UPAYA PENINGK MODEL PEMB
TOURNAMEN DI KELAS X
Diajukan
FAKULTAS MA
UN
KATAN HASIL BELAJAR SISWA MEN BELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ENT (TGT) PADA MATERI POKOK EKOS
S X1 SMA NEGERI 1 MERANTI KAB. ASA T.P 2011/2012
Oleh:
Erlina Hasbi Siregar NIM 081244410007
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
ENGGUNAKAN AMS GAMES
OSISTEM SAHAN
Gelar
v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan ketabahan dan
kegigihan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat tersusun sebagaimana
mestinya.
Skripsi berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada
Materi Pokok Ekosistem di Kelas X1 SMA Negeri I Meranti Kab.Asahan T.P
2011/2012 disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak
Drs. Djongken Simamora, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Ashar Hasairin, M.Si, Ibu Dra. R.
Tarigan, M.Pd, dan Bapak Drs. Tonggo Sinaga, M.S yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs.P.M Siahaan M.S
selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen
beserta Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang sudah membantu
penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah SMA
Negeri I Meranti yang telah memberikan izin selama penelitian di sekolah ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua saya, Ayahanda (Hasanuddin Siregar) dan Ibunda (Endang Larasati)
yang telah memberikan doa, dukungan, semangat dan bimbingannya hingga
penulis dapat menyelesaikan kuliah di UNIMED. Tidak lupa juga penulis ucapkan
kepada kedua adik tersayang Elvida Siregar & Ghozali Hasan Siregar yang sudah
memberikan motivasi, semangat, dan keceriaan kepada saya dalam menyelesaikan
vi
Ucapan terima kasih lainnya saya ucapkan kepada sahabat-sahabat
seperjuangan The Sweety ( Yulia Rahmi, Hasanah, Lailatul Azmi, Aqmarina
Lubis, Misahradarsih Dongoran, Fitrianur Handayani, M. Adlan Lubis, dan M.
Reza Gamma Siregar) yang bersama-sama menjalani perkuliahan dalam suka
maupun duka sejak awal hingga saat ini, semoga persahabatan kita dapat terjalin
selama-lamanya walaupun kita nantinya tidak bersama-sama lagi. Kepada seluruh
rekan-rekan di Biologi Dik A 2008 tanpa terkecuali selamat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ucapan terima kasih juga saya tujukan
kepada kakak kos dan sahabat saya (rahmi siregar, efri siregar, inur, Alwinda,
yuni, fitri, sunika dan inur) yang telah memberi semangat, kepada saya dalam
penyusunan skripsi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2012
Penulis,
Erlina Hasbi Siregar
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X1 SMA NEGERI I MERANTI KAB.ASAHAN
T.P 2011/2012
Erlina Hasbi Siregar (NIM 081244410007) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament pada materi pokok ekosistem di kelas X1 SMA Negeri 1 Meranti Kab.
Asahan T.P 2011/2012.
Metode penelitian bersifat penelitian tindakan kelas dan subjek penelitian adalah kelas yang memiliki masalah tertentu. Kelas yang diteliti terdiri dari 35 siswa. Berdasarkan hasil belajar dari siklus I, rata-rata nilai pretes 55,24 meningkat menjadi 67,04 pada postes. Begitu juga pada siklus II, terjadi peningkatan dari 66,86 menjadi 77,14. Pada penelitian ini diperoleh data kriteria ketuntasan belajar individu dan klasikal, sebagai berikut: sebanyak 27 siswa dari 35 siswa atau 77,14% yang memperoleh nilai di atas 70 atau sama dengan 70 dan 8 siswa lainnya atau sebesar 22,85% memperoleh nilai di bawah 70. Dengan demikian pembelajaran pada penelitian ini dapat dikatakan telah tuntas dengan peningkatan 54,29%. Kriteria tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan, yang dibuat berdasarkan tes akhir adalah sebagai berikut: dari 35 siswa terdapat 17,14% siswa yang mempunyai penguasaan sangat tinggi, 31,42% siswa yang mempunyai penguasaan tinggi, 40% siswa yang mempunyai penguasaan sedang dan 11,42% siswa yang mempunyai penguasaan rendah.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament pada materi pokok ekosistem di kelas X1 cenderung mengalami
iv
EFFORTS OF ENHANCING STUDENT LEARNING MODEL WITH COOPERATIVE LEARNING TEAMS GAMES TOURNAMENT
ON SUB CONTENT OFECOSYSTEM IN CLASS X 1 SMA NEGERI 1 MERANTI KAB. ASAHAN
TP 2011/2012
Erlina Hasbi Siregar (NIM 081244410007) ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the improvement of student learning outcomes by using a model of cooperative learning teams games tournament in the sub-class subject matter in the ecosystem of SMA Negeri 1 X 1 Meranti Kab. Asahan TP 2011/2012.
The research method is a class action research and research subjects is a class that has a particular problem. Studied class consists of 35 students. Based on the study of cycle I, the average pretest value increased from 55,24 to 67,04 in postes. So also in the cycle II, an increase from 66.86 to 77.14. In this study obtained the data completeness criteria for individual learning and classical, as follows: as many as 27 students from 35 students or 77,14% who scored above 70, or equal to 70 and eight other students or 22,86% of the value obtained under 70. Thus learning in this study can be said to have been completed. Criterion level of student mastery of the material being taught, which is based on the final test is as follows: of the 35 students there were 15,38% of students who have a high mastery, 28,21% of students who have a high mastery, 40% of students who have mastery and 11,43% were students who had low mastery.
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15 Tipe TGT
Tabel 2.2 Skor Permainan 18 Tabel 2.3 Perhitungan Poin 2 orangPemain 18 Tabel 2.4 Perhitungan Poin Pertandingan Tiga Orang Pemain 18 Tabel 2.5 Perhitungan Poin Pertandingan Empat Orang Pemain 18 Tabel 2.6 Penghargaan Kelompok 19
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes 36
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Cara Memainkan Pertandingan 16 Gambar 2.2 Penempatan Siswa Dalam Kelompok Pada Meja Pertandingan 17
Gambar 2.3 Individu 20
Gambar 2.4 Populasi 20
Gambar 2.5 Komunitas 21
Gambar 2.6 Hutan Hujan Tropis & Bioma Savana 22 Gambar 2.7 Rantai Makanan 29 Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan PTK 33 Gambar 4.1. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Pokok Ekosistem 47
xi
Lampiran 6. Tabulasi Uji Validitas 74 Lampiran 7. Perhitungan Validitas 75
Lampiran 8. Reliabilitas Tes 77
Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas 78 Lampiran 10. Taraf Kesukaran Soal dan Daya Beda 80 Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 81 Lampiran 12. Perhitungan Daya Beda Soal 83 Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 85 Lampiran 14. Perhitungan Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 97 Lampiran 15. Lembar Pengamatan Kesesuaian RPP dengan Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I 99
Lampiran 16. Lembar Pengamatan Kesesuaian RPP dengan Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II 100
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak
hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya
merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan.
Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan di
hadapi peserta didik di masa yang akan datang. Menurut Khabibah dalam Trianto
(2007) bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal
(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
terlihat jelas pada hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang
masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu
sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti
yang lebih subtansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dan proses berpikirnya.
Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar
peserta didik, hal tersebut di sebabkan proses pembelajaran yang di dominasi oleh
pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung
teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka
menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek,
cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain.
Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami
bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini banyak
dijumpai dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar di kelas, oleh karena itu, perlu
menerapkan suatu strategi belajar, dan model pembelajaran yang dapat membantu
2
siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai yang
dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuanyang di harapkan.
Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah penting bagi para pendidik
khususnya guru memahami karakteristik materi, peserta didik dan metodologi
pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan pemilihan terhadap
model-model pembelajaran modern. Dengan demikian proses pembelajaran akan
lebih variatif, inovatif dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan
pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan
kreativitas peserta didik.
Informasi yang diperoleh dari wawancara dengan guru bidang studi
biologi Apriana Harahap pada tanggal 31 januari 2012, beliau mengatakan bahwa
siswa di katakan tuntas belajar jika mencapai skor lebih besar atau sama dengan
70. Sedangkan di lihat hasil ulangan harian siswa masih ada yang memperoleh
nilai dibawah 70 yakni 60-69. Mengingat kondisi tersebut diatas, maka dalam
pembelajaran biologi,peneliti berupaya untuk merancang model pembelajaran
serta pemilihan media yang tepat agar tujuan pembelajaran biologi berhasil.
Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif unggul
dalam membantu siswa untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir
kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa. Selain itu, pembelajaran kooperatif
semakin penting untuk keberhasilan dalam menghadapi tuntutan kerja. Siswa
belajar dalam situasi belajar kooperatif didorong atau dituntut untuk bekerjasama
dalam penyelesaian suatu tugas. Demikian pula dalam belajar kooperatif dua atau
lebih individu saling bergantung untuk suatu penghargaan jika mereka berhasil
sebagai satu kelompok.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan
3
memungkinkan siswa belajar lebih rileks, disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.Menurut Slavin
(2005) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu:
tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams),
permainan (game), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team
recognition).
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang ada, model
pembelajaran TGT diyakini lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar.
Adapun kelebihannya yaitu: (1) Melatih siswa mengungkapkan atau
menyampaikan gagasan atau idenya; (2) Melatih siswa untuk menghargai
pendapat atau gagasan orang lain; dan (3) Menumbuhkan rasa tanggung jawab
sosial. Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dipilih sebagai salah satu
alternatif dan variasi baru dalam kegiatan pembelajaran di kelas agar siswa tidak
merasa bosan dan dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa untuk
berpikir, berargumen, berbicara dan mengutarakan gagasan-gagasannya, yang
di-harapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Selain itu dipilihnya model pembelajaran ini karena materi pokok bahasan
ekosistem sangat luas, karena konsep ekosistem mempelajari tentang makhluk
hidup dan lingkungan, baik biotik maupun abiotik, individu, populasi, komunitas,
konsumen, dekomposer, interaksi antar komponen dalam ekosistem, sedangkan
jam pelajaran yang tersedia terbatas. Dengan pembahasan secara detail yang
dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil diharapkan dapat mencakup seluruh
materi dan siswa dapat menguasai materi secara mendalam sehingga hasil
pembelajaran dapat bermakna bagi para siswa.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa metode pembelajaran koopertif tipe
Teams Games Tournament memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar
mengajar. Penelitian yang diadakan oleh Handayani (2010) menunjukkan bahwa
adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif
tipe TGT pada pembelajaran biologi. Sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif
TGT aktivitas siswa rendah, hanya mencapai 45% Namun setelah dilaksanakan
4
kognitif juga terdapat peningkatkan hasil belajar sebesar 85%. Sama halnya
dengan penelitian yang dilakukan Rohendi (2010) terdapat peningkatan hasil
belajar dengan nilai tertinggi 90 dan rata-rata 78,7%.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada saaat melaksanakan
penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Materi Pokok Ekosistem di Kelas X1 SMA Negeri I Meranti Kab.Asahan T.P 2011/2012”.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, ditemukan identifikasi
masalah yaitu :
1. Rendahnya hasil pembelajaran biologi siswa karena pembelajaran masih
didominasi oleh aktivitas guru.
2. Rendahnya daya serap siswa terhadap pembelajaran biologi.
3. Model dan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
4. Keaktifan siswa masih kurang ketika berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
5. Kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan
konvensional sebagai pilihan utama strategi belajar.
1.3.Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah, maka dari identifikasi
masalah yang ada, penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) untuk meningkatkan hasil belajar.
2. Materi pembelajaran dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pokok bahasan
Ekosistem.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Meranti T.P
5
1.4. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan sebagai dasar penelitian ini, maka di
rumuskanlah masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada peningkatan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok Ekosistem
dikelas X1 SMA Negeri 1 Meranti Kab. Asahan T.P 2011/2012 ?
2. Bagaimana hasil belajar biologi dan aktivitas siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok Ekosistem
dikelas X1 SMA Negeri 1 Meranti Kab. Asahan T.P 2011/2012 ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok
Ekosistem di kelas X1 SMA Negeri 1 Meranti Kab.Asahan T.P 2011/2012.
2. Untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok Ekosistem
dikelas X1 SMA Negeri 1 Meranti Kab. Asahan T.P 2011/2012.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam proses belajar mengajar nantinya
dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan suatu pokok
bahasan, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang optimum
2. Untuk pihak sekolah penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada
guru dan siswa dalam memperluas wawasan dan pengetahuan dalam proses
belajar mengajar.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT pada siklus I rata-rata nilai tes hasil belajar (pretes) siswa adalah 55,24
dan postes sebesar 67,04. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar kognitif setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Begitu
juga dengan siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai pretes 66,86
menjadi 77,14 pada postes. Adanya peningkatan pada setiap siklus menjadi
indikasi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan
hasil belajar kognitif siswa.
2. Ketuntasan belajar siswa di siklus I sampai siklus II menunjukkan kemajuan.
Terjadi peningkatan persentase sebanyak 40%, yaitu pada siklus I ketuntasan
belajar sebesar 37,14% dan pada siklus II ketuntasan belajar 77,14%.
3. Aktivitas belajar siswa ketika proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dari siklus I ke siklus II cenderung
meningkat dikarenakan persentase aktivitas siswa siklus I meningkat di
siklus II.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini saya sebagai pelaku penelitian memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, perolehan nilai siswa meningkat setelah
dilakukan tindakan pada siklus II. Berarti model pembelajaran kooperatif tipe
TGT dapat melatih siswa mengungkapkan gagasan atau idenya, melatih siswa
untuk menghargai pendapat orang lain dan menumbuhkan rasa tanggung
jawab sosial siswa. Oleh karena itu, pembeajaran kooperatif tipe TGT dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah perlu dilatihkan ke siswa,
56
terlebih bila dipadukan dengan aneka pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas
siswa .
2. Sebaiknya guru biologi dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT pada materi ekosistem sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2005), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Budi, (2009), bioma- savana, http://andimanwno.wordpress.com (accesed mei 2012 ).
Campbell N.A. et al. (2006) Biology Concepts & Connections. Edisi ke-5. Sanfracisco.
Darmayanti, N., (2009). Psikologi Belajar. Penerbit Citapustaka Media Perintis. Bandung.
Dimyanti, dan Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Djamarah, S. B., dan Zein, A., (2006). Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT Rieneka Cipta, Jakarta.
Handayani, Fitri., (2010). Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri
Purwodadi Kabupaten Pasuruan Pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi. Jurnal Penelitian Kependidikan. 4 (2) : 1 – 10.
Khabibah, S., (2006). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
Nurkancana, W., (1988), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya. Diseratasi. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
Rahmat, (2007), Pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournaments, http://suhadinetwordpress.com (accessed maret 2012).
Rohendi, Dedi., (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 3 (1) : 1- 4.
Sanjaya, Wina., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
58
Slametto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin,R.E., (2005), Cooperatif Learning Teori,Riset dan Praktik. Penerbit Nusa Media, Bandung.
Slavin,R.E., (2003), Educational Psycology: Theory and practise.Fourth Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon.
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Syamsuri, Istamar., (2004), Biologi untuk SMA Kelas X Semester 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Prawirohartono, Slamet & Hidayati, Sri., (2007). Sains Biolog 1 untuk SMA Kelas X. Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.
Pujianto, Sri.,(2008). Menjelajah Dunia Biologi 1 untuk SMA Kelas X. Penerbit
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Kontrusktivistis. Penerbit Prestasi Pustaka : Jakarta.
ii
RIWAYAT HIDUP
Erlina Hasbi Siregar dilahirkan di Kisaran, pada tanggal 05 Maret 1991.
Ayah bernama Hasanuddin Siregar dan ibu bernama Endang Larasati, merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SDN 106843
Jaharun-B,Galang dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri I Meranti, Kisaran dan lulus pada tahun
2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri I Meranti,
Kisaran dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program
Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu