi di Sumatera Utara. Jika terjadi

(27)

79

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan investasi, pemerintah harus meningkatkan PDRB dan

juga realisasi Kredit Investasi, karena terbukti peningkatan nilai kedua variabel

tersebut, akan meningkatkan nilai Investasi yang masuk ke Sumatera Utara.

2. Pemerintah maupun Pemerintah Daerah perlu menciptakan kepastian regulasi

melalui aturan baku dalam berinvestasi dan suasana kondusif melalui

penegakan hukum secara berimbang dalam dunia usaha, pembangunan

infrastruktur yang berpihak pada dunia usaha, sehingga akan lebih banyak lagi

investor yang akan menanamkan modalnya di Sumatera Utara.

3. Bagi kalangan akademisi, sebaiknya terus melanjutkan penelitian mengenai

Investasi, baik secara Nasional, maupun daerah, sehingga akan lebih banyak

lagi informasi bagi para investor dalam berusaha. Kita ketahui bersama tingkat

kesejahteraan masyarakat akan semakin baik dengan banyaknya investasi yang

(28)

80

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2003, Analisis Investasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Aji, Tony Seno 2007. Hubungan Lag-Time Antara Tingkat Bunga dan Jumlah uang Beredar Di Indonesia, Jurnal Ekonomi danManajemen, Vol.8, No.1.

Alam, Salihin Makmur. 2003. Value Added Statement : Salah Satu wujud

Pertanggungjawaban perusahaan Kepada Stakeholders. Media Akuntansi.

Anton, H. Gunawan. 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Astari, Sinta Dewi. 2005. “Analisa Nilai Pasar gedung Perkantoran X Surabaya”. Tugas Akhir. Surabaya.

Bakar, Abu. 2002. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Tingkat Suku Bunga, Angkatan Kerja, dan Nilai Tukar terhadap Penanaman Modal Asing di Jawa Tengah, Tesis Magister Ekonomi Pembangunan UGM, Yogyakarta.

Boediono, 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Jogyakarta. BPFE.

Deliarnov, 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Hasanah, Imas, 2007. Analisis Runtun Waktu Bivariat dengan Metode Box Jenkins Pada Pemodelan Metode Vektor Autoregressive (VAR) FMIPA UPI, Bandung.

Imron Rosyadi. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham

Iswardono, 1994. Uang dan Bank. BPFE: Yogyakarta

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Krugman, Paul R. and Maurice Obseld. (1995). International economic theory and Policy. Haper Collins, Chicago.

Kunarjo. 1992. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Kurniawan, Budi, A (2002). Faktor – faktor Penentu Investasi Asing Langsung dalam Memilih Lokasi Industri Manufaktur di Pulau Jawa, 1994-1999. Tesis S2 Program Pascasarjana UGM.

(29)

81

Malayu Hasibuan, 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. CV Haji Masagung.

Mankiw, N. G. 2000. Teori Ekonomi. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mankiw, N. G. 2003. Teori Makroekonomi. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Markussen, James R (1995). International Trade Theory and Evidence. New York. MC Graw Hill, Inc.

Muana Nanga, 2005. Makro Ekonomi : Teori, Masalah dan Kebijakan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter.. Buku II. Edisi ke I. Cetakan Keseppuluh. BPFE UGM: Yogyakarta.

Okyay Ucan dan Ozlem Oturk, 2011. Financial Determinants of Investment for

Turkey. Journal of Economic and Social Studies.

Prawatyo Aditya, 1996. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia.

Sabirin, Syahril 2002. Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam mendukung proses pemulihan ekonomi, Bank Indonesia, Jakarta.

Sodik Jamzani & Nuryadin Didi, 2003. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi Kasus pada 26 Propinsi di Indonesia, Pra dan Pasca Otonomi). Jurnal Ekonomi Pembangunan (Hal. 157).

Suhendro Winarso, Beni, 2005. Analisa Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan Yang Melakukan Stock Split dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split: Pengujian The Signaling Hypotesis. Jurnal

Akuntansi dan Manajemen, Vol. XVI, No. 3, Hal. 209-218.

Sukirno, Sadono (2000): Makro EkonomiModern perkembangan pemikiran klasik hingga Keynesian baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suparmoko dan Maria R., 2000. Pokok-pokok Ekonomika. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.1 : Perkembangan Persetujuan Penanaman Modal 1997-2003
Table 1.1 menunjukkan peningkatan arus investasi ke Sumatera Utara,
Gambar. 1.1. Persentase Pertumbuahan Investasi Sumatera Utara.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan pengolahan data dan analisa maka dapat diambil kesimpulan bahwa masalah yang terdapat dalam kegiatan proses produksi CV Dany Furniture terletak pada

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang ingin diteliti adalah Apakah pengetahuan, sikap, sumber informasi dan dukungan tenaga kesehatan

Karyawan yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemimpinnya akan menunjukkan kinerja yang rendah dan cenderung berkeinginan keluar dari pekerjaannya ( turnover

Takdim edilen bu çalışmada Akbarov ve Kepceler [4] tarafından araştırılmış olanlar viskoelastik malzemeden yapılmış çift katlı içi boş silindirde eksenel

Hal yang melatar belakangi Pengabdian Masyarakat (PENGMAS) ini adalah Pandemi COVID-19 membuat ruang gerak dalam beraktifitas menjadi terbatas dikarenakan kecepatan penyebaran dan

Dalam beberapa Bab sebelumnya,telah kita bahas mengenai kehidupan seseorang yang berada dalam masa dewasa awal.dimana masa ini merupakan masa untuk bekerja dan

Penelitian lain yang membahas tentang peran pemerintah dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial juga dilakukan pada tahun 2017 dengan judul

Keabsahan data merupakan teknik yang digunakan agar penelitian. kualitatif dapat dipertanggung jawabkan secara