• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN MEDIA MOVIE MAKER PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI DAN KEGUNAANNYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN MEDIA MOVIE MAKER PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI DAN KEGUNAANNYA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN MEDIA M O VI E M A K E R PA D A PO K O K B A H A S A N

M I N Y A K B U M I D A N K E G U N A A N N Y A

Oleh :

Tiur I.R Tambunan NIM 4103131075

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

dan kebaikanNya mengaruniakan kesehatan dan kemudahan kepada penulis

hingga karya tulis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Langsung

Menggunakan Media Movie Maker Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi Dan Kegunaannya” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Drs. Wesly Hutabarat, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak penyusunan

proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S,

Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, dan Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang

membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi

ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Murniaty

Simorangkir, MS selaku Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan

Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah

membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Tuti

Kusrini S. Pd serta Bapak Ibu guru di SMK dan SMA Swasta, Budi Agung Medan

atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Bapak (Hulman

tambunan) dan Mamak (Kasania Nainggolan) yang telah bekerja keras demi

tercapainya cita-cita penulis, terima kasih untuk doa, kasih sayang dan

dukungannya. Juga kepada abang dan adik-adik penulis (Jonri, Hendro, Nela dan

Vitha), penulis menyampaikan terimah kasih atas dukungan dan bantuan selama

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Ucapan trimakasih juga penulis

(4)

v

Risna, Yos, Romi, Rinces, Melva, Sarika dan teman-teman lainnya), kepada

teman- teman PPLT SMK Swasta Persiapan Siantar (Mitung, Flo, Ebita, Mo,

Limbong, Daniel, Horas, Lodien, Fernandus dan teman-teman lainnya), juga

kepada Sri, Kak Mely, Kak Atikah, Bu July, Bu Masitha, Bu Ahadiah, Bou Putri

dan Victorious Kids yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa kepada

penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2014

Penulis,

(5)

iii

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model pembelajaran Langsung Menggunakan Media

Movie Maker Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi Dan Kegunaannya. Tiur I.R Tambunan (NIM 4103131075)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung menggunakan media movie maker pada pokok bahasan minyak bumi dan kegunaannya. Penelitian ini dilaksanakan dibulan Mei – Juni 2014. Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMK Swasta Budi Agung Medan Jurusan Teknik Kendaraan Ringan sebanyak 4 kelas dengan jumlah 165 orang, 2 kelas terpilih menjadi sampel eksperimen 1 sebanyak 30 orang dan sampel eksperimen II sebanyak 30 orang juga. Sebelum dilakukan penelitian instrumen soal yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan dengan uji statistik. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan hasil rata-rata pretes kelas eksperimen I 52,666 dan rata-rata postesnya 83,333 sedangkan pada kelas eksperimen II rata-rata nilai pretest 53 dan nilai postesnya sebesar 76,666. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 65,9 % dan pada kelas eksperimen II 47,6 %. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji t dengan kriteria pengujian Ha diterima jika thitung > ttabel. Berdasarkan perhitungan harga thitung = 4,15 kemudiaan dikonsultasikan t(0,05) (n1 + n2 – 2) pada ɑ = 0,05 maka secara interpolasi diperoleh harga thitung > ttabel = 4,15 > 1,9, maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan media movie maker dibandingkan dengan model pembelajaran langsung menggunakan media movie maker.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 5

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Batasan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan teoritis 8

2.1.1. Hasil Belajar Kimia 8

2.1.2. Model Pembelajaran Inkuiri 8

2.1.3. Konsep Dasar Model Pembelajaran Inkuiri 9

2.1.4. Prinsip-prinsip Penggunaan MPI 10

2.1.5. Model Inkuiri Terbimbing 12

2.1.6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 12

2.1.7. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 14

(7)

vii

2.1.9. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran 15

2.1.10. Media Pembelajaran 17

2.1.11. Media Berbasis Komputer 20

2.1.12. Windows Movie Maker 21

2.1.13. Minyak Bumi 23

2.1.14. Proses Pembentuakan Minyak Bumi 24

2.1.15. Pengolahan Minyak Bumi 25

2.1.16. Dasar dan Teknik Pemisahan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi 26

2.1.17. Bensin dan bilangan oktan 28

2.2. Kerangka Berpikir 30

2.3. Hipotesis 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 32

3.2. Populasi dan sampel 32

3.2.1. Populasi 32

3.2.2. Sampel 32

3.3. Variabel dan Instrument Penelitian 32

3.3.1. Variabel 32

3.3.2. Instrument Penelitian 33

3.4. Rancangan / Desain Penelitian 37

3.5. Teknik Pengumpulan Data 39

3.6. Teknik Analisis Data 40

3.6.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 43

4.1.2. Data Hasil Penelitian 44

4.2. Analisis Data Penelitian 45

(8)

viii

4.2.2. Uji Homogenitas Data 46

4.2.3. Pengujian Hipotesis 46

4.3. Pembahasan 47

.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 55

(9)

x

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pengajaran Langsung 16

Tabel 2.2. Komposisi Minyak Bumi 24

Tabel 2.3. Fraksi-fraksi Hasil Destilasi Bertingkat Minyak Bumi 27

Tabel 2.4. Jenis-jenis bensin yang diproduksi pertamina 29

Tabel 2.5. Jenis Zat Pencemar dari Pembakaran bensin 29

Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal 34

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 37

Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian 45

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data 45

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data 46

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 47

(10)

ix

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 2.1. Minyak bumi, gas alam, dan batu bara di dalam lapisan bumi 26

Gambar 3.1. Desain Penelitian 38

Gambar 4.1. Tingkatan Aspek Kognitif Kelas Eksperimen I 48

Gambar 4.2. Tingkatan Aspek Kognitif Kelas Eksperimen II 48

Gambar 4.3. Perbandingan Ranah Kognitif yang terkembangkan Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 49

Gambar 4.4. Diagram Peningkatan Hasil Belajar 50

(11)

xi

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 59

Lampiran 3. Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar (sebelum divalidasi) 70

Lampiran 4. Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar (setelah divalidasi) 79

Lampiran 5. Rumusan Masalah Pertemuan 1 86

Lampiran 6. Materi Pelajaran Pertemuan 1 91

Lampiran 7. Rumusan Masalah Pertemuan 2 98

Lampiran 8. Materi Pelajaran Pertemuan 2 101

Lampiran 9. Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelajaran 106

Lampiran 10. Dokumentasi Foto Penelitian 118

Lampiran 11. Perhitungan Mencari Validitas Soal 124

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soa 126

Lampiran 13. Perhitungan Taraf kesukaran Soal 128

Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda 130

Lampiran 15. Data Penelitian 132

Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi,

Varians Hasil belajar 133

Lampiran 17. Uji Normalitas 138

(12)

xii

Lampiran 19. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 144

Lampiran 20. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi,

Varians Data Gain Tes 147

Lampiran 21. Uji Normalitas Data Gain Tes 150

Lampiran 22. Uji Homogenitas Gain Tes 152

Lampiran 23. Pengujian Hipotesis 154

Lampiran 24. Tabulasi Skor Gain 155

Lampiran 25. Rata-rata Skor Gain 160

Lampiran 26. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment 162

Lampiran 27. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 163

Lampiran 28. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t 164

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun 2013 tentang

SISDIKNAS)

Peranan pendidikan sangat penting bagi seluruh aspek kehidupan manusia.

Hal ini disebabkan karena pendidikan terpengaruh langsung terhadap

perkembangan kehidupan manusia. Seperti yang diungkapkan Syaodik,

pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya (Barus dan

Silitonga, 2006). Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam

karakteristik dan perubahan ini sebagai akibat dari adanya usaha dari individu

yang belajar.

Guru sangat berpengaruh dalam perkembangan pendidikan. Guru

merupakan dasar penentu kualitas lulusan siswa yang baik maupun buruk. Maka

dari itu sangat diperlukan kualitas guru yang profesional dalam proses

perkembangan pendidikan, guru dituntut tidak hanya pintar dalam penguasaan

materi pelajaran, tetapi juga diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik

supaya proses pembelajaran berjalan dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (Jauhar, 2011). Maka dari itu hendaknya guru dalam proses

pembelajaran tidak hanya bersifat mentransfer ilmu, tetapi juga mampu membantu proses pemahaman materi pelajaran melalui pemilihan model dan media

pembelajaran yang sesuai.

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), siswa-siswi SMK kurang menaruh

perhatian terhadap pelajaran kimia yang berdampak pada hasil belajar kimia yang

(14)

2

aktivitas siswa yang kurang aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),

kurangnya minat belajar siswa, interaksi siswa dalam KBM kurang terjalin

dengan baik, model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang bervariasi, dan

penggunaan media pembelajaran masih jarang digunakan guru, sehingga

menyebabkan kejenuhan pada siswa pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM)

berlangsung, serta anggapan yang salah pada siswa SMK bahwa konsep-konsep

dalam pelajaran kimia tidak penting dan tidak berguna untuk jurusan mereka.

Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan salah seorang guru

kimia di SMK Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Budi Agung

Medan, model pembelajaran yang biasa digunakan disekolah tersebut adalah

model pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa belum mencapai

ketuntasan 50% dari jumlah siswa. Faktor utama yang dirasakan sebagai

penyebab kurangnya hasil belajar kimia siswa dalam kegiatan belajar kimia

adalah siswa menganggap bahwa kimia adalah pelajaran yang abstrak, berisi

konsep-konsep yang membingungkan dan mereka lebih menyukai praktek

daripada belajar teori.

Pembelajaran konvensional selama ini yang terjadi di sekolah SMK

Swasta Budi Agung Medan, yakni guru masih sering melakukan ceramah untuk

menyampaikan materi pelajaran dan tanya jawab antara guru dan siswa untuk

membahas permasalahan yang diberikan. Guru tidak memakai media

pembelajaran saat mengajar dikelas. Inilah yang membuat siswa kurang respon,

sulit memahami materi pelajaran dan menyelesaikan persoalan yang diberikan

oleh guru.

Dalam belajar kimia hendaknya fakta, konsep dan prinsip- prinsip fakta

tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang

lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan

dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Maka dari itu,

untuk mempermudah pemahaman dan penalaran siswa guru harus dapat

(15)

3

Sebuah penelitian oleh Raden Rara Siti Toyibah (2012) diperoleh hasil

bahwa terdapat pengaruh penggunaan media movie maker untuk meningkatkan

hasil belajar kimia siswa, dimana pada kelas eksperimen diperoleh peningkatan

hasil belajar 72,00 %.dan kelas kontrol (tanpa menggunakan media movie maker)

40%. Oleh pertimbangan ini, peneliti mengintegrasikan media movie maker dalam

model – model pembelajaran yang akan dibandingkan. Media ini digunakan untuk

menciptakan sebuah film yang dapat didesain semenarik mungkin agar siswa –

siswi SMK lebih termotivasi dalam belajar dan memudahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran yang diajarkan.

Pokok bahasan minyak bumi pernah diteliti oleh Mahrani Safitri (2006)

dalam skripsi berjudul “ Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Pada Materi Pokok Minyak Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan efektifitas sebesar 34,17 % terhadap peningkatan hasil belajar siswa

pada materi pokok minyak bumi. Dalam penelitian ini, peneliti berkeinginan

mengajarkan materi minyak bumi dengan model pembelajaran berbasis sains

yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Dalam beberapa jurnal inkuiri (Narni Lestari Dewi,dkk 2013), skor

rata-rata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri

terbimbing yakni 78,12 berada pada kategori tinggi/lebih besar dari pada rata-rata

skor hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional

yakni 59,76 pada kategori sedang dan hasil penelitian Nasution Riyadhoh (2007)

menunjukkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan metode inkuiri

terbimbing meningkat sebesar 77,03 lebih tigggi dibandingkan dengan hasil

belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional yaitu 68,46, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada model pembelajaran konvensional.

Strategi inkuiri akan membuat siswa menjadi lebih kreatif, berpikir positif

dan bebas berekspresi (Kuhne 1995 dalam Alberta 2014). Hal ini berlaku

menyeluruh pada semua siswa walaupun setiap individu membutuhkan perhatian

(16)

4

(2013) dalam skripsi berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi di SMA kelas XI T.A 2012/2013. “ dan penelitian dari Suhendry Panjaitan (2013) dalam skripsi berjudul “Pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terintegrasi pendidikan karakter terhadap hasil belajar kimia siswa SMA”, analisis hasil

penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan

strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional.

Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat teacher

center. Menurut Arends (dalam Trianto, 2011), model pengajaran langsung adalah

salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses

belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan

prosedural yang tersruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan

yang bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu model pembelajaran

langsung ditunjukkan pula untuk membantu siswa mempelajari keterampilan

dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung

adalah dua model pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda. Dimana, model

pembelajaran inkuiri berpusat pada siswa sedangkan model pembelajaran

langsung berpusat pada guru. Peneliti berkeinginan melakukan penelitian untuk

mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK bila

diajar dengan kedua model diatas bila menggunakan media movie maker dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berkeinginan melakukan

penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

(17)

5

1.2 Ruang lingkup

Ruang Lingkup penelitian ini adalah perbedaan model pembelajaran

inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung dengan media movie maker

pada pokok bahasan Minyak Bumi dan Kegunaannya dan pengaruhnya terhadap

peningkatan hasil belajar siswa di SMK Swasta Budi Agung Medan kelas XI

SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas ditetapkan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar kimia siswa yang diperoleh menggunakan

model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media movie maker

dibandingkan dengan model pembelajaran langsung dengan media movie

maker pada materi pokok minyak bumi dan kegunaannya?

2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media movie maker

dibandingkan dengan model pembelajaran langsung menggunakan media

movie maker?

3. Ranah kognitif manakah yang terkembangkan pada siswa melalui

pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing menggunakan media movie

maker dan model pembelajaran langsung menggunakan media movie

maker pada materi pokok minyak bumi dan kegunaaannya?

1.4 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah penelitian ini, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan model pembelajaran langsung.

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media movie maker.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK semester 2 di SMK Swasta

(18)

6

4. Pokok Bahasan yang diajarkan Minyak Bumi dan Kegunaanya di SMK

Budi Agung Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

5. Penelitian ini menilai aspek kognitif, yaitu berdasarkan Taksonomi Bloom

dari C1-C3

1.5 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media movie maker dan

hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung

menggunakan media movie maker.

2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media

movie maker dibandingkan dengan model pembelajaran langsung

menggunakan media movie maker.

3. Untuk mengetahui ranah kognitif yang terkembangkan pada siswa melalui

pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing menggunakan media movie

maker dan model pembelajaran langsung menggunakan media movie

maker pada materi pokok minyak bumi dan kegunaaannya.

1.6. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan mahasiswa jalur pendidikan untuk

dapat memilih model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat

untuk nantinya melaksanakan pengajaran di sekolah.

2. Siswa mendapat pengalaman belajar yang baru dengan diterapkannya

model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran langsung

dengan media movie maker

3. Sebagai sumbangan pikiran dalam dunia pendidikan guna memajukan

(19)

7

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam

praktiknya guru menyediakan bimbingan dan petunjuk bagi siswa. Peran

guru dalam model ini lebih dominan daripada siswa. Guru membuat

rumusan masalah, lalu menyerahkannya pada siswa. Guru tidak langsung

melepas segala kegiatan yang dilakukan siswa. Bimbingan dan arahan

dalam model ini masih sangat dibutuhkan. Inkuiri terbimbing ini biasanya

digunakan pada siswa yang belum pernah melakukan model inkuiri.

(Hartono. 2013)

2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan sikap,

(20)

56

DAFTAR PUSTAKA

Alberta., (2004), focus on inquiry: a techer guide to implementing inquiry Based

learning, (http:www. Learning. Gov. Ab. C/k 12 / currichulum/by

subject/jocusoninquiry.pdf.) diakses 3 Maret 2014.

Arikunto, S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Arsyad, A., (2010), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Dewi, Narni Lestari dkk., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA, e-Journal Pascasarjana

Terbimbing Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar.

Volume 3.

Dimyati, Mujiono., (2002). Belajar dan pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta.

Erawati, dkk., (2009), Kimia 2 untuk SMK Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.

Jauhar, mohammad., (2011). Implementasi Paikem Dari Behavioristik sampai

Kontruktivistik. Prestasi Pustaka, Jakarta.

Habeahan, Sastrina. (2013). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju reaksi di SMA kelas XI T.A

2012/2013, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Hartono, Rudi., (2013), Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid,

Diva press, Yogyakarta

(21)

57

http ://

www.tobipuken.com/indexphp/animasi/62-membuat-video-dengan-windows-movie-maker, artikel, diakses 7 Maret 2014

Nn, (2009), Movie maker vs Adobe Preire

http

://coretankami.wordpress.com/2009/10/19/movie-maker-vs-adobe-premiere//artikel, diakses 7 Maret 2014

Riyadoh, Nasution., (2007). Metode Pembelajaran Inkuiri terbimbing, Jurnal

pendidikan, Jakarta. ,http://www.bse.depdiknas.go.id diakses tanggal 7

maret 2014.

Safitri, Maharani., (2006). Efektifitas Penerapan pemebelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Pada Materi Pokok Minyak Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran, Penerbit Kencana Prenada Media

Group. Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Penerbit Kencana. Penerbit Kencana, Jakarta.

Silitonga, P M, Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA UNIMED,

Medan.

Sudarmo, Unggul., (2004), Kimia SMA 1, Erlangga, Jakarta.

Sudjana, N., (2005), Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Sunardi,. (2011), Kimia Bilingual, Yrama Widya, Bandung.

Softyatiningrum, dkk., (2007), Sains Kimia 1, Bumi aksara, Jakarta.

(22)

58

MenggunakanWindows Movie Maker Untuk Meningkatkan Kualitas

Karakter Dan Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA, Skripsi, FMIPA,

UNIMED, Medan.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Penerbit

Rineka Kencana, Jakarta.

Trianto, M.Pd. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.

Penerbit Kencana. Jakarta.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2006.PT Arnas Duta Jaya. Jakarta.

Warjana., (2007), Teknik Cespleng Membuat video & Mengelola foto dengan

Referensi

Dokumen terkait

Melihat pentingnya analisis tingkat kesehatan bank kesehatan bank untuk mengetahui kondisi dan posisi bank, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai

Implementasi model Cooperatife Learning tipe STAD dengan media permainan ular tangga dapat meningkatkan kreativitas belajar IPS siswa sesuai dengan indikator yang

Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, hasil penelitian ini akan dapat memberikan informasi tentang prestasi akademik dan korelasinya dengan

Untuk mengetahui pengaruh kualitas jasa pelayanan kredit dan diversifikasi produk terhadap kepuasan nasabah pada BMT Tumang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyo lali.. Untuk

Salep basis lanolin memiliki sifat emolien (pelunak kulit) dan menyimpan lapisan berminyak pada kulit (Lachman et al., 1994). Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas

[r]

dan quantum learning lebih baik dari pada pemahaman konsep siswa yang. diberi

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Core Self-Evaluation pada Work Engagement dengan Iklim Psikologis sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Karyawan